Anda di halaman 1dari 1

Kondisi ini masih terus berlangsung.

Setiap tahun Sumatera kehilangan 5% hutan dataran rendahnya; hal


serupa terjadi di Kalimantan. Papua akan menjadi korban berikutnya. Dengan angka penabangan hutan
yang meningkat, pabrik pengolahan bubur kertas sudah direncanakan dan lahan dalam jumlah yang
masif yang masuk kawasan konsesi, kini tengah dikembangkan di Sumatera dan Kalimantan.

Kelanjutan dari degradasi hutan adalah pertanda lain munculnya masalah di masa mendatang. Di lokasi-
lokasi hutan gambut yang sudah ditebang, terfragmentasi atau dikeringkan kini berubah dari
sumberdaya yang tidak mudah terbakar menjadi sumber titik api.

Sebuah kajian terhadap lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan di lahan gambut seluas 10 juta hektar
ditemukan bahwa sebagian besar lahan gambut ini sudah terdegradasi. Kurang dari 4% yang masih
tertutup hutan rawa gambut dan hanya sekitar 11% yang tertutup hutan yang relatif baik. Sisanya adalah
sumber titik api dan sudah diubah menjadi perkebunan, seperti yang sudah terjadi di Pulau Sumatera.

Perubahan iklim sendiri kini terjadi salah satunya akibat dampak dari hilangnya hutan gambut.
Perubahan iklim menyebabkan musim kering lebih panjang di Indonesia, menyebabkan titik api yang
lebih banyak dan berbagai bencana alam lainnya. Sepanjang kemunculan El Nino tahun 2006 silam di
Indonesia, tak kurang dari 40.000 titik api muncul di lahan gambut Indonesia.

Lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan kini menuju kehancuran. Sebuah tanda tanya besar masih
tersisa bagi keberadaan lahan gambut di Papua.

Anda mungkin juga menyukai