Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lipid

1. Definisi Lipid/Lemak

Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam

air tetapi larut dalam pelarut organik. Lemak disebut juga lipid adalah suatu

zat yang kaya energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk

proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari

dua sumber yaitu makanan dan hasil produksi organ hati yang bisa disimpan

dan sel-sel lemak sebagai cadangan energi (Madja, 2008).

2. Fungsi Lipid

Lipid berfungsi untuk cadangan energi, bantalan organ-organ tubuh

yang lain, memberikan fiksasi organ tubuh seperti biji mata dan ginjal, isolasi

sehingga panas dalam tubuh tidak akan keluar, mempertahankan tubuh dari

gangguan luar seperti pukulan atau bahan-bahan berbahaya seperti zat kimia

yang dapat merusak jaringan otot dan dapat membentuk garis-garis dalam

tubuh yang tidak baik. ( Sunarya, 2008)

3. Pembagian Lipid dalam Darah

a. Trigliserida

Trigliserida merupakan penyimpan lipid yang utama di dalam

jaringan adipase. Bentuk lipid ini akan terlepas setelah menjadi hidrolisis

oleh enzim lipase yang sensitif hormon menjadi asam lemak bebas dan

gliserol. Asam lemak akan terikat pada albumin serum dan untuk
pengangkut ke jaringan, tempat asam lemak tersebut dipakai sebagai

sumber bahan bakar yang penting (Mayer, 2008).

b. Kolesterol

Yaitu komponen lipid yang terdapat pada pembuluh darah yang

mempunyai sifat tidak larut dan berbentuk lilin (Murtiningsih, 2015).

c. Fosfolipid

Fosfolipid dalam darah berasal dari hati dan usus dalam jumlah

yang lebih sedikit, sintesis di berbagai jaringan. Fosfolipid dalam darah

dapat ikut serta dalam metabolisme sel dan juga koagulasi darah ( Wadi,

2011).

d. Asam Lemak

Lemak yang terdapat di dalam makanan terdiri dari beberapa jenis

lemak, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Lemak jenuh

cenderung meningkatkan kadar kolestrol dalam trigliserida yang

merupakan komponen lemak di dalam darah yang berbahaya pada

kesehatan. Menahan makanan yang mengandung lemak jenuh adalah

lemak hewan, lemak susu, keju, mentega, krim, santan dan minyak kelapa.

Lemak tidak jenuh terdiri dari lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak

jenuh ganda yang dapat mengurangi kadar trigliserida darah dan kolestrol

(Suryana , 2013).

B. Trigliserida

1. Pengertian Trigliserida
Trigliserida adalah suatu jenis lemak yang terdapat di dalam dan

berbagai organ di dalam tubuh, dari sudut kimia trigliserida merupakan

substansi dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak (Murtiningsih,

2015). Trigliserida merupakan fraksi lemak dalam darah yang dibentuk di

hati yang berasal dari makanan, kelebihan kalori akan disimpan menjadi

trigliserida yang disimpan di bawah kulit, cadangan sumber energi.

(Dalimartha S, 2008). Untuk melihat struktur trigliserida dapat dilihat

digambar 2.1.

Gambar 2.1 Struktur Trigliserida

2. Sumber Trigliserida

Makanan yang memicu terjadinya trigliserida, lemak trans dan lemak

jenuh tinggi seperti keju, daging, jeroan, makanan tinggi karbohidrat,

minuman manis, santan dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah

(Ayu,2011).

3. Transport Trigliserida
Trigliserida dalam darah ditransportasikan melalui dua jalur yaitu jalur

eksogen dan jalur endogen. Pada jalur eksogen, trigliserida dalam usus

dikirim dalam chilomikron. Trigliserida dalam chilomikron tadi akan

mengalami penguraian lanjutan yang dilakukan oleh enzim lipoprotein

lipase sehingga akhirnya akan terbentuk asam lemak bebas dan chilomikron.

Asam lemak bebas yang dihasilkan akan bergerak menembus jaringan otot

dan jaringan di bawah kulit, kemudian akan diubah menjadi trigliserida.

Pada jalur endogen trigliserida ditransportasikan dalam bentuk lipoprotein

yang bernama Very Low Density Lipo protein (VLDL), trigliserida di luar

hati dan berada dalam jaringan akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein

lipase. Sisa hidrolisis kemudian di metabolisme oleh hati menjadi kolesterol

Low Density Lipoprotein (LDL) (Graha, 2010).

4. Metabolisme Trigliserida

Sebagian besar sintesa trigliserida dalam hati tetapi ada juga orang

disintesa dalam jaringan adiposa, trigliserida yang ada dalam hati kemudian

ditransport oleh lipoprotein ke jaringan adiposa, di mana trigliserida juga

disimpan sebagai energi. (Guyton, 2008).

Sintesis triasilgliserol berlasung didalam retikulum endoplasma (RE ;

endoplasmic reticulum (ER)). Di dalam hati dan jaringan adiposa, asam

lemak dalam sitosol menyusup kedalam membran retikulum endoplasma.

Asil – Co A sintesa yang terikat kuat pada membran mengaktifasi dua asam

lemak, dan asil – Co A transferase mengesterifikasi asam lemak tersebut

dengan gliserol 3- fosfat, untuk membentuk asam fosfotidat. Asam


fosfotidat fosfatase melepaskan fosfat, dan di dalam membran, 1,2–

diasilgliserol diesterifikasi dengan molekul asam lemak yang ketiga Dalam

usus, sintesis gliserol juga terjadi di dalam membran retikulum endoplasma,

tetapi asam lemak diesterifikasi dengan 2-monoasil gliserol (Ku chol, 2002).

5. Pemeriksaan Kadar trigliserida

Sebelum pemeriksaan pasien diminta untuk puasa semalam selama

8-10 jam. Penetapan kadar trigliserida dilakukan secara enzimetik.

Trigliserida dihidrolisa menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh lipase,

dengan metode GPO-PAP. Trigliserida juga ditentukan dengan pengukuran

secara langsung terhadap gliserolpada suatu ekstrak fosfolipid dengan

saponifikasi, gliserol bebas dioksidasi dengan natrium etaperiodate menjadi

formaldehyde.Selanjutnya direaksikan dengan asam kromatopat dan

membentuk warna yang dapat diukur dengan photometer. Ketepatan dari

metode ini kurang lebih 14 % (Spicher, 1994}.

Metode : GPO-PAP

Tes enzimatik kolorimetik untuk trigliserida dengan Lipid Clearing faktor (

LCF)

Prinsip : Trigliserida diukur secarahidrolisa enzimatik dengan lipase.

Indikator quinoneimine dibentuk dari hidrogen peroksida, 4-

aminoantipyrine dan 4-chlrophenol dibawah pengaruh katalisa peroksida.

Reaksi : Trigliserida lipase gliserol + asam lemak

Gliserol + ATP GK gliserol-3-pospat + ADP

Gliserol-3-phospat GPO dihidroksiaseton + H2O2


H2O2 + 4-aminoantipyrine POD quinoneimine + HCL+ H2O2

Keterangan : GK = gliserol kinase

GPO = gliserol3—pospat oksidase

POD = peroksidase

(E. Spicher, 1994)

Nilai normal : < 150 mg/dl

6. Efek Hipertrigliseridemia

Jika kita mengkonsumsi lebih banyak kalori dari yang dibutuhkan

dengan makan yang berlebihan, maka dapat menyebabkan trigliserida yang

tinggi yang dikenal dengan istilah hipertrigliseridemia (Corwin, 2001).

Hipertrigliseridemia adalah suatu keadaan ditandai dengan peningkatan

kadar trigliserida > 150 mg/dl ( Miller, 2009).

Penderita hipertrigliseridemia memiliki resiko lebih besar terkena

arterosklerosis. Trigliserida yang tinggi juga sering merupakan tanda dari

penyakit lain seperti hipertensi, pangkreatitis, hipotiroidisme, penyakit hati,

diabetes yang tidak terkontrol, penyakit ginjal (Corwin 2001).

C. HIPERTENSI

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu peningkatan dalam darah yang terdapat di

dalam arteri yaitu tekanan sistolik yang mencapai angka 140 mmHg atau

lebih, dan tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih. Tekanan yang

tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,


gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan pada ginjal. (Rentiwidya,

2015)

2. Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita.

Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur

tekanan darah secara teratur.

Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter mercury (mm Hg) dan

digambarkan sebagai dua angka tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik.

Jika pengukuran tensi 120/80 mmHg, artinya sistolik 120 dan diastolik

adalah 80. Pengukuran didasarkan pada seberapa besar tekanan dalam arteri

yang menyebabkan kolom air raksa pada alat pengukur tekanan darah.

Klasifikasi tekanan darah menurut WHO, batasan-batasan nilai

sistolik dan diastolik sebagai berikut:

a. Normal: nilai sistolik <120 mmHg dan diastolik <80 mmHg

b. Prahipertensi : nilai sistolik 120-139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg

c. Hipertensi : nilai sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg

d. Hipertensi stadium 1 : sistolik 141-159 mmHg dan diastolik 91-99

mmHg

e. Hipertensi stadium 2 ; sistolik 160-180 mmHg dan diastolik 100-110

mmHg (Indriyani ,2009).

3. Penyebab Hipertensi

Sampai saat ini penyebab hipertensi secara pasti belum diketahui lebih

jelas. Dengan kata lain, hampir 90% penderita hipertensi tidak diketahui
penyebabnya secara pasti. Namun, para ahli telah mengungkapkan bahwa

paling tidak ada dua faktor yang memudahkan seseorang terkena hipertensi,

yakni faktor yang tidak dapat dikontrol dan yang dapat dikontrol.

a. Faktor yang tidak dapat dikontrol

1) Keturunan

Jika seseorangan mempunyai orang tua yang salah satu menderita

hipertensi maka orang tersebut mempunyai risiko lebih besar untuk

terkena hipertensi daripada orang yang kedua orang tuanya normal

(tidak menderita hipertensi). Namun demikian, bukan berarti bahwa

semua yang mempunyai keturunan hipertensi pasti akan menderita

hipertensi. Oleh karena itu, jika mempunyai keturunan hipertensi

sebaiknya periksakan tekanan darah secara teratur. Dengan

demikian, tindakan pencegahan dapat segera dilakukan.

2) Jenis Kelamin

Pria pada umumnya lebih mudah terserang hipertensi dibandingkan

dengan wanita. Hal ini mungkin disebabkan kaum pria lebih banyak

mempunyai faktor yang mendorong terjadinya hipertensi seperti

stres, kelelahan, dan makan tidak terkontrol. Biasanya, wanita akan

mengalami peningkatan risiko terkena hipertensi setelah masa

menopause (sekitar 45 tahun).

3) Umur
Pada umumnya, hipertensi pada pria terjadi di atas usia 31 tahun,

sedangkan pada wanita terjadi setelah umur 45 tahun (setelah masa

menopause).

b. Faktor yang dapat dikontrol

1) Kegemukan

Wanita yang sangat gemuk pada usia 30 tahun mempunyai resiko

terserang hipertensi 7 kali lipat dibandingkan wanita langsing pada

usia yang sama. Selain itu, dikatakan bahwa lebih dari 50%

hipertensi, baik pada pria maupun wanita, berhubungan dengan

kegemukan.

2) Kurang Olah Raga

Orang yang kurang aktif melakukan olahraga pada umumnya

cenderung mengalami kegemukan. Telah di singgung di atas

bahwa kegemukan akan menaikkan tekanan darah. Efek positif lain

dari olahraga, selain dapat menurunkan berat badan, juga dapat

menghilangkan stress. Menurut para ahli, stres merupakan salah

satu faktor yang menunjang terjadinya hipertensi.

3) Merokok dan Konsumsi Alkohol

Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan

kesehatan. Selain dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam

pembuluh darah, nikotin juga dapat menyebabkan pengapuran

pada dinding pembuluh darah. Mengkonsumsi alkohol juga

membahayakan kesehatan karena dapat meningkatkan sintesis


katekholamin. Adanya katekholamin dalam jumlah besar akan

memicu kenaikan tekanan darah.

4) Konsumsi garam berlebih

Banyak orang mengatakan bahwa mereka tidak mengkonsumsi

garam, tetapi masih menderita hipertensi. Selama ini, banyak orang

mengartikan konsumsi garam adalah garam meja atau garam yang

sengaja ditambahkan dalam makanan saja. Pendapat ini sebenarnya

kurang tepat karena hampir semua makanan mengandung garam,

tetapi jumlahnya berbeda satu sama lain. Diperkirakan ¼ sampai

1/3 dari garam yang kita makan terdapat secara alamiah pada

makanan itu sendiri. Ada sekitar 1/2nya berasal dari tambahan

garam [sodium] yang sengaja ditambahkan. Misalnya, pada bahan

makanan yang dikalengkan, roti, daging, ikan yang diawetkan, dan

sayur yang diasinkan (seperti acar maupun asinan).

Kebiasaan makan yang tinggi protein dan lemak seperti

yang terjadi pada budaya makan ala barat dapat menimbulkan

damfak negatif, seperti kegemukan, hipertensi, dan

hiperkolesterolemia. Pada penderita hipertensi, hiperlipedemia

merupakan faktor penyebab penyakit jantung koroner .

Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

a. Hipertensi esensial/primer, yaitu hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya, dan ada kemungkinan karena faktor

keturunan tau genetik (90%).


b. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang merupakan akibat

dari adanya penyakit lain. Faktor ini biasanya juga erat

hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang

baik. Penyebab terjadinya hipertensi sekunder adalah penyakit

ginjal, kelainan hormonal, obat-obatan (pil KB), dan lain-lain

( Indriyani,2009 ).

4. Gejala Hipertensi

Gejala-gejalanya meliputi mimisan, pusing, mudah marah dan telinga

berdenging. Gejala lain dari terserangnya hipertensi yaitu mata penglihatan

kabur, hal ini dapat terjadi karena kerusakan pada ginjal, otak, mata dan jantung.

Penderita hipertensi berat dapat meningkatkan penurunan kesadaran bahkan

koma karena terjadi pembengkakan otak (Hardi Sunanto, 2009).

D. Landasan Teori

Kadar lemak dalam darah terutama trigliserida meningkat dalam waktu

yang lama akan menyebabkan penumpukan trigliserida dalam darah. Gangguan

kesehatan yang terjadi akibat trigliserida yang tinggi pada tubuh yaitu jenis

gangguan yang merupakan hasil dari gabungan penyakit komplikasi seperti

hipertensi, diabetes melitus, kegemukan dan jantung. Kadar trigliserida yang

tinggi bisa berakibat pada terjadinya pengerasan arteri. Dan arteri yang mengeras

sangat beresiko pada arterosklerosis yang mengakibatkan stroke atau penyakit

jantung (Indriyani , 2009).

Anda mungkin juga menyukai