PAPER
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Khusus
Dosen Pengampu : dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes (Epid)
Oleh :
Nurkhaqiqotul Mazidah
NIM. 6411417015
Peminatan Epidemiologi dan Biostatistika
PENDAHULUAN
kesehatan ibu dan anak. Pada dasarnya program-program tersebut lebih menitik
beratkan pada upaya-upaya penurunan angka kematian bayi dan anak, angka
kelahiran kasar dan angka kematian ibu. Hal ini terbukti dari hasil-hasil survei
yang menunjukkan penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran
kasar. Namun tidak demikian halnya dengan angka kematian ibu (MMR) yang
ISPA, diare dan tetanus yang sering diderita oleh bayi dan anak acap kali berakhir
dengan kematian. Demikian pula dengan peryakit-penyakit yang diderita oleh ibu
hamil seperti anemia, hipertensi, hepatitis dan lain-lain dapat membawa resiko
berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-
dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan
cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu,
termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan
ISI
wanita untuk sesuai pelayanan medis yang sesuai. Perawatan pasca persalinan
setiap pertemuan dan kesepakatan internasional sejak akhir tahun 1980 an,
termasuk pertemuan milenimun (MDGs) di tahun 2000 (UN, 2000). MDG’s ini
antara lain persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, cakupan
ibu, suami siaga, posyandu, polindes, dan lain sebagainya. Terlepas dari persoalan
ibu dan anak adalah isu yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor-
tidak memiliki akses ke pelayanan kesehatan maternal, dan 56 persen ibu hamil
Persalinan ini sangat memengaruhi angka kematian ibu dan anak sekaligus.
Di Indonesia angka kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi yaitu 228
per 100 ribu kelahiran. Meskipun angkat tersebut telah mengalami penurunan dari
307 per 100 ribu kelahiran di tahun 2002/2003, tetapi masih mengungguli AKI
infeksi. Penyebab lainnya adalah aborsi tidak aman yang dilakukan karena
memiliki risiko tinggi bagi kesehatan maternal. Oleh karena itu status kesehatan,
asupan gizi, dan akses terhadap layanan kesehatan maternal perlu ditingkatkan.
Padahal selama ini sebagian besar ibu tidak memiliki kesempatan pengambilan
menempatkan ibu sebagai warga kelas dua, kondisi ini juga berkaitan dengan
sikap dan pemahaman yang rendah terhadap kesehatan maternal. Beban dan
tanggung jawab ibu tidak berkurang meskipun dalam kondisi hamil. Dalam
jarak kelahiran yang terlalu dekat atau melahirkan di usia yang telah lanjut. Oleh
karena itu dirasa perlu melakukan kajian mengenai kesehatan maternal dan faktor-
program KIA, seperti yang diuraikan dalam BAB II. Sasaran yang digunakan
dalam PWS KIA berdasarkan kurun waktu 1 tahun dengan prinsip konsep wilayah
antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali
pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat
dalam kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi
standar.
Adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42
hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6
jam s/d hari ke-3 (KF1), hari ke-4 s/d hari ke-28 (KF2) dan hari ke-29 s/d hari ke-
42 (KF3) setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan nifas secara lengkap
(memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan serta untuk
pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
neonatal.
f. Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0-28 hari (KN Lengkap).
paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6 48 jam, 1 kali pada
hari ke 3 hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 hari ke 28 setelah lahir disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui
Adalah cakupan ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang
ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke tenaga
kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Masyarakat disini,
bisa keluarga ataupun ibu hamil, bersalin, nifas itu sendiri. Indikator ini
pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitif sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
pelayanan kesehatan secara professional kepada ibu hamil bersalin dan nifas
dengan komplikasi.
i. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus
definitif oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penanganan definitif
adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi neonatus yang
ditangani adalah seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat hasilnya hidup atau
sesuai dengan kewenangannya, atau dapat dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih
tinggi.
kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari 2 bulan, 1 kali pada umur 3 5 bulan, dan satu
kali pada umur 6 8 bulan dan 1 kali pada umur 9 11 bulan sesuai standar di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui
setahun.
l. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Sakit yang dilayani dengan
MTBS
Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator
ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai
PUS : Pasangan yang istrinya berusia 15-49 tahun atau lebih dari 49 tahun masih
menstruasi.
menghitung Angka Kematian Ibu (AKI). Estimasi AKI dalam Survei Demografi
turun menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup, hal itu perlu ditafsirkan secara
juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu
meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Dengan kecenderungan
seperti ini, pencapaian target MDG untuk menurunkan AKI akan sulit bisa
terwujud kecuali apabila dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat
laju penurunannya.
a) Disparitas
ibu. adalah perdarahan, eklampsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat
b) Perdarahan
mendadak, bertanggung jawab atas 28 persen kematian ibu. Sebagian besar kasus
perdarahan dalam masa nifas terjadi karena retensio plasenta dan atonia uteri. Hal
ini mengindikasikan kurang baiknya manajemen tahap ketiga proses kelahiran dan
c) Eklampsia
yang sederhana dan murah yang dapat mencegah kematian ibu karena eklampsia.
merupakan suatu penyakit yang timbul dimana saat seorang wanita sedang
mengandung / atau hamil. Kehamilan adalah salah satu bagian paling indah dari
kehidupan wanita tetapi banyak kali masalah kecil dapat membuat risiko tinggi
untuk wanita hamil dan bayi to-be-lahir. Kehamilan masalah hari ini telah menjadi
hal biasa bagi hampir setiap wanita dan masalah ini tampaknya akan
menghancurkan pesona asli dari periode yang hamil perempuan harus benar-benar
menikmati. Infeksi pada tubuh, beberapa bahan kimia, atau beberapa jenis radiasi
Komplikasi akan muncul setiap saat selama kehamilan atau mungkin setelah
kelompok :
2.5.1.1 Perdarahan
terjadi di tempat yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut tidak mampu melakukan tindakan yang diperlukan,
2.5.1.2 Pre-Eklampsia-Eklampsia
tungkai dan muka, tekanan darah tinggi, dan dalam air seni terdapat zat putih telur
a. Letak Lintang
Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua (8-9
bulan): kepala ada di samping kanan at au kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang
tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin melintang
b. Letak Sungsang
(hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau kaki di bawah. Bayi
keadaan plasenta, keadaan jalan lahir) dan dari janin (tali pusat pendek,
2.5.1.4 Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan
ini mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau
sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ -1 liter. Karena rahim
sangat besar akan menekan pada organ tubuh sekitarnya, yang menyebabkan
b. Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi air ketuban 2 liter.
Ketuban Pecah Dini yaitu keluarnya cairan berupa air dari vagina
setelah kehamilan berusia 22 minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi
serviks (leher rahim), pada rahim bagian bawah. Di dalam rahim, plasenta bisa
menutupi lubang serviks secara keseluruhan atau hanya sebagian. Plasenta previa
biasanya terajdi pada wanita yang telah hamil lebih dari 1 kali atau wanita yang
terjadi perdarahan yang jumlahnya bisa semakin banyak. Darah yang keluar
Jika perdarahannya ringan dan persailinan masih lama, bisanya dianjurkan untuk
menjalani tirah baring. Hampir selalu dilakukan operasi sesar karena cenderung
selama masa hamil, tidak seperti morning sickness yang biasa dan bisa
bisa memicu atau memperburuk muntah. Berat badann pendertia menurun dan
darah sehingga darah menjadi terlalu asam. Jika muntah terus terjadi, bisa terjadi
dirawat dan mendapatkan cairan, glukosa, elektrolit serta vitamin melalui infus.
Penderita berpuasa selama 24 jam. Jika perlu, bisa diberikan obat anti-
mual dan obat penenang. Jika dehidrasi telah berhasil diatasi, penderita boleh
mulai makan makanan lunak dalam porsi kecil. Biasanya muntah berhenti dalam
beberapa hari. Jika gejala kembali kambuh, maka pengobatan diulang kembal.
2.5.1.8 Abrupsio Plasenta
normal pada dinding rahim sebelum waktunya, yang terjadi pada saat kehamilan
abrupsio lebih sering ditemukan pada wanita yang menderita tekanan darah tinggi,
penyakit jantung, diabetes atau penyakit rematik dan wanita pemakai kokain.
terjadi perdarahan rahim yang berasal dari sisi tempat menempelnya plasenta.
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain sesak napas, jantung
berdebar, dada terasa berat (kadang -kadang nyeri), nadi cepat, kaki bengkak
Keluhan tersebut timbul di waktu kerja berat. Sedangkan pada payah jantung yang
berat dirasa pada saat kerja ringan atau sedang beristirahat/berbaring. Pada saat
kehamilan, penyakit jantung ini akan menjadi lebih berat. Pengaruh penyakit
pertumbuhan janin dengan berat badan lahir rendah, prematuritas, kematian janin
2.5.2.2 Tuberkulosis
Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain batuk lama
tak sembuh-sembuh, tidak suka makan, badan lemah dan semakin kurus, batuk
darah. Penyakit ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap janin dan tidak
ibu hamil, tenaga dan termasuk ASI ikut berkurang, bahkan ibu dianjurkan untuk
2.5.2.3 Anemia
Angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita yang mendapat
setiap 3 bulan atau paling sedik it 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada
triwulan pertama dan sekali lagi pada triwulan terakhir. Keluhan yang dirasakan
ibu hamil adalah: lemas badan, lesu, lekas lelah, mata berkunang-kunang, jantung
daya tahan ibu hamil sehingga ibu mudah sakit, menghambat pertumbuhan janin
sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah dan persalinan prematur.
2.5.2.4 Malaria
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antar a lain panas tinggi,
menggigil sampai keluar keringat, sakit kepala, muntah -muntah. Bila penyebab
malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka akan mengganggu
ibu hamil dan kehamilannya. Bahaya yang mungkin terjadi antara lain
a. Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar dengan berat
terakhir.
glikosuria.
kebakaran).
2.5.2.6 Inkompatibilitas rh
hamil dan darah bayinya. sebagai akibat dari inkompatibilitas rh, tubuh ibu akan
beberapa sel darah merah pecah dan kadang menyebabkan penyakit hemolitik
(sejenis anemia) pada bayi. golongan darah ditentukan berdasarkan kepada adanya
molekul-molekul pada permukaan sel darah merah. golongan darah rh terdiri dari
2.6 PENYEBAB
pemandangan lazim kalau kita melihat ibu-ibu yang sudah hamil lagi padahal ia
masih menggendong bocah kecil atau malah menyusui bayinya. Perencanaan yang
baik memungkinkan ibu mengatur jarak ideal antara kehamilan yang satu dengan
tidak empat bulan untuk meminimalkan efek negatif zat-zat kimia berbahaya.
akan berkurang secara signifikan bila Si Ibu cukup mengonsumsi asam folat.
konsepsi. Di saat itu biasanya yang bersangkutan belum menyadari kalau dirinya
hamil. Itulah mengapa konsumsi asam folat sebaiknya dimulai beberapa bulan
Zat besi juga sangat penting. Selama kehamilan, calon ibu membutuhkan
zat besi dua kali lipat dari kebutuhan sebelum hamil. Kalau kebutuhan zat besi ini
tidak tercukupi, Si Calon Ibu akan mengalami anemia atau rendahnya kadar zat
besi dalam darahnya. Kondisi ini diperburuk oleh frekuensi kehamilan yang
2.6.4 Infeksi
nfeksi pada kandung kemih, serviks (mulut rahim) ataupun infeksi pada
risiko mengalami persalian prematur dan preeklampsia. Jadi, jauh lebih baik
mengobati infeksi apa pun sebelum hamil hingga saat hamil tubuh benar-benar
kehamilan kembar, tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau ginjal dan
diabetes. Di banyak negara, ibu hamil mendapat vaksin tetanus toksoid guna
mencegah tetanus pada bayi baru lahir. Ketika usia kehamilan mencapai 26-28
minggu biasanya akan dilakukan pemeriksaan terhadap ada tidaknya Streptokokus
B. Kalau bakteri ini ada di usus besar bukan tidak mungkin nantinya akan
situasi darurat bagi wanita hamil, yakni perdarahan melalui vagina, wajah tiba-
tiba bengkak, rasa sakit yang hebat dan terus-menerus di kepala atau tangan,
penglihatan yang tiba-tiba berkabut, rasa sakit yang luar biasa di daerah perut,
janin mendadak berubah, membanjirnya cairan lewat vagina, rasa perih atau tak
dengan cacat fisik ataupun gangguan perilaku. Ada banyak kasus di mana ibu
hamil yang kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang melahirkan bayi dengan
sindrom menarik diri. Meskipun banyak yang beranggapan bahwa 1 seloki kecil
anggur bila diminum sesekali selama kehamilan tidak akan membahayakan janin.
Namun para dokter biasanya akan menganjurkan para ibu hamil untuk total
meninggalkan hal-hal tadi selama hamil. Calon ibu juga sebaiknya benar-benar
2.6.7 Obat-obatan
Sebaiknya tidak minum obat apa pun bila memang tidak ada indikasi
ekstrem. Bayi baru lahir dengan berat rendah (kurang dari 2,5 kg) memiliki risiko
kematian 40 kali lebih tinggi dibanding bayi lahir dengan berat rata-rata atau
Ini berarti Si Ibu Hamil makan dengan kuantitas yang tidak berlebih.
organ tubuh. Penambahan berat badan yang ideal adalah 9-12 kg pada akhir
2.6.9 Kebersihan
Hubungan intim pada dasarnya tak jadi masalah. Asalkan jangan dilakukan di
sebaiknya dibatasi. Suhu yang teramat tinggi dan latihan berlebih juga harus
dihindari. Begitu pula dengan berdiri terlalu lama ataupun melakukan pekerjaan
yang menyita banyak tenaga. Saat berkendara, sabuk pengaman tetap wajib
dikenakan tapi dengan ikatan yang cukup konggar agar tak menekan perut.
melahirkan di RS, klinik bersalin atau bahkan di rumah, apakah secara normal
atau sesar. Si Ibu hamil juga wajib tahu, sampai batas tertentu, bagaimana dia
akan ditolong oleh dokter kandungan atau bidan. Ibu hamil pun harus memahami
terjadi komplikasi, contohnya. Maka ibu perlu tahu ke rumah sakit mana ia harus
mencari pertolongan, terutama bila terjadi perdarahan. Kondisi seperti ini yang
tidak sedikit kaum ibu yang menemui ajal saat melahirkan karena mengalami
perdarahan.
yang normal. Pada saat yang dini dalam masa kehamilan, para ibu mungkin akan
melihat adanya perdarahan sedikit atau bintik darah sekitar waktu pertama kali
haid mereka berhenti. Perdarahan ini adalah perdarahan implementasi
(penanaman) dan hal itu adalah normal. Cara mendeteksinya seorang bidan harus
flek, berapa banyak darah yang sudah hilang, apa warna darah tersebut, adakah
gumpalan darah beku dan lain-lain. Pada waktu-waktu lain dalam masa
kehamilan, perdarahan ringan mungkin bisa merupakan suatu pertanda dari cervix
yang rapuh. Perdarahan jenis ini bisa merupakan hal yang normal atau bisa juga
normal adalah perdarahan yang merah, berat dan menyakitkan. Perdarahan seperti
ini bisa menjadi pertanda telah terjadi abortus kehamilan, atau kehamilan ektopik.
Tugas bidan adalah melakukan pemeriksaan luar, raba dan rasakan kelembutan
Pada usia kehamilan selanjutnya, perdarahan abnormal adalah merah, banyak dan
jenis ini bisa menjadi pertanda adanya placenta previa atau placenta abruption.
mengindikasikan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat yang
berlangsung terus menerus dan tidak bisa hilang dengan jalan istirahat. Kadang-
kadang, dengan sakit kepala yang sangat berat, seorang ibu bisa merasakan bahwa
bintik hitam dihadapan matanya. Sakit kepala berat dalam masa kehamilan
terjadi masalah penglihatan. Periksa tekanan darah, protein urine, refleks dan
edema. Periksa suhu badannya dan jika suhunya naik pertimbangkan untuk
penglihatan) seorang ibu bisa berubah pada saat kehamilan. Perubahan kecil
dalam masa ini adalah normal. Masalah penglihatan yang bisa mengindikasikan
preeklamsia. Pada kasus ini lakukan pemeriksaan tekanan darah, protein urine,
pembengkakan yang sifatnya normal pada kaki dan telapak kaki yang biasanya
muncul pada akhir (sore) hari dan biasanya akan hilang setelah istirahat atau
dengan meninggikan kaki sedikit. Pembengkakan yang bisa mengindikasikan
adanya masalah yang serius ialah bila pembengkakan tersebut berada di wjaah dan
tangan, dan tidak mau hilang setelah istirahat, dan hal ini disertai dengan keluhan-
keluhan fisik lainnya. hal ini bisa merupakan pertanda adanya anemia, kegagalan
tentang tanda-
normal biasanya adalah tidak normal. Rasa sakit abdominal yang mungkin bisa
mengindikasikan masalah yang mengancam jiwa ialah rasa sakit yang parah, terus
berlanjut dan tidak bisa diperingan dengan jalan istirahat. Hal ini bisa berarti
denyut nadi.
seharusnya bergerak sedikitya 3 kali dalam 3 jam. Pergerakan tersebut akan lebih
mudah dirasakan ketika berbaring atau beristirahat dan pada waktu ibu cukup
tanyakan pada ibu, kapankah terakhir kalinya bayi tidak bergerak?. Lakukan
memperhatikan asupan dan nutrisinya. Tidak hanya karena harus member makan
janin yang di kandungnya, ibu hamil juga bisa mencegah komplikasi kehamilan
dengan menjaga asupan nutrisi yang seimbang. Berikut ini adalah beberapa cara
Hindari paparan bahan kimia dan zat-zat beracun, seperti cat, timbale,
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba, 1998).
Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil
pembuahan (yaitu, janin yang viable, plasenta dan ketuban) dari dalam uterus
sedangkan persalinan normal merupakan proses yang normal dengan janin cukup
bulan, presentasi occiput, dilakukan melalui jalan lahir spontan sesuai kurva
retraksi otot-otot rahim, ditambah kerja otot-otot volunter dari ibu, yaitu kontraksi
dilahirkan. Untuk dapat dilahirkan janin harus mengatasi tekanan atau resistensi
wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala
berikut :
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2.9.4.1 Kala I
a. Fase laten berlangsung selama 7-8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat
b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam,
2.9.4.2 Kala II
janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung 1,5 jam pada
2.9.4.4 Kala IV
(tekanan darah, nadi dan pernapasan), kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan.
Komplikasi persalinan adalah kondisi dimana nyawa ibu dan atau janin
kejadian komplikasi tersebut antara lain usia, pendidikan, status gizi dan status
terjadinya komplikasi persalinan dikarenakan semakin muda usia ibu saat terjadi
ibu yang masih sempit serta alat-alat reproduksi yang belum matur, usia
kehamilan yang terlalu muda saat persalinan mengakibatkan bayi yang dilahirkan
c) Pertolongan persalinan dan perawatan pada masa setelah persalinan dini masih
kurang
d) Kualitas pelayanan antenatal masih rendah dan dukun bayi belum sepenuhnya
e) Belum semua rumah sakit kabupaten sebagai tempat rujukan dari puskesmas
esensial
dan ahli neonatologi dari Brawijaya Women and Children Hospital, setiap proses
persalinan.
pada janin selama hamil. Beberapa penyakit yang dialami ibu selama hamil
seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, asma, kejang, sampai diabetes,
persalinan.
janin abnormal, prematur, BBLR (berat bayi lahir rendah), sampai kematian.
tekanan darah tinggi. Beberapa obat penurun tekanan darah ternyata bisa
komplikasi kehamilan adalah jika ibu pernah mengalami bedah caesar. Proses
selanjutnya.
Secara umum caesar dibagi menjadi dua jenis, yaitu seksio sesarea
klasik dan seksio sesarea transperitonealis profunda (SCTP). Pada caesar jenis
klasik, peluang untuk VABC (vaginal birth after caesarian, atau melahirkan
normal setelah pernah caesar) akan sulit dilakukan. Karena, pada operasi jenis ini
cm. Jika VABC dilakukan pada perempuan yang pernah mengalami caesar klasik,
previa (jalan lahir tertutup plasenta), atau solustio plasentae (seluruh atau sebagian
plasenta lepas) yang pernah dialami juga akan memengaruhi proses persalinan dan
kehamilan selanjutnya.
dan persalinan ibu hamil. Bumil yang pernah memiliki riwayat kasus kehamilan
ektopik (kehamilan yang terjadi di luar rongga rahim), kemungkinan besar akan
tuba falopi, atau saluran telur) akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan
ektopik.
2.9.7.4 Usia
Usia 35 tahun ke atas merupakan usia rawan untuk hamil. Hamil pada
komplikasi) dan juga mortalitas (kematian janin). Risiko komplikasi pada ibu
hamil akan meningkat drastis karena dipengaruhi faktor kesehatan, obesitas, dan
panggul si ibu yang terlampau sempit dan menyebabkan bayi susah untuk lahir.
Persalinan macet ini juga bisa disebabkan oleh gangguan beberapa penyakit yang
menyebabkan sang ibu kepayahan mengeluarkan kepala bayi saat persalinan. Hal
lain yang membuat proses persalinan macet adalah faktor usia sang ibu, paritas,
konsistensi mulut rahim, berat badan sang janin, gizi ibu, psikis si ibu dan
tidak cukup berkontraksi, dokter akan memberikan oxytocin, obat yang dapat
mendorong kontraksi yang lebih kuat. Dan jika leher rahim berhenti melebar
padahal kontraksi rahim sudah menguat, operasi cesar mungkin harus dilakukan.
2.9.8.2 Distosia
kelainan tenaga, kelainan letak, dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir.
His Hipertonic
a. Atonia Uteri
Atonia uteri (relaksasi otot uterus) adalah uteri tidak berkontraksi dalam
15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). (Depkes
Jakarta;2002)
untuk berkontraksi dan memendek. Hal ini merupakan penyebab pendarahan post
partum yang paling penting dan biasa terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4
jam setelah persalinan. Atoria uteri dapat menyebabkan perdarahan hebat dan
Penyebab tersering kejadian pada ibu dengan atonia uteri antara lain :
tinggi, umur yang terlalu muda atau terlalu tua, multipara dengan jarak kelahiran
pendek, partus lama, malnutrisi, dapat juga karena salah penanganan dalam usaha
Tanda dan gejala yang khas pada atonia uteri jika kita menemukan :
uterus tidak berkontraksi dan lembek, perdarahan segera setelah anak lahir (post
partum primer).
Bersihkan bekuan darah dan atau selaput ketuban dari vagina dan
lubang serviks. Bekuan darah dan selaput ketuban dalam vagina dan saluran
lakukan katerisasi menggunakan teknik aseptik. Kandung kemih yang penuh akan
memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah dinding uterus dan juga
menggunakan jarum ukuran 16 dan 18 dan berikan 500 cc Ringer laktat + 20 unit
oksitoksin. Habiskan 500 cc pertama secepat mungkin. Rujuk segera. Jika uterus
tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, hal ini bukan atonia sederhana.
b. Retensio Plasenta
setengah jam setelah kelahiran bayi. Sewaktu bagian plasenta (satu atau lebih
lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan
tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inverse uteri akibat tarikan, perdarahan
lanjutan.
Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengejan, dan
jika anda dapat merasakan plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut.
kandung kemih. Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 Unit IM, jika
belum dilakukan dalam penanganan aktif kala III. Jika plasenta belum dilahirkan
menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah menunjukan
berbau), berikan antibiotik untuk metritis. Sewaktu bagian dari plasenta (satu atau
lebih lobus) tertinggal, akan menyebabkan uterus tidak dapat berkontraksi secara
efektif.
manual uterus menggunakan teknik yang serupa dengan teknik yang digunakan
untuk mengeluarkan plasenta yang tidak keluar. Keluarkan sisa plasenta dengan
tangan, cunam ovum, atau kuret besar. Jika pendarahan berlanjut, lakukan uji
pembekuan darah.
jarang terjadi, yaitu ketika sejumlah kecil cairan ketuban yang melindungi janin
dalam rahim masuk ke aliran darah ibu, khusunya pada kasus persalinan yang
sulit. Cairan ini beredar ke paru-paru dan dapat menyebabkan pembuluh nadi
jantung, irama jantung yang tidak beraturan, syok, bahkan henti jantung dan
kematian. Pembekuan darah yang meluas juga merupakan komplikasi yang umum
Adanya His yang kuat dan terutama terus menerus, misalnya pada
takikardi dan takipnea. Selanjutnya timbul dipsnea dan sianosis, tekanan darah
menurun, nadi cepat dan lemah, kesadaran menurun, disertai nistagmus dan
kadang-kadang timbul kejang tonik klonik. Bila ada penyumbatan kapiler paru-
paru akan menyebabkan edema paru yang luas dan akhirnya mengakibatkan
pemberian zat asam dengan tekanan positif; digitalis dapat diberikan bila ada
indikasi payah jantung; dapat juga diberikan morphin 0.01-0.02 subcutan atau
atropis 0.001-0.003 IV dan papaverin 0.004 IV. Perlahan-lahan pasang torniket
pada lengan dan tungkai untuk meringankan sisi kanan jantung, kembangkan
antara tekanan sistolik dan diastolik, kalau perlu pasang vena sekti, tidak boleh
diberikan vasopresor.
Periode pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan
keluarganya secara fisiologis, emosional dan social. Baik di Negara maju maupun
Negara berkembang perhatian utama bagi ibu dan bai terlalu banyak tertuju pada
merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta
bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan. Keadaan ini terutama
penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada
baru. Namun kelahiran bayi juga merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu.
2.10.1 Demam
Demam adalah naiknya temperature tubuh diatas normal. Temperature
tubuh yang normal adalah sekitar 970F sampai 990F (36-370C). kenaikan suhu
badan sampai 1060F (410c) atau lebih biasanya akan mengalami muntah-muntah
dan bila demam mencapai 1080F (420C) seringkali menyebabkan kejang dan
puerperalis adalah keadaan peningkatan suhu badan yang terjadi dalam jangka
waktu antara mulai dilahirkannya hasil konsepsi yang mungkin dapat hidup
sampai dengan 42 hari atau 6 minggu setelah persalinan, yang disebabkan oleh
apapun. Demam nifas merupakan manisfestasi dari infeksi nifas, jika tidak diobati
secara tepat dan cepat dapat berlanjut menjadi sepsis nifas dan kematian maternal.
mengalami demam tinggi lebih dari 2 hari, dan disertai keluarnya cairan (dari
lubang rahim) yang berbau, mungkin mengalami infeksi jalan lahir. Pada keadaan
ini cairan liang rahim tetap berdarah. Keadaan ini mengancam jiwa ibu.
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung
pada fase demam, meliputi fase awal, proses, dan fase pemulihan (defesvescence).
Tanda-tanda ini muncul sebagai hasil perubahan pada titik tetap dalam mekanisme
pernafasan, Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot, Kulit pucat dan dingin
karena vasokontriksi, Merasakan sensasi dingin, Dasar kuku mengalami sianosis
panas atau dingin, Peningkatan nadi dan laju pernafasan, Peningkatan rasa haus,
Dehidrasi ringan hingga berat, Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel
saraf, Lesi mulut herpetik, Kehilangan nafsu makan (jika demam memanjang),
Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein.
a. Adanya infeksi seperti infeksi saluran kemih (sering buang air kecil atau
buang air kecil disertai rasa pedih), infeksi streptokokus pada tenggorokan
(sering kali disertai dengan radang tenggorokan), infeksi sinus (rasa sakit di
atas atau di bawah kedua mata), dan abses gigi (bengkak di bagian mulut).
persalinan.
b. Ibu tidak menggunakan obat pencegah demam sewaktu dan pasca persalinan.
c. Lama persalinan lebih dari 24 jam.
a. Kenakan pakaian tipis meskipun tubuh terasa dingin. Pakaian tebal dan
c. Minumlah banyak air putih, sari buah, susu, atau sup bening. Minuman
mengetahui apakah sudah cukup minum atau tidak adalah dengan melihat
urin berwarna terang ataukah kuning tua. Kalau berwarna terang, pertanda
sudah cukup minum. Banyak minum air putih atau minuman berelektrolit
juga berguna untuk menjaga agar tubuh tidak kekurangan cairan (dehidrasi).
d. Usahakan makan seperti biasa meskipun nafsu berkurang. Bila tidak mau
e. Periksalah suhu tubuh setiap empat jam sekali. Janganlah makan atau minum
selama setengah jam sebelum suhu tubuh diukur karena hasilnya tidak tepat.
f. Kompreslah tubuh dengan air hangat dan menggunakan kain basah. Tidak
hanya pada bagian kepala saja, tetapi juga seluruh tubuh. Mengompres harus
dengan air hangat karena salah satu bagian otak kita (hipotalamus) terdapat
Berbagai obat penurun panas yang tersedia dipasaran antara lain Parasetamol
atau ibuprofen.
2.10.2 Muntah
esophagus dan mulut yang disebabkan oleh kerja motorik dari saluran pencernaan.
keseimbangan.
fenilketonuria)
c. Gangguan pada system syaraf (neurologic) bisa karena gangguan pada
Vagus)
f. Faktor Hormonal
Beberapa tindakan jika ibu nifas mengalami muntah antara lain sebagai
berikut :
warna kehijauan, muntah yang proyektil, atau gangguan lainnya, segera bawa
terapi yang dapat di berikan baik non farmakologi dan farmakologi misalnya
normal perineum. Telah terdapat bukti bahwa beberapa galur Escherichia coli
Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air
kemih dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan atau analgesia
berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar,
saat infus oksitosin dihentikan, terjadi diuretis yang disertai peningkatan produksi
urine dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk
2.10.3.2 Penatalaksanaan
a. Ambil sampel urin tengah, untuk pemeriksaan urin. Kaji frekuensi, urgensi,
dan jumlah pengeluaran urin untuk menilai fungsi kandung kencing. Inspeksi
memfasilitasi berkemih
c. Kaji bila terdapat rasa sakit menyengat dan rasa panas pada saat berkemih.
d. Ibu sebaiknya sedikitnya minum 8 gelas cairan khususnya air setiap hari.
e. Kaji bila ada keluhan ketidaknyaman pada area suprapubik atau abdomen
bagian bawah, nyeri punggung bagian bawah atau nyeri berat pada panggul
f. Bila ibu mengalami demam, anjurkan mandi dengan air hangat dan berikan
obat antipiretik
g. Menjelaskan pada ibu, bahwa obat – obatan yang diresepkan bisa merubah
warna urine.
h. Kaji tanda – tanda vital 4 jam dan bila ada pengaruh pada tanda sistemik.
payudara menjadi merah, panas, terasa sakit dan akhirnya terjadi mastitis. Putting
lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadi payudara bengkak. BH/bra
yang terlalu kuat mengakibatkan engorgement segmental. Bila payudara ini tidak
Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia mudah mengalami
Penatalaksanaan :
a. Menyusui tetap dilanjutkan. Pertama, bayi disusukan pada payudara yang
sakit selama dan sesering mungkin. Hal ini dilakukan agar payudara kosong.
b. Beri kompres panas. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan shower
c. Ubah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi berbaring,
menghilang setelah 48 jam, dan jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi bila
dengan cara-cara tersebut tidak ada perbaikan setelah 12 jam, ibu perlu diberi
a. Kesalahan dalam teknik menyusui, bayi tidak menyusu sampai areola tertutup
oleh mulut bayi. Bila bayi hanya menyusu pada putting susu, maka bayi akan
mendapat ASI sedikit, karena gusi bayi tidak menekan pada sinus latiferus,
b. Monoaliasis pada mulut bayi yang menular pada putting susu ibu
c. Akibat dari pemakaian sabun, alcohol, krim atau zat lainnya untuk mencuci
putting susu
e. Rasa nyeri juga dapat timbul apabila ibu menghentikan menyusui dengan
kurang berhati-hati
Penatalaksanaan :
a. Bayi harus disusukan terlebih dahulu pada putting yang lecetnya lebih sedikit.
Untuk menghindari tekanan local pada putting, maka posisi menyusu harus
sering dirubah. Untuk pting yang sakit dianjurkan mengurangi frekuensi dan
lamanya menyusui. Di samping itu, kita harus yakin bahwa teknik menyusui
yang digunakan bayi benar, yaitu harus menyusu sampai ke kalang payudara.
b. Setiap kali setelah menyusui bekas ASI tidak perlu di bersihkan, tetapi
infeksi.
membersihkan payudara.
d. Pada putting susu bisa dibubuhkan minyak lanolin atau minyak kelapa yang
sampai terlalu penuh dan bayi tidak begitu lapar juga tidak menyusu terlalu
rakus
menyebabkan lecet pada putting susu ibu. Jika ditemukan gejala moniliasis
Pencegahan :
a. Tidak membersihkan putting susu dengan sabun, alcohol, krim atau zat-zat
iritan lainnya
b. Sebaiknya untuk melepaskan putting dari isapan bayi pada saat bayi selesai
dagu atau dengan memasukkan jari kelingking yang bersih ke mulut bayi
c. Posisi menyusu harus benar, yaitu bayi harus menyusu sampai ke kalang
Penyebab :
Gejala :
a. Pada wanita yang kurus, gejalanya terlihat dengan jelas dan lunak pada
perabaan
Penatalaksanaan
a. Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak, dapat dilakukan masase serta
b. Bila payudara masih terasa penuh, ibu dianjurkan untuk mengeluarkan ASI
Pencegahan :
sebagai berikut :
2.10.4.4 Mastitis
Penyebab :
a. Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat, akhirnya terjadi
mastitis
bengkak
d. Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia akan mudah terkena
infeksi
Gejala :
Gejala :
c. Benjolan lebih lunak karena berisi nanh, sehingga perlu diinsisi untuk
Penatalaksanaan :
e. Senam laktasi
f. Rujuk
Sesudah bayi lahir, ibu akan merasa lelah dan mungkin juga lemas
karena kehabisan tenaga. Hendaknya ibu lekas diberi minuman hangat, susu, kopi
atau the yang bergula. Apabila ibu menghendaki makanan, berikan makanan yang
sifatnya ringan. Walaupun lambung dan alat pencernaan tidak terlibat langsung
keadaannya. Oleh karena itu, tidak benar bila ibu diberi makanan terlalu banyak,
kelelahan yang amat berat, nafsu makan terganggu, sehingga ibu tidak ingin
e. Kurang istirahat
Penatalaksanaan :
b. Anjurkan ibu untuk memakan makanan yang segar dan bervariasi setiap hari,
yaitu :
Makan protein sumber nabati dan hewani, seperti : daging, ikan, telur,
d. Anjurkan ibu untuk minum obat penambah darah, dan vitamin yang diberikan
Bila terjadi gejala ini, periksa adanya varises, periksa kemerahan pada
betis, dan periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki, atau kaki mengalami
edema (perhatikan adanya edema putting, jika ada). Penyebab (causa) edema
hipoproteinemia, tekanan osmotic koloid dan retensi natrium dan air. Diantaranya
akan mengisi pada sela-sela jaringan ikat longgar dan rongga badan.
b. Obstruksi limfatik apabila terjadi gangguan aliran limfe pada suatu daerah
dan hasil metabolisme yang masuk ke dalam saluran limfe akan tertimbun
menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe. Selain itu, saluran dan kelenjar
gajah/elephantiasis.
membran semi permeabel yang dapat dilalui oleh air dan elektrolit secara
terbatas. Tekanan osmotic darah lebih besar dari pada limfe. Daya
tersebut. Pada keadaan tertentu, misalnya akibat pengaruh toksin yang bekerja
menimbulkan rendahnya daya ikat air protein plasma yang tersisa, sehingga
edema umum.
hanya kecil sekali, sehingga tidak dapat melawan tekanan osmotic yang
terdapat dalam darah. Tetapi pada keadaan tertentu jumlah protein dalam
Dalam hal ini maka tekanan osmotic jaringan dapat menyebabkan edema.
Filtrasi cairan plasma juga mendapat perlawanan dari tekanan jaringan (tissue
subcutis yang renggang seperti kelopak mata, tekanan sangat rendah, oleh
f. Retensi natrium dan air, retensi natrium terjadi bila eksresi natrium dalam
kemih lebih kecil dari pada yang masuk (intake). Karena konsentrasi natrium
hepatis dan sindrom nefrotik dan pada penderita yang mendapat pengobatan
Penatalaksanaan :
a. Hindari posisi berbaring terlentang
b. Hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat dengan berbaring
c. Jika perlu sering melatih kaki untuk ditekuk ketika duduk atau berdiri.
aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan
pertama setelah melahirkan, baik dari segi fisik mapun psikologis. Sebagian
wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak
yang dialami oleh ibu setelah melahirkan, hal ini berkaitan dengan bayinya.
yang berlangsung selama 3-6 hari pasca melahirkan. Postpartum blues sering
disebut juga dengan maternity blues atau baby syndrome, yaitu kondisi yang
sering terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan, dan cenderung lebih
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan postpartum blues adalah suasana hati
yang dirasakan oleh wanita setelah melahirkan yang berlangsung selama 3-6 hari
bayinya.
a. Menangis
c. Cemas
d. Khawatir
e. Kesepian
dan estriol yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Kadar estrogen turun secara
terhadap aktivitas enxim monoamine oksidase, yaitu suatu enzim otak yang
b. Factor demografik, yaitu umut dan paritas. Umur yang terlalu muda untuk
pada ibu primipara, mengingat dia baru memasuki perannya sebagai seorang
ibu, tetapi tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada ibu yang pernah
yang dialami ibu selama kehamilannya akan turut memperburuk kondisi ibu
intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan, seperti ibu yang
dugaan bahwa semakin besar trauma fisik yang terjadi selama proses
kehamilannya.
jarang di malam buta sangatlah mengurus tenaga. Apalagi jika tidak ada
ibu adalah :
a. Dengan meminta bantuan suami atau keluarga jika ibu membutuhkan istirahat
b. Beritahu suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan, mintalah dukungan
dan pertolongannya
c. Buang rasa cemas dan kekhawatiran ibu akan kemampuan merawat bayi
merasakan berbagai gejala yang ada pada baby blues syndrome, tetapi dengan
melahirkan, dan dalam kasus yang lebih parah, bisa berlanjut selama setahun.
ikatan batin dengan buah hati yang baru dilahirkannya, sehingga ia pun
membutuhkan terapi pengobatan dari seorang ahli kejiwaan atau psikiater, dengan
a. Dipenuhi rasa sedih dan depresi yang disertai dengan menangis tanpa sebab
mengkhawatirkan bayinya
h. Gangguan tidur
kesehatan lainnya
penanganannya
e. Diperlukan dukungan psikolog atau konselor jika keadaan ibu tanpak sangat
pada ibu. Selain itu ibu dapat mencari psikiater, psikolog atau ahli kesehatan
realistis
selepas bersalin dan ditandai dengan agitasi yang hebat, pergantian perasaan yang
membuthkan perawatan segera dan pengobatan dari psikiater. Pada tahap awal
penyakitnya dan untuk meredakan gejala sering kali ibu dengan postpartum
melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan, seperti merugikan diri sendiri
atau bayi.
dengan perubahan hormone. Alas an lain yang dapat dikemukakan atau factor
yang turut berkontribusi termasuk kurangnya dukungan social dan emosional, rasa
rendah diri karena perempuan postpartum memiliki rasa kurang memadai sebagai
seorang ibu, merasa terpencil dan sendiri, mengalami maslaah keuangan, serta
terjadi perubahan yang besar dalam kehidupan, seperti pindah rumah atau
menderita penyakit kejiwaan tidak sellau mampu atau bersedia untuk berbicara
penanganan medis yang mereka butuhkan. Kondisi ini biasanya diatasi dengan
antiansietas. Banyak wanita yang juga dapat merasakan manfaat dari konseling