TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 OTOT
2.1.1 Defenisi
Otot merupakan suatu organ/alat yang dapat bergerak ini adalah sutau penting bagi
organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel sitoplasma ini
merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Jika sel otot yang
mendapatkan rangsangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel oto akan
Dalam garis besarnya sel otot dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan yaitu:
a. Otot Polos
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti gelendongan,
dibagian tengan terbesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos memilki serat yang
arahnya searah panjang sel tersebut miofibril. Serat miofilamen dan masing-masing
mifilamen teridri dari protein otot yaitu aktin dan miosin. Otot polos bergerak secara
teratur, dan tidak cepat lelahg. Walaupun tidur. Otot masih mampu bekerja. Otot polos
terdapat pada alat-alat dinding tubuh dalam, misalnya pada dinding usus, dinding pembuluh
darah, pembuluh limfe, dinding saluran pencernaan, takea, cabang tenggorok, pada
muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit, saluran kelamin dan saluran ekskresi
(Ville,1984)
Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot menjadi
pendek. Kerutan itu terjadi lambat, bila otot itu mendapat suatu rangsang, maka reaksi
1
2
terhadap berasal dari susunan saraf tak sadar (otot involunter), oleh karena itu otot polos
b. Otot lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak,
letaknya di pinggir, panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron. Sel otot lurik ujungnya
sel nya tidak menunjukkan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen akibatnya tampak
serat-serat lintang. Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot rangka, otot lurik,
dan otot lingkar. Otot-otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan berfungsi
menggerakkan tulang. Otot ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka tampak susunannya
serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti sel, dan tampak adanya garis-garis
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk otot-otot lurik
berada di bawah kehendak kita. Perlekatannya pda tulang dan kulit, tetapi ada juga terdapat
dalam kulit seluruhnya. Otot-otot yang merupakan lingkaran di sebuah otot lingkaran,
Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut dengan
berkontraksi. Otot-otot jeis ini hanya berkontraksi jika di rangsangan oleh rangsangan saraf
sadar (otot valunter). Kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu disebut otot sadar,
artinya bekerja menurut kemauan, karena itu di sebut otot sadar, artinya bekerja menurut
kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik terhadap perangsang cepat tapi tidak
tahan kelelahan.
3
c. Otot jantung
Otot jantung merupakan otot “istimewa”. Otot ini bentuknya seperti otot lurik
perbedaanya ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung satu sama lain. Berciri
merah khas dan tidak dapat dikendalikan kemauan. Kontraksi tidak di pengaruhi saraf,
fungsi saraf hanya untuk percepat atau memperlambat kontraksi karena itu disebut otot tak
sadar. Otot jantung di temukan hanya pada jangtung (kor), mempunyai kemampuan khusus
untuk mengadakan kontraksi otomatis dan gerakan tanpa tergantung pada ada tidaknya
rangsangan saraf. Cara kerja otot jantung ini disebut miogenik yang membedakannya
dengan neurogonik.
2.2 THORAX
Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah lebih besar
dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada bagian depan.
Rongga dada berisi paru-paru dan mediastinum. Mediastinum adalah ruang di dalam
rongga dada di antara kedua paru-paru. Di dalam rongga dada terdapat beberapa sistem
diantaranya yaitu sistem pernafasan dan peredaran darah. Organ pernafasan yang
terletak dalam rongga dada yaitu esofagus dan paru, sedangkan pada sistem peredaran
darah yaitu jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Pembuluh darah pada sistem
peredaran darah terdiri dari arteri yang membawa darah dari jantung, vena yang
membawa darah ke jantung dan kapiler yang merupakan jalan lalu lintas makanan dan
bahan buangan.
4
Kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucut terdiri
dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam
segmen tulang rawan dan 2 pasang yang melayang. Kartilago dari 6 iga memisahkan
articulasio dari sternum, kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsi membentuk tepi
kostal sebelum menyambung pada tepi bawah sternu. Perluasan rongga pleura di atas
klavicula dan di atas organ dalam abdomen penting untuk dievaluasi pada luka tusuk.
Musculus pectoralis mayor dan minor merupakan muskulus utama dinding anterior
thorax. Muskulus latisimus dorsi, trapezius, rhomboideus, dan muskulus gelang bahu
lainnya membentuk lapisan muskulus posterior dinding posterior thorax. Tepi bawah
Dada berisi organ vital paru dan jantung, pernafasan berlangsung dengan bantuan
gerak dinding dada. Inspirasi terjadi karena kontraksi otot pernafasan yaitu muskulus
interkostalis dan diafragma, yang menyebabkan rongga dada membesar sehingga udara
Pleura adalah membran aktif yang disertai dengan pembuluh darah dan limfatik.
Disana terdapat pergerakan cairan, fagositosis debris, menambal kebocoran udara dan
5
kapiler. Pleura visceralis menutupi paru dan sifatnya sensitif, pleura ini berlanjut
sampai ke hilus dan mediastinum bersama – sama dengan pleura parietalis, yang
melapisi dinding dalam thorax dan diafragma. Pleura sedikit melebihi tepi paru pada
setiap arah dan sepenuhnya terisi dengan ekspansi paru – paru normal, hanya ruang
Diafragma bagian muskular perifer berasal dari bagian bawah iga keenam kartilago
kosta, dari vertebra lumbalis, dan dari lengkung lumbokostal, bagian muskuler
interkostal bawah mempersarafi sensorik. Diafragma yang naik setinggi putting susu,
turut berperan dalam ventilasi paru – paru selama respirasi biasa / tenang sekitar 75%.
Otot-otot dinding dada maupun dinding abdomen tersusun dalam beberapa lapisan
yaitu lapisan eksternal, lapisan medial dan lapisan internal. Untuk dinding toraks,
transversus thoracis.
2.3 MEDIASTINUM
sendiri adalah struktur yang terletak di bagian tengah cavitas thoracis, berada di antara
pleura parietalis sinister dan pleura parietalis dexter (pleura mediastinalis sinister et dexter).
Meluas dari sternum di bagian ventral sampai columna vertebralis di bagian dorsal. Di
sebelah cranial dibatasi oleh apertura thoracis superior, dan di bagian caudal dibatasi oleh
Mediastinal + cor
trachea
oesophagus
6
nevus vagus
nervus phrenicus
ductus thoracicus
kelenjar thymus
lymphonodus paratrachealis
jaringan ikat, yang membuat mediastinum menjadi “ mobil “ dan dapat bergerak
mengikuti irama gerakan pulmo dan cor, serta mengikuti gerakan oesophagus sewaktu
menelan.
Oleh suatu bidang horizontal, yang melalui angulus sternalis Louisi dan tepi caudal
corpus vertebrae thoracalis IV, mediastinum dibagi menjadi dua bagian, yaitu mediastinum
anterius yang berada di sebelah ventral pericardium, mediastinum medius yang ditempati
oleh pericardium dan mediastinum posterius yang terletak di sebelah posterior pericardium.
ujung caudal m.longus colli. Di sebelah lateral dibatasi oleh pleura mediastinalis. Sebagai
batas caudal adalah suatu bidang datar imaginer yang ditarik melelui angulus sternalis
kelenjar thymus dan pembuluh vena besar, yang terletak retrosternal. Tiga buah
vena besar yang terdapat di tempat ini adalah vena anonyma sinistra, vena anonyma dextra
dan vena cava superior (vena anonyma = vena innonimata = vena brachiocephalica).
- Vena anonima sinistra. Merupakan vena yang membawa darah dari kepala dan leher
sebelah kiri dan extremitas superior sinister. Merupakan persatuan dari vena jugularis
7
interna sinistra dan vena subclavia sinistra di sebelah dorsal dari pars sternalis
claviculae sinistra. Vena tersebut berjalan di sebelah dorsal manubrium sterni dan
- Vena anonyma dextra. Dibentuk oleh vena jugularis interna dextra dan vena
- Vena cava superior. Berjalan vertikal di sebelah kanan sternum. Pada ujunng
dan ductus thoracicus, yang berjalan paralel melalui mediatinum superior sebagai suatu
unit (kesatuan).
Arcus aortae merupakan lanjutan dari aorta ascendens, Nervus vagus berjalan di
sebelah lateral a.carotis communis, masuk kedalam cavitas thoracis, berada di sebelah
Dibagi menjadi tiga bagian yaitu mediatinum anterius, mediastinum medium dan
mediastinum posterius.
a. Mediatinum anterius
sebagian dari ujung costa IV – VII. Di sebelah dorsal dibatasi oleh percardium parietalis
yang meluas ke arah caudal mencapai diaphragma thoracis. Berisi beberapa buah
b. Mediastinum Medium
Berada diantara pleura parietalis sinister dan pleura parietalis dexter. Merupakan
bagian yang paling luas. Berisi percardium bersama cor di dalamnya, aorta ascendens, pars
8
caudalis vena cava superior, muara vena azygos, vena pulmonalis sinistra dan vena
c. Mediastinum Posterius
dorsal oleh tepi caudal vertebra thoracalis 4 – vertebra thoracalis 12, dan di sebelah lateral
oleh pleura mediastinalis sinister et dexter. Berisi aorta thoracalis, vena azygos, vena
Dimulai pada tepi caudal vertebra thoracalis IV, merupakan lanjutan dari arcus
Ductus Thoracicus
Merupakan lanjutan ke arah cranial dari cisterna chili yang masuk ke dalam cavitas
thoracis dengan melewati hiatus aorticus. Berjalan di dalam mediatinum posterius, berada
di antara aorta thoracica dan vena azygos. Setinggi corpus vertebrae thoracalis V ductus
thoracicus bergeser ke kiri dan masuk kedalam mediatinum superius. Berada di sebelah
dorsal arteria subclavia sinistra dan bermuara kedalam angulus venosus sinister (pertemuan
Vena Azygos
Dimulai sebagai vena lumbalis ascendens dextra setinggi vertebra lumbalis 1 atau
kedalam vena cava superior. Di dalam mediastinum posterius vena azygos berjalan di
Vena Hemiazygos
Vena hemiazygos adalah lanjutan dari vena lumbalis ascendens sinistra, naik ke
cranialis di lateral kiri columna vertebralis. Setinggi corpus vertebrae thoracalis 9 vena
9
hemiazygoa menyilang columna vertebralis secara horizontal dan bermuara pada vena
azygos.
vertebrae thoracalis 8, bermuara pada vena azygos atau pada vena hemiazygos.
2.4 RHABDOMIOSARCOMA
2.4.1 Definisi
sarkoma ini berasal dari otot skeletal. Rhabdomiosarkoma juga bisa menyerang
jaringan otot, sepanjang intestinal atau dimana saja termasuk leher. Umumnya
terjadi pada anak-anak usia 1-5 tahun dan bisa ditemukan pada usia 15-19 tahun
alveolar rhabdomiosarkoma7.
2.4.2. Etiologi
secara pasti. Faktor genetik dan lingkungan diduga sebagai penyebab timbulnya
penyakit ini. Tumor ini merupakan tumor langka dan hanya terjadi pada
rhabdomiosarkoma4.
yang relatif sering ditemukan baik pria dan wanita. Gambaran klinis sindrom ini
adalah cacat jantung bawaan biasanya stenosis katup pulmonal, atrium septal
fitur wajah termasuk leher berselaput dan jembatan hidung datar. Pada sindrom
rhabdomiosarkoma10.
obat kemoterapi, sering kontak dengan sinar matahari terutama pada anak-anak,
diturunkan oleh induk kepada anaknya. Kromosom ini terdiri atas dua tali
Setiap tangga terdiri atas nukleotida yang tersusun atas 4 bagian dari DNA yaitu
menentukan cara kerja dan fungsi gen. Dasar perubahan kearah keganasan
terletak pada mutasi. Mutasi sering disebut defek pada struktur DNA di dalam
suatu gen11.
yang terletak pada kromosom 1p36 yang dipercaya mengatur transkripsi selama
perkembangan dari neuromuskular dan gen FKHR atau yang dikenal dengan gen
Tumor pada leher, dada, punggung dan lengan dan selakangan (termasuk
pada bagian testis) dapat menimbulkan gejala pertama berupa benjolan atau
keluhan lain.
Tumor pada telinga atau sinus nasalis dapat penyebaban nyeri telinga, sakit
Tumor pada kandung kemih atau prostat dapat menyebabkan adanya darah
vagina. Tumor dapat membesar dan menyebabkan rasa nyeri atau kesulitan
Tumor pada abdomen dan pelvis dapat menyebabkan rasa mual, nyeri perut
atau konstipasi.
13
pada bagian ini dapat menyebabkan warna kuning pada mata dan kulit
(jaundice)
Gambaran yang paling umum terdapat adalah masa yang mungkin nyeri
atau mungkin tidak nyeri. Gejala disebabkan oleh penggeseran atau obstruksi
struktur normal. Tumor yang berasal dari nasofaring dapat disertai kongesti
saraf kranial, buta dan tanda peningkatan tekanan intrakranial dengan sakit
kepala dan muntah. Bila tumor timbul di muka atau di leher dapat timbul
penglihatan dan nyeri lokal. Bila tumor ini timbul di telinga tengah, gejala awal
paling sering adalah nyeri, kehilangan pendengaran, otore kronis atau massa di
telinga, perluasan tumor menimbulkan paralisis saraf kranial dan tanda dari
massa intrakranial pada sisi yang terkena. Croupy cough yang tidak mau reda
inkontinensia atau suatu massa yang terdeteksi pada pemeriksaan perut atau
buah anggur yang keluar lewat vagina (sarkoma boitriodes) dan dapat
menyebabkan gejala saluran kencing dan usus besar. Perdarahan vagina atau
2.4.4 Biomolekuler
tipe subhistologi yang telah diketahui. Tipe embrional menyebabkan sekitar 60%
dari semua kasus dan mempunyai prognosis sedang. Tipe botrioid, merupakan
suatu varian bentuk embrional dimana sel tumor dan stroma yang membengkak
kemih, nasofaring dan telinga tengah. Tumor alveolar yang menyebabkan kira-
kira 15% kasus, ditandai dengan translokasi kromosom t(2;13). Sel tumor
cenderung tumbuh dalam inti (core) yang sering mempunyai ruang mirip celah
yang menyerupai alveoli. Tumor alveolar paling sering terjadi pada tubuh dan
anggota gerak dan mempunyai prognosis yang paling buruk. Tipe pleomorfik
(bentuk dewasa) jarang pada anak-anak (1% kasus). Kira-kira 20% penderita
pada pasien-pasien di atas 45 tahun yang lainnya tiga dalam 90% kasus terjadi
sebelum usia 20 tahun. Varian pleomorfik mempunyai sel-sel tumor atipik yang
berlurik yang khas bagi diferensiasi otot rangka. Varian-varian lain pada
dasarnya adalah tumor-tumor kecil sel biru primitif, berdiferensiasi buruk yang
Tumor bisa muncul dimana saja, tetapi paling sering pada genitourinarius,
kepala atau leher. Pada pemeriksaan histologi jenis ini mempunyai variabilitas
yang terdiri dari rabdomioblas dengan sitoplasma eosinofilik. Desmin dan aktin
dijumpai pada anak, yaitu sekitar 60% kasus diderita pasien anak. Embrional
lengan pendek kromosom 11. Hilangnya material gen 11p15 secara konsisten
mungkin menunjukkan adanya tumor supresor gen pada lokasi tersebut. Bentuk
molekuler lain adalah hilangnya amplifikasi gen. Selain itu kandungan seluler
pada usia remaja dan pada pasien dengan keluhan atau tumor yang muncul pada
FKHR pada kromosom 13 dengan gen PAX3 pada kromosom 2 (70%) atau gen
PAX7 pada kromosom 1 (30%). Individu dengan tranlokasi PAX7 berusia lebih
muda dan memiliki event free survival yang lebih lama. Tidak seperti
menunjukkan adanya amplifikasi gen dan kandungan seluler DNA secara khas
adalah tetraploid13.
adalah tumor ini muncul dari permukaan mukosa dan rongga tubuh, oleh
karena itu tumor ini seringkali ditemukan pada area yang dapat diobservasi
seperti vagina, kandung kemih, dan hidung. Tumor ini dibedakan dari bentuknya
ini biasanya terjadi di region paratesticular dan jarang sekali pada kepala
dan leher18.
ini sering diderita pasien usia 30-50 tahun dan jarang ditemukan pada anak.
2.4.5 Histopatologi
a. Makroskopis
sarkoma botrioides. Pada kasus lain, polanya berupa massa infiltratif dengan
b. Mikroskopis
dengan striae silang dan eosinofilik. Diferensiasi akan semakin terlihat seiring
lapisan kambium Selain itu, pada rhabdomiosarkoma embrional juga terlihat sel
pleimorfik berisi sel ganas yang sangat pleimorfik, termasuk sel raksasa yang
aneh20.
Ciri khas dari neoplasma ini adalah adanya sel spindle, yaitu sel yang
mirip seperti sel otot polos dengan nukleus bulat tumpul. Adanya sel-sel yang
membesar dan atipikal dengan inti sel hiperkromatik menunjukkan bahwa sel-
sel tersebut mengalami anaplasi. Anaplasi bisa terjadi lokal maupun difus.
2.4.6 Diagnosis
a. Anamnesis
Gejala yang muncul tergantung pada lokasi tumor primer dan adanya metastasis.
Keluhan yang paling banyak adalah adanya massa. Anemia dan perdarahan juga
b. Pemeriksaan fisik
Pada saat pemeriksaan fisik teraba adanya massa yangg tidak nyeri. Temuannya
tergantung pada letak tumor primer dan metastasisnya. Bisa ditemukan adanya
22
gangguan saraf otak, rangsang meningen positif, sesak nafas, retensi urine, anemia,
dan perdarahan. Tumor superficial akan mudah teraba dan terdeteksi awal,
1) Pemeriksaan laboratorium
a) Darah
Metastasis pada hati mempengaruhi nilai-nilai protein tersebut. Tes fungsi hati
kemoterapi.
d) Urinalisis
2) Pemeriksaan radiologi16.
a) Foto polos
keterlibatan tulang dan untuk mengetahui apakah terdapat metastasis pada paru
paru
23
b) MRI
MRI dapat meningkatan kejelasan mengenai gambaran invasi tumor pada organ
tubuh
4) Pungsi lumbal19.
sitologi.
5) Pemeriksaan sitogenetik22.
6) RT PCR21.
2.4.7 Tatalaksana
a. Operasi
dilakukan tindakan operasi guna mengangkat tumor dan harus dilakukan tanpa
menyebabkan kerusakan pada jaringan yang lain. Dalam tindakan operasi juga
perlu dilakukan biopsi pada limfonodi disekitar jaringan kanker untuk mengetahui
24
apakah sel kanker telah menyebar, terutama jika jaringan kanker berada dekat
dengan testis pada pria, pada lengan, dan juga kaki. Operasi yang dilakukan pada
daerah kepala dan leher membutuhkan tim dokter dari bagian telinga, hidung, dan
tenggorokan, dokter bedah plasrik, bedah maxillofacial, dan juga bedah saraf
karena ditakutkan jika jaringan tumor yang akan diangkat berukuran besar maka
b. Kemoterapi
Pada pasien yang telah dilakukan tindakan operasi, dengan seluruh atau
sebagian jaringan tumor sudah terangkat, tetap dilakukan kemoterapi. jika tidak sel
berguna untuk membunuh sel- sel kanker yang dapat bermetastasis ke limfa nodus,
hepar, paru-paru, sumsum tulang, atau organ lainnya. Efek samping dari kemoterapi
c. Radiotherapy
sel kanker. Radioterapi dapat digunakan pada sel kanker yang masih tertinggal
mengakibatkan luka bakar ringan hingga sedang pada kulit. Jika radioterapi pada
daerah perut, pasien dapat merasakan mual, muntah, dan diare. Sindrom nervus
cranialis dapat timbul ketika terjadi metastasis pada tulang dasar tengkorak
dan hemiparesis. Hal ini dapat diterapi dengan radioterapi pada tulang tengkorak
Kekakuan sendi dapat terjadi hingga 2 tahun post-treatmen. Oleh sebab itu maka
rehabilitasi pada pasien dengan rhabdomiosarcoma juga menjadi hal yang perlu
mendapat perhatian23.
Rehabilitasi ini sebaiknya dilakukan sesegera mungkin agar hasil yang didapatkan
mengalami depresi dan anxietas berhubungan dengan keadaannya, oleh sebab itu
distress23,24.
26
2.3.9 Prognosis
tumor, gambaran histologi. Pasien dengan ukuran tumor lebih kecil dari 5 cm
memiliki prognosis yang lebih baik daripada tumor dengan ukuran yang lebih besar.
Pasien yang telah mengalami metastasis juga memiliki prognosis lebih buruk
5 tahun sebesar 90%, pasien pada group II, kemampuan bertahan hidupnya
berkurang menjadi 80%, dan pasien pada group III memiliki kemampuan bertahan
3.1.1 Definisi
limfoid dan jaringan pendukungnya. Penyakit ini dibagi dalam 2 golongan besar
Sel ganas pada limfoma hodgkin berasal dari sel retikulum dengan
gambaran histologis yang dianggap khas adalah adanya sel Reed-Stemberg atau
variasinya yang disebut sel hodgkin. Limfosit limfosit yang merupakan bgian
integral poliferasi sel pada penyakit ini diduga merupakan manifestasi reaksi
Sedangkan LNH pada dasarnya adalah sel limfosit yang berada pada salah
3.1.2 Epidemiologi
kasus dalam jumlah yang kecil dengan klinis yang berbeda-beda pernah dilaporkan
di Amerika Serikat.
27
28
pernah ditemukan.
3.1.3 Etiologi
Penyebab yang pasti dari limfoma maligna masih belum diketahui dengan
menyatakan bahwa faktor infeksi terutama infeksi virus diduga memegang peranan
klasifikasihistopatologinya.
DM SC-D; Lg C-D
29
cell) D
*High Grade
Keterangan
NH = Noduler Histiocytic
NC = Non cleaved
Lbl = Lymphoblastic
C = Cleaved
S = Small
Lg = Large
D = Diffuse
30
bening merupakan keluhan utama sebagian besar penderita limfoma maligna yaitu
56,1%. Urutan kelenjar getah bening yang paling sering terkena adalah kelenjar
paling sering dijumpai adalah ke hepar, pleura, paru-paru dan sum-sum tulang.
Penyebaran yang jarang tapi pernah dilaporkan adalah ke kulit, kelenjar prostat,
mammae, ginjal, kandung kencing, ovarium, testis, medula spinalis serta traktus
digestivus.
Ukurannya bervariasi, mungkin akan berikatan dengan jaringan ikat tapi mudah
digerakkan dibawah kulit. Pada jenis yang ganas dan pada penyakit yang sudah
penyakit dipakai staging menurut simposium penyakit Hodgkin di Ann Arbor yaitu
Rye staging yang disempurnakan oleh kelompok dari Stanford University yang
diafragma
IIES Keduanya
diafragma
diafragma
IIIES Keduanya
ekstralimfatik
diatas 38oC
- Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam kurun waktu 6 bulan
32
3.1.6 Patogenesis
beberapa hari setelah vaksinasi cacar. Temyata folikel-folikel dalam kelenjar getah
bening regional akan membesar. Di samping itu jumlah sel besar ("blast — like"
cells) dalam centrum germinativum akan amat meningkat hingga sebagian dari
folikel-folikel ini penuh berisi sel-sel limfoblast yang besar tadi.Juga dalam daerah
limfoblast tadi. Berdasarkan data di atas Lukes membuat suatu teori mengenai
urutan transformasi limfosit bila ada rangsangan antigen .Bila ada rangsangan
menjadi sel yang intinya melekuk ( "cleaved cells"). Sel "cleaved" yang kecil ini
kemudian akan membesar dan memiliki sejumlah sitoplasma yang berwarna biru.
Lukes menamakannya "large cleaved cells " dan menganggap kejadian ini sebagai
stadium ke—2 dari proses transformasi limfosit B. Pada stadium ke—3 lekukan
pada inti sel tadi akan meng hilang, inti sel berubah menjadi bulat dan tampak
adanya anak inti. Sel yang dinamakannya "small non cleaved cells' ini mempunyai
sitoplasma lebih besar dari sel pada stadium 2 "Small non—cleaved cells" ini akan
membesar lagi hingg; diameternya mencapai 4—5 kali semula. Sel yang dinamakan
"large non—cleaved cells " ini mempunyai inti yang jelas dan sitoplasma yang
besar serta berwarna biru tua. Stadium 1 sampai dengan 4 ini terjadi dalam centrun
germinativum sel folikel. Sel-sel pada stadium 1 s/d 3 tak banyak mengalami mitosi
sedangkan sel-sel "large non—cleaved " aktif bermitosis. Sel "large non—cleaved"
33
ini kemudian akan keluar dai folikel dan masuk ke dalam daerah paracortex. Di sini
sel tersebut akan bertransformasi menjadi sel yang mempunyai sitoplasma besar,
biru tua dan beranak inti besar biasanya hanya sebuah. Sel yang tersebut terakhir
"plasmablast" yang selanjutnya berubah menjadi sel plasma. Sel plasmalah yang
tubuh kita maka limfosit T juga akan bertransformasi menjadi imunoblast. Secara
Perbedaan antara proses transformasi pada limfosit T dan B adalah bahwa, pada
limfosit T, proses ini tidak melampaui ke—4 stadium diatas, serta imunoblast T
tidak bertransformasi lebih lanjut menjadi sel plasma. Sedangkan pada limfosit B,
sel-sel plasma. Sel plasma inilah yang membentuk antibodi ("reaksi immunitas
menunjukkan bahwa sel besar yang terdapat pada centrum germinativum adalah
immunoglobulin). Sel plasma yang merupakan produk akhir dari limfosit B tidak
lagi memiliki imunoglobulin pada permukaan selnya. Selsel ini juga tidak memiliki
sel plasma dan limfosit (B) dari centrum germinativum ada lagi suatu stadium
dengan sifat imunologik tertentu pula. Sebelum limfosit B menjadi limfosit centrum
imunologiknya.
melakukan pemeriksaan sitologik (cleaved cells, dsb) dan imunologik (ada tidaknya
imunoglobulin pada permukaan selnya, dsb) dari sel kanker kelenjar getah bening.
Salah seorang yang mempunyai pengalaman cukup banyak adalah Habishaw dari
Inggris yang telah melakukan pemeriksaan yang cermat pada 157 penderita kanker
bahwa sel-sel (imfoma malignum ini ternyata pada umumnya dapat dibagi dalam 3
imunologik dari salah satu atau beberapa stadium sel centrum germinativum (small
maupun imunologik dari salah satu atau beberapa stadium "post follicular"
selnya mempunyai sifat morfologik maupun imunologik dari salah satu atau
semacam di atas juga menunjukkan bahwa semua sel kanker limfoma malignum
yang berasal dari limfosit B selalu mempunyai sifat monoklonal. Maksudnya, ada
kappa, G—lamda dan seterusnya. ara peneliti lain kemudian dapat menunjukkan
35
imunologik jauh lebih tinggi dari pada mereka yang tidak menderita penyakit ini,
bahkan ada yang cenderung untuk mengatakan bahwa sebagian besar penderita-
Kelainan kromosom (terutama kromosom 14) yang didapat pada penyakit defisiensi
sebenarnya Salmon dan Saligman (1974) telah mengajukan hipotesa di atas. Hasil
penelitian lebih lanjut ternyata banyak menyokong hipotesa kedua ahli ini. Salmon
dan Saligman berpendapat bahwa penyakit limfoma malignum ini diaklbatkan oleh
stimulasi antigen ini tetap ada, sedangkan limfositlimfosit B tadi tak dapat
menjadi sel plasma: reaksi imunologik ini akan terus menerus berlangsung.
Akibatnya terjadilah penimbunan sel-sel limfosit B pada salah satu (atau beberapa)
"bersangkutan" pula. Oleh karena itu pada penyakit limfoma malignum selalu
kappa dst.)
36
3.1.7 Diagnosis
Stadium klinis
adalah:
LNH.
termasuk alkali fosfatase dan elektroforese protein, tes faal ginjal termasuk
urin lengkap, BUN, serum kreatinin, asam urat dan elektrolit namun
3.2 NEUROBLASTOMA
3.2.1 Definisi
Neuroblastoma adalah tumor embrional dari sistem saraf otonom yang mana
sel tidak berkembang sempurna. Neuroblastoma umumnya terjadi bayi usia rata-
rata 17 bulan. Tumor ini berkembang dalam jaringan sistem saraf simpatik,
adanya sebagai lesi massa di leher, dada, perut, atau panggul. Insiden
neuroblastoma adalah 10,2 kasus per juta anak di bawah 15 tahun. Yang paling
crest neuralis yang merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf
simpatis. Tempat tumor primer yang umum adalah abdomen, kelenjar adrenal atau
sering, meliputi 8-10% dari seluruh kanker masa knak-kanak, dan merupakan
tahun. Neuroblastoma berasal dari sel krista neuralis sistem saraf simpatis dan
karena itu dapat timbul di manapun dari fossa kranialis posterior sampai koksik.
Sekitar 70% tumor tersebut timbul di abdomen, 50% dari jumlah itu di kelenjar
posterior. Tumor itu paling sering meluas ke jaringan sekitar dengan invasi lokal
sumsum tulang, kerangka, dan hati sering terjadi. Dengan teknik imunologik sel
tumor dapat dideteksi dalam darah tepi pada lebih dari 50% anak pada waktu
diagnosis atau relaps. Penyebaran ke otak dan paru pada kasus jarang43.
Neuroblastoma adalah tumor ganas yang berasal dari sel Krista neurak
embronik, dapat timbul disetiap lokasi system saraf simpatis, merupakan tumor
padat ganas paling sering dijumpai pada anak. Insiden menempati 8% dari tumor
ganas anak, atau di posisi ke-4. Umumnya ditemukan pada anak balita, puncak
tinggi, sering metastasis ke sumsum tulang, tulang, hati, kelenjar limfe, dll 44.
hormon katekolamin. Tekanan darah tinggi yang merupakan akibat tumor ini jarang
menimbulkan keluhan, tetapi dapat berfungsi sebagai zat penanda tumor: di dalam
air kemih dapat dilihat hormon yang dikeluarkan, sehingga diagnosis tumor
nefroblastoma45.
3.2,2 Etiologi
anak) berkaitan dengan orang tua atau selama hamil terpapar obat-obatan atau zat
kromosom 17, dan ampifilatik genomik dari oncogen N-Myc, suatu indikator
prognosis buruk43.
Gaya Hidup
kehamilan ibu atau pada awal masa kanak kanak) diketahui dapat
Usia
muda, tetapi hal ini sangat jarang terjadi pada orang di atas usia 10 tahun.
Keturunan
datang dari keluarga dengan satu atau lebih anggota yang terkena dampak
yang memiliki neuroblastoma saat bayi. Usia rata-rata pada diagnosis kasus
keluarga adalah awal dari usia untuk sporadis (tidak mewarisi) kasus. Anak-
kanker ini di berbagai organ (misalnya, dalam kedua kelenjar adrenal atau
lebih dari satu organ dari neuroblastomas yang telah dimulai pada satu organ
bentuk familial yang mungkin berarti bahwa anggota keluarga yang lain
3.3.3 Epidemiologi
Neuroblastoma adalah tumor yang paling umum pada bayi dan anak,
mewakili 6% sampai 10% dari semua kanker pada anak dan 15% dari semua
penyebab kematian anak akibat kanker di Amerika Serikat44. Sekitar 600 kasus baru
didiagnosa setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 8-10% dari keganasan pada
anak dan sepertiga pada bayi. Neuroblastoma menyumbang lebih dari 15% dari
neuroblastoma adalah 22 bulan, dan 90% dari kasus yang didiagnosis pada usia 5
tahun. Meskipun penelitian ilmu yang luas sedang berlangsung secara klinis dan
41
dasar, neuroblastoma tetap tumor misterius dengan etiologi tidak diketahui dan
3.3.4 Patofisiologi
Histologi
indeks mitosis-karyorrhexis45.
42
sebagai kurang dari 100 mitosis atau sel karyorrhectic per 5000 sel)45.
Sitogenetik
(wilayah penghapusan 1p36) terjadi pada lebih dari 70% dari tumor . Cacat
1p36 dan LOH 11q yang tidak seimbang terkait dengan hasil buruk pada
sitogenetika ini sebagai penanda untuk variabel prognostik, yang saat ini
digunakan44,45.
keberadaan gen penekan tumor, namun hal tersebut tidak ditemukan hingga
Sekitar setengah dari tumor neuroblastoma timbul di kelenjar adrenal, dan sebagian
sering pada anak pada usia > 1 tahun dari saat di diagnosis, terjadi melalui invasi
lokal, hematogen, atau limfogen. Organ yang paling umum dituju oleh proses
metastasis ini adalah kelenjar getah bening regional atau yang jauh, tulang panjang
dan tengkorak, sumsum tulang, hati, dan kulit. Metastasis ke paru-paru dan otak
tumor dan luasnya penyakit. Proses Metastasis dapat menyebabkan berbagai tanda
dan gejala, termasuk demam, iritabel, kegagalan dalam amsa berkembang, nyeri
tulang, sitopeni, nodul kebiruan pada subkutan , proptosis orbital, dan ekimosis
sebagai gejala yang muncul terkait massa, termasuk kompresi sumsum tulang
Menurut Cecily & Linda, gejala dari neuroblastoma yaitu: a) Gejala yang
1. Massa abdomen tidak teratur,tidak nyeri tekan, keras, yang melintasi garis
tengah.
5. Defisit sensoris
3. Disfungsi pernafasan
4. Sakit kepala
6. Miosis
7. Ptosis
8. Eksoftalmos
9. Anhidrosis
o Neuroblastoma retroperitoneal
tidak bergerak, massa tidak nyeri dan sering melewati garis tengah. Pasien stadium
lanjut sering disertai asites, pelebaran vena dinding abdomen, edema dinding
abdomen.
o Neurobalstoma mediastinal
mediastinum superior daripada inferior. Pada awalnya tanpa gejala, namun bila
massa besar dapat menekan dan timbul batuk kering, infeksi saluran nafas, sulit
menelan. Bila penekanan terjadi pada radiks saraf spinal, dapat timbul parastesia
o Neuroblastoma leher
o Neuroblastoma pelvis
46
sekitarnya sehingga menimbulkan gejala sembelit sulit defekasi, dan retensi urin.
posterior mediastinum, gejala awal biasanya tidak spesifik (malaise umum, berat
hadir sebagai maasa asimptomatik yang terdeteksi secara kebetulan oleh orang tua
47
atau dokter anak selama kunjungan klinik rutin. Tumor panggul dapat
nonspesifik dan terdeteksi sebagai massa insidental pada rontgen dada rutin yang
diambil karena adanya gangguan nafas ringan. Perdarahan spontan dapat terjadi
pada tumor, sehingga onset akut nyeri perut dengan malaise karena anemia. Pada
pemeriksaan, massa yang relatif tetap dalam perut mungkin teraba. Metastasis
Nyeri tulang dengan perubahan yang cepat dalam tingkat aktivitas dapat
trauma. Nyeri lebam dengan warna kebiruan yang berbeda pada bayi yang memiliki
Society, 2012).Massa serviks yang kronis pada bayi dan anak, limfadenopati rutin,
Syndromes
Pada kesempatan langka, pasien yang memiliki neuroblastoma dapat hadir dengan
yang menyentak dan cepat, serta gerakan mata yang tak terarah. Gejala-gejala ini
48
secara klasik digambarkan sebagai "mata menari, menari kaki "dan dianggap
sebagai hasil dari respon cerebellar untuk antibodi,sering terlihat di tahap awal
Secara umum, sindrom ini terjadi lebih umum dengan ganglioneuroblastoma dan
3.2.6 Stadium
Stadium Karakteristik
dengan atau tanpa kelenjar limfe regional ipsi atau tanpa kelenjar
menjadi47:
o Stadium A
o Stadium B
o Stadium C
o Stadium D
o Stadium Ds
Bayi dengan adrenal kecil terutama dengan penyakit metastasis terbatas pada kulit,
o Stadium D Neonatus
antara lain45:
menggeser ginjal, tetapi biasanya tidak merubah system pelvicalyces pada urogram
diagnosis pada 90% kasus dan juga merupakan indicator rekuensi yang sensitive.
c) CT Scan untuk mengetahui keadaan tulang pada tengkorak, leher, dada dan
abdomen.
d) Punksi sumsum tulang untuk mengetahui lokasi tumor atau metastase tumor.
3.2.8 Radioterapi
neuroblastomas resiko tinggi. Iradiasi lokal ke hati ditunjukkan pada bayi yang
hepatomegali46.
51
radioterapi dan kemoterapi telah digunakan baru-baru ini untuk stadium lanjut
radiasi total tubuh, untuk mencapai ablasi sumsum tulang sebelum transplantasi
modalitas pengobatan gabungan dan tetap sulit bagi kelompok tumor untuk
mencapai kontrol lokal. Baru-baru ini, agresif bedah pengobatan dengan iradiasi
3.3 SARKOMA
tulang yang terdiri dari 50 % berat badan manusia. Termasuk didalamnya adalah
otot, tendon, lemak, fascia, dan sinovium, serta tak ketiinggalan system saraf tepi.1
Setiap tumor ganas yang terjadi pada jaringan lunak disebut sebagai
sarkoma jaringan lunak. Sarkoma jaringan lunak tergolong keganasan yang relative
jarang ditemukan. Di Amerika, angka kejadian 7800 kasus baru per tahun dan
hampir 50% meninggal akibat penyakit tersebut.2 Dari semua jenis kanker yang
ada, insiden kanker ini 2 dari 100.000,mendekati angka 1%.3,4,5. Sarkoma jaringan
52
lunak dapat timbul di semua usia, tetapi sering ditemukan pada kelompok usia 30-
35 tahun. Statistik RS Kanker Univ. Sun Yat Sen, selama 10 tahun terakhir
tersering ada di akstremitas (59%), torso (19%), retroperitoneum (13%), kepala dan
with soft tissue sarcoma treated at Memorial Sloan-Kettering Cancer Center from
July 1, 1982, through June 30, 2002. MFH, malignant fibrous histiocytoma; MPNT,
Jenis sarkoma jaringan lunak sangat banyak, selain dapat dibagi menurut
berdiferensiasi sangat buruk, tidak dapat dibedakan jaringan lunaik asalnya maka
diberi nama menurut morfologi selnya, mis. Sarkoma sel bulat, sarkoma sel
pleomorfik.6
53
1982, through June 30, 2002. These data include extremity, trunk, visceral, and
Sarkoma jaringan lunak merupakan salah satu manifestasi yang terjadi pada
Stewart-Treves) 3,4
3.4.1 Etiologi
Etiologi sarkoma jaringan lunak belum jelas hingga kini, tetapi relatif berkaitaan
Faktor kimia6,7
54
Paparan radiasi7
kanker serviks, kanker ovarium, testis, dan system limfatik) memiliki risiko
Genetik7
karena adanya variasi mutasi NF-1 (gen supresor tumor pada kromosom
17).
Para ahli bedah baik di dalam maupun luar negeri umumnya berpendapat bahwa
etiologi sarkoma jaringan lunak tidak berdiri sendiri, dalam mekanisme akhirnya
3.4.2 Patologi
lebih dari 50 subtipe, sarkoma jaringan lunak memiliki manifestasi yang sama dan
Ukuran
Grade histopatologi
Metastase
visual pada irisan melintang dapat tempak seperti daging ikan berwarna putih
Sarkoma jaringan lunak tumbuh invasif. Sarkoma jaringan lunak juga dapat
merupakan hambatan alamiah yang kuat, hanya dalam stadium yang lanjut sarkoma
Metastasis limfogen walaupun jarang terjadi tapi sering ditemukan pada sarkoma
carcinoma, angiosarkoma.3,7
Liposarkoma
Tumor pada orang dewasa dengan insiden puncak antara usia 50-65
Lebih dari separuh pasien datang pertama kali karena keluhan adannya
massa atau pembesaran tanpa rasa nyeri.1,7,8,9 Ukuran massa tersebut tergantung
59
pada lokasi tumor. Tumor yang lebih kecil terdapat pada ekstremitas bawah namun
massa pada abdomen ditemukan pada hampir semua kasus (80%) dan merasakan
rasa nyeri perut. Nyeri terasa tak spesifik, jarang menimbulkan penurunan berat
badan, dengan keluhan awal mual dan muntah pada kurang dari 40% kasus.
Manifestasi neurologic berupa parestesia, terjadi pada lebih dari 30% kasus.1,7,8
Sarkoma viseral, sebanyak 15% dari semua kasus sarkoma jaringan lunak.
Gejala dan tanda berhubungan dengan asal dari jaringan. Sebagai contoh, sarkoma
gaster sering timbul dengan keluhan dyspepsia atau perdarahan saluran cerna.
Perdarahan rectum dan tenesmus ditemukan pada sarkoma rectum. Disfagia dan
nyeri dada sering menandakan gejala dari sarkoma esophagus. Perdarahan dari
Untuk tumor yang letaknya lebih dalam khususnya yang ada dalam rongga
badan, sering sulit di deteksi. Tumor ireguler, lobular, atau nodular, untuk stadium
dini tumor masih bersifat mobile, belum ada fiksasi dengan jaringan sekitar ataupun
keterlibatan kulit, otot, tulang, pembuluh darah, dan saraf. Pertumbuhan yang
Sarkoma jaringan lunak umumnya tidak menimbulkan rasa nyeri tapi ketika
tumor mengenai jaringan saraf sekitar, tulang, atau disertai infeksi maka timbul rasa
meluas atau kompresi saraf sensorik somatic. Timbulnya nyeri pada sarkoma sering
neurovascular.2
mengenai lokasi, ukuran, warna, batasnya, konsistensi, nyeri atau tidaknya, mobile
atau tidak, fiksasi pada jaringan sekitar, keterlibatan lesi kulit, otot, tulang,
bendungan pembuluh darah, dan saraf, pembesaran kelenjar getah bening sekitar.1
3.3.4 Diagnosis
Imaging
biopsi, diagnosis sarkoma jaringan lunak termasuk ganas atau tidak dengan
pasien dengan stadium yang tinggi dengan ukuran tumor > 5 cm perlu
yang ada di daerah ekstremitas, MRI lebih baik digunakan sebagai pilihan
61
karena dapat membedakan dengan jelas antara tumor, otot, dan pembuluh
menggunakan USG, jika ditemukan tumor inhomogen dengan tepi tak tegas,
Gambar 3.16 Chest Computed Tomograph scan from a young male patient
Biopsi
simtomatik atau semakin lama semakin membesar, lebih dari 5 cm, dan
sarkoma.3,7
62
3. Biopsi insisional
Hypocellular Hypercellular
Hypovascular Hypervascular
< 5 mitoses per-high power field > 5 mitoses per-high power field
Histologic grading8
3.4.6 Penatalaksanaan
Pembedahan
Tipe reseksi bedah ditentukan oleh lokasi tumor, ukuran tumor, kedalaman
invasi, dan keterlibatan struktur sekitar, kebutuhan untuk skin graft, atau
memerlukan reseksi dengan tepi dari jaringan normal. Untuk sarkoma tingkat
rendah (selain epiteloid) seminimal mungkin memiliki tepi yang bersih dari
sarkoma sebanyak 1 cm. Sedangkan untuk, tingkat tinggi, jarak yang diperlukan
adalah 4 cm. Untuk tumor yang berada dibagian tengah otot, tujuan dapat dicapai
dengan membuang atau mengangkat seluruh bagian dari origo hingga insersio, yang
lunak pada ekstremitas terjadi pada bagian yang dalam dan hanya setengahnya yang
sebagai pilihan terakhir. Pada pasien dengan tumor yang tak dapat direseksi dengan
pilihannya.1,7. Untuk sarkoma tingkat tinggi pada kaki, amputasi di bawah lutut
Radioterapi
dalam 25 fraksi. Rencana radioterapi post operatif didasarkan oleh tingkat tumor,
penilaian terhadap tepi yang dibedah, dan pilihan institusi. Dosis post operatif yang
Kemoterapi9
Ajuvan
extremity or trunk soft tissue sarcoma, using a biologic rationale (i.e., size and
soft tissue sarcoma. Fine-needle aspiration biopsy is not routinely used. CT,
pada bahan yang peka terhadap sinar-X atau cahaya tampak (radiation-sensitive
elektron cepat dalam tabung sinar katoda (Beiser, 1999). Penemuan sinar-X
Wutsburg sewaktu bekerja dengan tabung sinar katoda pada tahun 1895. Rontgen
menemukan bahwa sinar dari tabung dapat menembus bahan yang tak tembus
cahaya dan mengaktifkan layar pendar atau film foto. Sinar ini berasal dari titik
dimana elektron dalam tabung mengenai sasaran di dalam tabung tersebut atau
gelombang radio, panas, cahaya dan sinar ultraviolet, tetapi dengan panjang
yang lebih pendek dibanding cahaya tampak, sehingga energi yang dihasilkan
jauh lebih besar. Besar energinya (E dalam Joule) dapat ditentukan dengan
69
70
Keterangan:
yang digunakan dalam dunia kedokteran antara 0,5Å – 0,125Å. Bentuk dari
tingkat energi yang lebih tinggi menuju tingkat energi yang lebih rendah. Sinar-X
yang terbentuk melalui proses ini mempunyai energi sama dengan selesih energi
antara kedua tingkat energi elektron tersebut. Keunggulan dari sinar-X ini sendiri
yaitu memiliki daya tembus yang tinggi dan tidak bermuatan (netral), sehingga
tidak dapat dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik (tidak
dipengaruhi oleh medan magnet dan medan listrik) (Helmy, 2011). Keadaan fisik
dari sinar-X yang menjadi sifat-sifat sinar-X antara lain adalah daya tembusnya
besar dengan frekuensi yang tinggi, memiliki berkas sinar yang lurus dan koheren,
dalam medan magnet maupun medan listrik tidak dibelokkan karena tidak
bermuatan (tidak dipengaruhi oleh medan magnet dan medan listrik), dapat
elektron, gaya pemercepat, ruang yang hampa udara, alat pemusat berkas elektron,
sinar-X adalah katoda/ elektroda negatif (sumber elektron). Katoda ini terbuat dari
nikel murni dimana celah antara 2 batang katoda disisipi kawat pijar (filamen) yang
menjadi sumber elektron pada tabung sinar-X. Filamen terbuat dari kawat
wolfram (tungsten) digulung dalam bentuk spiral. Bagian yang mengubah energi
kinetik elektron yang berasal dari katoda adalah sekeping logam wolfram yang
ditanam pada permukaan anoda. Arus yang diberikan pada tabung sinar-X pada
awan elektron pada filamen. Selanjutnya beda potensial dalam kisaran kilovolt
72
(kV) berfungsi untuk memeberikan energi kinetik pada elektron- elektron tersebut
Anoda atau elektroda positif biasa disebut sebagai target, jadi anoda disini
berfungsi sebagai tempat tumbukan elektron. Focussing cup ini terdapat pada
katoda yang berfungsi sebagai alat untuk mengarahkan elektron secara konvergen
ke target agar elektron tidak terpancar kemana- mana. Rotor atau stator terdapat
pada bagian aoda yang berfungsi sebagai alat untuk memutar anoda. Glass metal
komponen penghasil sinar- X agar menjadi vacum atau menjadikan ruang hampa
udara. Oil adalah komponen yang cukup penting karena saat elektron-elektron
menabrak target pada anoda, energi kinetik yang berubah menjadi sinar-X
hanyalah
1% selebihnya berubah menjadi panas mencapai 20000C, jadi peran oil ini
sebagai pendingin tabung sinar-X. Window atau jendela adalah tempat keluarnya
sinar-X, window ini terletak dibagian bawah tabung. Tabung bagian bawah dibuat
lebih tipis dari tabung bagian atas, dikarenakan agar sinar-X dapat keluar melalui
didalam tabung sinar-X yaitu didalam tabung sinar-X terdapat katoda dan anoda
(sebagai filamen) dan tabung tersebut merupakan tabung hampa udara. Filamen
listrik pada filamen tersebut. Setelah filamen berpijar, maka akan terbentuk awan-
awan elektron disekitar filamen tersebut. Setelah eleketron terbentuk, elektron siap
elektron ke anoda diperlukan suatu tegangan yang tinggi hingga ribuan volt
berinteraksi dengan atom-atom dari target tersebut. Setelah itu, sinar-X akan
Arus (mA) berpengaruh pada filamen agar filamen tersebut panas sehingga
elektron yang dihasilkan. Semakin besar arus filamen semakin tinggi suhu
(anoda) (Susanto, 2011). Tegangan dan arus ini saling berhubungan dalam
Sinar-X dapat menembus bahan dengan daya tembus yang sangat besar dan
filament serta oleh jenis bahan yang disinari. Semakin tinggi tegangan tabung yang
2. Hamburan
Sinar-X yang melalui suatu bahan akan bertabrakan kesegala arah, hal tersebut
menimbulkan radiasi hambur pada bahan yang dilalui. Hal ini akan
3. Absorbsi
Sinar-X dalam radiogarfi diserap oleh bahan sesuai dengan kepadatan bahan
4. Efek fotografik
Efek fotografik ini, sinar-X menghitamkan emulsi film (emulsi perak bromida)
dari radiasi sinar-X terhadap tubuh, misalnya tumor. Sinar-X juga dapat
6. Fluoresensi
75
sinar-X.
7. Ionisasi
Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan
Radiografi sinar-X adalah ilmu yang mempelajari citra suatu obyek yang
diradiasi dengan sinar-X. Radiasi yang dilewatkan pada sutau obyek sebagian
radiasi yang ada akan diteruskan, sehingga citra obyek dapat direkam oleh film.
Keluaran dari sistem generator sinar-X yang dipengaruhi oleh arus, waktu ekspos,
dimana :
k = konstanta penyinaran
I = arus tabung
t= waktu penyinaran
Satuan yang biasa digunakan untuk penyinaran radiografi adalah Rontgen, disingkat
R. Satu Rontgen mempunyai energy rata-rata antara 0,1 MeV – 3,0 MeV yang
76
mampu menghasilkan dosis serap sebesar 0,96 rad, dapat dikatakan 1R sama
dengan 1 rad.
akibat pengeboman anoda wolfram oleh elektron-elektron bebas dari suatu katoda.
dan menampilkan film radiografik. Tulang dapat menyerap sebagian besar radiasi,
menyebabkan pajanan pada film paling sedikit, sehingga film yang dihasilkan
pajanan pada film maksimal, sehingga film tampak berwarna hitam. Diantara kedua
dalam skala abu-abu (grey scale). Film polos bermanfaat untuk: Dada, abdomen,
sistem tulang: trauma, tulang belakang, sendi, penyakit degeneratif, metabolik dan
metastatik (tumor).
c. Intermediate : Soft tissue/ cairan, jantung,hepar, ginjal, ascites, urine, darah, dan
sebagainya.
4.2 CT-SCAN
seperti perdarahan otak, tumor otak, kelainan - kelainan tulang, kelainan di rongga
dada & rongga perut dan khususnya mendeteksi kelainan pembuluh darah jantung
ginjal, dll) Lama pemeriksaan mulai dari beberapa detik sampai 2 jam.
78
mengenai film tetapi ditangkap oleh detektor diteruskan ke komputer monitor lalu
Jaringan HU Warna
Udara -1000 Hitam ↓↓↓
30 Putih ↑↑↑
+100
Terminologi yang digunakan :
+1000
a. Isodens : Jaringan Otak Normal
frekuensi radio, jadi tidak mengionisasi jaringan, tidak ada efek biologik. Memakai
TESLA (1 Tesla= 10.000 Gauss). MRI adalah suatu alat diagnostik teknologi tinggi
(tidak ada radiasi). Melalui pemeriksaan ini dapat mendeteksi kelainan – kelainan
saraf & jaringan lunak seperti pada keluhan: sakit/nyeri kepala, sakit daerah
kelainan pembuluh darah, kelainan pada abdomen (perut), dan lain lain. Lama
diagnosa atas penyakit yang diderita oleh pasien dan juga menentukan rencana
pengobatan yang tepat sesuai dengan indikasi penyakit yang diderita oleh pasien.
angiography (MRA).
80
- MRI lebih sulit ditoleransi dengan waktu pemeriksaan yang lebih lama
dibandingkan CT scan,
- Kontra indikasi pada pasien yang mengunakan pacemaker, benda asing logam
diagnostik) untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, diman kita dapat
sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada
penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai
nilai diagnostik yang tinggi. Tak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini
sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir
ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG
Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik untuk radar, yaitu
teknik SONAR ( Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918), seorang
Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam
Menjelang perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk
Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia keII,
Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa
organ, misalnya pada hepar dan ginjal. Sekarang Usg merupakan alat praktis dengan
sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekwensi antara 20 –
20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz).. Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini
terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk akibat gaya
mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut
kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan
82
polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut,
Sumber Cahaya
Teknologi radiasi yang diyakini paling kecil bahayanya atau bahkan tidak
ada sama sekali adalah MRI. Pasalnya, diagnostic imaging berteknologi tinggi ini
Gambar ini diperoleh dari hasil interaksi antara molekul sel tubuh dan sinyal yang
dipancarkan oleh frekuensi radio. Data yang didapat kemudian diolah komputer
Citra yang dihasilkan dari USG adalah memanfaatkan hasil pantulan (echo) dari
gelombang ultrasonik apabila ditrasmisikan pada tissue atau organ tertentu. Echo
baik, diikuti dengan makin majunya teknologi komputer digital serta perangkat
dalam USG, bahkan untuk membuat rekonstruksi bentuk janin bayi dalam 3
1. Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan
diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan
83
elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam
bentuk gambar.
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data
yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga
ibunya.
84
Gambar 4.7 Sonograf ini menunjukkan citra kepala sebuah janin dalam
kandungan.
gelombang suara yang melampaui batas pendengaran manusia yaitu diatas 20 kHz
atau 20.000 Hz atau 20.000 getaran perdetik.Kristal nya bisa terbuat dari berbagai
macam, salah satunya adalah Quartz. Sifat kristal semacam ini, akan memberikan
getaran jika diberikan gelombang listrik.Alat ultrasonik sendiri ada berbagai tipe.
Ada Tipe Scan A, B dan C.Yang biasa untuk mendeteksi crack pada baja adalah tipe
Tipe B yaitu pada layar monitor (screen) echo nampak sebagai suatu titik dan garis
terang dan gelapnya bergantung pada intensitas echo yang dipantulkan dengan
sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan
pantulan-pantulan yang berbeda dari tebal tipisnya benda dalam suatu cairan.
Karena ada berbagai macam gelombang ultrasonik yang dipantulkan dalam waktu
Sensor yang digunakan pada alat Ultrasonografi yakni sensor pizoelektrik, yang
diletakkan pada komponen receiver yang menerima pantulan (refleksi) pola energi
akustik yang dinyatakan dalam frekuensi. Sensor ini akan mengubah pergeseran
jaringan dan akan diterima oleh receiver dan selanjutnya diteruskan ke prosessor.
Sensor pizoelektrik terdiri dari bagian seperti housing, clip-type spring, crystal, dan
diterapkan, maka clip-type spring yang terhubung dengan seismic mass akan
menekan crystal, karena energi akustik tersebut disertai oleh gaya luar sehingga
crystal akan mengalami ekspansi dan kontraksi pada frekuensi tersebut. Ekspansi
dan kontraksi tersebut mengakibatkan lapisan tipis antara crystal dengan housing
akan bergetar. Getaran dari crystal tersebut akan menghasilkan sinyal berupa
dari suara yang ditangkap.Jadi mungkin untuk saat ini hasil dari USG belum
termasuk dalam karya fotografi. Berbeda dengan Scanner dan kamera lubang jarum
suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik
86
oleh transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang
akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus
transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan
bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat
tersebut dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen hanya sedikit atau
sama sekali tidak ada echo, disebut anecho atau echofree . Suatu rongga berisi cairan
bersifat anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh darah besar, pericardial dan
pleural efusion.
Display Mode’s
1. A- mode L : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada
osiloskop. Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang diterima
transducer.
2. B- mode : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik dan garis
terang dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang dipantulkan dengan sistem
87
ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh,
tidak digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ yang memantulkan
Penyulit
USG tidak mampu menembus bagian tertentu badan. Tujuh puluh persen
gelombang suara yang mengenai tulang akan dipantulkan, sedang pada perbatasan
pemeriksaan USG paru dan tulang pelvis belum dapat dilakukan. Dan diperkirakan
25% pemeriksaan di abdomen diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena gas
dalam usus. Penderita gemuk agak sulit, karena lemak yang banyak akan
Persiapan pasien
keadaan puasa dan pagi hari dilarang makan dan minum yang dapat menimbulkan
gas dalam perut karena akan mengaburkan gambar organ yang diperiksa. Untuk
Pemakaian Klinis
1. Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis.
5. Bioksi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat
dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat. Selain itu setelah
1. USG 2 Dimensi
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut
koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam
hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi
yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya
yang diputar).
3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat
bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis,
sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien
dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4. USG Doppler
tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian
kelainan – kelainan di organ perut (hati, kandung empedu, limpa, ginjal, dll),
USG 3D/4D dapat melihat rupa janin seperti sebuah foto dan dapat melihat gerakan
bayi yang dapat direkam dalam CD. Untuk payudara, USG biasanya dipakai untuk
skrinning benjolan/keluhan pada wanita – wanita usia < 35 tahun atau sebagai
Gambar 4.7 Contoh Foto USG pada ginjal (tanda panah : batu ginjal)
-Isoechoic atau normoechoic, misalnya untuk hepar, lien, atau ginjal yang normal.
-Hypoechoic atau echopoor atau echoluscent, misalnya abses hepar dan tumor
uterus.
91
-Hyperechoic atau echorich atau echodens, misalnya batu ginjal dan adanya
mammae, jantung, organ abdomen, kebidanan dan kandungan serta pada tulang.
tersebut pada pasien. Zat kontras yang paling sering digunakan adalah barium sulfat
yang dapat memperlihatkan bentuk saluran pencernaan dan sediaan iodine organic
vaskuler dan berbagai organ. Agen-agen kontras juga dapat digunakan pada lokasi
tertentu, misalnya:
Gambar 4.5 Contoh foto yang menggunakan media kontras pada foto BNO
setelah 10 menit
Contoh dibawah adalah pemakaian kontras pada foto CT scan (atas) dan
foto MRI (bawah) pada pasien yang menderita tumor pada otak gambar (-) adalah
gambar non kontras sedangkan gambar (+) adalah gambar dengan kontras. Gambar
tanda panah kuning memperlihatkan gambar pembuluh darah bagian luar tumor
Gambar 4.6 Contoh hasil CT Scan dan MRI kontras non kontras
diotak dengan menggunakan CT-scan ataupun MRI dan hasil foto dengan media
kontras ini bisa digunakan untuk memprediksi apakah tumornya jinak atau ganas
dengan melihat banyak tidaknya pembuluh darah disekitar tumor, walaupun untuk
Saluran pencernaan ataupun saluran sistem eksresi seperti pada foto BNO diatas
gambaran radiologi yang spesifik dan tidak dapat membedakannya dari sarkoma
5.1.1 Rhabdomiosarkoma
namun foto polos adalah langkah pertama yang berguna karena mereka dapat
massa, keterlibatan tulang dan metastasis. Jika massa muncul pada ekstremitas
tulang panjang yang berdekatan. Ini tidak boleh dianggap sebagai menyarankan
95
96
jaringan lunak sisi kiri leher dan dinding dada, (b) potongan coronal MRI T2 pada
Hodgkin Disease. Upper: Frontal and Lateral radiographs of the chest show large,
5.1.3 Neuroblastoma
tampak pada hingga 30% dari radiografi. Hepatomegali dapat terjadi sekunder
mediastinum posterior. Erosi tulang rusuk dapat terlihat pada pasien dengan
jantung. Perubahan tulang rusuk posterior dan tampilan lateral (terlihat pada
Gambar 2. Foto thoraks lateral pada pasien yang sama seperti pada gambar
Efusi pleura dan nodul pleura dapat terlihat pada radiografi thoraks.
Metastase pada parenkim paru-paru jarang terlihat pada radiografi tetapi seringkali
terdeteksi pada otopsi. Metastase pada tulang (terlihat pada gambar di bawah)
biasanya terjadi pada tulang panjang dan biasanya terlihat sebagai lusen tidak
5.2 Ultrasonografi
5.2.1 Rhabdomiosarkoma
Gambar 5.2 (a) Potongan sagital T1 MRI RMS pada vesical urinaria dekelilingi
hipointense urin (b) Ultrasound vesical urinaria pada pasien yang sama
Sonographic
Benign nodes Malignant nodes
features
Persistent or slight
Size changes in serial Increase in serial examinations
examinations
Shape Elliptical (S/L <0.5) Round (S/L >0.5)
Sharp. Proven malignant nodes with
Nodal border Unsharp unsharp borders indicate extracapsular
spread
Echogenic hilus Present Absent
Hyperechoic in metastatic nodes from
Echogenicity Hypoechoic papillary thyroid carcinoma. Other
malignant nodes tend to be hypoechoic
Intranodal
Absent Common in lymphomatous nodes
reticulation
Punctate and peripherally located
Intranodal
Absent calcification is common in metastatic
calcification
nodes from papillary thyroid carcinoma
Common in metastatic nodes from
Intranodal cystic Common in
papillary thyroid carcinoma and
necrosis tuberculous nodes
squamous cell carcinoma
Common in May be found in patients with previous
Matting
tuberculous nodes neck radiation therapy
May be found in patients with previous
Adjacent soft Common in neck radiation therapy. May be found in
tissue oedema tuberculous nodes malignant nodes with extracapsular
spread
Intranodal Hilar vascularity or
Peripheral or mixed vascularity
vascular pattern apparently avascular
Stiffness Soft Hard
101
Transverse shear wave elastogram in a patient with carcinoma of the larynx shows
a metastatic lymph node in the internal jugular chain. The lymph node has
relatively higher stiffness values compared with the reactive lymph node in Fig.
14. The large circle measures the overall stiffness of the lymph node, and the
small circle measures the relatively harder area within the node.
5.2.3 Neuroblastoma
vaskularisasi internal. Seringkali ada area nekrosis yang muncul sebagai daerah
dengan echogenisitas rendah. Kalsifikasi mungkin atau mungkin tidak terbukti pada
USG.
102
this image. Also noted are multiple, small rounded hypoechoic structures in close
16 month old with 1 month of poor appetite and lethargy. Mom recently noticed a
distended belly. Large heterogeneous, solid intra-abdominal mass. It appears to
arise from the left retroperitoneum and causes substantial mass effect on the left
kidney without appearing to arise from the left renal parenchyma.
5.3 CT-Scan
5.3.1 Rhabdomiosarkoma
sinistra dan sinus maxilaris serta ke fossa orbita (b) Axial T1 MRI
umum. Hadir pada 90-99%. Kelompok limfonodi multipel yang terlibat. Anterior
anterior pada 40%. % dengan nodus mediastinum memiliki limfadenopati hilar juga
nodus limfa hilar terlibat secara bilateral pada 50% bentuk bronkovaskular (tipe
limfatik Nodula lesi parenkim nodul milier nodul keterlibatan saraf terhadap
hampir selalu disebabkan oleh lesi endobronkial. Kavitasi sekunder akibat nekrosis
(jarang). Bentuk subpleural Massa subpleural yang dibatasi Efusi pleura akibat
obstruksi limfatik. Sekitar 1/3 mengalami efusi pleura. Biasanya dilakukan tidak
105
pneumonic) Infiltrat lobar masif (30%) Infiltrat konfluen homogen dengan batas
shaggy Berisi bronkogram udara Nodular multipel nodul <1 cm dengan diameter
tidak sama Simpul mediastinum anterior yang sering terlibat Mereka dapat
5.3.3 Neuroblastoma
Pada CT, tumor biasanya heterogen dengan kalsifikasi yang terlihat pada
sendiri di bawah aorta dan mengangkatnya dari kolom tulang belakang. Ini
organ yang berdekatan biasanya tergeser, walaupun pada tumor yang lebih agresif
invasi langsung dari otot psoas atau ginjal dapat terlihat. Dalam yang terakhir, itu
dapat membuat neuroblastoma yang membedakan dari tumor Wilms sulit (lihat
5.4 MRI
5.4.4 Rhabdomiosarkoma
a. T1
107
dengan otot
b. T2
- Hiperintense
Gambar 5.4 (a) gambaran MRI potongan axial T1 pada muskulus temporalis
limfoma. CT adalah kuda penarik pencitraan dalam limfoma dan memainkan peran
penting dalam pementasan (lihat artikel utama: pementasan limfoma). AS dan MRI
juga digunakan; misalnya, ketika menilai kelenjar getah bening serviks (AS) atau
kembali limfoma.
5.4.3 Neuroblastoma
MRI lebih unggul dari semua modalitas lain dalam menilai organ asal,
T2
109
16 month, A right right suprarenal mass is seen. MRI abdomen reveals a well
defined mass lesion in right suprarenal region. Characteristic site of mass lesion
6.1 RHABDOMIOSARCOMA
Gambar 6.1 CT-scan female 25 years with rhabdomyosarcoma of the right psoas
muscle.
Gambar 6.2 CT-Scan male 15 years with a soft tissue mass in the inferior aspect
of the orbit inseparable from inferior rectus muscle. The mass results in proptosis
110
111
Gambar 6.3 Three selected images from an MRI of the lumbar region of a child
demonstrate marked increase in size of the paraspinal muslces on the right. The
Gambar 6.4 Ultrasound study shows a large left paratesticular mass compressing
the left testicle. The mass has heterogenous echotexture, with central hypoechoic
Gambar 6.5 A large soft tissue mass with bulk dimensions of 7.8X6.7X8.6 cm is
seen occupying the palm of the hand along its volar and dorsal aspect being more
sizable at the volar side. The lesion elicits intermediate signal on T1, a high
infiltrating the related muscles and encasing the flexor tendons of the hand and
flexor pollicis tendons. The mass breaches dorsally surrounding the extensor
tendons as well. The neoplastic mass is seen infiltrating the second to fifth
involve a 3.7 cm segment with total erosion of the proximal portion. It is seen also
Gambar 6.6 6 years old male with abnormal belly of opponens pollicis with T2
with deep lobe of parotid gland (thin arrow) and associated airway narrowing
(thick arrow).
B, Coronal STIR image shows mass (M) to be hyperintense, extending from level
Gambar 6.9 23-year-old woman who presented with multiple soft-tissue masses
mediastinum (long thin arrow, A), multiple enlarged bilateral axillary lymph
nodes (short arrows, A), and lytic lesion of manubrium (thick arrow, A). Multiple
tissue nodules were also present (not shown). According to these findings,
Gambar 6.10 23-year-old woman who presented with multiple soft-tissue masses
mediastinum (long thin arrow, A), multiple enlarged bilateral axillary lymph
nodes (short arrows, A), and lytic lesion of manubrium (thick arrow, A). Multiple
tissue nodules were also present (not shown). According to these findings,
site.
mediastinal (short thick arrow) and bilateral supraclavicular (long thin arrows)
pleural effusions.
118
site.
black arrows) with resultant distal pancreatic ductal dilation (white arrow, D),
new liver metastases (thin arrow, E), peritoneal deposits, and pelvic ascites (not
shown).
119
Gambar 6.13 23-year-old woman who presented with multiple soft-tissue masses
disease (arrowheads), new metastases in pancreatic body (thick black arrows) with
resultant distal pancreatic ductal dilation (white arrow, D), new liver metastases
(thin arrow, E), peritoneal deposits, and pelvic ascites (not shown).
120
posterior thigh; MRI examinations are from initial presentation, and pathology
and thin linear hyperintense component at its inferior extent (arrow), which was
posterior thigh; MRI examinations are from initial presentation, and pathology
right axillary mass with minimal infiltration of underlying right anterolateral chest
wall (long arrow). Note multiple enlarged adjacent right axillary lymph nodes (short
perineum.
https://www.ajronline.org/doi/10.2214/AJR.11.8213
perineum.
heterogeneous enhancement of left ischioanal fossa mass with areas of necrosis and
perineum.
https://www.ajronline.org/doi/10.2214/AJR.11.8213
perineum.
126
right thigh with enlarged metastatic hyperintense right external iliac node (arrow).
127
mass (short arrow) abutting femoral vessels (thin arrow), with marrow enhancement
medial cortex of right femur just below lesser trochanter (not shown).
https://www.ajronline.org/doi/10.2214/AJR.11.8213
vessels (thin white arrow), with intramedullary tumor (black arrow) in right
proximal femur.
129
https://www.ajronline.org/doi/10.2214/AJR.11.8213
site (same patient as in Fig. 2A, 2B, 2C, 2D, 2E, and 2F); FDG PET/CT images
alveolar rhabdomyosarcoma.
A, Axial unenhanced chest CT (A) and axial fused PET/CT (B) images reveal
intensely FDG-avid enlarged right internal mammary (short arrows) and left
site (same patient as in Figs. 2A, 2B, 2C, 2D, 2E, and 2F); FDG PET/CT images
alveolar rhabdomyosarcoma.
B, Axial unenhanced chest CT (A) and axial fused PET/CT (B) images reveal
intensely FDG-avid enlarged right internal mammary (short arrows) and left
site (same patient as in Figs. 2A, 2B, 2C, 2D, 2E, and 2F); FDG PET/CT images
alveolar rhabdomyosarcoma.
131
enlarged lymph nodes in right upper neck (arrowhead), right axilla (long white
arrow), mediastinum (thick black arrow), and right subdiaphragmatic regions with
moderately FDG-avid metastatic disease in upper lobe of right lung, pancreas (short
white arrow), left perinephric space (thin long black arrow), peritoneum in left iliac
fossa (thin short black arrow), and right acetabulum (curved black arrow). Right
B, Axial contrast-enhanced T1-weighted MRI of chest done after 1 year shows new
right lower lobe pulmonary nodule (white arrow) with new metastases in left breast
(black arrow) and multiple new pulmonary nodules (not shown). Patient declined
treatment between these two scans after neoadjuvant chemoradiation and resection
of primary mass.
of disease in form of increased size of pulmonary mass (black arrow) and left
breast metastases (white arrow). New metastases in right gluteal muscle (not
shown) were also present. Patient died of metastatic disease 2 years after initial
thickening greater than 1 cm with mediastinal pleural involvement at the left side.
Gambar 6.35
27 years old male with Large ill defined heterogeneous soft tissue mass is seen
centered on the left posterior para renal space. It infiltrates the transversalis fascia,
muscles of the posterior abdominal wall, infiltrates the left psoas muscle and
medial aspect of the left kidney and displaces the left kidney forward and
136
Hepatosplenomegaly, adrenal gland enlargement and para aortic lymph nodes are
other findings.
6.3 Neuroblastoma
137
Gambar 6.37 years old male The computed tomography confirms the presence of
a solid mass in the right paravertebral region at the level of T9-T12, with small
calcifications inside. The lesion appears relatively well defined. At its medial edge
and contacts the rib cage and extrapleural soft tissue at the level of the intercostal
portion extends to the right and prevertebral paraaortic region. Rest of the
Gambar 6.39 16 month, A right right suprarenal mass is seen. MRI abdomen
reveals a well defined mass lesion in right suprarenal region. Characteristic site of
mass lesion and typical correlative clinical features led to presumptive diagnosis
keganasan tinggi dan timbul dari sel-sel mesenkimal primitif yang akan menjadi
otot lurik2. Tumor ini berkembang di bagian manapun dari tubuh. Daerah yang
sering ditemukan adalah kepala, leher, saluran urogenital, testis, rahim atau vagina,
lengan atau kaki. Kadang-kadang tumor juga ditemukan dalam otot atau anggota
badan, di dada atau di dinding perut. Jika tumor di kepala atau leher, kadang-kadang
secara pasti. Faktor genetik dan lingkungan diduga sebagai penyebab timbulnya
penyakit ini. Tumor ini merupakan tumor langka dan hanya terjadi pada beberapa
genetik8.
tumor, gambaran histologi. Pasien dengan ukuran tumor lebih kecil dari 5 cm
memiliki prognosis yang lebih baik daripada tumor dengan ukuran yang lebih besar.
Pasien yang telah mengalami metastasis juga memiliki prognosis lebih buruk
140
DAFTAR PUSTAKA
10. Cavalli F, Hansen HH, Kaye SB (2004). Textbook of Oncology. Edisi ke-3.
Oxfordshire : Taylor and Francis Group
12. Crist WM. Sarkoma Jaringan Lunak. Dalam: Nelson WE(eds). Ilmu
Kesehatan Anak. Edisi ke-15. Jakarta: EGC, 2004.1786-1789.
141
142
15. Duan F, Smith LM, Gustafson DM, Zhang C, Dunlevy MJ, Gastier-Foster
JM, et al. 2012. Genomic and clinical analysis of fusion gene amplification
in rhabdomyosarcoma: A report from the Children's Oncology Group.
Genes Chromosomes Cancer.
16. Drake AF, Lee SC, Kelley DJ, Talavera F. 2014. Rhabdomyosarcoma.
Medscape. emedicine.medscape.com/article/873546-overview. Diakses 19
Mei 2015
18. Fletcher CDM, Unni KK, Mertens F (2006). Pathology and genetics of
tumor soft tissue and bone. Lyon : International Agency for Research on
Cancer, pp:147-148
20. IDAI (2011). Pedoman Pelayanan Medis. Edisi ke-2. Badan Penerbit Ikatan
Dokter Anak Indonesia
25. Van der Burgt I. 2007. Review Noonan syndrome. Orphanet Journal of Rare
Diseases. 2007;2(4):1-6
26. American Joint Cancer Comitee. 2012. Comparison Guide Cancer Staging
Manual. AJCC: Chicago. www.cancerstaging.com
28. Kumar. V., Cotran. R.S., Robbins. S.L., 2007. Buku ajar Patologi. EGC:
Jakarta
30. Harryanto A.R. 1980. Limfoma Malignum Kanker atau Reaksi Imunologik
yang Abnormal. Cermin Dunia Kedokteran: Jakarta
www.kalbe.co.id/files/cdk /files/cdk_018_darah.pdf
31. De Jong,Wim. 2005. Kanker, Apakah itu? Pengobatan, Harapan Hidup,
dan Dukungan Keluarga. Jakarta: ARCAN.
32. Cecily, dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta: EGC.
34. Japaries, Willie. 2008. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: FKUI.
Kim & Chung. Pediatric Solid Malignancies : Neuroblastoma and Wilm’s
Tumor. Dari
http://pax6.org/physician/WilmsTumorPediatricSolidMalignancies.pdf
diakses pada 05 Maret 2019.
41. Gray H, Anatomy of the Human Body 12th ed. www.bartleby.com. 2015
Respirasi,
44. Moore KL, Clinically Oriented Anatomy 5th ed, Lippicott W W, Baltimore,
2006.
45. Netter, FH, Atlas of Human Anatomy 5th ed, Saunders Elsevier,
Philadelphia, 2011.
47. Ville dkk. 1984. Zoologi Umum. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta