Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI

PERCOBAAN VII

UJI KETOKSIKAN AKUT

Disusun oleh

Kelompok J :

1. Khoirul Abdisabbach (1041611089)


2. Maria Ulfa (1041611097)
3. Mega Dhea Suryani (1041611099)
4. Nur Halimah (1041611118)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI "YAYASAN PHARMASI"

SEMARANG

2018
PERCOBAAN VII

UJI KETOKSIKAN AKUT

A. TUJUAN
1. Untuk menetapkan potensi akut, yakni kisaran dosis letal atau dosis
toksik obat terkait pada satu jenis hewan uji atau lebih.
2. Untuk menilai berbagai gejala toksik yang timbul, adanya efek toksik
yang khas dan mekanisme yang memerantarai kematian.

B. DASAR TEORI
Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap
tubuh dan sebenarnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena
efek terapeutis obat berhubungan erat dengan efek toksisnya. Pada hakikatnya
setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan
merusak organisme (“Sola dosis facit venenum”: hanya dosis membuat
racun, Paracelsus). Pada umumnya, hebatnya reaksi toksis berhubungan
langsung dengan tingginya dosis: bila dosis diturunkan, efek toksis dapat
dikurangi pula.
(Tjay & Rahardja, 2002)

Ada beberapa kemungkinan untuk menggolongkan toksikologi. Antara


lain dapat dibedakan atas :
1. Efek toksik akut, yang langsung berhubungan dengan pengambilan zat
toksik
2. Efek toksik kronis, yang pada umumnya zat dalam jumlah sedikit
diterima tubuh dalam jangka waktu yang lama sehingga akan
terakumulasi mencapai konsentrasi toksik dan dengan demikian
menyebabkan terjadinya gejala keracunan.
(Tjay & Rahardja, 2002).
Setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat mengakibatkan
toksis. Pada umumnya hebatnya toksis berhubungan dengan tinggi dosis,
bila dosis diturunkan, efek toksis dapat pula dikurangi. Efek teratogen
merupakan salah satu bagian dari efek toksis, yang bekerja dari peredaran
darah ibu hamil semua zat gizi dan zat pertumbuan masuk kedalam
sirkulasi janin dengan melintasi urin. Plasma dapat disamakan dengan
rintangan darah-otak dengan membran semipermeabel pula, maka zat-zat
lipofil dapat melaluinya dengan lancar. Zat-zat hidrofil, bila kadar
plasmanya tinggi, akhirnya akan melintasi plasenta juga. Dalam peredaran
janin obat akan bertahan lebih lama, karena sistem eliminasinya belum
berkembang secukupnya. Obat teratogen adalah obat pada dosis terapeutis
untuk ibu hamil dapat menyebabkan cacat pada janin, seperti focomelia.
Toksoid atau anatoksin adalah suatu toksin yang telah diubah strukturnya,
sehingga tidak terjadi toksik lagi. Sifat antingennya tidak dihilangkan,
yakni kemampuan untuk menstimulasi pembentukan antibodi.
(Tjay & Rahardja, 2002)
Toksikologi merupakan ilmu yang memepelajari sifat-sifat
toksik/racun suatu zat kimia terhadap mahluk hidup dan lingkungan.
Sintesis zat kimia yang diperkirakan 1000 pertahun, menyebabkan
toksikologi tidak hanya meliputi sifat-sifat racun, tetapi lebih penting lagi
mempelajari “keamanan” setiap zat kimia yang masuk kedalam tubuh,
termasuk di dalamnya adalah obat, pestisida, polutan lingkungan, toksin
alami serta zat aditif makanan. Zat-zat kimia itu disebut “xenobiotik”
(xeno=asing). Setiap zat kimia baru harus diteliti sifat-sifat toksiknya
sebelum diperbolehkan penggunaannya secara luas.(Amir Syarif,2007)

Pada dasarnya uji toksikologi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :


uji ketoksikan tak khas, dan uji ketoksikan yang khas. Dimaksud dengan
uji ketoksikan tak khas adalah uji ketoksikan yang dirancang untuk
mengevaluasi keseluruhan atau spektrum efek toksik sesuatu senyawa
pada aneka ragam jenis hewan uji. Termasuk dalam golongan ini adalah
uji ketoksikan akut, uji ketoksikan subkronis dan uji ketoksikan
kronis.Dimaksud dengan uji ketoksikan khas adalah uji ketoksikan yang
dirancang untuk mengevaluasi secara rinci efek yang khas sesuatu
senyawa pada aneka ragam jenis hewan uji. Termasuk golongan uji
ketoksikan khas ini adalah uji potensiasi, uji kekarsinogenikan, uji
keteratogenikan, uji reproduksi, kulit dan mata, juga perilaku.

Ada beberapa kemungkinan untuk menggolongkan toksikologi


yang dapat dibagi menjadi dua yaitu efek toksik akut, yang langsung
berhubungan dengan pengambilan zat toksik; sedangkan efek toksik
kronis, yang pada umumnya zat dalam jumlah sedikit diterima tubuh
dalam jangka waktu yang lama sehingga akan terkumulasi mencapai
konsentrasi toksik dan dengan demikian menyebabkan terjadinya gejala
keracunan.

(Mutschler, 1991)

UJI KETOKSIKAN AKUT

Uji ini dirancang untuk menentukan efek toksik suatu senyawa


(misal zat tambahan makanan ) yang akan terjadi dalam waktu yang
singkat setelah pemejanan atau pemberian dengan takaran tertentu. Uji ini
dikerjakan dengan cara memberikan dosis tunggal senyawa uji pada
hewan uji.
Takaran dosis yang dianjurkan paling tidak empat peringkat dosis,
berkisar dari dosis terendah yang tidak atau hampir tidak mematikan
seluruh hewan uji sampai dengan dosis tertinggi yang dapat mematikan
seluruh atau hampir seluruh hewan uji. Senyawa ini diberikan melalui
jalur yang akan diberikan pada manusia atau jalur yang memungkinkan
manusia terpejani dengan senyawa itu. Biasanya pengamatan dilakukan
selama 24 jam, kecuali pada kasus tertentu selama 7-14 hari.
Data pengamatan tersebut meliputi :

1. Gejala-gejala toksit

Gejala efek toksik yang diamati dalam praktikum ini meliputi :


a.Tremor
Tremor terjadi tanpa disadari, merupakan gerakan bolak-balik beritme
yang mungkin mempengaruhi otot tubuh tertentu. Tremor disebabkan
karena adanya kontraksi dan relaksasi otot yang terjadi bolak-balik dan
secara cepat.Tremor merupakan gejala umum dari kelainan syaraf.
b.Konvulsi
Konvulsi adalah kondisi medik dimana otot tubuh dan berelaksasi
dengan cepat dan terulang yang menghasilkan goncangan tubuh.

c.Dispnea
Dispnea berasal dari bahasa latindyspnoea, dari bahasa Yunani
dyspnoos yang artinya nafas yang pendek. Dispnea merupakan gejala
umum dari semua jenis penyakit.Dispnea adalah kondisi dimana
seseorang mengalami nyeri saat bernafas.
d.Bradipnea
Bradipnea berasal dari bahasaYunani bradys yang artinya lambat dan
pnoia yang artinya nafas. Jadi bradipnea dapat diartikan sebagai
kondisi dimana laju nafas lebih lambat disbanding laju nafas normal.
Laju nafas pada bradipnea tergantung dari usia pasien.
e.Takikardi
Takikardi merupakan kondisi dimana denyut jantung menjadi lebih
cepat dari biasanya.Biasanya kecepatan detak jantung pada kondisi
takikardi adalah lebih dari 100 detakan per menit.
f.Brakikardi
Brakikardi merupakan kondisi dimana denyut jantung sangat
lemah.Untuk orang normal kebanyakan, denyut jantung seseorang 60-
100 detak per menit.Jika seseorang memiliki denyut jantung kurang
dari 60 detak per menit maka dia didiagnosa mengalami brakikardi.
Brakikardi dapat terjadi karena perubahan fungsi jantung sebab
penuaan, penyakit yang mengakibatkan kerusakan sistem
kardiovaskuler, kadar potassium yang terlalu tinggi dalam darah, dan
lain-lain.

2. Jumlah hewan yang mati


3. Histopatologi organ

Uji toksisitas akut dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang


gejala keracunan, penyebab kematian, urutan proses kematian dan rentang
dosis yang mematikan hewan uji (LD50) suatu bahan. Pemberian obat
dalam dosis tunggal dan diberikan melalui 2 rute pemberian (misalnya
oral dan intravena). Hasil uji LD50 dan dosisnya akan ditransformasi
(dikonversi) pada manusia.Uji toksisitas akut merupakan efek yang
merugikan yang timbul segera sesudah pemberian suatu bahan sebagai
dosis tunggal, atau berulang yang diberikan dalam 24 jam.
Uji toksisitas akut dirancang untuk menentukan atau
menunjukkan secara kasar median lethal dose (LD50) dari toksikan.
LD50 ditetapkan sebagai tanda statistik pada pemberian suatu bahan
sebagai dosis tunggal yang dapat menyebabkan kematian 50% hewan
uji. Jumlah kematian hewan uji dipakai sebagai ukuran untuk efek
toksik suatu bahan (kimia) pada sekelompok hewan uji.
LD50 (lethal dose 50) menunjukkan dosis dalam miligram tiap
kilogram berat badan yang miligram tiap kilogram berat badan yang
mengakibatkan kematian setengah (50%) dari mengakibatkan kematian
setengah (50%) dari populasi binatang percobaan pada waktu
tertentu.populasi binatang percobaan pada waktu tertentu. Bila tidak
terdapat kematian pada dosis tertentu yang diberikan maka disebut LD0.
Beberapa pendapat menyatakan tidak setuju, bahwa LD50 masih dapat
digunakan untuk uji toksisitas akut. Namun demikian, ada juga beberapa
kalangan yang masih setuju, bahwa LD50 masih dapat digunakan untuk
uji toksisitas akut.
Dengan pertimbangan antara lain :
1. Jika lakukan dengan baik, uji toksisitas akut tidak hanya mengukur
LD50, tetapi juga memberikan informasi tentang waktu kematian,
penyebab kematian, gejala – gejala sebelum kematian, organ yang
terkena efek, dan kemampuan pemulihan dari efek nonlethal.
2. Hasil uji ini dapat digunakan untuk pertimbangan
pemilihan design penelitian subakut.
3. Hasil uji ini dapat langsung digunakan sebagai perkiraan risiko suatu
senyawa terhadap konsumen atau pasien.
4. Uji LD50 tidak membutuhkan waktu yang lama.

(Koeman, 1987).

Menurut Weil penelitian uji toksisitas akut ini paling tidak


menggunakan 4 peringkat dosis yang masing
masing peringkat dosis menggunakan paling sedikit 4 hewan uji. Dosis
dibuat sebagai suatu peringkat dengan kelipatan logaritmik yang tetap.
Dosis terendah merupakan dosis yang tidak menyebabkan timbulnya efek
atau gejala keracunan, dan dosis tertinggi merupakan dosis yang
menyebabkan kematian semua (100%) hewan uji.

Evaluasi tidak hanya mengenai LD50, tetapi juga terhadap kelainan


tingkah laku, stimulasi atau depresi SSP, aktivitas motorik dan pernafasan
tikus unuk mendapat gambaran tentang sebab kematian. Hal ini harus
dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium klinik dan pembuatan
sediaan histology dari organ yang dianggap dapat memperlihatkan
kelainan. Kematian yang timbul oleh kerusakan pada hati, ginjal, atau
system hemopoetik tidak akan terjadi pada hari pertama. Kematiaan yang
ditimbulkan karena kerusakan alat tersebut di atas, baru timbul paling
cepat pada hari ketiga.
(Amir Syarif, 2007)

Beberapa metode yang sering digunakan untuk menghitung harga LD-50:

1. Metode grafik lithfield dan Wilcoxon


2. Metode grafik kertas probit logaritma
3. Metode rata-rata bergerak Thompson-Weil
4. Menurut farmakope indonesia

Penggolongan potensi ketoksikan akut menurut kriteria Loomis

No. Potensi Ketoksikan Akut Harga LD50


1 Sangat tinggi < 1 mg/kg BB
2 Tinggi 1 - 50 mg/kg BB
3 Sedang 50 - 500 mg/kg BB
4 Sedikit toksik 500 - 5000 mg/kg BB
5 Hampir tidak toksik 5 - 15 g/kg BB
6 Relatif tidak berbahaya > 15 mg/kg BB

(Loomis, 1987)

MANFAAT UJI TOKSIKOLOGI AKUT


Tujuan atau kegunaan dilakukan uji toksikologi akut sebenarnya
bukan hanya menentukan dosis letal 50%, mengetahui mekanisme dan
target organ dari zat toksik yang diuji, tetapi sangat luas yaitu meliputi :

1. Menentukan range dosis untuk uji berikutnya.


2. Untuk mengklasifikasikan zat uji.
3. Mengidentifikasi kemungkinan target organ atau sistem fisiologi yang
dipengaruhi.
4. Mengetahui hubungan antara dosis dengan timbulnya efek seperti
perubahan perilaku, koma, dan kematian.
5. Mengetahui gejala-gejala toksisitas akut sehingga bermanfaat untuk
membantu diagnosis adanya kasus keracunan.
6. Untuk memenuhi persaratan regulasi, jika zat uji akan dikembangkan
menjadi obat.
7. Mencari zat-zat yang potensial sebagai anti kanker, karena jika suatu
zat memiliki LD50 atau LC50 kurang dari 1000mg/kg BB atau
konsentrasi 1000 ug/ml zat ini dianggap potensial sebagai sitotoksik.
8. Untuk keperluan evaluasi keberbahayaan suatu zat melalui data yang
diperoleh seperti nilai slop dari grafik hubungan antara log dosis
versus respon, mencari nilai-nilai LD50/LC50, LD01/LC01, LD100/LC100,
nilai-nilai LD01/LC01, dan LD100/LC100 dapat diperoleh jika % respon
nilainya diprobitkan.
9. Mengetahui pengaruh umur, jenis kelamin, cara pemberian dan faktor
lingkungan terhadap toksisitas suatu zat.
10. Mengetahui variasi respon antar spesies dan antr strain (hewan,
mikroba), serta memberikan informasi tentang reaktifitas suatu
populasi hewan.
(Prianto, 2007)

PROPANOLOL

Propranolol merupakan beta-bloker pertama (1964) memiliki efek


lokal anestesi kuat, tetapi tidak kardioselektif dan tidak memiliki ISA.
Meskipun banyak derivat lain telah dipasarkan dengan sifat farmakologi
lebih baik, namun propranolol masih merupakan beta-bloker penting.
Resorpsinya dari usus baik, tetapi FPE besar, hingga hanya 30%
mencapai sirkulasi besar. Sebagian besar zat ini diubah dalam hati menjadi
derivat-hidroksinya yang aktif. PPnya 90%, plasma t½nya 3-6 jam.
Bersifat sangat lipofil, sehingga distribusinya dijaringan dan otak baik
dengan sering kali menimbulkan efek sentral, lihat efek samping umum.

Dosis : hipertensi, angina, dan aritmia: oral 2-3dd 40 mg d.c., bila


perlu dinaikkan dengan interval 1 minggu sampai 320 mg sehari.
Profilaksis re-infark 3 dd 40 mg selama 2-4 minggu dalam waktu 3
minggu infark pertama, pemeliharaan 2-3 dd 80 mg selama minimal 2
tahun. (Tjay dan Rahardja, 2002)

Farmakodinamik
β-bloker menghambat secara kompetitif efek obat adrenergik, baik
NE dan Epi endogen maupun obat adrenergik eksogen, pada adrenoseptor
β. Potensi hambatan dilihat dari kemampuan obat ini dalam menghambat
takikardia yang ditimbulkan isoproterenol atau oleh exercise. Karena
hambatan ini bersifat kompetitif reversibel, maka dapat diatasi dengan
meningkatkan kadar adrenergik.
Farmakokinetika

Propanolol merupakan β-bloker yang mudah larut dalam lemak.


Semuanya diabsorbsi dengan baik (>90%) dari saluran cerna , tetapi BA
nya rendah (25-30%) karena mengalami metabolisme lintas pertama yang
ekstensif di hati . Eliminasinya melalui metabolisme di hati sangat
ekstensif sehingga obat utuh yang di ekskresi melalui ginjal sangat sedikit
(<10%). Propanolol mempunyai waktu paruh eliminasi yang pendek (3-5
jam).

(Amir Syarif, 2007)


C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
 Beaker glass
 Labu takar
 Neraca Ohausse
 Mortir dan Stramper
 Sonde mencit
2. Bahan
 Propanolol
 Aquadest
3. Hewan Uji
 Mencit jantan

D. SKEMA KERJA
E. DATA PENGAMATAN
F. PERHITUNGAN
Bobot mencit
No Kel. 1 Kel. 2 Kel 3 Kel. 4 Kel. 5 Kel. 6
1 27,2g 21,2g 50,7g 32,1g 35,2g 37,7g
2 32,2g 40,8g 25,7g 25,7g 37,5g 36,6g
3 27,2g 28g 51,7g 51,7g 30,5g 34,9g
4 30,7g 36,7g 24,7g 24,7g 36,3g 38,1g
5 32,2g 27,7g 19,7g 19,7g 29,2g 29,2g

Bobot mencit terbesar; 51,7g


Dosis: 186,30mg/kgBB mencit
51,7𝑔 186,30𝑚𝑔
Dosis mencit terbesar : = 0,0517𝑘𝑔 × = 9,6317𝑚𝑔
1000 𝑘𝑔𝐵𝐵
9,6317𝑚𝑔
Cstok: 1 = 19,2643𝑚𝑔/𝑚𝑙
𝑥 1,0𝑚𝑙
2

Larutan: 1,0ml x 15 mencit = 15,0ml ~ 25,0ml labu takar


Serbuk yang ditimbang: 19,2634mg/ml x 25ml = 481,585mg (13 tablet)
𝑆𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡
481,585𝑚𝑔
𝑥 0,2007𝑔 = 2,4164𝑔 ± 5% (2,2955 − 2,5372𝑔)
40𝑚𝑔

Propanolol tablet = 40mg/tb


NO. Kertas + zat (g) Kertas + sisa (g) Zat sebenarnya (g)
1 0,7136g 0,5121g 0,2015g
2 0,7124g 0,5120g 0,2016g
3 0,7178g 0,5166g 0,2012g
4 0,7139g 0,5121g 0,2018g
5 0,7177g 0,5165g 0,2012g
6 0,7117g 0,5125g 0,1992g
7 0,7112g 0,5122g 0,1990g
8 0,7149g 0,5171g 0,1978g
9 0,7123g 0,5123g 0,2000g
10 0,7191g 0,5162g 0,2019g
11 0,7158g 0,5129g 0,2029g
12 0,7145g 0,5130g 0,2015g
13 0,7110g 0,5130g 0,1980g
Rata-rata= 0,2007g
Kertas + Zat = 2,8666g
Kertas + sisa = 0,5326g
Zat = 2,3340g
2,334𝑚𝑔
Cstok sebenarnya = 𝑥 40𝑚𝑔 = 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙
25𝑚𝑙

200,7mg
Volume pemberian pada mencit (Kelp.1)
27,7𝑔 82,80𝑚𝑔 2,2936𝑚𝑔
1. = 0,0277𝑘𝑔 𝑥 = = 0,123𝑚𝑙~0,12𝑚𝑙
1000𝑔 𝑘𝑔𝐵𝐵 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙
32,2𝑔 82,80𝑚𝑔 2,6661𝑚𝑔
2. = 0,0322𝑘𝑔 𝑥 = 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 0,143𝑚𝑙~0,14𝑚𝑙
1000𝑔 𝑘𝑔𝐵𝐵
27,7𝑔 82,80𝑚𝑔 2,2936𝑚𝑔
3. 1000𝑔
= 0,0277𝑘𝑔 𝑥 𝑘𝑔𝐵𝐵
= 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 0,123𝑚𝑙~0,12𝑚𝑙
30,7𝑔 82,80𝑚𝑔 2,5419𝑚𝑔
4. = 0,0307𝑘𝑔 𝑥 = 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 0,136𝑚𝑙~0,14𝑚𝑙
1000𝑔 𝑘𝑔𝐵𝐵
32,2𝑔 82,80𝑚𝑔 2,6662𝑚𝑔
5. = 0,0322𝑘𝑔 𝑥 = 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 0,143𝑚𝑙~0,14𝑚𝑙
1000𝑔 𝐾𝑔𝐵𝐵

Volume pemberian pada mencit (kelp.2)

21,2𝑔 124,2𝑚𝑔 2,6330𝑚𝑔


1. = 0,0212𝑘𝑔 𝑥 = 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 0,141𝑚𝑙~0,14𝑚𝑙
1000𝑔 𝑘𝑔𝐵𝐵
40,8𝑔 124,2𝑚𝑔 5,0674𝑚𝑔
2. = 0,0408𝑘𝑔 𝑥 = 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 0,271𝑚𝑙~0,27𝑚𝑙
1000𝑔 𝑘𝑔𝐵𝐵
28𝑔 124,2𝑚𝑔 3,4776𝑚𝑔
3. = 0,028𝑘𝑔 𝑥 = 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 0,186𝑚𝑙~0,19𝑚𝑙
1000𝑔 𝑘𝑔𝐵𝐵
36,7𝑔 124,2𝑚𝑔 4,5581𝑚𝑔
4. = 0,0367𝑘𝑔 𝑥 = = 0,244𝑚𝑙~0,24𝑚𝑙
1000𝑔 𝑘𝑔𝐵𝐵 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙
27,7𝑔 124,2𝑚𝑔 3,4403𝑚𝑔
5. = 0,0277𝑘𝑔 𝑥 = 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 0,184𝑚𝑙~0,18𝑚𝑙
1000𝑔 𝑘𝑔𝐵𝐵

Volume pemberian pada mencit (Kelp. 3)

50,7𝑔 186,30𝑚𝑔 9,445𝑚𝑔


1. = 0,0507𝑘𝑔 𝑥 = 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 0,5058𝑚𝑙~0,51𝑚𝑙
1000𝑔 𝑘𝑔𝐵𝐵
25,7𝑔 186.30𝑚𝑔 4,7879𝑚𝑔
2. = 0,0257𝑘𝑔 𝑥 = = 0,2564𝑚𝑙~0,26𝑚𝑙
1000𝑔 𝑘𝑔𝐵𝐵 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙
51,7𝑔 186,30𝑚𝑔 9,6317𝑚𝑔
3. = 0,0517𝑘𝑔 𝑥 = 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 0,5158𝑚𝑔~0,52𝑚𝑙
1000𝑔 𝑘𝑔𝐵𝐵
24,7𝑔 186,30𝑚𝑔 4,6016𝑚𝑔
4. = 0,0247𝑘𝑔 𝑥 = 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 0,2464𝑚𝑙~0,25𝑚𝑙
1000𝑔 𝑘𝑔𝐵𝐵
19,7𝑔 𝑥186,30𝑚𝑔 3,6701𝑚𝑔
5. = 0,0197𝑘𝑔 𝑥 = 18,672𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 0,1965𝑚𝑙~0,2𝑚𝑙
1000𝑔 𝑘𝑔𝐵𝐵

Anda mungkin juga menyukai