Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

ILMU REPRODUKSI TERNAK

“Spermatogenesis”

ASHADI SYAMSIR
I011171359

KELAS : A2

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

1
I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Salah satu ciri-ciri makhluk hidup adalah berkembang biak. Berkembang


biak adalah proses reproduksi atau proses memperbaharui keturunan pada mahluk
hidup untuk mempertahankan jenisnya agar tidak punah. Reproduksi adalah suatu
proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi pada
hewan terjadi dalam dua jenis yaitu reproduksi aseksual dan reproduksi
seksual.Reproduksi aseksual adalah penciptaan individu baru yang semua gennya
berasal dari satu induk tanpa peleburan telur dan sperma. Reproduksi seksual
adalah penciptaan keturunan melalui peleburan gamet jantan dan betina untuk
membentuk zigot.Peleburan gamet (sperma dan ovum) disebut dengan fertilisasi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Mekanisme Spermatogenesis
2. Apa Faktor yang Mempengaruhi Spermatogenesis
3. Apa saja Komponen Semen
4. Apa Saja Bagian-Bagian Sperma
5. Bagaimana Kualitas Semen yang Baik dan Faktor-Faktornya

1.3.Tujuan
1. Untuk Mengetahui Mekanisme Spermatogenesis
2. Untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi dalam Spermatogenesis
3. Untuk Mengetahui Apa saja Komponen Semen
4. Untuk Mengetahui Bagian-Bagian Sperma
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Kualitas Semen yang Baik dan Faktor-Faktornya

2
II
PEMBAHASAN

2.1. Mekanisme Spermatogenesis

Spermatozoa merupakan sel gamet pejantan yang dibentuk di dalam


tubuliseminiferi pada testis.Spermatozoa yang sudah terbentuk seluruhnya
merupakanperpanjangan sel yang terdiri dari kepala yang hampir seluruhnya
terdiri darikromatin, dan ekor yang memberikan daya gerak sel (Garner dan Hafez,
1980).Spermatozoa dibentuk melalui proses spermatogenesis, yaitu suatu proses
kompleksyang meliputi pembelahan dan diferensiasi sel dan dimulai pada saat
hewanmencapai dewasa kelamin. Selama proses tersebut, jumlah kromosom
direduksi daridiploid(2n)menjadi haploid (n) pada setiap sel, dan terjadi
reorganisasi komponen-komponeninti sel dan sitoplasma secara meluas.
Spermatogenesis meliputispermatositogenesisyaitu pembentukan spermatosit
primer dan sekunder darispermatogonia tipe A serta spermiogenesis yaitu
pembentukan spermatozoa darispermatid. Spermatositogenesis dikendalikan oleh
FSH dari adenohypophysa danspermiogenesis berada dibawah pengaruh LHdan
testosteron (Toelihere, 1985).

Pengangkutan spermatozoa sepanjang saluran reproduksi, proses pematangan


spermatozoa, dan penyimpanan spermatozoa. Proses spermatogenesis sebenarnya
merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinyu selama masa produktif.
Proses spermatogenesis terjadi di tubuli seminiferi kemudian sperma menuju
tubuli rekti, rete testes, melalui vas eferen kemudian menuju vas deferen. Unggas
tidak memiliki epididimis, epididimisnya mengalami rudimentasi. Fungsi
epididimis pada hewan mamalia seperti transportasi, pemasakan dan penyimpanan
spermatozoa pada unggas digantikan oleh vas deferen. Perjalanan spermatozoa
dari tubuli seminiferi sampai di vas deferen membutuhkan waktu 1 – 4 hari,
kemudian terjadi proses pendewasaan pada bagian proximal vas deferen selama
beberapa jam lalu disimpan pada bagian distal vas deferen (Wayan, dkk, 2013).

Spermatozoa merupakan perpanjangan dari sel haploid yang dihasilkan


dariproses spermatogenik dan pematangan pada pejantan dan merupakan sel

3
khususdenganfungsi terbatas, yaitu untuk membawa informasi genetik ke sel telur
betina(Garner dan Hafez, 1980).Walaupun berbeda spesies, spermatozoa pada
hewanternak dan vertebrata lainnya memiliki struktur yang sama, yaitu memiliki
akrosom,nukleus, dan terpasang flagella dengan mitokondria, annulus, dense
fibers, danselubung yang berserat (Garner dan Hafez, 1980).

Sperma merupakan suatu sel kecil, kompak dan sangat khas yang
tidakbertumbuh atau membagi diri.Secara esensial,sperma terdiri dari kepala
yangmembawa materi herediter paternal, dan ekor sebagai sarana penggerak.
Ukuran danbentuk spermatozoa berbeda pada berbagai jenis hewan, namun
memiliki strukturmorfologi yang sama (Toelihere, 1985). Bentuk dan ukuran
spermatozoa antarabangsa unggas cukup sama dan konsisten, tetapi sperma
unggas berbeda dengansperma mamalia karena lebih kecil, lebih panjang, kepala
berfilamen dan tidakmemiliki butiran kinoplasmik (Gilbert, 1980).

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma yang terjadi di


epitelium (tubuli) seminiferi di bawah kontrol hormon gonadotropin dan hipofisis
(pituitaria bagian depan). Tubuli seminiferi ini terdiri atas sel sertoli dan sel
germinalis.Spermatogenesis terjadi dalam tiga fase, yaitu fase spermatogenial,
fase meiosis, dan fase spermiogenesis yangmembutuhkan waktu 13 – 14 hari.
Hampir semua spesies hewan tingkat tinggi terutama mamalia mempunyai proses
spermatogenesis yang hampir sama, dalam pembahasan ini akan di jelaskan
mengenai proses spermatogenesis pada manusia.Berikut adalah proses
pembentukan dari sperma itu sendiri. Spermatogenesis terjadi di testis .Didalam
testis terdapat tublus seminiferus.Dinding tubulus seminiferus terdiri dari jaringan
epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium terdapat sel – sel spermatogonia
dan sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi pada spermatozoa. Selain itu pada
tubulus seminiferus terdapat pula sel leydig yang mengsekresikan hormone
testosteroneyang berperan pada proses spermatogenesis.

Sehingga menghasilkan lebih banyak spermatogonia. Pada


manusia,spermatogonia mengandung 23 pasang kromosom atau 46 kromosom
(diploid). Beberapa spermatogonia membelah diri kembali, sedangkan lainnya
berkembang menjadi spermatosit primer yang juga mengandung kromosom

4
sebanyak 46 kromosom.Sel – sel spermatosit primer tersebut kemudian membelah
secara meiosis nebjadi dua spermatosit sekunder yang jumlah kromosomnya
menjadi setengahnya (23kromosom haploid).Selanjutnya spermatosit sekunder
membelah lagi secara meiosis menjadi empat spermatid.Jadi, spermatid primer
mengalami pembelahan meiosis I yang menghasilkan dua spermatosit
sekunder.Selama pembelahan meiosis II, kedua spermatosit sekunder membelah
lagi menghasilkan empat spermatid. Selanjutnya spermatid berdiferensi menjadi
sel kelamin dewasa(masak) yang disebut spermatozoa atau sperma. Ini juga
memiliki 23 kromosom (haploid). Pada manusia proses spermatogenesis
berlangsung setiap hari. Siklus spermatogenesis berlangsung rata–rata 74 hari.
Artinya, perkembangan sel spermatogonia menjadi spermatozoa matang
memerlukan waktu rata – rata 74 hari. Sementara itu pemasakan spermatosit
menjadi sperma memerlukan waktu dua hari.proses pemasakan spermatosit
menjadi sperma dinamakan spermatogenesis dan terjadi didalam epidemis.

Jadi jika dilihat dari tahapannya,


proses spermatogenesis dibagi menjadi
tiga tahapan :

 Tahapan Spermatocytogenesis

Yaitu tahapan dimana


spermatogonia bermitosis menjadi
spermatid primer, proses ini dipengarui
oleh sel sertoli, dimana sel sertoli yang
meberi nutrisi-nutrisi kepada
spermatogonia, sehingga dapat
berkembang menjadi spermatosit.

 Tahapan Meiosis

Merupakan tahapan spermatosit primer bermiosis I membentuk


spermatosis sekunder dan langsung terjadi meiosis II yaitu pembentukan

5
spermatid, dari spermatosit sekunder. Proses ini terjadi saat spermatosit primer
menjauhi lamina basalis, dan sitoplasma semakin banyak.

 Tahapan Spermiogenesis

Merupakan tahapan terakhir pembentukan spermatozoa, dimana terjadi


transformasi dari spermatid menjadi spermatozoa. Tahapan ini terdiri dari empat
fase : yaitu fase golgi, fase tutup. fase akrosom, dan fase pematangan

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Spermatogenesis

Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat
(inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di
hipofisis atau GnRH di hipothalamus.

Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon,


diantaranya:

a. Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating


Hormon / FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon / LH).
b. LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa
pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.

2.3. Anatomi Sperma

Sperma dewasa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, bagian tengah dan ekor
flagelata. Kepala sperma mengandung nucleus. Bagian ujung kepala ini
mengandung akrosom yang menghasilkan enzim yang berfungsi untuk menembus
lapisan-lapisan sel telur pada waktu fertilisasi. Bagian tengah sperma mengandung

6
mitokondria yang menghasilkan ATP sebagai sumber energi untuk pergerakan
sperma.Ekor sperma berfungsi sebagai alat gerak.

(Gambar 2. Sperma matang)

2.4. Komponen Semen

A. Sperma

1. Deoxyribonucleoprotein, terdapat pada nucleus yang merupakan kepala dari


sperma. Terbentuk oleh RNA yang terikat oeh protein.
2. Muco-polysakarida, senyawa ini terikat pada molekul-molekul protein yang
terdapat di acrosome. Polysakarida yang terdapt pada acrosome ini mengandung 4
macam gula, yaitu fucose, galactose, mannose, hexosaminase. Keempat gula
terikat dalam protein sehingga memberi reaksi pada zat warna asam yaitu Periodic
Acid Schiff (PAS). Fungsi untuk maetabolisme sperma tidak diketahui
(Partodihardjo, 1987).
3. Plasmalogen, nama lainnya adalah lemak aldehydrogen yang terdapat pada bagian
leher, badan, dan ekor sperma. Merupakan bahan yang dipakai sperma untuk
respirasi endogen, jadi plasmalogen merupakn sumber energy endogen, yang akan
dipergunakan apabila semua zat lain habis terpakai (Toelihere, 1977)
4. Protein yang menyerupai kreatine, merupakan selubung tipis yang meiputi seluruh
badan, kepala, dan ekor sperma. Protein ini banyak mempunyai ikatan dengan
unsur zat tanduk yaitu S (Sulfur). Protein ii banyak terdapat di membrane sel dan

7
fibril-fibrilnya serta bertanggung jawab terhadap sifat elastisitas permukaan sel
sperma itu.
5. Enzim dan Co-Enzim, ynag berguna untuk proses oksidasi, misalnya glikolisis.
Sel sperma juga mengandung Hyluronidase yang letaknya dekat sekali dengan
permukaan sel, sehingga setiap saat dapat dilepaskan ke medium sekitarnya
(Partodhardjo, 1985).

B. Plasma Semen

Plasma seminal merupakan campuran sekresi dai epididimis , vasdeferns,


vesica seminalis, dan kelenjar cowper. Jika dilihat satu persatu dari masing-
masing organ yang mensekresikan cairan masing-masing maka dapat dilihat
sebagai berikut.

1. Epididimis : mensekresikan Glyceylphosphorylholine (GPC).


2. Ampula : mensekresikan substansi tereduksi diantaranya adalah fruktosa dan
asam sitrat.
3. Vesikula seminalis : Sekresi dari kelenjar ini merupakan sekresi terbesar, sekitar
80 % dari keseluraham air mani. Dan merupakan sumber utama fruktosa dan
sukrosa pengeluaran dikendalikan oleh hormone jantan. Fruktosa berasal dari gula
darah. Dan sekresi tersebut normal bila banyak asam sitrat, karena hewan yang
dikastrasi prosuksi asam sitrat akan menurun.
4. Prostate : Merupakan sumber antaglutin. Prostate juga mengeluarkan alkalin
sebagai sumber dari bau semen (Vandemark, 1985)

Plasma seminal banyak sekali menandung bahan organic, inorganic, dan


air. Zat organic relative lebih banyak dibandingkan dengan lainnya. Unsur-unsur
itu antara lain : Phosphorylcholine dan glyserylphosphorylcholine

Phosphorylcholine terdapat terutama pada semen manusia, sedangkan


glyserylphosphorylcholine terdapat terutama pada hewan. Phosphorylcholine pada
domba sifatnya sangat labil, apabila meninggalkan tubuh cepat peca dan berubah
menjadi asam phosphate dan choline. Apabila glyserylphosphorylcholine (GPC)
berbeda lagi, zat organic ini sangat stabil, GPC dipecahkan oleh enzim-enzim

8
yang terdapat pada saluran reproduksi betina, dari pemecahan tersebut diperoleh
energy yang dipergunakan untuk mengarungi saluran reproduksi betina dan
fertilisasi.

1. Asam Sitrat, asam ini terutama disekresikan oleh glandula vesika seminalis, asam
sitrat merupakan komponen dari suatu buffer.
2. Inositol, terdapat banyak pada babi, namun inositol ini buka merupakan sumber
energy.
3. Sorbitol, Sorbitol merupakan gula alcohol, dapat masuk kedalam proses
pembakaran dan akan pecah menjadi fruktosa, dan selanjutnya fruktosa akan
berubah menjadi energy.
4. Fruktosa, fruktosa ini berasl dari glukosa darah dan disekresikan dari vesika
seminalis. Pada kuda konsentrasi fruktosa dalam semen sangat sedikit, sedangkan
pada anjing hamper tidak ada, tetapi pada domba, sapi, dan kambinng konsentrasi
fruktosa dalam semennya sangat tinggi.
5. Ergothioneine, merupakan nitrogen basa yang mengandun unsur S. Terdapat
dalam konsentrasi kecil pada kuda dan babi. Proses pembentukan pada kuda di
ampula, sedangkan pada babi di vesika seminalis, untuk fungsinya belum
diketahui.

Selain zat organic, plasma semen juga mengandung zat non-organik,


diantaranya adalah K, Ca dan bikarbonat yang relative tinggi kadarnya
dibandingkan yang ada diseluruh tubuh (Partodihardjo, 1985).

2.5. Kualitas Semen yang Baik dan Faktor-Faktornya

A. Makroskopis

Volume dan konsentrasi. Volume semen yang baik adalah pada domba
dan sapi adalah sedikit tetapi mempunyai konsentrasi sperma yang banyak.
Sedangkan volume pada pejantan kuda dan babi biasanya mempunyai volume
yang banyak, tetapi konsentrasi spermanya sedikit.

Sapi = 1200 juta/ml (vol. 4-6 ml)

9
Kuda = 150 juta/ml (vol. 75-150 ml)

Babi = 200 juta/ml (vol.125 ml)

Domba = 2000 juta/ml (vol. 1,5 ml)

Konsentrasi secara mikroskopik juga bisa dilihat dari jarak antara sperma
yang satu dengan sperma yang lain

 Densum : Jarak antara dua kepala sperma kurang dari panjang satu kepala, jumalh
spermanya rata-rata 1000-2000 juta/ml.
 Semi Densum : Jaraknya 1-1,5 kepala sperma, jumlah 500-1000 juta sel/ml
 Rarum : Jaraknya lebih dari satu kepala atau satu sperma, jumlah 200-500 juta/ml
 Oligospermia : sedikit sperma, jaraknya adalah lebih dari satu sperma, jumlahnya
kurang dari 200 juta sel/ml
 Aspermia ; tidak ada sperma.

1) Warna

warna semen pada sapi adalah putih krem, jika semen berwarna kuning
maka semen tersebut mengandung pigmen riboflavin, sedangkan jika semen
berwarna hijau kekuningan maka semen tersebut mengandung bakteri
pseudomonas aeruginosa. Sedangakan jika semen mengandung gumpalan maka
semen tersebut mengandung nanah, dan jika semen tersebut terdapat warna merah
maka semen tersebut terdapt darah dari ureter, dan jika semn tersebut berwarna
kecoklatan maka semen tersebut terkontaminasi dengn kotoran.

2) Konsistensi

 Jika semen berwarna krem, maka konsentrasi spermanya adalah 1000 juta-2000jt
sel/ml
 Jika semen seperti susu encer maka konsentrasi sperma adalah 500-600 jt sl/ml
 Dan jika semen tersebut cair berawan dan keruh, maka semen tersebut
berkonsentrasi 100 jt sel/ml.

10
 pH pada sapi dan domba rata-rata 6,8. Sedangkan pada kuda dan babi rata-rat 7,4.

B. Mikroskopik

Jika dilihat dari segi motilitas (persentase sperma yang bergerak lurus
kedepan dalam satu bidang pandangan) sperma yang baik adalah bergerak
progesif, klasifikasi untuk hewannya adalah sebgai berikut

sapi umumnya : 50-80%

kuda umumnya : 48-75%

babi umumnya : 80-90%

domba umumnya : 60-70%

Dan jika dilihat dari gerakan individual maka ada yang progesif, regresif,
sirkuler, fibrasi dan amotil (tidak bergerak). Dan yang bagu adalah progesif yaitu
bergerak kedepan.

Gerakan masa dapat dilihat dari grakan keseluruhan dari sperma dalam
semen. keseluruhan sperma yang baik adalah bergerak berpusar dan diberi nilai
(+++). Sedangkan untuk (++) semen cukup baik, karena menandakan gerakan
gelombang cepat dan membentuk pusaran. Jika (+) sama seperti (++) namun
gerakan gelombangnya lambat. Dan jika 0 maka tidak ada gerakan sama sekali.

Apabila dilihat dari morfologinya, semen dengan kualitas tinggi adalah


yang mempunyai sisi abnormal 5-15 %, sedangkan kualitas sedang 10-20 % dan
kualitas rendah lebih dari 30 %. Jika dilihat dari sisi hewannya, abnormalitas
sperma sapi harus kurang 20 %, domba 14 %, sedangkan babi 17 %.

Selain itu semua, juga bisa dilihat viabilitas atau persentase jumlah
spermatozoa yang hidup atau mati dalam 100 spermatozoa. Dalam percobaan
dengan pewarnaan corbolfushin eosin atau eosin negrosin atau formol saline,
sperma yang mati akan menunjukkan warna (biasanya ungu), sedangkan sperma
yang hidup tidak akan menunjukkan warna.

11
 Faktor Internal

1. Temperature, pada suhu panas metobolisme sperma naik, daya hidup sperma
turun, jika suhu dingin kebalikannya.
2. pH
3. Hormone, testosterone tinggi akan menurunkan metabolism.
4. Umur
5. Berat badan
6. Kesehatan
7. Makanan
8. Iklim
9. Keturunan

 Faktor Setelah dilakukan perlakuan dan penyimpanan untuk Inseminasi Buatan

Sperma menghasilkan asam laktat yang tinggi dari metabolism fruktosa


plasma seminalis, sehingga penting untuk memberi unsur-unsur buffer seperti
garam phosphate, citrate, atau bikarbonat didalam medium.

 Tekanan Osmotik, Sperma lebih mudah dipengaruhi oleh tekanan hipertonik dari
pada hipotonik

 Pengaruh zat elektrolit dan non-elektrolit

Unsur kalsium, phosphor dan calcium yang tinggi mneghambat motilitas


sperma, dilain pihak kalium penting untuk fungsi sperma yang normal, maka dari
itu dianjurkan untuk menambah kalium dalam pengencer bahkan magnesium.
Sedangkan glukosa, fruktosa, dan zat-zat elektrolit lainnya penting untuk memberi
makan kepada sperma.

 Pengaruh pengenceran

12
Derajat pengenceran yang berlebihan (1:1000) akan menghambat
motilitas. Pengenceran smen domba 1 berbanding 4 dlam citra kuning telur dapat
mengurangi angka kansepsi sebesra 50 %. Sedangkan plasma semen babi dan
kuda jauh kurang baik bagi daya tahan hidup spermatozoa, sperma kedua hewan
ini malah akan hidup lama apabila disentrifuge dan disimpan dalam media buatan.

 Pengaruh Suhu

Peninggian 100C diatas suhu lingkungan akan meningkatkan kadar


metabolism dua kali lipat dan mengurangi daya tahan hidup dua kali lipat pula.
Sperma akan rusak apabila didinginkan dibawah suhu 0OC kecuali apabila
ditambahkan glycerol. Cold shock pendinginan secar segera setelah
diejakulasikan juag sperma akan kehilangan daya hidupnya. Cold shock dapat
dihindari dengen perlakuan secara perlahan-lahan.

 Pengaruh Cahaya

Sinar matahari yang langsung mengenai spermatozoa akan menurunkan


atau memperpendek umurnya. Cahaya menyebabkan rekasi photokhemis didalam
sperma, yang menghasilakn hydrogenperoksida dalam jumlah yang toxis
(Toelihere, 1977).

13
III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jadi jika dilihat dari tahapannya, proses spermatogenesis dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu proses sprematocytogenesis, meiosis, dan spermiogenesis. Proses
pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya
hormone FSH, LH, dan hormon pertumbuhan. Komponen semen yaitu sperma
dan plasma semen. Sperma dewasa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, bagian
tengah dan ekor flagelata. Kualitas semen yang baik dilihat secara makroskopik
dan mikroskopiknya.

3.2. Saran

Perlu dipelajari mengenai spermatogenesis dan semen ternak ini, karena akan
berpengaruh terghadap kualitas produksi ternak nantinya sehingga didapat
produksi ternak yang maksimal dan berkualitas.

14

Anda mungkin juga menyukai