Laporan Acara 2 Petrologi
Laporan Acara 2 Petrologi
PENDAHULUAN
Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan segala isinya
serta proses pembentukannya. Objek utama pada ilmu geologi adalah batuan.
Batuan ini terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya yaitu batuan beku. Di
alam, batuan beku memiliki keanekaragaman jenis. Karena itu, klasifikasi dan
Maksud dari praktikum kali ini yaitu untuk mengenal dan mengetahui
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum sebagai
berikut.
1. ATM
3. Pensil Warna
5. HCL 0,1 M
7. LKP
9. Magnet
2.1 Batuan
Kemanapun anda menoleh, maka anda selalu akan bertemu dengan benda yang
dinamakan batu atau batuan. Sebut saja kerakal di halaman rumah, kemudian di
jalan yang landasannya atau bagian tepinya dibuat dari batu. Di dasar atau tebing
sungai, bahkan menengok bagian dari rumah anda mungkin sebagian besar terbuat
dari batu. Batu atau batuan yang anda lihat dimana-mana itu, ada yang sama
warna dan jenisnya, tetapi juga banyak yang berbeda. Tidak mengherankan
apabila batuan merupakan bagian utama dari Bumi kita ini. (Djauhari Noor, 2009)
kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga kelompok besar, yaitu batuan beku,
dilakukan oleh para ahli Geologi terhadap batuan, menyimpulkan bahwa antara
ketiga kelompok tersebut terdapat hubungan yang erat satu dengan lainnya, dan
batuan beku dianggap sebagai “nenek moyang” dari batuan lainnya. Dari sejarah
pembentukan Bumi, diperoleh gambaran bahwa pada awalnya seluruh bagian luar
dari Bumi ini terdiri dari batuan beku. Dengan perjalanan waktu serta perubahan
batuan. Melalui daur batuan ini, juga dapat diruntut proses-proses geologi yang
bekerja dan mengubah kelompok batuan yang satu ke lainnya. Konsep daur
batuan ini merupakan landasan utama dari Geologi Fisik yang diutarakan oleh
James Hutton. Dalam daur tersebut, batuan beku terbentuk sebagai akibat dari
silikat, akan diikuti oleh proses penghabluran yang dapat berlangsung dibawah
atau diatas permukaan Bumi melalui erupsi gunung berapi. Kelompok batuan
terkumpul oleh gayaberat, air yang mengalir diatas dan dibawah permukaan,
yang tinggi. Media pengangkut tersebut juga dikenal sebagai alat pengikis, yang
diangkutnya baik itu berupa fragmen-fragmen atau bahan yang larut, kemudian
adalah terjadinya ubahan dari sedimen yang bersifat lepas, menjadi batuan yang
keras, melalui pembebanan dan perekatan oleh senyawa mineral dalam larutan,
dan kemudian disebut batuan sedimen. Apabila terhadap batuan sedimen ini
terjadi peningkatan tekanan dan suhu sebagai akibat dari penimbunan dan atau
akan mengalami ubahan untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, dan
terbentuk batuan malihan atau batuan metamorfis. Apabila batuan metamorfis ini
masih mengalami peningkatan tekanan dan suhu, maka ia akan kembali leleh dan
jalannya siklus dapat terganggu dengan adanya jalan-jalan pintas yang dapat
ditempuh, seperti dari batuan beku menjadi batuan metamorfis, atau batuan
beku. Batuan sedimen dilain pihak dapat kembali menjadi sedimen akibat
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di
mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu
perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
(Graha, 1987)
(1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang
bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah.
Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air,
CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab
mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan
komposisi mineral batuan beku. Batuan beku terbagi menjadi dua yaitu batuan
Batuan beku intrusif adalah batuan beku yang membeku dan membatu di
bawah permukaan atau di dalam kerak bumi, dikelilingi oleh batuan asal (biasa
disebut country rock). Magma mendingin secara perlahan, dan sebagai hasilnya,
batuan beku ini berbutir kasar. Butiran mineral di batuan ini dapat dengan mudah
sesuai dengan bentuk dan ukuran tubuh intrusi dan hubungannya dengan formasi
lainyang diintrusinya. Formasi intrusi yang khas adalah batolit, stok, lakolit, sill
perlahan membentuk batuan bertekstur kasar, seperti granit, gabro, atau diorit.
Lubang inti dari pegunungan utama terdiri dari batuan beku intrusif, biasanya
granit. Ketika terkena oleh erosi, inti atau core tersebut (disebut batolit) dapat
menempati area besar dari permukaan bumi. Batuan beku intrusif Berbutir kasar
yang terbentuk pada kedalaman di dalam kerak yang disebut sebagai abisal;
batuan beku intrusif yang terbentuk di dekat permukaan yang disebut hipabisal.
permukaan kerak sebagai akibat dari pencairan sebagian batuan dalam mantel dan
kerak. Batuan beku ekstrusif dingin dan mengeras lebih cepat daripada batuan
beku intrusif. Mereka dibentuk oleh pendinginan magma cair di permukaan bumi.
Magma, yang dibawa ke permukaan melalui celah atau letusan gunung berapi,
membeku pada tingkat yang lebih cepat. Oleh karena batu batuan jenis ini halus,
kristalin dan berbutir halus. Basalt adalah batuan beku ekstrusif umum dan
membentuk aliran lava (lava flow), lembar lava (sheeting lava) dan dataran tinggi
lava (Lava plateau). Beberapa jenis basalt membantu membentuk kolom poligonal
lama. Giant's Causeway di Antrim, Irlandia Utara adalah salah satu contohnya.
Batuan cair, dengan atau tanpa kristal ditangguhkan dan gelembung gas, disebut
magma. magma naik keatas karena densitas yang lebih rendah dibanding batuan
yang mereka ciptakan. Ketika magma mencapai permukaan dari bawah air atau
udara, magma disebut lava. Letusan gunung berapi ke udara yang disebut
subaerial, sedangkan yang terjadi di bawah laut yang disebut submarin. black
smokers dan pematang tengah samudera merupakan contoh dari aktivitas gunung
Magma yang meletus dari sebuah gunung berapi berperilaku sesuai dengan
suhu tinggi, yang sebagian besar komposisinya adalah basaltik , berperilaku dalam
cara yang mirip dengan minyak tebal dan, ketika mendingin, seperti karamel.
Aliran basalt yang panjang dan tipis dengan permukaan pahoehoe sangat umum
terbentuk pada magma jenis ini. Komposisi intermediet magma, seperti andesit,
cenderung membentuk cerobong kerucut yang terdiri atas campuran abu, tufa dan
lava, dan mungkin memiliki viskositas yang sama dengan molase tebal dan dingin
atau bahkan karet saat meletus. Magma felsik, seperti riolit, biasanya meletus
pada suhu rendah dan 10.000 kali lebih kental dibandingkan basalt. Gunung
berapi dengan magma riolitik umumnya meletus eksplosif, dan aliran lava riolitik
biasanya terbatas dalam luasan dan memiliki lereng yang curam, karena magma
Magma felsik dan menengah yang meletus sering terjadi secara merusak,
dengan ledakan didorong oleh dikeluarkannya gas terlarut-biasanya uap air, juga
karbon dioksida. Material piroklastik yang meletus secara eksplosif disebut tefra
dan termasuk tufa, aglomerat dan Ignimbrit. Abu vulkanik halus juga meletus dan
membentuk deposit abu tufa yang sering dapat menutupi daerah yang luas. Karena
lava mendingin dan mengkristal dengan cepat, batuan ini berbutir halus. Jika
kecil setelah ekstrusi, batuan yang dihasilkan mungkin sebagian besar kaca/gelas
(seperti batuan obsidian). Jika pendinginan lava terjadi lebih lambat, batuan akan
kasar. Karena mineralnya sebagian besar halus, jauh lebih sulit untuk
berbagai jenis batuan beku intrusif. Umumnya, konstituen mineral halus batuan
beku ekstrusif hanya dapat ditentukan dengan pemeriksaan sayatan tipis dari
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang
memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi
a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
1. Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis
a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
disekitarnya.
tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolith
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
ribuan kilometer
2. Diskordan
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya
yang berbeda. Ketika batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan
tekanan yang tinggi di bawah permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama
mineral penyusun batuan beku tidak sempat membentuk sistem kristal tertentu,
sehingga terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak memiliki sistem kristal, dan
mineral yang terbentuk biasanya berukuran relatif kecil. Berdasarkan hal di atas
1. Tingkat kristalisasi
kristal.
b. Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas.
gelas.
2. Ukuran butir
b. Afanitik, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral
berukuran halus.
3. Bentuk kristal
mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang
Dalam praktikum yang telah dilakukan terdapat lima sampel batuan yang
telah diamati.
3.1.1 Sampel 1
4.
5.
6.
7.
Pada no. urut pertama merupakan jenis batuan beku intermediet dengan
warna segar putih keabuan dan warna lapuk kecoklatan. Kristanilitas hipokristalin
merupakan massa dasar batuan yang terdiri dari kristal dan massa gelas.
kecil yang fanerik. Bentuk mineral dari euhedral sampai subhedral. Relasi
inequigranular merupakan ukuran butir dari kristal yang menyusun batuan hampir
sama besar. Struktur pada batuan yaitu amigdaloidal merupakan struktur vesikuler
yang terisi oleh mineral mineral lainnya. Komposisi mineral pada batuan yaitu
kuarsa, piroksen, oligoklas, dan massa dasar. Berdasarkan deskripsi di atas maka
3.1.2 Sampel 2
Pada no. urut kedua dengan no peraga 22 merupakan jenis batuan beku
asam dengan warna segar putih dan warna lapuk kecoklatan. Kristanilitas
hipokristalin merupakan massa dasar batuan yang terdiri dari kristal dan massa
kristal yang afanitik. Bentuk mineral dari subhedral sampai anhedral. Relasi
inequigranular merupakan ukuran butir dari kristal yang menyusun batuan hampir
sama besar. Struktur pada batuan yaitu kompak merupakan struktur yang kompak
dari mineral yang tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral dan
bentuk aliran. Komposisi mineral pada batuan yaitu kuarsa, plagioklas, piroksen,
ortoklas, dan massa dasar. Berdasarkan deskripsi di atas maka batuan tersebut
yaitu Granit.
Kilaunya yang menawan merupakan ciri utama dari batu ini. Granit juga baik
untuk diletakkan di dalam maupun di luar ruangan sebab batu ini tahan akan cuaca
Pada no. urut ketiga dengan no peraga BBB 27 merupakan jenis batuan
beku basa dengan warna segar hitam dan warna lapuk abu-abu. Kristanilitas
hipokristalin merupakan massa dasar batuan yang terdiri dari kristal dan massa
kristal yang afanitik. Bentuk mineral dari subhedral sampai anhedral. Relasi
equigranular merupakan ukuran butir dari kristal yang menyusun batuan hampir
sama besar. Struktur pada batuan yaitu kompak merupakan struktur yang kompak
dari mineral yang tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral dan
bentuk aliran. Komposisi mineral pada batuan yaitu plagioklas, piroksen, dan
massa dasar. Berdasarkan deskripsi di atas maka batuan tersebut yaitu Basal
Porpiri.
ilmenit yang dapat ditambang sebagai penghasil titanium. Terkadang basal porpiri
dapat bertindak sebagai batuan sumber (source rock) dari nikel, kromium atau
platinum.
3.1.4 Sampel 4
Pada no. urut keempat dengan no peraga BBB 15 merupakan jenis batuan
beku basa dengan warna segar hitam dan warna lapuk kecoklatan. Kristanilitas
Bentuk mineral dari anhedral. Relasi equigranular merupakan ukuran butir dari
kristal yang menyusun batuan hampir sama besar. Struktur pada batuan yaitu
kompak merupakan struktur yang kompak dari mineral yang tidak menunjukkan
adanya pori-pori, penjajaran mineral dan bentuk aliran. Komposisi mineral pada
batuan yaitu kuarsa, plagioklas, piroksen, olivin, dan massa dasar. Berdasarkan
Batu basal digunakan untuk berbagai macam keperluan. Batu basal sering
dihancurkan untuk digunakan sebagai agregat dalam proyek kontruksi. Selain itu
basal juga dapat dimanfaatkan sebagai pondasi jalan (landasan), agregat beton,
Pada no. urut kelima dengan no. peraga 22 merupakan jenis batuan beku
ultrabasa dengan warna segar hijau tua dan warna lapuk kekuningan. Kristanilitas
holokristalin merupakan massa dasar batuan yang terdiri dari kristal. Granularitas
dari subhedral sampai anhedral. Relasi equigranular merupakan ukuran butir dari
kristal yang menyusun batuan hampir sama besar. Struktur pada batuan yaitu
kompak merupakan struktur yang kompak dari mineral yang tidak menunjukkan
adanya pori-pori, penjajaran mineral dan bentuk aliran. Komposisi mineral pada
batuan yaitu olivin. Berdasarkan deskripsi di atas maka batuan tersebut yaitu
Dunit.
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini sebagai
berikut.
1. Ciri fisik yang dimiliki oleh suatu batuan dapat digunakan untuk
mineralnya. Sifat fisik pada batuan beku ini merupakan sifat yang khas
dan unik karena sifat ini merupakan penciri dari suatu batuan.
2. Batuan memiliki kegunaan yang sangat beragam. Batuan tak pernah lepas
dari kehidupan kita sehari-hari, seperti alat-alat yang kita gunakan setiap
adalah Basal Porpiri, sampel 4 adalah Basal dan sampel 5 adalah Dunit.
4.2 Saran
tempat yang lebih lapang sehingga praktikan leluasa dalam mendeskripsi sampel
Mottana, Annibelle. 1975. Rocks and Minerals. New York: Simon and Schuster
Inc.