Anda di halaman 1dari 2

Nama : Inggil Noor Maulidiyah

NIM : 192010101045
Nama Kelompok : 05

HUBUNGAN KASTRAT DAN BERPIKIR KRITIS

Menurut kamus besar bahasa indonesia, kajian merupakan hasil mengkaji;


mengkaji memiliki arti sebagai kegiatan belajar; mempelajari; memeriksa;
menyelidiki; memikirkan (mempertimbangkan dsb); menguji; menelaah: ~ baik
buruk suatu perkara. Strategis berarti berhubungan, bertalian, berdasar strategi; atau
baik letaknya. strategi sendiri adalah rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus.Sehingga bila kedua kata ini diartikan secara satu
kesatuan yang kerap kita sebut kastrat, maka definisinya adalah “suatu aktivitas
menelaah-menganalisis suatu hal dan menjadikannya sebagai landasan untuk
merencanakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan”. Kata kata yang dibuat lebih tebal merupakan inti dari kajian strategis
Kajian Strategis atau yang sering dikenal dengan kastrat berdasarkan
pengertiannya yang tercantum di buku Meretas Jejak ISMKI, merupakan sebuah
proses berfikir, bersikap dan bertindak yang kritis dan konstruktif berdasarkan atas
sebuah permasalahan yang timbul. Sedangkan Bidang Kajian Strategis adalah
bagian dari organ-isasi kemahasiswaan yang turut berkontribusi kepada pergerakan
mahasiswa dengan fungsi spesifik mengkaji dan menelaah permasalahan-
permasalahan (isu) yang terdapat di masyarakat (ruang lingkup kampus maupun
masyarakat umum).
Kastrat memiliki beberapa fungsi mendasar yang akan menjadi kunci bagi
aktivitas di organisasi. Secara umum ada 4 fungsi utama yang harus dimiliki oleh
Kajian Strategis,
1. Fungsi Analisi Isu
Kastrat memiliki fungsi untuk menganalisis isu kebijakan yang beredar di
masyarakat. Kastrat akan bertindak sebagai “think tank”. Pada level ini, kastrat
harus memiliki kompetensi untuk memilah isu media dan isu kebijakan yang lebih
substantif. Setelah isu dipilah kastrat perlu melakukan analisis terkait kebijakan
tersebut. Analisis ini akan menjadi dasar bagi penyikapan isu gerakan.
2. Fungsi Penyikapan Isu
Kastrat juga memiliki fungsi untuk memberikan sikap atu isu yang telah
dianalisis. Setelah isu kebijakan dianalisis, Kastrat harus memberikan sikap
itelektual; apakah menerima, menolak, atau menunda penyikapan. Sikap ini penting
untuk memutuskan apa yang harus dilakukan oleh organisasi terkait dengan isu
kebijakan tersebut.
3. Fungsi Perencanaan Strategi Gerakan
Selain analisis dan penyikapan, Kastrat juga diperlukan untuk merencanakan
langkah strategis apa yang akan dilakukan sebagai tindak lanjut dari sikap tersebut.
Strategi berarti rumusan desan gerakan apa yang akan dilakukan untuk
memperjuangkan kepentingan organisasi. Di sini, kastrat perlu merumuskan posisi
organisasi, momentum-momentum, hingga langkah taktis yang akan diambil ketika
bergerak.
4. Fungsi Pengembangan Wacana Intelektual
Kastrat juga punya fungsi untuk mengembangkan wacana-wacana intelektual
untuk memperkaya gerakan. Pengembangan wacana ini dapat dilakukan dengan
format pengayaan pengetahuan bagi organisasi, upgrading kapasitas intelektual,
hingga pewacanaan isu gerkana secara publik dalam bentuk diskusi dan seminar.
Di sini, kastrat akan bertindak punya peran untuk menawarkan wacan baru sebagai
alternatif dari kebijakan yang dikritik. Proses pewacanaan tersebut dapat dilakukan
melali diskusi-diskusi publik, seminar, kertas kerja, hingga penerbitan buku yang
merangkum gagasan-gagasan kritis mahasiswa.
Berpikir kritis adalah suatu proses dimana seorang atau individu dituntut untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi infomasi untuk membuat sebuah penilaian
atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan
pengalaman. Berpikir kritis banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari begitu
juga di dalam kastrat. Dimana salah satu fungsi kastrat adalah fungsi analisi isu
yang membutuhkan pemikiran yang kritis. Sehingga dalam disimpulkan bahwa
hubungan antara kastrat dan berpikir kritis adalah dalam kastrat mahasiswa dilatih
untuk berpikir kritis terhadap isu-isu yang beredar dengan menganalisis dan
mengkaji. Kastrat menuntut juga seorang mahasiswa untuk aktif menanggapi isu
maupun kebijakan yang ada dan tidak hanya mnerima secara pasif.

Anda mungkin juga menyukai