Anda di halaman 1dari 11

Dampak Klinik Sanitasi Terhadap Pengetahuan, Perilaku dan Sikap Pada Pasien Diare

Wilayah Kerja Puskesmas M Kota K

Wenna Valentine Puspitasari, Yessi Kartika Hapsari, Indira Selly Etikowati, R.


Kamilahsari S, Muhammad Yusuf Effendi, Fatimah Binti Usman, Ilma Hanifah
Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Bendungan Sutami 188 A Malang, 65145
valentinewenna@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Akses fasilitas sanitasi yang kurang baik akan meningkatkan resiko
kontaminasi, penyakit diare menjadi perhatian utama. Salah satu upaya untuk menurunkan
kejadian penyakit ini dengan mengubah perilaku dan memperbaiki lingkungan melalui klinik
sanitasi.
Tujuan: Mengetahui dampak klinik sanitasi di puskesmas M terhadap pengetahuan, sikap
dan perilaku pada pasien diare
Metode: Penelitian ini menggunakanQuasi-Experimental dengan pretest posttest with
control group design dengan pengambilan sampel purposive sampling jumlah 296
sampelbulan Februari-Juli 2019. Data berasal dari kuesioner yang berisi pengetahuan,
sikap, perilaku, dan inspeksi lingkungan. Data dianalisis dengan uji normalitas Kolmogro-
Smirnov, uji bivariat dengan Uji Wilcoxon dan Uji Mann-Whitney. Uji bivariat untuk faktor
lingkungan dengan Uji Chi-Square dilanjutkan uji multivariat menggunakan Uji Regresi
Logistik.
Hasil penelitian: Uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil p=0,000. Hasil Wilcoxon pretest
dan posttest pada kelompok intervensi didapatkan hasil signifikan (p<0,05) Hasil Mann-
Whitney pada pengetahuan, sikap dan perilaku terdapat perbedaan signifikan antara
kelompok kontrol dan intervensi (p<0,05). Faktor lingkungan hasil Uji Chi-Square ada
hubungan signifikan antara faktor lingkungan dengan kejadian diare (p<0,05) dan hasil
Regresi Logistik didapatkan ada pengaruh antara faktor lingkungan dengan kejadian diare
yaitu SAB OR=2,966; p=0,000; CI=6.543;25.692, SJB OR=3,833; p=0,000; CI=1.908;7.700,
SPAL OR=4,640; p=0,000 ; CI=2.224;9.679, SPS OR=3,814; p=0,000; CI=1.882;7.729
Kesimpulan: Terdapat dampak kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas M terhadap
pengetahuan, sikap dan perilaku pada pasien diare. Peningkatan pengetahuan mengenai
diare akan meningkatkan sikap dan praktik diare. Oleh karena itu edukasi harus diperkuat
untuk membentuk dasar eradikasi penyakit yang baik dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat.
Kata kunci: Klinik sanitasi, pengetahuan, sikap, perilaku, faktor lingkungan diare

ABSTRACT

Background:Poor access to sanitation facilities increases the risk of contamination,


diarrheal disease is a major concern. One effort is to improve the incidence of this disease
by changing behavior and improving the environment through sanitation clinics.
Objective: To Knowing the impact of sanitation clinics in Puskesmas M on knowledge,
attitudes and behavior in diarrhea patients
Method:This study used a Quasi-Experimental study with pretest posttest with control group
design with purposive sampling of 296 samples in February-July 2019. The data came from
questionnaires containing knowledge, attitudes, behavior, and environmental inspection.
Data were analyzed with the Kolmogro-Smirnov normality test, bivariate test with Wilcoxon
Test and Mann-Whitney Test. Bivariate test for environmental factors with Chi-Square Test
followed by multivariate test using the Logistic Regression Test
Results:Kolmogorov-Smirnov test results obtained p = 0,000. Wilcoxon pretest and posttest
results in the intervention group obtained significant results (p <0.05) Mann-Whitney results
on knowledge, attitudes and behaviors there are significant differences between the control

1
and intervention groups (p <0.05). Environmental factors Chi-Square Test results there is a
significant relationship between environmental factors with the incidence of diarrhea (p
<0.05) and the results of Logistic Regression found that there is an influence between
environmental factors and the incidence of diarrhea, namely SAB OR = 2.966; p = 0,000; CI
= 6,543; 25,692, SJB OR = 3,833; p = 0,000; CI = 1,908; 7,700, SPAL OR = 4,640; p =
0,000; CI = 2,224; 9,679, SPS OR = 3,814; p = 0,000; CI = 1,882; 7,729
Conclusion: There is an impact of sanitation clinic activities in Puskesmas M on
knowledge, attitudes and behavior in diarrhea patients. Increased knowledge about diarrhea
will improve diarrhea attitudes and practices. Therefore education must be strengthened to
form the basis of disease eradication by raising public awareness.

Keywords: Sanitation clinic, knowledge, attitude, behavior, diarrhea environmental factors

PENDAHULUAN penurunan angka kejadian diare sebelum


dan sesudah pelaksanaan klinik sanitasi
Air, sanitasi dan kebersihan dikenal di dari jumlah 241 dan 242 pada tahun 2017,
antara yang paling mendasar untuk 2018 menjadi 91 kejadian diare pada
kebutuhan manusia, dan merupakan tahun 2019.
prasyarat untuk kesehatan dan Berdasarkan Permenkes No. 13/2015
perkembangan manusia (Sari et al, 2019). kegiatan klinik sanitasi yaitu konseling,
Secara global, 2,5 miliar orang tidak inpeksi kesehatan lingkungan hingga
memiliki aksespeningkatan sanitasi intervensi kesehatan.Model kegiatan Klinik
sementara 748 juta orang tidak memiliki sanitasi merupakan model inovatif
akses untuk meningkatkan air minum. program promosi kesehatan untuk
Diperkirakan 1,8 miliar orang pemberantasan penyakit akibat faktor
menggunakan sumber air minum yang lingkungan. Manfaat klinik sanitasi di
terkontaminasi tinja (Khan et al, 2016). Puskesmas adalah menyadarkan
Laporan UNICEF & WHO (2015), masyarakat untuk hidup sehat dan
terbaru tentang sanitasi dan air minum menurut Depkes RI (2004), bermanfaat
diseluruh dunia menunjukkan bahwa lebih untuk pemenuhan kebutuhan sanitasi
dari 663 juta orang masih kekurangan dasar di masyarakat, seperti
akses air minum yang aman dan, 2,4 meningkatkan kuantitas sarana air bersih
miliar orang (32%) di seluruh dunia tidak dan jamban keluarga di suatu wilayah
memiliki akses untuk fasilitas sanitasi (Sugiharto M & Rika SO, 2018).
yang lebih baik. Dalam situasi ini, dengan METODE
kualitas air yang buruk dan resiko Desain Penelitian
kontaminasi yang tinggi, penyakit seperti Penelitian ini merupakan penelitian
diare menjadi perhatian utama dengan rancangan Quasi-Experimental
(Komarulzaman, 2017). WHO dengan pretest with control group design.
memperkirakan bahwa 2,2 juta orang Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja
meninggal setiap tahun akibat penyakit Puskesmas M Kota K pada tanggal 9
diare. Di Indonesia prevalensi kasus diare Agutsus 2019-18 Agustus 2019..
dilaporkan 7% (Sari et al, 2019). Jumlah sampel pada penelitian ini
Salah satu upaya untuk menurunkan adalah sebanyak 104 orang diare dan 192
kejadian penyakit ini adalah dengan dengan orang non diare yang diambil
mengubah perilaku dan memperbaiki melalui purposive sampling. Pada
lingkungan. Hal ini bisa dilakukan dengan penelitian ini terdapat 2 kelompok yaitu
memberikan edukasi ke masyarakat kelompok control, kelompok non diare
mengenai penyakit berbasis lingkungan, yang tidak dilakukan intervensi dan
penyebab dan upaya mencegah kelompok diare yang mendapatkan
penularan penyakit tersebut kepada orang intervensi.
lain. Upaya ini diwujudkan dengan Variabel bebas dalam penelitian ini
tersedianya klinik sanitasi di Puskesmas adalah klinik sanitasi dengan kegiatan
(Husnawati H, et al, 2017).Berdasarkan yang terdiri atas konseling, inspeksi
data dasar UPTD Puskesmas M, terdapat kesehatan lingkungan serta intervensi

2
kesehatan. Sedangkan Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah pengetahuan,
sikap dan perilaku pada pasien diare. Pada penelitian ini distribusi responden
Alat ukur penelitian ini menggunakan berdasarkan pendidikan terakhir,
kuesioner dengan jumlah 24 pertanyaan, didapatkan sebanyak 20 orang tidak
yang termasuk didalamnya 11 pertanyaan bersekolah, pendidikan terakhir SD 25
pengetahuan, 4 pertanyaan sikap, dan 9 orang, SMP 36 orang, SMA 89 orang, D1
pertanyaan perilaku. Kuesioner tersebut 4 orang, D3 11 orang dan S1 sebanyak 7
telah dilakukan uji validitas. orang.
Analisis data menggunakan
Kolmogorov Smirnov, uji Wilcoxon, uji Tabel 2. Hasil Uji Chi Square Faktor
Mann Whitney, Chi-Square dan uji regresi Lingkungan
logistic yang dianalisa dengan program Kelompok Diare Non Diare Nilai p
Sarana Air Bersih p 0,000
SPSS Versi 23. MS 21 158
TMS 83 34
HASIL PENELITIAN Total 104 192
Sarana Jamban Keluarga
Pada penelitian ini, data yang MS 27 118 p 0,000
diperoleh merupakan data primer yang TMS 77 74
diambil melalui pengukuran kuesioner dari Total 104 192
Sarana Pembuangan Sampah
sampel yang telah memenuhi kriteria MS 42 149 p 0,000
inklusi dengan jumlah responden TMS 62 43
sebanyak 296 orang. Dengan jumlah Total 104 192
responden diare sebanyak 104 orang dan Sarana Pembuangan Air Limbah
MS 21 102 p 0,000
responden non diare sebanyak 192 orang TMS 83 90
di wilayah kerja Puskesmas M Kota K Total 104 192
dengan menggunakan purposive
sampling. Pada bab ini akan dijabarkan Hasil uji chi square
hasil yang didapatkan dari penelitian
Hasil uji chi square didapatkan
Analisa Data semua faktor lingkungan nilai p = 0,000 (p
< 0,05) yang artinya variabe sarana air
Tabel 1. Karakteristik responden bersih, sarana jamban keluarga, sarana
Diare (n=104)
Non-diare pembuangan sampah, dan sarana
(n=192) pembuangan air limbah memiliki pengaruh
Variabel Prese Prese
Jum
n
Jum
n terhadap kejadian diare karena nilai
lah (n) lah (n)
Tase Tase signifikansinya < 0,05.
Laki-
47 45% 98 51%
Jens laki
Kela
Tabel 3. Hasil Uji Multivariat Regresi
Pere
min m 57 55% 94 49% Logistik
puan Hubungan Faktor Lingkungan terhadap
13-27 23 22% 55 29% Kejadian Diare
Usia 28-42 50 48% 69 36% Variabel CI
OR Exponent Nilai p
43-57 18 17% 51 26% bebas Lower Upper
58-77 13 13% 17 9% Sarana Air 2,966 6.54
12.966 25.692 0.000
Tidak Bersih 3
Seko- 13 12,5% 20 10,4% Sarana 3,833
1.90
lah Jamban 3.833 7.700 0.000
8
Pendid Keluarga
SD 13 12,5% 25 13,0% Sarana 4,640
kan SMP 24 23,1% 36 18,8%
terakhi Pembuan 2.22
SMA 50 48,1% 89 46,4% 4.640 9.679 0.000
r gan Air 4
D1 0 0% 4 2,1% Limbah
D3 2 1,9% 11 5,7% Sarana 3,814
S1 2 1,9% 7 3,6% Pembuan 1.88
3.814 7.729 0.000
gan 2
Sampah

Dari uji regresi logistik didapatkan


variabel tertinggi yaitu Sarana Air
3
Bersih (SAB).Sarana yang memenuhi Hasil yang didapat pada ranks uji
syarat memiliki 12,966 kali lebih Wilcoxon dapat dilihat perbedaan skor
mungkin tidak mengalami diare pada pre-test dan post-test ketiga
dibandingkan dengan sarana air bersih variabel. Pada post-test pre-test
tidak memenuhi syarat. pengetahuan didapatkan Negative ranks
5, positive ranks 84, berarti 5 sampel
Pada variabel sarana Jamban
mengalami penurunan dalam skor
Keluarga (SJB) yang memenuhi syarat
pengetahuan setelah post test, 84 sampel
memiliki 3,833 kali lebih mungkin tidak
mengalami kenaikan skor.
mengalami diare dibandingkan dengan
Pada hasil post-test dan pre-test
sarana air bersih tidak memenuhi
sikap didapatkan Negative ranks 5,
syarat.Pada sarana Pembuangan Air
positive ranks 59, berarti 5 sampel
Limbah (SPAL) memiliki 4,640 kali lebih
mengalami penurunan dalam skor sikap
mungkin tidak mengalami diare
setelah post-test, dan 59 sampel
dibandingkan dengan sarana air bersih
mengalami kenaikan skor.
tidak memenuhi.Sedangkan pada Sarana
Pada hasil post-test dan pre-test
Pembuangan Sampah (SPS) memiliki
perilaku didapatkan negative ranks 9,
3.814 kali lebih mungkin tidak mengalami
positive ranks 78, berarti 9 sampel
diare dibandingkan dengan sarana air
mengalami penurunan dalam skor perilaku
bersih tidak memenuhi syarat.
setelah post-test, dan 78 sampel
mengalami kenaikan skor.
Tabel 4. Uji Normalitas Pengetahuan,
Berdasarkan hasil dari perhitungan
Sikap, dan Perilaku
Wilcoxon Signed Rank Test, pada
Kolmogorov-Smirnova perbedaan post-test dan pre-test
Statistic df Sig. pengetahuan sampel akan diare
pengetahuan .262 296 .000 didapatkan nilai Z sebesar -6,864 dengan
p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar
Sikap .219 296 .000 0,000 di mana p<0,05 sehingga
perilaku .130 296 .000 keputusan hipotesis adalah menerima H1
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov- atau yang berarti terdapat perbedaan
Smirnov pada ketiga variable didapatkan signifikan antara pretest dan posttest
nilai p 0,000 atau p<0,05, maka dapat pengetahuan pada kelompok diare.
disimpulkan data berdistribusi tidak Perbedaan post-test dan pre-test
normal. Oleh karena itu untuk uji bivariate pengetahuan, sikap dan perilaku sampel
komparatif yang digunakan adalah uji akan diare didapatkan nilai Z p value
Wilcoxon dan uji Mann-Whitney. (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000 di
mana p<0,05 sehingga keputusan
hipotesis adalah menerima H1 atau yang
Tabel 5. Ranks Uji Wilcoxon Kelompok berarti terdapat perbedaan yang signifikan
Diare antara pretest dan posttest pengetahuan,
Mean Kesim sikap dan perilaku pada kelompok diare.
Nilai p
Rank pulan
Berdasarkan output rank dari uji
Nilai yang
Posttest - 13.20 Mann-Whitney, didapatkan nilai mean
tidak naik
Pretest 0,000 pada skor post-test pengetahuan
Pengetahuan Nilai yang Naik
naik
36.70 kelompok diare yang telah mendapatkan
Nilai yang intervensi lebih tinggi dibandingkan
Posttest -
tidak naik 22.22 kelompok non diare (91,14 > 57,86)
Pretest
Nilai yang
0,000 dengan signifikansi 0,000 (p<0,05).
Sikap Naik Pada skor post-test sikap didapatkan
naik 24.70
kelompok diare lebih tinggi dibandingkan
Nilai yang kelompok non diare (85,88 > 63,12),
Posttest – 24.61
tidak naik
Pretest
0,000 dengan signifikansi 0,000 (p<0,05).
Perilaku
Nilai yang
35.46
Naik Pada skor post-test perilaku
naik
didapatkan kelompok diare lebih tinggi
dibandingkan kelompok non diare (84,79

4
> 64,21)., dengan signifikansi 0,003 merupakan media penularan penyakit
(p<0,05) diare yang utama, disebut sebagai water
related disese. Air yang tercemar oleh
Tabel 6. Perbedaan Skor antara kuman baik dari sumbernya, selama
Kelompok Kontrol dan Kelompok perjalanan sampai ke rumah, atau saat
Intervensi dengan Uji Mann Whitney disimpan di dalam rumah bila dikonsumsi
Mean Nilai p sebagai air minum dapat menularkan
Rank
Pengetahuan Diare 91.14 0,000
kuman penyebab penyakit salah satunya
adalah diare( Afriani, 2015).
Adanya pengaruh yang signifikan
Non-Diare 57.86
antara sarana jamban keluarga terhadap
Sikap Diare 85.88 0,000
kejadian diare, hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 35,1%
Non-Diare 63.12 responden yang mengalami diare sebesar
Perilaku Diare 84.79 0,003
74% tidak memiliki sarana jamban
keluarga yang memenuhi syarat. Hasil ini
Non-Diare 64.21
sejalan dengan hasil penelitian Murtiana
(2014) bahwa salah satu faktor kejadian
Dari Nilai uji Mann-Whitney U, dapat diare di Desa Candinegoro Kecamatan
kita lihat pada output “Test Statistic” Wonoayu Sidoarjo antara lain disebabkan
dimana pada post-test pengetahuan, oleh kepemilikan jamban oleh masyarakat.
sikap, dan perilaku antara kedua Ketersediaan jamban dan perilaku buang
kelompok nilai statistik sig.2-tailed adalah air bersih yang kurang baik akan
p<0,05. Berdasarkan hasil yang didapat meningkatkan kejadian diare, begitu pula
maka dapat diterima bahwa hasil uji sebaliknya (Rahman, 2016). Terdapat
signifikan secara statistik, dengan standar dan persyaratan perilaku buang
demikian dapat disimpulkan bahwa air besar, yaitu tidak mengakibatkan
terdapat perbedaan skor post-test terjadinya penyebaran langsung bahan-
pengetahuan, sikap dan perilaku pada bahan yang berbahaya bagi manusia
kelompok diare dan non diare. akibat pembuangan kotoran manusia dan
dapat mencegah vector pembawa untuk
Pembahasan menyebar penyakit pada pemakai dan
a. Faktor Lingkungan lingkungan sekitarnya. Keberadaan
jamban sehat akan memutuskan rantai
Dalam penelitian ini faktor penularan penyakit (Kemenkes RI, 2014).
lingkungan meliputi sarana air bersih, Pengaruh yang signifikan antara
sarana jamban keluarga, saluran pembuangan air limbah terhadap kejadian
pembuangan air limbah dan sarana diare ditunjukkan dari hasil penelitian
pembuangan sampah. Dimana keempat bahwa 35,1% responden yang mengalami
faktor ini berpengaruh signifikan terhadap diare sebesar 83% tidak memiliki saluran
kejadian diare (p<0,05). pembuangan air limbah yang memenuhi
Hubungan sarana air bersih syarat. Hasil penelitian ini sejalan dengan
terhadap kejadian diare dari hasil penelitian Puspitasari et al (2015) bahwa
penelitan didapatkan 35,1% responden terdapat hubungan yang signifikan antara
yang mengalami diare sebesar 83% tidak sarana pembuangan air limbah dengan
memiliki sarana air bersih yang memenuhi kejadian diare pada balita di Puskesmas
syarat. Hal ini sejalan dengan hasil Simpang Agung Kecamatan Putih Agung
penelitian Rahman et al (2016) mengenai Lampung Tengah bahwapembuangan air
hubungan antara ketersediaan air bersih limbah yang tidak memenuhi syarat
dengan kejadian diare di Desa Solor kesehatan berpotensi menyebabkan
Kecamatan Cerme Bondowoso, dimana terjadinya pencemaran pada permukaan
ketersediaan air bersih yang kurang akan tanah dan sumber air.
meningkatkan cakupan kejadian diare, Hubungan sarana pembuangan
sehingga air bersih sangat diperlukan sampah terhadap kejadian diare
untuk mengurangi kejadian diare. Air berdasarkan penelitian menunjukkan

5
bahwa dari 35,1% responden yang yang kemudian berkontribusi sebagai
mengalami diare sebesar 59,6% tidak beban pada populasi (Yaya S et al, 2018).
memiliki sarana tempat sampah yang B. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
memenuhi syarat. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Afriani (2015) bahwa Mengenai hubungan klinik sanitasi
terdapat hubungan yang bermakna antara Dari Nilai uji Mann-Whitney U, dapat kita
tempat pembuangan sampah pada lihat pada output “Test Statistic” dimana
kejadian diare pada anak balita di pada skor dan post-test pengetahuan
Kelurahan Bumi Agung Wilayah Kerja antara kedua kelompok nilai statistik uji Z
UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten yang kecil yaitu -4,885 dan nilai sig.2-
OKU Selatan. Sampah adalah semua zat tailed adalah 0,000 (p<0,05). Dapat
atau benda yang sudah tidak terpakai baik dikatakan hasil uji signifikan secara
yang berasal dari rumah tangga atau hasil statistik, dengan demikian dapat diterima
proses industri. Upaya yang dapat H1 dimana terdapat perbedaan skor post-
dilakukan oleh masyarakat agar tempat test pengetahuan pada kelompok diare
pembuangan sampah tidak menjadi dan non diare.
sarang vector penyakit adalah dengan Penelitan ini sesuaidengan
menyediakan dan menutup rapat tempat penelitian Megasari dkk (2015), bahwa
sampah (Langit, 2016). hubungan pengetahuan kesehatan
Berdasarkan tabel (hubungan masyarakat dengan kejadian diare
faktor lingkungan dengan kejadian diare) mempunyai hubungan yang signifikan
dari hasil uji regresi logistik menunjukkan dengan nilai statistik signifikan p-value
bahwa sarana air bersih yang memenuhi 0,000.dilihat dari Odds Ratio sebesar
syarat memiliki 12,966 kali lebih mungkin 8,448 berarti bahwa masyarakat yang
tdak mengalami diare dibandingkan berpengetahuan kurang baik berisiko
dengan sarana air bersih tidak memenuhi terkena sakit diare sebesar 8,448 kali
syarat. Sarana jamban keluarga yang dibandingkan dengan masyarakat yang
memenuhi syarat memiliki 3,833 kali lebih berpengetahuan baik.
mungkin tidak mengalami diare dibanding Menurut Wijoyo (2014) faktor –
dengan sarana jamban keluarga yang faktor yang mempengaruhi terjadinya
tidak memenuhi syarat. Pada saluran diare yaitu faktor lingkungan, pekerjaan,
pembuangan air limbah (SPAL) yang umur dan pendidikanPendidikan
memenuhi syarat memiliki 4,640 kali lebih seseorang yang tinggi memudahkan
mungkin tidak mengalami diare dalam penerimaan informasi dari media
dibandingkan dengan SPAL yang tidak masa maupun dari orang lain. Banyaknya
memenuhi syarat. Sementara sarana informasi yang diterima bisa membuat
pembuangan sampah yang memenuhi pengetahuan seseorang mengenai
syarat memiliki 3,814 kali lebih mungkin penyakit diare akan bertambah. Tingkat
tidak mengalami diare disbanding sarana pendidikan yang tinggi pada seseorang
pembuangan sampah yang tidak akan membuat orang tersebut lebih
memenuhi syarat. berorientasi pada tindakan pencegahan,
Hasil penelitian ini sejalan dengan dan akan memiliki status kesehatan yang
hasil penelitian Soamole (2018) mengenai lebih baik dan mengetahui lebih banyak
analisis hubungan antara faktor masalah kesehatan sehingga akan
lingkungan dengan kejadian diare di berpengaruh pada angka kejadian diare.
Puskesmas Siko Kota Ternate tahun Dari hasil uji bivariate Mann-
2017. Diare umumnya terjadi di negara- Whitney untuk sikap, hasil post-test sikap
negara berkembang, dimana didaerah antara kedua kelompok dengan nilai
tersebut kekurangan air bersih, statistik uji Z yang kecil yaitu -3,801 dan
pembuangan limbah kotoran manusia nilai sig.2-tailed adalah 0,000 (p<0,05).
yang sembarangan, padat penduduk dan Berdasarkan hasil yang didapat maka
standar higienitas yang masih buruk. dapat diterima bahwa hasil uji statistic
Akibat dari kondisi demikian, anak-anak signifikan, sehingga dapat simpulkan
dibawah usia lima tahun beresiko lebih bahwa terdapat perbedaan bermakna
tinggi terkena patogen penyebab diare,

6
antara sikap kelompok diare maupun non pengetahuan dan perilaku hal ini dapat
diare dengan kejadian diare. dibuktikan dengan hasil analisi uji
Hasil penelitian ini berbanding oleh Wilcoxom hasil post-test dan pre-test
penelitian (Megasari dkk,2015) Tidak ada perilaku didapatkan negative ranks 9,
hubungan antara sikap dengan kejadian positive ranks 78, dan ties 17, berarti 9
diare ( P Value 0,129 > α 0,05 ) namun sampel mengalami penurunan dalam skor
nilai Odds Rasio yang didaptkan adalah perilaku setelah post-test, dan 78 sampel
2,922 hal ini berarti masyarakat yang mengalami kenaikan skor, 17 sampel
bersikap kurang berisiko sakit diare 2,922 lainnya memiliki skor yang sama dengan
kali lebih besar dibandingkan masyarakat pre-test.Hal ini menunjukan adanya
yang bersikap baik. peningkatan pengetahuan dan perubahan
Sementara pada uji signifikansi perilaku yang lebih baik yaitu pada post-
Wilcoxon kelompok diare variabel sikap test variabel perilaku kelompok diare yang
didapatkan Asymp. Sig. 2-tailed, sehingga sudah diintervensi berupa penyuluhan.
dapat disimpulkan ada perbedaan yang
signifikan antara pretest posttest (sebelum Kesimpulan
intervensi dan sesudah intervensi). Terdapat dampak kegiatan klinik sanitasi
Sikap merupakan tanggapan di Puskesmas M terhadap pengetahuan,
berdasarkan pendirian dan keyakinan sikap dan perilaku pada pasien diare.Hal
serta pendapat individu tersebut. Menurut ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan
Notoatmodjo sikap merupakan suatu yang signifikan antara pengetahuan, sikap
respon yang masi tertutup terhadap suatu maupun perilaku sebelum dan sesudah
stimulus,sikap merupakan kecenderungan intervensi pada pasien diare di Wilayah
untuk menyatakan tanda-tanda menyukai/ Kerja Puskesmas M. Peningkatan
menyenangi atau tidak menyukai terhadap pengetahuan mengenai diare yang
suatu objek (Megasari, 2015). signifikan akan meningkatkan sikap dan
Dari hasil penelitian didapatkan praktik terhadap manajemen dan
skor post-test perilaku antara kedua pencegahan diare.
kelompok nilai statistik uji Z yang kecil Salah satu kegiatan klinik sanitasi
yaitu -3,007 dan nilai sig.2-tailed adalah adalah inspeksi kesehatan lingkungan
0,003 (p<0,05). Berdasarkan hasil yang dimana dari hasil penelitian didapatkan
didapat maka dapat dikatakan bahwa hubungan yang signifikan antara faktor
terdapat perbedaan skor post-test perilaku lingkungan yang meliputi sarana air
pada kelompok diare dan non diare. bersih, sarana jamban keluarga, sarana
Penelitian ini didukung oleh penelitian pembuangan air limbah, dan sarana
Megasari dkk (2015), yang mengatakan pembuangan sampah terhadap kejadian
bahwa ada hubungan antara perilaku diare.
kesehatan masyarakat dengan kejadian
diare di Kabupaten Barito Kuala dengan Saran
nilai signifikan P-Value 0,024 dengan nilai Saran bagi pengelola program klinik
ini < α 0,05, dilihat dari nilai Odds Ratio sanitasi di diharapkan meningkatkan
sebesar 3,275 dapat diartikan bahwa pemberdayaan sarana dan prasarana
masyarakat yang berperilaku kurang yang ada karena berdampak terhadap
berisiko sakit diare sebesar 3,275 kali kejadian penyakit berbasis lingkungan
dibandingkan orang yang berperilaku baik. salah satunya diare.
Sementara pada uji signifikansi Saran bagi petugas kesehatan di
Wilcoxon Kelompok diare variabel perilaku puskesmas M diharapkan memberikan
didapatkan Asymp.Sig. 2-tailed .000 penyuluhan penyuluhan yang rutin dan
sehingga dapat kita simpulkan ada berkala kepada masyarakat tentang
perbedaan yang signifikan sebelum dan pentingnya perilaku hidup bersih dan
sesudah intervensi. Dari hasil penelitian ini sehat sebagai tindakan pencegahan
menunjukan bahwa perilaku seseorang terhadap penyakit-penyakit berbasis
mempengaruhi kejadian diare, dan lingkungan. Edukasi harus diperkuat
informasi yang didapatkan lewat sehingga akan membentuk dasar
penyuluhan juga berpengaruh terhadap

7
eradikasi penyakit dengan meningkatkan Departemen Kesehatan RI. 2004.
kesadaran masyarakat Panduan Konseling Bagi Petugas
Saran bagi pemerintah untuk Klinik Sanitasi di Puskesmas.
meningkatkan kualitas lingkungan dengan Jakarta
Program Sanitasi Total Kepemimpinan Efunshile AM, Egwuatu CC2, Elikwu CJ3,
Masyarakat (STBM atau Sanitasi Total et al, 2017, Assessment of the
Berbasis Masyarakat), membuat
Knowledge and Management of
peraturan daerah untuk pengelolaan air
Diarrhoea Among Women in
limbah, peningkatan petugas untuk
pencegahan dan pengendalian diare Abakaliki Metropolis, Nigeria,
Saran bagi peneliti selanjutnya Internation Journal of Medicine and
diharapkan dapat mencari faktor-faktor Biomedical Research, 6(1), pp.39-
lain yang berhubungan dengan 46.
meningkatnya prevalensi diare di Erick Zicof. 2018. Multilevel Analysis:
Puskesmas M. Biopsychosocial Determinants and
Saran bagi dokter dan bidan di Environmental Factor on the
wilayah Puskesmas M diharapkan dapat Incidence of Diarrhea Among
menajdi motivator yang baik bagi Children Under Five in Surakarta. In
masyarakat agar turut serta melakukan : Journal of Epidemiology and Public
perilaku hidup bersih dan sehat Health, pp. 327-328.
Faisal et al. 2016. The Influence of the
Daftar Pustaka
Afriani B. 2015. Faktor Lingkungan Environment and Mother’s
Berhubungan dengan Kejadian Behaviour Towards Toddlers’
Diare Balita di Wilayah Kerja Diarrhea in Banjarbaru, South
Puskesmas Muaradua Kabupaten Kalimantan. J-PAL, Vol. 7, No. 2:
Oku Selatan. Syifa’ MEDIKA, Vol. 5 112-121.
(No.2): 99-106. Husnawati H, Syamsul A & Ida Y, 2017,
Hubungan Pengetahuan dengan
Alebel A, Cheru T, Belisty T, et al, 2018, Pemanfaatan Klinik Sanitasi pada
Prevalence and Determinants of Ibu Bayi dan Balita Penderita Diare
Diarrhea Among Under-Five Akut, Berkala Kedokteran, 13(1),
Children in Ethiopia : A Systematic pp.53-60.
Job Wasonga et al. 2014. Improving
Review and Meta Analysis, Plos
Households Knowledge and Attitude
One 13 (6), pp. 1-20.
on Water, Sanitation, and Hygiene
Practices through School Health
Am. J. Trop. Med. Hyg, 2014
Programme in Nyakach, Kisumu
Microbiological Evaluation of the
County in Western Kenya. Journal of
Efficacy of Soapy Water to Clean
Anthropology. Volume 2014, Article
Hands: A Randomized, Non-
ID 958481, 6 pages.
Inferiority Field Trial by The
Khan et al. 2016. Analysis of community
American Society of Tropical
led total sanitation and its impacts
Medicine and Hygiene, 91(2) pp. on groundwater and health hygiene.
415–423 doi:10.4269/ajtmh.13-0475 Int. J. Water Res. Environ. En. Vol.
Copyright © 2014. 8(9), pp. 113-119, November 2016.
AO Olaniyi & Oyerinde O, 2016, Kementerian Kesehatan RI. 2014.
Knowledge of Causes, Manegement Peraturan Menteri Kesehatan
and Prevention of Childhood Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
Diarrhoea among Nursing Mothers 2014 tentang Sanitasi Total
in Two Selected Primary Health Berbasis Masyarakat.
Centers in Oyo State , Nigeria, Komarulzaman A, Jeroen Smits & Eelke
World Journal of Reasearch and de Jong, 2017, Clean Water,
Review, 2(3), pp.1-5. Sanitation and Diarrhoea in

8
Indonesia : Effect of Household and Kesmas Volume 4. Nomor 3: 157-
Community Factors, An International 162.
Journal for Research, Policy and Rahman et al. 2016. Faktor-Faktor Yang
Practice, 12(9), pp. 1141-1155. Berhubungan Dengan Kejadian
Kumi-Kyereme. 2015. House Wealth, Diare Di Desa Solor Kecamatan
Residential Status and The Cermee Bondowoso. NurseLine
Incidence of Diarrhea among Journal Vol. 1 No. 1: 24-35.
Children Under-five Years in Ghana. Sari et al. 2019. Community-Led Total
Journal of Epidemiology and Global Sanitation Program Attain to
Health (2016) 6:131-140. Increase Knowledge, Attitude and
Intention but Fail to Change the
Langit LS. 2016. Hubungan Kondisi Community’s Behavior; Case Study
Sanitasi Dasar Rumah Dengan in Urban Slum Area in Bandung
Kejadian Diare pada Balita di Municipality. IOP Conf. Series:
Wilayah Kerja Puskesmas Rembang Earth and Environmental Science
2. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E- 248 (2019) 012007.
Journal) Volume 4, Nomor 2: 160- Shridevi et al. 2015. Practices regarding
165. home based management of
Mathiazhakan U, 2018, A Study To diarrhea: A Comparative Study.
Assess the Knowledge, Attitude and MRIMS Journal of Health Sciences,
Practice of Caregiver of Children Vol 3, Issue 1, January-June 2015.
Admitted with Diarrhea at KMCH Sugiharto M & Rika SO. 2018.
Hospital Coimbatore,International Pelaksanaan Klinik Sanitasi di
Journal of Pharmacy and Biological Puskesmas Gucialit dan
Sciences, 6 (1), pp. 16-22). Puskesmas Gambut Dalam
Mashoto, K.O., Malebo, H.M., Msisiri, E., Menanggulangi Penyakit Berbasis
et al. 2014. Prevalence, one week Lingkungan. Buletin Penelitian
incidence and knowledge on causes Sistem Kesehatan – Vol. 21 No. 4
of diarrhea: household survey of Oktober 2018: 261–27.
under-fives and adults in Mkuranga Sumampouw et al, 2015, Environmental
district, Tanzania. BMC Public risk factors of diarrhea in the
Health Vol. 14. Pp. 985.
coastal communities of Manado
Megasari, Hidayat, et allperilaku
city, Direct Research Journal Of
kesehatan masyarakat bterhadap
kejadian diare berdsarkan aspek Health And Pharmacology Vol.3 (2),
sanitasi lingkungan dinkabupaten Pp. 38-44.
Barito Kuala, 2015. Soamole. 2018. Analisis Hubungan Antara
Ogbeyi, G.O., Onyemocho, A., Ogbonna, Faktor Lingkungan dengan Kejadian
C. 2016. Assessment of caregivers Diare di Puskesmas Siko Kota
knowledge of diarrhoea and Ternate tahun
practice of home management of 2017.JurnalHibualamo. Volume 2(1),
diarrhoea disease among under two pp 26-36.
children in Opialu, a rural Sofia, S., Dimiati, H., Putri, N.S.
community in Benue State, Nigeria. 2018.Evaluation of Household’s
Global Journal of Medicine and Knowledge, Attitude, Practice on
Public Health Vol. 5 No. 2. Water Processing and Diarrhea
Puspitasari AD, et al. 2015. Hubungan Prevalence in A Community. Banda
Kondisi Saluran Pembuangan Air Aceh. UGM Digital Press Health
Limbah, Sarana Air Bersih dan Science 1st edition. Pp. 13-18.
Jamban Dengan Kejadian Diare
pada Balita di Wilayah Kerja Wijoyo, Yosef, 2014, Diare Pahami
Puskesmas Simpang Agung Penyakit dan Obatnya. Yogyakarta :
Kecamatan Seputih Agung Citra Aji Prama
Lampung Tengah. Jurnal Dunia

9
Murtiana, A., Setiyajati, A., & Bahri, A.S.
2014. Hubungan Faktor
Sosiodemografi Dengan Kejadian
Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Giriwoyo 1 Wonogiri.
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia,
7 (2).

Venkataramanan v et al , 2017.
Community-Led Total Sanitation: A
Mixed-Methods Systematic Review of
Evidence and Its Quality
Environmental Health Perspectives.
5(3), Pp1-17.

Yaya et al. 2018. Improving Water,


Sanitation and Hygiene Practices, and
Housing Quality to Prevent Diarrhea
among Under-Five Children in
Nigeria. Trop. Med. Infect. Dis. 2018,
3, 41;
doi:10.3390/tropicalmed3020041.

10
11

Anda mungkin juga menyukai