Oleh :
dr. Rizky Fauzia Ratnasari Surya NIM 2204181910004
Pembimbing :
Prof. dr Siti Fatimah Muis,Msc.,Sp.GK (K)
Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak jaman Babilonia dan zaman
Mesir kuno. Objek urologis tertua yang tercatat adalah proses pembentukan batu
(kalkulus/kalkuli) di kandung kemih; pada tahun 1901, Elliott Smith menemukannya
di sebuah makam Mesir prasejarah, di panggul mumi. Kalkulus ini bertanggal 4800
SM dan memiliki inti asam urat dengan laminasi konsentrat kalsium oksalat dan
amonium magnesium fosfat. Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia
dan tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di
berbagai belahan bumi. Di negara-negara berkembang, banyak dijumpai pasien batu
buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih
bagian atas. Hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari.
Di Amerika Serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh
dunia, rata-rata terdapat 1-12% penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penyakit
ini merupakan salah satu dari tiga penyakit terbanyak di bidang urologi disamping
infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat benigna 1.
2. DEFINISI
didapatkan massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih
baik saluran kemih atas (ginjal dan ureter) maupun saluran kemih bawah (kandung
3. EPIDEMIOLOGI
keluhan. Setiap tahunnya berkisar 1 dari 1000 populasi yang dirawat di rumah
dibandingkan perempuan, dengan rasio 3:1. Dan setiap tahun rasio ini semakin
menurun. Dari segi umur, yang memiliki risiko tinggi menderita urolitiasis adalah
tahun (1,3%) dimana Prevalensi lebih tinggi pada laki-laki (0,8%) disbanding
perempuan (0,4%).
Ginjal
Adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retro
peritoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi
cekungnya menghadap kemedial. Pada sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu
tempat struktur struktur pembuluh darah, sisitem limfatik, system saraf
dan ureter yang menuju dan meninggalkan ginjal. Ginjal dibungkus oleh
jaringan fibrous tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa (true
capsule) ginjal dan diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal.
Ureter
Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi
mengalirkan urin dari pielum ginjal kedalam buli-buli. Dindingnya
terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel sel transisional, otot otot polos
sirkuler dan longitudinal. Sepanjang perjalanan ureter dari pielum
menuju buli buli, secara anatomis terdapat beberapa tempat yang ukuran
diameternya relatif lebih sempit daripada ditempat lainnya, sehingga
batu atau benda benda lain yang berasal dari ginjal seringkali tersangkut
ditempat itu. Tempat tempat tersebut adalah pada perbatasan antara
pelvis renalis dan ureter atau pelvi ureter junction, tempat ureter
menyilang arterii iliaka di rongga pelvis dan pada saat ureter masuk ke
buli-buli.
Vesika urinaria (buli-buli)
Buli buli adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang
saling beranyam. Disebelah dalam adalah otot longitudinal, ditengah
merupakan otot sirkular dan paling luar merupakan otot longitudinal.
Pada dasar buli buli kedua muara uretar dan meatus uretra internum
membentuk segitiga yang disebut trigonum buli buli. Pada saat kosong,
buli buli terletak dibelakang simfisis pubis dan pada saat penuh berada
diatas simfisis sehingga dapat dipalpasi dan diperkusi.
Uretra
Secara anatomis uretra dibagi menjadi 2 bagian yaitu uretra posterior dan
uretra anterior. Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang
terletak pada perbatasan buli buli dan uretra.
A. ANATOMI GINJAL
Pada umumnya struktur dari ginjal pada anatomi ginjal dibagi menjadi 3 bagian penting
yakni meliputi :
• Kulit Ginjal (sering disebut dengan korteks)
Jika dilihat bagian korteks, maka bisa ditemukan bagian glomerulus dan juga bagian
simpai bowman. Glomerulus dan juga simpai bowman akan mulai melakukan
pembentukan menjadi satu kesatuan yang dinamakan sebagai badan malpighi. Pada
bagian badan malpighi iniliah proses penyaringan terhadap darah dimulai dan akan
berlangsung. Badan malpighi ialah bisa dikatakan sebagai awal dari nefron. Nefron
merupakan satuan dalam bentuk struktural dan juga fungsional. Dari bagian badan
malpighi akan mulai membentuk suatu saluran yang digunakan untuk menuju ke
bagian medula (sering disebut dengan sumsum ginjal).
• Pelvis Renalis
Pada bagian rongga ginjal akan bermuara ke bagian saluran yang bernama saluran
pengumpul. Dari bagian rongga tersebut, makan urine akan mulai keluar dari bagian
saluran ureter selanjutnya menuju ke bagian vesika urinaria (sering disebut sebagai
kandung kemih). Dari bagian kandung kemih, kemudian urine akan mulai keluar dari
bagian tubuh melewati bagian yang bernama saluran uretra.
• Medula
Medula (sering disebut dengan sumsum ginjal) terbentuk dari bagian saluran-saluran
yang bisa dikatakan sebagai kelanjutan dari bagian badan malphigi dan juga bagian
saluran yang terdapat di bagian dalam korteks. Rongga ginjal merupakan rongga
yang mempunyai fungsi dalam menampung semua urine yang ada dalam waktu
tertentu (penyimpanan sementara) sebelum proses pengeluaran melalui bagian ureter.
C. ANATOMI NEFRON
• Glomerulus
Setiap nefron pada ginjal berawal dari berkas kapiler yang disebut glomerulus, yang
terletak didalam korteks, bagian terluar dari ginjal. Tekanan darah mendorong
sekitar 120 ml plasma darah melalui dinding kapiler glomerular setiap menit.
Plasma yang tersaring masuk ke dalam tubulus. Sel-sel darah dan protein yang besar
dalam plasma terlalu besar untuk dapat melewati dinding dan tertinggal.
• Tubulus kontortus proksimal
Berbentuk seperti koil longgar berfungsi menerima cairan yang telah disaring oleh
glomerulus melalui kapsula bowman. Sebagian besar dari filtrat glomerulus diserap
kembali ke dalam aliran darah melalui kapiler-kapiler sekitar tubulus kotortus
proksimal. Panjang 15 mm dan diameter 55 µm.
• Ansa henle
Berbentuk seperti penjepit rambut yang merupakan bagian dari nefron ginjal dimana,
tubulus menurun kedalam medula, bagian dalam ginjal, dan kemudian naik kembali
kebagian korteks dan membentuk ansa. Total panjang ansa henle 2-14 mm.
• Tubulus kontortus distalis
Merupakan tangkai yang naik dari ansa henle mengarah pada koil longgar kedua.
Penyesuaian yang sangat baik terhadap komposisi urin dibuat pada tubulus
kontortus. Hanya sekitar 15% dari filtrat glomerulus (sekitar 20 ml/menit) mencapai
tubulus distal, sisanya telah diserap kembali dalam tubulus proksimal.
• Duktus koligen medula
Merupakan saluran yang secara metabolik tidak aktif. Pengaturan secara halus dari
ekskresi natrium urin terjadi disini. Duktus ini memiliki kemampuan mereabsorbsi
dan mensekresi kalsium.
a. Filtrasi
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal melalui
arteri renalis masuk ke dalam badan Malphigi (Membran glomerulus dan kapsul
Browman) yang bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut yang berukuran
kecil sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar Hasil saringan (filtrat)
dari glomerulus dan kapsul Browman disebut filtrat glomerulus atau rine primer
(air, glukosa,asam amino, dan garam mineral )
b. Reabsorpsi
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal proses ini menyerap semua gula,
asam amino, air, vitamin dan ion yang masih berguna lalu dimasukkan ke
pembuluh darah yang terdapat di sekitar tubulus urine sekunder ( urea, pigmen
empedu yang memberi warna dan bau pada urine, dan garam )
c. Augmentasi
Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal, dimana urine ditambahkan zat sisa
seperti, amonia, asam urat, ion hidrogen, dan kreatin dan obat agar tubuh terbebas
dari zat-zat berbahaya urine sekunder disalurkan melalui tubulus kolektivus
ke rongga ginjal urine menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal yang
disebut dengan ureter kantong kemih sudah penuh, dinding akan tertekan, lalu
akan timbul rasa ingin buang air kecil urine keluar ke tubuh melalui saluran
uretra (kencing)
5. ETIOLOGI
A. Faktor Intrinsik :
(misalnya, diet).
Umur : Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
Jenis kelamin :Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan
B. Faktor Ekstrinsik :
Asupan air : Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium
saluran kemih.
6. PATOFISIOLOGI
1. Teori Nukleasi
Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu sabuk batu
2. Teori Matriks
batu.
3. Penghambat Kristalisasi
peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat itu berkurang, akan
B. KOMPOSISI BATU
C. JENIS-JENIS BATU
1. Batu Kalsium
Dijumpai lebih dari 80% batu saluran kemih, baik yang berikatan dengan
oksalat maupun fosfat.
9
Etiologi :
o Hipersitraturi
o Hipomagnesuria
2. Batu Struvit
Disebut juga batu infeksi. Kuman penyebab adalah kuman golongan pemecah
urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah pH
urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini
urea.
10
3. Batu Urat
Merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih. Penyakit ini banyak
dehidrasi,
Batu sistin, batu xanthin, batu triamteren, dan batu silikat sangat jarang
7. MANIFESTASI KLINIS
tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit yang telah terjadi
nyeri ketok di daerah kosto-vertebra
teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis,
ditemukan tanda-tanda gagal ginjal
retensi urine
jika disertai infeksi didapatkan demam/menggigil
11
8. DIAGNOSIS
A. Anamnesis
Keluhan
B. Penyakit terdahulu
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris, anemia, syok
Pemeriksan fisik khusus urologi
Sudut kosto vertebra
Supra simfisis
Genitalia eksterna
Colok dubur
C. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urin rutin untuk melihat eritrosituri, lekosituria,
bakteriuria (nitrit), pH urin dan kultur urin
b. Pemeriksaan darah berupa hemoglobin, lekosit, ureum dan kreatinin.
c. Urinalysis : pH > 7.5 : lithiasis karena infeksi dan pH < 5.5 : lithiasis
karena asam urat
D. Pencitraan
Pemeriksaan rutin meliputi foto polos perut (BNO), dengan pemeriksaan
ultrasonografi atau intravenous pyelography (IVP)
DIAGNOSIS BANDING
Pielonefritis akut,
Tumor ginjal, ureter dan vesika urinaria,
Tuberkulosis ginjal,
Nekrosis piala ginjal,
Kolesistitis akut, dan
Appendisitis akut.
KOMPLIKASI
Hidronefrosis
pielonefrosis
uremia
gagal ginjal
12
10. PENATALAKSANAAN
a. MEDIKAMENTOSA
diuretikatiazid
alopurinol, diamok
13
b. NON MEDIKAMENTOSA
Teknik yang tersedia untuk ahli urologi saat batu tersebut gagal
- Penempatan stent
- Nefrostomi perkutan
- Ureteroscopi (URS)
- Nephrostolithotomi Perkutan
- Open nephrostomy
- Anatrophic nephrolithotomy
Obesitas berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi untuk terbentuknya batu. Pasien
obesitas cenderung untuk mengeluarkan oksalat dan asam urat yang lebih tinggi dan sitrat
yang lebih rendah ke dalam urine, yang mempermudah terbentuknya batu. Oleh karena itu
pasien overweight dan obesitas harus diberikan konseling pentingnya menurunkan berat
badan untuk mengurangi risiko terjadinya batu.
2. Kecukupan cairan
Dehidrasi memudahkan terjadinya pengentalan urine, sehingga konsumsi cairan yang cukup
merupakan komponen yang sangat penting bagi pasien batu ginjal. Orang dengan batu ginjal
sebaiknya minum sebanyak 2,5 liter per hari. Semua jenis minuman berkontribusi terhadap
produksi urine, akan tetapi yang lebih dianjurkan adalah minuman rendah gula dan rendah
kalori. Agar target volume cairan yang diminum dapat tercapai, dianjurkan untuk membagi
volume minum menjadi tiga bagian, misalnya 1 liter di pagi sampai siang hari, 1 liter di sore
hari, dan 0,5 liter di malam hari. Selain itu disarankan untuk menggunakan tempat minum
tersendiri dengan ukuran volume yang terlihat, sehingga lebih mudah untuk menghitung
jumlah cairan yang diminum.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pembatasan asupan natrium efektif untuk
mencegah kekambuhan batu ginjal. Secara umum diketahui bahwa sumber natrium adalah
14
garam, tetapi sebenarnya sumber natrium dalam makanan kita lebih banyak berasal dari
makanan olahan yang mengandung bahan pengawet dan penyedap rasa. Sebaiknya makanan
dimasak dengan menggunakan bumbu-bumbu alami yang banyak terdapat di sekitar kita,
dan meminimalkan penggunaan bumbu masak buatan pabrik atau bumbu instan.
Sitrat dalam urine merupakan penghambat terbentuknya batu kalsium oksalat dan kalsium
fosfat. Sitrat akan berikatan dengan kalsium menghasilkan kalsium sitrat yang sifatnya larut
dalam air, sehingga kalsium tidak dapat berikatan dengan oksalat maupun fosfat. Bahan
makanan yang paling kaya akan sitrat adalah buah jeruk, dengan kadar yang paling tinggi
terdapat pada lemon dan jeruk nipis. Kadar kalium dalam urine sangat berkorelasi dengan
kadar sitrat urine, dan asupan bahan makanan yang kaya akan kalium meningkatkan kadar
sitrat dalam urine sehingga dapat mencegah terbentuknya batu kalsium. Kalium tersebar
secara luas dalam berbagai bahan makanan seperti kentang, pisang, tomat, jeruk dan bayam.
Beberapa studi epidemiologis menemukan bahwa peningkatan kadar asam urat dalam darah
berkorelasi dengan peningkatan konsumsi fruktosa. Meskipun hasil-hasil penelitian yang
ada tidak secara spesifik menghubungkan fruktosa dengan kejadian batu asam urat, anjuran
untuk mengurangi asupan fruktosa berlebihan dapat membantu mempertahankan kesehatan
tubuh secara keseluruhan. Fruktosa terdapat dalam hampir semua jenis makanan atau
minuman olahan yang rasanya manis, sehingga bagi orang yang mempunyai batu ginjal,
khususnya jika batunya adalah batu asam urat, dianjurkan untuk membatasi makanan atau
minuman manis.
15
DAFTAR PUSTAKA
11. Kim SC, Burns EK, Lingeman JE, et al. Cystine calculi: correlation of CT-
visible structure, CT number, and stone
morphology with fragmentation by shock wave lithotripsy. Urol Res 2007
Dec;35(6):319-24.
12. Kim SC, Burns EK, Lingeman JE, et al. Cystine calculi: correlation of CT-
visible structure, CT number, and stone
morphology with fragmentation by shock wave lithotripsy. Urol Res 2007
Dec;35(6):319-24.