ABSTRAK
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Dan Sikap Dengan Perilaku Dalam Memilih
Makanan Jajanan Siswa Kelas III, IV, Dan V Di SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota
Banjarbaru
Anak sekolah dasar merupakan masa anak yang berada pada usia sekolah yaitu
antara 6-12 tahun. Di usia ini mereka mulai menentukan dan memilih makanan
jajanan. Pemilihan makanan jajanan merupakan perwujudan dari perilaku. Hal ini yang
mencerminkan pengetahuan gizi jajan anak sekolah.
Kata Kunci : Pengetahuan Gizi, Sikap, Perilaku Dalam Memilih Makanan Jajanan
1
MINISTRY HEALTH REPUBLIC INDONESIA
POLITECHNIC OF HEALTH BANJARMASIN
DIPLOMA STUDY PROGRAM IV
NUTRITION
YEAR 2018
ABSTRACT
Primary school children are children who are at school age between 6-12 years.
At this age they begin to determine and choose snacks. The selection of snacks is a
manifestation of behavior. This reflects the nutritional knowledge of school children.
This study aims to determine the relationship between nutritional knowledge
and behavior in choosing snacks for students of class III, IV, and V in SDN LUT 7
Banjarbaru City.
This type of research is observational analytic in the field of community
nutrition with cross sectional design. Data collection is done by questionnaire. Samples
were taken using the stratified random sampling technique determined by a sample of 67
students of class III, IV, and V in SDN LUT 7 Banjarbaru City. The relationship test
used was Rank Spearman correlation.
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan
Karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul “Hubungan
Antara Pengetahuan Gizi Dan Sikap Dengan Perilaku Dalam Memilih Makanan
Jajanan Siswa Kelas III, IV, dan V Di SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru
Tahun 2018”. Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir Semester 5
Diploma IV Gizi Politeknik Kesehatan Banjarmasin tahun 2018.
Selanjutnya terimakasih kepada bapak Nurhamidi, SKM, M.Kes dan bapak Yasir
Farhat,SKM., MPH selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan bimbingan
hingga terwujudnya proposal ini. Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran
penyelesaian proposal ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan Rahmat dan Karunia-Nya dan semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis selanjutnya maupun pihak lain. Amin.
Penulis
3
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 3
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 10
2.1 Anak Usia Sekolah .................................................................................................. 10
2.2 Makanan Jajanan ..................................................................................................... 14
2.3 Pengetahuan............................................................................................................. 24
2.4 Perilaku .................................................................................................................... 25
2.5 Sikap ........................................................................................................................ 28
2.6 Kerangka Teori ........................................................................................................ 30
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ................................................... 31
3.1 Kerangka Konsep .................................................................................................... 31
3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 31
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................................. 32
4.1 Jenis Penelitian ........................................................................................................ 32
4.2 Desain / Rancangan Penelitian ................................................................................ 32
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 32
4.4 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................................. 32
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................................... 34
4.6 Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 37
4.7 Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 43
LAMPIRAN I IDENTITAS RESPONDEN .................................................................. 45
LAMPIRAN II KUESIONER ........................................................................................ 47
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku. Faktor-
faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi dua yaitu :
Faktor intern yang mencakup: Pengetahuan , kecerdasan, persepsi, emosi,
motivasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar,
dan faktor ekstern yang mencakup : Lingkungan sekitar baik fisik maupun non
fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya
(Notoadmodjo dalam Putriantini,2010).
Gizi anak tergantung makanan yang di konsumsi oleh anak, anak usia
sekolah selain mengkonsumsi makanan yang disedikan oleh orang tua, mereka
pun mengkonsumsi makanan dai jajanan yang dijual di lingkungan sekolah
mereka. Hal ini terbukti menurut BPOM 2008 bahwa tidak kurang dari 78% anak
usia sekolah mengkonsumsi jajanan yang dijual di lingkungan sekolahnya
(Kurniasih, 2012). Anak-anak sekolah umumnya tiap hari menghabiskan 1⁄4
waktunya disekolah,karenanya mereka lebih terpapar pada makanan jajanan kaki
lima dan mempunyai kemampuan untuk membeli makanan tersebut (Daniaty,
2009).
Hasil data yang di dapat dari survey BPOM tahun 2004 disekolah dasar
(seluruh Indonesia) dari sekitar 550 jenis makanan yang diambil untuk sampel
pengujian menunjukan bahwa 60% jajanan anak sekolah tidak memenuhi standar
mutu dan keamanan. Disebutkan bahwa 56% sampel mengandung rhodamin dan
33% mengandung boraks. Survei BPOM tahun 2007, sebanyak 4500 sekolah di
6
Indonesia, membuktikan bahwa 45% jajanan anak sekolah berbahaya. Didapat
juga data dari sebuah survey di 220 kabupaten dan kota di Indonesia, dtemukan
hanya 16% sekolah yang memenuhi syarat pengelolaan kantin sehat (Suci,2009)
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap anak tentang pemilihan makanan
jajanan dengan perilaku anak dalam memilih makanan jajanan di SDN Landasan
Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.
7
1.2 Rumusan Masalah
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku
pemilihan makanan jajanan siswa kelas III,IV, dan V di SDN Landasan
Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.
2. Tujuan khusus
a. Menilai pengetahuan gizi siswa kelas III,IV, dan V di SDN
Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.
b. Menilai perilaku pemilihan makanan jajanan siswa kelas III,IV,
dan V di SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.
c. Menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku
pemilihan makanan jajanan siswa kelas III,IV, dan V di SDN
Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.
8
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tingkat
pengetahuan, dan perilaku, serta faktor-faktor yang berhubungan kepada pihak
sekolah.
2. Bagi Anak Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
anak sekolah tentang pengetahuan gizi dan keputusan tentang pembelian
makanan jajanan yang sehat dan bergizi agar dapat mengantisipasi dirinya
sendiri untuk memilih makanan jajanan yang sehat dan aman, sehingga
kebutuhan gizi dapat terpenuhi dan kesehatannya selalu terjaga dalam
memilih makanan jajanan.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan
sebagai pengalaman dalam menerapkan teori yang telah didapat dibangku
kuliah, khusunya mengenai hubungan antara pengetahuan gizi dan perilaku
anak dalam memilih makanan jajanan di sekolah dasar.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai salah satu masukan informasi bagi peneliti selanjutnya dan
sebagai acuan untuk melakukan penelitian dengan variable yang berbeda.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
gram. Kemudian untuk anak perempuan usia 10-12 tahun kebutuhan
energinya adalah sebanyak 60 gram.
c. Mineral dan Vitamin
Vitamin dan mineral esensial merupakan zat gizi yang penting bagi
pertumbuhan dan kesehatan. Susu sapi merupakan sumber yang baik
bagi beberapa vitamin dan mineral seperti kalsium dan fosfor yang
berguna sebagai pembentukan tulang dan gigi. Susu sapi mengandung
vitamin A dan vitamin B Kompleks. Tapi susu tidak mengandung zat
besi dan flour sehingga kebutuhan zat tersebut harus di suplai oleh
bahan makanan lain seperti daging, sayur mayor dan buah (Waryana,
2010). Sedangkan menurut Angka Kecukupan Gizi, 2013 untuk anak
usia 7-9 tahun kebutuhan vitamin A sebanyak 500 mcg, vitamin D
sebanyak 15 mcg, Vitamin E sebanyak 7 mcg, Vitamin K 25 mcg,
vitamin B1 0,9 gr, vitamin B2 1,1 gr, vitamin B3 10 mg, vitamin B5 3,0
gr, vitamin B6 1,0 gr, vitamin B9 300mcg, vitamin B12 sebanyak 1,2
gr, fosfor 500mg, kalsium sebanyak 4500 mg dan untuk anak laki-laki
usia 10-12 tahun kebutuhan vitamin A yaitu sebanyak 600 mcg,vitamin
D 15 mcg, vitamin E 11 mg, Vitamin K 35mc6, vitamin B1 1,1 gr ,
vitamin B2 1,3 gr, B3 12 gr, B5 4,0 gr, B6 1,3 gr, B9 400 mcg, B12 1,8
, fosfor sebanyak 1200 mg, kalsium sebanyak 4500 mg. Kemudian
untuk anak-anak perempuan usia 10-12 tahun vitamin A yaitu sebanyak
600 mcg,vitamin D 15 mcg, vitamin E 11 mg, Vitamin K 35mcg,
vitamin B1 1,0 gr , vitamin B2 2,2 gr, B3 11 gr, B5 4,0 gr, B6 1,2 gr,
B9 400 mcg, B12 1,8 , fosfor sebanyak 1200 mg, kalsium sebanyak
4500 mg.
d. Cairan
Jumlah cairan yang harus masuk dalam tubuh merupakan yang
penting terutama bagi anak sekolah yang mudah dehidrasi. Pada
umumnya anak sehat memerlukan 1000-1500 ml tiap hari. Dalam
keadaan sakit seperti infeksi dengan suhu badan yang tinggi, diare,
muntah muntah, masukan ciran harus dinaikan untuk menghindari
12
keadaan yang buruk (Waryana, 2010). Sedangkan menurut angka
kecukupan gizi, 2013 kebutuhan cairan untuk anak usia 7-9 tahun 1900
ml, untuk anak laki-laki usia 10-12 tahun kebutuhan cairanya adalah
1800 ml, kemudian untuk anak perempuan usia 10-12 tahum kebutuhan
cairanya adalah sebanyak 1800 ml.
2.1.4 Faktor-faktor yang memperburuk gizi anak
a. Anak memilih-milih Makanan
Anak-anak dalam usia ini sudah dapat memilih dan menentukan
makanan apa yang mereka suka dan mana yang terbaik serta mana yang
tidak baik. Akan tetapi anak-anak ini memilih makanan yang salah jika
orang tuanya tidak memberikan petunjuk pada sang anak.
b. Kebiasaan Jajan
Anak-anak yang memilih makanan yang salah seperti makanan instan
yang banyak mengandung pewarna serta bahan pengawet akan
memperburuk keadaan gizi anak. Karena makanan tersebut dapat
menggangu kesehatan anak.
c. Terlalu lelah bermain disekolah, sehingga sampai rumah tidak ingin
makan lagi (Waryana, 2010)
13
2.2 Makanan Jajanan
2.2.1 Pengertian Makanan dan Jajanan
Definisi makanan dan jajanan menurut FAO (1991 dan 2000)
makanan atau minuman yang disajikan diwadah atau sarana penjualan
pinggir jalan, tempat umum atau tempat lain, yang terlebih dahulu
dipersiapkan atau dimasak di tempat produksi, dirumah atau ditempat
berjualan. Makanan tersebut langsung dimakan atau di konsumsi tanpa
pengolahan atau Persiapan lebih lanjut (Adriani, 2012)
Makanan jajanan menurut Kep.Men.Kes.No942/menkes/SK/2003
makanan atau minuman yang diolah oleh pengrajin makanan yang dijual
ditempat penjualan atau disajikan sebagai makanan siap santap unuk dijual
selain yang disajikan jasa tata boga rumah makan/resrtoran, dan hotel
(Yuliastuti, 2012). Makanan jajanan sebaiknya tidak di konsumsi pada
waktu makan utama. Konsumsi jajanan dapat menjaga kecukupan energi
anak sebelum waktu makan utama tiba. Namun, konsumsi jajanan yang
berlebihan juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan apabila piihan
jajanan berupa makanan yang tinggi kalori, lemak, gula, dan rendah gizi
yang di butuhkan oleh anak anak. Banyak iklan makanan yang
menawarkan jajanan seperti keripik, kue kering, permen dan minuman
bersoda yang tidak termasuk kedalam pilihan jajanan yang baik (Aprilia,
2011).
18
Tabel 2.2 Pemanis Buatan Dengan Intensitas Rendah Yaitu
Golongan gula alcohol
No. Jenis Pemanis Aplikasi penggunaan
Tujuan monosakarida
1 Xilitol (INS.No.967) Confectionery dan permen,
(E.967) farmasi (obat batuk), coating
(pelapis ) multivitamin,pasta
gigi dan pencuci mulut.
2 Sarbitol (INS.No.420) Permen bebas gula, permen
(E.420) karet , dessert beku dan bakery
3 Manitol (INS.No.421) Bubuk untuk permen karet ,
(E.421) coating coklat untuk es krim
dan permen turunan disakarida
4 Isomalt (INS.No.95) Confectionery dan wafer,
(E.9530) permen, dessert beku, produk
susu
5 Laktitol (INS.No.966) Coklat cake dan
(E.966) Confectionery, dessert beku,
produk susu
6 Maltitol (INS.No.965) Confectionery dan pemen,
(E.965) coklat, es krim, bakery.
2. Pewarna
Warna adalah suatu kriteria yang digunakan untuk memilih
atau menilai suatu produk pangan ( makanan dan minuman). Pada
anak anak, warna mempunyai peran psikologi yang sangat kuat
ketika mereka akan memilih produk pangan. Pemilihan warna
makanan biasanya berkaitan erat dengan efek rasa yang ingin di
tampilkan suatu produk, misalnya warna orange untuk rasa jeruk,
warna merah untuk rasa strawberry atau rasa pandan dengan warna
hijau.
19
Pewarna dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu
pewarna alami, yang dihasilkan dari bahan-bahan di alam dan
bahan pewarna buatan (sintetis), yang dihasilkan dariii proses
kimiawi pabrik. Penggunaan pewarna sintetis ini untuk makanan
harus dibatasi jumblahnya karena akan menggangu kesehatan
tubuh. Hal ini dikarenakan pada saat proses pembuatanya
menggunakan bahan kimia asam sulfat atau asam nitrat yang sering
terkontaminasi arsen atau logam berat lainya sehingga
membahayakan kesehatan. Jenis dan aturan penggunaan bahan
pewarna sintetis ini sudah diatur oleh lembaga yang berwenanng.
Bahan pewarna sintetis untuk makanan dan minuman ini adalah
sebagai berikut :
a) Riboflavin (kuning/orange=E.101)
b) Quinolone (kuning kehijauan=E.104)
c) Carmoisine (merah/ungu=E.122)
d) Green s (hijau=E.142)
e) Carotenoid (kuning/merah)
f) Calcium carbonate (putih=E.170)
3. Pengawet
Pengawet berfungsi untuk memperpanjang masa simpan. Adapun bahan
pengawet yang umum digunakan produsen makanan dan minuman adalah natrium
benzoate, asam sorbet dan asam benzoate. Masing-masing bahan tersebut
mempunyai efektifitas yang berbeda untuk penghambat pertumbuhan bakteri,
kapung dan ragi. Berikut nama-nama pengawet yang diijinkan oleh depkes.
a) Asam benzoate
b) Asam propionate
c) Kalium benzoate
d) Kalium bisulfit
e) Kalium metabisulfit
f) Kalsium benzoate
20
g) Natrium benzoate
h) Natrium metabisulfit
i) Natrium nitrat
4. Perasa (flavor)
Melihat asal usul dari proses pembuatanya, perasa dibedakan menjadi 3
yaitu, sebagai berikut :
a) Perasa natural/alami dibuat dari bahan alami contohnya rasa daging sapi
diperoleh dari daging sapi atau lemak sapi, rasa strawberry didapatkan oleh
elstrak buah strawberry dll.
b) Perasa sintetis/buatan berasal dari bahan-bahan kimia mempunyai karakter
menyerupai rasa-rasa tertentu missal butyl-butirat yang mirip dengan rasa
buah-buahan atau susuna amino tertentu yang mirip rasa daging, rasa
barbeque, rasa ayam dll.
c) Nature identical yaitu diolah dari bahan alami untuk menghasilkan perisa
sintetis.
5. Pengemulsi
Proses emulsi adalah suatu sistem yang terdiri atas dua fase cairan yang
tidak saling memisah diperlukan seperti lemak dan air. Beberapa produk yang
menggunakan bahan pengemulsi antara lain : cake, pudding, es krim, dessert
beku, margarine, coklat, aneka prosuk susu, minuman dsb.
Pada umumnya anak-anak belum bias memilih jajanan yang sehat dan
aman sehingga sebagai orang tua harus selalu memperhatikan bahan-bahan
yang digunakan dalam suatu produk. Pengujian BPOM terhadap makanan
jajanan di sekolah menunjukan, dari 861 contoh makanan sebanyak 344 jenis
(34,95%) tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Es sirup atau es buah
(48,19%) dan minuman ringan (62,50%) mengandung bahan berbahaya dan
tercemar bakteri pathogen. Saus dan sambal (61,54%) dan kerupuk (56,25%)
juga tidak memenuhi syarat. Contoh yang mengandung pewarna dilarang
(rodhanin B, methanol yellow dan amaranth ) sebesar 10,45%.
21
Ada beberapa bahan tambahan makanan yang berbahaya yang dapat
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan antara lain :
1. Formalin
Formalin merupakan bahan pengawet makanan yang berbahaya beberapa
produk makanan yang sering menggunakan formalin sebagai bahan pengawetnya
adalah mie telur, tahu, ikan asin, bakso. Formalin bagi tubuh manusia diketahui
sebagai zat karsinogenetik, yang menyebabkan kanker, mutagen, korosif dan
iriatif. Paparan kronik formalin menyebabkan saki kepala, radang hidung kronis,
mual-mual, gangguan pernapasan, baik batuk kronis maupun sesak napas kronis
2. Borak
Merupakan bahan pengenyal makanan berbahaya yang sering digunakan
pada bakso. Boral bersifat akumulatif terhadap kesehatan (terkumpul sedikit demi
sedikit dalam otak, hati dan testis). Kalau kondisinya tinggi bias timbul gejala
pusing pusing muntah, mencret, kram perut, bahkan kematian.
3. Sakarin
Merupakan pemanis buatan yang berbahaya. Biasanya digunakan pada
produk es sirup. Sakarin dapat menyebakan kanker kantung kemih, dan bersifat
karsinogenik pada binatang.
4. Sikmalat
Merupakan bahan pemanis buatan berbahaya yang biasanya digunakan
pedagang dalam pembuatan sirup. Sikmalat berpotensi menyebabkan pengecilan
testicular dan kerusakan kromosom.
5. Rodhamin B
Merupakan bahan pewarna untuk tekstil, namun ada beberapa pedagang
nakal yang menyalahgunakanya sebagai pewarna limun, sirup, permen, ikan asap,
sosis, mavaroni goreng, terasi. Rodhamin B dapat memicu kanker, keracunan,
iritasi paru paru, mata tenggorokan, hidung dan usus.
6. Metanil yellow
Bahan pewarna makanan yang berbahaya yang sering dipakai sebagai
pewarna kerupuk, makanan ringan, kembang gula, sirup, manisan. Zat pewarna
ini biasanya berwarna lebih terang dan memiliki rasa agak pahit, metanil yellow
22
dapat menyebakan kanker, keracunan, iritasi paru paru, mata, tenggorokan,
hidung dan usus (Adriani,2012).
Menurut Damayanti dalam Kurniasih 2012 makanan sehat tersebut antara
lain mengandung :
a) Kalori : jumblah kalori yang dibutuhkan anak yaitu 2000 kalori. Contoh
makanan yang mengandung kalori adalah gandum, beras, roti dll.
b) Protein : Protein yang dibutuhkan 1 gr/kg berat badan, contoh makanan
yang mengandung protein yaitu : tahu, tempe, ikan, telur, ayam dll.
c) Lemak : anak butuh lemak, namun pengkonsumsian lemak yang selalu
banyak dapat membawa anak pada kondisi kelebihan pengkonsumsian
kalori dan penambahan berat badan.
d) Serat : anak di anjurkan untuk meningkatkan konsumsi serat setiap hari,
serat didapatkan dari mengkonsumi buah dan sayur.
e) Kalsium : kalsium dibutuhkan untuk pertumbuahan tulang dan
pemeliharaan kepadatanya, dibutuhkan sekitar 500-1300 mg perhari, di
dapatkan dari olahan susu.
23
Sedangkan kelompok jajanan tidak sehat meliputi jajanan golongan
tinggi garm/natrium, tinngi gula, tinggi lemak, minuman tinggi gula
(minuman bersoda), dan western fast food (French fries, fried chiken).
24
b. Memahami (comprehention)
Memahami diartikan kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan cobtoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhaadap objek yang dipelajari
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan materi yang
telah di pelajari pada situasi dan kondisi riil atau sebenarnya.
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau hokum-
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau
subjek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan atau sama.
27
2.5 Sikap
2.5.1 Pengertian Sikap
Sikap merupakan respon evaluative terhadap pengalaman
kognisi,afeksi, dan tindakannya saat terhadap makanan jajanan. Sikap
belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap objek.
Sikap pemilihan makanan jajanan merupakan hasil perubahan
pada anak SD dalam memilih jajanan dan mengalami perubahan terus
menerus menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan tingkat
budaya tersebut. Salah satu factor yang mempengaruhi sikap
pemilihan makanan jajanan adalah sikap dalam pemilihan makanan
(Notoatmodjo,2003).
Dalam hal sikap, dapat dibagi dalam berbagai tingkatan, antara
lain (Notoatmodjo,2003) :
a. Menerima (receiving),diartikan bahwa orang mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan.
b. Merespon (responding), yaitu dapat berupa memberikanjawaban
apabila ditanya.
c. Menghargai (valuating)
d. Bertanggung jawab (responsible)
2.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
1. Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang dialami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara
komoponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang
yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan
persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita,
28
seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang
berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentkan sikap
kita terhadap sesuatu. Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman
dekat, guru, istri, suami dan lain-lain.
3. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
4. Media massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap
hal tersebut.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan
keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam
arti individu.
6. Pengaruh faktor emosional
Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan
dan pengalaman pribadi seseorang, kadang-kadang sesuatu
bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi
yang berfungsi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. (Aswar, 2000 :
30-38
29
2.6 Kerangka Teori
30
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.2 Hipotesis
Hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan dari kerangka konsep di atas yaitu
sebagai berikut:
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan gizi
dengan perilaku dalam memilih makanan jajanan siswa kelas III, IV, dan
V di SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap dengan perilaku
dalam memilih makanan jajanan siswa kelas III, IV, dan V di SDN
Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
n= N
1 + N ( d2 )
Dengan keterangan :
N= Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan (10%)
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 67 siswa yang terdiri dari siswa kelas
III, IV, dan V di SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru. Cara pengambilan
sampel dengan Stratified random sampling dengan proporsional. Stratified
random sampling adalah cara mengambil sampel dengan memperhatikan strata
(tingkatan) didalam populasi. Dalam stratified data sebelumnya dikelompokan
kedalam tingkatan tertentu, seperti tingkatan, tinggi, rendah, sedang/baik, sampel
diambil dari tiap tingkatan tertentu. (Arikunto, 2010)
33
Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan angka acak (random
number), sampai didapat jumlah sampel yang sudah ditetapkan.
Metode Sampling Acak Berlapis (Stratified random sampling) yaitu dalam
sampling acak stratifikasi, populasi dibagi menjadi dua segmen atau lebih yang
mutually exclusive yang disebut strata/stratum. Berdasarkan kategori-kategori dari
satu atau lebih variable yang relevan, baru kemudian dilakukan simple random
sampling. Strata merupakan kumpulan dari stratum-stratum, anggota dalam
stratum diusahakan sehomogen mungkin, sedangkan antar stratum ada perbedaan.
Sehingga dalam sampling acak stratifikasi setiap stratum terwakili dalam sampel
artinya pengambilan sample dilakukan terhadap semua stratum dengan
menggunakan prosedur sederhana.
3. Setiap stratum kemudian diambil sampel secara acak dan dibuat perkiraan untuk
mewakili stratum yang bersangkutan.
34
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variable yang diduga nilainya akan berubah karena
dipengaruhi oleh variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
perilaku dalam memilih makanan jajanan.
2. Definisi Operasional
Tabel 4.1 Definisi Operasional
35
kemasan, contoh
makanan jajanan,
dan tanda-tanda
makanan yang
aman dan tidak
aman untuk
dikonsumsi
3. Sikap Sikap mengenai Ceklist Kuesioner Positif Ordinal
pemilihan = ≥ mean
makanan jajanan Sedang
merupaka respon = 60-79%
eveluatif terhadap Negative
pengalaman =<mean
kognisi, afeksi, (Nazir, 2005)
dan tindakannya
terhadap makanan
jajanan
36
4.6 Metode Pengumpulan Data
7. Jenis data
b. Data primer
Data primer adalah jenis data yang diperoleh secara langsung dari sampel yang
meliputi : data identitas responden, tingkat pengetahuan gizi, sikap dan perilaku dalam
memilih makanan jajajanan.
c. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung. Data tersebut
meliputi : gambaran umum sekolah, jumlah siswa SD.
8. Cara pengumpulan data
a. Data primer
1. Data identitas responden diperoleh dengan kuesioner yang diberikan kepada
responden.
2. Data pengetahuan, sikap dan perilaku memilih makanan jajanan diperoleh dengan
ceklist terstruktur menggunakan kuesioner kepada anak tersebut.
b. Data sekunder
Meliputi data gambaran umum sekolah dan jumlah siswa SD yang diperoleh dari
dokumentasi yang ada disekolah.
38
d) Hasil perhitungan tersebut dikelompokkan menjadi 2 kategori :
Sikap positif :jumlah skor ≥ mean
Sikap negative :jumlah skor < mean
2. Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini, dilakukan uji statistic dengan
menggunakan program SPSS. Analisis data dalam penelitian ini meliputi :
a. Analisis Univariat
39
Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan variable tingkat pengetahuan gizi, ,
sikap dan perilaku dalam memilih makanan jajanan. Variable ini ditampilkan dengan
menggunakan table distribusi frekuensi dari variable yang diteliti.
b. Analisis Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk menilai hubungan tingkat pengetahuan gizi,sikap dan
perilaku dalam memilih mkanan jajanan. Analisa data dilakukan dengan
menggunakan uji statistic Korelasi Rank Spearman menggunkan SPSS.
40
Syarat uji hubungan korelasi Rank Sperman, yaitu (Hidayat,2009) :
1) Data yang bertipe ordinal
2) Sumber data antar variable tidak harus sama
3) Uji ini digunakan untuk menguji hubungan dua variable atau lebih
Cara analisis koefisien korelasi Rank Spearman (Wijaya,2003) :
1) Variabel pertama (misal x) dan variable kedua (missal y) di ranking
2) Apabila terdapat nilai pengamatan yang sama, rankingnya adalah rata-rata
3) Menentukan selisih rangking (di) untuk setiap pasang variable x dan y
Pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut :
1) Bila p ≤ 0,05 Ho ditolak berarti ada hubungan antara pengetahuan gizi, sikap
dengan perilaku anak dalam memilih makanan jajanan
2) Bila p > 0,05 Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi,
sikap dengan perilaku anak dalam memilih makanan jajanan
41
Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Perilaku dalam Memilih Makanan
Jajanan
Tingkat Perilaku
Pengetahuan Baik Sedang Kurang
Gizi N % N % N %
Baik
Sedang
Kurang
Tabel 4.6 Hubungan Sikap dengan Perilaku dalam Memilih Makanan Jajanan
Perilaku
Sikap Baik Sedang Kurang
N % N % N %
Positif
Negatif
42
DAFTAR PUSTAKA
Ali Khomsan. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo.
Persada.
Asmawi Zainul dan Noehi Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: PAU-
PPAI Universitas Terbuka.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2009. Peraturan Kepala Badan Pengawas
43
. 2003. KEPMENKES RI Nomor 942/MENKES/SK/VII/2003 Tentang
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
. 1997. Manual Item And Test Analysis (Iteman). Badan Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sistem Pengujian.
Devi Nirmala. 2012. Gizi Anak Sekolah. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Endang
Mulyatiningsih. 2011. Riset Terapan Bidang Pendidikan & Teknik.
44
LAMPIRAN 1
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Jenis kelamin :
Alamat :
Ya Kadang-kadang
Tidak
45
Di mana Anda biasa jajan makanan jajanan? (boleh memilih lebih dari satu)
Pedagang keliling
2 x sehari
Jenis makanan jajanan apa yang Anda pilih? (boleh memilih lebih dari satu)
46
LAMPIRAN II
KUESIONER
PENGETAHUAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
jawaban yang paling tepat!
a. Es bersoda c. Es campur
b. Air putih d. Es cendol
5. Berikut ini tidak perlu diperhatikan ketika membeli makanan jajanan dalam kemasan
47
adalah ……
a. Vetsin c. Sakarin
b. Benzoat d. Rhodamin
a. Boraks c. Sakarin
a. Mie basah yang tahan lebih dari sehari c. Cantek manis dengan warna
menarik
48
10. Berikut ini yang bukan penyebab maraknya kasus keracunan makanan
jajanan pada siswa?
12. Berikut ini merupakan dampak langsung dari mengkonsumsi makanan kadaluarsa,
kecuali……
b. Sehat d. Diare
49
13. Upaya yang dapat dilakukan sekolah untuk mengendalikan maraknya
kasus keracunan makanan jajanan, kecuali ……..
14. Berikut ini kebiasaan anak sekolah yang baik adalah …….
50
SIKAP
51
Sebaiknya memilih makanan jajanan
9.
yang warna mencolok
Sebaiknya mengonsumsi minuman
yang dapat menambah energy dan
10.
sehat bagi tubuh seperti susu dan air
putih
Keterangan:
SS = Sangat setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak setuju
52
PERILAKU
Kadang-
No Pernyataan ya tidak
kadang
53
54