“Spermatogenesis”
ASHADI SYAMSIR
I011171359
KELAS : A2
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
1
I
PENDAHULUAN
1.3.Tujuan
1. Untuk Mengetahui Mekanisme Spermatogenesis
2. Untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi dalam Spermatogenesis
3. Untuk Mengetahui Apa saja Komponen Semen
4. Untuk Mengetahui Bagian-Bagian Sperma
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Kualitas Semen yang Baik dan Faktor-Faktornya
2
II
PEMBAHASAN
3
khususdenganfungsi terbatas, yaitu untuk membawa informasi genetik ke sel telur
betina(Garner dan Hafez, 1980).Walaupun berbeda spesies, spermatozoa pada
hewanternak dan vertebrata lainnya memiliki struktur yang sama, yaitu memiliki
akrosom,nukleus, dan terpasang flagella dengan mitokondria, annulus, dense
fibers, danselubung yang berserat (Garner dan Hafez, 1980).
Sperma merupakan suatu sel kecil, kompak dan sangat khas yang
tidakbertumbuh atau membagi diri.Secara esensial,sperma terdiri dari kepala
yangmembawa materi herediter paternal, dan ekor sebagai sarana penggerak.
Ukuran danbentuk spermatozoa berbeda pada berbagai jenis hewan, namun
memiliki strukturmorfologi yang sama (Toelihere, 1985). Bentuk dan ukuran
spermatozoa antarabangsa unggas cukup sama dan konsisten, tetapi sperma
unggas berbeda dengansperma mamalia karena lebih kecil, lebih panjang, kepala
berfilamen dan tidakmemiliki butiran kinoplasmik (Gilbert, 1980).
4
sebanyak 46 kromosom.Sel – sel spermatosit primer tersebut kemudian membelah
secara meiosis nebjadi dua spermatosit sekunder yang jumlah kromosomnya
menjadi setengahnya (23kromosom haploid).Selanjutnya spermatosit sekunder
membelah lagi secara meiosis menjadi empat spermatid.Jadi, spermatid primer
mengalami pembelahan meiosis I yang menghasilkan dua spermatosit
sekunder.Selama pembelahan meiosis II, kedua spermatosit sekunder membelah
lagi menghasilkan empat spermatid. Selanjutnya spermatid berdiferensi menjadi
sel kelamin dewasa(masak) yang disebut spermatozoa atau sperma. Ini juga
memiliki 23 kromosom (haploid). Pada manusia proses spermatogenesis
berlangsung setiap hari. Siklus spermatogenesis berlangsung rata–rata 74 hari.
Artinya, perkembangan sel spermatogonia menjadi spermatozoa matang
memerlukan waktu rata – rata 74 hari. Sementara itu pemasakan spermatosit
menjadi sperma memerlukan waktu dua hari.proses pemasakan spermatosit
menjadi sperma dinamakan spermatogenesis dan terjadi didalam epidemis.
Tahapan Spermatocytogenesis
Tahapan Meiosis
5
spermatid, dari spermatosit sekunder. Proses ini terjadi saat spermatosit primer
menjauhi lamina basalis, dan sitoplasma semakin banyak.
Tahapan Spermiogenesis
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat
(inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di
hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
Sperma dewasa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, bagian tengah dan ekor
flagelata. Kepala sperma mengandung nucleus. Bagian ujung kepala ini
mengandung akrosom yang menghasilkan enzim yang berfungsi untuk menembus
lapisan-lapisan sel telur pada waktu fertilisasi. Bagian tengah sperma mengandung
6
mitokondria yang menghasilkan ATP sebagai sumber energi untuk pergerakan
sperma.Ekor sperma berfungsi sebagai alat gerak.
A. Sperma
7
fibril-fibrilnya serta bertanggung jawab terhadap sifat elastisitas permukaan sel
sperma itu.
5. Enzim dan Co-Enzim, ynag berguna untuk proses oksidasi, misalnya glikolisis.
Sel sperma juga mengandung Hyluronidase yang letaknya dekat sekali dengan
permukaan sel, sehingga setiap saat dapat dilepaskan ke medium sekitarnya
(Partodhardjo, 1985).
B. Plasma Semen
8
yang terdapat pada saluran reproduksi betina, dari pemecahan tersebut diperoleh
energy yang dipergunakan untuk mengarungi saluran reproduksi betina dan
fertilisasi.
1. Asam Sitrat, asam ini terutama disekresikan oleh glandula vesika seminalis, asam
sitrat merupakan komponen dari suatu buffer.
2. Inositol, terdapat banyak pada babi, namun inositol ini buka merupakan sumber
energy.
3. Sorbitol, Sorbitol merupakan gula alcohol, dapat masuk kedalam proses
pembakaran dan akan pecah menjadi fruktosa, dan selanjutnya fruktosa akan
berubah menjadi energy.
4. Fruktosa, fruktosa ini berasl dari glukosa darah dan disekresikan dari vesika
seminalis. Pada kuda konsentrasi fruktosa dalam semen sangat sedikit, sedangkan
pada anjing hamper tidak ada, tetapi pada domba, sapi, dan kambinng konsentrasi
fruktosa dalam semennya sangat tinggi.
5. Ergothioneine, merupakan nitrogen basa yang mengandun unsur S. Terdapat
dalam konsentrasi kecil pada kuda dan babi. Proses pembentukan pada kuda di
ampula, sedangkan pada babi di vesika seminalis, untuk fungsinya belum
diketahui.
A. Makroskopis
Volume dan konsentrasi. Volume semen yang baik adalah pada domba
dan sapi adalah sedikit tetapi mempunyai konsentrasi sperma yang banyak.
Sedangkan volume pada pejantan kuda dan babi biasanya mempunyai volume
yang banyak, tetapi konsentrasi spermanya sedikit.
9
Kuda = 150 juta/ml (vol. 75-150 ml)
Konsentrasi secara mikroskopik juga bisa dilihat dari jarak antara sperma
yang satu dengan sperma yang lain
Densum : Jarak antara dua kepala sperma kurang dari panjang satu kepala, jumalh
spermanya rata-rata 1000-2000 juta/ml.
Semi Densum : Jaraknya 1-1,5 kepala sperma, jumlah 500-1000 juta sel/ml
Rarum : Jaraknya lebih dari satu kepala atau satu sperma, jumlah 200-500 juta/ml
Oligospermia : sedikit sperma, jaraknya adalah lebih dari satu sperma, jumlahnya
kurang dari 200 juta sel/ml
Aspermia ; tidak ada sperma.
1) Warna
warna semen pada sapi adalah putih krem, jika semen berwarna kuning
maka semen tersebut mengandung pigmen riboflavin, sedangkan jika semen
berwarna hijau kekuningan maka semen tersebut mengandung bakteri
pseudomonas aeruginosa. Sedangakan jika semen mengandung gumpalan maka
semen tersebut mengandung nanah, dan jika semen tersebut terdapat warna merah
maka semen tersebut terdapt darah dari ureter, dan jika semn tersebut berwarna
kecoklatan maka semen tersebut terkontaminasi dengn kotoran.
2) Konsistensi
Jika semen berwarna krem, maka konsentrasi spermanya adalah 1000 juta-2000jt
sel/ml
Jika semen seperti susu encer maka konsentrasi sperma adalah 500-600 jt sl/ml
Dan jika semen tersebut cair berawan dan keruh, maka semen tersebut
berkonsentrasi 100 jt sel/ml.
10
pH pada sapi dan domba rata-rata 6,8. Sedangkan pada kuda dan babi rata-rat 7,4.
B. Mikroskopik
Jika dilihat dari segi motilitas (persentase sperma yang bergerak lurus
kedepan dalam satu bidang pandangan) sperma yang baik adalah bergerak
progesif, klasifikasi untuk hewannya adalah sebgai berikut
Dan jika dilihat dari gerakan individual maka ada yang progesif, regresif,
sirkuler, fibrasi dan amotil (tidak bergerak). Dan yang bagu adalah progesif yaitu
bergerak kedepan.
Gerakan masa dapat dilihat dari grakan keseluruhan dari sperma dalam
semen. keseluruhan sperma yang baik adalah bergerak berpusar dan diberi nilai
(+++). Sedangkan untuk (++) semen cukup baik, karena menandakan gerakan
gelombang cepat dan membentuk pusaran. Jika (+) sama seperti (++) namun
gerakan gelombangnya lambat. Dan jika 0 maka tidak ada gerakan sama sekali.
Selain itu semua, juga bisa dilihat viabilitas atau persentase jumlah
spermatozoa yang hidup atau mati dalam 100 spermatozoa. Dalam percobaan
dengan pewarnaan corbolfushin eosin atau eosin negrosin atau formol saline,
sperma yang mati akan menunjukkan warna (biasanya ungu), sedangkan sperma
yang hidup tidak akan menunjukkan warna.
11
Faktor Internal
1. Temperature, pada suhu panas metobolisme sperma naik, daya hidup sperma
turun, jika suhu dingin kebalikannya.
2. pH
3. Hormone, testosterone tinggi akan menurunkan metabolism.
4. Umur
5. Berat badan
6. Kesehatan
7. Makanan
8. Iklim
9. Keturunan
Tekanan Osmotik, Sperma lebih mudah dipengaruhi oleh tekanan hipertonik dari
pada hipotonik
Pengaruh pengenceran
12
Derajat pengenceran yang berlebihan (1:1000) akan menghambat
motilitas. Pengenceran smen domba 1 berbanding 4 dlam citra kuning telur dapat
mengurangi angka kansepsi sebesra 50 %. Sedangkan plasma semen babi dan
kuda jauh kurang baik bagi daya tahan hidup spermatozoa, sperma kedua hewan
ini malah akan hidup lama apabila disentrifuge dan disimpan dalam media buatan.
Pengaruh Suhu
Pengaruh Cahaya
13
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi jika dilihat dari tahapannya, proses spermatogenesis dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu proses sprematocytogenesis, meiosis, dan spermiogenesis. Proses
pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya
hormone FSH, LH, dan hormon pertumbuhan. Komponen semen yaitu sperma
dan plasma semen. Sperma dewasa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, bagian
tengah dan ekor flagelata. Kualitas semen yang baik dilihat secara makroskopik
dan mikroskopiknya.
3.2. Saran
Perlu dipelajari mengenai spermatogenesis dan semen ternak ini, karena akan
berpengaruh terghadap kualitas produksi ternak nantinya sehingga didapat
produksi ternak yang maksimal dan berkualitas.
14