Anda di halaman 1dari 54

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
GIZI
TAHUN 2018

ABSTRAK

Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Dan Sikap Dengan Perilaku Dalam Memilih
Makanan Jajanan Siswa Kelas III, IV, Dan V Di SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota
Banjarbaru

Anak sekolah dasar merupakan masa anak yang berada pada usia sekolah yaitu
antara 6-12 tahun. Di usia ini mereka mulai menentukan dan memilih makanan
jajanan. Pemilihan makanan jajanan merupakan perwujudan dari perilaku. Hal ini yang
mencerminkan pengetahuan gizi jajan anak sekolah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi


dengan perilaku dalam memilih makanan jajanan siswa kelas III,IV, dan V di SDN LUT
7 Kota Banjarbaru.

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dibidang gizi masyarakat


dengan desain cros sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner.
Sampel diambil menggunakan teknik stratified random sampling ditentukan sampel
sebanyak 67 siswa kelas III,IV, dan V di SDN LUT 7 Kota Banjarbaru. Uji hubungan
yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman.

Kata Kunci : Pengetahuan Gizi, Sikap, Perilaku Dalam Memilih Makanan Jajanan

1
MINISTRY HEALTH REPUBLIC INDONESIA
POLITECHNIC OF HEALTH BANJARMASIN
DIPLOMA STUDY PROGRAM IV
NUTRITION
YEAR 2018

ABSTRACT

The Relationship Between Nutritional Knowledge and Attitudes with Behavior in


Choosing Snack Food for Students in Class III, IV, and V at SD Negeri 7 Ulin East
Banjarbaru City

Primary school children are children who are at school age between 6-12 years.
At this age they begin to determine and choose snacks. The selection of snacks is a
manifestation of behavior. This reflects the nutritional knowledge of school children.
This study aims to determine the relationship between nutritional knowledge
and behavior in choosing snacks for students of class III, IV, and V in SDN LUT 7
Banjarbaru City.
This type of research is observational analytic in the field of community
nutrition with cross sectional design. Data collection is done by questionnaire. Samples
were taken using the stratified random sampling technique determined by a sample of 67
students of class III, IV, and V in SDN LUT 7 Banjarbaru City. The relationship test
used was Rank Spearman correlation.

Keywords: Nutrition Knowledge, Attitude, Behavior in Choosing Snack Food

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan
Karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul “Hubungan
Antara Pengetahuan Gizi Dan Sikap Dengan Perilaku Dalam Memilih Makanan
Jajanan Siswa Kelas III, IV, dan V Di SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru
Tahun 2018”. Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir Semester 5
Diploma IV Gizi Politeknik Kesehatan Banjarmasin tahun 2018.

Selanjutnya terimakasih kepada bapak Nurhamidi, SKM, M.Kes dan bapak Yasir
Farhat,SKM., MPH selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan bimbingan
hingga terwujudnya proposal ini. Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran
penyelesaian proposal ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan Rahmat dan Karunia-Nya dan semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis selanjutnya maupun pihak lain. Amin.

Banjarbaru, Desember 2018

Penulis

3
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 3
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 10
2.1 Anak Usia Sekolah .................................................................................................. 10
2.2 Makanan Jajanan ..................................................................................................... 14
2.3 Pengetahuan............................................................................................................. 24
2.4 Perilaku .................................................................................................................... 25
2.5 Sikap ........................................................................................................................ 28
2.6 Kerangka Teori ........................................................................................................ 30
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ................................................... 31
3.1 Kerangka Konsep .................................................................................................... 31
3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 31
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................................. 32
4.1 Jenis Penelitian ........................................................................................................ 32
4.2 Desain / Rancangan Penelitian ................................................................................ 32
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 32
4.4 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................................. 32
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................................... 34
4.6 Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 37
4.7 Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 43
LAMPIRAN I IDENTITAS RESPONDEN .................................................................. 45
LAMPIRAN II KUESIONER ........................................................................................ 47

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Derajat kesehatan dapat terpenuhi salah satunya dengan memenuhi


konsumsi makanan yang bergizi dan seimbang khususnya untuk anak sekolah
yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
(Herlina,2014). Anak sekolah termasuk kedalam salah satu golongan rawan akan
masalah gizi salah satunya dapat mempengaruhi timbulnya masalah gizi tersebut
diantaranya adalah konsumsi makanan yang tidak seimbang serta adanya penyakit
infeksi yang merupakan dua faktor penyebab langsung timbul masalah gizi (Devi,
2010). Apabila konsumsi gizi pada makanan seseorang tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh, maka akan terjadi kesalahan gizi(malnutirion). Malnutirion ini
mencakup kelebihan gizi, disebut gizi lebih (overnutirion), dan kekurangan gizi
atau kurang (undernutirion) (Notoatmodjo dalam Qurghan, 2010).

Pengetahuan makanan dan kesehatan sangat penting untuk dipelajari


karena pengetahuan tentang makanan dan kesehatan adalah faktor internal yang
mempengaruhi konsumsi jajanan. Pengetahuan makanan dan kesehatan adalah
peguasaan anak sekolah dasar tentang makanan bergizi seimbang, kebersihan dan
kesehatan makananan serta penggunaan bahan tambahan makanan dalam
makanan dan jajanan(Amelia Kindi,2013).

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang


bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perilaku anak yang baik sebanyak
25 anak (43,1%) dan perilaku anak tidak baik sebanyak 33 anak (56,9%)
(Putriantini,2010). Hasil penelitian ini menunjukan lebih banyak responden yang
berperilaku tidak baik meskipun pengetahuan dan sikap anak baik hal ini

5
disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku. Faktor-
faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi dua yaitu :
Faktor intern yang mencakup: Pengetahuan , kecerdasan, persepsi, emosi,
motivasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar,
dan faktor ekstern yang mencakup : Lingkungan sekitar baik fisik maupun non
fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya
(Notoadmodjo dalam Putriantini,2010).

Gizi anak tergantung makanan yang di konsumsi oleh anak, anak usia
sekolah selain mengkonsumsi makanan yang disedikan oleh orang tua, mereka
pun mengkonsumsi makanan dai jajanan yang dijual di lingkungan sekolah
mereka. Hal ini terbukti menurut BPOM 2008 bahwa tidak kurang dari 78% anak
usia sekolah mengkonsumsi jajanan yang dijual di lingkungan sekolahnya
(Kurniasih, 2012). Anak-anak sekolah umumnya tiap hari menghabiskan 1⁄4
waktunya disekolah,karenanya mereka lebih terpapar pada makanan jajanan kaki
lima dan mempunyai kemampuan untuk membeli makanan tersebut (Daniaty,
2009).

Data Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan Badan POM


pada bulan Mei tahun 2011 menunjukkan setiap tahun selalu terjadi keracunan di
sekolah dengan anak Sekolah Dasar (SD) menjadi kelompok yang paling sering
mengalami keracunan. Hal ini merupakan akibat dari mengkonsumsi jajanan
yang tidak sehat. Oleh karena itu, keberadaan makanan jajanan di sekolah perlu
mendapat perhatian serius. Hal ini sejalan dengan Gerakan Jajanan Sehat Anak
Sekolah yang dicanangkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal
31 Januari 2011.

Hasil data yang di dapat dari survey BPOM tahun 2004 disekolah dasar
(seluruh Indonesia) dari sekitar 550 jenis makanan yang diambil untuk sampel
pengujian menunjukan bahwa 60% jajanan anak sekolah tidak memenuhi standar
mutu dan keamanan. Disebutkan bahwa 56% sampel mengandung rhodamin dan
33% mengandung boraks. Survei BPOM tahun 2007, sebanyak 4500 sekolah di

6
Indonesia, membuktikan bahwa 45% jajanan anak sekolah berbahaya. Didapat
juga data dari sebuah survey di 220 kabupaten dan kota di Indonesia, dtemukan
hanya 16% sekolah yang memenuhi syarat pengelolaan kantin sehat (Suci,2009)

Hasil penelitian oleh jumiati (2011) di SDN Karya Tani kecamatan


Berambai Kabupaten Barito Kuala menunjukan bahwa sebanyak 58,7% responden
memiliki tingkat pengetahuan tentang makanan jajanan sedang dan sebanyak
41,3% responden memiliki pengentahuan tentang makanan jajanan yang rendah.
Responden memiliki sikap yang baik sebanyak 37,3% dan responden yang
memiliki sikap sedang sebanyak 62,7%. Responden yang memiliki sikap baik
sebanyak 45,3%, Responden yang memiliki perilaku sedang sebanyak 37,3%, dan
responden yang kurang mengkonsumsi makanan jajanan adalah sebanyak 17,3%.
Hasil uji statistic ini menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan perilaku dalam mengkonsumsi makanan jajanan.

Hasil survey yang dilakukan di SDN 1 Sungai Besar Kecamatan


Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru, dari siswa kelas IV dan V sebanyak 25
reponden yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 20% responden yang
mempunyai pengetahuan sedang sebanyak 16% dan responden yang mempunyai
pengetahuan kurang sebanyak 64%. Sedangkan responden yang memiliki sikap
positif dalam memilih makanan jajanan adalah sebanyak 28% dan responden yang
memiliki sikap negatif dalam memilih makanan jajanan sebanyak 72%. Serta
responden yang memiliki perilaku baik sebanyak 24%, responden yang memiliki
perilaku sedng sebanyak 20% , responden yang memiliki perilaku kurang
sebanyak 56%.

Sesuai dengan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap anak tentang pemilihan makanan
jajanan dengan perilaku anak dalam memilih makanan jajanan di SDN Landasan
Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.

7
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah :


1. Bagaimana pengetahuan gizi siswa kelas III,IV, dan V di SDN Landasan
Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru?
2. Bagaimana perilaku pemilihan makanan jajanan siswa kelas III,IV, dan
V di SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru?
3. Apakah ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku pemilihan
makanan jajanan siswa kelas III,IV, dan V di SDN Landasan Ulin Timur 7
Kota Banjarbaru?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku
pemilihan makanan jajanan siswa kelas III,IV, dan V di SDN Landasan
Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.
2. Tujuan khusus
a. Menilai pengetahuan gizi siswa kelas III,IV, dan V di SDN
Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.
b. Menilai perilaku pemilihan makanan jajanan siswa kelas III,IV,
dan V di SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.
c. Menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku
pemilihan makanan jajanan siswa kelas III,IV, dan V di SDN
Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.

8
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tingkat
pengetahuan, dan perilaku, serta faktor-faktor yang berhubungan kepada pihak
sekolah.
2. Bagi Anak Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
anak sekolah tentang pengetahuan gizi dan keputusan tentang pembelian
makanan jajanan yang sehat dan bergizi agar dapat mengantisipasi dirinya
sendiri untuk memilih makanan jajanan yang sehat dan aman, sehingga
kebutuhan gizi dapat terpenuhi dan kesehatannya selalu terjaga dalam
memilih makanan jajanan.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan
sebagai pengalaman dalam menerapkan teori yang telah didapat dibangku
kuliah, khusunya mengenai hubungan antara pengetahuan gizi dan perilaku
anak dalam memilih makanan jajanan di sekolah dasar.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai salah satu masukan informasi bagi peneliti selanjutnya dan
sebagai acuan untuk melakukan penelitian dengan variable yang berbeda.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anak Usia Sekolah


2.1.1 Pengertian anak usia sekolah
Usia Antara 6-12 tahun adalah usia anak duduik di sekolah dasar. Pada
permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, sehingga anak-anak
mulai masuk kedalam dunia baru, dimana mulai banyak berhubungan
dengan orang-orang diluar keluarganya dan berkenalan dengan suasan dan
lingkungan baru dalam hidupnya. Hal ini dapat mempengaruhi kebiasaaan
makan mereka. Kegembiraan disekolah menyebabkan anak anak sering
menyimpang kebiasaan waktu makan yang sudah diberikan kepada mereka
(Moehji Dalam Putriantini,2010).
Anak usia sekolah biasanya banyak memiliki aktifitas bermain yang
menguras banyak tenaga, dengan demikian terjadi ketidak seimbangan
antara energy yang masuk dan energy yang keluar, akibatnya tubuh anak
menjadikurus, untuk mengatasinya dengan mengontrol waktu bermain anak
sehingga anak memiliki waktu istirahat yang cukup. Kurangnya nafsu
makan dapat disebabkan banyaknya jajan, untuk meningkatkanya dapat
diberikan obat nafsu makan sesuai dosis yang di anjurkan. Makanan
jajanan yang kurang mengandung nilai gizi dan kebersihanya kurang
terjaga, maka akan menimbulkan dampak yang merugikan kesehatan
(Lisdiana dalam Putriantini, 2010)
2.1.2 Karakteristik Anak Sekolah
Biasanya pertumbuhan anak putri lebih cepat daripada putra.
Kebutuhan gizi anak sebagian besar digunakan untuk aktifitas
pembentukan dan pemeliharaan jaringan.
a. Pertumbuhan tidak secepat bayi
b. Gigi merupakan gigi susu yang tidak permanen (tanggal).
c. Lebih aktif memilih makanan yang disukai
d. Kebutuhan energy tinggi karena aktifitas meningkat
10
e. Pertumbuhan Lambat
f. Pertumbuhan meningkat lagi pada masa pra remaja (Damanik, 2010)
Sedangkan menurut Dewi dkk,2013 kategori anak sekolah adalah
anak usia 7-12 tahun. Dalam usia tersebut penambahan berat badan
terjadi sekitar 2kg dan tinggi badan 5-6 cm setiap tahunya. Menjelang
masa puber berat badan dapat mencapai 4-4,5 kg setahun.
2.1.3 Kebutuhan Gizi Anak Sekolah
a. Energi
Kebutuhan energy bagi anak di tentukan oleh metabolism basal,
umur, aktifitas fisik, suhu lingkungan kesehatanya. Zat-zat yang
mengandung energi disebut Makronutrien dan terdiri dari protein,
lemak dan karbohidrat (Waryana, 2010). Sedangkan menurur Angka
kecukupan gizi, 2013 untuk anak usia 7-9 tahun kebutuhan energi
adalah sebanyak 1850 kkal, dan untuk anak laki-laki usia 10-12 tahun
kebutuhan energi adalah 2100 kkal, kemudian untuk anak perempuan
usia 10-12 tahun kebutuhan energinya adalah sebanyak 2000 kkal.
b. Protein
Kebutuhan protein bagi tiap kilogram berat badannya adalah tinggi
pada bayi oleh karena pertumbuhanya yang cepat sekali, kemudian
berkurang untuk bertambahnya umur. Jumlah protein yang dikatakan
adekuat jikat mengandung semua asam amino esensial dalam jumblah
yang cukup, mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, maka protein yang
diberikan harus Sebagian berupa protein yang berkualitas tinggi seperti
protein hewani. Susu sapi merupakan sumber protein yang baik ,
daging ikan , telur dan mengandung protein berkualitas tinggi tambahan
protein dapat diperoleh dari kacang kacangan seperti kacang hijau,
kedelai serta produk-produknya seperti tahu, temped an seral seperti
roti (Waryana, 2010). Sedangkan menurut angka kecukupan gizi, 2013
untuk anak usia 7-9 tahun kebutughan protein sebanyak 49 gram, dan
untuk anak laki-laki usia 10-12 tahun kebutuhan energinya yaitu 56

11
gram. Kemudian untuk anak perempuan usia 10-12 tahun kebutuhan
energinya adalah sebanyak 60 gram.
c. Mineral dan Vitamin
Vitamin dan mineral esensial merupakan zat gizi yang penting bagi
pertumbuhan dan kesehatan. Susu sapi merupakan sumber yang baik
bagi beberapa vitamin dan mineral seperti kalsium dan fosfor yang
berguna sebagai pembentukan tulang dan gigi. Susu sapi mengandung
vitamin A dan vitamin B Kompleks. Tapi susu tidak mengandung zat
besi dan flour sehingga kebutuhan zat tersebut harus di suplai oleh
bahan makanan lain seperti daging, sayur mayor dan buah (Waryana,
2010). Sedangkan menurut Angka Kecukupan Gizi, 2013 untuk anak
usia 7-9 tahun kebutuhan vitamin A sebanyak 500 mcg, vitamin D
sebanyak 15 mcg, Vitamin E sebanyak 7 mcg, Vitamin K 25 mcg,
vitamin B1 0,9 gr, vitamin B2 1,1 gr, vitamin B3 10 mg, vitamin B5 3,0
gr, vitamin B6 1,0 gr, vitamin B9 300mcg, vitamin B12 sebanyak 1,2
gr, fosfor 500mg, kalsium sebanyak 4500 mg dan untuk anak laki-laki
usia 10-12 tahun kebutuhan vitamin A yaitu sebanyak 600 mcg,vitamin
D 15 mcg, vitamin E 11 mg, Vitamin K 35mc6, vitamin B1 1,1 gr ,
vitamin B2 1,3 gr, B3 12 gr, B5 4,0 gr, B6 1,3 gr, B9 400 mcg, B12 1,8
, fosfor sebanyak 1200 mg, kalsium sebanyak 4500 mg. Kemudian
untuk anak-anak perempuan usia 10-12 tahun vitamin A yaitu sebanyak
600 mcg,vitamin D 15 mcg, vitamin E 11 mg, Vitamin K 35mcg,
vitamin B1 1,0 gr , vitamin B2 2,2 gr, B3 11 gr, B5 4,0 gr, B6 1,2 gr,
B9 400 mcg, B12 1,8 , fosfor sebanyak 1200 mg, kalsium sebanyak
4500 mg.
d. Cairan
Jumlah cairan yang harus masuk dalam tubuh merupakan yang
penting terutama bagi anak sekolah yang mudah dehidrasi. Pada
umumnya anak sehat memerlukan 1000-1500 ml tiap hari. Dalam
keadaan sakit seperti infeksi dengan suhu badan yang tinggi, diare,
muntah muntah, masukan ciran harus dinaikan untuk menghindari
12
keadaan yang buruk (Waryana, 2010). Sedangkan menurut angka
kecukupan gizi, 2013 kebutuhan cairan untuk anak usia 7-9 tahun 1900
ml, untuk anak laki-laki usia 10-12 tahun kebutuhan cairanya adalah
1800 ml, kemudian untuk anak perempuan usia 10-12 tahum kebutuhan
cairanya adalah sebanyak 1800 ml.
2.1.4 Faktor-faktor yang memperburuk gizi anak
a. Anak memilih-milih Makanan
Anak-anak dalam usia ini sudah dapat memilih dan menentukan
makanan apa yang mereka suka dan mana yang terbaik serta mana yang
tidak baik. Akan tetapi anak-anak ini memilih makanan yang salah jika
orang tuanya tidak memberikan petunjuk pada sang anak.
b. Kebiasaan Jajan
Anak-anak yang memilih makanan yang salah seperti makanan instan
yang banyak mengandung pewarna serta bahan pengawet akan
memperburuk keadaan gizi anak. Karena makanan tersebut dapat
menggangu kesehatan anak.
c. Terlalu lelah bermain disekolah, sehingga sampai rumah tidak ingin
makan lagi (Waryana, 2010)

13
2.2 Makanan Jajanan
2.2.1 Pengertian Makanan dan Jajanan
Definisi makanan dan jajanan menurut FAO (1991 dan 2000)
makanan atau minuman yang disajikan diwadah atau sarana penjualan
pinggir jalan, tempat umum atau tempat lain, yang terlebih dahulu
dipersiapkan atau dimasak di tempat produksi, dirumah atau ditempat
berjualan. Makanan tersebut langsung dimakan atau di konsumsi tanpa
pengolahan atau Persiapan lebih lanjut (Adriani, 2012)
Makanan jajanan menurut Kep.Men.Kes.No942/menkes/SK/2003
makanan atau minuman yang diolah oleh pengrajin makanan yang dijual
ditempat penjualan atau disajikan sebagai makanan siap santap unuk dijual
selain yang disajikan jasa tata boga rumah makan/resrtoran, dan hotel
(Yuliastuti, 2012). Makanan jajanan sebaiknya tidak di konsumsi pada
waktu makan utama. Konsumsi jajanan dapat menjaga kecukupan energi
anak sebelum waktu makan utama tiba. Namun, konsumsi jajanan yang
berlebihan juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan apabila piihan
jajanan berupa makanan yang tinggi kalori, lemak, gula, dan rendah gizi
yang di butuhkan oleh anak anak. Banyak iklan makanan yang
menawarkan jajanan seperti keripik, kue kering, permen dan minuman
bersoda yang tidak termasuk kedalam pilihan jajanan yang baik (Aprilia,
2011).

2.2.2 Jenis makanan Jajanan


Jenis makanan atau minuman yang disukai oleh anak-anak adalah
makanan yang mempunyai rasa manis, enak dengan makanan seperti
cokelat, permen jelly, biscuit merupakan produk makanan favorit bagi
sebagian besar anak-anak. Untuk kelompok minuman dikenal sebagai
minuman warna-warni (air minum dalam kemasan maupun es sirup tanpa
label), Minuman jeli, es susu (milk ice), minuman ringan (soft drink) dan
lain lain. (Nuraini, 2007)
14
Jenis-jenis makanan jajanan yang biasa dijual disekolah antara lain :
jajanan sepinggan, jajanan cemilan, minuman dan buah. (Widanginggar
dalam Sudarwan, 2013), Widya karya nasional dan gizi dalam safriana,
2012 menggolongkan jenis makanan jajanan menjadi :
a. Makanan yang berbentuk misalnya : kue-kue kecil, pisang goring.
Kue putu,kue bugis, dan sebagainya.
b. Makanan jajanan yang diporsi seperti pecel, mie, bakso, laksa,
asinan, touge goreng dan sebagainya.
c. Makanan jajanan dalam bentuk minuman seperti cendol, bajigur,
cincau, eskrim dan sebagainya.
Dalam street study Bogor Arena Winarno dalam Safriana,
2012 mengelompokan makanan jajanan menjadi 4 jenis sebagai
berikut :
a. Makanan berat (meals) misalnya, bakso, bakmi, bubur
ayam, lontong, pecel, dan lain-lain.
b. Cemilan (Snack) misalnya : Kacang asin/atom, kerupuk,
wafer dan biskuit.
c. Makanan semi basah (intermedice moisture food) misalnya,
pisang goreng , lemper dan lain lain
d. Minuman (drink) misalnya ; cendol, es dan sirup.

Berdasarkan bentuk hidangan, makanan jajanan dibagi


menjadi tiga bentuk :
a. Bentuk minuman seperti cendol, es campur, dan ronde.
b. Bentuk kudapan seperti pisang goreng dan kue putu.
c. Bentuk santapan seperti gado-gado, mie, bakso, nasi goreng
(Windarti dalam Safriana, 2012)
Jajanan bagi anak sekolah dapat berfungsi sebagai
upaya untuk memenuhi kebutuhan energy karena aktifitas
fisik disekolah yang tinggi (apalagi tidak sarapan pagi).
Pengenalan berbagai jenis makanan jajanan akan
15
menumbuhkan penganekaragaman pangan sejak usia dini
(Khomsan, 2003).

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan makanan jajanan


Jajanan bagi anak sekolah merupakan fenomena
yang menarik untuk ditelaah karena beberapa kelebihan yaitu
:
a. Merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan
energy karena aktifitas fisik di sekolah yang tinggi (apalagi
tidak sarapan pagi).
b. Pengenalan berbagai jenis makanan jajanan akan
membutuhkan penganekaragaman pangan sejak dini,
c. Meningkatkan perasaan gengsi anak kepada teman-
temanya disekolah.
Sedangkan menurut safriana, 2012 keuntungn
makanan jajanan untuk mendapatkan makanan tambahan
diluar makanan yang diberikan dirumah yang dapat
menambah energy pada saat beraktifitas diluar sekolah dan
sekaligus mengenal beranekaragam makanan.
Namun disamping itu perlu kkita perhatikan
kekurangan atau aspek negative dari makanan jajanan yang
terlalu sering dapat mengurangi nafsu makan anak dirumah.
Selain itu banyak makanan jajanan yang kurang memenuhi
syarat kesehatan, sehingga dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada anak. Sebagian besar makanan jajanan
hanya mengandung karbohidrat yang membuat anak cepat
kenyang, hal ini dapat menggangu nafsu makan, sehingga
apabila dibiarkan akan menggangu pertumbuhan tubuh
anak. Apabila keseimbangan gizi tidak dipenuhi, dan ini
berjalan terus menerus menjadi kebiasaan akan kekurangan
zat gizi. Selain hal tersebut di atas makanan jajanan juga
16
masih beresiko terhadap kesehatan karena penangananya
yang tidak higenis, yang mengakibatkan keracuanan karena
terkontaminasinya makanan oleh mikroba yang beracun
maupun penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) yang
tidak diizinkan (Khomsan,2003).

2.2.4 Makanan Jajanan yang Aman dan Sehat


Keamanan makanan adalah makanan yang bebas dari kuman seperti
mikroba pathogen dan penyalahgunaan bahan kimia yang berbahaya. Ini
penting untuk diperhatikan anak usia sekolah yang rentan untuk
mengkonsumsi makanan yang berasal dari jajanan yang kurang aman yaitu
makanan yang tercemar organisme dan zat berbahaya. Adapun makanan
yang tercemar oleh tanah, air dan udara ataupun mikroorganisme yaitu
seperti bakteri, fungi, parasite dan virus. Makanan yang tercemar
organisme seing tidak disadari dan ini dapat mengakibatkan keracunan atau
kerusakan makanan (Kurniasih, 2012). Untuk itu kita perlu mengetahui
adanya bahan tambahan pangan yang diperbolehkan dan bahan yang
berbahaya yang di tambahkan dalam bahan makanan.
a. Beberapa bahan tambahan makanan jajanan (Nuraini,2007)
1. Pemanis
Pemanis alami jarang digunakan oleh industry karena menyebabkan
biaya produksi lebih tinggi. Yang termasuk pemanis alami adalah
tebu, gula bit, gula aren, gula kelapa dan madu. Pemanis buatan
lebih disenangi para produsen karena harganya lebih murah dengan
insentitas rasa manis yang tinggi, sehingga penggunaan sedikit pun
sudah menimbulkan rasa manis. Pemanis buatan adalah senyawa
yang memberikan persepsi rasa manis namun tidak memberikan
nilai gizi. Adapun pemanis buatan yang diizinkan oleh peraturan
mentri kesehatan no.208 tahun 1985 pasal 10 dan keputusan BPOM
yang ditambahkan dalam produk pangan yang sesuai dibagi dalam
dua kelompok yaitu kelompok pemanis dengan sintetis tinggi dan
17
kelompok poylol (gula alcohol) yang cenderung berintensitas
rendah.

Tabel 2.1 pemanis buatan dengan intensitas tinggi


No. Jenis Pemanis Aplikasi pennggunaan
1 Alitam (INS.No.956) Bakery, minuman, produk susu,
dessert, pasta gigi, dan pencuci
mulut, farmasi.
2 Asesulfa-K Minuman , confectionery (gula-
(INS.No.950) (E.950) gula) dan permen , es krim,
produk berbasis susu dan spread,
roti, pasta gigi, dan pencuci
mulut, farmasi.
3 Aspartam Minuman , confectionery (gula-
(INS.No.951) gula) dan permen , es krim,
dessert, bakery, farmasi
4 Neotam (INS.No.961) Minuman , confectionery (gula-
(E.951) gula) dan permen , yougurt,
bakery.
5 Sakarinendan Minuman , confectionery (gula-
garamnya (Ca, Na dan gula) dan permen , yougurt,
K) (INS.N0.954) bakery.
(E.954)
6 Siklamat dan garamnya Minuman, breakfast, cereal,
(Ca, Na dan K) produk berbasis, susu biscuit,
(INS.No.952) (E.952) coklat, spread, pudding dan
farmasi.
7 Sukrosa (INS.No.955) Aplikasi sangat luas
(E.955)

18
Tabel 2.2 Pemanis Buatan Dengan Intensitas Rendah Yaitu
Golongan gula alcohol
No. Jenis Pemanis Aplikasi penggunaan
Tujuan monosakarida
1 Xilitol (INS.No.967) Confectionery dan permen,
(E.967) farmasi (obat batuk), coating
(pelapis ) multivitamin,pasta
gigi dan pencuci mulut.
2 Sarbitol (INS.No.420) Permen bebas gula, permen
(E.420) karet , dessert beku dan bakery
3 Manitol (INS.No.421) Bubuk untuk permen karet ,
(E.421) coating coklat untuk es krim
dan permen turunan disakarida
4 Isomalt (INS.No.95) Confectionery dan wafer,
(E.9530) permen, dessert beku, produk
susu
5 Laktitol (INS.No.966) Coklat cake dan
(E.966) Confectionery, dessert beku,
produk susu
6 Maltitol (INS.No.965) Confectionery dan pemen,
(E.965) coklat, es krim, bakery.

2. Pewarna
Warna adalah suatu kriteria yang digunakan untuk memilih
atau menilai suatu produk pangan ( makanan dan minuman). Pada
anak anak, warna mempunyai peran psikologi yang sangat kuat
ketika mereka akan memilih produk pangan. Pemilihan warna
makanan biasanya berkaitan erat dengan efek rasa yang ingin di
tampilkan suatu produk, misalnya warna orange untuk rasa jeruk,
warna merah untuk rasa strawberry atau rasa pandan dengan warna
hijau.
19
Pewarna dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu
pewarna alami, yang dihasilkan dari bahan-bahan di alam dan
bahan pewarna buatan (sintetis), yang dihasilkan dariii proses
kimiawi pabrik. Penggunaan pewarna sintetis ini untuk makanan
harus dibatasi jumblahnya karena akan menggangu kesehatan
tubuh. Hal ini dikarenakan pada saat proses pembuatanya
menggunakan bahan kimia asam sulfat atau asam nitrat yang sering
terkontaminasi arsen atau logam berat lainya sehingga
membahayakan kesehatan. Jenis dan aturan penggunaan bahan
pewarna sintetis ini sudah diatur oleh lembaga yang berwenanng.
Bahan pewarna sintetis untuk makanan dan minuman ini adalah
sebagai berikut :
a) Riboflavin (kuning/orange=E.101)
b) Quinolone (kuning kehijauan=E.104)
c) Carmoisine (merah/ungu=E.122)
d) Green s (hijau=E.142)
e) Carotenoid (kuning/merah)
f) Calcium carbonate (putih=E.170)

3. Pengawet
Pengawet berfungsi untuk memperpanjang masa simpan. Adapun bahan
pengawet yang umum digunakan produsen makanan dan minuman adalah natrium
benzoate, asam sorbet dan asam benzoate. Masing-masing bahan tersebut
mempunyai efektifitas yang berbeda untuk penghambat pertumbuhan bakteri,
kapung dan ragi. Berikut nama-nama pengawet yang diijinkan oleh depkes.
a) Asam benzoate
b) Asam propionate
c) Kalium benzoate
d) Kalium bisulfit
e) Kalium metabisulfit
f) Kalsium benzoate
20
g) Natrium benzoate
h) Natrium metabisulfit
i) Natrium nitrat

4. Perasa (flavor)
Melihat asal usul dari proses pembuatanya, perasa dibedakan menjadi 3
yaitu, sebagai berikut :
a) Perasa natural/alami dibuat dari bahan alami contohnya rasa daging sapi
diperoleh dari daging sapi atau lemak sapi, rasa strawberry didapatkan oleh
elstrak buah strawberry dll.
b) Perasa sintetis/buatan berasal dari bahan-bahan kimia mempunyai karakter
menyerupai rasa-rasa tertentu missal butyl-butirat yang mirip dengan rasa
buah-buahan atau susuna amino tertentu yang mirip rasa daging, rasa
barbeque, rasa ayam dll.
c) Nature identical yaitu diolah dari bahan alami untuk menghasilkan perisa
sintetis.
5. Pengemulsi
Proses emulsi adalah suatu sistem yang terdiri atas dua fase cairan yang
tidak saling memisah diperlukan seperti lemak dan air. Beberapa produk yang
menggunakan bahan pengemulsi antara lain : cake, pudding, es krim, dessert
beku, margarine, coklat, aneka prosuk susu, minuman dsb.
Pada umumnya anak-anak belum bias memilih jajanan yang sehat dan
aman sehingga sebagai orang tua harus selalu memperhatikan bahan-bahan
yang digunakan dalam suatu produk. Pengujian BPOM terhadap makanan
jajanan di sekolah menunjukan, dari 861 contoh makanan sebanyak 344 jenis
(34,95%) tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Es sirup atau es buah
(48,19%) dan minuman ringan (62,50%) mengandung bahan berbahaya dan
tercemar bakteri pathogen. Saus dan sambal (61,54%) dan kerupuk (56,25%)
juga tidak memenuhi syarat. Contoh yang mengandung pewarna dilarang
(rodhanin B, methanol yellow dan amaranth ) sebesar 10,45%.

21
Ada beberapa bahan tambahan makanan yang berbahaya yang dapat
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan antara lain :
1. Formalin
Formalin merupakan bahan pengawet makanan yang berbahaya beberapa
produk makanan yang sering menggunakan formalin sebagai bahan pengawetnya
adalah mie telur, tahu, ikan asin, bakso. Formalin bagi tubuh manusia diketahui
sebagai zat karsinogenetik, yang menyebabkan kanker, mutagen, korosif dan
iriatif. Paparan kronik formalin menyebabkan saki kepala, radang hidung kronis,
mual-mual, gangguan pernapasan, baik batuk kronis maupun sesak napas kronis
2. Borak
Merupakan bahan pengenyal makanan berbahaya yang sering digunakan
pada bakso. Boral bersifat akumulatif terhadap kesehatan (terkumpul sedikit demi
sedikit dalam otak, hati dan testis). Kalau kondisinya tinggi bias timbul gejala
pusing pusing muntah, mencret, kram perut, bahkan kematian.
3. Sakarin
Merupakan pemanis buatan yang berbahaya. Biasanya digunakan pada
produk es sirup. Sakarin dapat menyebakan kanker kantung kemih, dan bersifat
karsinogenik pada binatang.
4. Sikmalat
Merupakan bahan pemanis buatan berbahaya yang biasanya digunakan
pedagang dalam pembuatan sirup. Sikmalat berpotensi menyebabkan pengecilan
testicular dan kerusakan kromosom.
5. Rodhamin B
Merupakan bahan pewarna untuk tekstil, namun ada beberapa pedagang
nakal yang menyalahgunakanya sebagai pewarna limun, sirup, permen, ikan asap,
sosis, mavaroni goreng, terasi. Rodhamin B dapat memicu kanker, keracunan,
iritasi paru paru, mata tenggorokan, hidung dan usus.
6. Metanil yellow
Bahan pewarna makanan yang berbahaya yang sering dipakai sebagai
pewarna kerupuk, makanan ringan, kembang gula, sirup, manisan. Zat pewarna
ini biasanya berwarna lebih terang dan memiliki rasa agak pahit, metanil yellow
22
dapat menyebakan kanker, keracunan, iritasi paru paru, mata, tenggorokan,
hidung dan usus (Adriani,2012).
Menurut Damayanti dalam Kurniasih 2012 makanan sehat tersebut antara
lain mengandung :
a) Kalori : jumblah kalori yang dibutuhkan anak yaitu 2000 kalori. Contoh
makanan yang mengandung kalori adalah gandum, beras, roti dll.
b) Protein : Protein yang dibutuhkan 1 gr/kg berat badan, contoh makanan
yang mengandung protein yaitu : tahu, tempe, ikan, telur, ayam dll.
c) Lemak : anak butuh lemak, namun pengkonsumsian lemak yang selalu
banyak dapat membawa anak pada kondisi kelebihan pengkonsumsian
kalori dan penambahan berat badan.
d) Serat : anak di anjurkan untuk meningkatkan konsumsi serat setiap hari,
serat didapatkan dari mengkonsumi buah dan sayur.
e) Kalsium : kalsium dibutuhkan untuk pertumbuahan tulang dan
pemeliharaan kepadatanya, dibutuhkan sekitar 500-1300 mg perhari, di
dapatkan dari olahan susu.

Adapun kelompok jajanan yang sehat meliputi golongan susu,


produk olahan susu, jus buah, jajanan cukup energi, jajanan cukup protein :
a. Golongan susu seperti susu skim, susu segar, susu cair kemasan (UHT
fresh mlik) : produk olahan seperti yoghurt, kefir, keju rrendah lemak
dan es krim : jus buah berupa jus byah asli dan jus buah kemasan : buah
dapat berupa buah segar.
b. Olahan buah seperti rujak, salad buah dll.
c. Jajanan cukup energi dan protein merupakan jajanan yang diharapkan
dapat memenuhi energi 200-300 kkal dan protein 5-7 g.

23
Sedangkan kelompok jajanan tidak sehat meliputi jajanan golongan
tinggi garm/natrium, tinngi gula, tinggi lemak, minuman tinggi gula
(minuman bersoda), dan western fast food (French fries, fried chiken).

a. Golongan tinggi natrium seperti keripik kemasan pabrik, krakers, kue


kering asin, popcorn asin, makanan kalengan : jajanan tinggi gula
seperti permen, kembang gula, coklat batang, marshmallow.
b. Jajanan tinggi lemak seperti sosis, keju padat, kulit ungas.
c. Minuman tinggi gula seperti minuman bersoda, dam western fast food
seperti French fries, fried chiken.
2.3 Pengetahuan
2.3.1 Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang
melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui indera yang dimiliki oleh manusia, yakni indera penglihatan,
indera pendengaran, indera penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia di peroleh melalui mta dan telinga
(Notoatmodjo,2003)
Pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang.
Menurut hendra (2009), pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu ini merupakan tingkatan pengetahuan yang paling
rendah . kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa yang di pelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
Tahu merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi
paling mendasar. Dengan pengetahuan ini individu dapat
mengenal dan mengingat kembali suatu objek, hasil pikiran,
prosedur, konsep, definisi, teori atau bahkan sebuah
kesimpulan.

24
b. Memahami (comprehention)
Memahami diartikan kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan cobtoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhaadap objek yang dipelajari
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan materi yang
telah di pelajari pada situasi dan kondisi riil atau sebenarnya.
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau hokum-
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau
subjek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan atau sama.

Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan


dan zat gizi,sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan
yang aman dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit
dan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam
makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat (Soekidjo
Notoatmodjo, 2007: 98). Menurut (Sunita Almatsir, 2002: 4),
pengetahuan gizi adalah sesuatu yang diketahui tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal.
2.4 Perilaku
2.4.1 Pengertian Perilaku
Perilaku menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007: 133) adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
25
Perilaku dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan bentuk
operasional, yaitu:
1) Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu mengetahui
situasi atau rangsangan dari luar. Pengetahuan diperoleh
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
obyek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pendorong
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket.
2) Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan batin
terhadap keadaan atau rangsangan dari luar subyek yang
menimbulkan perasaan suka atau tidak suka. Sikap merupakan
produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuatu
dengan rangsangan yang diterimanya. Sebelum orang itu
mendapatkan informasi atau melihat obyek itu tidak mungkin
terbentuk sikap. Meskipun dikatakan mendahului tindakan,
sikap belum tentu tindakan aktif tetapi merupakan
predisposisi (melandasi/ mempermudah) untuk bertindak
senang atau tidak senang terhadap obyek tertentu mencakup
komponen kognisi, afeksi dan konasi. Menurut Berkowitz
(1997) sikap merupakan respon evaluatif yang menempati
sikap sebagai perilaku yang tidak statis walaupun pembentukan
sikap seringkali tidak disadari oleh orang yang bersangkutan
akan tetapi bersifat dinamis dan terbuka terhadap kemungkinan
perubahan karena interaksi dengan lingkungan. Sikap akan ada
artinya bila ditampakkan dalam bentuk pernyataan, lisan
maupun perbuatan dan apa yang dinyatakan seseorang sebagai
sikapnya secara terbuka tidak selalu sesuai dengan sikap hati
26
sesungguhnya. Jadi penyimpulan mengenai sikap individu
sangat sulit bahkan dapat menyesatkan bila diambil dalam
bentuk perilaku yang tampak
3) Perilaku dalam bentuk tindakan/praktik yang sudah nyata
yaitu berupa perbuatan terhadap situasi dan atau rangsangan
dari luar.
Lawrence Green (1980) dalam Soekidjo Notoatmodjo (2007:
134) menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang
atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor dari luar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya perilaku itu
terbentuk dari 3 faktor. Pertama, faktor-faktor presdiposisi (presdiposing factor)
yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai- nilai dan
sebagainya. Kedua, faktor-faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud
dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obatobatan, alat-alat kontrasepsi dan sebagainya.
Ketiga, faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap
atau perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku.
Menurut Gary S. Becker (1993) dalam Soekidjo Notoatmodjo (2007:
136) menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan
kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan(health attitude) dan
praktik kesehatan (health practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa
besar tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi unit analisis penelitian.

27
2.5 Sikap
2.5.1 Pengertian Sikap
Sikap merupakan respon evaluative terhadap pengalaman
kognisi,afeksi, dan tindakannya saat terhadap makanan jajanan. Sikap
belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap objek.
Sikap pemilihan makanan jajanan merupakan hasil perubahan
pada anak SD dalam memilih jajanan dan mengalami perubahan terus
menerus menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan tingkat
budaya tersebut. Salah satu factor yang mempengaruhi sikap
pemilihan makanan jajanan adalah sikap dalam pemilihan makanan
(Notoatmodjo,2003).
Dalam hal sikap, dapat dibagi dalam berbagai tingkatan, antara
lain (Notoatmodjo,2003) :
a. Menerima (receiving),diartikan bahwa orang mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan.
b. Merespon (responding), yaitu dapat berupa memberikanjawaban
apabila ditanya.
c. Menghargai (valuating)
d. Bertanggung jawab (responsible)
2.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
1. Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang dialami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara
komoponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang
yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan
persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita,
28
seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang
berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentkan sikap
kita terhadap sesuatu. Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman
dekat, guru, istri, suami dan lain-lain.
3. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
4. Media massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap
hal tersebut.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan
keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam
arti individu.
6. Pengaruh faktor emosional
Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan
dan pengalaman pribadi seseorang, kadang-kadang sesuatu
bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi
yang berfungsi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. (Aswar, 2000 :
30-38

29
2.6 Kerangka Teori

Faktor yang Mempengaruhi :


1. Faktor predisposisi
a.Pengetahuan masyarakat
b. Sikap dan perilaku
2.Faktor pendukung
Perilaku anak dalam memilih
a.Ketersediaan sarana prasarana jajanan
b. Dukungan social
3. Faktor penguat
a. Sikap dan dorongan petugas
kesehatan
b. Peraturan

Gambar 2.3 Kerangka Teori Menurut Laurence Green


(Modifikasi dari Notoatmodjo (2003))

30
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan Gizi Anak


Sekolah Mengenai Makanan
Jajanan

Perilaku Anak Sekolah


Dalam Memilih Makanan
Jajanan

Sikap anak mengenai pemilihan


makanan jajanan

3.2 Hipotesis
Hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan dari kerangka konsep di atas yaitu
sebagai berikut:
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan gizi
dengan perilaku dalam memilih makanan jajanan siswa kelas III, IV, dan
V di SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap dengan perilaku
dalam memilih makanan jajanan siswa kelas III, IV, dan V di SDN
Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.

31
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini bersifat observanional analitik dibidang gizi masyarakat,
dilakukan dengan cara pengamatan kemudian menjelaskan adanya hubungan antar
variable melalui pengujian hipotesis dengan mencari hubungan antara tingkat
pengetahuan gizi dengan perilaku anak dalam memilih makanan jajanan disekolah.

4.2 Desain atau Rancangan Penelitian


Desain atau rancangan penelitian ini adalah cross sectional karena mempelajari
korelasi antara factor resiko dengan efek dengan pendekatan sekaligus pada suatu
saat. Pada penelitian ini peneliti akan mengambil data variable terikat (perilaku anak
dalam memilih makanan jajanan disekolah) dengan variable bebas (pengetahuan gizi
anak mengenai makanan jajanan) dalam waktu yang sama.

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian


a.Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.
b.Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018.

4.4 Populasi dan sampel penelitian


a.Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas III,IV, dan V di
SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru yang berjumlah 202 anak. Adapun
alasan pemilihan kelas III, IV dan V karena siswa SD pada tingkatan kelas
tersebut umumnya sudah memiliki pengetahuan yang cukup bagus, sehingga dapat
membedakan manayang baik dan yang buruk untuk dilakukan termasuk perilaku
memilih jajanan disekolah. Sedangkan alasan tidak memilih kelas I dan II adalah
32
karena pada tingkatan kelas tersebut anak masih memiliki pengetahuam yang
kurang sehingga akan berpengaruh pada hasil data yang didapat nanti. Alasan
tidak memilih kelas VI dikarenakan biasanya pada semester genap siswa kelas VI
sedang melakukan persiapan ujian akhir nasional.
b.Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yaitu siswa dan siswi
kelas III,IV dan V SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru.
Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan populasi terbatas dengan
menggunakan rumus (Notoatmodjo,2005) :

n= N
1 + N ( d2 )

Maka jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :


n= 202
1 + 202 ( 0,12 )
= 66,88
= 67 orang

Dengan keterangan :
N= Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan (10%)

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 67 siswa yang terdiri dari siswa kelas
III, IV, dan V di SDN Landasan Ulin Timur 7 Kota Banjarbaru. Cara pengambilan
sampel dengan Stratified random sampling dengan proporsional. Stratified
random sampling adalah cara mengambil sampel dengan memperhatikan strata
(tingkatan) didalam populasi. Dalam stratified data sebelumnya dikelompokan
kedalam tingkatan tertentu, seperti tingkatan, tinggi, rendah, sedang/baik, sampel
diambil dari tiap tingkatan tertentu. (Arikunto, 2010)
33
Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan angka acak (random
number), sampai didapat jumlah sampel yang sudah ditetapkan.
Metode Sampling Acak Berlapis (Stratified random sampling) yaitu dalam
sampling acak stratifikasi, populasi dibagi menjadi dua segmen atau lebih yang
mutually exclusive yang disebut strata/stratum. Berdasarkan kategori-kategori dari
satu atau lebih variable yang relevan, baru kemudian dilakukan simple random
sampling. Strata merupakan kumpulan dari stratum-stratum, anggota dalam
stratum diusahakan sehomogen mungkin, sedangkan antar stratum ada perbedaan.
Sehingga dalam sampling acak stratifikasi setiap stratum terwakili dalam sampel
artinya pengambilan sample dilakukan terhadap semua stratum dengan
menggunakan prosedur sederhana.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan Stratified random sampling adalah


sebagai berikut :

1. Populasi dibagi menjadi populasi yang lebih kecil disebut stratum.

2. pembentukan stratum harus sedemikian rupa sehingga setiap stratum homogeny


atau relative homogen.

3. Setiap stratum kemudian diambil sampel secara acak dan dibuat perkiraan untuk
mewakili stratum yang bersangkutan.

4. Perkiraan secara menyeluruh (over all estimation) diperoleh secara gabungan

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau yang menyebabkan
perubahannya nilai variable terikat, variable bebas dalam penelitian ini
adalah tingkat pengetahuan gizi dan sikap.

34
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variable yang diduga nilainya akan berubah karena
dipengaruhi oleh variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
perilaku dalam memilih makanan jajanan.

2. Definisi Operasional
Tabel 4.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Alat ukur Hasil ukur Skala


. penelitian Operasional ukur pengukuran
1. Perilaku Perilaku anak Ceklist Kuesioner  Baik Ordinal
memilih dalam memilih = ≥80%
makanan makanan jajanan  Sedang
jajanan merupakan suatu = 60-79%
tindakan anak  Kurang
mencari dan =<60%
memilih makanan (Baliwati,
jajanan disekitar dkk, 2004)
sekolah
2. Tingkat Segala sesuatu Ceklist Kuesioner  Baik Ordinal
pengetah yang diketahui = ≥80%
uan gizi mengenai  Sedang
makanan jajanan, = 60-79%
meliputi: definisi,  Kurang
manfaat,akibat, =<60%
kandungan zat (Baliwati,
gizi, bahan dkk, 2004)
tambahan pangan
(pewarna,
pemanis),

35
kemasan, contoh
makanan jajanan,
dan tanda-tanda
makanan yang
aman dan tidak
aman untuk
dikonsumsi
3. Sikap Sikap mengenai Ceklist Kuesioner  Positif Ordinal
pemilihan = ≥ mean
makanan jajanan  Sedang
merupaka respon = 60-79%
eveluatif terhadap  Negative
pengalaman =<mean
kognisi, afeksi, (Nazir, 2005)
dan tindakannya
terhadap makanan
jajanan

36
4.6 Metode Pengumpulan Data
7. Jenis data
b. Data primer
Data primer adalah jenis data yang diperoleh secara langsung dari sampel yang
meliputi : data identitas responden, tingkat pengetahuan gizi, sikap dan perilaku dalam
memilih makanan jajajanan.
c. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung. Data tersebut
meliputi : gambaran umum sekolah, jumlah siswa SD.
8. Cara pengumpulan data
a. Data primer
1. Data identitas responden diperoleh dengan kuesioner yang diberikan kepada
responden.
2. Data pengetahuan, sikap dan perilaku memilih makanan jajanan diperoleh dengan
ceklist terstruktur menggunakan kuesioner kepada anak tersebut.
b. Data sekunder
Meliputi data gambaran umum sekolah dan jumlah siswa SD yang diperoleh dari
dokumentasi yang ada disekolah.

4.7 Pengolahan Data dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
a. Editing
Memeriksa data dengan cara melihat kembali hasil pengumpulan data, baik isi
maupun wujud alat pengumpul data yakni :
1) Mengecek jumlah lembar pertanyaan
2) Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden
3) Mengecek macam isian data
b. Coading
Merupakan upaya mengklasifikasikan data dengan pemberian kode pada data
menurut jenisnya, yaitu memberikan kode pada variable tingkat pengetahuan gizi,
37
dan perilaku dalam memilih makanan jajanan. Kemudian tiap variable dikategorikan
sesuai jumlah skor/nilai untuk masing-masing variable, sebagai berikut :
1) Tingkat pengetahuan gizi
a) Terdiri dari beberapa pertanyaan kemudian responden diminta untuk
mmberikan jawaban :
 Jawaban benar skornya 1
 Jawaban salah skornya 0
b) Kemudian setiap skor pada pertanyaan dijumlahkan
c) Hasil skor dimasukan dalam rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑥 100%
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛)

d) Kemudian hasil perhitungannya dikelompokan menjadi 3 kategori, yaitu :


 Baik = ≥80%
 Sedang = 60-79%
 Kurang = <60%
(Baliwati, dkk, 2004)

2) Sikap mengenai pemilihan makanan jajanan


a) Terdiri dari beberapa pertanyaan kemudian responden diminta untuk
meberikan jawabna dan penilaiannya disusun dalam bentuk skal
Likert.
 Pernyataan positif yaitu Ss = 5, S=4, N=3, Ts=2, dan STs=1
 Pernyataan negative yaitu Ss = 1, S =2, N=3,Ts=4, dan STs=5
b) Kemudian setiap skor pada pernyataan dijumlahkan
c) Kemudian dimasukkan dalam rumus :

𝑋 = ∑ skor seluruh responden/responden

38
d) Hasil perhitungan tersebut dikelompokkan menjadi 2 kategori :
 Sikap positif :jumlah skor ≥ mean
 Sikap negative :jumlah skor < mean

3) Perilaku dalam memilih makanan jajanan


a) Terdiri dari beberapa pertanyaan kemudian responden diminta untuk
memberikan jawaban :
 Jawaban “ya” skornya 2
 Jawaban “kadang-kadang” skornya 1
 Jawaban “tidak” skornya 0
b) Kemudian setiap skor pada pertanyaan dijumlahkan
c) Hasil skor dimasukan dalam rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑥 100%
(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛)

d) Kemudian hasil perhitungannya dikelompokan menjadi 3 kategori,


yaitu :
 Baik = ≥80%
 Sedang = 60-79%
 Kurang = <60%
(Baliwati, dkk, 2004)
d. Entry data
Proses pemasukan data dalam suatu program computer.
e. Tabulating
Menyusun data dengan mengorganisir data sedemikian rupa sehingga mudah untuk
dijumlah, disusun, disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.

2. Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini, dilakukan uji statistic dengan
menggunakan program SPSS. Analisis data dalam penelitian ini meliputi :
a. Analisis Univariat
39
Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan variable tingkat pengetahuan gizi, ,
sikap dan perilaku dalam memilih makanan jajanan. Variable ini ditampilkan dengan
menggunakan table distribusi frekuensi dari variable yang diteliti.

Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Gizi


Pengetahuan tentang makanan
No. N %
jajanan
1. Baik
2. Sedang
3. Kurang
Jumlah

Tabel 4.3 Distribusi Sikap


Pengetahuan tentang makanan
No. N %
jajanan
1. Positif
2. Negatif
Jumlah

Tabel 4.4 Distribusi Perilaku Memilih Makanan Jajanan


No. Perilaku Anak N %
1. Baik
2. Sedang
3. Kurang
Jumlah

b. Analisis Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk menilai hubungan tingkat pengetahuan gizi,sikap dan
perilaku dalam memilih mkanan jajanan. Analisa data dilakukan dengan
menggunakan uji statistic Korelasi Rank Spearman menggunkan SPSS.

40
Syarat uji hubungan korelasi Rank Sperman, yaitu (Hidayat,2009) :
1) Data yang bertipe ordinal
2) Sumber data antar variable tidak harus sama
3) Uji ini digunakan untuk menguji hubungan dua variable atau lebih
Cara analisis koefisien korelasi Rank Spearman (Wijaya,2003) :
1) Variabel pertama (misal x) dan variable kedua (missal y) di ranking
2) Apabila terdapat nilai pengamatan yang sama, rankingnya adalah rata-rata
3) Menentukan selisih rangking (di) untuk setiap pasang variable x dan y
Pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut :
1) Bila p ≤ 0,05 Ho ditolak berarti ada hubungan antara pengetahuan gizi, sikap
dengan perilaku anak dalam memilih makanan jajanan
2) Bila p > 0,05 Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi,
sikap dengan perilaku anak dalam memilih makanan jajanan

Berdasarkan nilai korelasi yang diperoleh, maka (Sabri, 2007) :


1) Apabila r = -1, berarti hubungan antar kedua variable yang dianalisis merupakan
hubungan linear sempurna, dimana semakin besar nilai x maka nilai y akan semakin
besar pula.
2) Apabila r = 0, berarti tidak ada hubungan sama skeali antara kedua variable.
3) Apabila r = 1, berarti hubungan antar kedua variable yang dianalisis merupakan
hubungan linear terbalik sempurna, dimana semakin besar nilai x maka nilai y akan
semakin kecil.

Berdasarkan nilai korelasi yang diperoleh, maka (Sabri, 2007) :


1) Apabila r = 0,00-0,25, tidak ada hubungan/hubungan lemah
2) Apabila r = 0,26-0,50, hubungan sedang
3) Apabila r = 0,51-0,75, hubungan kuat
4) Apabila r = 0,76-1,00, hubungan sangat kuat/sempurna

41
Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Perilaku dalam Memilih Makanan
Jajanan

Tingkat Perilaku
Pengetahuan Baik Sedang Kurang
Gizi N % N % N %
Baik
Sedang
Kurang

Tabel 4.6 Hubungan Sikap dengan Perilaku dalam Memilih Makanan Jajanan

Perilaku
Sikap Baik Sedang Kurang
N % N % N %
Positif
Negatif

42
DAFTAR PUSTAKA

Ali Khomsan. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo.

Persada.

Asmawi Zainul dan Noehi Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: PAU-
PPAI Universitas Terbuka.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2009. Peraturan Kepala Badan Pengawas

Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011

Tentang Penetapan batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam

Makanan. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.

. 1996. Undang-undang No 7 Tahun 1996 Tentang Pangan. Jakarta: Badan


Pengawas Obat dan Makanan

D. Sanjur. 1982. Social and Cultural Perapektifes in Nutrition. Washington DC:


Prentice Hall, Inc. New York, USA. Karya Tulis Ilmiah disajikan dalam Seminar
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman Umum Gizi

Seimbang (PUGS). Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat.

43
. 2003. KEPMENKES RI Nomor 942/MENKES/SK/VII/2003 Tentang
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

. 1985. Permenkes RI Nomor 239/MENKES/PER/V/1985 Tentang Zat Warna


Tertentu yang Dinyatakan sebagai Bahan Berbahaya. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum SMK Jurusan Tataboga,


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Badan Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sistem Pengujian.

. 1997. Manual Item And Test Analysis (Iteman). Badan Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sistem Pengujian.

Devi Nirmala. 2012. Gizi Anak Sekolah. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Endang
Mulyatiningsih. 2011. Riset Terapan Bidang Pendidikan & Teknik.

Yogyakarta: UNY Press

44
LAMPIRAN 1

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Kelas :

No. Absen :

Jenis kelamin :

Alamat :

Berat badan/tinggi badan : ……………kg/ …………..cm

Perkiraan jarak rumah ke sekolah : ……………….. km

Apakah Anda selalu jajan makanan jajanan di sekolah?

Perkiraan uang saku per hari : Rp …………………../hari

Ya Kadang-kadang

Tidak

45
Di mana Anda biasa jajan makanan jajanan? (boleh memilih lebih dari satu)

Kantin sekolah Lainnya …………………….

Pedagang keliling

Berapa kali Anda jajan per hari?

1 x sehari Lainnya …………………….

2 x sehari

Jenis makanan jajanan apa yang Anda pilih? (boleh memilih lebih dari satu)

Makanan berat Minuman

Makanan ringan (snack) Buah-buahan

46
LAMPIRAN II
KUESIONER

PENGETAHUAN

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
jawaban yang paling tepat!

1. Apa yang dimaksud dengan makanan jajanan?

a. Makanan dan minuman yang dijajakan di kantin sekolah


b. Makanan dan minuman yang dijajakan di rumah makan
c. Makanan dan minuman yang dijajakan di restoran

d. Makanan dan minuman yang dijajakan di rumah

2. Manakah yang bukan termasuk jenis-jenis makanan jajanan?

a. Makanan berat c. Minuman

b. Snack d. Bekal dari rumah

3. Golongan minuman yang paling baik dikonsumsi bagi siswa adalah ……

a. Es bersoda c. Es campur
b. Air putih d. Es cendol

4. Bagaimana tanda-tanda makanan jajanan yang sehat?

a. Makanan jajanan manis yang meninggalkan rasa pahit


b. Makanan jajanan yang sudah berjamur

c. Makanan jajanan yang berwarna mencolok

d. Makanan jajanan yang tanpa pengawet buatan

5. Berikut ini tidak perlu diperhatikan ketika membeli makanan jajanan dalam kemasan

47
adalah ……

a. Kemasannya utuh dan tidak rusak c. Design kemasan

b. Bahan baku kemasan d. Tanggal kadaluarsa

6. Manakah jenis bahan tambahan pangan yang dilarang?

a. Vetsin c. Sakarin

b. Benzoat d. Rhodamin

7. Manakah jenis bahan tambahan pangan yang diperbolehkan


penggunaannya pada makanan?

a. Boraks c. Sakarin

b. Methanil yellow d. Rhodamin B

8. Manakah makanan jajanan yang berikut yang mengandung Bahan Tambahan

Pangan (BTP) berbahaya?

a. Mie basah yang tahan lebih dari sehari c. Cantek manis dengan warna
menarik

b. Nagasari dengan rasa yang manis d. Otak-otak yang dapat bertahan


sehari

9. Bagaimana cara memilih makanan jajanan yang baik?

a. Memilih makanan jajanan yang mengandung pemanis


buatan b. Memilih makanan jajanan yang berwarna
mencolok

c. Memilih makanan jajanan yang mengandung pengawet buatan

d. Memilih makanan jajanan yang tidak mengandung pengawet buatan

48
10. Berikut ini yang bukan penyebab maraknya kasus keracunan makanan
jajanan pada siswa?

a. Kurangnya pengetahuan siswa tentang kandungan gizi makanan


jajanan

b. Kurangnya kesadaran siswa untuk mengkonsumsi makanan jajanan


yang sehat

c. Kurangnya kesadaran penjual untuk menjual makanan jajanan yang


sehat

d. Mahalnya harga makanan jajanan yang sehat

11. Apa ciri bakso yang mengandung boraks dan formalin?

a. Tekstur lebih kenyal daripada bakso tanpa boraks dan


formalin

b. Tekstur lebih lembek daripada bakso tanpa boraks dan


formalin

c. Warna lebih kusam daripada bakso tanpa boraks dan


formalin

d. Berbau lebih menyengat daripada bakso tanpa boraks dan formalin

12. Berikut ini merupakan dampak langsung dari mengkonsumsi makanan kadaluarsa,

kecuali……

a. Muntah-muntah c. Sakit perut

b. Sehat d. Diare

49
13. Upaya yang dapat dilakukan sekolah untuk mengendalikan maraknya
kasus keracunan makanan jajanan, kecuali ……..

a. Memberi penyuluhan pada siswa tentang makanan jajanan yang


sehat

b. Diskusi dewan sekolah tentang makanan jajanan yang sehat

c. Mengawasi dengan ketat setiap penjual makanan jajanan yang ada di


sekolahnya

d. Memasang poster di kelas tentang ciri-ciri makanan jajanan yang tidak


sehat

14. Berikut ini kebiasaan anak sekolah yang baik adalah …….

a. Membeli makanan jajanan yang tidak dikemas

b. Membeli makanan jajanan di pinggir jalan

c. Membeli makanan jajanan di kantin sekolah

d. Membeli makanan jajanan yang berwarna menarik

50
SIKAP

Berikan tanda centang (√) pada salah satu alternatif jawaban.

No. Pernyataan SS S N TS STS


Makan buah itu lebih bergizi daripada
1.
jajan permen
Makanan jajanan yang rasanya enak
dan warnanya menarik dapat berarti
2.
makanan tersebut pasti sehat seperti
pentol dan sosis
Makanan jajanan tidak perlu
3.
dibungkus atau ditutup rapat
Sebaiknya mengurangi makanan
4. jajanan dalam bentuk gorengan karena
banyak lemaknya
Minuman ringan yang menggunakan
5. pemanis buatan sebaiknya tidak
diminum
Sebaiknya makanan kemasan yang
sudah lewat masa kadaluarsa dan
6.
rasanya sudah tidak enak lagi jangan
dikonsumsi
Sebaiknya kalau membeli jajanan kita
langsung beli saja tanpa
7.
memperhatikan makanan yang dalam
keadaan terbuka

Makan siang dirumah lebih sehat dari


8.
pada jajan diluar

51
Sebaiknya memilih makanan jajanan
9.
yang warna mencolok
Sebaiknya mengonsumsi minuman
yang dapat menambah energy dan
10.
sehat bagi tubuh seperti susu dan air
putih
Keterangan:

SS = Sangat setuju

S = Setuju

N = Netral

TS = Tidak setuju

STS = Sangat tidak setuju

52
PERILAKU

Berikan tanda centang (√) pada salah satu alternatif jawaban.

Kadang-
No Pernyataan ya tidak
kadang

1. Saya selalu memilih makanan yang bersih dan


tertutup untuk dimakan.

2. Saya selalu membeli snack seperti (taro,chitato,


kerupuk macaroni, tic-tac,ring,turbo,lays,kacang
polong jaipong).

3. Saya sering mengkonsumsi makanan jajanan


yang dibungkus daripada yang tidak.

4. Saya selalu membawa bekal

5. Saya selalu memperhatikan tanggal kadaluwarsa


pada bungkus tiap kali membeli

6. Saya sering mengkonsumsi makanan yang


banyak mengandung pewarna seperti saos.

Saya mengetahui bahaya mengkonsumsi


7. makanan jajanan yang mengandung pengawet,
namun saya tetap mengkonsumsinya.
8. Saya suka jajanan yang dibungkus bagus dan
menarik.
9. Saya selalu mencuci tangan sebelum makanan

10. Saya selalu makan seperti (nasi


kuning,lontong,pecel,sate)

53
54

Anda mungkin juga menyukai

  • Muhammad Nabil
    Muhammad Nabil
    Dokumen6 halaman
    Muhammad Nabil
    Anonymous iSt7yD60
    Belum ada peringkat
  • Muhammad Nabil
    Muhammad Nabil
    Dokumen6 halaman
    Muhammad Nabil
    Anonymous iSt7yD60
    Belum ada peringkat
  • Yasmina
    Yasmina
    Dokumen5 halaman
    Yasmina
    Anonymous iSt7yD60
    Belum ada peringkat
  • Yasmina
    Yasmina
    Dokumen5 halaman
    Yasmina
    Anonymous iSt7yD60
    Belum ada peringkat
  • Proposal Jajanan Sehat
    Proposal Jajanan Sehat
    Dokumen10 halaman
    Proposal Jajanan Sehat
    Shanty Maniez
    100% (1)
  • AMPLOP
    AMPLOP
    Dokumen2 halaman
    AMPLOP
    Anonymous iSt7yD60
    Belum ada peringkat