IIN PUSPITA
BOB0151704
SAKURA
D III KEBIDANAN
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar berada
di sisi dalam
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel
epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk
menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut
kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan
bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini
kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa. Bila simpanan lemak
dalam jaringan berlebihan dapat menyebabkan obesitas.
3) Gejala Hyperlipidemia
- Tanpa gejala, ini biasanya terjadi pada saat-saat awal terjadinya hiperlipidemia.
- Nyeri abdomen berat.
- Pankreatitis.
- Xanthomas eruptif.
- Polineuropati perifer.
- Hipertensi.
- Indeks massa tubuh (BMI>30 KG/M2).
a) Pencegahan
- Hindari stress.
- Hindari makanan yang mengandung kadar kolesterol yang tinggi.
- Berolahraga dengan teratur.
b) Cara Mengatasi Hyperlipidemia
- Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan.
- Berhenti merokok.
- Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanan.
- Menambah porsi olahraga.
- Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan).
- Jika kadar lemak darah sangat tinggi, maka perlu dicari penyebab yang
spesifik dengan melakukan pemeriksaan darah khusus sehingga bisa
diberikan pengobatan yang khusus.
c) Pengobatan
- Niasin (Asam Nikotianat)
- Fibrat-klofibrat dan gemfibrozil
- Kolestiramin dan kolestipol
- Probukol
c. Defisiensi Lemak
1) Pengertian
Terjadi pada kelaparan (starvation), gangguan penyerapan ( malabsorption),
pada keadaan ini tubuh terpaksa mengambil kalori dari simpanan karena intake
yang kurang, yang dimobilsasi selain lemak juga karbohidrat, pada gizi buruk
yang keras akhirnya diambil protein dari jaringan lemak sehingga vakuol yang
ditempati oleh lemak menjadi keriput.,sel menjadi longgar dan diisi oleh
transudat., makin banyak lemak yang hilang makin banyak cairan interstitium.
Karena karbohidrat yang disimpan tidak banyak dibanding dengan
simpanan lemak, maka turunnya berat badan , merupakan cermin mobilisasi
lemak dari depot2nya, dan baru kemudian menyusul protein.
Dengan menghilangnya lemak maka alat tubuh mengecil.
Alat tubuh dibagi atas 3 golongan :
1.Alat tubuh yang kehilangan berat sejajar dengan turunnya berat badan (
pancreas, kelenjar parotis, dan submaxillaris).
2.Alat tubuh yang kehilangan berat lebih banyak dibandingkan dengan
turunnya berat badan (thymus, limpa dan hati).
3.Alat tubuh yanmg kehilangan berat hanya sedikit dari turunnya berat
badan (ginjal, ovarium, testis, thyroid, jantung dan otak.)
Di negara maju, asupan lemak dianjurkan kurang lebih 35% dari total
asupan kalori, sedangkan di negara berkembang asupan lemak jauh lebih sedikit
dari anjuran tersebut.] Lemak baik untuk dikonsumsi karena memiliki fungsi
menghasilkan energi (9 Kkal/gr), memberikan rasa gurih, membantu
pengangkutan vitamin A, D, E, K dan mengandung asam lemak esensial Akan
tetapi, pada usia lanjut pemilihan jenis lemak harus lebih bijaksana. Lemak
tidak jenuh, khususnya omega-3 dan omega-9 perlu mendapat perhatian.
2) Akibat Kekurangan dan Kelebihan Lemak
Makanan sumber lemak biasanya lebih mahal dari pada makanansumber
karbohidrat. Bandingkan misalnya, harga 1 kg beras dan harga 1kg minyak goreng. Karena itu
dikonsumsi lemak biasanya dipengaruhioleh tingkat penghasilan. Apabila penghasilan
bertambah, konsumsilemak meningkat, dan sebaliknya.
Kenyataan di Indonesia, masyarakat berpenghasilan rendahmengkonsumsi
lemak kurang dari 10% konsumsi energi. Golonganmasyarakat ini perlu
meningkatkan konsumsi lemak. Sebaliknya masyarakat berpenghasilan tinggi cenderung
mengkonsumsi lemak berlebihan sehingga harus mengurangi konsumsi lemak.
Akibat apa yang ditimbulkan oleh konsumsi rendah lemak? Kekurangan asam
lemak esensial (Omega -3 dan Omega -6) pada masa janin mengakibatkan
penurunan pada pertumbuhan otak. Pertumbuhanotak yang terganggu akan
mengakibatkan penurunan fungsi otak, yaitukemampuan kognitif rendah, yang
tidak dapat diperbaiki kemudian.
Kekurangan asam linoleat pada anak-anak dan orang dewasa mengakibatkan
kelainan pada kulit yaitu ekzema. Pada ekzema kulitmengalami inflamasi yaitu radang
disertai panas kering dan bersisik.Ekzema terjadi pada bayi yang mendapat
makanan Ekzema terjadi pada bayi yang mendapat makanan mengandung asam
linoleat kurang dari0,1% energi makanan. Pada orang dewasa ekzema terjadi
jika makanantidak mengandung lemak. Untuk memenuhi kecukupan asam lemak esensial,
susu formula bayi sekarang ditambah asam linolenat sehinggarasio asam
linoleat terhadap asam linolenat mendekati 5 : 1.
Akibat kekurangan asam lemak esensial pertama kali ditemukan pada anak-
anak yang mendapat makanan yang dapat dikatakan tanpa lemak. 400 bayi yang
diberi makanan yang mengandung asam linoleat dalam jumlah yang berbeda. Anak-
anak yang mendapat makanan dengan kandungan asam linoleat kurang dari 0,1%
energi makanan menunjukkan gejala kekurangan asam lemak esensial.
Akibat kekurangan asam lemak esensial pada orang dewasa diamati pada
seorang pria yang ususnya dibuang, disisakan sepanjang 60 cm.Kemudian dia mendapat
makanan tanpa lemak melalui vena saja. Setelah100 hari dia menderita radang kulit
bersisik.
Kekurangan lemak mengakibatkan perubahan pada komposisi asamlemak
di berbagai jaringan, terutama membran sel. Selain itu terjadi penurunan
efisiensi produksi energi di dalam sel.
Penyerapan vitamin larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, danK rendah
jka makanan sehari-hari mengandung sedikit lemak.Kandungan vitamin-
vitamin tersebut di dalam hidangan makanan rendahlemak mungkin juga
sedikit.
Akibat apa yang ditimbulkan oleh konsumsi berlebih lemak? Konsumsi
berlebih lemak akan mengakibatkan kegemukan karena kadar energi di dalam
lemak lebih dari 2 kali kadar energi di dalam karbohidrat.Rasa makanan
berlemak yang umumnya enak, cenderung mendorongkonsumsi berlebih.
Kegemukan berkaitan dengan timbulnya penyakitkronis seperti jantung dan
pembuluh darah dan diabetes melitus.
Peningkatan kadar kolesterol di dalam darah merupakan faktor resiko penyakit
jantung dan pembuluh darah dengan gejala awal tekanandarah tinggi (hipertensi) kebiasaan dan
pola makan berperan besar dalam pengendalian kadar kolesterol di dalam darah.
Upaya yang dapatdilakukan untuk mempertahankan kadar normal kolesterol di
dalamdarah meliputi mempertahankan berat badan normal,
tidak mengkonsumsi berlebih lemak dan lemak jenuh, mengatur
keseimbangankonsumsi asam lemak tak jenuh dan menguranggi konsumsi
makanan berkadar tinggi kolesterol.
Penelitian di Jepang menunjukkan, konsumsi berlebih asam lemak linoleat
dan perubahan pada keseimbangan asam lemak esensial yangdikonsumsi
mengakibatkan tubuh hiperaktif terhadap berbagai zat penyebab alergi.
Meningkatkan rasio asam lemak Omega -3 atau Omega-6 di dalam sel berperan
dalam alergi dan inflamasi akan menurunkanreaktifitas tubuh terhadap alergi
dan inflamasi.
Pengamatan pada hewan percobaan menunjukkan konsumsi berlebih lemak
jenuh maupun lemak tak jenuh, mendorong terjadinya pertumbuhan tumor.
Perlu diingat, faktor resiko kanker banyak sekali,makanan hanya salah satu di
antaranya. Perubahan dan pola makanatidak menjamin seseorang terhindar dari
kanker.Penelitian pada hewan menunjukkan, untuk menghindari penyakitkronis
seyogyanya konsumsi asam lemak Omega -6 dikurangi dankonsumsi asam
lemak Omega -3 ditingkatkan. Konsumsi asam linolenatsebanyak 8,4% energi
menunjukkan hasil terbaik.
3) Penyakit akibat dari defisiensi lemak
a. Marasmus
Marasmus sering sekali terjadi pada bayi di bawah 12 bulan. Terdapat
beberapa tanda khusus pada marasmus ialah kurangnya (bahkan tidak ada)
jaringan lemak di bawah kulit, Sehingga seperti bayi yang memakai pakaian
yang terlalu besar ukurannya. Selain itu terdapat pula beberapa tanda khusus
bayi terkena marasmus,diantaranya:
- Bayi akan merasa lapar dan cengeng.
- Wajahnya tampak menua (old man/monkey face).
- Atrofi jaringan, otot lemah terasa kendor/lembek ini dapat dilihat pada
paha dan pantatbayi yang seharusnya kuat dan kenyal dan tebal.
- Oedema (bengkak) tidak terjadi.
- Warna rambut tidak berubah.
Pada marasmus tingkat berat, terjadi retardasi pertumbuhan, berat
badan dibanding usianya sampai kurang 60% standar berat normal.
Sedikitnya jaringan adipose pada marasmus berat tidak menghalangi
homeostatis, oksidasi lemak tetap utuh namun menghabiskan cadangan
lemak tubuh. Keberadaan persediaan lemak dalam tubuh adalah faktor yang
menentukan apakah bayi marasmus dapat bertahan/survive (Cameron &
Hofvander 1983:19-21).
b. Kwashiorkor
Jika marasmus umumnya terjadi pada bayi dibawah 12 bulan,
kwashiorkor bisanya terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Pertumbuhannya
terhambat, jaringan otot lunak dan kendor. Namun jaringan lemak dibawah
kulit masih ada dibanding bayi marasmus. Istilah kwashiorkor sendiri
berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti "kekurangan kasih
sayang ibu". Beberapa tanda khusus dari kwashiorkor adalah:
- Selalu ada oedema (bengkak), terutama pada kaki dan tungkai bawah.
Sifatnya “pitting oedema”. Bayi tampak gemuk, muka membulat
(moon face), karena oedema. Cairan oedema sekitar 5-20% dari jumlah
berat badan yang diperhitungkan dari penurunan berat badan ketika
tidak oedema lagi (pada masa penyembuhan).
- Rambut berubah menjadi warna kemerahan atau abu-abu, menipis dan
mudah rontok, apabila rambut keriting menjadi lurus.
- Kulit tampak pucat dan biasanya disertai anemia.
- Terjadi dispigmentasi dikarenakan habisnya cadangan energi atau
protein. Pada kulit yang terdapat dispigmentasi akan tampak pucat.
Sering terjadi dermatitis (radang pada kulit). Kulit mudah luka karena
tidak adanya tryptophan dan nicotinamide, meskipun kekurangan zinc
bisa juga menjadi penyebab dermatitis. Pada kasus kwashiorkor tingkat
berat kulit akan mengeras seperti keripik terutama pada persendian
utama. Bibir retak-retak, lidah pun menjadi lunak dan gampang luka.
- Pada kwashiorkor, pengaruh terhadap sistem neurologi dijumpai
adanya tremor seperti Parkinson yang berpengaruh terhadap jaringan
(cabang) syaraf tunggal maupun syaraf kelompok pada otot. Seperti
otot mata sering terjadi terus berkedip, atau pada pita suara yang
menghasilkan suara getar serak/cengeng.
Perubahan mental juga terjadi misalnya bayi menjadi cengeng, apatis,
hilangnya nafsu makan dan sukar diberi makan/disulang. Gejala anemia
dan defisiensi mikronutrien juga sering dijumpai pada kasus ini.
c. Marasmic – Kwashiorkor
Anak/bayi yang menderita marasmic-kwashiorkor mempunyai gejala
(sindroma) gabungan kedua hal di atas. Seorang bayi yang menderita
marasmus lalu berlanjut menjadi kwashiorkor atau sebaliknya tergantung
dari makanan/gizinya dan sejauh mana cadangan energi dari lemak dan
protein akan berkurang/habis terpakai.
Apabila masukan energi kurang dan cadangan lemak terpakai, bayi/anak
akan jatuh menjadi marasmus. Sebaliknya bila cadangan protein dipakai
untuk energi, gejala kwashiorkor akan menyertai. Hal ini dapat terjadi pada
anak yang dietnya hanya mengandung karbohidrat saja seperti beras, jagung
atau singkong yang miskin akan protein. Gagalnya pertumbuhan
kemungkinan akan menyertai pada kasus KEP-marasmus, Kwashiorkor atau
keduanya.
Susunan Syaraf Pusat dan Kekurangan Energi Protein
Masukan energi dan protein yang tidak mencukupi kebutuhan bayi/anak,
akan berdampak terutama pada perkembangan susunan saraf. Hal ini dapat
terjadi sejak di dalam kandungan, lebih-lebih setelah lahir.
Menurut Beard (dalam Ziegler and Filler 1996: 615) kekurangan energi
dan protein biasanya disertai defisiensi zat gizi mikro yang sangat
berpengaruh terhadap sel-sel otak dan Susunan Saraf Pusat (SSP) atau
Central Nervous System (CNS) serta penurunan jumlah lemak otak (total
brain lipid), kolesterol, phospolipid dan ganglioside. (Yusuf, 1979 dan Sastri,
1985 dalam Ziegler and Filler 1996: 615).
Dampak dari KEP terhadap SSP/CNS sangat terasa terutama pada awal
pertumbuhan. Terjadinya disfungsi dari neuromuscular adalah tanda dari
marasmus dan kwashiorkor yang akan menyebabkan kerusakan motor
neuron dan saraf sensor.
Pengaruh KEP yang terjadi pada masa 13 minggu kehamilan sampai
usia 1 atau 2 tahun akan berakibat terganggunya multiplikasi glial,
pertumbuhan syaraf neuron dan pembelahannya. Kegagalan pemberian
kalori dan protein untuk memenuhi kebutuhan pada masa yang pendek ini
akan membawa perubahan morfologis yang berarti. (Chopra dan Arun, 1992
dalam Ziegler and Filler 1996: 615).
4) Solusi Akibat Dari Defisiensi Lemak
Agar konsumsi lemak dapat bermanfaat positif bagi tubuh manusia perlu
strategi yang tepat pada pemilihan jenis lemak. Pedoman umum agar makanan
yang dikonsumsi mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, adalah
dengan mempertimbangkan kecukupan, keseimbangan, dan keberagaman zat
masing-masing individu. Dapat dengan meningkatkan jumlah vitamin D serta
lemak dibutuhkan untuk tubuh menyerap itu, juga ditemukan pada ikan
salmon, sarden, dan minyak ikan cod.
5) Pencegahan
Pencegahan hendaknya meliputi seluruh faktor secara simultan dan
konsisten, dapat segera dilaksanakan beberapa tindakan untuk mengatasi
keadaan :
Mengendalikan penyakit-penyakit infeksi, khususnya diare:
- Sanitasi : personal, lingkungan terutama makanan dan peralatannya
- Pendidikan : Dasar, Kesehatan dan Gizi.
- Program Imunisasi.
- Pencegahan penyakit yang erat dengan lingkungan, seperti TBC, nyamuk
(malaria, DHF), parasit (cacing).
Memperkecil dampak penyakit-penyakit infeksi terutama diare di wilayah
yang sanitasi lingkungannya belum baik. Diarhea merupakan penyakit
endemo-epidemik yang menjadi salah satu penyebab bagi malnutrisi.
Dehidrasi awal dan re-feeding secepat mungkin merupakan pencegahan
untuk menghindari bayi malnutrisi/KEP.
Deteksi dini dan manajemen KEP awal/ringan:
- Memonitor tumbuh kembang dan status gizi Balita secara kontinyu,
misalnya dengan tolok ukur KMS.
- Perhatian khusus untuk faktor “risiko tinggi” yang akan berpengaruh
kelangsungan status gizi (antara lain: kemiskinan, ketidak tahuan, adanya
penyakit infeksi).
Memelihara status gizi anak
- Dimulai sejak dalam kandungan, ibu hamil dengan gizi yang baik
diharapkan akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula.
- Setelah lahir segera diberi ASI eksklusif sampai usia 4 atau 6 bulan.
- Pemberian makanan pendamping ASI (weaning food) bergizi, mulai usia
4 atau 6 bulan secara bertahap sampai anak dapat menerima menu lengkap
keluarga.
- Memperpanjang masa menyusui (prolong lactation) selama ibu dan bayi
menghendaki.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat -zat
yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya. Kelainan
metabolisme seringkali disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan
hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu proses
metabolism.
3.2 Saran
Makanan yang dimakan manusia disamping menghasilkan energi atau tenaga,
juga mengandung senyawa-senyawa untuk pertumbuhan dalam menjalankan
fungsi-fungsi kehidupan. Agar dapat memenuhinya makanan harus mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin,mineral dan air.
Makanan sebagai sumber energi tubuh, lemaklah yang menghasilkan
energi besar, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori sedangkan pada
karbohidratdan protein menghasilkan 4 kalori.
DAFTAR PUSTAKA