Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN

GERONTIK

OLEH :

Nama Kelompok :
1. I Komang Gede Putra Adnyana (17C10144)
2. I Kadek Dharma Putra (17C10168)

SARJANA KEPERAWATAN C
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2019
UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PADA LANSIA (IMPROVING THE ORAL HEALTH OF
ELDERLY)

RESUME JURNAL

NO KOMPONEN HASIL
1. Judul jurnal Upaya peningkatan kesehatan gigi
dan mulut pada lansia
(IMPROVIINGTHE ORAL
HEALTH OF ELDERLY)

2. Penulis Tantin Ermawati, Desi Sandra Sari,


Yuliana
3. Kata Kunci
4. Latar belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan
penyakit yang menyerang segala
kelompok umur baik pada anak-anak
sampai dewasa tak terkecuali pada
kelompok lansia. Salah satu
masalah kesehatan pada lansia adalah
karies gigi dan penyakit periodontal.

5. Tujuan Untuk mengetahui tentang


pengetahuan lansia tentang kesehatan
mulut
6. Metode Metode yang dilakukan dalam
bentuk konseling dan pelatihan
kesehatan mulut meliputi DHE,
cara pengisian kartu status dan
kelainan pemeriksaan sederhana di
rongga mulut.
7. Hasil Hasil Pretest dari kelompok
posyandu lansia Kalisat yang diikuti
oleh 23 orang peserta menunjukkan
nilai yang cukup baik yakni diatas
50, sedangkan hasil postest juga
menunjukkan peningkatan dari nilai
pretest, walaupun nilai akhir tidak
ada yang mendapatkan nilai 100. Hal
ini juga dijumpai pada peserta
kelompok posyandu lansia
Glagahwero yang diikuti oleh 24
peserta pelatihan rata- rata
mendapatkan nilai pretest diatas 50
dan postest juga terjadi peningkatan.
Berdasarkan hasil penilaian ini
menunjukkan bahwa ada
peningkatan pengetahuan peserta
akan kesehatan gigi dan mulut
setelah diberikan penyuluhan dan
pelatihan oleh tim pengabdi. Hal ini
merupakan sesuatu yang
menggembirakan bagi tim pengabdi
bahwa pelaksanaan kegiatan berjalan
sesuai dengan yang diharapkan,
yakni dari peserta pelatihan yang
awalnya tidak tahu tentang kesehatan
gigi dan mulut, akhirnya sudah mulai
paham.

8. Kesimpulan Pengabdian yang dilakukan oleh tim


pengabdi pada kelompok posyandu
lansia Kalisat dan Glagahwero
mendapatkan respon yang positif
dari masyarakat, kegiatan yang
dilakukan diharapkan dapat
membantu menurunkan angka
kesakitan gigi dan mulut pada lansia
di wilayah kerja puskesmas Kalisat.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Karies Gigi


Sub Pokok Pembahasan : Cara menggosok gigi yang benar dan pencegahan
karies gigi
Tempat : Di Kampus ITEKES Bali Gedung Lama
Sasaran : Individu (Lansia)
Hari / Tanggal : Senin, 16 September 2019
Pukul : 09.00-09.30 (30 menit)

A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, peserta
penyuluhan mampu melakukan pencegahan karies gigi dan cara
menggosok gigi yang benar.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan dapat :
1. Menjelaskan pengertian karies gigi dengan benar.
2. Menyebutkan pencegahan karies gigi dengan benar.
3. Mendemonstrasikan cara menggosok gigi dengan benar.

B. MATERI
1. Pengertian karies gigi.
2. Pencegahan karies gigi.
3. Teknik menggosok gigi yang benar

C. KEGIATAN PENYULUHAN
No Aktivitas Fasilitator Aktivitas peserta Waktu
1 Memberikan salam dan Membalas salam 2 menit
memperkenalkan diri. Mendengarkan
Menjelaskan maksud pertemuan dan
menjelaskan tujuan dari pembelajaran
2 Menanyakan apakah ada yang sudah Menjawab dan 2 menit
pernah atau mengetahui tentang karies menyapaikan
gigi, dan pencegahan karies gigi pendapatnya
3 Menjelaskan pengertian karies gigi Mendengarkan 10 menit
dan pencegahan karies gigi Bertanya
4 Menjelaskan dan memperagakan Memperhatikan, 10 menit
langkah-langkah cara menggosok gigi mendengarkan
yang benar Mempraktekkan
5 Observer meberikan pertanyaan Menjawab dan 5 menit
kepada para lansia tentang materi menyampaikan
karies gigi pendapatnya
6 Salam penutup Menjawab salam 1 menit

D. METODE
 Ceramah tanya jawab.
 Demonstrasi.

E. MEDIA :
1. Leaflet pencegahan karies gigi.
2. Pasien sebagai obyek peragaan / demonstrasi.
3. Perlengkapan pencegahan karies gigi (sikat gigi, pasta gigi, video
pembelajaran)

F. EVALUASI
1. Evaluasi Persiapan (Struktural)
a. Peserta penyuluhan hadir ke tempat penyuluhan
b. Tempat penyelenggaraan penyuluhan telah disiapkan
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
d. Persiapan media: LCD, leaflet, phantom gigi, sikat gigi, pasta gigi,
gelas kumur, handuk kecil, video pembelajaran
e. Persiapan materi: materi disiapkan dalam bentuk makalah, ditulis, dan
dibuatkan leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap mudah dimengerti
oleh sasaran penyuluhan.

2. Evaluasi Proses
a. Para lansia datang dalam penyuluhan
b. Para lansia memperhatikan penjelasan penyuluh
c. Media dapat digunakan secara efektif
d. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu yang
ditentukan
e. Para lansia dapat mengikuti penyuluhan sampai selesai

3. Evaluasi Hasil
a. Para lansia dapat menjelaskan tentang karies gigi
b. Para lansia dapat menjelaskan tentang pencegahan karies gigi
c. Para lansia dapat menjelaskan waktu yang tepat untuk menggosok
gigi.
MATERI

A. Pengertian
Plak merupakan momok bagi mulut dan tidak terlihat oleh mata.
Plak ini akan bergabung dengan air ludah yang mengandung kalsium,
membentuk endapan garam mineral yang keras. Plak muncul sebagai
substansi yang lembut dan lengket yang melekat pada gigi hampir seperti
selai melekat di sendok. Pertumbuhan plak dipercepat dengan
meningkatnya jumlah bakteri dalam mulut dan terakumulasinya bakteri
dan sisa makanan. Jika tidak dibersihkan, maka plak akan membentuk
mineral yang disebut dengan karang gigi yang meningkatkan resiko karies
gigi (Muttaqin, 2010). Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang
merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika
tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi,
infeksi, berbagai kasus berbahaya dan bahkan kematian (Muttaqin, 2010).

B. Pencegahan Karies Gigi


Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan karies gigi
dilakukan dengan:
a. Perawatan mulut
Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi
berikut:
1) Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada
waktu – waktu yang tepat yaitu waktu sesudah makan,
sebelum tidur, ditambah dengan sesudah bangun tidur.
2) Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan
kepala sikat kecil.
3) Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.
4) Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung
antibiotik (vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik
(chlor hexidine 0,1 %).
5) Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan
sikat gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih
yang tidak terlalu tipis untuk membersihkan bagian depan
dan belakang gigi, gusi serta lidah. Cara mempergunakan
yaitu dengan melilitkan pada jari kemudian digosokkan pada
gigi.
6) Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila
mengalami pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih
dari dua minggu atau sikat gigi.
b. Diet
Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam
makanan yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan
yang merusak gigi (permen, coklat dan lain sebagainya) dan
membiasakan mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi
(buah dan sayur).

c. Flouridasi
Flouridasi dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi
memberikan sel dental pada gigi, menambahkan floiuride pada
suplai air minum dirumah, penggunaan pasta gigi yang
mengandung floiuride atau menggunakan tablet, tetesan atau hisap
natrium floiuride. Karies gigi dapat dihindari/dicegah apabila anak
melakukan perawatan gigi dengan benar setelah mengkonsumsi
makanan kariogenik.

C. Menggosok Gigi
Menyikat gigi merupakan tindakan mekanis yang dilanjutkan untuk
membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan, mencegah terjadinya akumulasi
plak di daerah gigi dan gusi serta berfungsi memijat gusi (Sriyono, 2009).
Pada dasarnya bersikat gigi yang betul adalah menyikat semua permukaan
gigi sampai bersih dan plak juga hilang sempurna. Kemiringan bulu sikat gigi
sebesar 450 pada daerah kantong gusi bertujuan untuk membantu bulu sikat
gigi masuk ke dalam kantong gusi sehingga pembersihan gusi dan gigi lebih
maksimal. Setelah menyikat gigi, kemudian sikat juga lidah karena
permukaan lidah rata sehingga bisa menyimpan sisa-sisa makanan yang
menimbulkan bau mulut. Berkumur sekali saja untuk membantu flour yang
terdapat pada pasta gigi tetapi tertinggal lebih lama di dalam gigi dan rongga
mulut (Machfoedz, 2008).
Menyikat gigi yang benar dilakukan dengan teknik memutar minimal
15 detik untuk setiap gigi, menggunakan pasta gigi yang mengandung
fluoride. Lakukan pula gerakan vertikal untuk mengangkat kotoran dari sela-
sela gigi. Gunakan dental floss dan mouthwash agar mulut lebih bersih dan
segar. Jangan lupa bersihkan pula lidah dengan scrub khusus
Menurut, Depkes (2017) frekuensi menyikat gigi paling tepat adalah
menyikat gigi setiap kali selesai makan (sarapan, makan siang, dan makan
malam). Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa masa 20-30 menit
setelah kita menyantap makanan mengandung karbohidrat (mengandung
gula) merupakan saat yang sangat rentan untuk terjadinya kerusakan gigi.
Penyikatan gigi pada saat derajat keasaman dalam mulut dalam tingkat kritis,
ini akan menambah kerusakan permukaan gigi. Jadi jangan menyikat gigi
segera setelah makan tetapi harus di tunggu sampai lewat masa penting
sesudah makan, yaitu sekitar setengah jam sesudah makan (Sriyono, 2009).
Menggosok gigi yang baik yaitu dengan gerakan yang pendek dan
lembut serta dengan tekanan yang ringan, pusatkan pada daerah yang terdapat
plak yaitu di tepi gusi (perbatasan gigi dan gusi), permukaan kunyah gigi
dimana terdapat celah-celah yang sangat kecil dan sikat gigi yang paling
belakang (Rhamadhan, 2010). Menggosok gigi harus memiliki pegangan
yang lurus dan memiliki bulu yang cukup kecil untuk menjangkau semua
bagian mulut. Menggosok gigi harus diganti setiap 3 bulan. Cara menggosok
gigi yang baik adalah membersihkan seluruh bagian gigi, gerakan vertical,
berputar dan bergerak lembut (Wong, 2008)
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2017. Sikat Gigi Dengan Teknik Dan Waktu Yang Tepat Hindarkan
Karies Sikat Gigi Dengan Teknik Dan Waktu Yang Tepat Hindarkan
Karies

Machfoedz, I. 2008. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu
Hamil. Yogyakarta: Fitrama.

Mansjoer, A. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Sriyono, N. 2009. Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Cetakan


Ketiga. Yogyakarta: Medika Fakultas Ilmu Kedokteran UG

Rhamadhan. 2010. Serba-Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune

Wong. 2008. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai