(a) (b)
(c)
Gambar 4.1 Sketsa design material yang akan dilakukan pengelasan
(a) Material plate, (b) material pipa dan (c) material fillet
Pada material plate mengacu pada standar ASME IX, material pipa mengacu
standar API 1104 dan material struktur T joint mengacu pada standar AWS D1.1.
(a) (b)
(c)
Gambar 4.2 Material yang akan dilakukan pengelasan
(b) Material plate, (b) material pipa dan (c) material fillet
4.2 Laporan Hasil Visual Terhadap Las-Lasan
Proses yang dilakukan sebelum seorang welding inspector melakukan
inspeksi terhadap hasil las-lasan yang telah dikerjakan adalah dengan memastikan
bahwa pencahayaan sekitar area pemeriksaan visual telah memenuhi standar,
yakni memiliki kecerahan area minimal sebesar 1000 lux yang didapat melalui
alat ukur light meter. Nilai tersebut mengacu kepada standar ASME V section 9
pada point T-952 mengenai direct visual examination. Hasil pengukuran lapngan
menggunakan light meter menunjukan bahwa kecerahan area pengamatan visual
berada pada nilai 1.450 lux sehingga proses pengamatan visual pada hasil las-
lasan dapat dilakukan.
Gambar 4.3 hasil pengukuran intensitas cahaya sekitar area pengujian visual las
Pada gambar 4.4 menunjukan hasil dari proses las-lasan yang telah dilakukan
pada material plate dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dalam wps.
Dari hasil visual tampak adanya beberapa cacat yang dapat dengan mudah terlihat
pada bagian surface material plate seperti cacat incomplete fusion dengan panjang
mencapai 1,2 cm (panah hitam), cacat porositas (panah kuning) serta cacat spatter
(panah hijau) yang dapat terlihat pada sisi las-lasan based material.
Gambar 4.4 Hasil pengujian visual pada material plate, (a) Face dan (b) root.
Selain itu pada bagian root material plate terbentuk banyak cacat yakni
incomplete fusion sepanjang 1cm dengan kedalaman 1mm (lingkaran ungu), cacat
burn throught dengan diameter 0,4 cm dan kedalaman 2 mm (lingkaran merah),
cacat incomplete penetration (lingkaran hijau) sepanjang 0,5 cm degan kedalaman
2 mm dan incomplete fusion sepanjang 0,2 cm dengan kedalaman 1 mm
(lingkaran kuning). Baik itu cacat incomplete fusion dan incomplete penetration
dapat timbul akibat dari beberapa factor seperti arus yang rendah namun travel
speed yang tinggi yang mengakibatkan weld metal belum sempat mengisi bagian
area bevel baik di root, filler maupun capping. Berdasarkan hasil lasan tersebut
maka harus dicocokan dengan kriteria penerimaan sesuai standar yang tercantum
pada ASME section 9 yang dirangkum pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1 acceptance criteria ada material plate berdasarkan standar ASME sect. 9
Acceptance criteria Deskripsi
QW.194
Hasil kinerja tes kupon menunjukan join penetrasi sendi
Visual Exam.
lengkap dengan fusi lengkap logam las dan logam dasar.
Performance
Permukaan diakses dari lasan harus diperiksa secara visual
QW.193.1.1
tanpa pembesaran diperlukan. lasan harus menunjukkan fusi
Acceptance Criteria-
lengkap dan tidak ada bukti burn through, dan harus bebas dari
Visual Exam.
retak (crack) atau porositas.
Cacat yang terbentuk hasil pengelasan
Incomplete fusion
Face Porosity
Spatter
Incomplete fusion
Root Burn through
Incomplete penetration
Pada hasil pengelasan yang dilakukan pada material pipa ditujukan pada
gambar 4.5. Pengelasan pada pipa ini merujuk pada standar API 1104 Standard
for Welding Pipelines and Related Facilities karena pada proses pengelasan pipa
ini diibaratkan akan difungsikan sebagai pengelasan pada pipelines. Pada gambar
4.5a menunjukan hasil lasan material pada bagian face pipa. Dari gambar tersebut
terlihat bahwa hasil lasan menunjukan adanya beberapa cacat lasan seperti
undercut dengan panjang 0,5 cm dan kedalaman 1 mm, incomplete penetration
sepanjang 1,9 cm dan 4 cm dengan kedalaman masing masing 2 mm dan yang
terakhir adalah incomplete fusion sepanjang 0,5 cm dengan kedalaman mencapai
2,5 mm. pada cacat undercut yang terjadi pada pipa dapat disebabkan oleh
beberapa factor yakni arus yang dipakai terlalu besar, kecepatan las yang tinggi
serta ayunan tangan pada saat pengelasan terlalu cepat ketika berada pada posisi
pinggir area lasan.
Gambar 4.5 Hasil pengujian visual pada material pipa, (a) Face dan (b) root.
Pada area root gambar 4.5b tampak las-lasan yang kurang baik yang
ditunjukan dengan beberapa cacat yang terbentuk. Cacat yang terbentuk tersebut
adalah excessive root reinforcement yang ditunjukan pada lingkaran putih, cacat
incomplete penetration yang ditunjukan pada lingkaran hitam dan incomplete
fusion pada yang ditujukan pada lingkaran kuning.
Tabel 4.2 acceptance criteria ada material pipa berdasarkan standar API 1104.
Acceptance criteria Deskripsi
For a qualification test weld to meet the requirements for
visual examination, the weld shall be free from cracks,
inadequate penetration, and burn-through, and must present a
neat workman-like appearance.
The depth of undercutting adjacent to the final bead on the
outside of the pipe shall not be more than 1/32 in. (0.8 mm) or
6.4 12.5% of the pipe wall thickness, whichever is smaller, and
Visual Exam there shall not be more than 2 in. (50 mm) of undercutting in
any continuous 12 in. (300 mm) length of weld.
When semi-automatic or mechanized welding is used, filler
wire protruding into the inside of the pipe shall be kept to a
minimum.
Failure to meet the requirements of this subsection shall be
adequate cause to eliminate additional testing.
9.7 Undercutting is defined in 9.3.11. The acceptance standards in
Visual Acceptance 9.7.2 supplement but do not replace visual inspection
Standards for requirements found elsewhere in this standard.
Undercutting
9.7.1 General
When visual and mechanical means are used to determine
9.7.2 depth, undercutting adjacent to the cover or root bead shall not
Acceptance exceed the dimensions given in Table 4. When both
Standards mechanical and radiographic measurements are available, the
mechanical measurements shall govern.
Undercutting is defined as a groove melted into the parent
material adjacent to the toe or root of the weld and left unfilled
by weld metal.
Undercutting adjacent to the cover pass (EU) or root pass (IU)
shall be considered a defect should any of the following
conditions exists:
9.3.11
a. The aggregate length of indications of EU and IU, in any
Undercutting
combination, in any continuous 12 in. (300 mm) length of
weld exceeds 2 in. (50 mm).
b. The aggregate length of indications of EU and IU, in any
combination, exceeds one-sixth of the weld length.
Note: See 9.7 for acceptance standards for undercutting when
visual and mechanical measurements are employed.
> 0.031 in. (0.8 mm) or > 12.5% of pipe wall thickness,
whichever is smaller.
Not acceptable.
Table 4 > 0.016 in. (0.4 mm) but ≤ 0.031 in. (0.8mm) or > 6% but ≤
Maximum 12.5% of pipe wall thickness, whichever is smaller.
Dimensions of 2 in. (50 mm) in a continuous 12 in. (300 mm) weld length or
Undercutting one sixth the weld length, whichever is smaller.
≤ 0.016 in. (0.4 mm) or ≤ 6% of pipe wall thickness,
whichever is smaller.
Acceptable, regardless of length.
Cacat yang terbentuk hasil pengelasan
Undercutt
Face Incomplete penetration
Incomplete fusion
excessive root reinforcement
Root Incomplete penetration
Incomplete fusion
Pada gambar 4.6 menunjukan hasil analisa secara visual pada material filet T
joint. Dari hasil pengelasan tersebut menunjukan beberapa hasil bentuk cacat yang
terjadi yakni pada area kotak hitam terdiri dari cacat porositas dan cacat
incomplete penetration sedangkan pada lingkaran berwarna kuning tersebut
adalah cacat slag inclusion dimana slag yang terbentuk tersebut tidak lepas dari
hasil weld metal pengelasan. Porositas yang terbentuk dari pengelasan ini cukup
panjang dan dapat dimungkinkan jika slag yang terbentuk pada area lasan tersebut
dibersihkan akan muncul area-area lasan yang memiliki cacat porositas. Cacat
porositas ini dapat terjadi karena elektroda yang digunakan lembab, busur las
terlalu panjang dan terbentuknya gas hydrogen saat proses las yang
mengakibatkan terperangkapnya gas tersebut saat pengelasan.
Gambar 4.10 Hasil pengujian magnetic testing pada material plate dan pipa
4.3.3 Radiography Testing
Hasil pengujian Radiography Test pada pelat (Lampiran 9) mengacu
pada ASME IX (QW-191.1) dan hasil yang didapatkan dari metode
Radiography Test pada lasan material plate antara lain terdapatnya cacat
berupa incomplete penetration.