A. Definisi
Sepsis adalah suatu keadaan ketika mikroorganisme menginvasi
organ. Jika disertai dengan hipotensi maka dinamakan Syok sepsis. ( Linda
D.U, 2006)
Syok septic adalah suatu bentuk syok yang menyebar dan
sistemik serta adanya penyebaran yang tidak normal dari volume vaskuler
menyebar luas yang merupakan bentuk paling umum syok distributif. Pada
kasus trauma, syok septik dapat terjadi bila pasien datang terlambat
beberapa jam ke rumah sakit. Syok septik terutama terjadi pada pasien-
Namun demikian, agen infeksius lain seperti bakteri gram positif dan virus
juga dapat menyebab syok septic. (Brunner & Suddarth vol. 1 edisi 8,
2002).
1. Infeksi bakteri aerobik dan anaerobik
a. Gram negatif seperti : Echerichia coli, Kebsiella sp, Pseudomonas
Pneumokokus.
2. Infeksi viral, fungal,dan riketsia
3. Kerusakan jaringan , yang dapat menyababkan kegagalan penggunaan
Pathway
Infasi Kuman
Pelepasan Indotoksin
SEPSIS
Terganggunya
pencernaan
mitokondria
kebutuhan nutrisi
Gangguan
perfusi jaringan
D. Manifestasi Klinis
Syok sepsis terjadi dalam dua fase yang berbeda :
1. Fase pertama disebut sebagai fase hangat (Hiperdinamik)
- Hipotensi
- Takikardi
- Takipnea
- Alkalosis respiratorik
- Curah jantung (CJ) tinggi dengan TVS (Tahanan Vaskuler
Vistemik) rendah.
- Kulit dingin, pucat
- Hipertermia/hipotermia
- Perubahan status mental
- Poliuria
- SDP meningkat
- Hiperglikemia
2. Fase lanjut disebut fase dingin (hipodinamik)
- Hipotensi
- Takikardia
- Takipnea
- Asidosis metabolik
- CJ rendah dengan TVS tinggi
- Kulit hangat, kemerahan
- Hipotermia
- Status mental memburuk
- Disfungsi organ dan selular (spt, ARDS, KIT, oliguria)
- SDP menurun, dan Hipoglisemia
E. Klasifikasi
1. Sepsis onset dini
- Merupakan sepsis yang berhubungan dengan komplikasi obstertik.
- Terjadi mulai dalam uterus dan muncul pada hari-hari pertama
kelahiran
- Ditemukan pada bayi cukup bulan
- Infeksi bersifat lambat, ringan dan cenderung bersifat local
F. Komplikasi
1. Meningitis
2. Hipoglikemi
3. Aasidosis
4. Gagal ginjal
5. Disfungsi miokard
6. Perdarahan intra cranial
7. Icterus
8. Gagal hati
9. Disfungsi system saraf pusat
10. Kematian
11. Sindrom distress pernapasan dewasa (ARDS)
G. Pemeriksaan Penunjang
ginjal.
4. Trombosit : penurunan kadar dapat terjadi karena agegrasi trombosit
5. PT/PTT : mungkin memanjang mengindikasikan koagulopati yang
syok
7. Glukosa Serum : hiperglikenmio yang terjadi menunjukkan
kegagalan hati.
9. GDA : Alkalosis respiratosi dan hipoksemia dapat terjadi
kompensasi
10. EKG : dapat menunjukkan segmen ST dan gelombang T dan
1. WBC > 12.000/mm3 atau < 4.000/mm3 atau 10% bentuk immature
8. APTT > 60
(Roach, 1990).
Preparat sefalosporin ditambah amino glikosida diresepkan
jalur intravena dan kateter urin. Setiap abses harus di alirkan dan area
yang tepat,
c. Selain itu jalur intravena, insisi bedah, luka trauma, kateter urin dan
yang signifikan
- kaji saturasi oksigen
- periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan
kemungkinan asidosis
- berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
- auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
- periksa foto thorak
Circulation
- kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda
signifikan
- monitoring tekanan darah, tekanan darah <>
- periksa waktu pengisian kapiler
- pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
- berikan cairan koloid – gelofusin atau haemaccel
- pasang kateter
- lakukan pemeriksaan darah lengkap
- siapkan untuk pemeriksaan kultur
- catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature
sepsis padahal sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji
menunjukkan normal
- Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis
kematian
- Obyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan
mental.
Makanan/Cairan
- Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea
- Obyektif : Formasi edema/perubahan berat badan,
disfungsi motorik
Respirasi
- Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi
hunger”
- Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
Rasa Aman
- Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi
eklampsia
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
dan preload
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
C. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
dan preload.
menyerap keringat.
kebutuhan oksigen
tekanan darah nadi dan respirasi membantu dan meningkatkan kekuatan fisik
- Mampu melakukan aktivitas
klien.
sehari-hari secara mandiri - Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL
- TTV dalam rentang normal
- Status sirkulasi baik klien
- Jelaskan pada keluarga dan klien tentang
mengontrol cemas
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC.
EGC
Alumni.
Banjarmasin, Oktober 2019
Preseptor Akademik,
(..............................)