Anda di halaman 1dari 7

RESUME ILMU KALAM

PEMBAHASAN I
Landasan-landasan Normatif dan Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam
A. Pengertian Ilmu Kalam
Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain: ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-akbar, dan
teologi islam.
Menurut Al-Farabu definisi ilmu kalam adalah “Ilmu kalam adalah disipin ilmu yang membahas Dzat dan sifat
Allah swt beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah
sesudah mati yang brelandaskan doktrin islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu ketuhanan secara
filosofis.”
Mengkaji pengertian ilmu kalam di atas, yakni ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan
menggunakan argumentasi logika atau filsafat.
B. Dasar-Dasar Qur’ani (Landasan-landasan normatif)
1. Al-Qur’an
Sebagau sumber ilmu kalam yang nomor satu, Al-Qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan
masalah teologi atau ketuhanan. Salah satunya ialah :
Qs. Al-Ikhlas (112):3-4. Ayat ini menunjukkan bahwa tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak
ada sesuatupun di dunia ini yang tampak sekutu atau sejajar dengan-Nya.
2. Hadis
Hadis Nabi SAW pun banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu kalam. Salah satunya ialah
hadis yang diprediksi oleh sebagian ulama mengenai kemunculan berbagai golongan dalam ilmu kalam.
“Hadis yang diriwayatkan dari abu hurairah r.a ia mengatakan bahwa Rasullulah bersabda, “Orang-orang
Yahudi akan terpecah belah menjadi tujug puluh dua golongan; Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh
golongan .”
Keberadaan hadis yang berkaitan dengan perpecahan umat seperti tersebut di atas, pada dasarnya merupakan
prediksi Nabi dengan melihat yang tersimpan dalam hati para sahabatnya. Oleh sebab itu, sering dikatakan
bahwa hadis-hadis seperti itu lebih dimaksudkan sebagai peringatan bagi para sahabat dan umat nabi tentang
bahayanya perpecahan dan pentingnya persatuan.
3. Pemikiran Manusia
Bentuk konkret penggunaan pemikiran islam sebagai sumber ilmu kalam adalah ijtihad yang dilakukan para
mutakallimin dalam persoalan-persoalan tertentu yang tidak ada penjelasannya dalam Al-Qur’an dan Hadis,
misalnya persoalan manzillah bain al-manzilatain di kalangan mutazilah, persoalan ma’shum dan bada di
kalngan syiah.
Adapun sumber ilmu kalam beruapa pemikiran yang berasal dari luar islam dapat diklasifikan dalam dua
kategori. Pertama, pemikiran nonmuslim yang telah menjadi peradaban lalu ditransfer dan diasimilasikan
dengan pemikiran umat islam. Proses transfer dan asimilasi ini dapat dimaklumi karena sebelum islam masuk
dan brekembang, dunia arab (Timur tengah) adalah suatu wilayah tempat diturunkannya agama-agama samawi
lainnya. Agama-agama itu beberapa kali diturunkan Allah swt di dunia arab antara lain disebabkan masyarkat
nya dikenal sukar ingkar pada kebenaran dan suka berbuat hipokrit. Oleh sebab itu, secara kultural, mereka
adalah orang-orang yang suka menyelewengkan kebenaran tuhan, sehingga sangat pantas kalau setiapa kali
terjadi penyelewengan selalu terjadi degradasi nilai-nilai kemanusiaan yang sangat memilukan.
4. Insting
Kepercayaan adanya Tuhan, secara instingtif, telah berkembang sejak keberadaan manusia pertama. Oleh sebab
itu, sangat wajar kalau william L. Resse mengatakan bahwa ilmu yang berhubungan dengan ketuhanan, yang
dikenal dengan istilah theologia, telah berkembang sejak lama. Ia bahakan mengatakan bahwa teologi muncul
dari sebuah mitos. Selanjutnya berkembang menjadi teologi alam dan teologi wahyu.
C. Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam
Kemunculan persolan kalam dipicu oleh persoalan politik dari tragedi terbunuh khalifah Utsman bin Affan yang
berbuntut pada penolakan muawiyah atas kekhalifahan ali bin abi thalib.
Perang siffin yang berakhir dengan adanya keputusan tahkim (abitrase). Sebagian memandang ali bin abi thalib
telah berbuat salah sehingga mereka meninggalkan barisannya. Dalam sejarah islam , mereka dikenal dengan
namah Khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri.
Persoalan ini telah menimbulkan tiga aliran teologi dalam islam, yaitu :
a. Aliran Khawarij
b. Aliran murjiah
c. Aliran mu’tazilah

PEMBAHASAN II
Kerangka Berpikir Aliran-aliran Ilmu Kalam
Metode berpikir secara garis besar dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu kerangka berpikir rasional
dan metode berpikir tradisional.
Dalam metode berpikir rasional memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Hanya terikat pada dogma-dogama yang dengan jelas dan tegas disebut dalam Al-Qur’an beserta Hadis.
b. Memberikn kebebasan kepada manusia dalam berbuat dan berkehendak serta memberikan daya yang kuat
kepada akal.
Sedangkan metode berpilir tradisional memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Terikat pada dogma-dogma dan ayat-ayat yang mengandung arti zhanni.
b. Tidak memberikan kebebasan kepada manusia dalam berkehendak dan berbuat.
c. Memberikan daya yang kecil kepada akal.

PEMBAHASAN III
Hubungan Ilmu Kalam dengan Filsafat dan Tasawuf
1. Titik Persamaan
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian yakni objek kajian mengenai ketuhan dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya.
Baik ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran. Ilmu kalam
dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran tentang tuhan dan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat
dengan wataknya sendiri pula, berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun tentang manusia.
sementara tasawuf dengan metodenya yang tipikal, berusaha menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan
perjalanan spiritual menuju Tuhan.
2. Titik Perbedaan
Sebagai sebuah dialog keagamaan, ilmu kalam berisi keyakinan-keyakinan kebenaran agama yang
dipertahankan melalui argumen-argumen rasional.
Sementara itu filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional. Filsafat
menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan akal budi secara radikal, integral, dan universal. Tidak
merasa terikat oleh ikatan apapunn kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika.
Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada rasio. Oleh sebab itu filsafat dan
tasawuf sangat distingtif. Ilmu tasawuf bersifat sangat subjektif yakni sangat berkaita dengan pengalaman
seseorang.

PEMBAHASAN IV
Pemikiran Kalam Khawarij
1. Latar belakang munculnya khawarij
Khawarij berasal dari bahasa arab yang artinya yaitu keluar, muncul, timbul, atau memberontak. Adapun
maksud khawarij dalam istilah ilmu kalam yakni sekte atau aliran pengikut ali bin abi thalib ra yang keluar
meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap keputusan ali yang menerima abitrase atau tahukim,
dalam perang siffin pada tahum 37H/648 M, dengan kelompok bughat atau pemberontak muawiyah bin abi
sufyan perihal persengkeraan khilafah. Setelah ali bin abi tahlib menetapkan keputusan tahkim, pada saat itu
juga orang-orang khawarij keluar dari pasukan ali dan langsung menuju hurura. Itu sebabnya khawarij disebut
dengan nama hururiah. Dengan arahan Abdullah Al-Kiwa, mereka sampai di Harura. Disana, kelompok
khawarijini melanjutkan perlawanan kepada Muawiyah dan juga kepada Ali. Mereka mengangkat seorang
pimpinan yang bernama Abdullah bin Shahab Ar.Rasyibi.
2. Doktrin-doktrin pokok aliran khawarij
Diantara doktrin-doktrin pokok khawarij adalah berikut ini:
a. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat islam.
b. Khalifah tidak harus bersal dari keturunan arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak menjadi
khalifah apabila sudah memenuhi syarat.
c. Khalifah dipilih secara permanen selma yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syariat islam. Ia
harus dijatuhkan bahkan dibunuh kalau melakukan kezaliman.
d. Khalifa sebelum ali (abu bakar, umar, dan ustman) adalah sah, tetapi setelahketujuh dari masa
kekhalifahannya, utsman r.a dianggap telah menyeleweng.
e. Khalifah ali adalah sah tetapi setelah abitrase atau tahkim, ia dianggap menyeleweng.
f. Muawiyah dan amr bin al-ash serta abu musa al-asy’ari juga dianggap menyeleweng dan telah menjadi kafir.
g. Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh. Yang sangat anarkis atau
kacau lagi, mereka menganggap bahwa seorang muslim dapat menjadi kafir apabila tidak mau membunuh
muslimlain yang telah dianggap kafir degan risiko ia menanggug beban harus dilenyapkan pula.
h. Setiap muslim harus brhijrah dan bergabung dengan golongan mreka. Bila tidak mau bergabung, ia wajib
diperangi karena hidup dalam dar al-harb, sedang golongan mereka sendiri dianggap berada dalam dar al-islam.
i. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
j. Adanya wa’ad dan wa’id
k. Amar ma’ruf nahi munkar
l. Memalingkan ayat-ayat al-Qur’an yang tampak mutasyabihat.
m. Qur’an adalah mahkluk
n. Manusia bebas meutuskan perbuatanya bukan dari tuhan.

PEMBAHASAN V
Pemikiran Kalam Murji’ah
1. Latar belakang munculnya murji’ah
Murjia’ah diambil dari kata irja atau arja’a yang bermakna penundaan, penangguhan, dan pengharapan. Yakni,
memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah swt. Oleh
karena itu murji’ah artinya menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yakni Ali dan
Muawiyah serta pasukannya masing-masing di hari kiamat kelak.
Ada beberapa teori yang berkembang mengenai asal-usul kemunculan murji’ah. Salah satunya ialah
mengatakan bahwa gagasan irja atau arja dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan tujuan menjamin
persatuan dan kesatuan umat islam ketika terjadi pertikaian politik dan juga bertujuan menghindari
sektarianisme. Murji’ah, baik sebagai kelompok politik maupun teologis, diperkirakan lahir bersamaan dengan
kemunculan syiah dan khawarij. Dan kelompok ini merupakan musuh berat khawarij. Gagasan serta adanya
sekte murji’ah ini oleh Al-hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah dalam surat pendeknya yang berisi tentang sikap
politik. Al-hasan mencoba menanggulangi perpecahan umat islam.
2. Doktrin-doktrin aliran murji’ah
Diantara doktrin-doktrin aliran murji’aj ialah sebagai berikut:
a. Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga Allah swt memutuskannya di akhirat kelak.
b. Penangguhan Ali untuk menduduki ranking ke-empat dalam peringkat Al-khalifah Ar-rasyidin.
c. Pemberian harapan (giving of hope) terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan
dan rahmat dari Allah swt.
d. Dokrin-doktrin murji’ah menyerupai pengajaran (mazhab) para skeptis dan empiris dari kalangan helenis.
Sementara itu, Abu a’la al-maududi menyebutkan dua doktrin pokok ajaran murji’ah. Yakni:
a. Iman adalah percaya kepada Allah swt serta Rasul-Nya saja. Adapun amal atau perbutan tidak merupakan
suatu keharusan bagi adanya iman.
b. Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada iman di hati, setiap maksiat tidak dapat
mendatangkan madarat ataupun gangguan atas seseorang.
Dalam sekte murji’ah ada beberapa diantaranya yang memiliki pandangan ekstrim pada tiap-tiap kelompok.
Yakni:
a. Jahmiyah
b. Shalihiyah
c. Yunusiyah dan Ubadiyah
d. Hasaniyah
Keempat sekte murji’ah diatas ialah sekte yang memiliki doktrin yang sangat ekstrim.

PEMBAHASAN VI
Pemikiran Kalam Qadariyah dan Jabariyah
1. Pemikiran kalam Jabariyah
a. Latar belakang munculnya aliran jabariyah
Jabariyah berasal dari kata jabara, yang artnya memaksa. Lebih lanjut asy-syahratsan menegaskan bahwa
paham al-jabr berarti menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya dan menyandarkannya
kepada Allah swt. Dengan kata lain, manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa. Jabariyah
juga bisa dikatakan fatalism. Yaitu, paham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari
semula oleh qadha dan qadar Tuhan.
Faham al-jabar pertama kali diperkenalkan oleh ja’d bin dirham kemudian disebarkan oleh jahm bin shafwan
dri khurasan. Mengenai kemunculan faham al-jabar ini, para ahli sejarah pemikiran mengkajinya melalui
pendekatan geokultural bangsa arab. Di antara ahli yang di maksud ialah ahmad amin. Ia menggambarkan
bahwa kehidupan bangsa arab yang dikungkung oleh gurun pasir sahara memberikan pengaruh besar ke dalam
cara hidup mereka. Ketergantungan mereka terhadap alam sahara yang ganas telah memunculkan sikap
penyerahan diri terhadap alam. Akhirnya mereka banyak bergantung pada kehendak alam. Hal ini membawa
mereka kepada sikap fatalism.
b. Doktrin-doktrin Aliran Jabariyah
Jahm bin sofwan, ialah salah satu pemuka faham al-jabar dan memiliki doktrin sebagai berikut:
a. Manusia tidak mampu berbuat apa-apa. Tidak mepunyai daya dan kehendak sendiri.
b. Surga dan neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain Tuhan.
c. Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati.
d. Kalam tuhan adalah makhluk .
Sedangkan Ja’d bin dirham, memiliki doktrin:
a. Al-qur’an itu adalah makhluk.
b. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk.
c. Manusia terpaksa oleh Allah swt dalam segala-galanya
Dan An-najjar , memiliki doktrin sebagai berikut:
a. Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam
mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.
b. Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat.
2. Pemikiran Kalam Aliran Qadariyah
a. Latar belakang munculnya aliran qadariyah
Qadariyah berasal dari kata qadar yang artinya kemampuan dan kekuatan. Qadariyah adalah suatu alian yang
percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap
orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya. Ibnu nabatah dalam kitabnya syarh al-uyun, memberi
informasi lain bahwa yang pertama kali memunculkan faham qadariyah adalah orang irak yang semula
beragama kristen kemudian masuk islam dan belik lagi ke agam kristen. Dari orang inilah, ma’bad dan ghailan
mengambil faham ini. Orang irak yang dimaksud, sebagaimana dikatakan Muhammad Ibnu Syu’ib yang
memperoleh informasi dari Al-Auzai, adalah Susan.
b. Doktrin-doktrin aliran qadariyah
Dalam kitab Al-milal wa an-Nihal, pemahasan masalah qadariyah disatukan dengan pembahasan tentang
doktrin-doktrin mu’tazilah sehingga seringkali orang menamakan qadariyah dengan mu’tazilah karena kedua
aliran ini sama-sama percaya bahwa manusia mempunyai kemampuan untukmewujudkan tindakan tanpa
campur tangan Tuhan.
Pendapat ghailan tentang doktrin qadariyah bahwa manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya. Dan dalam
beberapa penjelasan ini, dapat difahami bahwa doktrin qadariyah pada dasarnya menyatakn bahwa segala
tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri

A. Sifat kajian dalam ilmu kalam terbagi menjadi 2, yaitu:


1. Eksternal yaitu menjaga kaidah-kaidah agama dari serangan musuhmusuh Islam,
2. Internal yaitu memberikan bimbingan (seruan) kepada kaum Mukmin agar keluar taklid dan mengembangkan
pengetahuan dengan dalil yang kuat.
B. Persoalan-persoalan yang termasuk pembahasan dalam Ilmu Kalam adalah:
1. Iman dan Kufur
2. Wahyu dan Akal
3. Zat dan sifat-sifat Tuhan
4. Kekuasaan dan kehendak Tuhan
5. Kekuasaan dan Perbuatan manusia
6. Kalamullah
C.Yang merupakan dasar-dasar utama (usuluddin) dari tujuan dakwah Rasulullah SAW. Adalah:
1. Pengakuan akan Keberadaan Allah dan keesaan-Nya
2. Pengakuan akan kenabian dan kerasulan Muhammad
3. Pengakuan akan adanya hari kebangkitan setelah kematian
D.Alasan penamaan ilmu kalam dengan ilmu tauhid:
karena objek kajian dari ilmu tersebut adalah mengesakan Tuhan yang kandungannya mencakup zat Allah,
sifat-sifat-Nya dan perbuatan-Nya
E.Di antara sumber perpecahan umat Islam yang menyebabkan munculnya aliran-aliran dalam Islam
adalah:
Persoalan pemahaman keagamaan yang berbeda di kalangan Muslimin tentang sifat Allah, apakah sifat Allah
itu termasuk ke dalam (bagian) dari zat Allah, atau ia berdiri sendiri (Mustaqillah) persoalan ini menjadi dasar
pemahaman Al Qur’an itu Qadim atau makhluk.
F.Di antara faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya aliran-aliran dalam Islam adalah:
1. Seruan Islam untuk menggunakan fungsi akal secara luas
2. Ajaran Islam yang menyeluruh bagi seluruh manusia, kelompok- kelompok, suku dan jenis yang berbeda-
beda agama, filsafat dan budaya
3. Gerakan ekspansi (al-futuhat) wilayah ke luar kawasan Islam
4. Persentuhannya kaum Muslimin dengan pemikiran filsafat Yunani
5. Gerakan penerjemahan buku-buku Yunani ke dalam bahasa arab
6. Wafatnya Rasulullah SAW. tanpa meninggalkan wasiat pengganti beliau.
G.Tokoh-tokoh utama aliran Mu’tazilah adalah
1. Wasil bin Atha’ (pendiri aliran Mu’tazilah)
2. Abu Huzail bin Allaf
Sedangkan :
– Ja’ad bin Dirham (tokoh aliran Jabariyah)
– Al-Bazdawi (tokoh aliran Maturidiyah Samarkand)
– Al-Ghazali (tokoh aliran Asy’ariyah)
– Ibn Taimiyyah dan Ahmad bin Hanbal (tokoh aliran Salafiyah)
H.Murji’ah adalah salah satu aliran yang muncul dari respon terhadap sikap dan pemikiran aliran-aliran
terdahulu seperti Khawarij dan Syi’ah. Aliran ini bersikap tidak turut campur dalam pertentangan umat Islam.
Di antara pemikirannya adalah bahwa iman itu terletak dalam keyakinan hati, bukan pada perbuatan lahiriyah
(No.2). Pelaku dosa besar tidak dapat dihukumi, tetapi ditangguhkan penyelesaiannya di hari akhirat kelak
I.Mihnah dalam sejarah pemikiran Islam adalah merupakan pengujian keyakinan para ahli fikih, ahli hadis, dan
pejabat negara tentang kemakhlukan Al Qur’an, serta sanksi hukum yang harus mereka terima sehubungan
dengan keyakinan mereka tersebut.
Mu’tazilah menyatakan bahwa Al Qur’an itu makhluk tidak qadim, karena yang qadim hanya Allah. Barang
siapa yang menyatakan Al Qur’an itu qadim, maka dia telah berbuat syirik.
Pelaksanaan Mihnah tersebut oleh Mu’tazilah didasari oleh paham mereka (amar ma’ruf nahy munkar )
J.Kebijakan mihnah dilaksanakan ditiga masa kekhalifahan, yaitu secara berurut al-Ma’mun, al-Mu’tashim, al-
Wasiq bin al-Mu’tashim.
Al-Makmun adalah orang yang mempunyai inisiatif pertama,
Al-Wasiq adalah orang yang paling tegas dan keras dalam melaksanakan mihnah.
K.Yang menjadikan alasan yang mendasari vonis kafir kaum Khawrij terhadap Ali, Muawiyah, Abu Musa al-
Asy’ari, Amr bin Ash, dan orang-orang yang terlibat dalam penerimaan dan pelaksanaan tahkim adalah karena
mereka dianggap tidak kembali kepada Al Qur’an dalam menyelesaikan persoalan (No.1), dan pelaksanaan
tahkim dinilai tidak sesuai dengan hukum Allah (Lahukma illa Lillah).
٣٩ :‫ فمن شاء فليؤمن ومنشاء فليكفر ( الكهف‬.١
١٠٧ :‫ ا ّ ن ربّك فعّال لمايريد (هود‬.٢
٩٦ :‫ وهللا خلقكم وما تعبدون (الصفات‬.٣
٣٧-٣٨ :‫ كل نفس بما كسبت رهينة (المدّثر‬,‫ لمن شاء منكم أن يتقدّم أو يتأ ّخر‬.٤
ّ
0. ١٧ :‫ولكن هللا رمى )األنفال‬ ‫وما رميت اذرميت‬
Ayat-ayat dia atas yang menunjukkan akan kekuasaan dan kehendak mutlak Allah terhadap manusia adalah ayat
pada nomor 2, 3 dan 5. sedangkan ayat pada nomor 1 dan 4 menunjukkan bahwa manusia mempunyai
kebebasan untuk memilih perbuatan-perbuatan mana yang akan dilakukannya

Anda mungkin juga menyukai