Anda di halaman 1dari 71

POLA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG

(Zea mays L.) PADA MUSIM KERING TERHADAP


PERBEDAAN WAKTU TANAM

SKRIPSI

HASMAR HARAHAP
030301049
BDP AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
POLA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG
(Zea mays L.) PADA MUSIM KERING TERHADAP
PERBEDAAN WAKTU TANAM

SKRIPSI

HASMAR HARAHAP
030301049
BDP AGRONOMI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing :

(Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MP) (Ir. Syukri)


Ketua Anggota
NIP. 131 785 642 NIP. 131 653 991

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Judul Skripsi : Pola Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada

Musim Kering Terhadap Perbedaan Waktu Tanam

Nama : Hasmar Harahap

NIM : 030301049

Departemen : Budidaya Pertanian

Program Studi : Agronomi

Disetujui Oleh,

Komisi Pembimbing

(Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MP) (Ir. Syukri)


Ketua Anggota
NIP. 131 785 642 NIP. 131 653 991

Mengetahui,

Ir. Edison Purba, Ph.D.


Ketua Departemen

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perubahan pertumbuhan dan


produksi jagung (Zea mays L.) pada musim kering terhadap perbedaan waktu
tanam.
Rancangan percobaan yang digunakan ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) non faktorial dengan satu faktor yaitu perbedaan waktu tanam.
Yaitu W1 = hari pertama penanaman, W2 = 10 hari setelah penanaman pertama
dan W3 = 20 hari setelah penanaman pertama. Perubahan pola pertumbuhan dari
hasil jagung diamati melalui peubah amatan luas daun, umur berbunga, umur
panen, jumlah biji per tongkol, volume akar, bobot kering jagung pipil kering per
tongkol, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, bobot basah akar dan bobot kering
akar.
Dari penelitian ini diperoleh bahwa perbedaan waktu tanam berpengaruh
nyata jumlah biji per tongkol, volume akar, bobot kering jagung pipil kering per
tanaman, bobot basah tajuk dan bobot basah akar. Produksi jagung tertinggi
diperoleh pada perbedaan waktu tanam ke 21 hari.

Kata kunci : Jagung dan perbedaan waktu tanam

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP

Hasmar Harahap dilahirkan di Kota Pinang, kecamatan Kota Pinang,

Kabupaten Labuhan Batu pada tanggal 17 Januari 1984. Putra dari pasangan

ayahanda Samaun Harahap dan ibunda Nurbaity, SPd. Penulis merupakan anak ke

dua dari tiga bersaudara.

Tahun 1996 penulis lulus dari SD Negeri II Kota Pinang, tahun 1999 lulus

dari SLTP Negeri 2 Kota Pinang, pada tahun 2002 penulis lulus dari SLTA 4

Medan, dan pada tahun 2003 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara

(USU) Medan melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Penulis memilih Program Studi Agronomi, Departemen Budidaya Pertanian,

Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkulian, penulis menjadi asisten Agroklimatologi,

Departamen Budidaya Pertanian, Fakultas pertanian.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perkebunan

Nusantara III (PTPN3) Kebun Rambutan Afd. IV, Tebing Tinggi pada tahun

2007.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Pola Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering

Terhadap Perbedaan Waktu Tanam “ yang merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Ibu Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MP., dan Bapak Ir. Syukri.,

selaku komisi pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing

penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini, juga kepada para dosen

dan staf pengajar mata kuliah yang telah memberi ilmu dan pengetahuan kepada

penulis selama perkuliahan.

Rasa hormat serta ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan

kepada Ayahanda Samaun Harahap dan Ibunda Nurbaity, SPd., tercinta yang telah

membesarkan penulis dengan segenap cinta, kasih sayang dan pengertian serta

pengorbanan yang tak terhingga, juga kepada Abang Erianto Amd., Puteri Hayati

dan Adikku yang telah mendukung penulis selama penulisan skripsi ini.

Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Eva Handayani dan

kepada sahabat-sahabatku JOKER 03, Sadly, Bowo, Ikhsan, Celeng 06, Offlyn,

Bang Wage dan Pak Haloho., yang telah banyak membantu penulis menyusun

skripsi ini, serta seluruh mahasiswa BDP stambuk 2003 dan adik-adik stambuk’06

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
atas motivasi, rasa kekeluargaan dan pengalaman terbaik selama menjalani

pendidikan di almamater ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2006

Penulis

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRACT ............................................................................................. i
ABSTRAK................................................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................ 1
Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
Hipotesis Penelitian .................................................................... 4
Kegunaan Penelitian ................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA
Botani tanaman ........................................................................... 5
Syarat Tumbuh ........................................................................... 6
Iklim .................................................................................. 6
Tanah ................................................................................. 7
Lahan kering .............................................................................. 8

BAHAN DAN METODA


Tempat dan Waktu ...................................................................... 11
Bahan dan Alat ............................................................................ 11
Metode Penelitian ........................................................................ 12

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ................................................................. 13
Pemupukan ........................................................................ 13
Penanaman ........................................................................ 13
Pemeliharaan ............................................................................... 14
Penyiraman ........................................................................ 14
Penyulaman ....................................................................... 14
Penjarangan ....................................................................... 14
Penyiangan ........................................................................ 14
Pengendalian Hama dan Penyakit ....................................... 14
Peubah amatan ........................................................................... 15
Luas Daun (cm2) ................................................................ 15
Umur Berbunga (hari) ........................................................ 15
Umur Panen (hari) ............................................................. 15
Volume Akar (cm3)............................................................. 15
Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Bobot Basah Tajuk (g) ...................................................... 15
Bobot Basah Akar (g) ........................................................ 15
Bobot Kering Tajuk (g) ...................................................... 16
Bobot Kering Akar (g) ........................................................ 16
Jumlah Biji Per Tongkol (biji) ............................................. 16
Bobot Kering Jagung Pipil Per Tanaman (g) ....................... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil ........................................................................................... 17
Pembahasan................................................................................. 28

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan ................................................................................. 28
Saran ........................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Rataan Produksi Jagung Sumatera Utara Menurut BPS ........................... 1

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Histogram Luas Daun Jagung Pada Saat Panen Dengan Perbedaan

Waktu Tanam.......................................................................................... 17

2. Histogram Volume Akar Jagung Pada Saat Panen Dengan

Perbedaan Waktu Tanam ........................................................................ 18

3. Histogram Bobot Basah Akar Jagung Pada Saat Panen Dengan

Perbedaan Waktu Tanam ........................................................................ 19

4. Histogram Bobot Basah Akar Per Minggu ...............................................

5. Penampang Akar pada Perlakuan W1, W2 dan W3 ................................ 19

6. Histogram Bobot Kering Akar Per Minggu .............................................

7. Histogram Bobot Kering Akar Jagung Pada Saat Panen Dengan

Perbedaan Waktu Tanam ........................................................................ 20

8. Histogram Bobot Basah Tajuk Per Minggu .............................................

9. Histogram Bobot Basah Tajuk Jagung Pada Saat Panen Dengan

Perbedaan Waktu Tanam ........................................................................ 21

10. Histogram Bobot Kering Tajuk Per Minggu ............................................

11. Histogram Bobot Kering Tajuk Jagung Pada Saat Panen Dengan

Perbedaan Waktu Tanam ........................................................................ 21

12. Histogram Umur Berbunga Jagung Pada Saat Panen Dengan

Perbedaan Waktu Tanam......................................................................... 22

13. Histogram Umur Panen Jagung Pada Saat Panen Dengan Perbedaan

Waktu Tanam.......................................................................................... 22

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
14. Histogram Jumlah Biji Per Tongkol Jagung Pada Saat Panen

Dengan Perbedaan Waktu Tanam ........................................................... 23

15. Jumlah Biji Per Tongkol W1, W2 dan W3.............................................. 23

16. Histogram Bobot Kering Jagung Pipil Kering Per Tanaman Pada

Saat Panen dengan Perbedaan Waktu Tanam .......................................... 24

17. Bobot Kering Jagung Pipil Kering Per Tanaman .................................. 24

18. Tanaman Jagung di Areal Pertanaman BMG Sampali .............................

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Deskripsi Tanaman Jagung ......................................................................

2. Bagan Penelitian .....................................................................................

3. Bagan Tanaman Per Petak .......................................................................

4. Jadwal Kegiatan Penelitian......................................................................

5. Rangkuman Beda Uji Rataan Parameter ..................................................

6. Data Luas Daun (cm2) .............................................................................

7. Sidik Ragam Luas Daun ..........................................................................

8. Volume Akar (cm3) .................................................................................

9. Sidik Ragam Volume Akar .....................................................................

10. Data Bobot Basah Akar (g) .....................................................................

11. Sidik Ragam Bobot Kering Akar .............................................................

12. Bobot Kering Akar (g) ............................................................................

13. Sidik Ragam Bobot Kering Akar .............................................................

14. Bobot Basah Tajuk (g). ...........................................................................

15. Sidik Ragam Bobot Basah Tajuk. ............................................................

16. Bobot Kering Tajuk (g) ...........................................................................

17. Sidik Ragam Bobot Bobot Kering Tajuk ................................................

18. Umur Berbunga (hari) .............................................................................

19. Sidik Ragam Umur Berbunga ..................................................................

20. Data Umur Panen (hari) ..........................................................................

21. Sidik Ragam Umur Panen .......................................................................

22. Jumlah Biji Per Tongkol (biji) .................................................................


Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
23. Sidik Ragam Biji Per Tongkol.................................................................

24. Bobot Kering Jagung Pipil Per Tanaman (g)............................................

25. Sidik Ragam Bobot Kering Jagung Pipil Per Tanaman ............................

26. Dokumentasi Penelitian...........................................................................

27. Data Temperatur .....................................................................................

28. Data Curah Hujan ...................................................................................

29. Data Intensitas Matahari..........................................................................

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hasil jagung per hektar di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan

dengan negara lain. Rendahnya hasil ini terutama disebabkan belum menyebarnya

varietas unggul, pemakaian pupuk yang sangat sedikit serta cara bercocok tanam

yang belum diperbaiki (Warisno, 1998).

Rata-rata produksi jagung Propinsi Sumatera Utara menurut BPS (2005)

dapat dilihat seperti tabel 1 dibawah ini :

Jenis tanaman ATAP 2003 ASEM 2004 ARAM I 2005


Produksi (ton)
Jagung 687.360 712.133 174.954
Produktivitas (ku/ha)
Jagung 32,61 33,14 33,30
Luas panen (ha)
Jagung 210.782 214.882 214.699
Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara

Sumatera Utara (khususnya Binjai, Langkat, Deli Serdang) memiliki

ketersediaan lahan kering cukup potensial untuk pengembangan jagung dengan

luas berturut-turut 1.684 Ha, 90.983 Ha, dan 68.879 Ha (Rancana Tata Ruang

Wilayah SUMUT, 2006). Potensi lahan kering yang cukup besar di daerah ini

perlu mendapat perhatian untuk dapat menghasilkan inovasi-inovasi teknologi

tepat guna lahan marginal bagaimana pun juga lahan marginal dapat juga

menghasilkan devisa, penyediaan lapangan kerja dan alternatif dalam pengentas

kemiskinan. (Rasahan, et.al, 1999).


Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Rendahnya produktivitas lahan kering, selain disebabkan oleh tingkat

kesuburan tanah yang rendah, juga disebabkan oleh rendahnya intensitas indeks

pertanaman karena kebutuhan air tidak tersedia sepanjang tahun. Untuk

meningkatkan produktivitas lahan kering masam, maka selain pengapuran dan

pemupukan dapat dilakukan dengan optimalisasi pola tanam, yang selain dapat

meningkatkan intensitas indeks pertanaman, juga dapat mengurangi aliran

permukaan erosi, dan evaporasi tanah oleh adanya penutupan tanaman dan sisa

hasil panen yang dapat berfungsi sebagai mulsa dan menambah bahan organik

tanah (Amin, dkk, 1999).

Untuk mengatasi keterbatasan air tanah pada musim-musim tertentu

sedangkan peningkatan produksi jagung harus terus berlanjut, maka dibuat suatu

model penelaan alternatif dari pola tanam yang selaras dengan kebutuhan air

tanaman. Pergeseran waktu tanaman akan mempengaruhi keragaan pertumbuhan

dan hasil pertanian. Dengan mengetahui faktor-faktor cuaca tersebut,

pertumbuhan tanaman, dan tingkat fotosistesis dan respirasi yang berkembang

secara dinamis dan disimulasi. Kesesuaian curah hujan dan pertanaman akan lebih

spesifik dan terinci kebutuhannya apabila budidaya pertanian yang dilakukan

sudah dipertimbangkan aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas

(Ismail, dkk, 1997).

Mengetahui pola tanam petani yang berlaku adalah sangat penting untuk

digunakan sebagai dasar bagi perancangan suatu pola introduksi yang mampu

meningkatkan intensitas dan produktivitasnya. Pola umum yang dominan di lahan

kering adalah tumpangsari antara jagung, padi gogo dan ubikayu yang

penanamannya dilakukan di musim hujan. Produktivitas dari pola tersebut


Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
bervariasi tergantung pada kondisi iklim dan tanahnya. Dalam pola petani

tersebut, setelah jagung dan padi dipanen, tinggal ubikayu yang akan tumbuh terus

sepanjang tahun. Pada saat itulah terlihat beberapa hal yang merugikan, antara lain

tanah tidak terlindung dengan baik dari sinar matahari dan curah hujan serta

memberikan peluang bagi tumbuhnya kembali alang-alang (syarifuddin, 1997).

Pertumbuhan dan penyebaran tumbuhan sering dibatasi oleh suhu.

Umumya tumbuhan akan dapat mempertahankan kehidupannya dengan aktivitas

pertumbuhan yang normal pada kisaran suhu antara 10 oC sampai 40 oC. Suhu

diluar dari batas minimum dan maksimum disebut suhu ekstrim. Lawan dari suhu

ekstrim ialah suhu normal. Suhu ekstrim tinggi ataupun rendah akan berakibat

jelek bagi tumbuhan. Akibatnya antara lain ialah timbulnya gejala-gejala klorosis,

pecahnya jaringan sampai nekrosis dan gugur buah sebelum waktunya. Suhu yang

terbaik bagi pertumbuhan tumbuhan disebut suhu optimal. Suhu optimal tidak

sama dengan keseluruhan tumbuhan dan sangat dipengaruhi oleh struktur

anatomis dan morfologis tumbuhan tersebut (Ismail, 2001).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi tumbuhan terhadap

ekeringan antara lain RH yang terlalu rendah, suhu sangat tinggi, angin kencang

dan tak tersedianya airdi dalam tanah. Kecuali faktor terakhir, akan menyebabkan

tingginya aktivitas transpirasi, sehingga kekurangan air semakin berat. Faktor

terakhir, kalau persediaan air dalam tanah sangat rendah untuk mengganti

kekurangan air akibat transpirasi tidak ada maka tumbuhan menderita

(Ismail, 2001).

Walaupun intensitas cahaya sangat menetukan untuk kelangsungan proses

fotosintesis akan tetapi tidaklah selamanya bahwa kegiatan fotosintesis akan naik

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
sesuai dengan kenaikan intensitas cahaya. Memang diakui kenyataan bahwa

kecepatan fotosintesis tumbuhan bertambah dengan bertambah tingginya

intensitas cahaya pada suatu kisaran tertentu, akan tetapi pada eberapa keadaan

kenaikan intensitas cahaya tidak dapat meningkatkan kegiatan fotosintesis. Titik

dimana dimulai intensitas cahaya tidak lagi dapat meningkatkan kegiatan

fotosintesis oleh karena tumbuhan telah jenuh cahaya disebut titik kompensasi

cahaya (Ismail, 2001).

Tujuan Penelitian

Untuk menguji pola pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.) pada

musim kering terhadap perbedaan waktu tanam.

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh perbedaan waktu tanam terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan ilmiah dalam penyusunan skripsi yang merupakan salah satu

syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Budidaya

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Seperti halnya pada jenis rumput-rumputan yang lain, akar tanaman

jagung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi tanah yang sesuai

untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada kondisi tanah yang subur

dan gembur karena sistem pengolahan tanahnya cukup baik, akan didapat jumlah

akar yang cukup banyak, sedang pada tanah yang kurang baik (jelek) akar yang

tumbuh jumlahnya terbatas (Warisno, 1998).

Batang tanaman yang kaku ini tingginya berkisar antara 1.5 m dan 2.5 m

dan terbungkus pelepah daun yang berselang-seling yang berasal dari setiap buku.

Buku batang mudah terlihat. Pelepah daun terbentuk pada buku dan membungkus

rapat-rapat pajang batang utama, sering melingkupi hingga buku berikutnya. Pada

lidah daun, setiap pelepah daun kemudian membengkok menjauhi batang sebagai

daun yang panjang, luas dan melengkung (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Pada tanaman jagung menempel daun yang jumlahnya antara 8 sampai 48

helai, tetapi biasanya berkisar 12 – 18 helai. Hal ini tergantung varietas dan umur

tanaman jagung. Jagung berumur genjah biasanya memiliki jumlah daun sedikit,

sedangkan yang berumur dalam berdaun lebih banyak. Tipe daun digolongkan ke

dalam linier. Panjang daun bervariasi biasanya antara 30 cm dan 150 cm

sedangkan lebarnya dapat mencapai 15 cm. Adapun tangkai daun/pelepah daun

normal biasanya antara 3 cm sampai 6 cm (Aak, 1996).

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Rambut pertama berasal dari putik dasar tongkol dan ada satu helai rambut

untuk satu biji jagung yang akan terbentuk. Rambut biasanya muncul 1-3 hari

setelah sari mulai tersebar dan siap diserbuki (reseptif) ketika keluar dari kelobot.

Bergantung pada suhu dan kejaguran tanaman, diperlukan waktu 2-7 hari untuk

memunculkan semua rambut secara sempurna. Hampir semua biji jagung

terbentuk pada 3-5 hari setelah rambut pertama muncul. Suhu tinggi selama

persebaran tepung sari dan munculnya rambut dapat berpengaruh buruk karena

tepung sari dapat mengering. Penyerbukan dapat terjadi dalam kisaran suhu yang

lebar, suhu optimumnya sekitas 30 oC. Pada banyak kultivar, suhu di atas 36 oC

dengan terapan angin kering yang panas atau ketika tanaman mengalami cekaman

kelengasan, menyebabkan penyerbukan buruk yang berakibat pada buruknya

pengisian biji (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Buah biji jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji

jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi,

tergantung pada jenisnya. Pada umumnya biji jagung tersusun dalam barisan yang

melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8 – 20 baris biji.

Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (sead coat), endosperm

dan embrio (Rukmana, 1997).

Syarat Tumbuh

Iklim

Perkembangan tanaman dan pembungaan dipengaruhi oleh panjang hari

dan suhu, pada hari pendek tanaman lebih cepat berbunga. Banyak kultivar

tropika tidak akan berbunga di wilayah iklim sedang sampai panjang hari

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
berkurang hingga kurang dari 13 atau 12 jam. Pada hari panjang, tipe tropika ini

tetap vegetatif dan kadang-kadang dapat mencapai tinggi 5 – 6 m sebelum

tumbuh bunga jantan. Namun pada hari yang sangat pendek (8 jam) dan suhu

kurang dari 200C juga menunda pembungaan. Ketika ditanam pada kondisi hari

pendek pada daerah iklim sedang kultivar tropika cenderung berbunga lebih awal

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Pertumbuhan tanaman di lahan kering sangat dipengaruhi oleh keadaan

curah hujan. Oleh karena itu untuk menghindari resiko kegagalan panen yang

besar, pemilihan waktu tanam suatu jenis tanaman dan varietasnya harus tepat,

terutama untuk tanaman pangan. Pemilihan saat dan masa tanam yang baik

didasarkan pada indikator indeks kecukupan air (water satisfaction) yang dikenal

sebagai nisbah evapotranspirasi aktual (ETA) dan evapotranspirasi tanaman

(ETC) (Irianto, dkk, 2000).

Jagung dapat ditanam di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi

(daerah pegunungan) yang memiliki ketinggian sekitar 1.000 m atau lebih dari

permukaan laut (dpl). Umumnya jagung yang ditanam di daerah dengan

ketinggian kurang dari 800 m dpl akan memberikan hasil yang tinggi. Jagung

yang ditanam di tanah dengan ketinggian antara 800 m sampai 1.200 m dpl juga

masih dapat berproduksi dengan baik (Warisno, 1998).

Tanah

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus, hampir berbagai

jenis tanah dapat diusahakan untuk pertanaman jagung. Tetapi jagung yang

ditanam pada tanah gembur, subur dan kaya akan humus dapat memberi hasil

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
dengan baik. Untuk pertumbuhan optimal pada tanaman jagung membutuhkan pH

5,5 – 6,5. Tanah yang bersifat asam yaitu angka pH kurang dari 5,5 dapat

dilakukan pengapuran (Aak, 1996).

Keadaan basah memang diperlukan ketika biji jagung mulai ditanam,

keadaan kering pada waktu penanaman pemula adalah jelek, baik bagi

pertumbuhan selanjutnya maupun bagi pembuahannya. Demikian pula keadaan

yang terlalu basah tidak menguntungkan tanaman karena cenderung dapat

mengundang berbagai penyakit. Pada tanah yang terlalu lembab penanaman

hendaknya diatur sedemikian rupa agar buah jagung cukup matang untuk dipanen

pada awal musim kering, maksudnya agar hasil pemanenan dapat segera

dikeringkan untuk menghindari penjamuran yang dapat menurunkan kualitas dan

menimbulkan penyakit (Kartasapoetra, 1999).

Pola Tanam Pada Lahan Kering

Faktor air dalam batasan suhu memungkinkan pengaruh yang paling

penting dalam produksi tanaman. Air diabsorbsi dan digunakan sebagai media

transport untuk gula, mineral, dan fitohormon. Kehilangan air tejadi melalui

transpirasi; kehilangan panas selama transpirasi menolong tanaman untuk

mengendalikan suhu. Stres air juga mempengaruhi perkembangan tanaman

(Poincelot, 1995).

Kemampuan tanaman untuk menggunakan air secara efisien dan

menghindarkan pengaruh yang merusakkan dari stress air tergantung atas tahap

perkembangan. Sebagai contoh, dalam beberapa penelitian, telah ditemukan

bahwa tanaman sangat sensitif terhadap stress air pada permulaan fase reproduktif

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
dan perkembangannya tetapi relatif tidak sensitif selama pertumbuhan

vegetatifnya. Alasan untuk fenomena ini meliputi luas daun yang sangat besar

yang dicapai oleh tanaman pada akhir perkembangan vegetatif, adanya diversi

hasil fotosintesis dari akar-akar hingga buah yang berkembang pada awal

pembungaan. Adalah hal yang sukar untuk mengenal terjadinya adaptasi tanaman

terhadap stress air selama saat berbunga, tetapi pertumbuhan yang cepat dan

kemasakan yang belum waktunya (awal) pada tanaman gurun dan tanaman C4 di

daerah beriklim kering dapat diinterpretasikan sebagai adaptasi yang mendorong

selesainya reproduksi sebelum suplai air habis. Sistem perakaran seminal dan

sistem perakaran nodal pada serealia daerah iklim sedang adalah suatu adaptasi

untuk menjamin hubungan air yang mendukung selama pengisian bulir, jadi dapat

memaksimumkan hasil biji (Fitter dan Hay, 1995).

Salah satu kendala yang dapat membatasi pertumbuhan dan produksi

tanaman pada lahan kering adalah ketersediaan air yang rendah, karena itu

diperlukan kultivar kedelai dan jagung yang berpotensi produksi dan mempunyai

kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap cekaman air. Pengaruh cekaman air

terhadap pertumbuhan tanaman tergantung pada tingkat cekaman yang dialami

dan jenis atau kultivar yang ditanam. Pengaruh awal dari tanaman yang mendapat

cekaman air adalah terjadinya hambatan terhadap pembukaan stomata daun yang

kemudian berpengaruh besar terhadap proses fisiologis dan metabolisme dalam

tanaman (Mapegau, 2006).

Dengan mempertimbangkan potensi curah hujan yang tersedia, maka dirancang

pola introduksi dengan menyisipkan tanaman kacang-kacangan ke dalam

pertanaman ubikayu setelah jagung dan padi gogo dipanen. Pemilihan tanaman
Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
kacang-kancangan ini selain dimaksudkan untuk menutup tanah sepanjang tahun,

juga merupakan sumber protein nabati dan pendapatan petani disamping

kemampuannya memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah (Syarifuddin, 1997).

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan BMG Sampali, Medan dengan

ketinggian tempat ± 25 m dpl, dimulai bulan April sampai dengan Agustus 2007.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih jagung Pioneer 12,

Urea (450 kg/ha), TSP (100 kg/ha) dan KCl (100 kg/ha) sebagai pupuk dasar,

Insektisida Decis 2.5 EC dan Dithane M-45 untuk mengendalikan hama dan

penyakit.

Alat yang digunakan adalah meteran untuk mengukur luas lahan, cangkul

untuk mengolah lahan, tugal untuk membuat lubang tanam, tali plastik untuk

menentukan lubang tanam, gembor untuk menyiram tanaman, beaker glass untuk

mengukur volume akar, tugal untuk membuat lubang tanam, oven untuk

mengeringkan tanaman, timbangan untuk menimbang sampel parameter

pengamatan, pacak sampel untuk menandai tanaman sampel, papan nama,

kalkulator untuk menghitung data.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non-

Faktorial 1 faktor.

Perbedaan Waktu Tanam :

W1 = Hari pertama penanaman

W2 = 10 hari setelah penanaman pertama

W3 = 20 hari setelah penanaman pertama

Jumlah ulangan = 3 ulangan

Jumlah tanaman = 60 tanaman

Jumlah tanaman sampel = 5 tanaman

Jumlah tanaman sampel seluruhnya = 45 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya = 180 tanaman

Jarak tanam = 70 cm x 25 cm

Hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model linier, yaitu :
Yij = µ + ρi + αj + εij

Dimana :

Yij = Hasil pengamatan untuk unit percobaan blok ke–i karena perbedaan

waktu tanam pada musim kering pada taraf ke-j.

µ = Nilai tengah

ρi = Efek blok ke – i

αj = Efek perbedaan waktu tanam pada musim kering pada taraf ke - j

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
εij = Efek galat pada blok ke – i yang disebabkan pengaruh perbedaan waktu

tanam pada musim kering pada taraf ke – j.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan

Lahan penelitian terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan kotoran

lainnya, lalu diolah dengan cara mengemburkan lahan dengan menggunakan

cangkul, dilanjutkan dengan pembuatan petak percobaan dengan ukuran

3 m x 3 m.

Pemupukan

Pemupukan dasar dilakukan bersamaan pada saat penanaman dengan

perbandingan Urea 450 kg/ha, TSP 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha, dimana pupuk

urea diberikan 3 kali yaitu 150 kg/ha pada waktu penanaman, 150 kg/ha saat

tanaman berumur 1 bulan, dan saat tanaman berumur 40 hari. Pemberian KCL dan

TSP 100 kg/Ha sama waktu pemberian Urea berumur 1 bulan. Pemupukan

dilakukan dengan cara ditugal disekitar tanaman dengan jarak 7 cm dari tanaman.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan menugal lahan yang telah digemburkan

kemudian memasukkan benih jagung piooner-12 yaitu 2 benih/lubang tanam yang

sebelumnya benih direndam dalam air 10 – 15 menit, dengan jarak tanam

70 cm x 25 cm.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Pemeliharaan

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore hari tergantung

kondisi dan keadaan lingkungan. Penyiraman dilakukan dengan gembor.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam yaitu dengan mengganti

tanaman yang mati, tanaman yang tumbuhnya abnormal, tanaman yang terserang

hama dan penyakit serta tanaman yang tidak berkecambah.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah tanam dengan cara memotong

tanaman dengan menggunakan gunting dan meninggalkan satu tanaman yang

sehat per lubang tanam.

Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma

yang ada pada pertanaman supaya tidak ada persaingan antara gulma dan tanaman

jagung.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit tergantung kondisi di lapangan. Bila

terjadi serangan hama, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida

Decis 2,5 EC dengan konsentrasi 0,5 cc/liter air. Sedangkan untuk penyakit dapat

menggunakan fungisida Dithane M 45 dengan dosis 2 g/liter air.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Peubah Amatan

Luas Daun (cm2)

Luas daun dihitung pada saat tanaman sudah berbunga. Daun yang

dihitung adalah daun yang bagian tengah dengan menggunakan meteran. Dengan

rumus : Panjang x Lebar x Konstanta .

Umur Berbunga (hari)

Umur berbunga diamati setelah 75 % tanaman telah mengeluarkan bunga.

Umur Panen (hari)

Umur panen dihitung setelah tanaman telah memenuhi kriteria untuk

dipanen seperti rambut jagung telah berwarna oklat dan tongkol telah terisi penuh.

Volume Akar (cm3)

Volume akar diukur pada saat panen. Pengukuran volume akar

menggunakan metode grafimetrik yaitu dengan menggunakan beaker glass yang

diisi air penuh, kemudian akar dimasukkan ke dalamnya. Volume air yang tumpah

adalah volume akar tersebut.

Bobot Basah Tajuk (g)

Bagian tajuk tanaman dipisahkan dari akar tanaman dengan cara

memotong pada pangkal batang kemudian ditimbang. Bobot basah tajuk diukur

setelah tanaman di panen.

Bobot Basah Akar (g)

Bagian akar tanaman dipisahkan dari tajuk tanaman dengan cara

memotong bagian leher akar kemudian ditimbang. Bobot basah akar diukur

setelah tanaman di panen.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Bobot Kering Tajuk (g)

Bagian tajuk tanaman dipisahkan dari akar tanaman dengan cara

memotong pada pangkal batang.kemudian diovenkan dengan suhu 105 oC selama

24 jam, lalu ditimbang. Bobot kering tajuk diukur setelah tanaman di panen.

Bobot Kering Akar (g)

memotong bagian leher akar kemudian diovenkan dengan suhu 105 oC

selama 24 jam, lalu ditimbang. Bobot kering akar diukur setelah tanaman di

panen.

Jumlah Biji per Tongkol (biji)

Jumlah biji dihitung setelah tanaman jagung dipanen dan dihitung per

tongkolnya.

Bobot Kering Jangung Pipil Kering per Tanaman (g)

Jagung yang sudah dipanen, kemudian dipipil atau dipisahkan dari tongkol

jagung. Jagung pipil kemudian dimasukkan ke oven dengan suhu 105 o C selama

24 jam, lalu ditimbang.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dari hasil analisis statistik, menunjukan perbedaan waktu tanaman tidak

berpengaruh nyata terhadap jumlah biji per tongkol, volume akar, bobot kering

jagung pipil kering per tanaman, bobot basah tajuk, dan bobot basah akar, tetapi

berpengaruh nyata terhadap luas daun, umur berbunga, umur panen, bobot kering

tajuk dan bobot kering akar.

Luas Daun (cm2)

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam luas daun dapat dilihat pada

lampiran 6-7. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu

tanam berpengaruh nyata terhadap luas daun.

Histrogram hubungan antara luas daun dengan perbedaan waktu tanam

dapat dilihat pada Gambar 1.

840 821.9 a
820
Luas Daun

800
780 763.34 b
760 742.33 b
740
720
700
W1 W2 W3

Waktu Tanam

Gambar 1.Luas daun jagung pada saat panen dengan perbedaan waktu tanam

Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu tanam

berpengaruh nyata terhadap luas daun, dimana luas daun tertinggi pada perlakuan

W2 (821.90 cm2) dan terendah pada pelakuan W1 (742.33 cm2).

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Volume akar (cm3)

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam volume akar dapat dilihat pada

lampiran 14-15. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu

tanam tidak berpengaruh nyata terhadap volume akar.

Histogram hubungan antara volume akar dengan perbedaan waktu tanam

dapat dilihat pada Gambar 2.

160 136.73
140
109.47
Volume Akar

120
100 83.47
80
60
40
20
0
W1 W2 W3

Waktu Tanam

Gambar 2. Volume akar pada saat panen dengan perbedaan waktu tanam

Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu tanam tidak

berpengaruh nyata terhadap volume akar, dimana volume akar tertinggi pada

perlakuan W3 (136.73 cm3) dan terendah pada pelakuan W1 (83.47 cm3).

Bobot Basah Akar (g)

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam bobot basah akar dapat dilihat pada

lampiran 22-23. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu

tanam tidak berpengaruh nyata terhadap bobot basah akar.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
151.66
160 137.92 133.94
135.68

Bobot Basah Akar


140
120 100.82 97.12
87.88 91.14 I
100
80 70.24 II
60 III
40 6
20
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam

Gambar 3. Histogram bobot basah akar per minggu

Histogram hubungan antara bobot basah akar dengan perbedaan waktu

tanam dapat dilihat pada Gambar 4.

155 148.93 148.9


Bobot Basah Akar

150
145
140
135
127.35
130
125
120
115
W1 W2 W3
Waktu Tanam

Gambar 4. Bobot basah akar pada saat panen dengan perbedaan waktu tanam

Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu tanam tidak

berpengaruh nyata terhadap bobot basah akar, dimana bobot basah akar tertinggi

pada perlakuan W3 (148.93 g) dan terendah pada pelakuan W1 (127.35 g).

W1 W2 W3

Gambar 5. Penampang Akar pada Perlakuan W1, W2 dan W3.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Bobot Kering Akar (g)

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam bobot kering akar dapat dilihat

pada lampiran 24-25. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan

waktu tanam berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar.

25 22.22
20.5
Bobot Kering Akar

17.8 18.92
20 17.7
15.1 I
13.36 13.82
15
10.82
II
10
III
5
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam

Gambar 6. Bobot kering akar per minggu

Histogram hubungan antara bobot kering akar dengan perbedaan waktu

tanam dapat dilihat pada Gambar 7.

50 45.54
42.53
Bobot Kering Akar

40
30
19.99
20
10
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam

Gambar 7. Bobot kering akar pada saat panen dengan perbedaan waktu tanam

Dari gambar 7 dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu tanam

berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar, dimana bobot kering akar tertinggi

pada perlakuan W2 (45.54 g) dan terendah pada pelakuan W1 (19.99 g).

Bobot Basah Tajuk (g)

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam bobot basah tajuk dapat dilihat

pada lampiran 18-19. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan

waktu tanam tidak berpengaruh nyata terhadap bobot basah tajuk.

700
586.64
Bobot Basah Tajuk
600 535.84 522.38 512.22 525.14 524.04
480.94
500 448.02
383.32 I
400
II
300
III
200
100
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam

Gambar 8. Bobot basah tajuk per minggu

Histrogram hubungan antara bobot basah tajuk dengan perbedaan waktu

tanam dapat dilihat pada Gambar 9.

326.08
330
Bobot Basah Tajuk

320
310 299.74
300 293.99
290
280
270
W1 W2 W3
Waktu Tanam

Gambar 9. Bobot basah tajuk pada saat panen dengan perbedaan waktu tanam

Dari gambar 9 dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu tanam tidak

berpengaruh nyata terhadap bobot basah tajuk, dimana bobot basah tajuk tertinggi

pada perlakuan W3 (326.08 g) dan terendah pada pelakuan W1 (293.99 g).

Bobot Kering Tajuk (g)

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam bobot kering tajuk dapat dilihat

pada lampiran 20-21. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan

waktu tanam berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk.

140 123.84
Bobot Kering Tajuk 115.74 117.44 118.56
120
100 85.8 84.2 85.9 86.28
76.28 I
80
II
60
III
40
20
0
W1 W2 W3

Waktu Tanam

Gambar 10. Bobot kering tajuk per minggu

Histogram hubungan antara bobot kering tajuk dengan perbedaan waktu

tanam dapat dilihat pada Gambar 11.

120 107.24
Bobot Kering Tajuk

100 87.93 86.71


80
60
40
20
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam

Gambar 11. Bobot kering tajuk pada saat panen dengan perbedaan waktu tanam

Dari gambar 11 dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu tanam

berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk, dimana bobot basah tajuk tertinggi

pada perlakuan W1 (107.24 g) dan terendah pada pelakuan W3 (86.71 g).

Umur Berbunga (hari)

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam umur berbunga dapat dilihat pada

lampiran 8-9. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu

tanam berpengaruh nyata terhadap umur berbunga.

Histogram hubungan antara umur berbunga dengan perbedaan waktu

tanam dapat dilihat pada Gambar 12.

73.4 73.27 a
Umur Berbunga

73.2
73 72.8 b
72.8
72.6 72.4 b
72.4
72.2
72
71.8
W1 W2 W3
Waktu Tanam

Gambar 12. Umur berbunga pada saat panen dengan perbedaan waktu tanam

Dari gambar 12 dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu tanam

berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, dimana umur berbunga tertinggi pada

perlakuan W3 (73.27 hari) dan terendah pada pelakuan W1 (72.40 hari).

Umur Panen (hari)

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam umur panen dapat dilihat pada

lampiran 10-11. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu

tanam berpengaruh nyata terhadap umur panen.

Histrogram hubungan antara umur panen dengan perbedaan waktu tanam

dapat dilihat pada Gambar 13.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
99.4 a
100
98

Umur Panen
95.33 b
96
94 92.47 c
92
90
88
W1 W2 W3
Waktu Tanam

Gambar 13. Umur panen pada saat panen dengan perbedaan waktu tanam.

Dari gambar 13 dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu tanam

berpengaruh nyata terhadap umur panen, dimana umur panen tertinggi pada

perlakuan W2 (99.40 hari) dan terendah pada pelakuan W1 (92.74 hari).

Jumlah Biji per Tongkol (biji)

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah biji/tongkol dapat dilihat

pada lampiran 12-13. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan

waktu tanam tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah biji per tongkol.

Histogram hubungan antara jumlah biji per tomgkol dengan perbedaan

waktu tanam Gambar 14.


Jumlah Biji per Tongkol

600 590.27
580
560
540 518.87 521
520
500
480
W1 W2 W3
Waktu Tanam

Gambar 14. Jumlah biji per tongkol pada saat panen dengan perbedaan waktu

tanam.

Dari gambar 14 dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu tanam

tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah biji/tongkol, dimana jumlah biji per
Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
tongkol tertinggi pada perlakuan W2 (590.27 biji) dan terendah pada pelakuan W1

(518.87 biji).

W1 W2 W3

Gambar 15. Jumlah Biji per Tongkol W1, W2 dan W3.

Bobot Kering Jagung Pipil Kering per Tanaman (g)

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam bobot kering jagung pipil kering

per tanaman dapat dilihat pada lampiran 16-17. Dari sidik ragam dapat dilihat

bahwa perlakuan perbedaan waktu tanam tidak berpengaruh nyata terhadap bobot

kering jagung pipil kering per tanaman.

Histogram hubungan antara jumlah biji per tongkol dengan perbedaan

waktu tanam Gambar 16.

158.02
Bobot Kering Jagung

160
Pipil Kering per

155 150.06
Tanaman

150
145 139.95
140
135
130
W1 W2 W3
Waktu Tanam

Gambar 16. Jumlah biji per tongkol pada saat panen dengan perbedaan waktu

tanam.
Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Dari gambar 16 dapat dilihat bahwa perlakuan perbedaan waktu tanam

tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering jagung pipil kering per tanaman,

dimana bobot kering jagung pipil kering per tanaman tertinggi pada perlakuan W3

(158.02 g) dan terendah pada pelakuan W1 (139.95 g).

W1 W2 W3

Gambar 17. Bobot Kering Jagung Pipil Kering per tanaman.


Pembahasan

Perbedaan waktu tanam terhadap pola pertumbuhan dan produksi tanaman


jagung

Berdasarkan hasil analisis data secara statistik, menunjukan perbedaan

waktu tanaman berpengaruh nyata terhadap luas daun, umur berbunga, umur

panen, bobot kering tajuk dan bobot kering akar tetapi tidak berpengaruh nyata

terhadap jumlah biji per tongkol, volume akar, bobot kering jagung pipil kering

per tanaman, bobot basah tajuk, dan bobot basah akar. Dimana luas daun tertinggi

pada waktu tanam hari ke 11 sebesar 821.90 cm2 dan terendah pada waktu tanam

hari ke 1 sebesar 742.33 cm2. Hal ini disebabkan karena pada waktu tersebut suhu

relatif rendah tetapi kelmbaban dan curah hujan relatif sangat tinggi sehingga

tanaman sangat sensitif pada intensitas sinar matahari selama pertumbuhan

vegetatif tanaman yang dapat mempengaruhi proses pembentukan daun, dan

mempengaruhi proses pertumbuhan dan produksi tanaman tersebut. Pada waktu

tanam hari ke 11 intensitas cahaya matahari lebih tinggi dibandingkan pada waktu
Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
tanam hari ke 1. Hal ini sesuai dengan literatur Fitter dan Hay (1995) yang

menyatakan bahwa alasan untuk fenomena tersebut di atas meliputi luas daun

yang sangat besar yang dicapai oleh tanaman pada akhir perkembangan vegetatif,

adanya diversi hasil fotosintesis dari akar-akar hingga buah yang berkembang

pada awal pembungaan.

Untuk bobot kering akar tertinggi pada waktu tanam hari ke 11 sebesar

45.54 g dan terendah pada waktu tanam hari ke 1 sebesar 19.99 g. Hal disebabkan

karena pada waktu tanam hari ke 1, kelembaban lebih tinggi dibandingkan dengan

waktu tanam hari ke 11 sehingga proses fotosintesis terganggu dan sistem

perakaran kurang baik. Dalam hal ini juga curah hujan dan kelembaban tinggi dan

intensitas sinar matahari yang rendah serta peran akar dalam menyerap garam

mineral dari dalam tanah sehingga dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan

produksi tanaman tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fitter dan Hay

(1995) yang menyatakan bahwa sistem perakaran tanaman serealia daerah iklim

sedang adalah suatu adaptasi untuk menjamin hubungan air yang mendukung

selama pengisian bulir, jadi dapat memaksimumkan produksi.

Untuk bobot kering tajuk yang tertinggi pada waktu tanam hari ke 1

sebesar 107.24 g dan yang terendah pada waktu tanam hari ke 21 sebesar 86.71 g.

hal disebabkan karena curah hujan yang tinggi pada waktu tanam hari ke 21

sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Waktu tanam hari ke 1

dengan intensitas sinar matahari yang rendah serta kelembaban lebih tinggi

dibandingkan pada waktu tanam hari ke 21. Tajuk yang massa segarnya lebih

rendah mungkin mempunyai massa kering yang lebih besar, sebab tajuk seperti

daun tersebut berfotosintesis dan menyerap garam mineral dari dalam tanah,

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman tersebut. Hal

ini sesuai dengan Ismail, dkk (1995) yang menyatakan bahwa dengan

mempertimbangkan potensi curah hujan yang tersedia, maka dirancang pola

inroduksi pertanaman.

Untuk umur berbunga tertinggi pada waktu tanam hari ke 21 sebesar 73.27

hari dan terendah pada waktu tanam hari ke 21 sebesar 72.40 hari. Hal ini

disebabkan pada saat tanaman mengeluarkan bunga, memerlukan suhu yang

tinggi dan ketersediaan air yang cukup untuk membantu penyerbukan tanaman

sehingga dapat mempercepat munculnya bunga. Hal ini sesuai dengan literatur

Mapegau (2006) yang menyatakan bahwa salah satu kendala yang dapat

membatasi pertumbuhan dan produksi tanaman pada lahan kering adalah

ketersediaan air yang rendah karena itu diperlukan kultivar jagung yang

berpotensi produksi dan mempunyai kemampuan yang tinggi tehadap cekaman

air.

Umur panen tertinggi pada waktu tanam hari ke 11 sebesar 99.40 hari dan

terendah pada waktu tanam hari ke 1 sebesar 92.47 hari. Hal ini disebabkan oleh

waktu tanam yang tepat dan sesuai dengan kriteria pertumbuhannya. Hal ini juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim seperti suhu, curah hujan dan intensitas sinar

matahari yang mendukung sebagai faktor-faktor pertumbuhan yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman tersebut. Hal sesuai dengan

Warisno (1998) yang menyatakan bahwa waktu tanam yang tepat merupakan

salah satu usaha untuk memperkecil kegagalan panen.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pada perbedaan waktu tanam yang berpengaruh nyata hanya luas daun,

umur berbunga, umur panen, bobot kering tajuk dan bobot kering akar.

2. Pada waktu tanam 21 hari adalah pola tanam yang sesuai untuk

pertumbuhan tanaman jagung dengan kondisi iklim yang sesuai.

Saran

Sebaiknya untuk melakukan suatu pertanaman perlu diperhatikan pola

waktu tanam yang sesuai.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA

Aak., 1996. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisiun, Yogyakarta.

Amin I., A. Sofyan dan M.sudjadi., 1999. Pengaruh Pengapuran Terhadap


Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Banten, Jawa Barat.
Pembr.Pen.Tanah dan Pupuk No 4 : 6-9.

Fitter, A. H dan R. K. M. Hay, 1995. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Terjemahan


S. Andani dan E. D. Purbayanti. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.

Irianto G., Le I.Amien,dan E. Surmaini., 2000. Keragaman Iklim Sebagai


PeluangDiversifikasi. Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya
. 67 – 95. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Ismail, G., 2001. Ekologi Tumbuhan dan Tanaman Pertanian. Angkasa Raya
Padang. Padang.

Ismail I.G., Soebowo dan Suryatna Effendi., 1997. Penelitian Pola Tanam di
Daerah Transmigrasi Lahan Kering Way Abung, Lampung Utara.
Proceeding Pertemuan Teknis Penelitian Pola Usahatani Menunjang
Transmigrasi. Cisarua, Bogor 27 – 29 Februari 1984.:153-172.
Departemen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Prtanian.

Kartasapoetra, A. G. 1999. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah


Tropik. Bina Aksara, Jakarta.

Mapegau, 2006. Pengaruh Cekaman Air terhadap Pertumbuhan dan Hasil


Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr). Jurnal Ilmiah Pertanian Kultura
41:43. Fakultas Pertanian USU, Medan.

Poincelot, R. P., 1995. Horticulture Principles and Practical Aplications. Prentice


Hall, New Jersey.

Rasahan, C. A., et.al., 1999. Refleksi Pertanian : Tanaman Pangan dan


Hortikultura Nusantara. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Rubatzky, V. E dan M. Yamaguchi., 1998. Sayuran Dunia 1. Prinsip, Produksi


dan Gizi. ITB Press, Bandung.
Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
., 1998. Sayuran Dunia Prinsip, Produksi dan Gizi. Terjemahan Catur
Herison. ITB-Press, Bandung.

Rukmana, H. R. 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius, Jogjakarta.

Sinulingga, N. M., 1999. Refleksi Pertanian : Tanaman Pangan dan Hortikultura


Nusantara. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Suprapto, H. S. 1990. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya, Jakarta.

Syarifuddin K.A., 1997. Tanpa Olah Tanah Dalam Pola Tanam. Pros. Seminar
Nasional II. BDP TOT Bogor. : 1 – 15.

Warisno. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius, Yogyakarta.

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung

Nama Varietas : P12


SK : 775/Kpts/TP.240/6/99
Tahun : 1999
Tetua : F1 dari silang tunggal antara M30A97 dengan F30A97.
M30A97 dan F30A97 adalah galur murni topis yang
dikembangkan oleh Pioneer Hi Bred Philipines, Inc dan
Pioneer Hi Bred (Thailand, Co, Ltd) secara berurutan
Rataan Hasil : 10-12 ton/ha
Potensi Hasil : 8-10,5 ton/ha pipilan kering
Golongan : Hibrida silang tunggal
Umur : Berumur dalam
None : 50% polinasi : 56-59 hari
None : 50% keluar rambut 57-60 hari
Masak fisiologis 92 hari (<600 m dpl) 120 hari (>600 m
dpl)
Batang : Besar dan kokoh
Warna Batang : hijau
Tinggi Tanaman : 211 cm
Daun : Tegak dan lebar
Warna Daun : Hijau tua
Keragaman Tanaman : Sangat seragam
Perakaran : Baik dan kuat
Kerebahan : Tahan rebah
Bentuk Malai : Tidak terbuka, ujung terkulai
Warna Sekam : Hijau
Warna Anthera : Kuning
Warna Rambut : Putih dengan merah muda diujungnya
Tongkol : Panjang dan silindris
Kedudukan Tongkol : Agak tinggi dipertengahan, tinggi tanaman (91 cm)
Klobot : Menutup biji dengan baik
Warna Biji : Orange
Bentuk Biji : Mutiara
Baris Biji : Lurus dan rapat
Jumlah Baris/tongkol : 14-16 baris
Bobot 1000 Butir : 29 gram
Kandungan Nutrisi : 5,6% minyak, 10,6% protein dan 71,2 tepung
Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap karat daun dan busuk tongkol
Diplodia dan busuk batang bakteri, agak tahan terhadap
bulai, hawar daun H. Turcicum dan busuk batang
Phythium
Daerah adaptasi : Beradaptasi luas pada dataran rendah dan tinggi
Pengusul : PT. Pioneer Hibrida Indonesia
Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
(Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2006)

Lampiran 2. Bagan Penelitian

Timur
III
M0W3
I

I
M0W3 II

II III
M0W3 Barat
I II III

II I III
M0W1 M0W1 M0W1

II I III
M0W2 M0W2 M0W2
Lapangan Hijau

Keterangan Gambar :

Jarak antar petak : 50 cm

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 3. Bagan Tanaman per Petak

B C
D

Keterangan : A dan D adalah jarak antar tanaman dalam antar barisan/petak =


70 cm

B dan C adalah jarak antar tanaman dalam barisan/petak = 25 cm

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 4. Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Nama Kegiatan Minggu Ke


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Persiapan Lahan x
2. Pemupukan Dasar x
3. Penanaman x x x
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiraman Dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan
b. Penjarangan x x x
c. Penyiangan Dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan
d. Pengendalian Hama dan Penyakit Dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan
5. Pengamatan Parameter
a. Luas Daun (cm2) Pada saat tanaman sudah berbunga
b. Umur Berbunga (hari) Saat 75% tanaman sudah mengeluarkan bunga
c. Umur Panen (hari) Setelah tanaman memenuhi kriteria untuk panen
d. Jumlah Biji per Tongkol (biji) x x x
e. Volume Akar (cm3) x x x
f. Bobot Kering Jagung Pipil kering per
x x x
Tanaman (g)
g. Bobot Basah Tajuk (g) x x x
h. Bobot Kering Tajuk (g) x x x
i. Bobot Basah Akar (g) x x x
j. Bobot Kering Akar (g) x x x

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 5. Rangkuman Uji Beda Rataan Parameter

Parameter yang Diamati


Perl
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MW1 742,33b 72,40b 92,47c 518,87 83,47 139,95 293,99 107,24a 127,35 19,99b
MW2 821,90a 72,80b 99,40b 521,00 109,47 150,06 299,74 87,93b 148,93 45,54a
MW3 763,34b 73,27a 95,33a 590,27 136,73 158,02 326,08 86,71b 148,90 42,53a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama berpengaruh tidak nyata menurut Uji Jarak
Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%

Keterangan :
1. Luas Daun (cm2)
2. Umur Berbunga (hari)
3. Umur Panen (hari)
4. Jumlah Biji/Tongkol (biji)
5. Volume Akar (cm3)
6. Bobot kering Jagung Pipil kering/Tanaman (g)
7. Bobot Basah Tajuk (g)
8. Bobot Kering Tajuk (g)
9. Bobot Basah Akar (g)
10. Bobot Kering Akar (g)

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 6. Data Luas Daun (cm2)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III

MW1 720,54 720,58 785,86 2226,98 742,33


MW2 821,64 781,00 863,06 2465,70 821,90
MW3 747,06 731,00 811,96 2290,02 763,34

Total 2289,24 2232,58 2460,88 6982,70


Rataan 763,08 744,19 820,29 775,86

Lampiran 7. Sidik Ragam Luas Daun


SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 9421,28 4710,64 40,67 ** 6,94 18,00
Perlakuan 2 10202,75 5101,37 44,05 ** 6,94 18,00
Galat 4 463,29 115,82
Total 8 20087,32 2510,91
KK = 1, 39
tn = Tidak Nyata
* = Nyata

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 8. Data Volume Akar (cm3)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III

MW1 70,00 129,00 51,40 250,40 83,47


MW2 126,00 81,20 121,20 328,40 109,47
MW3 146,40 122,00 141,80 410,20 136,73

Total 342,40 332,20 314,40 989,00


Rataan 114,13 110,73 104,80 109,89

Lampiran 9. Sidik Ragam Volume Akar


SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 133,88 66,94 0,06 tn 6,94 18,00
Perlakuan 2 4256,81 2128,40 1,81 tn 6,94 18,00
Galat 4 4695,24 1173,81
Total 8 9085,93 1135,74
KK = 31,18
tn = Tidak Nyata
* = Nyata

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 10. Data Bobot Basah Akar (g)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III

MW1 128,02 158,40 95,64 382,06 127,35


MW2 169,84 105,64 171,30 446,78 148,93
MW3 163,78 113,68 169,24 446,70 148,90

Total 461,64 377,72 436,18 1275,54


Rataan 153,88 125,91 145,39 141,73

Lampiran 11. Sidik Ragam Bobot Basah Akar


SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 1234,42 617,21 0,46 tn 6,94 18,00
Perlakuan 2 929,60 464,80 0,34 tn 6,94 18,00
Galat 4 5423,26 1355,81
Total 8 7587,27 948,41
KK = 25,98
tn = Tidak Nyata
* = Nyata

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 12. Data Bobot Kering Akar (g)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III

MW1 16,40 24,62 18,96 59,98 19,99


MW2 43,52 39,16 53,94 136,62 45,54
MW3 36,34 40,84 50,40 127,58 42,53

Total 96,26 104,62 123,30 324,18


Rataan 32,09 34,87 41,10 36,02

Lampiran 13. Sidik Ragam Bobot Kering Akar


SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 127,78 63,89 2,03 tn 6,94 18,00
Perlakuan 2 1169,46 584,73 18,55 ** 6,94 18,00
Galat 4 126,06 31,52
Total 8 1423,30 177,91
KK = 15,59
tn = Tidak Nyata
* = Nyata

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 14. Data Bobot Basah Tajuk (g)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III

MW1 300,84 298,60 282,52 881,96 293,99


MW2 339,48 246,54 313,20 899,22 299,74
MW3 337,00 319,82 321,42 978,24 326,08

Total 977,32 864,96 917,14 2759,42


Rataan 325,77 288,32 305,71 306,60

Lampiran 15. Sidik Ragam Bobot Basah Tajuk


SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 2107,68 1053,84 1,47 tn 6,94 18,00
Perlakuan 2 1756,88 878,44 1,23 tn 6,94 18,00
Galat 4 2862,88 715,72
Total 8 6727,44 840,93
KK = 8,73
tn = Tidak Nyata
* = Nyata

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 16. Data Bobot Kering Tajuk (g)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III

MW1 115,46 100,12 106,14 321,72 107,24


MW2 95,86 81,04 86,88 263,78 87,93
MW3 85,56 81,26 93,32 260,14 86,71

Total 296,88 262,42 286,34 845,64


Rataan 98,96 87,47 95,45 93,96

Lampiran 17. Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk


SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 207,86 103,93 4,25 tn 6,94 18,00
Perlakuan 2 795,82 397,91 16,28 ** 6,94 18,00
Galat 4 97,79 24,45
Total 8 1101,47 137,68
KK = 5,26
tn = Tidak Nyata
* = Nyata

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 18. Data Umur Berbunga (hari)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III

MW1 72,60 72,40 72,20 217,20 72,40


MW2 72,60 73,20 72,60 218,40 72,80
MW3 73,20 73,20 73,40 219,80 73,27

Total 218,40 218,80 218,20 655,40


Rataan 72,80 72,93 72,73 72,82

Lampiran 19. Sidik Ragam Umur Berbunga


SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 0,06 0,03 0,44 tn 6,94 18,00
Perlakuan 2 1,13 0,56 7,94 ** 6,94 18,00
Galat 4 0,28 0,07
Total 8 1,48 0,18
KK = 0,37
tn = Tidak Nyata
* = Nyata

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 20. Data Umur Panen (hari)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III

MW1 92,80 92,40 92,20 277,40 92,47


MW2 99,40 99,20 99,60 298,20 99,40
MW3 95,00 95,60 95,40 286,00 95,33

Total 287,20 287,20 287,20 861,60


Rataan 95,73 95,73 95,73 95,73

Lampiran 21. Sidik Ragam Umur Panen


SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 0,00 0,00 0,00 tn 6,94 18,00
Perlakuan 2 72,83 36,41 321,29 ** 6,94 18,00
Galat 4 0,45 0,11
Total 8 73,28 9,16
KK = 0,35
tn = Tidak Nyata
* = Nyata

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 22. Data Jumlah Biji per Tongkol
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III

MW1 525,40 550,80 480,40 1556,60 518,87


MW2 522,00 497,20 543,80 1563,00 521,00
MW3 595,40 554,20 621,20 1770,80 590,27

Total 1642,80 1602,20 1645,40 4890,40


Rataan 547,60 534,07 548,47 543,38

Lampiran 23. Sidik Ragam Biji per Tongkol


SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 391,26 195,63 0,14 tn 6,94 18,00
Perlakuan 2 9900,38 4950,19 3,59 tn 6,94 18,00
Galat 4 5522,15 1380,54
Total 8 15813,80 1976,72
KK = 6,84
tn = Tidak Nyata
* = Nyata

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 24. Data Bobot Kering Jagung Pipil Kering per Tanaman (g)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III

MW1 131,74 152,46 135,66 419,86 139,95


MW2 153,22 143,78 153,18 450,18 150,06
MW3 167,30 141,90 164,86 474,06 158,02

Total 452,26 438,14 453,70 1344,10


Rataan 150,75 146,05 151,23 149,34

Lampiran 25. Sidik Bobot Kering Jagung Pipil Kering per Tanaman
SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 49,28 24,64 0,15 tn 6,94 18,00
Perlakuan 2 491,91 245,96 1,53 tn 6,94 18,00
Galat 4 644,94 161,24
Total 8 1186,14 148,27
KK = 8,50
tn = Tidak Nyata
* = Nyata

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian

Gambar 14. Tanaman Jagung di Areal Pertanaman BMG Sampali

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 27. Data Harian Temperatur Pada Bulan Mei

MEI

29.5
29
TEMPERATUR

28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL

Lampiran 28. Data Harian Temperatur Pada Bulan Juni

JUNI

32
31
TEMPERATUR

30
29
28
27
26
25
24
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
TANGGAL

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 29. Data Harian Temperatur Pada Bulan Juli

JULI

35
30
TEMPERATUR

25
20
15
10
5
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL

Lampiran 30. Data Harian Curah Hujan Pada Bulan Mei

MEI

100
CURAH HUJAN

80

60

40

20

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 31. Data Harian Curah Hujan Pada Bulan Juni

JUNI

60
50
CURAH HUJAN

40
30
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
TANGGAL

Lampiran 32. Data Harian Curah Hujan Pada Bulan Juli

JULI

120
100
CURAH HUJAN

80
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 33. Data Harian Intensitas Matahari Pada Bulan Mei

MEI

120

100

80
INTENSITAS

60

40

20

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL

Lampiran 34. Data Harian Intensitas Matahari Pada Bulan Juni

JUNI

120

100

80
INTENSITAS

60

40

20

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 35. Data Harian Intensitas Matahari Pada Bulan Juli

JULI

120

100

80
INTENSITAS

60

40

20

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL

Lampiran 36. Data Harian Kelembaban Pada Bulan Mei

120

100
KELEMBABAN

80

60

40
20

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 37. Data Harian Kelembaban Pada Bulan Juni

100

80
KELEMBABAN

60

40

20

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL

Lampiran 38. Data Harian Kelembaban Pada Bulan Juli

100

80
KELEMBABAN

60

40

20

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 4. Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Nama Minggu Ke


Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Persiapan x
Lahan
2. Pemupukan x
Dasar
3. Penanaman x x x
4. Pemeliharaan
Tanaman
a. Dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan
Penyiraman
b. x x x
Penjarangan
c. Penyiangan Dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan
d. Dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan
Pengendalian
Hama dan
Penyakit
5. Pengamatan
Parameter
a. Luas Daun Pada saat tanaman sudah berbunga
(cm2)
b. Umur Saat 75% tanaman sudah mengeluarkan bunga
Berbunga
(hari)
c. Umur Setelah tanaman memenuhi kriteria untuk panen
Panen (hari)
d. Jumlah Biji
per Tongkol x x x
(biji)
e. Volume
x x x
Akar (cm3)
f. Bobot
Kering
Jagung
Pipil x x x
kering per
Tanaman
(g)
g. Bobot
Basah Tajuk x x x
(g)
h. Bobot
Kering Tajuk x x x
(g)
i. Bobot
Basah Akar x x x
(g)
j. Bobot x x x

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009
Kering Akar
(g)

Lampiran 5. Rangkuman Uji Beda Rataan Parameter

Parameter yang Diamati


Perl
1 2 3 4 5 6 7
MW1 742,33b 72,40b 92,47c 518,87 83,47 139,95 293,99 10
MW2 821,90a 72,80b 99,40b 521,00 109,47 150,06 299,74 8
MW3 763,34b 73,27a 95,33a 590,27 136,73 158,02 326,08 8
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan
kolom yang sama berpengaruh tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan
(DMRT) pada taraf 5%

Keterangan :
11. Luas Daun (cm2)
12. Umur Berbunga (hari)
13. Umur Panen (hari)
14. Jumlah Biji/Tongkol (biji)
15. Volume Akar (cm3)
16. Bobot kering Jagung Pipil kering/Tanaman (g)
17. Bobot Basah Tajuk (g)
18. Bobot Kering Tajuk (g)
19. Bobot Basah Akar (g)
20. Bobot Kering Akar (g)

Hasmar Harahap : Pola Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim Kering Terhadap
Perbedaan Waktu Tanam, 2007.
USU Repository © 2009

Anda mungkin juga menyukai