File PDF
File PDF
JULIANA BR SEMBIRING
1206322764
JULIANA BR SEMBIRING
1206322764
i Universitas Indonesia
Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar
ii Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : Juli 2015
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
iv Universitas Indonesia
v Universitas Indonesia
People in urban area eat fast food frequently which consider as simple choice and
love fatty food such as deep fry food and coconut milk contained food because it’s
easy to get. This is a lifestyle. Those food contain a lot of fat and cholesterol.
Fatty food can trigger a cholelithiasis. Treatment to cholelithiasis is
cholelitectomy laparoscopy. Client going on laparoscopy need a preoperative
teaching. This kind teaching will reduce stress and improve client’s coping ability
to cholelitectomy laparoscopy.
vi Universitas Indonesia
Penulis mengucapkan puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan segala karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah akhir ners dengan judul “Analisis Praktik Klinik
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Dengan Intervensi Preoperative
Teaching Pada Pasien Kolelitiasis Di Ruang Anggrek Tengah Rumah Sakit
Persahabatan Jakarta.
Karya Ilmiah Akhir Ners ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Penyusunan karya
ilmiah akhir Ners ini dapat terselesaikan atas bimbingan, bantuan, dan kerjasama
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan penghargaan, rasa hormat,
dan terima kasih kepada:
1. Dra. Juniati Sahar, S.Kep., M.App. Sc., Ph.D, selaku dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia yang secara tidak langsung telah memberi
motivasi.
2. Tuti Herawati Skp., MN selaku pembimbing karya ilmiah yang sudah banyak
memberikan masukan kepada penulis.
3. Ibu Ns. Arcellia Farosyiah Putri, S.Kep., MSc selaku pembimbing kelompok
di Rumah Sakit Persahabatan.
4. Kedua orang tuaku yang terkasih selalu memberi dukungan kepadaku.
5. Suamiku tercinta R. Bangun dan kedua anakku Michael dan Bilea “ I Love
You “ Tuhan Memberkati.
6. Dr Dini selaku Direktur Rumah Sakit Awal Bros Bekasi yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis dalam melanjutkan pendidikan
7. Ns Tri Mulyati Skep selaku manajer keperawatan Rumah Sakit Awal Bros
Bekasi
8. Ns Nuraini Skep selaku kepala ruangan Anggrek Tengah yang sudah banyak
memberikan bimbingan ketika di ruangan.
9. Keluarga besar Program Ekstensi 2012 Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia tercinta, sahabat, dan semua pihak yang telah bersama-
Selanjutnya demi kesempurnaan dalam penyusunan karya ilmiah akhir Ners ini,
penulis sangat mengharapkan masukan, saran, kritik yang bersifat membangun.
Semoga menambah ilmu dan yang senantiasa memberikan pengetahuan yang
bermanfaat bagi pembaca. Amin
Penulis
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................. 5
1.4.1 Peneliti ......................................................................... 5
1.4.2 Tenaga kesehatan ........................................................ 5
1.4.3 Masyarakat .................................................................. 6
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
1 Universitas Indonesia
Kolelitiasis atau batu empedu adalah salah satu masalah kesehatan yang
terjadi dengan gejala atau tanpa gejala. Hampir 50% penderita batu
empedu tidak merasakan gejala apa-apa,30% merasakan gejala nyeri dan
20% berkembang menjadi komplikasi. Sebagian besar penderita batu
empedu, didiagnosa menderita maag dikarenakan rasa nyeri pada ulu hati,
padahal secara anatomi empedu terletak pada perut sebelah kanan atas.
Batu empedu merupakan penyakit yang pada awalnya sering ditemukan di
negara Barat dan jarang di negara berkembang . Tetapi dengan
membaiknya keadaan sosial ekonomi, perubahan menu diet seperti negara
barat serta perbaikan sarana diagnosis khususnya ultrasonografi, prevalensi
penyakit empedu di negara berkembang termasuk Indonesia cenderung
meningkat (Sjamsuhidajat, 2002).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
7 Universitas Indonesia
b. Fisiologi
Fungsinya adalah untuk menyimpan / penampungan cairan empedu
dan melepaskannya ke dalam usus (Sherwood,2011). Empedu dibuat di
hati dengan sekitar 250 ml sampai 1 Liter mengalir melalui saluran
empedu setiap hari ke duodenum untuk membantu mencerna lemak
melalui efek emulsifikasinya dan mempermudah penyerapan
lemak(Sherwood, 2011) Kandung empedu juga akan berkontraksi di
antara makan untuk mengalirkan cairan empedu ke dalam duodenum
(Kumar & Clark, 2005).
Universitas Indonesia
Kandung empedu memiliki dua fungsi utama dalam tubuh yaitu:1) tempat
menyimpan cairan empedu yang secara terus menerus di sekresi oleh sel –
sel hati, di antara waktu makan , sfingter oddi menutup dan cairan empedu
mengalir ke dalam kandung empedu yang relaks, 2) kandung empedu
mengkonsentrasi / memekatkan cairannya dengan cara mereabsorbsi air
dan elektrolit . Fungsi garam empedu yaitu untuk mengemulsi globulus
lemak lebih kecil, membantu absorbsi zat terlarut lemak dengan cara
memfasilitasi jalurnya menembus membran sel serta mengeluarkan
kolesterol dari tubuh dengan mengikat kolesterol dan lesitin untuk
membentuk agregasi kecil di sebut miccele yang di buang melalui feses.
Dengan terhambatnya cairan empedu yang cukup, tubuh tidak dapat
metabolisme lemak dan ini dapat mengakibatkan kekurangan zat yang
larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K. Hal ini juga dapat
menyebabkan masalah pencernaan penting asam lemak. Empedu juga
antioksidan kuat yang membantu untuk menghilangkan racun dari hati.
Hati menyaring racun (bakteri, virus, obat-obatan atau lainnya zat asing
tubuh tidak ingin) dan ekskresi ke dalam empedu. Empedu berjalan dari
hati melalui saluran empedu dan masuk ke kandung empedu, atau
langsung ke usus kecil, melalui usus masuk dalam tinja (Marie B, 2003).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.2.3 Patofisiologi
Bila mengkonsumsi makanan mengandung lemak dan kolesterol yang
tinggi akan mengakibatkan berlebihan di dalam tubuh. Pembentukan batu
kolesterol karena rasio abnormal kolesterol, asam empedu, dan lesitin
sehingga terjadi pengendapan kolesterol dan akhirnya terbentuk batu
kolesterol (Kasper et al., 2005). Pembentukan batu empedu melibatkan
beberapa faktor yaitu: 1) empedu harus menjadi superjenuh dengan
kolesterol atau kalsium. 2) larutan harus mengendap dengan cepat dari
cairan sebagai kristal solid. 3) kristal harus datang bersama dan menyatu
membentuk batu. Secara umum, terdapat tiga tipe batu empedu: 1)
kolesterol, 2) pigmen, dan 3) campuran (Sudoyo,2006).
Universitas Indonesia
Pada manifestasi klinik ada yang tidak menimbulkan gejala dan tidak
menyebabkan nyeri namun dapat juga menunjukkan gejala – gejala gastro
intestinal ringan. 1) Mungkin akut dan kronis dengan distres epigastrik
(begah, distensi abdomen, nyeri tak jelas pada kuadran kanan atas setelah
makan makanan yang banyak mengandung lemak. 2) Jika saluran empedu
tersumbat, maka kandung empedu mengalami distensi dan akhirnya
terinfekasi: mungkin terjadi demam dan teraba masa pada abdomen. Kolik
bilier dengan nyeri abdomen kanan atas menjalar ke punggung atau bahu
kanan, mual dan muntah beberapa jam setelah makan banyak. 3) Ikterik
terjadi dengan tersumbatnya duktus komunis empedu. 4) Urine berwarna
sangat gelap; feces warna pucat. 5) Defisiensi vitamin A, D, E, dan K
(vitamin – vitamin yang larut dalam lemak). 6) Abses nekrosis dan
perforasi dengan peritonitis dapat terjadi jika batu empedu terus
menyumbat saluran empedu.
Mual dan muntah sering menyertai tingkat lebih parah. Rasa sakit dapat
mereda spontan setelah beberapa jam atau bisa membutuhkan
analgesik opiat. Nyeri disertai dengan Demam biasanya menunjukkan
kolesistitis akut (Beckingham, 2001). Manifestasi klinik pada pasien
kolelitiasis sangat bervariasi, ada yang mengalami gejala asimptomatik
dan gejala simptomatik. Pasien kolelitiasis dapat mengalami gejala: yang
disebabkan oleh penyakit kandung empedu itu sendiri dan gejala yang
terjadi akibat obstruksi pada jalan perlintasan empedu oleh batu empedu.
Gejalanya bisa bersifat akut atau kronis. Gangguan epigastrium, seperti
Universitas Indonesia
rasa penuh, distensi abdomen dan nyeri yang samar pada kuadran kanan
atas abdomen dapat terjadi. Gangguan ini dapat terjadi bila individu
mengkonsumsi makanan yang berlemak atau yang digoreng (Smeltzer &
Bare, 2002). Kolesistitis akut disebabkan ketika sebuah obstruksi terjadi
pada duktus sistikus (Kumar & Clark, 2005). Gejala yang paling umum
dari seseorang dengan batu empedu adalah bahwa rasa sakit di bawah
tulang rusuk pada sisi kanan atau bahkan nyeri perut bagian atas, dengan
rasa sakit yang dialami di bagian belakang dekat kanan belikat
(Beckingham, 2001). Kolik bilier adalah istilah yang digunakan untuk rasa
sakit terkait dengan obstruksi sementara yang kistik atau saluran empedu
(CBD) dengan batu biasanya bergerak dari kandung empedu (Kumar &
Clark, 2005).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Smeltzer dan Bare (2003) menjelaskan bahwa salah satu tujuan asuhan
keperawatan preoperatif adalah mengajarkan klien untuk mempromosikan
ekspansi paru yang maksimal dan oksigenasi darah yang adekuat post
Universitas Indonesia
anestesi. Selain itu, latihan napas dalam preoperatif juga diberikan pada
klien yang berisiko mengalami komplikasi post operatif. Faktor risiko
tersebut antara lain anestesi umum, pembedahan abdomen atau toraks ,
riwayat merokok, penyakit paru kronik, obesitas, dan lanjut usia (Pearson
Education).
Pada klien dengan tindakan laparaskopi kolesistektomi di lakukan
pembiusan dengan general anesthesia. Untuk itu klien di berikan informasi
tentang meningkatkan ekspansi paru. Klien di ajarkan tarik nafas dalam.
Klien masih puasa sampai dengan bising usus positif. Menurut Crazier 2004
komplikasi pada laparaskopi dengan pembiusan pada kardiovaskuler dapat
terjadi hipotensi,hipertensi, bradikardi dan tachikardi, pada pernafasan dapat
hipoksia, hipercapnia ( excess carbon dioxide in the blood), pada
subcutaneus emphyema, penyerapan gas carbon dioxide yang berlebihan,
perdarahan , kerusakan organ lain , kerusakan syaraf dan hipotermi.
Hal lainnya yang perlu disampaikan pada pasien adalah kapan boleh makan
dan minum setelah operasi. Smeltzer dan Bare (2003) menjelaskan bahwa
cairan merupakan substansi pertama yang ditoleransi pasien setelah
pembedahan. Setelah itu, jika tidak ada rasa mual, diet normal dapat
diberikan Smeltzer dan Bare (2003). Oleh karena itu, pada pasien post
Laparascopy cholesistectomie, asupan makanan diberikan secara bertahap,
jika sudah tidak ada rasa mual dapat mengkonsumsi mulai dengan air.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
24 Universitas Indonesia
Hasil pengkajian riwayat kesehatan keluarga pada pengkajian ini di dapat ibu
klien menderita hipertensi yang lama, sementara anggota keluarga tidak ada
yang sama penyakitnya dengan klien. Ayah klien menderita sakit diabetes
dan asam urat. Riwayat kesehatan lain seperti asma dan jantung tidak di
temukan.
Universitas Indonesia
Hasil pengkajian pada neurosensori, saat ini klien masih dapat beraktivitas
seperti biasa meskipun di rumah sakit. Klien mengatakan tidak ada keluhan
sakit kepala. Tidak merasa kebas dan tidak ada gangguan pendengaran. Hasil
pemeriksaan menunjukkan status mental/ tingkat kesadaran klien adalah
compos mentis (CM). Klien masih terorientasi waktu, tempat dan orang.
Klien dapat dapat mengingat memori jangka panjang (riwayat klien masuk
RS) dan riwayat jangka pendek. Reaksi pupil baik. Klien tidak menggunakan
alat bantu penglihatan. Penggunaan alat bantu dengar tidak ada. Hasil
pengkajian pada nyeri / ketidaknyamanan, saat di kaji klien menyatakan nyeri
ada skala 2 – 3, lokasinya kwadran kanan atas, frekwensinya hilang timbul.
Kalau mau beraktivitas terkadang muncul rasa nyerinya.
Hasil pengkajian makanan dan cairan ditemukan bahwa berat badan klien
adalah 56 kg dan tinggi badan 155 cm. Klien mengatakan selama ini agak
berkurang porsi makannya dengan tujuan menurunkan berat badan. Sebelum
ada keluhan pasien sering menghabiskan makanannya dalam porsi yang
besar. Tidak ada masalah penurunan selera makan selama ini, tidak terdapat
mual maupun muntah pada saat di kaji. Klien tidak memiliki masalah
mengunyah dan menelan, klien tidak memakai gigi palsu, dan tidak ada
alergi makanan. Klien mengatakan kurang suka makan sayur dan buah. Klien
mengatakan suka makan gorengan dan seafood. Klien dalam satu hari dapat
menghabiskan sampai 3000 ml air untuk minum (dua botol air mineral
ukuran 1500 ml). Klien tidak ada di temukan pembesaran tyroid. Turgor kulit
elastis.
Universitas Indonesia
Hasil pengkajian pada aktivitas dan istirahat, klien menyatakan saat ini
sebagai ibu rumah tangga saja, sudah berhenti dari pekerjaan staff di
perkantoran. Punya aktivitas berdagang on line. Klien biasanya beristirahat
pada pukul tiga belas sampai dengan pukul lima belas. Postur tubuh sedang.
Rentang pergerakan sendi klien normal. Saat ini klien mampu berjalan ke
kamar mandi dapat melakukan tindakan personal hygiene secara mandiri. Di
rumah biasanya klien tidur pukul dua puluh dua dan bangun pada pukul lima
pagi, namun karena klien mempunyai anak usia enam belas bulan terkadang
bangun tengah malam buat susu anaknya.
Hasil pengkajian eliminasi di dapatkan hasil bahwa klien dapat buang air
kecil secara normal selama ini. Untuk defekasi klien rutin setiap hari
warnanya kadang seperti kehitaman atau kadang warna dempul, tidak ada
riwayat hemoroid. Hasil pemeriksaan abdomen di dapatkan bahwa tidak
terdapat massa dan hasil auskultasi di temukan bising usus sudah dua belas
kali permenitdi keempat kuadran. Terdapat nyeri tekan di area kuadaran
kanan atas.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Adapun tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah ini antara
lain: (1) mendampingi klien selama di ruang preoperatif, (2) menanyakan
perasaan klien, (3) menjelaskan kembali tentang gambaran prosedur anestesi
dan prosedur laparaskopi kolelitiasis, (4) memotivasi klien untuk melakukan
teknik napas dan berdoa (5) menganjurkan klien untuk istrahat sambil
menunggu waktu operasi, dan (6) memantau tekanan darah dan frekuensi nadi
secara berkala.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2. Risiko Infeksi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam klien
menunjukkan tanda-tanda: terbebas dari tanda-tanda infeksi seperti
peningkatan suhu di atas 37,5 ͦ c,kemerahan pada bagian luka, dan
adanya discharge atau pus pada bagian luka, menyampaikan tanda-
tanda infeksi yang harus diwaspadai mempertahankan jumlah sel
darah putih dalam rentang normal, mendemonstrasikan cara
mempertahankan hygiene: mencuci tangan, perawatan mulut, dan
perawatan perineal .Intervensi keperawatan mandiri: mengobservasi
tanda dan gejala infeksi seperti peningkatan suhu, kemerahan,dan
adanya discharge , mencatat dan menganalisis nilai laboratorium
(leukosit, serum protein, albumin dan kultur , memonitor perubahan
warna kulit, kelembaban tekstur, dan turgor kulit, menganjurkan klien
untuk meningkatkan asupan cairan, mencuci tangan sebelum dan
sesudah berinteraksi dengan klien, menganjurkan dan memotivasi
klien untuk selalu menjaga personal hygiene. Berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian antibiotik yang sesuai , awasi pemeriksaan
laboratorium seperti leukosit, serum protein, albumin dankultur
3. Kurang Pengetahuan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam klien dan
keluarga menunjukkan tanda-tanda: Memperlihatkan pengetahuan
tentang diet yang dilakukan yaitu, tentang diet rendah lemak , klien dan
keluarga mengetahui tentang definisi diet rendah lemak, klien
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
35 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
berupa nyeri ulu hati dan nyeri tekan di kwadran kanan atas abdomen,
mual muntah.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Ibu N di rawat selama lima hari, tidak terpasang t. tube, namun di pasang
drain NGT no 18. Produksi berwarna kuning serosa, minimal perdarahan.
Tidak ada tanda – tanda infeksi. Drain di lepas pada hari ke tiga. Ibu N
sebelum pulang di lakukan discharge planing tentang diet yang harus di
konsumsinya. Bagaimana tentang perawatan luka dan tanda tanda infeksi
harus di ketahui.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5.2 Saran
1. Meningkatkan pengetahuan tentang kolelitiasis untuk meningkatkan
kualitas dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Perawat harus melalukan preoperative teaching secara optimal kepada
pasien sangat bermanfaat untuk perawatan klien selanjutnya.
41 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Beck A. (2007). Nurse led pre-operative assessment for elective surgical patients.
Nursing Standard. 21, 51, 35-38
Beckingham, IJ. (2001). Gallstone disease. In: ABC of Liver, Pancreas and Gall
Bladder. London: BMJ Books
Beckingham, I.J. (2001). ABC Of Diseases Of Liver, Pancreas, And Biliary
System Gallstone Disease. Dalam: British Medical Journal V. 322, 13
Januari 2001
Gustawan, I.W., K. Nomor Aryasa, dkk. (2007). Kolelitiasis pada anak dalam
Maj kedoktIndon, volum:57, Nomor: 10, Oktober 2007.
Keus F, de Jong JAF, Gooszen HG, van Laarhoven CJHM (2006). Laparoscopic
versus open cholecystectomy for patients with symptomatic
cholecystolithiasis. Cochrane Database of Systematic Reviews. Issue 4.
Keshav.S. (200$). The Gastrointestinal System at a Glance. London: Blackwell
Science
Kumar, Ramzi S. Cotran & Stanley L. Robbins. (2007). Buku Ajar Patologi Edisi
7. Jakarta: EGC
Lesmana, Laurentinus A. (2006). Penyakit Batu Empedu dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Leo, J., Filipovic, G., Krementsova, J., Norblad, R., and Söderholm, M., 2006,
Mitchell M (2007a) Psychological care of patients undergoing electivesurgery.
Nursing Standard. 21, 30, 48-55.
Marschall & Einarsson (2007). Gallstone Disease, dalam internal medicine
journal, 261:529-542 ,Karolinska University Sweden, 2007
Mansjoer A. et al. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I, Ed.3. Jakarta:
Penerbit Media Aesculapius, FKUI
Marieb EN. (2003). Essentials of Human Anatomy and Physiology. Benjamin
Cummings, San Francisco CA.
Muttaqin, A. dan Sari, K. (2009). Asuhan Keperawatan Perioperatif: Konsep,
Proses dan Aplikasi. Jakarta Salemba Medika
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2015
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
VIII. SUMBER
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2015
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
MAKANAN YANG
MENGANDUNG LEMAK
Daging yang mengandung lemak
Daging / ikan yang diawetkan
(kornet,, sarden, ikan asin), Keju,
Mayonaise
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
· Ubi
· Kacang merah
· Kol
· Sawi lobak
· Durian dan nangka
- Bumbu yang merangsang, seperti
cabe,
bawang, merica, asam cuka, dan jahe
Minuman yang bersoda dan
beralkohol
DIET NUTRISI
Universitas Indonesia
Sarapan Pagi
_ Roti Bakar isi madu
_ Telur ceplok (dengan sedikit
minyak) atau telor rebus
_ Susu skim
Makan Siang
_ Nasi/tim
_ Sayur bening bayam
Universitas Indonesia
_ Tempe bacem
_ Pepaya
Makan sore/malam
_ Nasi/tim
_ Pepes ikan
_ Cah tahu/ oyong
_ pisang
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia