Anda di halaman 1dari 8

NAMA DOSEN : ERNAWATI,S.Kep,Ns.,M.

Kes

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS II

TELAAH JURNAL

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN


RUPTUR PERINEUM PERSALINAN NORMAL PADA IBU
PRIMIGRAVIDA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
Agil Muhammad Syahrul (NH0117004)

Anugerah (NH0117011)

Ayuni Kurnia (NH0117018)

Bik Billi Banin (NH0117019)

Devi Novitasya (NH0117025)

Ersin (NH0117031)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
HASIL TELAAH JURNAL

1. Judul Artikel
Judul jurnal artikel yang kami dapatkan yaitu :
“Hubungan Berat Badan Bayi Baru Lahir Dengan Kejadian Ruptur
Perineum Persalinan Normal Pada Ibu Primigravida”
a. Judul pada jurnal tersebut terdiri dari 12 kata dalam bahasa Indonesia
dan 9 kata dalam bahasa Inggris sehingga telah sesuai dengan kaidah
penulisan karya ilmiah yang baik menurut LIPI (Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia) yaitu, tidak lebih dari 14 kata dalam bahasa
Indonesia dan 10 kata dalam bahasa Inggris serta judul jurnal
mengerucut kebawah seperti piramida.
b. Pemilihan judul dalam jurnal ini sudah tepat karena telah mampu
menggambarkan isi atau pun garis besar yang dibahas dalam jurnal,
yaitu bagaimana hubungan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian
ruptur perineum pada persalinan normal ibu primigravida.
2. Latar Belakang Masalah
a. Latar belakang jurnal ini tertuang secara singkat dalam Abstrak, dan
diperjelas dalam pendahuluan.
b. Abstrak sendiri dalam jurnal ini menggunakan dua bahasa, yaitu
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sehingga akan lebih mudah
dipahami oleh semua golongan pembaca.
c. Dari latar belakang yang dituliskan dalam jurnal ini kita dapat
mengetahui dengan jelas tujuan mengapa penelitian ini dilakukan.
d. Latar belakang yang tertuang dalam abstrak dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara berat badan bayi baru lahir
dengan kejadian ruptur perineum persalinan normal pada ibu
primigravida.
3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan penelitian jurnal ini tertuang secara singkat dalam Abstrak dan
diperjelas dalam pendahuluan.
b. Tujuan penelitian pada artikel ini yaitu, untuk mengetahui hubungan
berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum
persalinan normal pada ibu primigravida di Puskesmas Gemuh 01
Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.
c. Tujuan ini sama sekali tidak melenceng dari judul dan memang
memfokuskan penelitian tentang hubungan berat badan bayi baru lahir
dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal.

4. Metode Penelitian

a. Populasi

Populasi yang diambil yaitu Seluruh ibu bersalin primigravida di


puskesmas Gemuh 01.

b. Sampel

Sampel yang didapatkan yaitu sejumlah 34 ibu bersalin primigravida.

c. Teknik Sampling

Teknik Sampling yang digunakan yaitu Accidental Sampling.


5. Hasil dan Pembahasan

a. Hasil Penelitian

1. Tabel 1. Karakteristik responden


Karakteristik Frekuensi %
Umur
< 20 0 0
20-35 34 100
> 35 0 0
Pe ndidikan
SD 5 14,7
SMP 15 44,1
SMA 14 41,2
Pe ke rjaan
Bekerja 0 0
Tidak Bekerja 34 100
Jumlah 34 100

2. Tabel 2. Distribusi frekuensi berat badan bayi baru lahir dan kejadian
ruptur perineum di Puskesmas Gemuh Kabupaten Kendal

Variabel Frekuensi %
Berat Badan Lahir Bayi
< 2500 4 11,8
2500-4000 29 85,3
> 4000 1 2,9
Kejadian Ruptur Perineum
Ruptur Perineum 21 61,8
Ruptur tidak perineum 13 38,2
Jumlah 34 100
3. Tabel 3. Analisis hubungan berat badan bayi baru lahir dengan
kejadian ruptur perineum persalinan normal pada ibu primigravida di
puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal

Kejadian Ruptur Perineum


Total
Berat Badan Bayi Baru Lahir Ruptur Perineum Tidak Ruptur Perineum P
F % F % F %
< 2500 gr 0 0 4 11,77 4 11,77
2500-4000 gr 20 58,82 9 26,47 29 85,29
0,021
> 4000 gr 1 2,94 0 0 1 2,94
Total 21 61,76 13 38,24 34 100
b. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan berat badan bayi


baru lahir dengan kejadian ruptur perineum persalinan normal pada ibu
primigravida di Puskesmas Gemuh 01 diperoleh data 34 kasus
persalinan. Dari data 34 kasus persalinan hasil analisis data yang
diperoleh sebagian besar responden melahirkan bayinya dengan berat
badan bayi baru lahir yaitu 2500-4000 gram sebanyak 29 responden
(85.3%). Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan berat badan
bayi yang lahir rata-rata berat badannya normal. Sejalan dengan yang
menyatakan bahwa berat badan bayi lahir normal antara 2500-4000
gram, didapatkan dari hasil penimbangan 24 jam pertama kelahiran.
Sedangkan berat badan bayi baru lahir dapat mempengaruhi proses
persalinan kala II, semakin besar bayi yang dilahirkan akan
meningkatkan resiko terjadinya ruptur perineum. Bayi besar adalah bayi
dengan berat badan lahir lebih dari 4000 gram. Sebagian besar
responden yang mengalami ruptur perineum dikarenakan berat badan
bayi baru lahir, perineum kaku, kepala janin terlalu cepat melewati
dasar panggul dan cara meneran yang salah. Hasil penelitian
mendapatkan jumlah ibu bersalin primigravida dengan kejadian ruptur
perineum sebanyak 21 responden (61,8%) dari seluruh persalinan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan


bahwa terdapat 21 kasus kejadian ruptur perineum. Persentase ibu
bersalin yang mengalami ruptur perineum berdasarkan berat bayi baru
lahir sebagian besar terjadi pada bayi dengan berat 2500-4000 gram
yaitu sebanyak 20 responden (58.82%), sedangkan bayi dengan berat
badan lahir >4000 gram, terdapat 1 (2.94%) ibu yang mengalami
kejadian ruptur perineum. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.021
sehinggadapat disimpulkan terdapat perbedaan proporsi kejadian ruptur
perineum antara bayi yang berat badan bayi baru lahir 2500-4000 gram
dengan >4000 gram (terdapat hubungan yang signifikan antara berat
badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum persalinan
normal pada ibu primigravida).

Ibu bersalin primigravida yang melahirkan bayi dengan berat badan


2500-4000 gram memiliki risiko lebih tinggi terhadap kejadian ruptur
perineum dibandingkan dengan bayi dengan berat badan lahir <2500
gram. Faktor perineum ibu yang kaku, kepala janin yang cepat
melewati dasar panggul, dan cara meneran yang salah juga
meningkatkan risiko kejadian ruptur perineum. Persalinan normal bisa
mengakibatkan terjadinya kasus ruptur perineum pada ibu primipara
maupun multipara. Lapisan mukosa dan kulit perineum pada seorang
ibu primipara mudah terjadi ruptur yang bisa menimbulkan perdarahan
pervaginam. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan
antara berat lahir bayi dengan kejadian ruptur perineum, dimana
semakin besar berat lahir bayi semakin tinggi tingkat ruptur perineum
pada ibu primipara.

6. Kesimpulan

Kesimpulan dan saran dalam jurnal ini dibuat dalam point satu
sampai tiga dan telah menjawab tujuan dan hipotesis penelitian. Hal ini
telah sesuai dengan kaidah penulisan menurut LIPI, dimana kesimpulan
adalah kesimpulan yang diputuskan oleh peneliti setelah melihat hasil
yang diperoleh dan pembahasan yang mempertimbangkan semua aspek
yang terkait dengan apa yang ada dalam penelitian itu, kesimpulan harus
menjawab pertanyaan penelitian yang dinyatakan dalam sub-bab
pendahuluan. Saran mengikuti kesimpulan yang umumnya
mengemukakan rekomendasi kepada pihak pengambil kebijakan dalam
menanggulangi masalah yang diteliti serta saran untuk penelitian
berikutnya, kesimpulan dan saran disusun dalam beberapa kalimat dan
umumnya hanya satu paragraph.
EVIDENCE BASED

1. Kejadian ruptur perineum di Puskesmas Gemuh 01Kecamatan Gemuh


Kabupaten Kendal selama bulan Januari-Oktober 2010 mayoritas terjadi
pada bayi dengan berat badan lahir normal (>2500–4000 g) yaitu sebesar
77.77%. Selain itu terjadi 2 kematian ibu bersalin. Kematian 2 ibu
bersalin tersebut dikarenakan perdarahan postpartum.

Sumber : https://jurnal.uns.ac.id/placentum/article/view/24992

2. Kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin di dunia pada tahun 2015
terdapat 2,7 juta kasus, di mana angka ini diperkirakan akan mencapai
6,3 juta pada tahun 2050. Sedangkan dibenua Asia sendiri 50 % ibu
bersalin mengalami ruptur perineum. Hasil studi dari Pusat Penelitian
dan Pengembangan (Puslitbang) Bandung, yang melakukan penelitian
dari tahun 2009 – 2010 pada beberapa Propinsi di Indonesia didapatkan
bahwa satu dari lima ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum
meninggal dunia ( 20% ) (Noviatri, 2015). Negara-negara di Asia
kejadian ruptur perineum juga merupakan masalah yang cukup banyak
dalam masyarakat, 50 % dari kejadian ruptur perineum di dunia terjadi di
Asia. Prevelensi ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum di
Indonesia 52 % di karenakan persalinan dengan bayi berat lahir cukup
atau lebih (Sofiyani, 2013).

Sumber:http://jurnal.stikes-aisyiyah
palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/93/78

3. AKI di Indonesia pada Tahun 2010 sebanyak 226 per 100.000 kelahiran
hidup (Artikel kompas, women research institute). Luka robekan
perineum juga merupakan masalah yang cukup banyak dalam masyarakat
di wilayah Asia, 50% dari kejadian luka robekan perineum di dunia
terjadi di Asia. Prevalensi ibu bersalin yang mengalami luka robekan
perineum di Indonesia pada golongan umur 25-30 tahun, yaitu 24%,
sedangkan pada ibu bersalin usia 32 – 39 tahun sebesar 62% (Campion,
2010).

Sumber:
http://conference.raharja.ac.id/index.php/snmdi1/snmdi1/paper/view/99/1
08

Anda mungkin juga menyukai