Anda di halaman 1dari 15

RUMAH SAKIT UMUM MAMAMI

JL. W. Monginsidi No. 3 Kupang

TELP. 08113811012,08113811013/13811014

Email : rumahsakitmamami@yahoo.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RSU MAMAMI KUPANG


NOMOR: 067/SK/DIR/I/2019
TENTANG
ASSESMEN PASIEN

Menimbang a. Bahwa dalam meningkatkan kualitas pelayanan di RSU Mamami Kupang


Asesmen Pasien merupakan hal penting dan perlu difasilitasi
b. Bahwa agar Asesmen Pasien dapat terlaksana dengan baik perlu
adanya kebijakan RSU Mamami Kupang sebagai landasan dalam
pelaksanaan tugas
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir 1
dan 2 perlu ditetapkan dengan Keputusan RSU Mamami Kupang

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
4. Undang – Undan Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008
tentang Rekam Medis
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 tahun 2013 tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 tahun 2017 tentang Akreditasi
Rumah Sakit
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 377/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
MEMUTUSKAN

KESATU : Memberlakukan panduan tentang asesmen pasien di Rumah Sakit


Umum Mamami Kupang

KEDUA : Kebijakan tentang Panduan Assesmen Pasien meliputi: Assesmen


Informasi, Assesmen Medis, Assesmen Keperawatan, Assesmen Awal,
Assesmen Ulang,Assemen Gizi, Assesmen Individu ( Assesmen Nyeri,
Assesmen Resiko Jatuh,Assesmen Tahap Terminal,Assesmen
Fungsional ) terlampir pada surat keputusan ini

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila


dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kupang, 24 Januari 2019


Direktur RSU Mamami Kupang

dr. Thimotius Tarra Behy


Lampiran : Keputusan Direktur RSU Mamami Kupang
Nomor : 067/SK/DIR/I/2019
Tanggal : 24 Januari 2019

KEBIJAKAN ASSESMEN PASIEN


RSU MAMAMI KUPANG

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :


1. Assesmen / Pengkajian Pasien meliputi :
a. Assesmen awal ;
1) Dilakukan di Rawat Jalan, UGD dan Rawat Inap.
2) Berisi Pemeriksaan : Fisik, Psikologis, Sosial Ekonomi, Riwayat Kesehatan,Skrining
nyeri dan Resiko Jatuh
3) Menentukan : apakah perlu assemen khusus atau tidak.
4) Menghasilkan :Diagnosa kerja .
5) Assesmen pasien Rawat Inap baik medis dan keperawatan diselesaikan dalam 24
jam sejak pasien di rawat inap
6) Pelaksanaan pada pasien rawat jalan dengan penyakit akut/non kronis, asesmen
awal baik medis dan keperawatan diperbaharui setelah 1 (satu) bulan
7) Pelaksanaan pada pasien rawat jalan dengan penyakit kronis, asesmen awal baik
medis dan keperawatan diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan
b. Assesmen ulang :
1) Dilakukan pada interval tertentu :
a) Medik; Setiap visite harian dokter.
b) Keperawatan;Setiap shift jaga perawat.
2) Bila terjadi perubahan kondisi pasien.
3) Untuk menentukan keberhasilan terapi atau untuk memulangkan pasien .
2. Rekam Medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan & pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
Pasal II

1) Ruang Lingkup keputusan ini meliputi :


a. Kategori Assemen Pasien : Assesmen Medis, Assesmen Keperawatan, Assesmen Gizi.
b. Alur masuk Ranap.
c. Alur masuk Rajal.
d. Assesmen Ulang.
e. Pemeriksaan Penunjang.

2) Tata Laksana :
a. Assesmen medis
b. Assesmen Keperawatan
c. Assesmen Gizi
d. Assesmen Individu adalah isi minimal dari assesmen yang ditentukan oleh departemen
terkait :
1) Assesmen Resiko Jatuh
2) Assemen Nyeri
3) Assesmen Tahap Terminal
4) Assesmen Fungsional

3) Definisi :
Pengkajian Gawat Darurat,Pengkajian Rawat Inap, Pengkajian Rawat Jalan,Pengkajian
Peri Operatif, Pengkajian Peri Anestesi / Sedasi,Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP),Case Manager,Profesional Pemberi Asuhan (PPA), Pelayanan Khusus Untuk
Pasien ,Pasien Resiko Tinggi, Discharge Planning.
BAB II
PENGKAJIAN GAWAT DARURAT

Pasal III

Pengkajian dilakukan di unit gawat darurat dan di seluruh unit yang menemukan
pasiendalam keadaan gawat
a. Pengkajian awal gawat darurat dilakukan oleh dokter RSU Mamami Kupang, atau
perawat yang terlatih dalam melakukan pengkajian gawat darurat.
b. Pengkajian gawat darurat minimal harus meliputi :riwayat singkat kejadian gawat
darurat,kesadaran, Airway, breating,Circulation (ABC) dan tanda vital yang meliputi
tekanan darah,nadi,respirasi. Untuk pengkajian di UGD,pengkajian tambahan dilakukan
sesuai format yang tertera di form medic gawat darurat.
c. Pengkajian gawat darurat harus dilakukan maximal dalam waktu 5 menit sejak pasien
tiba di RSU Mamami Kupang atau mengalami kejadian gawat darurat di RSU Mamami
Kupang.
d. Hasil pengkajian gawat darurat didokumentasikan di rekam medic dalam kronologi
waktu yang jelas dan menunjang diagnosis kerja serta penanganan yang dilakukan

BAB III
PENGKAJIAN RAWAT JALAN
Pasal IV

1. Pengkajian awal pasien rawat jalan dilakukan di unit rawat jalan terhadap setiap pasien baru
dan pasien yang sudah satu tahun tidak berobat ke RSU Mamami Kupang, dilakukan oleh
perawat sesuai dengan format yang ada.
2. Kerangka waktu asesmen awal medis dan keperawatan pada pasien rawat jalan
ditetapkan dalam waktu 15 s/d 30 menit. Apabila jumlah pasien yang berobat ke poliklinik
dalam jumlah banyak, maka asesmen awal disesuaikan dengan waktu kedatangan pasien
dan kondisi kegawadaruratan pasien.
3. Pengkajian medik awal rawat jalan dilakukan oleh dokter umum dan dokter spesialis diunit
rawat jalan RSU Mamami Kupang atau dokter UGD jika di luar jadwal operasional unit rawat
jalan RSU Mamami Kupang.
4. Pengkajian medic rawat jalan didokumentasikan di rekam medic sesuai ketentuan /kebijakan
rekam medic dengan keterangan yang jelas mengenai waktu pemeriksaan (tanggal dan
jam), dan minimal menuliskan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisikyang relevan untuk
justifikasi diagnosis dan terapi.
5. Pengkajian spesialistik dilakukan sesuai format sebagai berikut :
a. Pengkajian penyakit dalam dan bedah tidak memiliki standar khusus, dilakukan sesuai
keluhan pasien dan standar profesi
b. Pengkajian obstetric & ginekologi, anak, interna & bedah dilakukan sesuai format yang
ada di form pengkajian khusus.
c. Pengkajain pasien dengan kelainan jantung paru dan penyakit dalam lainnnya harus
meliputi sedikitnya inspeksi,perkusi,palpasi dan auskultasi dari jantung, paru dan organ
lainnya.
6. Dokter membubuhkan tanda tangan dan nama atau inisialnya di akhir dari penulisan direkam
medic.

BAB IV
PENGKAJIAN MEDIK RAWAT INAP
Pasal V

1. Pengkajian awal pasien rawat inap dilakukan oleh dokter ruangan ( ward doctors ) sesaat
setelah pasien masuk ke ruang rawat inap. Hasil pengkajian didokumentasikan
diform.Anamnesa/Pemeriksaan Fisik dan dilaporkan ke DPJP pada saat admission (saat
pasien masuk ruang perawatan ) sekaligus melakukan review hasil pengkajiandokter
ruangan.
2. Jika sebelum masuk rawat ianp pasien telah mendapatkan pengkajian dokter yang akan
merawat, maka jika pasien dilakukan pengkajian kurang dari 24 jam, pasien dalam
keadaan tanpa kegawat daruratan medic dapat langsung menjalani proses
admission,sedangkan jika pasien dengan pengkajian lebih dari 24 jam sebelum pasien tiba
di RSU Mamami Kupang, maka pasien harus menjalani pengkajian ulang di UGD RSU
Mamami Kupang guna memastikan bahwa diagnosis masih tetap dan tidak ada kegawatan
lain sebelum pasien masuk ke ruang rawat inap
3. Pengkajian medic rawat inap didokumentasikan di rekam medik sesuai ketentuan/kebijakan
rekam medik dan minimal terdiri dari anamesisdan pemeriksaan fisik (dan penunjang jika
ada yang relefan justifikasi diagnosis
4. Pengkajian spesialistik dilakukan sesuai format sebagai berikut:
a. Pengkajian penyakit dalam dan bedah tidak memiliki standar khusus, dilakukan sesuai
keluhan pasien.
b. Pengkajian dental, mata, obstetri & ginekologi, anak dan psikiatri dilakukan sesuai ormat
yang ada di form pengkajian khusus.
c. pengkajian pasien saraf sedikitnya meliputi: kesadaran, saraf kranial, motorik, otonom
dan keseimbangan.
d. Pengkajian pasien dengan kelainan jantung, paru, dan penyakit dalam lainnya harus
meliputi sedikitnya inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi dari jantung, paru dan
organ lainnya.
5. Pengkajian medic rawat inap oleh DPJP maximal dilakukan 24 jam sejak admission atau
lebih cepat sesuai dengan kondisi pasien.

BAB V
PENGKAJIAN PERIOPERATIF
Pasal VI
1. Pengkajian perioperatif dilakukan oleh dokter operator utama atau dokter lain dengan
kompetensi sama yang telah mendapat pelimpahan tertulis dari dokter operator utama.
2. Pengkajian pre-operatif menghasilkan diagnosis pre-operatif dan dokumentasi
direkammedicyang minimal meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik ( serta penunjang
jika standar profesi medic mengharuskan demikian) harus menunjukkan justifikasi dari
tindakan operatif yang akan dilakukan.
3. Pengkajian pasca operasi dilakukan sesuai dengan standar profesi masing-masingdan
didokumentasikan dalam rekam medic.Diagnosis pasca operasi harus dituliskan
sertarencana penanganan pasca operasi (lihat pengkajan lanjutan ).
4. Pasien tidak dilakukan tindakan pembedahan bilamana pengkajian pasien belum dilakukan
dandidokumentasikan di rekam medic, termasuk proses untuk mendapatkan pesetujuan
tindakan medik(informed- consent) dan skrining dilakukan oleh unit kamar bedah.

BAB VI
PENGKAJIAN PERI ANESTESI/ SEDASI
Pasal VII
1. Pengkajian peri anestesi meliputi :
a. Pengkajian pre anestesi (dilakukan pada hari sebelum anestesi) untuk operasi cito dapat
digabungkan dengan pengkajian pre induksi.
b. Pengkajian pre induksi (dilakukan saat pasien sudah di kamar operasi,sesaat sebelum
induksi dimulai)
c. Monitoring durante anestesi/sedasi
d. Pengkajian pasca operasi/sedasi
2. Pengkajian peri anestesi dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi sesuaistandar
ikatan dokter anestesi Indonesia (IDSAI).
3. Pengkajian pre-sedasi dilakukan oleh dokter/perawat yang telah mendapatpelatihan
mengenaisedasi sesuai kebijakan pelayanan anestesi dan sedasi RSU Mamami Kupang.
Pelatihan terhadap dokter /perawat pelaksana sedasi harus sedikitnya meliputi :
a. Jenis-jenis obat sedative dan farmakologi singkatnya.
b. Pengenalan berbagai brand / variasi obat sedasi dan kemasannya.
c. Cara pemberian obat sedasi.
d. Indikasi & kontraindikasi obat sedasi.
e. Efek samping dan monitoring selama pemberian sedasi.
f. Penanganan efek samping dan kegawatan sehubungan dengan obat sedasi.
g. Reversal agent dari obat sedasi.
4. Dokter/perawat yang perlu mendapat sertifikasi pelaksana sedasi adalah :Dokter
UGD,dokter ranap, perawat UGD, perawat anastesi,perawat unit lain yang bertugas
memasukkan obat- obat sedative intravena.
5. Pengkajian pre, durante dan post anestesi/sedasi dilakukan dan didokumentasikan dalam
rekam medic secara lengkap.
6. Pasien tidak dilakukan tindakan anestesi dan sedasi bilamana pengkajan pasien belum
dilakukandan didokumentasikan di rekam medic,termasuk proses untuk mendapatkan
persetujuan tindakan medic ( informed consent )dan skrining dilakukan oleh unit kamar
bedah atau unit lain yang melakukan sedasi

BAB VII
ASSESMEN NYERI
Pasal VIII

1. Pengkajian Nyeri di Rumah Sakit :


Evaluasi Nyeri :
a. FLACC Behavioural Tool : usia 1 – 3 tahun
b. Numeric Rating Scale (NRS)/Vissual Analog Scale (VAS);0-10
Pada pasien anak (>8th) dan Dewasa yang bisa berkomunikasi.
Intruksi; Pasien ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dilambangkan
dengan angka antara 0-10.
0 : Tidak Nyeri
1-3 : Nyeri Ringan /(sedikit menganggu aktifitas sehari-hari)
4-6 : Nyeri Sedang (gangguan nyata terhadap aktifitas sehari-hari).
7-10 : Nyeri berat (tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari).
c. Wong –Baker Faces Pain Scale ;0-10.Pada pasien anak( >3th) atau dewasa yang
sulit berkomunikasi, yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka. Instruksi : petugas menyesuaikan atau memilih gambar mana yang paling
sesuai dengan keadaan pasien.
1) 0 = Ekspresi rileks, tidak merasa nyeri sama sekali
2) 2 = Nyeri sedikit
3) 4 = Cukup nyeri
4) 6 = Lumayan nyeri
5) 8 = Sangat nyeri
6) 10 = Amat sangat nyeri ( tak tertahankan ).
Keterangan gambar Wong - Baker
1 – 3 nyeri ringan
4 – 6 nyeri sedang
7 – 10 nyeri berat
d. Critical Care Pain Observation Tool (C-CPOT) : Pasien dinilai nyeri bila skor lebih dari
3

BAB VI
ASSESMEN GIZI
Pasal VII

Diberikan sesuai kebutuhan nutrisi pasien.


Skrining Nutrisi :
1. Skrining gizi pada anak dengan menggunakan Strong kids untuk menentukan risiko
malnutrisi yang terdiri dari 4pertanyaan. Pertanyaan ini bisa diajukan kepada keluarga/
Orang tua.
2. Skrining gizi pada dewasa dengan menggunakan Malnutrition Screening Tool (MST) untuk
menentukan risiko malnutrisi yang terdiri dari 2 pertanyaan yaitu riwayat penurunan BB dan
nafsu makan/kesulitan makan pasien. Pertanyaan ini bisa diajukan kepada pasien atau
keluarga.
3. Skrining gizi pada lansia menggunakan Mini Nutritional Assesment ( MNA) untuk
menentukan risiko malnutrisi yang terdiri dari 6 pertanyaan. Pertanyaan ini bisa diajukan
kepada Pasien /keluarga.
BAB VII
ASSESMEN FUNGSIONAL
Pasal VIII

1. Pengkajian kemampuan melakukan aktivitas harian dilakukan sebagai bagian dari


Assesmen awal pasien rawat ianap oleh perawat.
2. Pengkajian ini meliputi :
a. metode mobilitas yang paling nyaman untuk pasien
b. apakah kondisi ruang perawatan dan atau unit rawat jalan/pelayanan yang dibutuhkan
pasien sudah sesuai dengan kondisi dan kemampuan pasien.
c. apakah pasien memiliki pedampin atau penunggu yang sesuai dengan tingkat
ketergantungannya? Jika tidak, pastikan staf ( dokter/perawat) yang merawat pasien ini
mengetahui kebutuhan pasien yang akan dibantu.
d. termasuk dalam pengkajian ini adalah pengkajian resiko jatuh yang akan dibahassecara
terpisah di poin berikut ini

BAB VIII
ASSESMEN RESIKO JATUH
Pasal IX

1. Pengkajian Resiko Jatuh didokumentasikan di form Pengkajian Keperawatan Rawat Inap


2. Pengkajian Resiko Jatuh dilakukan oleh perawat ketika pasien pertama datang ke rumah
sakit di unit rawat inap,unit gawat darurat,dan unit rawat jalan
3. Pengkajian ini dilanjutkan dengan tindak lanjut yang sesuai dengan tingkat resiko jatuh dari
pasien.
4. Pengkajian Resiko Jatuh diulang bila :
a. pasien jatuh
b. pasien menerima obat yang meningkatkan resiko jatuh (termasuk pasien post operatif
maupun tindakan lainnya)
c. pasien mengeluh pusing atau tanda gangguan keseimbangan lain.
BAB IX

DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN


Pasal X

Setiap pasien di RSU Mamami Kupangmemiliki Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
Wewenang Dan Tanggung Jawab DPJP
1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan kompetensi dan kewenangan klinis yang
diberikan, serta penugasan
2. Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan keilmuan kedokteran/ kesehatan di
department.
3. Meningkatkan kompetensi profesi sesuai bidang keilmuannya.
4. Melakukan evaluasi dan usulan revisi (bila diperlukan) kepada Vmelalui komite medic
terhadap peraturan internal staf medis, standar/ panduan pelayanan medis dan standar
prosedur operasional (SPO) dibidang pelayanan medis.

BAB X
CASE MANAGER
Pasal XI

Case manager adalah perwat yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan atas
setiap pasien.Tujuannya untuk menjamin mutu asuhan keperawatan dari pasien tersebut

BAB XI
KEPERAWATAN
Pasal XII

Keperawatan adalah seluruh rangkaian proses asuhan keperawatan dan kebidanan diberikan
kepada pasien yang berkesinambungan dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam
usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimal.

BAB XII
PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN
Pasal XIII

Profesionanl Pemberi Asuhan ( PPA ) lainnya :


Perawat,Apoteker,Ahli Gizi,Fisioterapis,Analis dll ;tugas profesi yan bersangkutan  tugas
mandiri,tugas delegatif,tugas kolaboratif
.BAB XIII
PASIEN RESIKO TINGGI
Pasal XIV

1. Asesmen awal pada populasi khusus mencakup masalah medis dan non medis, yang
mencakup fisik, psikologi, sosial, ekonomi, gizi, nyeri, risiko jatuh, status fungsional,
riwayat kesehatan,riwayat kesehatan, perencanaan pemulangan dan kondisi khusus
yang diperlukan pada masing-masing populasi
2. Kondisi khusus pada masing-masing populasi yang harus dicakup pada asesmen
awal adalah:

a. Anak: tumbuh kembang dan imunisasi


b. Dewasa muda: kesehatan reproduksi dan masalah penyalahgunaan obat
terlarang
c. Geriatri: kemandirian, kondisi sakit kronis dan penurunan fungsi tubuh
d. Sakit terminal: kebutuhan spiritual pasien dan keluarga
e. Pasien sakit kronis atau kesakitan: kondisi fisik maupun psikologis yang dapat
meringankan gejala
f. Pasien dalam proses melahirkan: kesakitan, umur kehamilan, pembukaan
cerviks, presentasi janin, kondisi kesejahteraan janin, riwayat persalinan
sebelumnya, kebutuhan pendampingan oleh keluarga
g. Pasien dalam proses terminasi kehamilan: kondisi pasien yang
melatarbelakangi, umur kehamilan, kelainan pada janin
h. Pasien dengan gangguan emosional atau gangguan jiwa: status kesehatan
mental dan emosional
i. Pasien terlantar atau disakiti: status ruda paksa yang didapatkan pasien
j. Pasien dengan penyakit infeksi atau penyakit menular: resiko penularan dan
kebutuhan ruang isolasi
k. Pasien yang mendapat kemoterapi atau radioterapi: hasil patologi anatomi,
staging tumor
l. Pasien dengan kondisi imunokompromis: jenis penyakit atau terapi yang
menyebabkan imonokompromis, kebutuhan ruang isolasi

3. Asesman awal pada populasi khusus harus dilakukan dalam 24 jam pertama setelah
pasien dirawat inap
4. Asesmen awal harus dilakukan di rawat inap dan rawat jalan oleh dokter, perawat
dan ahli gizi yang kompeten
5. Semua penilaian dan asesmen awal pada populasi khusus harus dicatat dalam
rekam medis
BAB XIV
ASSESMEN TERMINAL
Pasal XV

Kepada pasien yang akan meninggal dan keluarganya, dilakukan assemen dan assesmen
ulang sesuai kebutuhan individual mereka. Sesuai kondisi pasien harus dievaluasi :
1. Gejala seperti mau muntah darin kesulitan pernafasan
2. Faktor-faktor yang meningkatkan dan membangkitkan gejala fisik
3. Manajemen gejala saat ini dan hasil respon pasien
4. Orientasi spiritual pasien dan keluarga dan kalau perlu keterlibatan kelompok agama
5. Urusan dan kebutuhan spiritual pasien dan keluarga, seperti putus asa,penderitaan,rasa
bersalah atau pengampunan
6. Status psikososial pasien dan keluarga seperti hubungan keluarga,lingkungan rumah yang
memadai apabila diperlukan perawatan di rumah,cara mengatasi, reaksi pasien dan
keluarga atas penyakit pasien
7. Kebutuhan dukungan atau kelonggaran pelayanan (respite services) bagi pasien,keluarga
dan pemberi pelayanan lain
8. Kebutuhan akan alternative atau tingkat pelayanan lain
9. Faktor resiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi reaksi patologis
atas kesedihan

BAB XV
DISCHARGE PLANNING
Pasal XVI

Assesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien


(discharge).Kontinuitas pelayanan mempersyaratkan pesiapan dan pertimbangan khusus untuk
beberapa pasien tertentu seperti rencana pemulangan pasien.Rumah sakit mengembangkan
mekanisme seperti daftar kriteria untuk mengidentifikasi pasien, yang rencana pemulangannya
kritis, antaralain karena umur, kesulitan mobilitas/gerak, kebutuhan pelayanan medis dan
keperawatan berkelanjutan atau bantuan dalam aktivitas hidup sehari – hari. Karena
perencanaan proses pemulangan pasien dapat membutuhkan waktu agak lama, maka proses
assesment dan perencanaan dapat dimulai segera setelah pasien diterima sebagai pasien
rawat inap.
BAB XVI
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pasal XVII

Seluruh Profesional Pemberi Asuhan (PPA) harus diberi informasi tentang hal-halyang
berhubungan dengan Assesmen Pasien.

BAB XVII
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal XVIII

Seluruh kegiatan Asesmen Pasien harus dilakukan kegiatan Monitoring dan


Evaluasinya.Ketentuan lebih lanjut tentang Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat 1) dan diatur melalui program

BAB XVIII
PENUTUP
Pasal XIX

Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Kupang, 24 Januari 2019

Direktur RSU Mamami Kupang

dr.Thimotius Tarra Behy

Anda mungkin juga menyukai