Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FISIKA DASAR

“ FLUIDA”

Dosen pengampu :

Neneng Lestari S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :

Nama : Bintang Nugraha

NIM : A1C119079

Kelas : Reguler C pend.KIMIA 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya
makalah mengenai Fluida ini dapat teselesaikan. Ucapan terima kasih kepada teman-teman
yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk pembuatan makalah ini. Selain
dukungan, teman-teman juga telah banyak memberikan banyak bantuan sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas fisika dasar. Semua dikerjakan untuk
memudahkan mempelajari Fluida untuk ke depannya. Fluida merupakan ilmu fisika yang
erat hubungannay dengan kehidupan masyarakat sehari-hari, oleh sebab itu pelajaran fisika
dasar mengenai fluida dapat memberikan informasi tambahan dan banyak wawasan bagi
masyarakat luas.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusuun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu penulis sangat mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca umumnya.

Muara Jambi, 26 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

BAB I

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

1.3. Tujuan Kegiatan .......................................................................................................... 4

1.5. Hipotesis ...................................................................................................................... 4

BAB II

KERANGKA TEORI ................................................................................................................ 5

2.1. Definisi Fluida ............................................................................................................. 5

2.2. Aliran pada Fluida ....................................................................................................... 6

2.3. Pembagian Fluida ........................................................................................................ 7

2.4. Sifat-Sifat Fluida ....................................................................................................... 17

BAB III

PENUTUP................................................................................................................................ 22

Kesimpulan........................................................................................................................... 22

Saran ..................................................................................................................................... 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fluida me rupakan ilmu fisika yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia
sehari-hari. Fluida yang biasa ada dalam kehidupan sehari-hari merupakan kelompok
fluida dinamis. Konsep fluida mampu memberikan banyak kemudahan bagi
kehidupan manusia. Oleh karena itu fluida menjadi slah satu bab dalam fisika dasar
yang perlu dipelajari agar dapat mengetahui bagaimana konsep fluida yang kita
gunakan selama ini. Fluida dapat didefenisikan sebagai suatu zat yang terus menerus
berubah bentuk apabila mengalami tegangan gesar fluida tidak mampu menahan
tegangan geser tanpa berubah bentuk. Kendatipun demikian ada bahan-bahan seperti
oli, cat, ter dan larutan polimer yang menunjukkan karakteristik entah zat padat atau
fluida tergantung dari tegangan geser yang dialami.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud fluida itu ?

1.2.2 Bagaimana penerpan fluida dalam kehidupan sehari-hari ?

1.2.3 Apa saja manfaat konsep fluida bagi kehidupan?

1.3. Tujuan Kegiatan


1.3.1 Mengetahui definisi mengenai fluida

1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan konsep fluida dalam kehidupan sehari-hari.

1.3.3 Mengetahui apa saja hal yang menggunakan konsep fluida dan cara
pengaplikasiannya.

1.5. Hipotesis
Keberadaan fluida dalam kehidupan sehari-hari dapat diketahui dari alat-alat yang kita
gunakan selama ini yang ternyata tanpa disadari menggunakan konsep fluida. Dengan
itu dapat diketahui bahwa sebenarnya fluida memang telah menjadi bagian dari
sebuah kehidupan manusia untuk memudahkan melakukan sesuatu hal, namun
pengaplikasiannya selama ini belum banyak diketahui

4
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Definisi Fluida

Dalam konsep mekanika fluida semua bahan nampak berada dalam dua
keadaan, yaitu sebagai zat padat dan cair (fluida). Kebanyakan bahan bisa disebut
entah sebagai zat padat, zat cair, atau gas. Walaupun sebagian diantaranya
mempunyai sifat-sifat yang memungkinkan diperolehnya sebutan ganda. Sebuah zat
padat umumnya mempunyai bentuk yang tertentu, sedangkan zat cair dan gas
mempunyai bentuk yang ditetapkan oleh wadahnya sendiri (masing-masing).
Perbedaan dasar antara zat cair dan gas (keduanya digolongkan sebagai fluida) adalah
bahwa gas akan menyebar dan mengisi seluruh wadah yang ditempatinya. Defenisi
yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluida adalah dari krateristik
deformasi bahan tersebut. Zat padat dianggap sebagai bahan yang menunjukkan
reaksi deformasi yang terbatas ketika menerima suatu gaya geser (shear).
Fluida dapat didefenisikan sebagai suatu zat yang terus menerus berubah
bentuk apabila mengalami tegangan gesar fluida tidak mampu menahan tegangan
geser tanpa berubah bentuk. Kendatipun demikian ada bahan-bahan seperti oli, cat, ter
dan larutan polimer yang menunjukkan karakteristik entah zat padat atau fluida
tergantung dari tegangan geser yang dialami.
Umumnya makin besar laju deformasi fluida, makin besar pula tegangan geser
untuk fluida tersebut. Viskositas atau kekentalan adalah ukuran untuk menyatakan
hambatan atau kekentalan fluida terhadap deformasi.
Defenisi tentang fluida ini mengingatkan bahwa tegangan geser ada bila
sebuah fluida sedang mengalami deformasi. Air dalam ssebuah wadah yang
digerakkan atau dirotasikan dengan kecepatan atau percepatan konstan tidak akan
menunjukkan deformasi sehingga tidak mengalami tegangan geser. Namun agar
tegangan geser itu ada, fluida harus viskos sebagai mana karateristik yang ditunjukkan
oleh semua fluida sejati. Fluida ideal boleh didefenisikan sebagai fluida yang tidak
viskos. Jadi tegangan geser pada fluida ideal tidak ada, bahkan meskipun fluida itu
mengalami deformasi.Walaupun fluida yang tidak viskos tidak pernah ada studi

5
tentang fluida seperti ini penting sekali untuk rekayasa karena perilaku fluida viskos
sering ideal dapat dijabarkan analisis terhadap gerak fluida yang ideal tersebut.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di
atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya.
Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia
setiap saat meskipun sering tidak disadari.

2.2. Aliran pada Fluida

Ditinjau dari jenis aliran,dapat diklasifikasikan menjadi aliran laminar dan aliran
turbulen.
 Aliran fliuida dikatakan laminar jika lapisan fluida bergerak dengan kecepatan
yang sama dan dengan lintasan partikel yang tidak memotong atau menyilang.
Karena aliran fluida pada aliran laminar bergerak dalam lintasan yang sama
maka aliran laminar dapat diamati. Partikel fluida pada aliran laminar jarang
dijumpai dalam praktek hidrolika. Dapat dikatakan bahwa aliran laminar di
tandai dengan tidak adanya ketidak beraturan atau fluktuasi di dalam aliran
fluida.
 Aliran turbulen adalah gerakan fluida tidak lagi tenang dan tunak (berlapis
atau laminar) melainkan menjadi bergolak dan bergejolak (bergolak atau
turbulen). Pada aliran turbulen partikel fluida tidak membuat fluktuasi tertentu
dan tidak memperlihatkan pola gerakan yang dapat diamati. Aliran turbulen
hampir dapat dijumpai pada praktek hidrolika.
Dan diantara aliran laminar dan turbulen terdapat daerah yang dikenal
dengan daerah transisi.

6
Untuk menganalisa kedua jenis aliran ini diberikan parameter tak berdimensi
yang dikenal dengan nama bilangan Reynolds sebagai berikut:
Re = ρ . D . v / μ
Dimana :
Re = Bilangan Reynolds
r = massa jenis (kg/m3)
m = viskositas dinamis (N.s/m2)
D = Diameter (m)
v = kecepatan aliran (m/s)

 Aliran Steady dan Aliran Uniform


Aliran disebut steady (tenang) apabila aliran semua tempat disepanjang
lintasan aliran tidak berubah menurut waktu.
 Aliran Uniform
Sedangkan aliran Uniform dapat diartikan sebagai suatu keadaan aliran yang
tidak berubah diseluruh ruang. Kedua defenisi ini sering dipakai pada keadaan
aliran turbulen dan biasanya dianggap aliran steady yang berarti aliran steady
rata-rata.Demikian pula aliran uniform berarti uniform rata-rata.

2.3. Pembagian Fluida


 Fluida Statis
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau
fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida
tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya
geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak
sederhana.
 Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak
dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain
yang mengakibatkan air tersebut bergerak.

7
 Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang
memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari
permukaan sampai dasar sungai.
Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang
sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan
gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang
massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar
merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir
(dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya
melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.

 Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai
kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami
perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-
putaran).
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida
dinamis ini.
Besaran-besaran dalam fluida dinamis
 Debit aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:

Q = ∆V/ ∆t = Av∆t/∆t = Av

Q = v/t

Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

8
Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = selang waktu (s)

 Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang
sama di sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :

 Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum
kekekalan energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini
menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan
volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang
sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan
dalam persamaan menjadi :

P1 + ½ 𝜌V2h1 + 𝜌gh1 = p2 + ½ 𝜌v22 + 𝜌gh2

Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air

9
 Hukum Pascal

Pengertian Hukum Pascal

Bila ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu wadah, tekanan zat cair pada dasar wadah
tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada bagian di atasnya. Semakin ke bawah,
semakin besar tekanan zat cair tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati permukaan atas
wadah, semakin kecil tekanan zat cair tersebut. Besarnya tekanan sebanding dengan pgh (p =
massa jenis, g = percepatan gravitasi dan h = ketinggian/kedalaman).

Setiap titik pada kedalaman yang sama memiliki besar tekanan yang sama. Hal ini berlaku
untuk semua zat cair dalam wadah apapun dan tidak bergantung pada bentuk wadah tersebut.
Apabila ditambahkan tekanan luar misalnya dengan menekan permukaan zat cair tersebut,
pertambahan tekanan dalam zat cair adalah sama di segala arah. Jadi, jika diberikan tekanan
luar, setiap bagian zat cair mendapat jatah tekanan yang sama.

Jika seseorang memeras ujung kantong plastik berisi air yang memiliki banyak lubang maka
air akan memancar dari setiap lubang dengan sama kuat. Blaise Pascal (1623-1662)
menyimpulkannya dalam hukum Pascal yang berbunyi, tekanan yang diberikan pada zat cair
dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah.

Blaise Pascal (1623-1662) adalah fisikawan Prancis yang lahir di Clermount pada 19 Juli
1623. Pada usia 18 tahun, ia menciptakan kalkulator digital pertama di dunia. Ia
menghabiskan waktunya dengan bermain dan melakukan eksperimen terus-menerus selama
pengobatan kanker yang dideritanya. Ia menemukan teori hukum Pascal dengan
eksperimenya bermain-main dengan air.

Persamaan Hukum Pascal

Jika suatu fluida yang dilengkapi dengan sebuah penghisap yang dapat bergerak maka
tekanan di suatu titik tertentu tidak hanya ditentukan oleh berat fluida di atas permukaan air
tetapi juga oleh gaya yang dikerahkan oleh penghisap. Berikut ini adalah gambar fluida yang
dilengkapi oleh dua penghisap dengan luas penampang berbeda. Penghisap pertama memiliki
luas penampang yang kecil (diameter kecil) dan penghisap yang kedua memiliki luas
penampang yang besar (diameter besar).

Gambar : Fluida yang Dilengkapi Penghisap dengan Luas Permukaan Berbeda (Sumber:
4.bp.blogspot.com)

Sesuai dengan hukum Pascal bahwa tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang
tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah, maka tekanan yang masuk pada
penghisap pertama sama dengan tekanan pada penghisap kedua. Tekanan dalam fluida dapat
dirumuskan dengan persamaan di bawah ini.

P = F : A sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut.

10
P1 = P2

F1 : A1 = F2 : A2

dengan P = tekanan (pascal), F = gaya (newton), dan A = luas permukaan penampang (m2).

Ada berbagai macam satuan tekanan. Satuan SI untuk tekanan adalah newton per meter
persegi (N/m2) yang dinamakan pascal (Pa). Satu pascal sama dengan satu newton per meter
persegi. Dalam sistem satuan Amerika sehari-hari, tekanan biasanya diberikan dalam satuan
pound per inci persegi (lb/in2). Satuan tekanan lain yang biasa digunakan adalah atmosfer
(atm) yang mendekati tekanan udara pada ketinggian laut. Satu atmosfer didefisinikan
sebagai 101,325 kilopascal yang hampir sama dengan 14,70 lb/in2. Selain itu, masih ada
beberapa satuan lain diantaranya cmHg, mmHg, dan milibar (mb).

1 mb = 0.01 bar

1 bar = 105 Pa

1 atm = 76 cm Hg = 1,01 x 105 Pa= 0,01 bar

1 atm = 101,325 kPa = 14,70 lb/in2

Untuk menghormati Torricelli, fisikawan Italia penemu barometer (alat pengukur tekanan),
ditetapkan satuan dalam torr, dimana 1 torr = 1 mmHg

 Hukum Archimedes

Pernahkah melihat kapal laut ? jika belum pernah melihat kapal laut secara langsung, mudah-
mudahan pernah melihat kapal laut melalui televise. Coba bayangkan, kapal yang massanya
sangat besar tidak tenggelam, sedangkan sebuah batu yang ukurannya kecil dan terasa ringan
bisa tenggelam. Aneh bukan? Mengapa bisa demikian ?

Jawabannya sangat mudah jika memahami konsep pengapungan dan prinsip Archimedes.
Pada kesempatan ini kami ingin membimbing untuk memahami apa sesungguhnya prinsip
archimedes.

Sebelum membahas prinsip Archimedes lebih jauh, kami ingin mengajak kalian untuk
melakukan percobaan berikut ini.

Tenggelam

11
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (w) lebih
besar dari gaya ke atas (Fa).

w > Fa

ρb X Vb X g > ρa X Va X g

ρb > ρa

Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (ρ)

Melayang

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (w) sama
dengan gaya ke atas (Fa) atu benda tersebut tersebut dalam keadaan setimbang

w = Fa

ρb X Vb X g = ρa X Va X g

ρb = ρa

Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :

(FA)tot = Wtot

rc . g (V1+V2+V3+V4+…..) = W1 + W2 + W3 + W4 +…..

Terapung

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (w) lebih
kecil dari gaya ke atas (Fa).

w = Fa

ρb X Vb X g = ρa X Va X g

ρb < ρa

Misal : Sepotong gabus ditahan pada dasar bejana berisi zat cair, setelah dilepas, gabus
tersebut akan naik ke permukaan zat cair (terapung) karena :

FA > Wrc . Vb . g > rb . Vb . grc $rb

Selisih antara W dan FA disebut gaya naik (Fn).

Fn = FA - W

12
Benda terapung tentunya dalam keadaan setimbang, sehingga berlaku :

FA = Wrc . Vb2 . g = rb . Vb . g

Dengan :

FA = Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang tercelup di dalam zat cair.

Vb1 = Volume benda yang berada dipermukaan zat cair.

Vb2 = Volume benda yang tercelup di dalam zat cair.

Vb = Vb1 + Vb 2

FA = rc . Vb2 . g

Berat (massa) benda terapung = berat (massa) zat cair yang dipindahkan

Daya apung (bouyancy) ada 3 macam, yaitu :

Daya apung positif (positive bouyancy) : bila suatu benda mengapung.

Daya apung negatif (negative bouyancy) : bila suatu benda tenggelam.

Daya apung netral (neutral bouyancy) : bila benda dapat melayang.

Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam penyelaman. Selama bergerak
dalam air dengan scuba, penyelam harus mempertahankan posisi neutral bouyancy.

Konsep Melayang, Tenggelam dan Terapung.

Kapankah suatu benda dapat terapung, tenggelam dan melayang ?

Benda dapat terapung bila massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair.

(miskonsepsi).

Benda dapat melayang bila massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair.

(konsepsi ilmiah)

Benda dapat tenggelam bila massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair.

(konsepsi ilmiah).

Terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh volume benda. (miskonsepsi).

Terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh berat dan massa benda

Penerapan Hukum Archimedes dalam Kehidupan Sehari-hari

13
Hidrometer

Hidrometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur massa jenis cairan. Nilai massa jenis
cairan dapat kita ketahui dengan membaca skala pada hidrometer. Misalnya, dengan
mengetahui massa jenis susu, maka dapat ditentukan kadar lemak dalam susu, dan dengan
mengetahui massa jenis zat cairan anggur, dapat ditentukan kadar alkohol dalam cairan
anggur. Hidrometer umumnya digunakan untuk memeriksa muatan aki mobil. Hidrometer
terbuat dari tabung kaca dan desainnya memiliki tiga bagian.

Agar tabung kaca terapung tegak di dalam zat cair, bagian bawah tabung haruslah dibebani
dengan butiran timbel. Diameter bagian bawah tabung juga harus dibuat lebih besar supaya
volum zat cair yang dipindahkan hidrometer lebih besar. Jadi, gaya apung yang dihasilkan
menjadi lebih besar sehingga hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair.

Perbedaan bacaan pada skala untuk berbagai jenis cairan menjadi lebih jelas karena tangkai
tabung kaca didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda yang dipindahkan
menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tangkai yang tercelup di dalam cairan.

Prinsip kerja Hidrometer :

Gaya ke atas = berat hidrometer

Vbf ρfg = w, w hidrometer konstan

(Ahbf) ρf g = mg, sebab Vbf = Ahbf

Persamaan Hidrometer :

hbf =mAρf

Ket : hbf = tinggi tangkai yang tercelup (m)

m = massa hidrometer (kg)

A = luas tangkai (m2)

ρf = massa jenis cairan (kg/m3)

Massa hidrometer m dan luas tangkai A adalah tetap, sehingga tinggi tangkai yang tercelup di
dalam cairan hbf berbanding terbalik dengan massa jenis cairan ρf. Jika massa jenis cairan
kecil (ρf kecil), tinggi hidrometer yang tercelup di dalam cairan besar (hbf besar). Akan
didapat bacaan skala yang menunjukkan angka yang lebih kecil.

14
o Penerapan dalam teknologi
 Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa
terbang karena memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju
aliran udara tepat di bawah sayap, karena laju aliran di atas lebih besar
maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil daripada
tekanan pesawat di bawah.

Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan
di atas dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat.

F1 – F2 = 1/2ῤ (A2a – V2b ) A

Keterangan:
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)
vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
F = Gaya angkat pesawat (N)

 Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk

15
Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada
ujung atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada
tekanan di bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan
lama kelamaan akan menyembur keluar.

 Kapal Laut

Massa jenis besi lebih besar daripada massa jenis air laut, tetapi mengapa kapal laut yang
terbuat dari besi mengapung di atas air? Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga.
Ini menyebabkan volum air laut yang di pindahkan oleh badan kapal menjadi sangat besar.
Gaya apung sebanding dengan volum air yang dipindahkan, sehingga gaya apung menjadi
sangat besar. Gaya apung ini mampu mengatasi berat total kapal sehingga kapal laut
mengapung di permukaan laut. Jika dijelaskan berdasarkan konsep massa jenis, maka massa
jenis rata-rata besi berongga dan udara yang menempati rongga masih lebih kecil daripada
massa jenis air laut. Itulah sebabnya kapal laut mengapung.

Titik penting dalam stabilitas kapal

Diagram stabilitas kapal, pusat gravitasi (G), pusat daya apung (B), dan Metacenter (M) pada
posisi kapal tegak dan miring. Sebagai catatan, G pada posisi tetap sementara B dan M
berpindah kalau kapal miring. Ada tiga titik yang penting dalam stabilitas kapal, yaitu:

G adalah titik pusat gravitasi kapal.

B adalah titik pusat apung kapal.

M adalah metacenter kapal (titik perpotongan garis vertikal B dengan garis pusat kapal).

Bagaimana kapal laut bisa tenggelam?

Jika M di bawah G, kopel menghasilkan torsi yang searah dengan jarum jam. Torsi ini justru
membuat kapal lebih miring lagi, dan keseimbangan menjadi tidak stabil sehingga dapat
membuat kapal tenggelam. Untuk kestabilan maksimal, haruslah G rendah dan M tinggi.

 Kapal Selam

Kapal selam adalah kapal laut yang dapat berada dalam tiga keadaan, yaitu mengapung,
melayang, dan tenggelam. Ketiga keadaan ini dapat dicapai dengan cara mengatur banyaknya
air dan udara dalam badan kapal selam.

Pada badan kapal selam terdapat tangki pemberat yang dapat diisi udara atau air. Tangki ini
terletak di antara lambung sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Ketika kapal selam ingin

16
terapung maka tangki tersebut harus berisi udara. Ketika akan melayang, udaranya
dikeluarkan dan diisi dengan air sehingga mencapai keadaan melayang. Jika ingin tenggelam
maka airnya harus lebih diperbanyak lagi.

 Balon Udara

Balon udara adalah penerapan prinsip Archimedes di udara. Balon udara harus diisi dengan
gas yang massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis udara atmosfer sehingga balon udara
dapat terbang karena mendapat gaya ke atas, misalnya diisi udara yang dipanaskan.

Secara sepintas, mungkin kamu tidak melihat hubungan antara balon udara yang naik tinggi
di angkasa dengan kapal selam yang menyelam di lautan. Sebenarnya, kapal selam maupun
balon udara harus diatur beratnya untuk naik, turun, ataupun melayang pada ketinggian atau
kedalaman tertentu. Beratnya diatur berdasarkan besar gaya apungnya.

Catatan :

Pada cairan bisa terjadi hanya sebagian benda yang tercelup dalam cairan, hingga Vbf belum
tentu sama dengan Vb. Dalam udara, volum benda yang tercelup selalu sama dengan volum
benda (Vbf = Vb).

Massa jenis gas panas lebih kecil daripada massa jenis udara

2.4. Sifat-Sifat Fluida


Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada
dalam keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa
jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah
pernyataan bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut
tentunya kurang tepat, karena segelondong kayu yang besar jauh lebih berat
daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang tepat untuk perbandingan antara
kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu. Anda tentu masih
ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta
merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan
(densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume.
Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa

17
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih
tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada
benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis
yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan
memiliki massa jenis yang sama.
m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)

Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3)

Air 1,00 Gliserin 1,26

Aluminium 2,7 Kuningan 8,6

Baja 7,8 Perak 10,5

Benzena 0,9 Platina 21,4

Besi 7,8 Raksa 13,6

Emas 19,3 Tembaga 8,9

Es 0,92 Timah Hitam 11,3

Etil Alkohol 0,81 Udara 0,0012

2. Tegangan permukaan
Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat
terapung di permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan
permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-
molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah
molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan
cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini
menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila

18
molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di
bagian bawah permukaan cairan..................................................................
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini
diberi jarum atau silet, molekul bagian bawah permukaan akan
memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih
ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air tanpa
tenggelam. Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak
tenggelam merupakan perkalian koefisien tegangan permukaan dengan
dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang
bersentuhan dengan zat cair.
3. Kapilaritas
Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada
fenomena menarik, yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan
kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat naik melalui sumbu kompor.
Selain itu, dinding rumah kita pada musim hujan dapat basah juga terjadi
karena adanya gejala kapilaritas.

Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan


diameter kecil (pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam
bejana berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa
akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana
berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau lebih
rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut
dengan gejala kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena
itu, gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler.
Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus.
Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus

19
cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut
meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi
adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel
karena molekulnya saling tolak menolak............................................................
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda
jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat
menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi
antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel
airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan
kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut
kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar daripada sudut
kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh
adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair
dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam
kehidupan sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa
dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah
berikut ini :
a. Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
b. Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke
atas sehingga dinding rumah lembab.
4. Viskositas

20
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya
untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal".
Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah,
sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal
fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran
dari pergeseran fluida.

21
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulannya fluida merupakan suatu konsep yang berhubungan dengan
kehidupan manusia dalam memudahkan melakukan beberapa hal yang sering
dilakukan dalam kehidupan.

Saran
Pahamilah mengenai konsep fluida karena hal ini dapat memberikan banyak
manfaat bagi kehidupan dan tentunnya kita kan mendapat banyak pengetahuan
mengenai alat-alat yang kita gunakan, sehingga tidak hanya memakai alatnya
saja namun juga mengerti konsep yang mengiringi fungsi kerja alat tersebut.

22
Daftar Pustaka

1. muhnabil.wordpress.com/.../definisi-fluida-dan-jenis-jenis-aliran-fluida/

2. Zemansky, Sears, 1982. FISIKA untuk Universitas 1 Mekanika, Panas, Bunyi.


Bandung: Penerbit Binacipta.

3. Tim Dosen Fisika ITS, 2009. FISIKA I Kinematika, Dinamika, Getaran, Panas.
Surabaya: Penerbit ITS.

4. Fluida Dinamis.Pdf, 2004. ( Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum)

5. Halliday dan Resnick, 1991. Fisika jilid 1 (Terjemahan) Jakarta: Penerbit Erlangga.

23

Anda mungkin juga menyukai