Anda di halaman 1dari 28

BAB I

KONSEP MEDIS DAN KONSEP KEPERAWATAN

A. KONSEP MEDIS
1.1 Pengertian BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)
Bayi Baru Lahrir Rendah (BBLR) ialah bayi yang baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram).
Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur dengan Bayi Baru
Lahir Rendah (BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat
kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir bayi prematur (Rukiyah, Ai Yeyeh
& Yulianti, 2016).
BBLR yaitu keadaan yang disebabkan oleh masa kehamilan kurang dari
37 minggu dengan berat badan yang sesuai atau bayi yang beratnya kurang
dari berat semestinya menurut masa kehamilannya (Manggiasih, 2016)

Definisi dan hal-hal yang berkaitan dengan bayi berat badan lahir rendah :

1) WHO (1961), mendefinisikan bayi berat lahir rendah ialah bayi baru
lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO,
1961).
a) Berat badan pada kehamilan khusus apapun sangat bervariasi dan
harus di gambarkan pada grafik presentil.
b) Bayi yang berat badannya di atas presentil 90 dinamakan besar
untuk umur kehamilan dan yang dibawa presentil 10 di namakan
ringan untuk umur kehamilan.
c) Berdasarkan itu bahwa 10% semua bayi ringan untuk umur
kehamilan.
d) Bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gr pada saat lahir di
namakan berat badan lahir rendah.
(Maryunani, Anik & Sari, 2013)
2) Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan
lahir rendah di bedakan :
a) Bayi berat lahir rendah, berat lahir 1500-2500 gram
b) Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram.
c) Bayi berat lahir eksterem, berat lahir kurang dari 1000 gram.
(Maryunani, Anik & Sari, 2013)

Pada Kongres European Prenatal Medicine II (1970) di London diusulkan


definisi sebagai berikut (Lestari, 2016):

1) Preterin Infant (bayi kurang bulan : masa gestasi kurang dari 269 hari
(37 mg).
2) Term infant (bayi cukup bulan : masa gestasi 259-293 hari (37-41 mg)
3) Post term infant (bayi lebih bulan, masa gestasi 254 hari atau lebih
(42mg/lebih).

1.2 Etiologi BBLR


a. Persalinan kurang bulan/ premature (UK 28-36 minggu)
pada umunya disebabkan tidak mempunyai uterus menahan
janin,gangguan selama hamil lepasnya plasenta lebih cepat dari
waktunya,semakin mudah umur kehamilan,fungsi organ tubuh semakin
kurang sempurna dan prorositnya semakin kurang baik,kelompok BBLR
ini sering mendapatkan penyulit/komplikasi akibat kurang matangnya
organ karena masa gertasi kurang. Bayi baru lahir untuk masa kehamilan
ini disebabkan karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam kehamilan
(janin tumbuh lambat) sitardasi pertumbuhan intra uteri berhubungan
dengan keadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan
pertumbuhan dan perkembangan janin,kematangan fungsi organ
tergantung pada usia kehamilan walupun berat lahirnya kecil (Manggiasih,
2016).
b. Faktor Ibu :
 Paritas
 Infertilitas
 Abortus spontan sebelumnya
 Bahan teratogonik (alkohol,radiasi,obat)
 Penyakit kronis
 Keadaan penyebab infusifiensi plasenta(penyakit jantung,ginjal,paru,
hipertensi,dll) (Manggiasih, 2016).
c. Faktor Plasenta :
 Penyakit vaskuler
 Kehamilan ganda
 Malformasi
 Tumor
 Plasenta privea
(Manggiasih, 2016)
d. Faktor Janin
 Kehamilan kromosom
 Malformasi
 Infeksi kongenital (missal:Rubella)
 Kehamilan ganda
 Ketuban pecah dini
(Manggiasih, 2016)
e. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
f. Kebiasaan
g. Idiopatik
1.3 Manifestasi Klinik
a. Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
 Berat kurang dari 2500 gram
 Panjang kurang dari 45 cm
 Lingkar dada kurang dari 30 cm
 Lingkar kepala kurang dari 33 cm
 Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
 Kepala lebih besar
 Kulit tipis,transparan,rambut lanugo banyak,lemak kurang
 Otot hipotonik lemah
 Pernafasan tak teratur dapat terjadi apnea
 Eksremitas : Paha abduksi,sendi lutut/kaki fleksi-lurus
 Kepala tidak mampu tegak
 Pernafasan 40-50 kali/menit
 Nadi 100-140 kali/menit
(Manggiasih, 2016)
b. Gambaran klinis BBLR secara khusus :
1. Tanda-tanda bayi prematur :
 BB kurang dari 2500 gr,PB kurang dari 45cm,lingkar kepala
kurang dari 33 cm,lingkar dada kurang 30 cm.
 Umur kehamilan kurang dari 37 mg
 Kepala relative lebih besar dari badannya
 Rambut tipis dan halus,ubun-ubun dan sutura lebar.
 Kepala mengarah ke satu sisi
 Kulit tipis dan transparan ,lanugo banya, lemak subkutan kurang,
sering tambak peristaltic usus.
 Tulang rawan dan daun telinga imatur
 Putting susu belum terbentuk baik
 Pergerakan kurang dan lemah
 Relfek menghisap dan menelan belum sempurna
 Tangisannya lemah dan jarang,pernafasan masih belum teratur
 Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam keadaan
kedua paha abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki fleksi atau
lurus.
 Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora (pada wanita) dan testis belum turun (pada laki-laki)
(Manggiasih, 2016)
2. Tanda-tanda pada bayi dismatur
 Preterm sama dengan bayi premature
 Term dan post term :
a. Kulit pucat atau bernoda,keriput tipis
b. Vernik caseosa sedikit/ kurang atau tidak ada
c. Jaringan lemak di bawah kulit sedikit
d. Pergerakan gesit,aktif dan kuat
e. Tali pusar kuning kehijauan
f. Meconium kering
g. Luas permukaan tubuh relative lebih besar dibandingkan
BB (Manggiasih, 2016).
1.4 Patofisiologi
Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada ibu
ibu hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan kurangnya
asupan gizi untuk janin sehingga menyebabkan berat badan lahir rendah
(Manggiasih, 2016).
Apabila dilihat dari faktor kehamilan,salah satu etiologinya yaitu hamil
ganda yang mana pada dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih dari
satu,maka nutrisi atau gizi yang mereka peroleh dalam Rahim tidak sama
dengan janin tunggal,yang mana pada hamil ganda gizi dan nutrisi yang
didapat dari ibu harus berbagai sehingga kadang salah satu dari janin pada
hamil ganda juga mengalami BBLR (Manggiasih, 2016).
Kemudian jika dikaji dari faktor janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi
dalam Rahim yang mana dapat mengganggu atau menghambat pertumbuhan
janin dalam Rahim yang bisa mengakibatkan BBLR pada bayi (Manggiasih,
2016).

1.5 Pathway
1.6 Klasifikasi
Klasifikasi BBLR :
a. Berdasarkan BBL lahir :
 BBLR : BB < 2500 gr.
 BBLSR : BB 1000 -1500 gr
 BBLASR : BB < 1000 gr
(Manggiasih, 2016)
b. Berdasarkan umur kehamilan :
1. Prematur
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan atau disebut Neonatus kurang bulan-sesuai masa kehamilan
(NKB-SMK)
2. Dismaturitus
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan,dismatur dapat terjadi dalam
preterm,term,dan post term. Dismatur ini dapat juga Neonatus Kurang
Bulan-Kecil untuk Masa Kehamilan (NLB-KMK)
3. Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK),Neinatus
Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB-KMK)
(Manggiasih, 2016)
1.7 Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir
rendah,terutama berhubungan dengan 4 proses adaptasi pada bayi baru lahir
di antaranya (Manggiasih, 2016):
 Sistem pernafasan : sindrom aspirasi meconium,asfiksia neonatorum,
sindrom distress respirasi,penyakit membrane hialin
 Sistem kardiovaskuler : patent ductus arteriosus
 Hipoglikemia simtomatik
1. Pada premature yaitu :
Sindrom gangguan oernafasan idiopatik disebut juga penyakit membrane
hialin karena pada stadium terakhir akan terbentuk membrane hialin yang
melapisi alveolus paru.
a. Pneumonia Aspirasi
Disebabkan karena infeksi menelan dan batuk belum sempurna,sering
ditemukan pada bayi premature.
b. Perdarahan intra ventikuler
Perdarahan spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan oleh
karena anoksia otot. Biasanya terjadi kesamaan dengan pembentukan
membrane hialin pada paru. Kelainan ini biasanya ditemukan pada
atopsi.
c. Hyperbilirubinemia
Bayi prematur lebih sering mengalami hyperbilirubinemia
dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor
kematangan hepar sehingga konjungtiva bilirubin indirek menjadi
bilirubium direk belum sempurna.
d. Masalah suhu tubuh
Masalah ini karena pusat pengeluaran nafas badan masih belum
sempurna. Luas badan bati relative besar sehingga penguapan
bertambah. Otot bayi masih lemah,lemak kulit kurang,sehingga cepat
kehilangan panas badan. Kemampuan metabolism panas
rendah,sehingga bayi BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu
banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitr (36,5-
37,5 derajar C) (Manggiasih, 2016).
2. Pada bayi Dismatur
Pada umumnya maturitas fisiologik bayi ini sesuai dengan masa gestasinya
dan sedikit dipengaruhi oleh gangguan-gangguan pertumbuhan di dalam
uterus. Dengan kata lain, alat-alat dalam tubuhnya sudah berkembang
lebih baik bila dibandingkan dengan bayi dismatur dengan ebrat yang
sama. Dengan demikian bayi yang tidak dismatur lebih mudah hidup di
luar kandungan. Walaupun demikian harus waspada akan terjadinya
beberaoa komplikasi yang harus ditangani dengan baik.
1. Aspirasi meconium yang sering diikuti pneumotaris ini disebabkan
stress yang sering dialami bayi pada persalinan
2. Usher(1970) melaporkan bahwa 50% bayi KMK mempunyai
hemoglobin yang tinggi yang mungkin disebabkan oleh hipoksia kronik
di dalam uterus.
3. Hipoglikemia terutama bila pemberian minum terlambat agaknya
hipoglikemia ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan glikogen hati
dan meningginya metabolism bayi.
4. Keadaan lain yang mungkin terjadi : asfiksia,perdarahan paru yang
pasif, hipotermia, cacat bawaan akibat kelainan kromosom, cacat
bawaab oleh karena infeksi intrauterine dan sebagainya.

Adapun komplikasi pada BBLR jika bayi dismatur adalah sebagai berikut ;

1. Suhu tubuh yang tidak stabil


2. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat badan
pada BBLR
3. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi
4. Ginjang yang immature baik secara otomatis maupun fungsinya
5. Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh
6. Gangguan immunologic.
(Manggiasih, 2016)
1.8 Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pemeriksaan skor ballard
b. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan.
c. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah.
d. Fotot dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau di
dapat/diperkirakan akan terjadi sindrim gawat nafas
e. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.
(Manggiasih, 2016).

1.9 Penatalaksanaan
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi,maka semakin besar
perawatan yang diperlukan,karena kemungkinan terjadi serangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan di dalam incubator.
b. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah,mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan,
asal suh rectal dipertahankan anatara 35,3 derajat- 37 derajat.
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah,dirawat di dalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela” atau “lengan baju”. Sebelum
memasukkan bayi ke dalam incubator,incubator terlebih dahulu
dihangatkan sampai sekit 29,4 derajat C untuk bayi dengan berat 1,7 kg
dan 32,2 derajat C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam
keadaan telanjang hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat,bayi
dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian,observasi terhadap pernafasan lebih
mudah.
d. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterms
BBLR,akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang
diberikan sekitar 30-50% dengan menggunakan head bos,konsentrasi O2
yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada
jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan.
e. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah,mempunyai sistem imunologi yang
kurang berkembang,ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan
terhdap infeksi. Untuk mencegah infeksi,perawat harus menggunakan gau
khuss,cuci tangan sebelum dan sesudag merawat bayi.
f. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbilirubin. ASI merupaka pilihan
pertama,dapat diberikan melalui kateter,terutama pada bayi yang reflek
hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative
memerlukan lebih banyak kalori,dibandingkan dengan bayi pretem.

1.10 Pemantauan dan Pencegahan


Pemantauan
1) Pemantauan saat dirawat
a. Terapi
Bila di perlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan preparat besi
sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu (Manggiasih,
2016).
b. Tumbuh kembang
Pantau berat badan bayi secara periodik. Bayi akan kehilangan berat
badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan
berat lahir ≥ 1500 gram dan 15 % untuk bayi dengan berat lahir
˂ 1500> (Manggiasih, 2016).
a) Bila bayi sudah mendapatkan ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai
tercapai jumlah 180 ml/kg/hari.
b) Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan
bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
c) Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah
pemberian ASI hingga 200 ml/kg/hari.
d) Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala
setiap minggu (Manggiasih, 2016).
2) Pemantauan setelah pulang
Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan
bayi dan mencegah/mengurangi kemungkinn untuk terjadinya
komplikasi setelah pulang sebagai berikut :
a) Sesudah pulang hari ke-2. Ke-10, ke-20, ke-30,, dilanjutkan setiap
bulan.
b) Hitung umur koreksi
c) Pertumbuhan : berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala
d) Tes perkembangan, Denver Development Screening Test (DDST)
e) Awasi adanya kelainan bawaan.
(Manggiasih, 2016)
Pencegahan
1. Upayakan agar melakukan antenatal care yang baik,segara
melakukan konsultasi dan merujuk penderita bila terdapat kelainan.
2. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya
persalinan dengan berat bdan lahir rendah,
3. Tingkatkan penerimaan keluarga berebcana
4. Anjurkan lebih banyak istirahat, bila kehamilan mendekati aterm
atau istirahat baring bila terjadi keadaan yang menyimpang dari
keadaan normal kehamilan.
5. Tingkatkan kerjasama dengan dukun beranak yang masih mendapat
kepercayaan masyarakat
(Manggiasih, 2016)
B. KONSEP KEPERAWATAN
1.1 Pengkajian
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara, anamnesi
merupakan bagian yang sangat penting dan sangat menentukan dalam
pemeriksaan. Anamnesi dapat menentukan sifat dan berat penyakit adapun
yang dilakukan bada pengkajian yaitu :
a. Biodata bayi
b. Identitas orang tua
c. Keluhan utama
d. Riwayat penyakit sekarang
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Riwayat penyakit dahulu/persalinan
g. Pemeriksaan fisik biologis
h. Laboratorium
i. Pemberian obat sekarang
1.2 Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi gangguan regulasi suhu tubuh berhubungan dengan
kurangnya jaringan lemak dibawah kulit.
b. Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan refleks
menghisap dan menelan yang belum sempurna.
c. Potensial infeksi berhubungan dengan rendahnya kadar IgG dan relatif
belum membentuk antibodi.
d. Potensial infeksi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tipisnya
kulit dan kurangnya pergerakan
1.3 Intervensi
a. Suhu tubuh dalam batas normal dan tidak hipotermi dengan suhu tubuh
36,5°C-37,2°C
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
c. Infeksi tidak terjadi atau bayi terhindar dari infeksi
d. Disintegrasi kulit dapat dicegah
1.4 Implementasi
a. Suhu tubuh
1. Mengkaji tanda vital dan keadaan umum klien
2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang penyakitnya
3. Mengajarkan cara menurunkan suhu tubuh yang sederhana
a. Kompres dingin pada daerah dahi bila panas
b. Memberi minum banyak pada anak
c. Memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
d. Menjaga sirkulasi udara dan kesejukan udara
b. Pemenuhan nutrisi
1. Memberikan pendidikan kesehatan sederhana tentang pentingnya
pemenuhan nutrisi bagi anak
2. Menganjurkan untuk memberi makan dalam porsi kecil tapi sering
3. Menyediakan makanan dalam keadaan hangat tidak terburu-buru dan
ditemani
4. Kolaborasi melanjutkan pemberian infus RL : 13 tts/m (makro)
c. Infeksi tidak terjadi
1. Memberikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan
2. Melakukan message (mengelus) daerah nyeri jika klien dapat
mentoleransi sentuhan
3. Memberikan kompres hangat pada daerah nyeri sesuai kebutuhan
4. Memberikan aktivitas hiburan yang tepat seperti mainan
d. Disintegrasi kulit dapat dicegah
1. Membersihkan genital dan sekitar setelah BAB dan BAK
2. Memberikan talk secara merata pada kulit tidak terlalu tebal bagian
tubuh yang tertekan
3. Mengganti popok setiap kali basah dan kotor
4. Mengobservasi tanda kemerahan dan iritasi
1.5 Evaluasi

Melakukan evaluasi keaktifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi


pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalm diagnosa dan
masalah

a. Subjektif : data yang diperoleh dari keterangan pasien


b. Objektif : data yang diperoleh dari pemeriksaan petugas kesehatan
c. Assesment : pendokumentasian dari hasil analisa dan interprestasi data
d. Planning : rencana tindakan yang akan dilakukan oleh petugas
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN BY. H DENGAN KASUS BBLR DI RUANG


PERINATOLOGI RSUD HAJI MAKASSAR

TANGGAL 14 APRIL 2019

1. Pengkajian
a. Biodata bayi
Nama : By. Ny.H
Tanggal lahir : 13/4-2019
Tanggal pemeriksaan : 14 /4-2019
Jenis kelamin : perempuan
Berat badan lahir : 1700 gr
Pengukuran pnjang
- Panjang : 37 cm
- Lingkar kepala OB : 29 cm, OS: 27cm OK: 24 cm
- Lingkar dada : 25 cm
- Denyut jantig/menit : 60 X/menit
- Regular/ ireguler : ireguler
- Respirasi : 60X/menit
- Temperature aksila
- : 35,2oC
b. Identitas orang tua bayi
- Nama ibu : Ny.H
- Umur : 19 tahun
- Pekerjaan : IRT
- Pendidikan : SD
- Nama ayah : Tn.R
- Umur : 27 tahun
- Pekerjaa : buruh
- Alamat : bantul Yogyakarta
- MRS : 03/-11-2017
- No RMK : 506312
- Diagnosa : BCB/ KMK / SPT. BK
c. Keluhan utama
Berat badan badan 1700gr, suhu aksila 350c, lingkar dada <30 cm, LK
<33cm kesadaran CM.
d. riwayat penyakit sekarang
BBLR, berak kurang aktif, menangis, lemah, tanda: 140X/menit untuk
denyut jantung, respirasi 50 X/menit, suhu 35,2oC, berat badan 1700
dan dirawat dalam incubator.
e. Riwayat penyakit dahulu
Pada tanggal 13/04-2019, jam 11:00 WITA sehabis melahirkan ibu
kejang (eklamsi), bayi lahir spontan tidak langsung menangis kuat,
gerak tidak terlalu efektif, lalu di rujuk ke rumah sakit karena bayi
BBLR. Riwayat antenatal: ibu tidak rajin memeriksakan kehamilan
dan mendapat TT.
f. Riwayat penyakit keluarga
Ibu baru pertama kali melahirkan, tidak pernah abortus, keluarga
belum pernah masuk rumah sakit, sosial ekonomi yang sangat rendah
g. Pemeriksakaan fisik biologis
- Kepala : bayi tidak mengalami caput suecedenium dan
cephal hematom, ubun ubun dan sutura lebar.
- Telinga : simetris, tidak mengeluarkan secret.
- Mulut : sianosis (-), mukosa bibir basah.
- Leher : masa (-), gerak leher lemah.
- Badan : warna kemerahan, torax retraksi, sternum iga.
Tulang teraba lunak.
- Aktivitas : lemah, gerak kurang aktof, lemas.
- Lanugo : terdapat pada dahi, lengan, telinga, pelipis.
- Abdomen : bisimg usus (+), tidak terdapat benjolan.
- Ekstremitas : tidak terdapat edema parese (-) kuku belu
mencapai ujung jari.
- Mata : sulit mebuka, ikterik, anemis.
- Hidung : tidak terdapat secret
- Anus : normal (+)
- Genital : labia minora lebih mennjol.
- Minum : bayi dipuasakan, cairan lewat infus.
- Refleks : menghisap lemah
- Kulit : turgor jelek, kulit dingin
h. Pemeriksaan penunjang
Hasil lab tanggal : 04/11-2017
- HB : 14,3 gr%
- Leukosit : 5.600 Mm2
- Trombosit : 112.000/ Mm2
- GD :0
- GDR : 35 Mg/dl
i. Pemberian obat sekarang
- lVFD 10% 135 cc /5 tt/ micro
- ampicillin 3 X 50 mg
- gentamisin 2 X 5
- Oksigen 21/m
- Incubator (+).

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi gangguan regulasi suhu tubuh berhubungan dengan
kurangnya jaringan lemak dibawah kulit.
b. Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan refleks
menghisap dan menelan yang belum sempurna.
c. Potensial infeksi berhubungan dengan rendahnya kadar IgG dan relatif
belum membentuk antibodi.
d. Potensial infeksi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
tipisnya kulit dan kurangnya pergerakan
Analisa Data

NO SYMTHOM ETIOLOGI PROBLEM

DO : Kurangnya jaringan Gangguan regulasi suhu


suhu : 35,6 0 C lemak bawah kulit tubuh

Lingkar dada : 25 cm
Menangis lemah
Kemampuan mengisap lemah
Gerak kurang aktif
1
Lemah
Lingkar dada < 30 cm, LK < 33cm
DS : bayi dipuasakan
Reflex mengisap
Lemah
Turgok jelek
DO : bayi dipuasakan Refleks mengisap dan Gangguan pemenuhan
menelan belum kebutuhan nutrisi
Reflex mengisap lemah
2 sempurnah
Turgor jelek

Rendah kadar ig G dan Potensial infeksi


relatif belum membentuk
3
antibody

Tipisnya kulit bayi dan Potensial kerusakan


kurang pergerakan. intergritas kulit
4
Kelembapan
3. Intervensi

DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN RASIONALISA


NO
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI SI

Gangguan regulasi suhu Suhu tubuh dalam 1. Rawat bayi 1. Mempertahankan


tubuh b/d kurangnya batas normal dan dalam suhu tubuh bayi
jaringan lemak dibawah tidak hipotermi incubator 2. Agar tidak terjadi
kulit ditandai : dengan kriteria : bersuhu 32 – kehilangan panas
35 0 C yang berlebihan
- Suhu 35,6 0 C Suhu tubuh 36,5 0 C
2. Pertahankan 3. Memandikan
- Lingkar dada 25 cm 0
- 37,2 C suhu bayi dengan
1 - Menangis lemah
lingkaran hipotensi
- Kemampuan
adekuat membahayakan
mengisap lemah
3. Hindari bayi 4. Mengetahui
- Gerak kurang aktif
dimandikan perkembangan
4. Monitor atau keadaan
suhu tubuh bayi
setiap jam
Gangguan pemenuhan Kebutuhan nutrisi 1. Observasi intake 1. Mengidentifi
nutrisi b/d refleks kurang terpenuhi dan output setiap kasi
menghisap dan menelan dengan kriteria : hari keseimbanga
yang belum sempurna 2. Monitor BB n antara
Turgor kulit
setiap hari perkiraan
membaik, BAB dan
3. Kolaborasi pemasukan
2 BAK lancar
pemberian infus dan
kebutuhan
nutrisi
2. Membantu
dalam
memantau
keefektifan
aturan
teraupetik
3. Ketentuan
dukungan
nutrisi
didasarkan
pada
perkiraan
kebutuhan
bayi
Potensial infeksi b/d Infeksi tidak terjadi 1. Cuci tangan 1. Mengurangi
rendahnya kadar ig Y dan atau bayi terhindar sebelum dan resiko infeksi
relatif belum membentuk dari infeksi dengan sesudah tindakan nasokomial
antibody kriteria : 2. Lakukan parasat kepada bayi
dengan teknik 2. Melindungi
Tanda-tanda infeksi
anti septik, bayi dari
sudah terlihat
3. Batasi kontak infeksi
langsung dengan 3. Meminimalk
bayi an terjadi
3
4. Observasi tanda- infeksi
tanda infeksi 4. Mengetahui
5. Kulit dan tali adanya
pusat dirawat indikasi
dan dibersihkan infeksi
6. Berikan terapi 5. Potensial
sesuai indikasi entri
organisme
dalam tubuh
4 Potensial kerusakan Disintegrasi kulit 1. Bersihkan 1. Menurunkan
integritas kulit b/d tipisnya dapat dicegah genital dan kontaminasi
kulit dan kurangnya sekitar setelah kulit,
pergerakan BAB dan BAK membantu
2. Beri talk secara dalam
merata pada kulit menurunkan
bagian tebal eksudat
bagian tubuh 2. Meminimalk
yang tertekan an resiko
3. Ganti popok terjadinya
setiap kali basah iritasi
dan kotor 3. Memberikan
4. Observasi tanda- perlindungan
tanda kemerahan tambahan
dan infeksi pada kulit
yang halus
4. Mengenal
adanya
kerusakan
integritas
kulit
4. Implementasi Keperawatan
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI TTD

1 1. Mengkaji tanda vital dan keadaan


umum klien
13-11-03
2. Memberikan pendidikan kesehatan
12.00 kepada ibu tentang penyakitnya
3. Mengajarkan cara menurunkan
suhu tubuh yang sederhana
e. Kompres dingin pada daerah
I
dahi bila panas
f. Memberi minum banyak pada
anak
g. Memakai pakaian tipis dan
menyerap keringat
h. Menjaga sirkulasi udara dan
kesejukan udara
2 1. Memberikan pendidikan kesehatan
sederhana tentang pentingnya
13-11-03
pemenuhan nutrisi bagi anak
12.00 2. Menganjurkan untuk memberi
makan dalam porsi kecil tapi sering
II
3. Menyediakan makanan dalam
keadaan hangat tidak terburu-buru
dan ditemani
4. Kolaborasi melanjutkan pemberian
infus RL : 13 tts/m (makro)
3 1. Memberikan lingkungan yang
tenang dan tindakan kenyamanan
13-11-03 III
2. Melakukan message (mengelus)
12.00 daerah nyeri jika klien dapat
mentoleransi sentuhan
3. Memberikan kompres hangat pada
daerah nyeri sesuai kebutuhan
4. Memberikan aktivitas hiburan yang
tepat seperti mainan
5. Menganjurkan untuk beristirahat
dalam ruangan yang tenang
4 1. Membersihkan genital dan sekitar
setelah BAB dan BAK
04-11-03
2. Memberikan talk secara merata
15.00 pada kulit tidak terlalu tebal bagian
IV tubuh yang tertekan
3. Mengganti popok setiap kali basah
dan kotor
4. Mengobservasi tanda kemerahan
dan iritasi
5. Evaluasi

Hari/Tanggal Diagnosa Data Perkembangan


Selasa O : suhu 36,4 0 C
04-11-03 Menangis masih lemah
17.00 Gerak kurang aktif
I
Mengisap masih lemah
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi yang ada
2 O : BB : 1700 gr
Selasa Intek : infus : 120 cc
04-11-03 Output : BAK : 45 cc/ hari
17.00 : BAB : 19 cc/ hari
II : IWL : 16,8 cc
80,8 cc
Infus terpasang : D10% : 5 tetes/menit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi yang ada
Selasa O : ampacilin 3x50 mg
04-11-03 Gentamin 2x5 mg
17.00 III (sudah diberikan)
A : masalah teratasi
P : mempertahankan intervensi yang ada
Selasa O : tanda iritasi dan kemerahan tidak terlihat
04-11-03 Genetal
IV
17.00 A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi yang ada
Rabu O : nafas / respirasi : 3 – 5 kali/menit
05-11-03 Suhu / temperatur : 35,6
IV
14.00 HR : 89 kali/menit
Bayi dalam keadaan apnea dan tidak
teratur, terjadi
sklerema
A : gangguan pemenuhan oksigen
sehubungan dengan
Surfactant pertumbuhan dan
perkembangan paru yang
belum sempurna
P : - berikan rangsangan taktil sedikit
mungkin
- melakukan nafas buatan

- terapi oksigen 2 liter/menit

- atur posisi bayi dengan kepala ekstensi

- observasi pernafasan setiap 5 menit

- kolaborasi obat-obatan RJP

E : jam 19.00 bayi meninggal


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dari makalah ini dapat kami simpulkan, Bayi Baru Lahir Rendah
(BBLR) ialah bayi yang baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). Sejak tahun 1961 WHO telah
mengganti istilah prematur dengan Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR). Hal ini
dilakukan karena tidak semua bayi yang berat kurang dari 2.500 gram pada
waktu lahir bayi prematur. (Rukiyah, Ai Yeyeh & Yulianti, 2016)
Adapun etiologi dari BBLR yaitu :
a. Persalinan kurang bulan/ premature (UK 28-36 minggu)
b. Faktor Ibu
c. Faktor Plasenta :
d. Faktor Janin
e. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
f. Kebiasaan
g. Idiopatik
B. Saran

Dengan selesainya penyusunan makalah ini agar kiranya dapat bermanfaat


bagi kita semua dalam peningkatan pembelajaran. Kritik serta saran agar
kiranya diberikan untuk memperbaiki kekurangan dari makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, T. (2016). Asuhan Keperawatan Anak. Nuha Media.

Manggiasih, V. A. & J. P. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada


Neonatus,Bayi,Balita Dan Pra sekolah. CV. Trans Info Media.

Maryunani, Anik & Sari, E. P. (2013). Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan


Neonatal. CV. Trans Info Media.

Rukiyah, Ai Yeyeh & Yulianti, L. (2016). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. CV.
Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai