Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN STRATEGIK

“ETIKA BISNIS DALAM LINGKUNGAN


PERUSAHAAN”

Dosen Pengampu : Melda Yunita., SE.,SH.,MM

Disusun Oleh:
Nama Kelompok 3

Endah Gustiarini 1734020098


Helvansyah Putra 1734020101
Erina Eprilia 1734020102
Reka septi Amalia 1734020107

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................................

C. Tujuan pembahasan.............................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................


A. Pengertian etika bisnis secara umum...................................................................

B. Pengertian etika bisnis menurut jenis jenisnya....................................................

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................


A. Pengertian...........................................................................................................

B. Prinsip prinsip etika bisnis dalam lingkungan perusahaan...................................

C. Kode etik............................................................................................................

D. Etika dalam lingkungan internal dan eksternal.....................................................

E. Perusahaan yang melanggar...................................................................................

BAB IV PENUTUP.................................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................

B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membetuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi. Hal ini
dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem produksi yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan
secara konsisten dan konsekuen.
Pada dasarnya haruslah diyakini bahwa praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan
perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang. Dalam hal ini tidak bisa di
pungkiri tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perushaan akan memancing tindakan
balasan dari konsumen dan masyarakat, sehingga akan sangat kontra produktif, misalnya
melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya.
Dampaknya akan menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjujung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya
perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang sangat tinggi, terutama apabila
perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis,misalnya diskriminasi dalam sistem
remunerasi atau jenjang karier

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikaji dalam makalah ini adalah:
1.apa yang dimaksud dengan etika bisnis dalam lingkungan perusahaan
2.mengenai prinsip- prinsip yang ada didalam etika bisnis dalam lingkungan perusahaan
3.pelanggaran yang dilakukan oleh PT yang tidak sesuai dengan etika bisnis dalam
lingkungan perusahaan.

C. Tujuan pembahasan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pembahasan masalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan lebih mengembangkan prinsip-prinsip etika bisnis dalam
lingkungan perusahaan.
2. Untuk mengetahui perusahaan yang melanggar etika bisnis tetapi di biarkan sehingga
apa yang di harapkan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang di terapkan dalam etika bisnis
lingkungan perusahaan.
3. Mengetahui beberapa contoh kasus pelanggaran etika bisnis dalam lingkungan
perusahaan.
4. Mengetahui langkah-langkah dalam menciptakan etika bisnis dalam lingkungan
perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. pengertian umum tentang etika bisnis

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam
suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni
bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat
menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi
moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

B. pengertian etika bisnis menurut jenis jenisnya

Istilah etika memiliki beragam makna berbeda. Ada yang menyebutkan bahwa
etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil penelaahan itu
sendiri. Pendapat lain menyebutkan bahwa etika adalah kajian moralitas. Sedangkan
moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan
salah, atau baik dan jahat.
Meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama persis dengan moralitas. Etika
merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan standar yang
benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan dengan demikian etika mencoba
mencapai kesimpulan tentang moral yang benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat
Etika bisnis merupakan etika terapan. Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita
tentang apa yang baik dan benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan
usaha yang kita sebut bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana
standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern
untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-
orang yang ada didalam organisasi.
Banyak yang keberatan dengan penerapan standar moral dalam aktivitas bisnis. Beberapa
orang berpendapat bahwa orang yang terlibat dalam bisnis hendaknya berfokus pada
pencarian keuntungan financial bisnis mereka dan tidak membuang-buang energy mereka
atau sumber daya perusahaan untuk melakukan pekerjaan baik.
Etika seharusnya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika mengatur semua
aktifitas manusia yang disengaja, dan karena bisnis aktivitas manusia yang disengaja, etika
juga hendaknya berperan dalam bisnis. Argument lain berpandangan bahwa, aktivitas bisnis,
seperti juga aktivitas manusia lainnya, tidak dapat eksist kecuali orang yang terlibat dalam
bisnis dan komunitas sekitarnya taat terhadap standar minimal etika. Bisnis merupakan
aktifitas kooperatif yang eksistensinya mensyaratkan prilaku eksis.
Dalam masyarakat tanpa etika, seperti ditulis filsuf Hobbes, ketidakpercayaan dan
kepentingan diri yang tidak terbatas akan menciptakan “perang antar manusia terhadap
manusia lain”, dan dalam situasi seperti itu hidup akan menjadi “kotor, brutal, dan dangkal”.
Karenanya dalam masyarakat seperti itu, tidak mungkin dapat melakukan aktivitas bisnis, dan
bisnis akan hancur. Karena bisnis tidak dapat bertahan hidup tanpa etika, maka kepentingan
bisnis yang paling utama adalah mempromosikan prilaku etika kepada anggotanya dan juga
masyarakat luas.
Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika konsisten dengan
tujuan bisnis, khususnya dalam mencari keuntungan. Contoh merck dikenal karena budaya
etisnya yang sudah lama berlangsung, namun ia tetap merupakan perusahaan yang secara
spektakuler mendapatkan paling banyak keuntungan sepanjang masa.
Sebagian besar orang akan menilai perilaku etis dengan menghukum siapa saja yang mereka
persepsi berprilaku tidak etis, dan menghargai siapa saja yang mereka persepsi berprilaku
etis. Pelanggan akan melawan perusahaan jika mereka mempersepsi ketidakadilan yang
dilakukan perusahaan dalam bisnis lainnya, dan mengurangi minat mereka untuk membeli
produknya. Karyawan yang merasakan ketidakadilan, akan menunjukkan absentisme lebih
tinggi, produktivitas lebih rendah, dan tuntutan upah yang tinggi. Sebaliknya, ketika
karyawan percaya bahwa organisasi adil, akan senang mengikuti manajer. Melakukan apapun
yang dikatakan manajer, dan memandang keputusan manajer sah. Ringkasnya, etika
merupakan komponen kunci manajemen yang efektif. Dengan demikian, ada sejumlah
argument yang kuat, yang mendukung pandangan bahwa etika hendaknya diterapkan dalam
bisnis.
Jenis etika Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik
dan buruknya perilaku manusia, yaitu:
1. Etika deskriptif
Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusahan meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai suatu yang
bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan
tentang perilaku/sikap yang akan diambil
2. Etika normatif
Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal
yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
normative memberikan penilaian sekaligus member norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan Secara umum,

Etika dapat dibagi menjadi:


1. Etika Umum berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi
manusia untuk bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-
teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya
2. Etika Khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam
bidangkehidupan yang khusus.

Etika khusus dibagi menjadi 3, yaitu


1. Etika Individual lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sen
2. Etika Sosial berbicara mengenai hak dan kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia
sebagai makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesamanya
3. Etika Lingkungan Hidup, menjelaskan hubungan antara manusia dengan lingkungan
sekitarnya dan juga hubungan antar manusia yang satu dengan manusia yang lainnya yang
secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada lingkungan hidup secara
keseluruhan.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Secara sederhana yang dimaksut dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,
industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis
secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantung pada
kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis mengatur tentang
kebiasaan dan perilaku bisnis yang jujur dan berintegritas sedangkan lingkungan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku
individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis.

B. Prinsip-prinsip etika bisnis dalam lingkungan perusahaan

Secara umum etika bisnis merupakan acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, etika bisnis memiliki prinsip-
prinsip umum yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan
bisnis yang dimaksud. Adapun prinsip prinsip etika bisnis tersebut sebagai berikut
Prinsip etika bisnis menurut sonny keraf (1998) dalam sukirno agus dan I cekik ardana
(2009: 127-128) mengatakan bahwa setidaknya ada lima prinsip yang dijadikan titik tolak
pedoman perilaku dalam menjalankan praktik bisnis, yaitu:
1. Prinsip Kejujuran
Prinsip Kejujuran dalam Etika Bisnis
Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam
mendukung keberhasilan kinerja perusahaan.
2. Prinsip Keadilan
Prinsip Keadilan dalam Etika Bisnis
Prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis adalah
keadilan bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung atau tidak langsung
terhadap keberhasilan bisnis
3. Hak dan Kewajiban
Setiap karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan memiliki kewajiban-kewajiban sebagai
berikut : kewajiban dalam mencari mitra (rekanan) bisnis yang cocok yang bisa diajak untuk
bekerjasama, saling menguntungkan diantara kedua belah pihak dalam pencapaian tujuan
yang telah disepakati bersama demi kemajuan perusahaan, menjunjung tinggi nilai-nilai
moral yang terwujud dalam perilaku dan sikap dari setiap karyawan terhadap mitra bisnisnya,
bila tujuan dalam perusahaan ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada setidaknya
karyawan-karyawan tersebut telah melaksanakan kegiatan bisnisnya dengan suatu tindakan
yang baik.

Teori Etika dan Lingkungan


Ada beberapa teori dalam etika dan lingkungan yaitu sebagai berikut:
a) Ekosentrisme
Merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya teori ini
sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan.
b) Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari
sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam
tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara
langsung atau tidak langung.
c) Biosentrisme
Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti
tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup
komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism).

4. Prinsip Etika dilingkungan Hidup

Keraf (2005 : 143-159) memberikan minimal ada sembilan prinsip dalam etika lingkungan
hidup :
a) Sikap hormat terhadap alam atau respect for nature alam mempunyai hak untuk dihormati,
tidak saja karena kehidupan manusia tergantung pada alam, tetapi terutama karena kenyataan
ontologis bahwa manusia adalah bagian integral dari alam.
b) Prinsip tanggung jawab atau moral responsibility for nature prinsip tanggung jawab bersama
ini, setiap orang dituntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab memelihara alam semesta
ini sebagai milik bersama dengan cara memiliki yang tinggi seakan milik pribadinya
c) Solidaritas kosmis atau cosmic solidarity solidaritas kosmis mendorong manusia untuk
menyelamatkan lingkungan, untuk menyelamatkan semua kehidupan di alam

d) Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam atau caring for nature
Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam merupakan prinsip moral, yang artinya
tanpa mengharapkan balasan
e) Prinsip tidak merugikan atau no harm merupakan prinsip tidak merugikan alam secara tidak
perlu,. tidak perlu melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk
hidup lainnya.

f) Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas,
cara hidup, dan bukan kekayaan, sarana, standart material.

g) Prinsip keadilan prinsip keadilan lebih diekankan pada bagaimana manusia harus berperilaku
satu terhadap yang lain dalam keterkaitan dengan alam semesta dan bagaimana sistem sosial
harus diatur.

h) Prinsip demokrasi alam semesta sangat beraneka ragam. demokrasi memberi tempas yang
seluas – luasnya bagi perbedaan, keanekaragaman, dan pluralitaas. oleh karena itu orang yang
peduli terhadap lingkungan adalah orang yang demokratis.

i) Prinsip integritas moral prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan
perilaku terhormat serta memegang teguh prinsip – prinsip moral yang mengamankan
kepentingan publik.

Prinsip-prinsip etika bisnis di atas tidak hanya digunakan pada sebuah perusahaan atau
organisasi perdagangan, akan tetati dapat pula digunakan pada usaha yang dikelola pedagang
kaki lima, hal ini dikarenakan setiap bisnis yang dijalankan oleh pedagang kaki lima harus
didasarkan pada prinsip-prinsp tersebut agar tidak melanggar hak-hak konsumen.

C. Kode etik
Kode etik berkaitan dengan prinsip etika tertentu yang berlaku untuk suatu profesi,terhadap
empat prinsip di dalam etika profesi (keraf, 1998) yaitu:
1. Prinsip tanggung jawab
2. Prinsip keadilan
3. Prinsip otonomi
4. Prinsip integral moral

D. Etika dalam lingkungan internal dan lingkungan eksternal

1. Lingkungan Internal
a) Sikap hormat terhadap alam atau respect for nature alam mempunyai hak untuk dihormati,
tidak saja karena kehidupan manusia tergantung pada alam, tetapi terutama karena kenyataan
ontologis bahwa manusia adalah bagian integral dari alam.
b) Prinsip tanggung jawab atau moral responsibility for nature prinsip tanggung jawab bersama
ini, setiap orang dituntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab memelihara alam semesta
ini sebagai milik bersama dengan cara memiliki yang tinggi seakan milik pribadinya
c) Solidaritas kosmis atau cosmic solidarity solidaritas kosmis mendorong manusia untuk
menyelamatkan lingkungan, untuk menyelamatkan semua kehidupan di alam.
d) Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam atau caring for nature
Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam merupakan prinsip moral, yang artinya
tanpa mengharapkan balasan
e) Prinsip tidak merugikan atau no harm merupakan prinsip tidak merugikan alam secara tidak
perlu,. tidak perlu melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk
hidup lainnya.
f) Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas,
cara hidup, dan bukan kekayaan, sarana, standart material.
g) Prinsip keadilan prinsip keadilan lebih diekankan pada bagaimana manusia harus berperilaku
satu terhadap yang lain dalam keterkaitan dengan alam semesta dan bagaimana sistem sosial
harus diatur.
h) Prinsip demokrasi alam semesta sangat beraneka ragam. demokrasi memberi tempas yang
seluas – luasnya bagi perbedaan, keanekaragaman, dan pluralitaas. oleh karena itu orang yang
peduli terhadap lingkungan adalah orang yang demokratis.
i) Prinsip integritas moral prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan
perilaku terhormat serta memegang teguh prinsip – prinsip moral yang mengamankan
kepentingan publik.
2. lingkungan eksternal
lingkungan eksternal adalah semua faktor atau pihak ? pihak atau fariabel
dinamis yang berada di luar bisnis atau perusahaan. Sedara makro sebenarnya
banyak fariabel yangterkait dengan lingkungan eksternal perusahaan. maka praktis
perusahaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat ini, dan
merupakan sub system masyarakat yang sudah tentu dituntut untuk berperilaku
harmoni dengan semua unsur di dalam masyarakat.
Unsur-unsur tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa unsur :
a) Unsur Hukum yang berlaku di masyarakat
b) Unsur Budaya atau Kultur di masyarakat
c) Unsur Agama atau Kepercayaan
d) Unsur Politik Pemerintahan
e) Unsur Ekonomi Umum
f) Unsur Sosial atau Masyarakat
g) Unsur Geografik
h) Unsur Pendidikan.
E. CONTOH KASUS PERUSAHAAN
1. Kasus Iklan Nissan March Masuk Pengadilan
Konsumen merasa dikelabui iklan. Pengacara produsen anggap iklan sebagai cara
menggoda orang untuk membeli produk.
Iklan sebuah produk adalah bahasa pemasaran agar barang yang diperdagangkan laku.
Namun, bahasa iklan tidak selalu seindah kenyataan. Konsumen acapkali merasa tertipu
iklan. Ludmilla Arief termasuk konsumen yang merasa dikelabui saat membeli kendaraan
roda empat merek Nissan March. Jargon ‘city car’ dan ‘irit’ telah menarik minat perempuan
berjilbab ini untuk membeli. Maret tahun lalu, Milla– begitu Ludmilla Arief biasa disapa—
membeli Nissan March di showroom Nissan Warung Buncit, Jakarta Selatan
Sebulan menggunakan moda transportasi itu, Milla merasakan keganjilan. Ia merasa jargon
‘irit’ dalam iklan tak sesuai kenyataan, malah sebaliknya boros bahan bakar. Penasaran, Milla
mencoba menelusuri kebenaran janji ‘irit’ tersebut. Dengan menghitung jarak tempuh
kendaraan dan konsumsi bensin, dia meyakini kendaraan yang digunakannya boros bensin.
“Sampai sekarang saya ingin membuktikan kata-kata city car dan irit dari mobil itu,” ujarnya
ditemui wartawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (10/4).
Setelah satu bulan pemakaian, Milla menemukan kenyataan butuh satu liter bensin untuk
pemakaian mobil pada jarak 7,9 hingga 8,2 kilometer (km). Rute yang sering dilalui Milla
adalah Buncit–Kuningan-Buncit. Semuanya di Jakarta Selatan. Hasil deteksi mandiri itu
ditunjukkan ke Nissan cabang Warung Buncit dan Nissan cabang Halim.
Berdasarkan iklan yang dipampang di media online detik dan Kompas, Nissan March
mengkonsumsi satu liter bensin untuk jarak bensin 21,8 km. Informasi serupa terdapat di
brosur Nissan March. Karena itulah Milla berkeyakinan membeli satu unit untuk dipakai
sehari-hari. “Di iklan itu ditulis berdasarkan hasil tes majalah Autobild edisi 197 tanpa
mencantumkan rute kombinasi,” imbuhnya.
Pihak Nissan melakukan tiga kali pengujian setelah pemberitahuan Milla. Milla hanya ikut
dua kali proses pengujian. Lantaran tak mendapatkan hasil, Milla meminta dilakukan tes
langsung di jalan dengan mengikutsertakan saksi. “Saya berharap diadakan road test dengan
ada saksi,” kata karyawati swasta itu.
Kasus ini akhirnya masuk ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Jakarta. Milla
meminta tanggung jawab PT Nissan Motor Indonsia (NMI). Perjuangannya berhasil. Putusan
BPSK 16 Februari lalu memenangkan Milla. BPSK menyatakan NMI melanggar Pasal 9 ayat
(1) huruf k dan Pasal 10 huruf c Undang-Undang Perlindungan Konsumen. NMI diminta
membatalkan transaksi, dan karenanya mengembalikan uang pembelian Rp150 juta.
Tak terima putusan BPSK, NMI mengajukan keberatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Sidang lanjutan pada 12 April ini sudah memasuki tahap kesimpulan. Dalam permohonan
keberatannya, NMI meminta majelis hakim membatalkan putusan BPSK Jakarta.
Sebaliknya, kuasa hukum Milla, David ML Tobing, berharap majelis hakim menolak
keberatan NMI. Ia meminta majelis menguatkan putusan BPSK. Dikatakan David, kliennya
kecewa pada iklan produsen yang tak sesuai kenyataan.“Tidak ada kepastian angka di setiap
iklan Nissan March dan tidak ada kondisi syarat tertentu. Lalu kenapa tiba-tiba iklan itu ke
depannya berubah dengan menuliskan syarat rute kombinasi dan eco-driving. Ini berarti ada
unsur manipulasi,” ujarnya usai persidangan.
Kuasa hukum NMI, Hinca Pandjaitan, menepis tudingan David. Menurut Hinca, tidak ada
kesalahan dalam iklan produk Nissan March. Iklan dimaksud sudah sesuai prosedur, dan
tidak membohongi konsumen. “Iklan Nissan jujur, ada datanya dan rujukannya. Kalau ada
perubahan iklan, itu mungkin asumsi merek. Namanya iklan. Itu kan cara menggoda orang,”
pungkasnya.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika bisnis memilki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan
yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan
nilai (value-creation) yang tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk untuk
mencapai itu semua. Dan biasanya di mulai dari perencanaan strategis,organisasi yang
baik,sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahan yang handal serta
etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Jangan menganggap remeh suatu etika bisnis itu karena etika tersebut sangat penting bagi
kemajuan perusahaan itu sendiri. Tanpa adanya suatu etika dalam bisnis mungkin perusahaan
akan tidak akan bertahan lama karena akan menghancurkan nama baik perusahaan itu sendiri.
Oleh karena itu wajib bagi semua perusahaan untuk menerapkan suatu etika bisnis dalam
perusahaannya.

B. Saran
Pelanggaran prinsip etika bisnis yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan terkait prinsip-
prinsip etika bisnis yaitu prinsip kejujuran,keadilan,kewajiban dan prinsip teori etika dan
lingkungan hidup.

Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh dilakukan, asal
tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Disini perusahaan seharusnya
lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan produknya karena dengan
meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan perusahaan maka perusahaan itu
sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena kepercayaan / loyalitas
konsumen terhadap produk itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Rismawaty.2008. Kepribadian dan Etika Profesi.Yogyakarta:Penerbit Aditya Media


Umam, Helmi 2002. Etika, Etiket, dan Moral. Surabaya :Institut AgamaIslamNegeri
http//megapitrian06.blogspot.com/2013contoh-perusahaan-yang-melanggar-etika.html
http://dakwahkampus.com/pemikiran /ekonomi.hmtl

Anda mungkin juga menyukai