Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PANCASILA

PENGARUH HOAX MELALUI MEDIA SOSIAL


TERHADAP PANCASILA

DISUSUN OLEH:
ALFIRA NUR HANISAH (1905046007)
KELAS A/2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat-
Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Hoax
melalui Media Sosial Terhadap Sila Ketiga Pancasila”. Makalah ini membahas mengenai
penyebaran hoax di media sosial, pengaruh fenomena hoax melalui media sosial terhadap
sila ketiga pancasil, dan peran pemerintah dan masyarakat dalam menyikapi hoax melalui
media sosial.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Pancasila yang telah memberikan tugas makalah ini, sehingga kami bisa lebih memahami
bahwa hoax yang disebarluaskan melalui media sosial mampu mengancam persatuan bangsa
Indonesia.
Kami menyadari, dalam penulisan makalah ini masih banyak sekali kekurangannya.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca.

Samarinda, 20 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4


A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 6
C. Tujuan ........................................................................................................................... 6

BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................................................... 7


A. Pengertian Hoax…………………………………………………………...………….7
B. Penyebaran Hoax melalui media sosial ........................................................................ 8
C. Pengaruh Hoax melalui media sosial terhadap sila ketiga Pancasila ............................ 9
D. Peran pemerintah dan masyarakat dalam menanggapi Hoax melalui media sosial .... 11

BAB III. PENUTUP ............................................................................................................. 13


A. Kesimpulan ................................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media massa saat ini bisa dikatakan bagian dari kebutuhan primer manusia.
Tidak dapat dipungkiri, media massa merupakan alat yang digunakan manusia dalam
kesehariannya, baik untuk mendapatkan informasi, hiburan, maupun edukasi. Selain
itu, media massa dapat menghubungkan manusia satu dengan manusia lainnya di
seluruh dunia. Media massa sendiri merupakan alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan
televisi.
Kebutuhan informasi yang semakin meningkat, membuat media semakin
berkembang menjadi berbagai bentuk dan fungsi, yang semakin memudahkan
manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Misalnya televisi dan radio, yang
dikategorikan dalam media elektronik. Koran, majalah, dan tabloid yang masuk
kedalam kategori media cetak, dan juga media online yang didalamnya terdapat
internet dan media sosial.
Media online merupakan media atau saluran komunikasi yang tersaji secara
online di situs web (website) internet. Dalam website ini, pengguna dapat
mengunggah berbagai informasi dari seluruh penjuru dunia. Tidak hanya itu website
juga dapat saling berbagi tautan dalam kolom komentar jika tersedia yang mereka
bagikan dalam situs jejaring sosial ini.
Mudahnya mengakses dan memberikan suatu informasi atau berita kepada
khalayak umum yang dapat dilakukan oleh siapa saja, membuat semakin mudah
tersebarnya berita yang belum tentu kepastian fakta atau nyatanya berita tersebut
hingga timbul yang dinamakan palsu atau lebih dikenal dengan sebutan hoax. Berita
hoax atau pemberitaan palsu sendiri merupakan sebuah pemberitaan palsu yang

4
merupakan sebuah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca atau pendengarnya
untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwaa
berita tersebut adalah palsu. Selain itu adapun tujuan dari berita hoax atau
pemberitaan palsu tersebut yaitu sekedar having fun atau humor. Namun, hoax juga
bisa dijadikan sebagai alat propaganda dengan tujuan politis, misalnya melakukan
pencitraan atau bahkan bisa sebaliknya, memburukan keadaan atau citra seseorang
dan kelompok.
Berita palsu yang terjadi dipenghujung tahun 2018 kasus penipuan di Indonesia
sedang marak terjadi. Dari sekian banyak kasus hoax ada salah satu yang menarik
perhatian yaitu kasus penipuan yang terjadi pada periode Oktober 2018, kasus
kebohongan publik atau biasa disebut kasus hoax yang dilakukan oleh Ratna
Sarumpaet yang mana Ratna Sarumpaet seorang aktivis dan juga seorang public
figure.
Penyebaran hoax di media sosial telah menimbulkan keprihatinan sejumlah
pihak. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meminimalisasi
persebarannya. Namun sejumlah kasus terkait hoax yang bernuansa fitnah dan
kebencian terhadap Suku, Agama, dan Ras sepanjang tiga tahun terakhir terus
mengalami peningkatan. Penelitian ini berupaya mengetahui langkah strategis dan
kebijakan apa yang sudah dilakukan pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan
pemerintah telah berupaya meminimalisasi persebaran hoax dengan menerbitkan
sejumlah peraturan beserta infrastruktur pendukungnya. Hanya saja hal itu belum
optimal karena ada kelemahan yang terdapat dalam peraturan tersebut. Peraturan
yang ada hanya membahas sejumlah langkah antisipasi yang harus dilakukan dan
tidak membahas akar persoalan penyebab penyebaran hoax. Di sisi lain, pemerintah
juga belum optimal melakukan koordinasi secara lintas instansi dan memberikan
literasi media kepada masyarakat pengguna media sosial agar beretika ketika
berinteraksi di dunia maya

5
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hoax?
2. Bagaimana penyebaran hoax melalui media sosial?
3. Bagaimana pengaruh fenomena hoax melalui media sosial terhadap sila ketiga
Pancasila?
4. Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam menanggapi hoax di media
sosial?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu hoax
2. Untuk mengetahui penyebaran hoax melalui media sosial
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh hoax melalui media sosial terhadap sila
ketiga Pancasila
4. Untuk mendiskripsikan peran pemerintah dan masyarakat dalam menanggapi
hoax di media sosial

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hoax
Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hoax didefinisikan sebagai
tidak benar; palsu (tentang berita, pesan dan sebagainya). Hoax juga diartikan
sebagai informasi yang tidak sesuai dengan faktanya, dengan tujuan agar orang
dapat mempercayai informasi tersebut. Hoax sendiri berasal dari kata hocus yang
artinya mengecoh atau menipu. Secara umum hoax berarti kabar burung atau
kabar palsu – sebuah kabar atau cerita palsu yang sengaja dibuat atau difabrikasi
seolah-olah kabar atau cerita itu benar adanya.
Istilah hoax sudah dipakai sejak abad ke-7. Pada saat itu, istilah hoax
digunakan dalam wilayah kritik seni yang dikenal sebagai “satir art hoax”.
Seiring berjalannya waktu, satir art hoax berubah menjadi satir hoax lalu terpisah
menjadi satir dan hoax.
Hoax dalam Kamus Oxford (2017) diartikan sebagai suatu bentuk penipuan
yang bermaksud untuk membuat kekacauan. Hoax dalam Bahasa Indonesia
berarti berita bohong, kabar burung, informasi palsu atau kabar dusta. Sedangkan
menurut kamus Bahasa Inggris, hoax berarti olok-olok, cerita bohong dan
memperdayakan atau tipuan.
Dengan demikian, secara umum definisi hoax adalah berita bohong yang
dibuat dengan tujuan mengolok-olok maupun menipu individu atau kelompok.
Hoax disebarkan pada umumnya bertujuan untuk bahan lelucon atau sekedar
iseng, menjatuhkan pesaing (black campaign), promosi dengan penipuan,
membuat dan menggiring opini publik yang negatif seperti fitnah, kritik tajam,
penyebar kebencian dan lainnya.

7
Ada beberapa ciri-ciri yang bisa dijadikan cara untuk mengidentifikasi suatu
hoax antara lain:
1. Isi berita tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2. Sumber beritanya berasal dari sumber yang tidak bisa dipercaya, sehingga
tidak ada tautan ke sumber resmi.
3. Mengandung kalimat yang provokatif, sehingga mudah mempengaruhi
pembacanya.
4. Biasanya mengandung unsur politis dan SARA
5. Gambar, foto atau video merupakan hasil rekayasa atau editan.

B. Penyebaran Hoax di Media Sosial


Media sosial adalah media yang paling banyak digunakan sehingga peluang
penyebaran berita bohong atau hoax semakin meningkat. Persoalan lainnya yang
menyebabkan penyebaran berita hoax semakin sulit di kendalikan adalah
kebiasaan masyarakat Indonesia yang cenderung ingin cepat berbagi informasi di
dunia nyata maupun dunia maya tanpa memperhatikan sumber berita sehingga
enggan untuk mengecek ulang sumber berita yang pertama kali membuat atau
menyebarkan berita tersebut. Karena kebiasaan inilah yang menjadikan seseorang
langsung percaya tanpa memedulikan kebenarannya dan secara tergesa-gesa
membagikan berita atau informasi tersebut kepada pengguna media sosial
lainnya.
Penyebaran berita hoax dapat dilakukan dimanapun, melalui media apapun,
dan oleh siapapun. Salah satu alat penyebaran berita hoax yang sedang marak saat
ini adalah media sosial. Media sosial dapat dengan mudah di akses melalui
telepon genggam atau telepon pintar (smartphone). Bukan hanya masyarakat
Indonesia saja, hampir masyarakat dunia saat ini memiliki akun media sosial nya
masing-masing. Beberapa media sosial yang menjadi sasaran empuk penyebaran
berita hoax yaitu Facebook, Instagram, WhatsApp bahkan Youtube.

8
Salah satu contoh berita bohong/hoax yang paling sering terjadi melalui
media sosial adalah mengklaim sesuatu barang atau kejadian dengan suatu
sebutan yang berbeda dengan barang atau kejadian yang sebenarnya. Salah satu
kasus hoax melalui media sosial yang paling menggemparkan khususnya bagi
masyarakat Indonesia adalah kasus hoax yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet.
Pemberitaan yang muncul saat itu adalah bahwa adanya kabar penganiayaan
Ratna Sarumpaet pertama kali tersebar lewat sosial media, ia dikabarkan
dikeroyok saat berada di bandara Husein Sastranegara Kota Bandung. Banyak
tokoh politik membenarkan aksi penyerangan tersebut, termasuk yang membuat
kabar itu pertama kali ramai diperbincangkan yaitu politikus gerindra, Rachel
Maryam dan juga Prabowo Subianto yang ikut “termakan” hoax Ratna setelah
beliau bertemu Ratna di tempat yang dirahasiakan. Usai pertemuan tersebut
Prabowo menggelar Konferensi Pers di kediamannya di Kartanegara, Jakarta
Selatan, mengutuk kejadian yang menimpa Ratna Sarumpaet dan Prabowo yakin
ada muatan politik pada kasus tersebut.
Kabar ini ditemukan ada kejanggalan setelah Kepolisian melakukan
pemeriksaan pada 23 rumah sakit di Bandung guna menelusuri dugaan
penganiayaan tersebut dan juga Pihak Polrestabes Bandung dan 28 polsek
jajarannya menegaskan bahwa tidak adanya laporan mengenai kasus
penganiayaan atas nama korban yaitu Ratna Sarumpaet.
Setelah kasus ini ditangani oleh pihak yang berwenang, Ratna mengaku ia
melakukan hal tersebut demi untuk menutupi rasa malunya pasca gagal operasi
sedot lemak di wajahnya. Tanpa mencari tahu kebenarannya, akibatnya banyak
orang yang merasa tertipu ketika sudah mengetahui apa yang telah terjadi
sebenarnya.

C. Pengaruh hoax melalui media sosial terhadap sila ketiga Pancasila


Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan bangsa
Indonesia karena Pancasila adalah falsafah hidup dan kepribadian bangsa

9
Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh bangsa
Indonesia yang diyakini paling benar, adil, bijaksana dan tepat bagi bangsa
Indonesia untuk mempersatukan rakyat Indonesia.
Dari kasus ini dapat dilihat bahwa pelaku dengan mudahnya membuat dan
menyebarkan berita bohong atau hoax, tanpa mempedulikan pihak tertentu yang
merasa dirugikan dan terkesan mengadu domba antara golongan tertentu. Perilaku
itu sangat tidak mencerminkan orang yang berfilsafat dan melanggar dasar negara
kita yaitu pancasila.
Dalam hal ini pelaku telah melanggar beberapa sila pancasila, yaitu sila
pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dia mengaku berbuat seperti itu karena atas
bisikan setan, padahal kita sebagai manusia telah dianugrahi pola pikir dan dapat
menentukan apa saja yang harus kita perbuat. Dengan menyatakan pernyataan
yang seperti itu, bisa dianggap secara tidak langsung dia tidak mengakui kuasa
tuhan, yaitu kuasa penganugrahan pola pikir terhadap umatnya atau manusia.
Selain itu pelaku juga telah melanggar sila ketiga, Persatuan Indonesia.
Sebagai warga Indonesia yang baik dan berlandaskan pancasila, tidak seharusnya
kita mengusik persatuan Indonesia dengan cara mengadu domba golongan
tertentu melalui berita bohong atau hoax. Persatuan Indonesia merupakan nilai
dasar yang paling penting dalam menunjang eksistensi bangsa Indonesia. Nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan cerminan dari kehidupan
masyarakat Indonesia sejak dulu kala dan secara tetap telah menjadi bagian yang
tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Setiap sila Pancasila memiliki
nilainya masing-masing. Pengamalan sila ketiga Pancasila yang sesuai dengan
nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila salah satunya yaitu mampu
menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi maupun
golongan.
Dari kasus yang telah dianalisis, dapat diambil hikmah dan pembelajaran
secara bersama-sama bagi kita semua sebagai warga negara Indonesia.

10
Hendaknya kita sebagai warga negara Indonesia menjujung tinggi nilai-nilai
pancasila dengan cara menerapkannya pada kehidupan sehari-hari yang kita jalani
sebab Pancasila adalah pedoman kehidupan Bangsa Indonesia. Penerapan
pancasila dalam kehidupan sehari-hari bertujuan agar terciptanya kedamaian,
kedilan, kesejahteraan bagi seluruh Rakyat Indonesia.

D. Peran pemerintah dan masyarakat dalam menanggapi hoax di media sosial


1) Peran Pemerintah
Fenomena hoax di media sosial yang semakin merajalela membuat
pemerintah mengambil langkah tegas dengan menerbitkan UU No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang diperbarui
dengan UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). UU ITE dalam pasal-
pasalnya mencakup aturan dan larangan apa saja yang harus dipatuhi
masyarakat dalam menggunakan media sosial seperti cara berinteraksi di
media sosial, mengatur apa yang boleh diposting ataupun dilarang untuk di
tampilkan di media sosial dan lain sebagainya agar tidak merugikan pihak
manapun.
Pelaku penyebar berita palsu bisa dijerat dengan pasal-pasal lain terkait
yakni pasal 311 dan 378 KUHP, Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang
No. 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskiriminasi Ras dan Etnis, serta
para pelaku penyebaran berita palsu juga dikenakan pasal terkait ujaran
kebencian (hate speech). dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE yang berbunyi:
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik”.

11
Adapun ancaman pidana bagi mereka yang memenuhi unsur dalam
Pasal 27 ayat (3) adalah dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1 miliar. Selain itu, pemerintah telah
membentuk satgas (satuan tugas) antihoax yang diharapkan terus melakukan
verifikasi atau akreditasi terhadap media maupun para penyedia berita melalui
televisi, koran, media online, termasuk melakukan akreditasi dan indepedensi
terhadap para wartawan yang menyajikan informasi, menutup situs-situs yang
menyebarkan berita hoax dan terus melakukan sosialisasi yang berkaitan
dengan hoax serta menerapkan UU ITE.
2) Peran Masyarakat
Hoax sendiri telah menimbulkan keresahan dan membuat sebagian
masyarakat merasa terancam bahkan dapat memecah belah persatuan bangsa.
Solusi agar tidak mudah terpengaruh oleh berita hoax tersebut adalah
membangun daya pikir masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh hoax
yang tidak dapat dipastikan kebenarannya, berpikiran kritis dalam menerima
sebuah berita atau informasi, tidak menelan mentah-mentah sebuah berita atau
informasi dengan melakukan pengecekan ulang sumber berita atau informasi
yang didapat, serta tidak berlebihan dalam menanggapi sebuah berita dengan
cara ini masyarakat diharapkan bisa mengambil peran dalam rangka
menyikapi berita hoax melalui media sosial.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hoax merupakan sebuah berita bohong yang dibuat dengan tujuan mengolok-
olok maupun menipu individu atau kelompok. . Hoax disebarkan pada umumnya
bertujuan untuk bahan lelucon atau sekedar iseng,menjatuhkan pesaing (black
campaign), promosi dengan penipuan,membuat dan menggiring opini publik yang
negatif seperti fitnah,kritik tajam,penyebar kebencian dan lainnya. Penyebaran berita
hoax dapat dilakukan dimanapun, melalui media apapun, dan oleh siapapun. Salah
satu alat penyebaran berita hoax yang sedang marak saat ini adalah media sosial.
Media sosial dapat dengan mudah di akses melalui telepon gengam atau telepon
pintar (smartphone).
Hoax juga sangat memengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan adanya
berita hoax Ratna Sarumpaet ini dapat menimbulkan sebagian masyarakat geram dan
emosi sehingga memunculkan opini negatif seperti fitnah,kritik tajam,ancaman, dan
lain sebagainya yang menunjuk pihak tertentu sehingga mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa, hal ini sangat tidak sesuai dengan makna,nilai dan pengamalan sila
ketiga Pancasila.
Peran pemerintah dan masyarakat dalam menanggapi adanya berita hoax di
media sosial juga sangat penting. Pemerintah telah mengambil langkah tegas dengan
menerbitkan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE) yang diperbarui dengan UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU
No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Masyarakat
juga jangan mudah terpengaruh dengan adanya berita yang belum tentu kebenarannya
dengan cara tidak menelan mentah-mentah informasi yang didapatkan dan harus
mencari tahu dari mana sumber informasi yang didapatkan.

13
B. Saran
Dalam kehidupan yang serba teknologi ini, berita hoax semakin marak dari tahun
ke tahun, maka dari itu masyarakat diimbau untuk tidak langsung percaya begitu saja
terhadap suatu berita. Masyarakat harus mengenali ciri-ciri berita hoax, sehingga
tidak mudah untuk dipengaruhi oleh berita yang belum jelas kebenarannya.
Mempunyai smartphone seharusnya bisa menjadikan smartpeople juga.

14
DAFTAR RUJUKAN

Amalliah. 2018. “Persepsi Masyarakat terhadap Fenomena Hoax di Media Online pada Era
Post Truth” dalam Jurnal Akrab Juara Volume.3 No.4 Edisi November 2018 (hlm.
1-15). Jakarta: Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI)
From: http://akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/392/317

Budiman, Ahmad. 2017. “Berita bohong (HOAX) di Media Sosial Pembentukan Opini
Publik” dalam kajian singkat terhadap isu aktual dan strategis Vol.
IX,No.01/I/Puslit/Januari.(hlm.17-20)
From:https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-IX-1-I-
P3DI-Januari-2017-181.pdf

Hadiyati, Bambang Suroto, Fatkhurahman. 2018. “Evaluasi Pelatihan Menilai Berita Palsu
atau Hoax Pada Kelompok Arisan Dosen Perempuan” dalam Diklat Review: Jurnal
Manajemen Pendidikan dan Pelatihan Vol.2, No.2 (hlm.107-108) Riau:Universitas
Lancar Kuning
From:http://ejournal.kompetif.com/index.php/diklatreview/article/view/234/212

Prayitno, Budi. 2017. “Langkah Pemerintah Menangkal Diseminasi Berita Palsu” dalam
Jurnal Wacana Kinerja Volume 20 No.2 (hlm.25).Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
From:https://www.researchgate.net/publication/326407104_Langkah_Pemerintah_
Menangkal_Diseminasi_Berita_Palsu

Suryatni, Luh. 2018. “Komunikasi Media Sosial dan Nilai-nilai Budaya Pancasila (Social
Media Communications and Cultural Values of Pancasila)” dalam Jurnal Sistem
Informasi Universitas Suryadarma Vol.5,No.1(hlm. 120-125)
From:http://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jsi/article/view/27

Sutono, Agus. 2015. “Meneguhkan Pancasila sebagai Filsafat Pendidikan Nasional” dalam
Jurnal Ilmiah CIVIS,Vol.V,No.1.(hlm.672-677)
From: http://journal.upgris.ac.id/index.php/civis/article/view/628/578

15

Anda mungkin juga menyukai