A. Kajian Pustaka
1. Motor Bensin
Motor bensin atau motor otto merupakan salah satu jenis dari motor torak
pembakaran dalam. Motor bensin berbeda dengan motor diesel, dimana letak
perbedaan yang mendasari adalah jenis bahan bakar yang digunakan. Motor
bensin menggunakan bahan bakar jenis bensin atau gasoline, sedangkan motor
diesel menggunakan bahan bakar jenis solar. Perbedaan kedua jenis bahan bakar
ini memiliki hubungan dengan teknik pembakaran pada dalam mesin. Untuk
pembakaran dalam motor bensin menggunakan busi sebagai penyalaan
pembakaraan. Sedangkan motor diesel penyalaan bahan bakar memanfaatkan
suhu panas dari hasil kompresi yang tinggi.
Terdapat dua tipe motor bensin menurut Bugis H (2014: 9) berdasarkan
langkah yang diperlukan dalam siklus kerjanya yaitu motor 4 langkah dan motor 2
langkah. Motor 4 langkah memerlukan empat gerakan torak/piston atau dua kali
putaran poros engkol dalam melakukan satu siklus kerja. Sedangkan motor 2
langkah memerlukan dua gerakan torak/piston atau satu putaran poros engkol
untuk melakukan satu siklus kerja. Untuk kedua tipe motor bensin tetap
memerlukan langkah hisap, kompresi, usaha dan buang untuk melakukan siklus
kerja.
Untuk motor bensin memiliki dua jenis sistem bahan bakar yaitu secara
konvensional dan elektronik. Sistem bahan bakar konvensional menggunakan
karburator untuk mencampur bahan bakar dengan udara. Pada karburator, bahan
bakar akan terhisap secara alami dan dikabutkan bersama udara yang masuk
akibat kevakuman dari dalam mesin (Bugis H, 2009 : 2). Berbeda dengan sistem
bahan bakar elektronik yang menggunakan piranti elektronik seperti sensor,
actuator dan ECU dalam mengatur jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam
ruang bakar. Sensor akan memberikan data kondisi mesin yang nantinya akan
dikirim ke ECU, dan ECU mengatur jumlah volume bahan bakar yang akan
dikabutkan oleh injektor. Semprotan bahan bakar injektor ini memiliki tekanan
sehingga akan otomatis menjadi kabut dan bercampur dengan udara yang masuk.
2. Karburator
Karburator menurut Bugis H (2014: 121) merupakan salah satu komponen
pada motor bakar bensin tipe konvensional yang berfungsi untuk mencampur
bahan bakar dengan udara sesuai dengan kinerja mesin. Prinsip kerja dari
karburator berdasarkan hukum Boyle yang berhubungan dengan tekanan dan
volume. Cara kerja dari karburator adalah meningkatkan kecepatan udara saat
melewati saluran yang menyempit (venturi) sehingga tekanan udara akan
mengalami penurunan (Philip Kristanto, 2015 : 126).
Jadi saat udara terhisap masuk karena kevakuman dari langkah hisap,
udara akan masuk melewati karburator terlebih dahulu. Di dalam karburator,
udara melewati venturi sehingga kecepatan udara meningkat dan tekanannya
berkurang. Dibagian venturi ini terdapat pipa saluran bahan bakar yang terhubung
ke penampungan bahan bakar di karburator, sehingga saat tekanan di pipa
menurun bahan bakar akan terhisap keluar dan bercampur dengan udara kecepatan
tinggi menciptakan kabut bahan bakar bercampur dengan udara. Campuran bahan
bakar dengan udara inilah yang nantinya akan masuk ke dalam mesin. Volume
bahan bakar yang terhisap akan meningkat sebanding dengan kecepatan udara
yang melewati venturi.
3. Vapor Carburetor
Vapor carburetor ataupun Ogle Carburetor merupakan sebuah penemuan
dari Tom Ogle yang diciptakan pada tahun 1970-an dan dipatenkan pada tahun
1979. Serupa dengan namanya, vapor carburetor merupakan karburator untuk
mencampur bahan bakar dan udara dengan bentuk dari bahan bakar berupa vapor
atau uap. Berbeda dengan karburator pada umumnya yang mengatomisasi bahan
bakar berbentuk cair untuk bercampur dengan udara, vapor carburetor
menguapkan bahan bakar terlebih dahulu dan uap yang dihasilkan akan dicampur
dengan udara kembali. Menurut Jones Gregory (1977) pada majalah Argosy, Tom
Ogle mulai memperkenalkan penemuannya ini ke publik dengan mengundang
sejumlah wartawan surat kabar dan majalah otomotif. Saat itu Tom Ogle
memasang vapor carburetor pada mobil Ford Galaxie bermesin V8 7000cc dan
melakukan uji jalan sejauh 200 mil berbekal 2 gallons bahan bakar sedangkan
kecepatan rata-rata saat pengujian 60 mil per jam. Penemuan ini kemudian dikenal
dengan “Oglemobile”. Vapor carburetor memiliki banyak perkembangan, hal ini
bisa ditelusuri berdasarkan beberapa hak paten yang ada. Namun sangat sedikit
publikasi ilmiah tentang vapor carburetor sebagai bukti nyata kemampuan
teknologi ini.
Abu-Qudais Moh’d, Asfar K.R., dan Al-Azzam Ramzi (2001) melakukan
penelitian performa dari penggunaan vapor carburetor dengan desain berdasarkan
Asfar K.R dengan nomer paten US3999526. Pengujian dilakukan dengan mesin
tipe internal combustion satu silinder. Hasilnya adalah dengan menggunakan
vapor carburetor bahwa campuran bahan bakar dan udara akan lebih ramping
yang berimbas dengan berkurangnya konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang.
Sedangkan rasio campuran bahan bakar dengan udara berbeda-beda sesuai dengan
kondisi operasi mesin.
Pada penelitian ini vapor carburetor menggunakan ruang penguapan
berbahan plastik dengan ukuran 57 mm x 57 mm x 180 mm dengan saluran masuk
berdiameter 25,4 mm berbahan pipa PVC dengan dua katup penyetel. Pada
bagian bawah terdapat water separator untuk memisahkan air yang berada di
bahan bakar dengan sirkulasi menggunakan pompa elektrik. Di bagian samping
ruang penguapan terdapat ruang pelampung untuk mempertahankan level bahan
bakar yang berada di ruang bakar dan sekaligus sebagai saluran masuk bahan
bakar dari tangki bahan bakar.
𝑉
𝑡 𝑉
𝑉𝐾𝑆 = 𝑛 atau 𝑉𝐾𝑆 = 𝑡.𝑛 . 2
2
Keterangan:
VKS = Konsumsi bahan bakar pada setiap siklus pembakaran (cc/siklus)
V = Volume bahan bakar yang telah ditentukan (cc)
𝑉
= Volume bahan bakar tiap menit (cc/menit)
𝑡
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian pustaka dari beberapa referensi dan penelitian yang
relevan, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Pengaruh Penggunaan Vapor Carburetor terhadap Konsumsi Bahan Bakar
Sepeda Motor Supra Fit.
Penggunaan vapor carburetor pada motor bakar bensin berpengaruh pada
konsumsi bahan bakar yang lebih irit dibandingkan dengan penggunaan
karburator konvensional. Karena dengan vapor carburetor, bahan bakar
diubah menjadi bentuk uap terlebih dahulu. Sedangkan karburator
konvensional mengkabutkan bahan bakar dengan cara mencampurnya dengan
bantuan udara berkecepatan tinggi. Dengan hal itu, vapor carburetor
memiliki rasio campuran bahan bakar yang lebih kurus dan berpengaruh pada
konsumsi bahan bakar.
2. Pengaruh Metode Penguapan dengan Metode Bubbling dan Splash pada
Vapor Carburetor terhadap Konsumsi Bahan Bakar Sepeda Motor Supra Fit.
Penguapan bahan bakar disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah
turbulensi pada cairan bahan bakar. Semakin besar turbulensi pada bahan
bakar maka akan semakin besar pula penguapan yang terjadi. Dengan
perbedaan metode bubbling dan splash maka tingkat penguapan pada bahan
bakar juga memiliki perbedaan. Dengan tingkat penguapan yang berbeda
maka rasio campuran bahan bakar dengan udara akan berbeda pula dan akan
mempengaruhi tingkat konsumsi bahan bakar mesin.
Dari uraian di atas maka dapat disampaikan paradigma penelitian sebagai
berikut: