Anda di halaman 1dari 140

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister

2016

Hubungan Tempat Tinggal dan


Dukungan Keluarga dengan Kualitas
Hidup Lansia di Desa Sukamakmur
Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2016

Napitupulu, Ester Selfia

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/732
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
HUBUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI DESA SUKAMAKMUR
KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2016

TESIS

Oleh

ESTER SELFIA NAPITUPULU


147032106/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


HUBUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI DESA SUKAMAKMUR
KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2016

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Kesehatan Reproduksi
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Oleh

ESTER SELFIA NAPITUPULU


147032106/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


Judul Tesis : HUBUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN
DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS
HIDUP LANSIA DI DESA SUKAMAKMUR
KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN
DELI SERDANG TAHUN 2016
Nama Mahasiswa : Ester Selfia Napitupulu
Nomor Induk Mahasiswa : 147032106
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Kesehatan Reproduksi

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Dr. Asfriyati, S.K.M, M.Kes) (Drs. Abdul Jalil AA, M.Kes)


Ketua Anggota

Ketua Program Studi S2 Dekan

(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si) (Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si)

Tanggal Lulus : 24 Oktober 2016

Universitas Sumatera Utara


Telah diuji
Pada Tanggal : 24 Oktober 2016

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : Dr. Asfriyati, S.K.M, M.Kes
Anggota : 1. Drs. Abdul Jalil AA, M.Kes
2. Namora Lumongga Lubis, M.Sc, Ph.D
3. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

HUBUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI DESA SUKAMAKMUR
KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2016

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 24 Oktober 2016


Penulis

Ester Selfia Napitupulu


147032106/IKM

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Proses penuaan merupakan proses fisiologis yang pasti dialami individu dan
proses ini akan diikuti oleh kemunduran fisik, psikososial dan spiritual. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan tempat tinggal dan dukungan keluarga dengan
kualitas hidup lansia di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2016.
Jenis penelitian bersifat suvei analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di Desa Sukamakmur Kecamatan
Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016 baik yang tinggal di
komunitas/bersama keluarga maupun di panti werdha dengan jumlah populasi
sebanyak 110 orang, dengan pengambilan sampel adalah total sampling. Alat ukur
menggunakan kuesioner, dan data diolah serta dianalisis menggunakan uji chi square.
Hasil univariat diperoleh lansia yang tinggal di rumah sebesar 73,6%, dan
26,4% tinggal di panti, keluarga mendukung sebesar 82,7%, kualitas hidup lansia
baik sebesar 81,8 %. Hasil bivariat dengan uji chi square menunjukkan terdapat
hubungan tempat tinggal dengan kualitas hidup lansia (p = 0,008), terdapat hubungan
dukungan keluarga (dukungan instrumental, dan dukungan emosional) dengan
kualitas hidup lansia yang tinggal dipanti (p =0,009, p =0,032) dan terdapat hubungan
dukungan keluarga (dukungan penilaian) dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di
rumah (p =0,037).
Disarankan Bagi keluarga untuk meningkatkan dukungan kepada lansia
dengan memberikan waktu untuk berkumpul dengan lansia mendengarkan keluhan-
keluhan yang dirasakan oleh lansia, dan pemenuhan kebutuhan pada lansia. Bagi
Panti Werdha yaitu Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera (YAPOS GBKP)
Sukamakmur disarankan perlu meningkatkan kegiatan pelayanan kepada lanjut usia
khususnya bimbingan fisik dan kesehatan.

Kata Kunci : Tempat Tinggal, Dukungan Keluarga, Kualitas Hidup Lansia

ABSTRACT

The process of aging is a physiological process which has to be experienced


by any individual, followed by physical, psychosocial, and spiritual decline. The

Universitas Sumatera Utara


objective of the research was to find out the correlation of residence and family
support with the elderly life quality at Sukamakmur Village, Sibolangit Subdistrict,
Deli Serdang Regency, in 2016.
The research used an analytic survey with cross sectional design. The
population was all 110 elderly people who lived in the community/with families and
in elderly homes at Sukamakmur Village, Sibolangit Subdistrict, Deli Serdang
Regency, in 2016, and all of them were used as the samples (total sampling). The
data were gathered by using questionnaires and processed and analyzed by using chi
square test.
The result of univariate analysis showed that 73.6% of the respondents lived
in their own homes, 26.4% of the respondents lived in elderly homes, 82.7% of the
respondents had family support, and 81.8% of the respondents had good life quality.
The result of bivariate analysis with chi square test showed that there was the
correlation of residence (p=0.008), family support (instrumental support, emotional
support) in elderly home (p=0,009, p=0,032), family support (assessment support) in
the community/with families (p = 0,037) with elderly life quality.
It is recommended that families increase their support to the elderly by
sparing their time with the elderly by listening to their complaint and fulfilling their
needs. The management of the elderly home, Yayasan Pelayanan Orang Tua
Sejahtera (YAPOS GBKP), Sukamakmur, increase their service activity for the
elderly, especially in physical and healthy guidance.

Keywords: Residence, Family Support, Elderly Life Quality

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis

ini dengan judul “Hubungan Tempat Tinggal dan Dukungan Keluarga dengan

Kualitas Hidup Lansia di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2016”.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terlaksana dengan baik

tanpa bantuan, dukungan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena

itu pada kesempatan yang baik ini izinkanlah penulis untuk mengucapkan terima

kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan dan Ketua Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

3. Prof. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

4. Dr. Asfriyati, S.K.M, M.Kes selaku pembimbing pertama yang penuh kesabaran

dalam memberikan bimbingan dan arahan sejak penyusunan proposal hingga

selesainya tesis ini.

Universitas Sumatera Utara


5. Drs. Abdul Jalil AA, M.Kes selaku pembimbing kedua yang penuh kesabaran

dalam memberikan bimbingan dan arahan sejak penyusunan proposal hingga

selesainya tesis ini.

6. Namora Lumongga Lubis, M.Sc, Ph.D selaku penguji pertama yang telah

memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

7. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes selaku penguji kedua yang telah memberikan

masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen FKM Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan

memberikan ilmunya kepada penulis.

9. Kepada Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera (Yapos Sukamakmur) dan

Kepala Desa Sukamakmur yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti

untuk melaksanakan penelitian di Panti dan Desa tersebut.

10. Ayahanda dan Ibunda tercinta Sabar H. Napitupulu dan Nelly L. Siagian dan

calon suami Fernando Sitorus, serta seluruh keluarga yang telah banyak memberi

dukungan,doa dan pengorbanan kepada saya dalam menyelesaikan studi ini.

11. Sahabat serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis untuk berkonsultasi dalam penyusunan tesis ini hingga selesai.

Universitas Sumatera Utara


Hanya Tuhan Yang Esa yang senantiasa dapat memberikan balasan atas

kebaikan yang telah diperbuat. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat

banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, 24 Oktober 2016


Penulis

Ester Selfia Napitupulu


147032106/IKM

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Ester Selfia Napitupulu, lahir pada tanggal 13 Mei 1991 di Tanjung Ampalu,

anak dari pasangan Ayahanda Sabar H. Napitupulu dan Ibunda Nelly L. Siagian.

Pendidikan formal penulis dimulai dari sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri

019 Teluk Kuantan tamat Tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 1

Teluk Kuantan tamat Tahun 2006, Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 2 Teluk

Kuantan tamat Tahun 2009, D-III Kebidanan Senior Medan tamat Tahun 2012, D-IV

Bidan Pendidik USU tamat Tahun 2013.

Penulis mengikuti pendidikan lanjutan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Minat Studi Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2014 dan menyelesaikan pendidikan tahun

2016.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK................................................................................................. i
ABSTRACT................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................... 1


1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Permasalahan ..................................................................... 11
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 11
1.4 Hipotesis............................................................................ 12
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................. 12

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 13


2.1 Konsep Lanjut Usia ............................................................. 13
2.1.1 Pengertian Lanjut Usia ................................................ 13
2.1.2 Batasan Lanjut Usia..................................................... 14
2.1.3 Teori Penuaan ............................................................. 15
2.2 Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada Lanjut Usia............ 17
2.2.1 Perubahan- perubahan Fisik Pada Lansia ..................... 17
2.2.2 Perubahan Psikososial ................................................. 20
2.2.3 Perkembangan Spiritual ............................................... 22
2.3 Tempat Tinggal Lansia (Institusional dan Non Institusional). 23
2.3.1 Lansia di Institusional (Panti) ...................................... 23
2.3.2 Lansia di Rumah (Non Institusional) ........................... 26
2.4 Dukungan Keluarga Pada Lansia .......................................... 27
2.5 Kualitas Hidup ...................................................................... 31
2.5.1 Definisi Kualitas Hidup ................................................ 31
2.5.2 Komponen Kualitas Hidup .......................................... 32
2.5.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kualitas Hidup ........ 38
2.6 Landasan Teori ..................................................................... 40
2.7 Kerangka Konsep ................................................................. 42

BAB 3. METODE PENELITIAN......................................................... 43


3.1 Jenis Penelitian ..................................................................... 43
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 43
3.2.1 Lokasi Penelitian ......................................................... 43

Universitas Sumatera Utara


3.2.2 Waktu Penelitian ......................................................... 44
3.3 Populasi dan Sampel............................................................. 44
3.3.1 Populasi....................................................................... 44
3.3.2 Sampel ........................................................................ 44
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................. 44
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................... 45
3.5.1 Uji Validitas ................................................................ 45
3.5.2 Uji Reliabilitas ............................................................ 46
3.6 Variabel dan Definisi Operasional ........................................ 48
3.6.1 Variabel....................................................................... 48
3.6.2 Definisi Operasional .................................................... 49
3.7 Metode Pengukuran ............................................................. 49
3.7.1 Metode Pengukuran Variabel Independen.................... 49
3.7.2 Metode Pengukuran Variabel Dependen ...................... 51
3.8 Pengolahan Data ................................................................... 52
3.8.1 Editing ........................................................................ 52
3.8.2 Coding ........................................................................ 52
3.8.3 Scoring ........................................................................ 52
3.8.4 Tabulating ................................................................... 52
3.9 Metode Analisis Data ........................................................... 53
3.9.1 Analisis Univariat ........................................................ 53
3.9.2 Analisis Bivariat .......................................................... 53

BAB 4. HASIL PENELITIAN .............................................................. 54


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................... 54
4.1.1 Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten
Deli Serdang ............................................................... 54
4.1.2 Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera (YAPOS)
GBKP Sukamakmur.................................................... 55
4.2 Analisis Univariat ................................................................ 56
4.2.1 Gambaran Karakteristik Responden ............................ 56
4.2.2 Dukungan Keluarga .................................................... 60
4.2.3 Kualitas Hidup ............................................................ 61
4.3 Analisis Bivariat .................................................................. 63
4.3.1 Hubungan Tempat Tinggal dengan Kualitas Hidup ...... 63
4.3.2 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup 64

BAB 5. PEMBAHASAN ....................................................................... 65


5.1 Hubungan Tempat Tinggal Dengan Kualitas Hidup.............. 65
5.2 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup ....... 70

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 77

Universitas Sumatera Utara


6.1 Kesimpulan .......................................................................... 77
6.2 Saran .................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 79

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman


3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dukungan Keluarga ............. 46
3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kualitas Hidup .................... 47
4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Desa
Sukamakmur Kecamatan Sibolangit ............................................ 56

4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit ............................... 57

4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Agama di Desa


Sukamakmur Kecamatan Sibolangit ............................................ 57

4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku di Desa


Sukamakmur Kecamatan Sibolangit ............................................ 57

4.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Terakhir di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit ................. 58

Universitas Sumatera Utara


4.6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Sebelumnya di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit ........... 58

4.7 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Status


Perkawinan di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit ............ 59

4.8 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Masalah


Kesehatan di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit .............. 59

4.9 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat


Tinggal
di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit .............................. 59

4.10 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan


Keluarga di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit ................ 60

4.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Dukungan Keluarga


di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit ............................... 60

4.12 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kualitas Hidup


di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit .............................. 62

4.13 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kualitas Hidup Lansia


di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit .............................. 62

4.14 Hubungan Tempat Tinggal dengan Kualitas Hidup Lansia di


Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit ................................... 64

4.15 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di


Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit ................................... 65

4.16 Hubungan Dukungan Penilaian dengan Kualitas Hidup Lansia di


Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016 ................ 65
4.17 Hubungan Dukungan Instrumental dengan Kualitas Hidup
Lansia di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016 66

4.18 Hubungan Dukungan Emosional dengan Kualitas Hidup Lansia


di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016 ............ 67

4.19 Hubungan Dukungan Informasi dengan Kualitas Hidup Lansia


di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016 ............ 68

Universitas Sumatera Utara


4.20 Hubungan Dukungan Penilaian dengan Kualitas Hidup Lansia di
Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016 ................ 68

4.21 Hubungan Dukungan Instrumental dengan Kualitas Hidup


Lansia di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016 69

4.22 Hubungan Dukungan Emosional dengan Kualitas Hidup Lansia


di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016 ............ 70

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 42
2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 42

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman


1. Kesediaan Menjadi Responden ................................................... 94
2. Lembar Penjelasan Kepada Responden ...................................... 95
3. Kuesioner ................................................................................... 96
5. Master Data Penelitian ............................................................... 102
6. Hasil Penelitian .......................................................................... 104
7. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas ............................................ 117
9. Surat Izin Penelitian ................................................................... 120
10. Surat Balasan Penelitian ............................................................. 122

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

kehidupan manusia, Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya

dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan, Proses

penduduk menua (aging population) merupakan sebuah gejala yang akan dialami

semua negara di dunia disebabkan peradaban modern yang meningkatkan usia

harapan hidup (Nugroho, 2014).

Menurut UU No. 13 tahun 1998 pasal 1 Ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut

usia menyatakan lanjut usia adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahunn

keatas. Pada tahun 2000 penduduk usia lanjut di seluruh dunia sebanyak 426 juta atau

sekitar 6,8%. Jumlah ini akan meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2025, yaitu

sekitar 828 juta jiwa atau sekitar 9,7% dri total penduduk dunia. Di negara-negara

maju, jumlah lansia juga ternyata mengalami peningkatan, antara lain: Jepang

(17,2%), Singapura (8,7%), Hongkong (12,9%), dan Korea Selatan (7,5%) sudah

cukup besar sejak dekade 1990_an. Sementara negara-negara Belanda, Jerman, dan

Perancis sudah lebih dulu menghadapi masalah serupa (Depsos RI, 2008).

Usia harapan hidup di Indonesia tahun 1990 mencapai 64,7 tahun untuk

perempuan dan untuk laki-laki 61 tahun, sedangkan pada tahun 1995 meningkat

menjadi 66,7 tahun untuk perempuan dan 62,9 tahun untuk laki-laki. Usia harapan

Universitas Sumatera Utara


hidup terus mengalami peningkatan pada tahun 2005 mencapai 68,2 tahun pada

perempuan dan 64,3 tahun untuk laki-laki, dan tahun 2009, rata-rata usia harapan

hidup sudah mencapai 70,6 tahun dan diperkirakan tahun 2014 usia harapan hidup

sudah mencapai 72 tahun (Depkes, 2012).

Secara demografi berdasarkan sensus penduduk tahun 1980 menunjukkan

penduduk berusia 60 tahun ke atas sebesar 8 juta atau 5,5% dari jumlah penduduk dan

11,3 juta atau 6,4% pada tahun 1990. Indonesia memasuki era penduduk berstruktur

tua pada tahun 2000 dengan proporsi lanjut usia mencapai 14,4 juta jiwa atau 7,18%

dari total jumlah penduduk dan pada tahun 2011 proporsi penduduk lanjut usia

meningkat menjadi 7,85% dari total penduduk Indonesia (BPS, Sensus Penduduk

Indonesia, 2012). Berdasarkan laporan data penduduk internasional yang dikeluarkan

oleh Bureau of Cencus Amerika Serikat, Indonesia dalam kurun waktu 1990-2025

akan memiliki kenaikan jumah penduduk lansia sekitar 414% artinya, ini yang paling

tinggi di dunia. Diduga pada tahun 2015, jumlah lansia di Indonesia akan mencapai

24,4 juta orang, atau 10% dari seluruh penduduk Indonesia saat itu, dan pada tahun

2020 akan mencapai sekitar 30 juta orang atau 11,4% dari jumlah penduduk,

sedangkan balita menyusut menjadi 17.595.986 atau tinggal 6,8% (Hutapea, 2005).

Data statistik Indonesia tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk di

Sumatera Utara 11.688.987 diantaranya jumlah penduduk lanjut usia sebanyak

631.604 jiwa. Tahun 2013 jumlah penduduk 13.042.317 dimana jumlah lansia sekitar

6,3% yaitu 820.990. Tahun 2014 jumlah penduduk lanjut usia di sumatera utara

mencapai 1,2 juta jiwa dari 20,8 juta jiwa total lansia di Indonesia (BPS, 2014).

Universitas Sumatera Utara


Penduduk lansia di Indonesia secara umum memiliki derajat kesehatan yang

masih rendah. Presentase penduduk lansia yang mengalami gangguan kesehatan

tahun 2005 sebesar 48,94% dan pada tahun 2007 menjadi 54,25%, jenis gangguan

kesehatan yang paling banyak dialami lanjut usia meliputi: asam urat, darah tinggi,

rematik, darah rendah dan diabetes. Jenis keluhan yang juga banyak dialami lansia

adalah batuk, pilek, dan panas (Komosi Nasional Lanjut Usia, 2010).

Masalah kesehatan usia lanjut semakin meningkat bersamaan dengan

bertambahnya persentase penduduk usia lanjut. Hasil Riset Kesehatan dasar tahun

2013 menyatakan masalah kesehatan pada lansia yakni osteoporosis 62,40%,

hipertensi 41,70%, gangguan gigi dan mulut 24,5%, gangguan mental 23,55%,

gangguan kardiovaskuler 20,30%, gangguan penglihatan 20,70%, hiperuricemia

15,70%, insomnia 12,60%, hiperlipidemia 10,70%, gangguan pendengaran 9,90%

serta Diabetes Melitus 3,4%. Prevalensi penyakit tidak menular pada usia lanjut di

Indonesia antara lain anemia 46,3%, penyakit hipertensi 42,9%, penyakit sendi

36,9%, penyakit jantung dan pembuluh darah 10,7% (Riskesdas, 2013).

Sejak tahun 1991 WHO telah mengembangkan instrumen penilaian kualitas

hidup World Health Organization Quality Of Life-BREF (WHOQOL-BREF) yang

dapat dipakai secara nasional dan antar budaya. Instrumen ini terdiri dari 4 domain

yaitu kesehatan fisik, psikilogis, hubungan sosial dan lingkungan. Beberapa

penelitian yang telah menggunakan instrumen ini antara lain adalah: hasil penelitian

Siti Fatimah Siregar (2013) di Kabupaten Tapanuli Selatan ditemukan bahwa ada

perbedaan kualitas hidup berdasarkan tingkat kesehatan psikologis dan hubungan

Universitas Sumatera Utara


sosial dan tidak ada perbedaan kualitas hidup berdasarkan tingkat kesehatan fisik dan

lingkungan antara lansia yang tinggal di panti jompo dan yang tinggal di rumah.

Secara keseluruhan disimpulkan bahwa kualitas hidup lansia yang tinggal di rumah

lebih baik dari pada lansia yang yang tinggal di panti, hasil penelitian Setyoadi (2011)

ditemukan bahwa tidak ada perbedaan kualitas hidup berdasarkan tingkat kesehatan

fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan pada wanita lansia di komunitas

dan di panti, hasil penelitian Amalia Yuliati (2013) ditemukan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara kualitas hidup lansia yang tinggal di komunitas dan

Pelayanan sosial lanjut usia. Kualitas hidup lansia yang baik diperlukan lansia untuk

sisa hidupnya dengan sejahtera, sehat dan bermartabat. Perbedaan jenis pelayanan

yang diterima lansia cenderung akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

kesehatan lansia, yang juga akan mempengaruhi kualitas hidup lansia.

Proses penuaan merupakan proses fisiologis yang pasti dialami individu dan

proses ini akan diikuti oleh kemunduran fisik, psikososial dan spiritual. Perubahan

dari segi biologis pada lansia yang umum terjadi seperti perubahan sistem imun yang

cenderung menurun, perubahan sistem integumen yang menyebabkan kulit mudah

rusak, perubahan elastisitas arteri pada sistem kardiovaskular yang dapat

memperberat kerja jantung, penurunan kemampuan metabolisme oleh hati dan ginjal

serta penurunan kemampuan penglihatan dan pendengaran. Penurunan fungsi fisik

tersebut ditandai dengan ketidak mampuan lansia untuk beraktivitas atau melakukan

kegiatan yang tergolong berat. Perubahan fisik yang cenderung mengalami penurunan

tersebut akan menyebabkan berbagai gangguan secara fisik sehingga mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara


kesehatan, serta akan berdampak pada kualitas hidup lansia. Beberapa gejala

psikologis yang umum dialami lansia adalah mudah tersinggung, sukar tidur,

kesepian, tertekan, cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri

karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan

oleh pasangan dan anak-anak mereka (Fitrah, 2010).

Perubahan psikososial yang terjadi pada lansia erat kaitannya dengan

perubahan fisik, lingkungan tempat tinggal dan hubungan sosial dengan masyarakat.

Sebagian besar lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi

kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan

lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat.

Sementara fungsi psikomotorik meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan

kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang berakibat bahwa lansia menjadi

kurang cekatan. Teori disengagement menyatakan bahwa lansia berangsur-angsur

menarik diri dalam interaksi dengan orang lain dan kehidupan sosialnya. Stressor

psikososial yang berat, misalnya kematian pasangan hidup, kematian keluarga dekat,

dapat menyebabkan perubahan psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik,

depresif, apatis (Darmojo, 2011).

Perubahan spiritual pada lansia ditandai dengan semakin matangnya lansia

dalam kehidupan keagamaan. Agama dan kepercayaan terintegrasi dalam kehidupan

dan terlihat dalam pola berfikir dan bertindak sehari-hari (Nugroho, 2008).

Perkembangan spiritual yang matang akan membantu lansia untuk menghadapi

kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan, maupun merumuskan arti dan tujuan

Universitas Sumatera Utara


keberadaannya dalam kehidupan. Perubahan spiritual merupakan salah satu parameter

yang memengaruhi kuallitas hidup lansia (WHO, 2004). Pengaruh yang muncul

akibat berbagai perubahan pada lansia tersebut jika tidak teratasi dengan baik

cenderung akan mempengaruhi kesehatan lansia secara menyeluruh. Perlu adanya

suatu pelayanan untuk mengatasi masalah kesehatan pada lansia dan meningkatkan

kualitas hidup lansia.

Diberlakukannya Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 138 tentang

kesehatan lanjut usia, dan Keputusan Presidan Republik Indonesia nomor 52 tahun

2004 tentang komisi nasional kesehatan lanjut usia, menegaskan komitmen

Indonesia untuk menjamin dan melindungi lanjut usia. Dalam undang-undang

tersebut dinyatakan bahwa pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas

pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat hidup

mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis. Pelayanan lansia meliputi

pelayanan yang berbasiskan pada keluarga, masyarakat dan lembaga.

Pelayanan berbasis keluarga dan masyarakat cenderung sulit dipisahkan,

sehingga terdapat pengelompokkan secara umum terhadap lansia, yaitu lansia dengan

pelayanan komunitas (non panti) dan lansia dengan pelayanan panti. Kebanyakan

lansia tinggal dalam masyarakat, kurang dari 1% hidup dalam lingkungan lembaga.

Seiring dengan lanjutnya usia, statistik meningkat sampai kira-kira 22% lansia yang

lemah, yaitu berusia 85 tahun keatas, hidup dalam lingkungan lembaga. Pelayanan

berbasis komunitas merupakan jenis pelayanan yang paling banyak diperoleh lansia

di Indonesia. Tingginya jumlah lansia dan terbatasnya panti werdha di Indonesia,

Universitas Sumatera Utara


menyebabkan banyak lansia yang tinggal di komunitas. Selain itu ada tradisi

masyarakat dimana seorang anak dan keturunan merupakan pengurus dan sumber

potensi untuk mencapai kebutuhan orang tua. Dasar pelayanan komunitas adalah

memaksimalkan daya guna dan keikutsertaan masyarakat termasuk lansia, dengan

meningkatkan kepedulian serta pengetahuan masyarakat. Beberapa permasalahan

lansia tidak dapat ditangani melalui keluarga karena membutuhkan pelayanan intensif

dan jangka panjang dan hanya dapat disediakan melalui pelayanan profesional dalam

lembaga (Darmojo, 2011). Kegiatan lansia di komunitas dapat berupa rangkaian

kegiatan posyandu lansia, misalnya pemeriksaan kesehatan dan senam lansia.

Pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan

kartu menuju sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau

ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.

Pelayanan berbasis lembaga yang umum dikenal masyarakat adalah panti

sosial bagi lansia atau yang biasa disebut panti werdha. Pelayanan ini dapat

diselenggarkan oleh pemerintah maupun swasta. Menurut data dari departemen

sosial, direktorat pelayanan sosial lanjut usia jumlah panti sosial tresna werdha yang

dikelola oleh pemerintah pusat dan daerah berjumlah 235 unit dengan jumlah lansia

yang mampu ditangani sebanyak 11.397 orang lansia. Pada umumnya panti werdha

memberikan akomodasi dan pelayanan jangka panjang bagi lansia yang tidak

mempunyai keluarga dan tidak mampu menyewa rumah sendiri serta lansia yang

mengalami masalah hubungan dengan keluarga atau tidak ingin membebani

keluarganya. Kegiatan yang dilakukan lansia di panti tidak jauh berbeda dengan

Universitas Sumatera Utara


kegiatan lansia di komunitas, misalnya pemeriksaan kesehatan, pengajian, pelatihan

keterampilan, rekreasi bersama. Ketergantungan terhadap pertolongan medis,

kegiatan spiritual serta kesempatan berekreasi serta mendapat keterampilan baru,

dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia (WHO, 2004).

Kedua pelayanan tersebut akan memberikan pengaruh yang berbeda pada

lansia ditinjau dari aspek biologis, psikologis, sosial dan lingkungannya. Kesehatan

biologis lansia di panti cenderung lebih terjamin, sedangkan di komunitas sangat

dipengaruhi oleh dukungan sosial keluarga di sekitarnya serta akses terhadap

pelayanan kesehatan. Ditinjau dari aspek psikologis, lansia di keluarga cenderung

mendapatkan kebutuhan psikologis yang lebih baik dari pada lansia yang berada di

panti. Pemenuhan kebutuhan sosial lansia di komunitas cenderung lebih baik dari

pada di panti karena interkasi lansia di komunitas pada dasarnya lebih luas dari pada

lansia di panti. Lansia di komunitas dapat berinteraksi dengan keluarga, teman dan

masyarakat, sedangkan interaksi lansia di panti terbatas pada penghuni panti dan

pengurus panti saja. Aspek lingkungan yang dipengaruhi kualitas dan keterjangkauan

sarana kesehatan, keadaan tempat tinggal, dukungan sosial keluarga, sumber finansial

serta kesempatan rekreasi pada lansia panti dan komunitas juga akan mempengaruhi

kesehatan lansia.

Dukungan keluarga merupakan salah satu sumber dukungan sosial yang

sangat penting bagi lansia, karena keluarga merupakan sistem pendukung utama yang

memberikan perawatan terbesar kepada lansia. Menurut Pender, Murdaugh dan

Parson (2002), family support system (sistem dukungan keluarga) merupakan suatu

Universitas Sumatera Utara


sistem pendukung yang diberikan oleh keluarga kepada anggota keluarga untuk

mempertahankan identitas sosial anggota keluarga dalam bentuk dukungan

emosional, bantuan materi, memberikan informasi dan pelayanan, serta memfasilitasi

anggota keluarga dalam membuat kontak sosial baru dengan masyarakat. Keluarga

sangat berperan penting dalam meningkatkan kesehatan anggotanya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sabri (2002), tentang dukungan sosial

pada psikososial lansia di daerah Cakung Jakarta, didapatkan hasil bahwa dukungan

keluarga sangat mempengaruhi kondisi psikososial pada lansia, dukungan teman

dalam kelompok lansia juga memberikan makna yang signifikan, dimana dukungan

keluarga terhadap dukungan teman 2,51 lebih kuat.

Lingkungan tempat tinggal juga menjadi faktor penting yang berpengaruh

terhadap kualitas hidup lansia. Perbedaan tempat tinggal dapat menyebabkan

munculnya perbedaan lingkungan fisik, sosial, ekonomi, psikologis dan spiritual

lansia yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup penduduk lansia yang tinggal

di dalamnya. Pengaruh yang menyeluruh terhadap kehidupan lansia akibat perbedaan

jenis pelayanan yang didapatkan oleh lansia, tentunya akan mempengaruhi kesehatan

biologis, psikologis, sosial dan lingkungan. Dampak yang menyeluruh tersebut akan

mempengaruhi kualitas hidup lansia. Kualitas hidup merupakan persepsi individu

terhadap posisinya di dalam kehidupan dalam konteks budaya sebuah sistem nilai

dimana mereka tinggal dan dalam hubungannya dengan tujuan mereka, harapan,

standar dan fokus hidupnya (WHO, 2004).

Universitas Sumatera Utara


Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera (Yapos) Sukamakmur Kecamatan

Sibolangit Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu unit pelaksanaan kegiatannya

memberikan pelayanan sosial kepada lansia. Di Yapos Sukamakmur ini terdapat 29

lansia binaan berusia 60 tahun keatas yang terdiri dari 22 perempuan dan 7 laki-laki.

Yapos Sukamakmur tersebut tidak hanya memberikan tempat tinggal, tetapi juga

melakukan pembinaan fisik, mental dan spiritual secara kontinu diberikan melalui

program keseharian, mulai dari olah raga pagi, dan ibadha pagi bersama setiap hari,

berjemur, fisoteraphy, pembinaan rohani (PA) setiap sore serta gotong royong

membersihkan halaman menjadi kegiatan rutin selama sepekan. Bagi yang mampu

berladang, pihak panti memberikan lahan untuk digarap.

Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Desa Sukamakmur Kecamatan

Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, Peneliti melakukan wawancara kepada 10 lansia

yaitu 5 yang tinggal bersama keluarga dan 5 dari panti werdha dari desa tersebut. Dari

5 lansia yang di panti werdha 2 orang (40%) menyatakan senang tinggal di panti

werdha karena ada yang merawat serta memperhatikan mereka, makan teratur,

mempunyai teman-teman sebaya serta aktif kegiatan keagamaan. Sedangakan 3 orang

lagi (60%) yang mengatakan bahwa mereka merasa sedih karena jauh dari keluarga,

jarang atau bahkan tidak pernah dikunjung, Lansia juga menganggap di buang oleh

keluarga, sehingga mereka sering merenung, bahkan melarikan dari panti. Sementara

itu 5 lansia yang peneliti kunjungi di Desa Sukamakmur lansia yang tinggal bersama

keluarga 1 orang (20%) menyatakan lebih bahagia tinggal bersama keluarga, karena

merasa diperhatikan dan di penuhi kebutuhan sehari-harinya, sedangkan 4 orang

Universitas Sumatera Utara


(80%) orang mengatakan kesepian karena anggota keluarga yang tinggal serumah

lebih sering di luar rumah karena kesibukan masing-masing ada yang bekerja,

sekolah dan lain-lain. Ada juga lansia yang merasa tidak dihormati oleh menantunya,

kondisi ini menyebabkan lansia khawatir siapa yang akan merawatnya bila kondisi

kesehatannya menurun dikemudian hari. Keadaan lansia dengan permasalahan

tersebut tentunya akan berdampak pada keadaan kejiwaan lansia yang dapat

mempengaruhi kualitas hidup lansia.

Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Tempat Tinggal dan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia

di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016 “.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang menjadi perumusan masalah

adalah “Apakah ada hubungan tempat tinggal dan dukungan keluarga dengan kualitas

hidup lansia di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2016”.

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan tempat tinggal

dan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di Desa Sukamakmur

Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara


1.4. Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan tempat tinggal dan dukungan keluarga dengan kualitas

hidup lansia di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2016.

1.5.Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak keluarga lansia dalam pembinaan lansia di

Desa Sukamakmur dan bagi pihak pengelola Yayasan Pelayanan Orang Tua

Sejahtera (Yapos) Sukamakmur.

2. Dapat mengembangkan ilmu kesehatan reproduksi tentang kualitas hidup

lansia, terkait peranan ilmu kesehatan reproduksi dalam melihat tempat

tinggal dan dukungan keluarga sebagai suatu realitas sosial yang perlu

diperhatikan demi perbaikan kondisi lansia di masa yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Lanjut Usia

2.1.1 Pengertian Lanjut Usia

Lanjut usia (lansia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang

di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui,

ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan

melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan

fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia

yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap

fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya

(Darmojo, 2011).

2.1.2 Batasan Lanjut Usia

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)

menggolongkan lanjut usia menjadi 4 kategori yaitu : Usia pertengahan (middle age)

yaitu 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) yaitu 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) yaitu

75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) yaitu di atas umur 90 tahun (Bangun,

2012).

Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 1998 dan Peraturan Permerintah RI

Nomor 43 Tahun 2004 mencantumkan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Berdasarkan beberapa batasan lansia di

Universitas Sumatera Utara


atas, maka batasan usia yang digunakan untuk menetapkan sebagai lansia dalam

penelitian ini adalah usia 60 tahun atau lebih sesuai dengan batasan yang ditetapkan

oleh pemerintah dan WHO.

2.1.3 Teori Penuaan

Menurut Nugroho (2014), teori penuaan dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:

2.1.3.1 Teori Genetika

a. Teori genetic clock

Teori ini merupakan teori intrinsik yang menjelaskan bahwa di dalam tubuh

terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses penuaan.

b. Teori mutasi somatik

Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi somatik akibat

pengaruh lingkungan yang buruk.

2.1.3.2 Teori Nongenetik

a. Teori penurunan sistem imun tubuh (auto-immune theory)

Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem

imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition).

b. Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory)

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh karena

adanya proses metabolisme atau proses pernafasan di dalam mitokondria. Radikal

bebas yang terdapat di lingkungan seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, zat

pengawet makanan, radiasi, dan sinar ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya

perubahan pigmen dan kolagen pada proses menua.

Universitas Sumatera Utara


c. Teori menua akibat metabolisme

Telah dibuktikan dalam berbagai percobaan hewan, bahwa pengurangan

kalori ternyata bisa menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur, sedangkan

perubahan asupan kalori yang menyebabkan kegemukan dapat memperpendek umur

(Darmojo, 2011).

d. Teori rantai silang (cross link theory)

Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak, protein,

karbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan

radiasi, mengubah jaringan yang menyebabkan perubahan pada membrane plasma,

yang mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya

fungsi pada proses menua.

e. Teori fisiologis

Teori ini merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik. Terdiri atas teori oksidasi

stress, dan teori dipakai-aus (wear dan tear theory). Disini terjadi kelebihan usaha

dan stress menyebabkan sel tubuh lelah terpakai (regenerasi jaringan tidak dapat

mempertahankan kestabilan lingkungan internal).

2.1.3.3 Teori Sosiologis

a. Teori interaksi sosial

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu

situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Kemampuan lanjut

usia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status

sosialnya berdasarkan kemampuannya bersosialisasi.

Universitas Sumatera Utara


b. Teori aktivitas atau kegiatan

Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang

aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan sosial, lanjut usia akan merasakan

kepuasan bila dapat melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut

selama mungkin, ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lanjut

usia, mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu atar tetap stabil

dari usia pertengahan sampai lanjut usia

c. Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)

Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang lanjut usia

sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan

adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia. Dengan demikian,

pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada

saat ia menjadi lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup, perilaku, dan harapan

seseorang ternyata tidak berubah walaupun ia telah lanjut usia.

d. Teori Pembebasan/penarikan diri (disengagement theory)

Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat

dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Teori ini menyatakan bahwa

dengan bertambahnya lanjut usia, apalagi ditambah dengan adanya kemiskinan, lanjut

usia secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau

menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial

lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering lanjut

usia mengalami kehilangan ganda (triple loss) yaitu : Kehilangan peran (loss of role),

Universitas Sumatera Utara


hambatan kontak sosial (restriction of contact and relationship), berkurangnya

komitmen (reduced commitment to social mores and values).

2.2. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lansia

Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan

struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk

infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmojo, 2011).

Nugroho (2014) menyatakan terdapat banyak perubahan yang terjadi pada

lanjut usia mencakup perubahan-perubahan fisik, mental, psikososial, dan

perkembangan spiritual.

2.2.1. Perubahan-perubahan Fisik pada Lansia

Menurut Fatimah (2010) perubahan fisik yang terjadi pada lansia meliputi :

a. Perubahan sel

Perubahan sel dan ekstrasel pada lansia mengakibatkan penurunan tampilan

dan fungsi fisik. Lansia menjadi lebih pendek akibat adanya pengurangan lebar bahu

dan pelebaran lingkar dada dan perut, dan diameter pelvis. Kulit menjadi tipis dan

keriput, massa tubuh berkurang dan massa lemak bertambah.

b. Perubahan kardiovaskular

Perubahan struktur jantung dan sistem vaskuler mengakibatkan penurunan

kemampuan untuk berfungsi secara efisien. Katup jantung menjadi lebih tebal dan

Universitas Sumatera Utara


kaku, jantung serta arteri kehilangan elastisitasnya. Timbunan kalsium dan lemak

berkumpul di dalam dinding arteri, vena menjadi sangat berkelok-kelok.

c. Perubahan sistem pernafasan

Perubahan sistem pernapasan yang berhubungan dengan usia yang

mempengaruhi kapasitas dan fungsi paru. Peningkatan volume residu paru dan

penurunan kapasitas vital paru dan penurunan luas permukaan alveoli. Penurunan

efisiensi batuk, berkurangnya aktifitas silia dan peningkatan ruang rugae pernapasan

membuat lanjut usia lebih rentan terhadap infeksi pernapasan.

d. Perubahan kulit

Bertambahnya usia mempengaruhi fungsi dan penampilan kulit, dimana

epidermis dan dermis menjadi lebih tipis, jumlah serat elastik berkurang dan kolagen

menjadi lebih kaku. Lemak subkutan terutama di ekstremitas berkurang. Hilangnya

kapiler di kulit mengakibatkan penurunan suplai darah, kulit menjadi hilang

kekenyalannya, keriput dan menggelambir. Pigmentasi rambut menurun dan rambut

menjadi beruban, distribusi pigmen kulit tidak rata dan tidak beraturan terutama pada

bagian yang selalu terpajan sinar matahari. Kulit menjadi lebih kering dan rentan

terhadap iritasi karena penurunan aktivitas kelenjar sebasea dan kelenjar keringat

sehingga menyebabkan kulit lebih rentan terhadap gatal-gatal. Perubahan ini

membuat toleransi terhadap suhu dan pajanan sinar matahari yang ekstrim menurun.

e. Perubahan pada sistem persyarafan

Pada lansia terjadi perubahan struktur dan fungsi saraf. Massa otak

berkurang secara progresif akibat dari berkurangnya sel saraf yang rusak dan tidak

Universitas Sumatera Utara


diganti, akibatnya impuls saraf dihantar lebih lambat, sehingga lansia memerlukan

waktu yang lebih lama untuk merespon dan bereaksi. Kinerja sistem saraf otonom

berkurang efisiensinya dan mudah terjadi hipotensi postural yang mengakibatkan

lansia merasa pusing saat berdiri dengan cepat.

f. Perubahan pada sistem reproduksi

Pada lansia wanita terjadi hal-hal sebagai berikut: vagina mengalami

kontraktur dan mengecil, ovarium menciut, uterus mengalami atrofi, atrofi payudara,

atrofi vulva. Penurunan kadar estrogen, menyebabkan periode menstruasi yang tidak

teratur, dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada tiga periode

menopause yaitu: 1). Fase pra menopause (Klimakterium), yaitu merupakan masa

peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Fase klimakterium biasanya

dialami wanita pada usia 48-55 tahun dan dapat terjadi selama 4-5 tahun. Keluhan

yang biasa dialami pada fase ini berupa perubahan psikologis dikarenakan perubahan

fisik dan perubahan pola menstruasi yang tidak sesuai lagi. 2). Fase menopause

adalah saat haid terakhir, biasanya berlangsung 3-4 tahun dengan gejala berupa

perubahan pada fisik dan kejiwaan semakin terlihat. 3). Fase pasca menopause

(senium), pada fase ini individu telah mempu menyesuaikan diri dengan kondisinya,

sehingga tidak mengalami gangguan fisik dan keluhan mulai berkurang. Fase ini

terjadi pada usia 60-65 tahun.

Perubahan pada sistem reproduksi lansia pria pada umumnya testis masih

dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada penurunan secara berangsur-angsur,

Universitas Sumatera Utara


dorongan seksual menetap sampai usia 70 tahun selama kondisi kesehatan baik,

sekitar 75% pria usia diatas 65 tahun mengalami pembesaran prostat.

g. Perubahan pada sistem pencernaan

Terjadi kehilangan gigi, daya indra pengecap menurun, rasa lapar menurun,

waktu pengosongan lambung menurun, fungsi absorbsi dan peristaltik melemah dan

biasanya timbul konstipasi.

h. Perubahan pada sistem muskuloskletal

Tulang kehilangan densistas (cairan) dan semakin rapuh. Kekuatan dan

stabilitas tulang menurun, terutama vertebra, pergelangan, dan paha. Insiden

osteoporosis dan fraktur meningkat pada area tulang tersebut, gerakan pinggang, lutut

dan jari-jari pergelangan terbatas, gangguan gaya berjalan, persendian membesar dan

menjadi kaku, atrofi serabut otot, serabut otot mengecil sehingga gerakan menjadi

lamban, otot kram dan menjadi tremor, aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan

proses menua.

2.2.2 Perubahan Psikososial

Pada lansia yang dulunya bekerja dan mengalami pensiun akan mengalami

kehilangan finansial, status, teman dan kegiatan. Seorang lansia juga merasakan atau

sadar akan kematian, mengalami panyakit kronis dan ketidakmampuan, terjadi

rangakaian dari kehilangan, serta hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (Nugroho,

2014).

Biasanya sifat-sifat streotipe para lansia sesuai dengan pembawaannya pada

waktu muda. Beberapa tipe yang dikenal adalah sebagai berikut (Darmojo, 2011) :

Universitas Sumatera Utara


a. Tipe konstruktif

Orang ini mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidupnya.

b. Tipe ketergantungan (dependent)

Orang lansia ini masih dapat diterima ditengah masyarakat, tetapi selalu

pasif, tak berambisi, masih tau diri, tak mempunyai inisiatif dan bertindak tidak

praktis. Biasanya orang ini dikuasai istrinya. Ia senang mengalami pensiun, malahan

biasanya banyak makan dan minum, tidak suka bekerja dan senang untuk berlibur.

c. Tipe Defensif

Orang ini biasanya dulunya mempunyai pekerjaan/jabatan tak stabil, bersifat

selalu menolak bantuan, seringkali emosinya tak dapat dikontrol, memegang teguh

pada kebiasaannya, bersifat kompulsif aktif. Anehnya mereka takut mengahadapi

“menjadi tua” dan tak menyenangi masa pensiun.

d. Tipe bermusuhan (hostility)

Mereka menganggap orang lain yang menyebabkan kegagalannya, selalu

mengeluh, bersifat agresif, curiga. Biasanya pekerjaan waktu dulunya tidak stabil.

Menjadi tua dianggapnya tidak ada hal-hal yang baik, takut mati, iri hati, pada orang

yang muda, senang mengadu untung pada pekerjaan-pekerjaan aktif untuk

menghindari masa yang sulit/buruk.

e. Tipe membenci/menyalahkan diri sendiri (selfhaters)

Orang ini bersifat kritis terhadap dan menyalahkan diri sendiri, tak

mempunyai ambisi, mengalami penurunan kondisi sosio-ekonomi. Biasanya

mempunyai perkawinan yang tak bahagia, mempunyai sedikit hobi, merasa menjadi

Universitas Sumatera Utara


korban dari keadaan, namun mereka menerima fakta pada proses menua, tidak iri hati

pada yang berusia muda, merasa sudah cukup mempunyai apa yang ada. Mereka

menganggap kematian sebagai suatu kejadian yang membebaskannya dari

penderitaan. Statistik kasus bunuh diri menunjukkan angka yang lebih tinggi

persentasenya pada golongan lansia ini, apalagi pada mereka yang hidup sendirian.

Orangtua sering mengalami depresi atau rasa tertekan karena merasa kesepian,

kurang berharga, atau karena berkurangnya penghasilan, yang sering disertai dengan

hilangnya nafsu makan dan motivasi untuk menyiapkan makanan. Depresi seperti ini

lebih banyak terjadi pada orang usia lanjut yang hidup sendiri atau tinggal di Institusi

atau panti – panti wreda/jompo.

2.2.3 Perkembangan Spiritual

Menurut Caroline (2007) yang mengutip pendapat Hiatt (2000),

perkembangan spiritual sangatlah personal dan melibatkan serangkaian langkah atau

siklus yang terjadi tidak dalam urutan teratur atau urutan waktu dalam hidup

seseorang. Tidak seperti perkembangan fisik atau psikologis, perkembangan spiritual

melalui cara yang ganjil : paruh pertama hidup terdiri dari dari perkembangan ego,

dalam tengah umur orang itu merasa bahwa ego sangatlah dangkal dan mulai

mengubah identitas diri pada “diri” sejati (yakni: bagian dari pribadi manusia yang

tidak tergantung pada sejarah hidup tertentu dan pilihan yang dibuat). Diri pribadi ini

merupakan cerminan psikologis dari spiritual, dan pada periode hidup inilah rupanya

manusia sungguh-sungguh menjadi makhluk spiritual. Kesadaran spiritual sering

dipicu oleh pengalaman hidup, seperti, memiliki anak, mengalami penyakit,

Universitas Sumatera Utara


menghadapi maut atau kematian orang lain, atau menghadapi krisis dalam relasi

personal. Pengalaman lain yang bisa ditambahkan untuk mengenalkan penyadaran

spiritual adalah berdoa, melakukan kegiatan fisik, mendengarkan musik, menikmati

karya seni dan tinggal sendirian.

Menurut Tamher (2009) yang mengutip pendapat Zuckerman (2003), lansia

yang religius ternyata usianya lebih panjang dibandingkan para lansia yang tidak

menjalankan ibadah. Bahkan pada mereka yang tidak religius ternyata angka

kematiannya dua kali lebih besar dibandingkan dengan mereka (lansia) yang rajin

beribadah.

2.3. Tempat Tinggal Lansia (Institusional dan Non Institusional)

2.3.1. Lansia di Institusional (Panti)

Salah satu bentuk institusi pelayanan sosial lansia di Indonesia adalah Panti

Wredha. Panti Wredha adalah suatu lembaga yang dapat menggantikan keluarga

untuk merawat dengan sebaik-baiknya hingga lansia dapat menikmati hari tuanya

dengan senang dan tenang. Tujuan lembaga ini adalah untuk mengurus dan merawat

lansia agar mereka terjamin keselamatan dan kesehatannya. Dengan demikian Panti

Wredha bagi lansia merupakan sebuah tempat untuk mendapatkan layanan perawatan

yang baik dan perhatian seperti sebuah keluarga (Nugroho, 2014).

Pertimbangan penempatan lansia di panti werdha antara lain adanya

perubahan fisik, psikososial, perubahan tanggung jawab keluarga dan dukungan

sosial. Faktor yang menjadi alasan meningkatnya peminat tinggal di panti werdha

Universitas Sumatera Utara


antara lain; lansia, tinggal sendiri, mempunyai gangguan mental, tidak adanya support

sistem, penggunaan bantuan ambulatory dan mengalami ketidakmampuan dalam

melakukan aktivitas untuk pemenuhan aktifitas sehari-hari (Demartoto, 2007).

Fokus kualitas pelayanan institusional bagi pelayanan lansia akhir-akhir ini

meluas pada kualitas hidup lansia Hal yang menjadi kualitas hidup penghuni panti

antara lain; keamanan, kenyamanan, aktivitas yang bermakna, terbina hubungan baik

antar sesama, merasa senang, bermartabat, dan memiliki kemampuan fungsional.

Sistem pelayanan kesejahteraan sosial bagi para lansia melalui kegiatan asistensi

yaitu membantu para lansia hidup wajar tanpa diliputi rasa khawatir dan gelisah,

kegiatan rehabilitasi, yaitu mengembalikan fungsi sosial lansia seperti waktu dulu

sebelum di Panti. Kegiatan promotif artinya mengembangkan kepribadian, bakat,

minat dan keterampilan sesuai dengan keterampilan dan bakatnya, termasuk kegiatan

agama, dan kegiatan suportif yaitu mengikutsertakan secara aktif kegiatan-kegiatan

dalam kehidupan masyarakat. Pada dasarnya sistem pelayanan Panti Wredha adalah

membantu para lansia untuk hidup wajar sebagaimana orang dewasa lainnya yang

sehat, mandiri dan tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain (Demartoto,

2007).

Lansia yang tinggal di Panti Wredha dapat menimbulkan dampak psikis,

bagi lansia yang dapat menerima keadaan Panti Wredha akan memiliki perasaan lebih

menyenangkan karena ada yang melayani dan mengurus segala kebutuhannya serta

mendapat teman senasib. Tetapi bagi yang tidak dapat menerima kenyataan harus

berada di Panti Wredha akan merasa berat dan berpengaruh terhadap psikisnya,

Universitas Sumatera Utara


misalnya perasaan tidak berguna, tidak berharga, tersisih, terbuang dari keluarga

menyebabkan lansia suka melamun, murung, memberontak dan bertingkah laku yang

aneh sebagai wujud dari stres (Demartoto, 2007).

Penempatan lansia di Panti Wredha bisa mendatangkan stres yang

diakibatkan oleh timbulnya pertengkaran, ketakutan, kecemasan, dan menarik diri.

Terlebih dalam konteks ke-Indonesiaan pada umumnya; lansia seringkali menghayati

penempatan mereka di Panti sebagai bentuk pengasingan dan pemisahan dari

perasaan kehangatan yang terdapat dalam keluarga, apalagi lansia yang masih punya

anak dengan kondisi hidup berkecukupan.

Walaupun memiliki fasilitas yang baik di Panti namun banyak lansia yang

menghabiskan sebagian waktu mereka dengan hanya melakukan sedikit aktivitas,

umunya tidak melakukan aktivitas, melamun dan kesendirian yang dapat menurunkan

harga diri, suntuk, stres dan depresi. Disamping ditemukan banyak lansia yang

membuat pelanggaran dan keributan di panti yang mengakibatkan perubahan

emosional dan menimbulkan stres pada lansia (Demartoto, 2007).

Menurut Nugroho (2014), pelayanan yang diberikan pada sistem ini adalah:

1. Pemenuhan kebutuhan setiap hari, kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

2. Bimbingan keagamaan.

3. Pelayanan kesehatan, penyuluhan kesehatan, pemeriksaan dokter, pelayanan

dokter Puskesmas, menyediakan obat-obat ringan.

4. Pembinaan fisik guna menjaga kesehatan seperti senam yang bermanfaat untuk

peregangan otot, pernafasan dan jantung.

Universitas Sumatera Utara


5. Kegiatan-kegiatan bersama untuk meningkatkan kebersamaan dan interaksi

sosial.

6. Kesehatan, memberikan penyuluhan hidup sehat dan bersih.

7. Konseling.

8. Bantuan tambahan modal usaha bagi usia lanjut.

9. Rekreasi dan senam ringan.

2.3.2. Lansia di Rumah (Non Institusional)

Pelayanan perawatan kesehatan di rumah bertujuan mencegah atau menunda

institusionalisasi lansia yang membutuhkan bantuan dengan aktivitas sehari-hari.

Keluarga merupakan pendukung utama dalam memberikan perawatan terhadap lansia

yang tinggal di rumah, namun banyak juga permasalahan yang terjadi dalam keluarga

yang menjadi stressor bagi lansia (Demartoto, 2007).

Kebanyakan lansia tinggal dalam masyarakat. Pelayanan berbasis komunitas

merupakan jenis pelayanan yang paling banyak diperoleh lansia di Indonesia.

Tingginya jumlah lansia dan terbatasnya panti werdha di Indonesia, menyebabkan

banyak lansia yang tinggal di komunitas. Selain itu ada tradisi masyarakat dimana

seorang anak dan keturunan merupakan pengurus dan sumber potensi untuk mencapai

kebutuhan orang tua. Dasar pelayanan komunitas adalah memaksimalkan dayaguna

dan keikutsertaan masyarakat termasuk lansia, dengan meningkatkan kepedulian serta

pengetahuan masyarakat. Beberapa permasalahan lansia tidak dapat ditangani melalui

keluarga karena membutuhkan pelayanan intensif dan jangka panjang dan hanya

dapat disediakan melalui pelayanan profesional dalam lembaga (Darmojo, 2011).

Universitas Sumatera Utara


Kegiatan lansia di komunitas dapat berupa rangkaian kegiatan posyandu lansia,

misalnya pemeriksaan kesehatan dan senam lansia. Pemeriksaan kesehatan fisik dan

mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan kartu menuju sehat (KMS) untuk

mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang

dihadapi.

Lingkungan tempat tinggal menjadi faktor penting yang berpengaruh

terhadap kualitas hidup lansia. Perbedaan tempat tinggal dapat menyebabkan

munculnya perbedaan lingkungan fisik, sosial, ekonomi, psikologis dan spiritual

lansia yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup penduduk lansia yang tinggal

di dalamnya. Pengaruh yang menyeluruh terhadap kehidupan lansia akibat perbedaan

jenis pelayanan yang didapatkan oleh lansia, tentunya akan mempengaruhi kesehatan

biologis, psikologis, sosial dan lingkungan. Dampak yang menyeluruh tersebut akan

mempengaruhi kualitas hidup lansia.

2.4. Dukungan Keluarga pada Lansia

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan

adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota

keluarga (Duvall dan Logan, 1986) dalam Muchlisin R (2012).

Universitas Sumatera Utara


Lima fungsi keluarga menurut Marilyn M. Friedman (2008) adalah sebagai

berikut :

1) Fungsi afektif (The Affective Function)

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis

kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.

Keberhasilan fungsi ini tampak melalui keluarga yang gembira dan bahagia.

Komponen yang perlu dipenuhi keluarga untuk fungsi afektif antara lain: Memelihara

saling asuh (mutual nurturance), Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling

menerima dansaling mendukung antar anggota keluarga. Keseimbangan saling

menghargai.

Adanya sikap saling menghargai dengan mempertahankan iklim yang positif

dimana tiap anggota diakui serta dihargai keberadaan dan haknya sebagai orang tua

maupun anak, sehingga fungsi afektif akan tercapai. Keseimbangan saling

menghormati dapat dicapai apabila setiap anggota keluarga menghormati hak,

kebutuhan, dan tanggung jawab anggota keluarga lain. Pertalian dan identifikasi,

Kekuatan yang besar dibalik persepsi dan kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan

individu dalam keluarga adalah pertalian (bonding) atau kasih sayang

(attachment) digunakan secara bergantian. Proses identifikasi perlu diciptakan,

dimana anak meniru perilaku orang tua melalui hubungan interaksi mereka.

Anggota keluarga berpadu dan berpisah satu sama lain. Setiap keluarga

menghadapi isu-isu keterpisahan dan keterpaduan dengan cara yang unik, beberapa

Universitas Sumatera Utara


keluarga lebih memberikan penekanan pada satu sisi dari pada sisi lain. Hal ini

dirasakan keluarga untuk memenuhi kebutuhan psikologis keluarga.

2). Fungsi Sosialisasi (The Socialization Function)

Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Pada setiap

tahap perkembangan keluarga dan individu dicapai melalui interaksi atau hubungan

yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar tentang disiplin, norma-

norma, budaya, dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga,

sehingga individu mampu berperan di masyarakat.

3). Fungsi reproduksi (The Reproductive Function)

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan dan menambah sumber

daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit

terkontrol. Disisi lain, banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan

perkawinan sehingga lahirlah keluarga baru de ngan satu orang tua.

4). Fungsi ekonomi (The economic function)

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan tempat

mengembangkan kemampuan individu untuk meningkatkan penghasilan dan

memenuhi kebutuhan keluarga seperti makan, pakaian, dan rumah. Fungsi ini sukar

dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan.

5). Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan (The health carefunction)

Fungsi ini untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar tetap

memiliki produktivitas yang tinggi. Kemampuan keluarga dalam memberikan

perawatan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Untuk

Universitas Sumatera Utara


menempatkannya dalam perspektif, fungsi inimerupakan salah satu fungsi keluarga

dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan fisik seperti makan, pakaian, tempat tinggal

dan perawatan kesehatan (Friedman, 2008).

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perhatian dari anggota keluarga lain

dapat berupa adanya kenyamanan, penghargaan atau menolong orang dengan sikap

menerima kondisinya, dukungan keluarga tersebut diperoleh dari individu maupun

kelompok. Dukungan keluarga sangat mempengaruhi dalam memotivasi seseorang.

Misalnya : menghormati dan menghargai orang lain, mengajaknya dalam acara

keluarga dan pemeriksaan kesehatan (Friedman, 2008).

Menurut Chaplan (1976) dalam Friedman, (2008), bentuk dukungan keluarga

terdiri dari empat macam dukungan yaitu :

1) Dukungan Informasional

Dukungan yang bersifat informasi dapat berupa sarana pengarahan dan umpan

balik tentang bagaimana cara memecahkan masalah antara lain keluarga

mengetahui anggota keluarganya telah memasuki masa tua, keluarga mengetahui

masalah / penyakit yang biasa terjadi pada orang usia lanjut, keluarga

mengetahui sebab-sebab lansia rentan terhadap masalah penyakit keluarga

mengenali gejala-gejala yang terjadi apabila lansia mengalami masalah / sakit

dan keluarga menganggap perawatan pada orang tua itu penting.

2) Dukungan Penilaian

Keluarga bertindak sebagai bimbingan umpan balik membimbing dan menangani

pemecahan masalah serta sebagai sumber dan validator identitas anggota.

Universitas Sumatera Utara


Dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian

positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain.

3) Dukungan Instrumental

Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit. Bentuk dukungan

ini melibatkan bantuan secara langsung misalnya berupa penyediaan barang-

barang / jasa yang diperlukan.

4) Dukungan emosional (emosional support)

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan

serta membantu penguasaan terhadap emosi. Merupakan dukungan emosional

yang mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang

bersangkutan misalnya penegasan, pujian, dan sebagainya.

2.5. Kualitas Hidup

2.5.1 Defenisi Kualitas Hidup

Kualitas hidup didefenisikan sebagai persepsi individu sebagai laki-laki atau

wanita dalam hidup, ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka

tinggal, dan berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian

mereka. Hal ini merupakan konsep tingkatan, terangkum secara kompleks mencakup

kesehatan fisik, status psikologis, tingkat kebebasan, hubungan kepada karakteristik

lingkungan mereka (WHO, 2004).

Universitas Sumatera Utara


2.5.2 Komponen Kualitas Hidup

World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) membagi kualitas

hidup dalam enam domain yaitu fisik, psikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial,

lingkungan dan spiritual, agama atau kepercayaan seseorang, yang kemudian

diringkaskan menjadi empat doamain. Berdasarkan enam domain yang diusulkan

oleh WHO, domain 1 dan 3 serta 2 dan 6 digabungkan menjadi satu, sehingga hanya

4 domain yang dinilai, yaitu: kesehatan fisik (physical health), kesehatan psikologis

(psychological health), hubungan sosial (social relationship), lingkungan

(environmental) (WHO, 2004).

2.5.2.1 Domain Fisik

WHOQOL membagi domain fisik pada tiga bagian, yaitu:

a. Nyeri dan ketidaknyamanan

Aspek ini mengeksplor sensasi fisik yang tidak menyenangkan yang dialami

individu, dan selanjutnya berubah menjadi sensasi yang menyedihkan dan

mempengaruhi hidup individu tersebut. Sensasi yang tidak menyenangkan meliputi

kekakuan, sakit, nyeri dengan durasi lama atau pendek, bahkan penyakit gatal juga

termasuk. Diputuskan nyeri bila individu mengatakan nyeri, walaupun tidak ada

alasan medis yang membuktikannya.

b. Tenaga dan Lelah

Aspek ini mengeksplor tenaga, antusiasme dan keinginan individu untuk

selalu dapat melakukan aktivitas sehari-hari, sebaik aktivitas lain seperti rekreasi.

Kelelahan membuat individu tidak mampu mencapai kekuatan yang cukup untuk

Universitas Sumatera Utara


merasakan hidup yang sebenarnya. Kelelahan merupakan akibat dari beberapa hal

seperti sakit, depresi, atau pekerjaan yang terlalu berat.

c. Tidur dan Istirahat

Aspek ini fokus pada seberapa banyak tidur dan istirahat. Masalah tidur

termasuk kesulitan untuk pergi tidur, bangun tengah malam, bangun di pagi hari dan

tidak dapat kembali tidur dan kurang segar saat bangun di pagi hari.

2.5.2.2 Domain Psikologis

WHOQOL membagi domain psikologis pada lima bagian, yaitu:

a. Perasaan positif

Aspek ini menguji seberapa banyak pengalaman perasaan positif individu

dari kesukaan, keseimbangan, kedamaian, kegembiraan, harapan, kesenangan dan

kenikmatan dari hal-hal baik dalam hidup. Pandangan individu, dan perasaan pada

masa depan merupakan bagian penting dari segi ini.

b. Berfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi

Aspek ini mengeksplor pandangan individu terhadap pemikiran,

pembelajaran, ingatan, konsentrasi dan kemampuannya dalam membuat keputusan.

Hal ini juga termasuk kecepatan dan kejelasan individu memberikan gagasan.

c. Harga diri

Aspek ini menguji apa yang individu rasakan tentang diri mereka sendiri.

Hal ini bisa saja memiliki jarak dari perasaan positif sampai perasaan yang ekstrim

negatif tentang diri mereka sendiri. Perasaan seseorang dari harga diri sebagai

Universitas Sumatera Utara


individu dieksplor. Aspek dari harga diri fokus dengan perasaan individu dari

kekuatan diri, kepuasan dengan diri dan kendali diri.

d. Gambaran diri dan penampilan

Aspek ini menguji pandangan individu dengan tubuhnya. Apakah

penampilan tubuh kelihatan positif atau negatif. Fokus pada kepuasan individu

dengan penampilan dan akibat yang dimilikinya pada konsep diri. Hal ini termasuk

perluasan dimana apabila ada bagian tubuh yang cacat akan bisa dikoreksi misalnya

dengan berdandan, berpakaian, menggunakan organ buatan dan sebagainya.

e. Perasaan negatif

Aspek ini fokus pada seberapa banyak pengalaman perasaan negatif

individu, termasuk patah semangat, perasaan berdosa, kesedihan, keputusasaan,

kegelisahan, kecemasan, dan kurang bahagia dalam hidup. Segi ini termasuk

pertimbangan dari seberapa menyedihkan perasaan negatif dan akibatnya pada fungsi

keseharian individu.

2.5.2.3 Domain Tingkat Kebebasan

WHOQOL membagi domain tingkat kebebasan pada empat bagian, yaitu:

a. Pergerakan

Aspek ini menguji pandangan individu terhadap kemampuannya untuk

berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bergerak di sekitar rumah, bergerak di

sekitar tempat kerja, atau ke dan dari pelayanan transportasi.

Universitas Sumatera Utara


b. Aktivitas hidup sehari-hari

Aspek ini mengeksplor kemampuan individu untuk melakukan aktivitas

sehari-hari. Hal ini termasuk perawatan diri dan perhatian yang tepat pada

kepemilikan. Tingkatan dimana individu tergantung pada yang lain untuk

membantunya dalam aktivitas kesehariannya juga berakibat pada kualitas hidupnya.

c. Ketergantungan pada pengobatan atau perlakuan

Aspek ini menguji ketergantungan individu pada medis atau pengobatan

alternatif (seperti akupuntur dan obat herbal) untuk mendukung fisik dan

kesejahteraan psikologisnya. Pengobatan pada beberapa kasus dapat berakibat negatif

pada kualitas hidup individu (seperti efek samping dari kemoterapi) di saat yang sama

pada kasus lain menambah kualitas hidup individu (seperti pasien kanker yang

menggunakan pembunuh nyeri).

d. Kapasitas pekerjaan

Aspek ini menguji penggunaan energi individu untuk bekerja. Bekerja

didefenisikan sebagai aktivitas besar dimana individu disibukkan. Aktivitas besar

termasuk pekerjaan dengan upah, pekerjaan tanpa upah, pekerjaan sukarela untuk

masyarakat, belajar dengan waktu penuh, merawat anak dan tugas rumah tangga.

2.5.2.4 Domain Hubungan Sosial

WHOQOL membagi domain hubungan sosial pada tiga bagian, yaitu:

a. Hubungan perorangan

Aspek ini menguji tingkatan perasaan individu pada persahabatan, cinta, dan

Universitas Sumatera Utara


dukungan dari hubungan yang dekat dalam kehidupannya. Aspek ini termasuk pada

kemampuan dan kesempatan untuk mencintai, dicintai dan lebih dekat dengan orang

lain secara emosi dan fisik. Tingkatan dimana individu merasa mereka bisa berbagi

pengalaman baik senang maupun sedih dengan orang yang dicintai.

b. Dukungan sosial

Aspek ini menguji apa yang individu rasakan pada tanggung jawab,

dukungan, dan tersedianya bantuan dari keluarga dan teman. Aspek ini fokus pada

seberapa banyak yang individu rasakan pada dukungan keluarga dan teman, faktanya

pada tingkatan mana individu tergantung pada dukungan di saat sulit.

c. Aktivitas seksual

Aspek ini fokus pada dorongan dan hasrat pada seks, dan tingkatan dimana

individu dapat mengekspresikan dan senang dengan hasrat seksual yang tepat.

2.5.2.5 Domain Lingkungan

WHOQOL membagi domain lingkungan pada delapan bagian, yaitu:

a. Keamanan fisik

Aspek ini menguji perasaan individu pada keamanan dari kejahatan fisik.

Ancaman pada keamanan bisa timbul dari beberapa sumber seperti tekanan orang lain

atau politik. Aspek ini berhubungan langsung dengan perasaan kebebasan individu.

b. Lingkungan rumah

Aspek ini menguji tempat yang terpenting dimana individu tinggal (tempat

berlindung dan menjaga barang-barang). Kualitas sebuah rumah dapat dinilai pada

kenyamanan, tempat teraman individu untuk tinggal.

Universitas Sumatera Utara


c. Sumber penghasilan

Aspek ini mengeksplor pandangan individu pada sumber penghasilan (dan

sumber penghasilan dari tempat lain). Fokusnya pada apakah individu dapat

mengahasilkan atau tidak dimana berakibat pada kualitas hidup.

d. Kesehatan dan perhatian sosial: ketersediaan dan kualitas

Aspek ini menguji pandangan individu pada kesehatan dan perhatian sosial

di kedekatan sekitar. Dekat berarti berapa lama waktu yang diperlukan untuk

mendapatkan bantuan.

e. Kesempatan untuk memperoleh informasi baru dan keterampilan

Aspek ini menguji kesempatan individu dan keinginan untuk mempelajari

keterampilan baru, mendapatkan pengetahuan baru, dan peka pada apa yang terjadi.

Termasuk program pendidikan formal, atau pembelajaran orang dewasa atau aktivitas

di waktu luang, baik dalam kelompok atau sendiri.

f. Partisipasi dalam kesempatan berekreasi dan waktu luang

Aspek ini mengeksplor kemampuan individu, kesempatan dan keinginan

untuk berpartisipasi dalam waktu luang, hiburan dan relaksasi.

g. Lingkungan fisik (polusi/keributan/kemacetan/iklim)

Aspek ini menguji pandangan individu pada lingkungannya. Hal ini

mencakup kebisingan, polusi, iklim dan estetika lingkungan dimana pelayanan ini

dapat meningkatkan atau memperburuk kualitas hidup.

Universitas Sumatera Utara


h. Transportasi

Aspek ini menguji pandangan individu pada seberapa mudah untuk

menemukan dan menggunakan pelayanan transportasi.

2.5.2.6 Domain Spiritual/ Agama/ Kepercayaan Seseorang

Aspek ini menguji kepercayaan individu dan bagaimana dampaknya pada

kualitas hidup. Hal ini bisa membantu individu untuk mengkoping kesulitan

hidupnya, memberi kekuatan pada pengalaman, aspek ini ditujukan pada individu

dengan perbedaan agama (Buddha, Kristen, Hindu, dan Islam), sebaik individu

dengan kepercayaan individu dan kepercayaan spiritual yang tidak sesuai dengan

orientasi agama.

2.5.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kualitas Hidup

Menurut Smith, (2004) terdapat perbedaan yang signifikan kualitas hidup

lansia yang tinggal dikota dengan yang tinggal di pinggiran kota, kualitas hidup

lansia yang tinggal di pinggiran kota lebih rendah dari yang tinggal dikota,

menurutnya ada 3 hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup pada

lansia yaitu persepsi individu tentang kesehatannya, persepsi tentang keuangannya

dan persepsi waktu luang/kesendiriannya. Ada 7 faktor yang berpotensi penting

dalam memengaruhi kualitas hidup lansia yaitu:

a. Sosiodemografi

Usia, status perkawinan, jenis kelamin dan suku mempunyai pengaruh

terhadap kualitas hidup lansia. Di Kanada dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa

Universitas Sumatera Utara


kelompok suku yang minoritas memiliki kualitas hidup yang lebih rendah daripada

kelompok suku yang mayoritas.

b. Dukungan sosial keluarga

Hubungan dengan keluarga atau kerabat adalah hal yang sangat penting.

Sutikno (2011) melaporkan bahwa sebagian besar hal yang memengaruhi kualitas

hidup lansia adalah hubungan dengan keluarga, kontak sosial dengan orang lain,

kesehatan dan keuangan.

c. Kesehatan

Menjalani masa lanjut usia dalam keadaan sehat dan bahagia adalah

dambaan setiap orang. Dengan sehat lansia dapat menikmati hidup dan tidak menjadi

beban bagi orang di sekitarnya. Kualitas kesehatan mempengaruhi bukan hanya

kualitas hidup lansia itu sendiri tetapi juga lansia tersebut (Hutapea, 2005).

d. Keuangan

Mereka yang hidup dalam kemiskinan dua kali lebih mungkin kualitas

hidupnya lebih rendah daripada mereka yang hidup tidak dalam kemiskinan yang

berarti terdapat hubungan yang memadai antara keuangan dan kualitas hidup lansia.

e. Kejahatan

Pengalaman lansia terhadap kejahatan berhubungan dengan kualitas hidup

mereka, lansia yang hidup di komunitas yang keamanannya kurang (takut kejahatan

atau korban kejahatan) kualitas hidupnya lebih rendah.

Universitas Sumatera Utara


f. Lingkungan sekitar

Faktor lingkungan juga mempunyai hubungan dengan kualitas hidup lansia

termasuk persepsi lansia tentang tetangga dan keselamatan lingkungannya.

g. Tempat tinggal

Tempat tinggal menjadi ukuran yang penting dalam menentukan kualitas hidup

lansia, mereka merasa lebih puas tinggal dirumah sendiri, mereka merasa lebih

nyaman hidup di masyarakat dan lebih mandiri.

2.6. Landasan Teori

Kualitas hidup berkaitan dengan persepsi individu mengenai beberapa aspek

kehidupan yang penting baginya. Dari defenisi kualitas hidup yang dikemukakan

WHO (2004) yaitu: “persepsi individu sebagai laki-laki atau wanita dalam hidup,

ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal, dan

berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian mereka”.

Jadi lansia mempersepsikan posisi hidupnya saat ini dengan melihat jarak antara

posisi kehidupannya saat ini dengan kehidupan yang ia inginkan dan persepsi yang

dimiliki lansia tersebut dipengaruhi oleh sistem nilai di lingkungan tempat tinggal

dan dukungan keluarga. World Health Organization Quality of Life (WHOQOL)

membagi kualitas hidup dalam enam domain yaitu fisik, psikologis, tingkat

kebebasan, hubungan sosial, lingkungan dan spiritual, agama atau kepercayaan

seseorang, yang kemudian diringkaskan menjadi empat domain. Berdasarkan enam

domain yang diusulkan oleh WHO, domain 1 dan 3 serta 2 dan 6 digabungkan

Universitas Sumatera Utara


menjadi satu, sehingga hanya 4 domain yang dinilai, yaitu: kesehatan fisik (physical

health), kesehatan psikologis (psychological health), hubungan sosial (social

relationship), lingkungan (environmental) (WHO, 2004)

Menurut Johnson dan Jhonson (1991 dalam Saputri, 2011) dukungan sosial

merupakan keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk memberi bantuan,

semangat, penerimaan dan perhatian, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan

hidup bagi individu yang bersangkutan. Sarafino (1998) yang menyatakan bahwa

dukungan sosial adalah suatu kesenangan yang dirasakan sebagai perhatian,

penghargaan dan pertolongan yang diterima dari orang lain atau suatu kelompok.

Lingkungan yang memberikan dukungan tersebut adalah keluarga, kekasih atau

anggota masyarakat.

Kekuatan dukungan sosial yang berasal dari relasi yang terdekat merupakan

salah satu proses psikologis yang dapat menjaga perilaku sehat dalam diri seseorang.

Melengkapi pendapat tersebut, Rodin dan Salovey (dalam Smet, 1994)

mengungkapkan bahwa dukungan sosial yang terpenting adalah yang berasal dari

keluarga. Sarafino (1998) menyatakan bahwa kebutuhan, kemampuan dan sumber

dukungan sosial mengalami perubahan sepanjang kehidupan seseorang. Keluarga

merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh individu dalam proses

sosialisasinya. Menurut Friedman (2008), bentuk dukungan keluarga terdiri dari

empat macam dukungan yaitu dukungan informasional, penilaian, instrumental dan

emosional. Hubungan tempat tinggal dan dukungan keluarga dapat menyebabkan

perbedaan persepsi mengenai kualitas hidup bagi lansia.

Universitas Sumatera Utara


Tempat tinggal Lansia
Persepsi tentang
Kualitas Hidup
1 Domain Fisik
2 Domain Psikologis
Dukungan Keluarga
3 Domain Sosial
1. Dukungan Informasional
4 Domain Lingkungan
2. Dukungan Penilaian
(WHO, 2004)
3. Dukungan Instrumental
4. Dukungan Emosional
(Friedman, 2008)

Gambar 2.1. Kerangka Teori

2.7. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dikemukakan di

atas, maka kerangka konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Tempat Tinggal :
1.Panti
2.di Rumah Kualitas Hidup Lansia

1. Domain Fisik
Dukungan Keluarga 2. Domain Psikologis
1. Dukungan Informasional 3. Domain Sosial
2. Dukungan Penilaian 4. Domain Lingkungan
3. Dukungan Instrumental
4. Dukungan Emosional

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


Hubungan Tempat Tinggal dan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup
Lansia di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2016

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan bersifat suvei analitik dengan pendekatan cross

sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau

pengamatan pada saat bersamaan/sekali waktu (Notoatmodjo, 2010). Penelitian untuk

menjelaskan faktor pendukung (enabling factor) yaitu tempat tinggal dan dukungan

keluarga yang mepengaruhi kualitas hidup lansia.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit

Kabupaten Deli Serdang, karena merupakan sebuah tempat tinggal sebagai

perwujudan pelayanan sosial terhadap lansia milik Swastas Yapos GBKP. Kategori

lansia yang dibina antara lain adalah lansia yang terlantar atau tidak mempunyai

keluarga maupun lansia dari keluarga yang tidak mampu untuk memberikan

perawatan atau pelayanan (sandang, pangan, papan dan kesehatan), melaksanakan

bimbingan mental, spiritual sehingga lansia dapat merasa aman dan senang dalam

menikmati masa tuanya. Sementara alasan penelitian dilakukan berlokasi di Desa

Sukamakmur karena dari survey awal menunjukkan jumlah sampel yang memadai

untuk diseleksi menjadi responden dan lingkup wilayah satu Kecamatan dengan

Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera (Yapos) Sukamakmur.

Universitas Sumatera Utara


3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2016 sampai bulan Oktober

2016. Tahap dilaksanakan mulai pra survei, pembuatan proposal penelitian, dan

konsultasi dengan pembimbingan sampai dengan ujian komprehensif.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di Desa

Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016 baik yang

tinggal di komunitas/bersama keluarga maupun di panti werdha dengan jumlah

populasi sebanyak 110 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling atau seluruh lansia yang

ada di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang tahun 2016

sebanyak 110 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua) jenis,

yaitu data primer dan data sekunder.

Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui

wawancara dengan panduan kuesioner. Adapun data primer yang diambil dari lansia

di Yapos Sukamakmur dan lansia di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit

Kabupaten Deli Serdang yaitu data tentang tempat tinggal dan dukungan keluarga

Universitas Sumatera Utara


serta kualitas hidup lansia. Ditambah dengan data karakteristik lansia tersebut (nama,

umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, dan

masalah kesehatan yang dialami).

Data sekunder yaitu diperoleh dari data yang tercatat di Puskesmas Bandar

Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang tentang jumlah lansia, data dari

Panti werdha Yapos GBKP dan data-data lainnya yang berkaitan dengan penelitian

ini.

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen penelitian berupa wawancara dengan panduan kuesioner yaitu data

tentang dukungan keluarga dan kualitas hidup ditambah dengan data karakteristik

lansia tersebut (nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan,

status pernikahan, dan masalah kesehatan yang dialami) untuk pengumpulan data

primer. Sebelum digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas

dan reliabilitas terhadap 30 lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah

Binjai dan dengan di komunitas Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara

yang karakteristiknya sama dengan Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit

Kabupaten Deli Serdang.

3.5.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010).

Universitas Sumatera Utara


Uji validitas dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment Correlation,

setelah itu diuji dengan mengguanakan uji t dan lalu baru dilihat penafsiran dari

indeks korelasinya, dengan kriteria:

a. Jika t-hitung > t-tabel maka pertanyaan valid.

b. Jika t-hitung < t-tabel maka pertanyaan tidak valid (Hidayat, 2011).

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2010).

Uji reliabilitas suatu item pertanyaan dengan membandingkan antara nilai

cronbach’s alpha dan taraf keyakinan (coefficient of confidance = 0,6), dengan

criteria jika cronbach’s alpha >0,60 maka dinyatakan reliabel, dan Jika nilai uji

cronbach’s alpha yang diperoleh <0,60 maka dinyatakan tidak reliabel (Sunyoto,

2012). Hasil uji validitas dan Reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dukungan Keluarga

Pertanyaan Nilai Corrected item- Keterangan


Total
Pertanyaan no 1 0,429 Valid
Pertanyaan no 2 0,625 Valid
Pertanyaan no 3 0,549 Valid
Pertanyaan no 4 0,467 Valid
Pertanyaan no 5 0,638 Valid
Pertanyaan no 6 0,537 Valid

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1 (Lanjutan)

Pertanyaan Nilai Corrected item- Keterangan


Total
Pertanyaan no 7 0,499 Valid
Pertanyaan no 8 0,713 Valid
Pertanyaan no 9 0,638 Valid
Pertanyaan no 10 0,425 Valid
Pertanyaan no 11 0,509 Valid
Pertanyaan no 12 0,624 Valid
Pertanyaan no 13 0,638 Valid
Pertanyaan no 14 0,515 Valid
Pertanyaan no 15 0,635 Valid
Croncbach Alpha 0,888 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari seluruh pertanyaan tentang

dukungan keluarga mempunyai nilai corrected item total correlation lebih besar dari

nilai tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60 yang

berarti bawah seluruh pertanyaan adalah valid dan reliabel.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kualitas Hidup

Pertanyaan Nilai Corrected item- Keterangan


Total
Pernyataan no 1 0,796 Valid
Pernyataan no 2 0,562 Valid
Pernyataan no 3 0,827 Valid
Pernyataan no 4 0,695 Valid
Pernyataan no 5 0,827 Valid
Pernyataan no 6 0,796 Valid
Pernyataan no 7 0,665 Valid
Pernyataan no 8 0,724 Valid
Pernyataan no 9 0,453 Valid
Pernyataan no 10 0,772 Valid
Pernyataan no 11 0,698 Valid
Pernyataan no 11 0,451 Valid

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.2 (Lanjutan)

Pertanyaan Nilai Corrected item- Keterangan


Total
Pernyataan no 13 0,660 Valid
Pernyataan no 14 0,827 Valid
Pernyataan no 15 0,853 Valid
Pernyataan no 16 0,673 Valid
Pernyataan no 17 0,493 Valid
Pernyataan no 17 0,493 Valid
Pernyataan no 18 0,651 Valid
Pernyataan no 19 0,569 Valid
Pernyataan no 20 0,553 Valid
Croncbach Alpha 0,949 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari seluruh pernyataan tentang

kualitas hidup mempunyai nilai corrected item total correlation lebih besar dari nilai

tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60 yang berarti

bawah seluruh pernyataan adalah valid dan reliabel.

3.6. Variabel dan Definisi Operasional

3.6.1. Variabel

Variabel penelitian ini terdiri dari variable independen dan variabel dependen

1. Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel depenen

yang meliputi tempat tinggal ( panti, dirumah) dan dukungan keluarga.

2. Variabel dependen adalah variabel yang diamati dan diukur yang disebabkan oleh

pengaruh variabel independen yaitu Kualitas hidup lansia ( domain fisik, domain

psikologis, domain sosial, domain lingkungan).

Universitas Sumatera Utara


3.6.2 Definisi Operasional

1. Lansia yang berusia 60 tahun keatas yang terdapat di Desa Sukamakmur

Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

2. Tempat tinggal adalah status tempat lansia berkumpul, beristirahat, memperoleh

ketenangan dan perlindungan serta melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

3. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perhatian dari anggota keluarga lain

dapat berupa dukungan informasi, dukungan penilaian/menangani pemecahan

masalah, dukungan instrumental/memberi bantuan jasa yang diperlukan lansia

dan dukungan emosional.

4. Kualitas hidup lansia adalah kondisi fungsional lansia terkait dengan kondisi

fisik, psikologis, sosial dan lingkungan.

3.7. Metode Pengukuran

3.7.1. Metode Pengukuran Variabel Independen

a. Tempat tinggal

Pengukuran variabel tempat tinggal yaitu status dimana lansia tinggal yang

dikategorikan :

1.Panti

2.diRumah

Skala Nominal.

Universitas Sumatera Utara


b. Dukungan keluarga

Pengukuran variabel dukungan keluarga didasarkan dari 15 pertanyaan yang

diajukan dengan menggunakan skala Guttman, pilihan jawaban „ya‟ dan „tidak‟,

apabila jawaban „ya‟ diberi skor 1 dan jika jawaban „tidak‟ diberi skor 0.

Penilaian dukungan keluarga di peroleh dengan menjumlahkan skor (nilai)

seluruh jawaban pilihan responden pada tiap item pertanyaan, seperti dibawah ini

1. Dukungan Infomasi, dukungan informasi terdiri dari 4 pertanyaan, dimana

kategori dibagi dua yaitu mendukung dan tidak mendukung.

0 = Mendukung, jika mendapat skor 3-4

1 = Tidak Mendukung, jika mendapat skor 0-2

2. Dukungan penilaian, dukungan penilaian terdiri dari 5 pertanyaan, dimana

kategori dibagi dua yaitu mendukung dan tidak mendukung.

0 = Mendukung, jika mendapat skor 4-5

1 = Tidak Mendukung, jika mendapat skor 0-3

3. Dukungan instrumental, dukungan instrumental terdiri dari 3 pertanyaan,

dimana kategori dibagi dua yaitu mendukung dan tidak mendukung.

0 = Mendukung, jika mendapat skor ≥ 1

1 = Tidak Mendukung, jika mendapat skor 0

4. Dukungan emosional, dukungan emosional terdiri dari 3 pertanyaan, dimana

kategori dibagi dua yaitu mendukung dan tidak mendukung.

0 = Mendukung, jika mendapat skor ≥ 1

1 = Tidak Mendukung, jika mendapat skor 0

Universitas Sumatera Utara


Skala : Ordinal

3.7.2. Metode Pengukuran Variabel Dependen

a. kualitas hidup lansia

Kualitas hidup lansia terdiri dari empat domain yaitu domain fisik, psikologi,

sosial dan lingkungan. Pengukuran kualitas hidup lansia diukur dengan 20 item

pertanyaan kuesioner, responden diminta untuk memberi tanda cheklist (√) pada

pertanyan yang sesuai dengan responden. Jawaban kuesioner tersebut menggunakan

skala Likert empat poin (1-4). Untuk menentukan kriteria digunakan perhitungan

sebagai berikut:

- Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 80

Skor terkecil : 20

- Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar-skor terkecil = 60

- Menentukan nilai panjang kelas (i)

nilai tertinggi - nilai terendah


I
banyak kelas atau banyak kategori
60
I 30
2

Menentukan kategori untuk kualitas hidup lansia adalah:

0 = Baik, jika mendapat skor 51-80

1 = Tidak baik, jika mendapat skor 20-50

Alat Ukur : Kuesioner

Universitas Sumatera Utara


Skala Ukur : Ordinal

3.8. Pengolahan Data

Beberapa langkah yang dilakukan dalam pengolahan data:

3.8.1. Editing

Editing merupakan kegiatan pengecekan ulang pada data yang telah

terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data

akan diperbaiki dengan memeriksanya dan dilakukan dengan cara pendataan

ulang.

3.8.2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode/mengklasifikasi data menurut

masing-masing kriteria jawapan yg berbeda di beri kode yang berbeda pula

sehingga pengolahan data menjadih lebih mudah.

3.8.3. Scoring

Scoring Merupakan kegiatan pemberian nilai/score yang berupa angka pada

jawaban pertanyaan untuk memperoleh data kuantitatif yang diperlukan dalam

pengujian hipotesis.

3.8.4. Tabulating

Tabulating digunakan untuk mempermudah analisa, pengolahan data dan

pengambilan kesimpulan. Maka hasil pengumpulan data dimasukkan dalam

bentuk tabel distribusi.

Universitas Sumatera Utara


3.9. Metode Analisis Data

3.9.1. Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran

tentang masing-masing variabel independen maupun variabel dependen dalam bentuk

distribusi frekuensi.

3.9.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat, dengan uji statistik yang disesuaikan dengan skala data yang

ada. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini digunakan uji chi square.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran umum lokasi penelitian terdiri dari gambaran umum lokasi

penelitian Desa Sukamakmur, dan Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera (Yapos

GBKP Sukamakmur.

4.1.1 Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

Desa Sukamakmur merupakan sebuah desa yang terletak di daerah daratan

tinggi berada di lereng pegunungan sibayak, Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli

Serdang Propinsi Sumatera Utara.

Batas Desa Sukamakmur berbatasan dengan :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Rumah Pil-pil dan Desa Betimus

Mbaru

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bandar Baru

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sungai Petani/Sikeben

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Betimus

Luas wilayah Desa Sukamakmur ± 525 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 2010

Jiwa, Jumlah laki-laki sebanyak 635 Jiwa, dan Perempuan sebanyak 1375 Jiwa

dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 565 KK.

Universitas Sumatera Utara


Pada umumnya mata pencarian masyarakat adalah petani, namun karena

adanya perkembangan desa sebagian masyarakat ada yang menjadi buruh di

perusahaan.

4.1.2 Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera (Yapos) GBKP Sukamakmur

Gagasan untuk mendirikan Pusat Pelayanan Orang tua Sejahtera (PPOS)

GBKP lahir dari Jubelium 100 tahun GBKP April 1990. Keputusan rapat panitia

diputuskan dengan nama Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera. Pembangunan

berlokasi di Kompleks PAK Gelora Kasih, pembangunannya akan dilaksanakan oleh

Bakti Sosial di bidang Pembangunan Sarana.

Moderamen GBKP bersama panitia Jubelium 100 tahun GBKP telah

membentuk Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera GBKP berkedudukan di

Kabanjahe dengan akte notaris Pagit Maria Tarigan, SH tanggal 05 Agustus 1991 no.

36.

Fasilitas ruangan yang ada di PPOS adalah 34 unit kamar tidur, dengan daya

tampung 50 sampai 60 orang penghuni (satu kamar untuk 2 orang). Fasilitas lainnya

yaitu :

1. 1 unit balai pengobatan

2. 1 unit ruang makan penghuni

3. 1 unit ruang makan umum

4. 1 unit chapel

5. 1 unit aula

6. 1 unit dapur

Universitas Sumatera Utara


7. 1 unit rumah dinas pimpinan

8. 1 unit kantor

9. 1 unit mobil, sumbangan dari mentri pertambangan dan energi RI (2004)

10. 1 unit klinik fisioterapi

11. 1 unit gudang

12. Ruang jenazah (duka), ruang setrika, kamar mandi 4 kamar sumbangan dari

meteri sosial (2008)

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan/ mendeskripsikan karakteristik

lansia antara lain umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan

sebelumnya, status perkawinan dan masalah kesehatan yang dialami.

4.2.1 Gambaran Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah lansia di Desa Sukamakmur

Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang tahun 2016 sebanyak 110 orang.

Gambaran karakteristik responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Desa


Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

No Umur Jumlah (orang) Presentase (%)


1 < 70 Tahun 49 44,5
2 ≥ 70 Tahun 61 55,5
Total 110 100

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa paling banyak responden berumur

≥ 70 tahun yaitu 61 orang (55,5%) dan paling sedikit berumur < 70 tahun yaitu 49

orang (44,5%).

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di


Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%)


1 Laki-laki 31 28,2
2 Perempuan 79 71,8
Total 110 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa paling banyak responden jenis

kelamin perempuan yaitu 79 orang (71,8%) dan paling sedikit jenis kelamin laki-laki

yaitu 31 orang (28,2%).

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Agama di Desa


Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

No Agama Jumlah (orang) Presentase (%)


1 Islam 15 13,6
2 Katolik 11 10,0
3 Protestan 84 76,4
Total 110 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa paling banyak responden agama

protestan yaitu 84 orang (76,4%) dan paling sedikit agama katolik yaitu 11 orang

(10,0%).

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku di Desa


Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

No Suku Jumlah (orang) Presentase (%)


1 Batak 98 89,1
2 Jawa 11 10,0
3 Minang 1 0,9
Total 110 100

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa paling banyak responden suku

batak yaitu 98 orang (89,1%) dan paling sedikit agama minang yaitu 1 orang (0,9%).

Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Terakhir di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

No Pendidikan Terakhir Jumlah (orang) Presentase (%)


1 SD 27 24,5
2 SMP 35 31,8
3 SMA 26 23,6
4 Diploma 9 8,2
5 Sarjana 4 3,6
6 Tidak Sekolah 9 8,2
Total 110 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa paling banyak pendidikan terakhir

responden SMP yaitu 35 orang (31,8%) dan paling sedikit pendidikan sarjana yaitu 4

orang (3,6%).

Tabel 4.6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Sebelumnya di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

No Pekerjaan Sebelumnya Jumlah (orang) Presentase (%)


1 PNS/ Pensiunan 18 16,4
2 Pegawai Swasta 11 10,0
3 Petani 59 53,6
4 Buruh/Karyawan 20 18,2
5 Tidak Bekerja 2 1,8
Total 110 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa paling banyak pekerjaan terakhir

responden petani yaitu 59 orang (53,6%) dan paling sedikit tidak bekerja yaitu 2

orang (1,8%).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.7 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan
di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

No Status Perkawinan Jumlah (orang) Presentase (%)


1 Menikah 47 42,7
2 Tidak Menikah 2 1,8
3 Janda 49 44,5
4 Duda 12 10,9
Total 110 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa paling banyak status perkawinan

responden Janda yaitu 49 orang (44,5%) dan paling sedikit tidak menikah yaitu 2

orang (1,8%).

Tabel 4.8 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Masalah Kesehatan


di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

No Masalah Kesehatan Jumlah (orang) Presentase (%)


1 Hipertensi 25 22,7
2 Diabetes 9 8,2
3 Rematik 17 15,5
4 Gangguan Penglihatan 30 27,3
5 Penyakit Jantung 4 3,6
6 Dan Lain-lain 25 22,7
Total 110 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa paling banyak masalah kesehatan

yang dialami responden yaitu gangguan penglihatan sebanyak 30 orang (27,3%) dan

paling sedikit penyakit jantung yaitu 4 orang (3,6%).

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal di Desa


Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

No Tempat Tinggal Jumlah (orang) Presentase (%)


1 Panti 29 26,4
2 Rumah 81 73,6
Total 110 100

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa paling banyak responden tinggal di

rumah yaitu 81 orang (73,6%) dan paling sedikit tinggal di panti yaitu 29 orang

(26,4%).

4.2.2 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga meliputi dukungan informasi, dukungan penilaian,

dukungan instrumental dan dukungan emosional. Secara keseluruhan indikator

dukungan keluarga dapat dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga di Desa


Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

No Dukungan Keluarga Jumlah (orang) Presentase (%)


1 Tidak Mendukung 19 17,3
2 Mendukung 91 82,7
Total 110 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa paling banyak keluarga mendukung

yaitu 91 orang (82,7%) dan paling sedikit keluarga tidak mendukung yaitu 19 orang

(17,3%).

Untuk penjabaran mengenai jawaban responden mengenai dukungan keluarga

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden tentang Dukungan Keluarga di Desa


Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

Jawaban
No Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
Dukungan Informasi
1 Apakah lansia mendapatkan informasi tentang 97 88,2 13 11,8
kesehatan dari keluarga?
2 Apakah informasi kesehatan yang diberikan 95 86,4 15 13,6
keluarga bermanfaat?

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.11 (Lanjutan)

Jawaban
No Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
3 Apakah keluarga menyediakan waktu luang 65 59,1 45 40,9
untuk memberikan pengarahan tentang
kesehatan?
4 Apakah keluarga menginformasikan perubahan- 60 54,5 50 45,5
perubahan yang biasanya terjadi pada lansia?
Dukungan Penilaian
5 Apakah keluarga menyediakan waktu luang 67 60,9 43 39,1
menangani permasalahan lansia?
6 Apakah keluarga menerima setiap pendapat- 92 83,6 18 16,4
pendapat lansia dan memberi solusi?
7 Apakah keluarga memberikan contoh kepada 89 80,9 21 19,1
lansia untuk mengatasi keluhannya?
8 Apakah keluarga mendukung kegiatan yang 97 88,2 13 11,8
dilakukan lansia?
9 Apakah keluarga memberikan respon positif saat 95 86,4 15 13,6
lansia memiliki keluhan?
Dukungan Instrumental
10 Apakah keluarga memenuhi kebutuhan- 100 90,9 10 9,1
kebutuhan lansia?
11 Apakah keluarga membawa lansia berobat jika 99 90,0 11 10,0
lansia sakit?
12 Apakah keluarga melengkapi fasilitas-fasilitas 97 88,2 13 11,8
yang di butuhkan lansia?
Dukungan Emosional
13 Apakah keluarga memperhatikan kecemasan atau 60 54,5 50 45,5
keadaan lansia?
14 Apakah keluarga mendengarkan setiap keluhan- 80 72,7 30 27,3
keluhan lansia dan turut membantu pemecahan
masalahnya?
15 Apakah keluarga memberikan kebebasan dalam 84 76,4 26 23,6
mengambil keputusan untuk menyelesaikan
masalah?

4.2.3 Kualitas Hidup

Kualitas hidup meliputi domain fisik, domain psikologis, domain sosial, dan

domain lingkungan. Secara keseluruhan indikator kualitas hidup dapat dikategorikan

sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Hidup Lansia di Desa
Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

No Kualitas Hidup Jumlah (orang) Presentase (%)


1 Tidak Baik 20 18,2
2 Baik 90 81,8
Total 110 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa paling banyak kualitas hidup

responden baik yaitu 90 orang (81,8%) dan paling sedikit kualitas hidup responden

tidak baik yaitu 20 orang (18,2%).

Untuk penjabaran mengenai jawaban responden mengenai kualitas hidup

lansia dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden tentang Kualitas Hidup Lansia di


Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

Bobot Nilai
No Pertanyaan
4 3 2 1

Domain Fisik
1 Seberapa seringkah rasa sakit fisik anda - 40 (36,4) 69 (62,7) 1 (0,9)
dalam mencegah aktivitas sesuai dengan
kebutuhan anda?
2 Seberapa sering anda membutuhkan terapi 2 (1,8) 35 (31,8) 72 (65,5) 1 (0,9)
medis untuk dapat berfungsi dalam
kehidupan sehari-hari?
3 Seberapa puaskah anda dengan tidur anda? 2 (1,8) 36 (32,7) 59 (53,6) 13 (11,8)

4 Seberapa puaskah anda dengan 7 (6,4) 83 (75,5) 18 (16,4) 2 (1,8)


kemampuan untuk melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari?
5 Seberapa puaskah anda dengan 4 (3,6) 57 (51,8) 42 (38,2) 7 (6,4)
kemampuan anda untuk bekerja?
Domain Psikologis

Universitas Sumatera Utara


6 Seberapa jauh anda menikmati hidup anda? 15 (13,6) 82 (74,5) 13 (11,8) -

7 Seberapa jauhkah anda dapat mampu 6 (5,5) 81 (73,6) 20 (18,2) 3 (2,7)


berkonsentrasi?
8 Apakah anda dapat menerima penampilan 24 (21,8) 75 (68,2) 10 (9,1) 1 (0,9)
tubuh anda?

Tabel 4.13 (Lanjutan)

Bobot Nilai
No Pertanyaan
4 3 2 1

9 Seberapa sering anda mengalami perasaan 5 (4,5) 41 (37,3) 62 (56,4) 2 (1,8)


negatif seperti ”feeling blue” (kesepian),
putus asa, cemas dan depresi?
10 Seberapa puaskah anda terhadap diri anda? 19 (17,3) 77 (70,0) 12 (10,9) 2 (1,8)

Domain Sosial
11 Seberapa puaskah anda dengan hubungan 30 (27,3) 61 (55,5) 19 (17,3) -
personal/sosial anda?
12 Seberapa puakah anda dengan kehidupan - 1 (0,9) 61 (55,5) 48 (43,6)
seksual anda?
13 Seberapa puaskah anda dengan dukungan 21 (19,1) 69 (62,7) 19 (17,3) 1 (0,9)
yang anda peroleh dari teman anda?
14 Bagaimana hubungan sosial anda dengan 52 (47,3) 53 (48,2) 5 (4,5) -
keluarga?
15 Bagaimana sikap keharmonisan anda 47 (42,7) 55 (50,0) 8 (7,3)
dengan masyarakat?
Domain Lingkungan
16 Seberapa aman dan nyaman anda rasakan 32 (29,1) 68 (61,8) 10 (9,1) -
dalam kehidupan anda sehar-hari?
17 Seberapa nyamankah lingkungan dimana 39 (35,5) 63 (57,3) 8 (7,3) -
anda tinggal?

4.3 Analisis Bivariat

Universitas Sumatera Utara


Pada analisis bivariat ini dilakukan untuk menghubungkan masing-masing

variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengolahan data disajikan pada

tabel silang dan disertakan nilai dari uji chi-square.

4.3.1 Hubungan Tempat Tinggal dengan Kualitas Hidup Lansia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan

tempat tinggal dengan kualitas hidup lansia seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.14 Hubungan Tempat Tinggal dengan Kualitas Hidup Lansia di Desa
Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

Kualitas Hidup
Total Nilai
No Tempat Tinggal Baik Tidak Baik
p
n % n % n %
1 Panti 19 65,5 10 34,5 29 100,0
0,008
2 Rumah 71 87,7 10 12,3 81 100,0
Total 20 18,2 90 81,8 110 100,0

Berdasarkan hasil penelitian hubungan tempat tinggal dengan kualitas hidup

menunjukkan bahwa dari 29 responden tinggal di panti sebagian besar kualitas hidup

baik yaitu 19 responden (65,5%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik yaitu 10

responden (34,5%). Dari 81 responden yang tinggal di rumah sebagian besar kualitas

hidup baik yaitu 71 responden (87,7%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik

yaitu 10 responden (12,3%). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan

ada hubungan tempat tinggal dengan kualitas hidup lansia, nilai p = 0,008 (< 0,05).

Universitas Sumatera Utara


4.3.2 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan

dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan informasi, dukungan penilaian ,

dukungan instrumental, dan dukungan emosional dengan kualitas hidup lansia baik

yang tinggal di panti atau di rumah dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

A. Panti

1. Hubungan Dukungan Informasi dengan Kualitas Hidup Lansia

Hasil hubungan dukungan informasi dengan kualitas hidup lansia dapat dilihat

pada tabel dibawah ini

Tabel 4.15 Hubungan Dukungan Informasi dengan Kualitas Hidup Lansia di


Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

Kualitas Hidup
Dukungan Total Nilai
No Baik Tidak Baik
Informasi p
n % n % n %
1 Mendukung 19 76,0 6 24,0 25 100,0
0,009
2 Tidak Mendukung 0 0 4 100,0 4 100,0
Total 19 65,5 10 34,5 29 100,0

Berdasarkan hasil penelitian dukungan informasi dengan kualitas hidup

menunjukkan bahwa dari 25 responden keluarga mendukung sebagian besar kualitas

hidup baik yaitu 19 responden (76,0%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik

yaitu 6 responden (24,0%). Dari 4 responden keluarga tidak mendukung sebagian

besar kualitas hidup tidak baik yaitu 4 responden (100,0%). Hasil uji statistik dengan

Universitas Sumatera Utara


uji chi square menunjukkan ada hubungan dukungan informasi dengan kualitas hidup

lansia yang tinggal di panti, nilai p = 0,009 (< 0,05).

Tabel 4.16 Hubungan Dukungan Penilaian dengan Kualitas Hidup Lansia di


Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

Kualitas Hidup
Total Nilai
No Dukungan Penilaian Baik Tidak Baik
p
n % n % n %
1 Mendukung 16 80,0 4 20,0 20 100,0
0,032
2 Tidak Mendukung 3 33,3 6 66,7 9 100,0
Total 19 65,5 10 34,5 29 100,0

Berdasarkan hasil penelitian dukungan penilaian dengan kualitas hidup

menunjukkan bahwa dari 20 responden keluarga mendukung sebagian besar kualitas

hidup baik yaitu 16 responden (80,0%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik

yaitu 4 responden (20,0%). Dari 9 responden keluarga tidak mendukung sebagian

besar kualitas hidup tidak baik yaitu 6 responden (66,7%), dan paling sedikit kualitas

hidup bayi yaitu 3 responden (33,3%). Hasil uji statistik dengan uji chi square

menunjukkan ada hubungan dukungan penilaian dengan kualitas hidup lansia yang

tinggal di panti, nilai p = 0,032 (< 0,05).

Tabel 4.17 Hubungan Dukungan Instrumental dengan Kualitas Hidup Lansia di


Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

Kualitas Hidup
Dukungan Total Nilai
No Baik Tidak Baik
Instrumental p
n % n % n %
1 Mendukung 16 64,0 9 36,0 25 100,0
1,000
2 Tidak Mendukung 3 75,0 1 25,0 4 100,0

Universitas Sumatera Utara


Total 19 65,5 10 34,5 29 100,0

Berdasarkan hasil penelitian dukungan instrumental dengan kualitas hidup

menunjukkan bahwa dari 25 responden keluarga mendukung sebagian besar kualitas

hidup baik yaitu 16 responden (64,0%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik

yaitu 9 responden (36,0%). Dari 4 responden keluarga tidak mendukung sebagian

besar kualitas hidup baik yaitu 3 responden (64,0%), dan paling sedikit kualitas hidup

tidak baik yaitu 1 responden (25,0%). Hasil uji statistik dengan uji chi square

menunjukkan tidak ada hubungan dukungan instrumental dengan kualitas hidup

lansia yang tinggal di panti, nilai p = 1,000 (> 0,05).

Tabel 4.18 Hubungan Dukungan Emosional dengan Kualitas Hidup Lansia di


Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

Kualitas Hidup
Dukungan Total Nilai
No Baik Tidak Baik
Emosional p
n % n % n %
1 Mendukung 15 75,0 5 25,0 20 100,0
0,205
2 Tidak Mendukung 4 44,4 5 55,6 9 100,0
Total 19 65,5 10 34,5 29 100,0

Berdasarkan hasil penelitian dukungan emosional dengan kualitas hidup

menunjukkan bahwa dari 20 responden keluarga mendukung sebagian besar kualitas

hidup baik yaitu 15 responden (75,0%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik

yaitu 5 responden (25,0%). Dari 9 responden keluarga tidak mendukung sebagian

besar kualitas hidup tidak baik yaitu 5 responden (55,6%), dan paling sedikit kualitas

hidup baik yaitu 4 responden (44.4%). Hasil uji statistik dengan uji chi square

Universitas Sumatera Utara


menunjukkan tidak ada hubungan dukungan emosional dengan kualitas hidup lansia

yang tinggal di panti, nilai p = 0,205 (> 0,05).

A. Rumah

1. Hubungan Dukungan Informasi dengan Kualitas Hidup Lansia

Hasil hubungan dukungan informasi dengan kualitas hidup lansia dapat dilihat

pada tabel dibawah ini

Tabel 4.19 Hubungan Dukungan Informasi dengan Kualitas Hidup Lansia di


Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

Kualitas Hidup
Dukungan Total Nilai
No Baik Tidak Baik
Informasi p
n % n % n %
1 Mendukung 64 88,9 8 11,1 72 100,0
0,307
2 Tidak Mendukung 7 77,8 2 22,2 9 100,0
Total 71 87,7 10 12,3 81 100,0

Berdasarkan hasil penelitian dukungan informasi dengan kualitas hidup

menunjukkan bahwa dari 72 responden keluarga mendukung sebagian besar kualitas

hidup baik yaitu 64 responden (88,9%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik

yaitu 8 responden (11,1%). Dari 9 responden keluarga tidak mendukung sebagian

besar kualitas hidup baik yaitu 7 responden (77,8%), dan paling sedikit kualitas hidup

tidak baik yaitu 2 responden (22,2%). Hasil uji statistik dengan uji chi square

menunjukkan tidak ada hubungan dukungan informasi dengan kualitas hidup lansia

yang tinggal di rumah, nilai p = 0,307 (> 0,05).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.20 Hubungan Dukungan Penilaian dengan Kualitas Hidup Lansia di
Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

Kualitas Hidup
Total Nilai
No Dukungan Penilaian Baik Tidak Baik
p
n % n % n %
1 Mendukung 67 90,5 7 9,5 74 100,0
0,037
2 Tidak Mendukung 4 57,1 3 42,9 7 100,0
Total 71 87,7 10 12,3 81 100,0

Berdasarkan hasil penelitian dukungan penilaian dengan kualitas hidup

menunjukkan bahwa dari 74 responden keluarga mendukung sebagian besar kualitas

hidup baik yaitu 67 responden (90,5%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik

yaitu 7 responden (9,5%). Dari 7 responden keluarga tidak mendukung sebagian

besar kualitas hidup baik yaitu 4 responden (57,1%), dan paling sedikit kualitas hidup

tidak baik yaitu 3 responden (42,9%). Hasil uji statistik dengan uji chi square

menunjukkan ada hubungan dukungan penilaian dengan kualitas hidup lansia yang

tinggal di rumah, nilai p = 0,037 (< 0,05).

Tabel 4.21 Hubungan Dukungan Instrumental dengan Kualitas Hidup Lansia di


Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

Kualitas Hidup
Dukungan Total Nilai
No Baik Tidak Baik
Instrumental p
n % n % n %
1 Mendukung 70 88,6 9 11,1 79 100,0
0,233
2 Tidak Mendukung 1 50,0 1 50,0 2 100,0
Total 71 87,7 10 12,3 81 100,0

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan hasil penelitian dukungan instrumental dengan kualitas hidup

menunjukkan bahwa dari 79 responden keluarga mendukung sebagian besar kualitas

hidup baik yaitu 70 responden (88,6%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik

yaitu 9 responden (11,1%). Dari 2 responden keluarga tidak mendukung sebagian

besar kualitas hidup baik yaitu 1 responden (50,0%), dan paling sedikit kualitas hidup

tidak baik yaitu 1 responden (50,0%). Hasil uji statistik dengan uji chi square

menunjukkan tidak ada hubungan dukungan instrumental dengan kualitas hidup

lansia yang tinggal di rumah, nilai p = 0,233 (> 0,05).

Tabel 4.22 Hubungan Dukungan Emosional dengan Kualitas Hidup Lansia di


Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016

Kualitas Hidup
Dukungan Total Nilai
No Baik Tidak Baik
Emosional p
n % n % n %
1 Mendukung 66 88,0 9 12,0 75 100,0
0,559
2 Tidak Mendukung 5 83,3 1 16,7 6 100,0
Total 71 87,7 10 12,3 81 100,0

Berdasarkan hasil penelitian dukungan emosional dengan kualitas hidup

menunjukkan bahwa dari 75 responden keluarga mendukung sebagian besar kualitas

hidup baik yaitu 66 responden (88,0%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik

yaitu 9 responden (12,0%). Dari 6 responden keluarga tidak mendukung sebagian

besar kualitas hidup baik yaitu 5 responden (83,3,6%), dan paling sedikit kualitas

hidup tidak baik yaitu 1 responden (16,7%). Hasil uji statistik dengan uji chi square

Universitas Sumatera Utara


menunjukkan tidak ada hubungan dukungan emosional dengan kualitas hidup lansia

yang tinggal di rumah, nilai p = 0,559 (> 0,05).

Universitas Sumatera Utara


BAB 5
PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Tempat Tinggal dengan Kualitas Hidup Lansia

Hasil penelitian menunnjukkan bahwa sebagian besar lansia tinggal dirumah

yaitu sebanyak 81 orang (73,6%) dan sebagian lainnya tinggal di panti yaitu 29 orang

(26,4%). Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan ada

hubungan tempat tinggal dengan kualitas hidup lansia, nilai p = 0,008 (< 0,05).

Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan

seorang lansia untuk tetap bisa berguna dimasa tuanya, yakni kemampuan

menyesuaikan diri dan menerima segala perubahan dan kemundurun yang dialami,

adanya penghargaan dan perlakuan yang wajar dari lingkungan lansia tersebut. Lansia

yang tinggal panti akan merasakan hal yang berbeda ketika lansia tersebut tinggal

dirumah, perbedaan yang muncul seperti perbedaan lingkungan fisik, sosial,

ekonomi, psikologis dan spiritual bagi lansia.

Dari hasil penelitian yang dilakukan tempat tinggal berhubungan dengan

kualitas hidup. Beberapa hal yang menjadi kualitas hidup penghuni panti antara lain :

keamanan, kenyamanan, aktivitas yang bermakna, terbina hubungan baik antar

sesama, merasa senang, bermartabat, dan memiliki kemampuan fungsional

(Demartoto, 2007).

Penuaan adalah suatu proses alamiah dan harus diterima dengan suka hati.

Dan banyak yang dapat dilakukan oleh seseorang agar dapat tetap hidup aktif dan

Universitas Sumatera Utara


sehat di usia selanjutnya (Hutapea, 2005). Masalah kesehatan menjadi hal yang juga

dikeluhkan oleh lansia dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari dan kesehatan ini

juga merupakan salah satu bagian yang menjadi domain kualitas hidup selain doamin

psikologis, sosial dan lingkungan.

Berdasarkan domain fisik, lansia yang hidup di panti dalam penelitian ini

adalah panti Werdha Yapos GBKP Sukamakmur berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan sebagian besar merasa senang tinggal dipanti, walau sebagian lagi merasa

tidak nyaman tinggal dipanti, hal ini dapat diketahui dari beberapa jawaban dari

kuesioner yang diajukan.

Lansia yang tinggal dipanti mendapatkan pemeriksaan kesehatan oleh dokter

sekali dalam seminggu, dan dilakukan pengukuran tekanan darah pada waktu pagi

hari. Dengan adanya pemeriksaan tersebut kesehatan lansia dapat terkontrol dan

apabila lansia mengalami sakit dapat segera diobati, hal ini juga sesuai dengan

jawaban responden dari kuesioner domain fisik yang diajukan, dimana dapat

dikatakan kesehatan dan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dapat

dilakukan dengan baik. Namun dilihat juga dari jawaban kuesioner dalam hal

kenyamanan saat tidur sebagian besar menjawab tidak memuaskan, keadaan ini

dikarenakan faktor fisik dan faktor psikologis pada lansia, dan juga disebabkan

Lansia yang dipanti lebih banyak mengalami kecemasan, selain kecemasan dengan

kondisi tubuhnya, lansia dipanti juga merasakan kekhawatiran memikirkan keluarga,

apakah keluarga akan rutin berkunjung untuk menjenguk mereka, bagaimana keadaan

keluarga yang tempat tinggalnya jauh dari mereka. Penelitian yang dilakukan oleh

Universitas Sumatera Utara


Rianjani (2011) tentang kejadian insomnia berdasarkan karakteristik dan tingkat

kecemasan pada lansia di panti werdha Pucang Gading Semarang menyatakan bahwa

ada hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia. Kecemasan

dan kenyamanan tidur dapat berakibat pada kepuasan tidur lansia.

Begitu juga dengan lansia yang tinggal dirumah, berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan dilihat dari domain fisik lansia merasa puas dengan kemampuan yang

dimilikinya, namun didapatkan untuk pemeriksaan kesehatan tidak begitu sering

dilakukan seperti pemeriksaan tekanan darah. Sebagian lansia mengatakan mereka

akan melakukan pemeriksaan kesehatan jika kesehatan mereka terganggu, dan

sebagian lagi mengatakan mereka rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke

posyandu lansia ditempat mereka tinggal.

Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui

tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahapan ini berbeda baik

secara biologis maupun psikologis. Berdasarkan dari hasil penelitian dapat diketahui

bahwa hampir keseluruhan responden yang tinggal dipanti berstatus sebagai janda

atau duda. Keputusan untuk tinggal dipanti dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai

dari faktor kemiskinan, keinginan sendiri, keterbatasan tempat tinggal, ataupun dari

keinginan keluarga.

Kesejahteraan psikologis menjadi salah satu faktor yang menentukan kualitas

hidup lansia. Faktor psikologis merupakan faktor yang penting bagi individu untuk

melakukan kontrol terhadap semua kejadian yang dialaminya dalam hidup.

Penurunan kemampuan psikologis disebabkan karena penurunan fungsi fisiologis,

Universitas Sumatera Utara


misalnya penurunan fungsi pendengaran menyebabkan lansia gagal untuk mengerti

apa yang orang lain katakan, tekanan darah yang tinggi atau penurunan fungsi

fisiologis lainnya. Perubahan psikologis berasal dari kesadaran tentang merosotnya

dan perasaan rendah diri apabila dibandingkan dengan orang yang lebih muda,

kekuatan, kecepatan, dan keterampilan. Pada tahap perkembangan lanjut usia, tugas

perkembangan yang utama adalah mengerti dan menerima perubahan-perubahan baik

fisik maupun psikologis yang dialaminya, dan dapat menyesuaikan diri terhadap

perubahan-perubahan tersebut. Dalam penelitian ini kualitas hidup lansia dilihat dari

domain psikologis baik yang tinggal di panti ataupun yang tinggal dirumah dapat

dikatakan dapat menerima dirinya sebagai individu dalam proses menua. Namun

demikian, masih terdapat lansia yang tinggal dipanti sering mengalami perasaan

negatif, dan cemas. Hal ini dikarenakan karena mereka jauh dari kehidupan keluarga

dan mereka mengatakan merasa cemas jika sewaktu-waktu keluarga akan

meninggalkannya dengan tidak menjenguknya.

Ditinjau dari domain sosial pada kualitas hidup responden yang tinggal

dipanti dapat dikatakan baik. Responden yang tinggal di panti memiliki kedekatan

umur yang tidak jauh berbeda, hal ini akan memudahkan lansia dalam melakukan

komunikasi atau sekedar bercerita dengan teman-teman lainnya, dan kehidupan di

panti dimana lansia sama-sama melakukan aktivitasnya akan menambah rasa

keakraban dan rasa kekeluargaan. Selain itu dapat dilihat dari hasil penelitian

hubungan lansia yang tinggal dipanti dengan keluarga juga baik dan keharmonisan

dengan keluarga juga baik. Keadaan yang sama juga ditunjukkan lansia yang tinggal

Universitas Sumatera Utara


di rumah, kualitas hidup dilihat dari domain sosial juga dapat dikatakan baik, begitu

juga hubungan lansia dan masyarakat juga dapat dikatakan sangat baik. Keluarga dan

kehidupan sekitar lansia yang baik, keharmonisan dan keakraban yang tetap terjaga

dapat menjadikan kualitas hidup lansia lebih baik.

Perubahan status sosial lanjut usia pasti akan membawa akibat yang

bersangkutan dan perlu dihadapi dengan persiapan yang menghadapi perubahan

tersebut. kemunduran status sosial di suatu bidang dapat diimbangi dengan kemajuan

bidang lain, misalnya perubahan status menjadi kakek atau nenek atau status baru

yang sesuai dengan lanjut usia. Aspek sosial tidak dapat diabaikan dan sebaiknya

diketahui oleh lanjut usia sedini mungkin, sehingga dapat mempersiapkan diri sedini

mungkin (Depkes, 2012).

Lingkungan dimana tempat lansia tinggal juga akan mempengaruhi kualitas

hidupnya. Kualitas hidup yang baik dipengaruhi oleh lingkungan yang baik pula. Dari

hasil penelitian berdasarkan jawaban responden diperoleh bahwa lansia yang tinggal

di panti atau dirumah dapat dikatakan kualitas hidupnya baik. Ketersediaan fasilitas

yang memadai, keadaan lingkungan yang aman membuat lansia nyaman untuk

tinggal dipanti. Disamping itu kegiatan yang sudah terjadwal di panti membuat lansia

terlatih melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri dan memiliki hubungan yang

baik dengan lingkungannya. Sama halnya dengan lansia yang tinggal di rumah, lansia

yang sudah lama berdomisili dimana tempat ia tinggal sekarang merasa lebih nyaman

karena sudah mengenal dengan baik tetangga dan orang-orang dilingkungannya.

Lansia yang tinggal dikeluarga merasa lebih aman karena aktivitasnya dapat dipantau

Universitas Sumatera Utara


oleh keluarga dan dapat dikatakan lansia yang tinggal dirumah memiliki

ketergantungan yang tinggi kepada anggota keluarga sehingga apabila lansia akan

pergi dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti menghadiri acara keagaaman,

menghadiri undangan ataupun posyandu yang jarak dari rumah cukup jauh maka akan

diantar oleh anggota keluarganya. Keadaan ini akan membuat lansia merasa aman

dan lansia merasa keluarga perhatian dengan dirinya, hal ini akan membuat lansia

merasa lebih nyaman dalam lingkungan kehidupan dirumah.

Dari hasil penelitian dapat dilihat secara keseluruhan bahwa kualitas hidup

lansia yang tinggal dipanti ataupun dirumah dapat dikatakan baik. Namun demikian

terdapat juga lansia yang kualitas hidup tidak baik, jika dapat dibandingkan dari hasil

jawaban kuesioner kualitas hidup lansia yang tinggal dirumah lebih baik dari lansia

yang tinggal dipanti. Hal ini dapat dilihat dari tabel silang hubungan tempat tinggal

dengan kualitas hidup lansia, dari 29 lansia yang tinggal dipanti terdapat 10 lansia

(34,5%) kualitas hidup tidak baik. sedangkan dari 81 lansia yang tinggal di rumah

hanya 10 lansia (12,3%) yang kualitas hidup tidak baik. Keadaan jauh dari keluarga,

keadaan fisik, suasana dan sarana prasarana di panti yang berbeda dengan lansia yang

tinggal dirumah dapat memengaruhi keadaan ini. Lansia yang tinggal di panti

mengalami keterbatasan untuk bersosialisasi dengan lingkungan luar, keterbatasan

dalam memperoleh informasi, dan keterbatasan dalam melakukan aktifitas yang

biasanya ia kerjakan. Lansia yang tinggal dirumah mempunyai keterjangkauan yang

luas untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, kebebasan dalam memperoleh

informasi, dan dapat melakukan aktifitas yang sering lansia lakukan. Misalnya lansia

Universitas Sumatera Utara


yang masih mempunyai fisik yang kuat dapat pergi untuk berladang, atau hanya

sekedar melepas kejenuhan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniati (2013)

mengenai perbedaan lansia yang tinggal di komunitas yaitu wilayah kerja Puskesmas

Kasiyan dengan di pelayanan sosial lanjut usia Jember yang menyatakan tidak

terdapat perbedaan kualitas hidup lansia yang tinggal di komunitas dan di pelayanan

sosial lanjut usia. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2015) tentang studi

komparatif lansia yang tinggal bersama keluarga dan tinggal di panti. Penelitian

tersebut dilakukan di panti Senja Rawi Bandung dan kecamatan Sukasari Bandung

dan menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan makna antara tempat tinggal lansia

yang dikeluarga dan dipanti. Banyak faktor yang memengaruhi perbedaan tersebut,

diantaranya kurang beradaptasi lansia dengan lingkungan dan dengan teman lansia

lainnya, dan fasilitas yang kurang memenuhi kebutuhan lansia.

5.2 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup

Keluarga merupakan lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki

hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang

tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan

darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya (Soekanto, 2004).

Dukungan keluarga sangat dibutuhkan lansia untuk membuat kualitas

hidupnya menjadi lebih baik. Dukungan keluarga meliputi dukungan informasi,

dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional. Hal ini sejalan

Universitas Sumatera Utara


dengan teori yang dikemukakan oleh Sutikno (2011) yang menyatakan bahwa

sebagian besar hal yang memengaruhi kualitas hidup lansia adalah hubungan dengan

keluarga, kontak sosial dengan orang lain, kesehatan dan keuangan.

Berdasarkan hasil penelitian hubungan dukungan informasi dengan kualitas

hidup lansia yang tinggal dipanti menunjukkan bahwa dari 25 responden keluarga

mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 19 responden (76,0%). Dari 4

responden keluarga tidak mendukung sebagian besar kualitas hidup tidak baik yaitu 4

responden (100,0%). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan ada

hubungan dukungan informasi dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti,

nilai p = 0,009 (< 0,05). Dukungan keluarga dilihat dari dukungan informasi, lansia

yang tinggal dipanti juga mendapatkan informasi dari keluarga, keluarga tetap

memberikan informasi yang dibutuhkan oleh lansia walaupun keluarga dan lansia

tidak tinggal dalam satu atap. Informasi-informasi yang diterima oleh lansia dari

keluarga ternyata dapat membuat kualitas hidup lansia menjadi lebih baik. lansia

yang tidak mendapat dukungan dari keluarga dari aspek dukungan informasi dapat

dilihat kualitas hidupnya juga tidak baik. Keluarga yang tidak mendukung dari aspek

informasi dapat dikarenakan keluarga yang jarang berkunjung untuk bertemu dengan

lansia. Keluarga yang berkunjung tidak memiliki waktu yang banyak untuk bertemu

dengan lansia karena terbatasan waktu yang dimiliki keluarga akibat kesibukannya,

ataupun kurangnya pengetahuan yang dimiliki keluarga mengenai kesehatan

khususnya tentang kesehatan lansia, perubahan-perubahan yang dialami oleh lansia

dan bagaimana mengatasi perubahan-perubahan tersebut. Selain mendapatkan

Universitas Sumatera Utara


informasi dari keluarga mereka juga mendapatkan pengarahan atau informasi

mengenai kesehatan dari petugas kesehatan yang berada di panti dan pada saat

pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sekali seminggu. Selain itu di panti juga

sudah terdapat fasilitas kesehatan seperti balai pengobatan (poliklinik), dan klinik

fisioterapi sehingga lansia yang berada di panti dapat segera mendapat pengobatan

apabila lansia sedang mengalami sakit. Ketersediaan fasilitas yang dipanti juga dapat

memengaruhi kualitas hidup lansia terutama dalam hal kesehatan lansia.

Hasil penelitian dukungan informasi dengan kualitas hidup lansia yang tinggal

di rumah menunjukkan bahwa dari 72 responden keluarga mendukung sebagian besar

kualitas hidup baik yaitu 64 responden (88,9%). Dari 9 responden keluarga tidak

mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 7 responden (77,8%). Hasil uji

statistik dengan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan dukungan informasi

dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di rumah, nilai p = 0,307 (> 0,05). Tidak

adanya hubungan dukungan informasi dengan kualitas hidup lansia yang tinggal

dipanti dapat dilihat dari hasil penelitian walapun keluarga tidak mendukung dari

aspek dukungan informasi namun kualitas hidup lansia dapat dikatakan baik. Lansia

yang kurang mendapatkan informasi dari keluarga hal ini dikarenakan keterbatasan

pengetahuan keluarga mengenai kesehatan dan perubahan perubahan yang dialami

oleh lansia. lansia hanya mendapatkan informasi dari petugas kesehatan yang ada

dilingkungan tempat tinggal mereka seperti pada saat mereka melakukan posyandu.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dani, dkk (2012) di Nagari Tanjung Banai Aur,

Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung menyatakan bahwa kurangnya

Universitas Sumatera Utara


informasi mengenai kesehatan baik fisik ataupun mental dan kurangnya bantuan

berupa saran untuk memecahan masalah pada lansia, maka akan membuat keadaan

fisik usia tua akan tambah berat karena disertai dengan gangguan mental.

Berdasarkan hasil penelitian hubungan dukungan penilaian dengan kualitas

hidup lansia yang tinggal dipanti menunjukkan bahwa dari 20 responden keluarga

mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 16 responden (80,0%). Dari 9

responden keluarga tidak mendukung sebagian besar kualitas hidup tidak baik yaitu 6

responden (66,7%). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan ada

hubungan dukungan penilaian dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti, nilai

p = 0,032 (< 0,05). Dukungan keluarga dilihat dari dukungan penilaian dapat

diketahui bahwa lansia yang tinggal dipanti tetap mendapat dukungan dari keluarga

terutama dilihat dari aspek penilaian. Setiap orang pasti menginginkan untuk didengar

ketika bercerita mengenai keluhan dan apa yang mereka rasakan, dan lansia juga

mengharapkan seperti itu. Ketika lansia bercerita mengenai apa yang mereka rasakan,

mereka juga mengharapkan respon yang baik dari keluarga, dan dapat menerima

pendapat mereka. Lansia yang tinggal dipanti tidak merasa terasing, karena mereka

tinggal jauh dari keluarga, lansia akan menganggap bahwa pendapat dan cerita

mereka masih didengar oleh keluarga, dengan demikian kualitas hidupnya juga akan

baik. Lansia yang tidak mendapat dukungan keluarga dari aspek dukungan penilaian

membuat lansia akan berfikir mereka tidak diperhatikan oleh keluarga, keluarga tidak

mau mendengar pendapat mereka dan tidak memberi solusi dari permasalahan

mereka. Lansia yang tinggal dipanti hanya mendapat kunjungan oleh keluarga jika

Universitas Sumatera Utara


pada hari sabtu atau minggu. Kesibukan dan kesempatan waktu yang dimiliki

keluarga yang membuat frekuensi bertemu semakin berkurang. Dukungan keluarga

dilihat dari aspek penilain yang kurang pada lansia yang tinggal dipanti, maka lansia

akan lebih banyak menceritakan mengenai permasalahn yang dihadapinya dengan

teman-temannya yang hidup dan tinggal dipanti. Panti menjadi rumah kedua bagi

mereka, walaupun awalnya lansia merasa enggan untuk tinggal di panti, namun

setelah mereka jalani mereka merasa senang dan mulai menerima untuk tinggal di

panti, karena mereka mendapatkan teman yang seusia dengan mereka dan mereka

menganggap teman itu sudah menjadi keluarga bagi mereka.

Hasil penelitian dukungan penilaian dengan kualitas hidup lansia yang tinggal

dirumah menunjukkan menunjukkan bahwa dari 74 responden keluarga mendukung

sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 67 responden (90,5%). Dari 7 responden

keluarga tidak mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 4 responden

(57,1%). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan ada hubungan

dukungan penilaian dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di rumah, nilai p =

0,037 (< 0,05). Lansia yang tinggal dirumah memungkinkan lebih banyak waktu

untuk bersama keluarga, dan lansia akan lebih banyak menerima dukungan dari

keluarga mereka. Ketika lansia mengalami keluhan orang terdekat bersama mereka

adalah keluarga. Dukungan keluarga yang diberikan memberikan hal yang positif

untuk kualitas hidup lansia. Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk perhatian

dari anggota keluarga lain dapat berupa adanya kenyamanan, penghargaan atau

Universitas Sumatera Utara


menolong mereka sehingga lansia dapat menerima kondisinya, dukungan keluarga

tersebut diperoleh oleh individu maupun kelompok (Friedman, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian hubungan dukungan instrumental dengan

kualitas hidup lansia yang tinggal dipanti dari 25 responden keluarga mendukung

sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 16 responden (64,0%). Dari 4 responden

keluarga tidak mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 3 responden

(64,0%). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan

dukungan instrumental dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti, nilai p =

1,000 (> 0,05). Dari hasil tersebut dapat dilihat keluarga yang tidak mendukung dari

aspek instrumental namun kualitas hidup lansia dipanti dapat dikatakan baik, keadaan

ini dapat dikarenakan walaupun lansia tidak memperoleh dukungan instrumental dari

keluarga namun kebutuhan-kebutuhannya sudah dipenuhi oleh pihak panti dan

fasilitas-fasilitas yang berada dipanti dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Walaupun demikian, lansia yang tinggal dipanti hendaknya tetap mendapat dukungan

instrumental dari keluarga karena mengingat kebutuhan masing-masing lansia

berbeda satu sama lain. Fungsi organ fisik yang semakin lama semakin berkurang

membuat lansia mengalami keterbatasan dan kendala dalam menjalankan aktivitasnya

sehari-hari. Keluarga bagian yang paling dekat dengan lansia diharapkan dapat

mengerti hal ini dan dapat memenuhi segala keperluan yang lansia butuhkan. Dengan

terpenuhinya keperluan yang dibutuhkan lansia maka akan memudahkan lansia dalam

menjalani aktivitasnya. Hal ini merupakan suatu bentuk dukungan instrumental dalam

dukungan keluarga yang dimana dukungan ini juga dapat membantu lansia memiliki

Universitas Sumatera Utara


kualitas hidup yang baik. Lansia yang tidak mendapat dukungan instrumental dari

keluarga disebabkan oleh beberapa hal diantaranya terkendala dalam hal keterbatasan

ekonomi keluarga. Keluarga tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan lansia yang

berada dipanti, dan apabila lansia sakit dan memerlukan pengobatan lansia hanya

mendapat pengobatan dari fasilitas kesehatan yang berada dipanti.

Hasil penelitian dukungan instrumental dengan kualitas hidup lansia yang

tinggal dirumah menunjukkan bahwa dari 79 responden keluarga mendukung

sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 70 responden (88,6%). Dari 2 responden

keluarga tidak mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 1 responden

(50,0%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik yaitu 1 responden (50,0%). Hasil

uji statistik dengan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan dukungan

instrumental dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di rumah, nilai p = 0,233 (>

0,05). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar keluarga mendukung dari aspek

dukungan instrumental, dan hanya 2 responden keluarga yang tidak mendukung

dilihat dari aspek dukungan instrumental. Keluarga sebagian besar dapat dikatakan

sudah memenuhi kebutuhan lansia sehingga kualitas hidup lansia menjadi baik.

namun dapat dilihat juga walaupun kebutuhan lansia dalam aspek dukungan

instrumental dikatakan mendukung, namun ada juga lansia yang kualitas hidup tidak

baik. Hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa hal, salah satu diantaranya karena

lansia masih dapat memenuhi kebutuhannnya sendiri.

Dukungan keluarga lainnya yaitu dalam bentuk dukungan emosional.

Dukungan emosional berkaitan dengan dukungan terhadap kejiwaan dan psikologis

Universitas Sumatera Utara


lansia. Lansia akan mengalami berbagai perubahan baik secara fisik dan psikologis.

Dalam mengahadapi keadaan ini lansia membutuhkan dukungan-dukungan secara

emosional sehingga kecemasan dapat berkurang dan mereka dapat menerima

berbagai perubahan yang mereka alami. Berdasarkan hasil penelitian hubungan

dukungan emosional dengan kualitas hidup pada lansia yang tinggal dipanti

menunjukkan bahwa dari 20 responden keluarga mendukung sebagian besar kualitas

hidup baik yaitu 15 responden (75,0%). Dari 9 responden keluarga tidak mendukung

sebagian besar kualitas hidup tidak baik yaitu 5 responden (55,6%). Hasil uji statistik

dengan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan dukungan emosional dengan

kualitas hidup lansia yang tinggal di panti, nilai p = 0,205 (> 0,05). Masih terdapat

lansia yang tinggal dipanti tidak mendapat dukungan emosional dari keluarga

dikarenakan keterbatasan bertemu lansia dengan keluarga. Perubahan psikologis pada

lansia dipengaruhi oleh penurunan fungsi fisik, lansia merasa cemas, depresi,

menyalahkan diri sendiri dikarenakan mereka belum siap menerima penurunan fungsi

fisik tersebut. Dibutuhkan dukungan keluarga dalam bentuk emosional dimana

keluarga dapat mendengar keluhan dan kecemasan yang mereka rasakan dan akhirnya

dapat membantu pemecahan masalahnya dan dapat mengetahui tindakan apa yang

dapat mereka lakukan untuk mengurangi masalah- masalah tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2012) menyatakan bahwa dukungan

emosional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres. Arah hubungan pada

variabel dukungan emosional dengan stres ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi

sebesar -0,548. Hubungan ini menyatakan, dimana kenaikan atau penurunan variabel

Universitas Sumatera Utara


bebas dukungan emosional akan mengakibatkan penurunan atau kenaikan variabel

terikat stres. Sehingga apabila dukungan emosional naik satu tingkatan maka stres

diprediksi akan mengalami penurunan dengan sumbangan sebesar 0,548. Sebaliknya,

jika dukungan emosional mengalami penurunan satu tingkatan maka stres diprediksi

akan mengalami kenaikan dengan sumbangan sebesar 0,548.

Hasil penelitian dukungan emosional dengan kualitas hidup lansia yang

tinggal dirumah menunjukkan menunjukkan bahwa dari 75 responden keluarga

mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 66 responden (88,0%). Dari 6

responden keluarga tidak mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 5

responden (83,3%). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan tidak ada

hubungan dukungan emosional dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di rumah,

nilai p = 0,559 (> 0,05). Tidak adanya hubungan dukungan emosional keluarga

dengan kualitas hidup lansia dikarenakan karena keterbatasan waktu keluarga dalam

mendengarkan keluhan-keluhan yang dirasakan oleh lansia sehingga lansia merasa

kurang diperhatikan. Dapat dilihat juga dari hasil penelitian bahwa keluarga tidak

mendukung namun kualitas hidup dapat dikatakan baik, hal ini disebabkan lansia

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dimana tempat ia tinggal seperti pada saat

ada pengajian, ada acara-acara kebaktian ataupun pesta. Disana mereka akan bertemu

dengan orang-orang yang dapat mereka ajak untuk bercerita, mencurahkan keluhan-

keluhan mereka dan mendapatkan solusi terhadap keluhan yang mereka rasakan. Hal

ini lah yang dapat membuat kualiatas hidup mereka menjadi baik, mereka merasa

didengarkan, diperhatikan, sehingga kecemasan ataupun tingkat depresi mereka akan

Universitas Sumatera Utara


berkurang karena walaupun dukungan keluarga dalam aspek emosional kurang, tapi

mereka mendapat dukungan emosional dari lingkungan sekitar mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Parasari (2015) yang dilakukan pada lansia di

Kelurahan Sading yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara hubungan

dukungan sosial keluarga dengan tingkat depresi, dan menyimpulkan bahwa semakin

tinggi dukungan sosial keluarga yang diterima, maka tingkat depresi pada lansia di

Keluarahan Sading akan lebih rendah.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan secara keseluruhan baik lansia

yang tinggal dipanti atau tinggal dirumah dukungan keluarga dapat dikatakan baik.

Jika dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian dukungan keluarga baik lebih banyak

didapatkan oleh lansia yang tinggal dirumah. Lansia yang tinggal dirumah memiliki

kedekatan dengan keluarga, frekuensi bertemu yang sering, komunikasi yang sering

dilakukan, hal ini memberikan kemudahan kepada lansia mendapat dukungan yang

baik dari keluarga. Lain halnya dengan lansia yang tinggal dipanti, lansia yang

tinggal dipanti memiliki keterbatasan bertemu dengan keluarga. Keadaan ini

menyebabkan lansia kurang mendapat perhatian dari keluarga. Namun jika lansia

dijenguk dan bertemu dengan keluarga, lansia dapat menceritakan keluhan-keluhan

yang ia rasakan. Peranan dan tanggung jawab keluarga tidak terlepas kepada lansia

walaupun lansia tinggal dipanti. Sebagian lansia yang tinggal dipanti mengatakan jika

ia yang menginginkan sendiri untuk berada dipanti dengan berbagai alasan, salah

satunya mereka tidak ingin merepotkan anak mereka dalam hal mengurus mereka.

Universitas Sumatera Utara


Penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2011) menunjukkan bahwa ada

hubungan dukungan sosial dengan depresi lanjut usia pada lansia yang tinggal di

panti Wreda Wening Wardoyo Jawa Tengah. Dukungan sosial dapat memberikan arti

dalam mengatasi depesi. Adanya dukungan sosial yang baik dapat meningkatkan

kesehatan fisik dan kesehatan mental bagi para lanjut usia. Dukungan sosial didapat

dari keluarga, kekasih ataupun anggota masyarakat.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yunita

(2013) di RW 002 Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat yang menyimpulkan ada

hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia.

Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Wardani (2011) yang menyatakan bahwa ada

hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada lansia dengan Demensia di

Kelurahan Magetan Kabupaten Magetan.

Universitas Sumatera Utara


BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Kualitas hidup lansia 81,8% menunjukkan kualitas hidup baik.

2. Terdapat hubungan tempat tinggal dengan kualitas hidup lansia di Desa

Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

3. Terdapat hubungan dukungan keluarga (dukungan informasi, dan dukungan

penilaian) dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti, dan tidak

terdapat hubungan dukungan keluarga (dukungan instrumental, dan

dukungan emosional) dengan kualitas hidup lansia yang tinggal dipanti Desa

Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

4. Terdapat hubungan dukungan keluarga (dukungan penilaian) dengan

kualitas hidup lansia yang tinggal di rumah, dan tidak terdapat hubungan

dukungan keluarga (dukungan informasi, dukungan instrumental, dan

dukungan emosional) dengan kualitas hidup lansia yang tinggal dirumah

Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun

2016.

6.2 Saran

1. Bagi keluarga disarankan untuk meningkatkan dukungan keluarga

(dukungan informasi, penilaian, instrumental, dan dukungan emosional)

kepada lansia baik yang tinggal dipanti atau dirumah dengan memberikan

Universitas Sumatera Utara


waktu untuk berkumpul dengan lansia mendengarkan keluhan-keluhan yang

dirasakan oleh lansia, dan pemenuhan kebutuhan pada lansia.

2. Bagi Panti Werdha yaitu Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera (YAPOS

GBKP) Sukamakmur disarankan perlu meningkatkan kegiatan pelayanan

kepada lanjut usia khususnya bimbingan fisik dan kesehatan seperti senam

pagi lansia, dan gotong royong, bimbingan sosial, psikologi dan

keterampilan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara., 2014. Sumatera Utara dalam angka
2014, Badan Pusat Statistik Provinsi sumatera Utara, Medan.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara., 2012. Sumatera Utara Dalam Angka,
2012, Medan.

Balitbang Kemenkes RI., 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta.

Bangun,A.P., 2012. Sehat dan Bugar Pada Usia Lanjut .EdisiI,Jakarta: Agromedia
Pustaka.

Caroline, Y., 2007. Spiritualitas, Kesehatan, dan Penyembuhan, Bina Media Perintis,
Medan.

Dani., 2012. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Depresi Pada Usia Tua
di Nagari Tanjung Banai Aur, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten
Sijunjung. http://jurnal.fk.unand.ac.id, diakses tanggal 29 September 2016

Darmojo, B., 2011. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Balai


Penerbit FKUI, Jakarta.

Demartoto, A., 2007. Pelayanan sosial Non panti Bagi Lansia (Suatu Kajian
Sosiologis), UNS Press, Surakarta.

Depkes. RI., 2008. Program Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan Integratif di


Tingkat Pelayanan Dasar. (on line) http://www.gizikia.depkes.go.id.

__________., 2012. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas


Kesehatan, Depkes RI, Jakarta.

Depsos., 2008. Sambutan Menteri Sosial Republik Indonesia Pada Peringatan Hari
Lanjut Usia Nasional Tahun 2008 di Seluruh Indonesia.
http://www.depsos.go.id.

Fatimah., 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia, Trans Info Media, Jakarta.

Fitrah, Vina Dwi., 2010. Memahami Kesehatan Pada Lansia, TIM, Jakarta.

Friedman, Marilyn M., 2008. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan
Praktek. Jakarta : EGC.

Universitas Sumatera Utara


Hidayat.A.A., 2011. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data.Cetakan
Kedua. Jakarta : Salemba Medika.

Hutapea, Ronald., 2005. Sehat dan Ceria di Usia senja. Suatu Awal Yang Baru,
Rineka cipta, Jakarta

Komisi Nasional Lanjut Usia., 2010. Profil Penduduk Usia Lanjut. Jakarta.

Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan , Rineka Cipta, Jakarta

Nugroho, Wahyudi., 2014,Gerontik dan Geriatrik, EGC, Jakarta.

Parasari., 2015., Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan tingkat Depresi Pada
Lansia di Kelurahan Sading. http://ojs.unud.ac.id. diakses tanggal 29
September 2016.

Pender, N. J., Murdaugh, C. L., & Parsons, M. A. 2002. Health Promotion in Nursing
Practice (4th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.

Putri, Tuty., Studi Komparatif : Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal Bersama
Keluarga dan Panti. http://ejournal.upi.edu, diakses tanggal 15 September
2016.

Pratiwi., 2012. Pengaruh Dukungan Emosional, Dukungan Penghargaan, Dukungan


Instrumental dan Dukungan Informatif Terhadap Stres Pada Remaja di
Yayasan Panti Asuhan Putra Harapan Asrori Malang.
http://ejournal.unesa.ac.id diakses tanggal 29 September 2016.

Rianjani, Evi., 2011. Kejadian Insomnia Berdasarkan Karakteristik dan Tingkat


Kecemasan Pada Lansia di Panti Werdha Pucang Gading Semarang.
http://jurnal.unimus.ac.id. diakses tanggal 08 Oktober 2016.

Sabri., 2002. Hubungan Dukungan Sosial dengan Respon Psikososial pada Lansia,
Laporan Tesis. Program Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.

Saputri., 2011. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Depresi Pada Lanjut
Usia Yang Tinggal di Panti Wreda Wening Wardoyo Jawa Tengah.
http://ejournal.undip.ac.id, diakses tanggal 29 September 2016.

Sarafino, E. P., 1998. Health Psychology: Biopsychososial Interactions. Third edition.


New York: John Wiley and Sons, Inc.

Universitas Sumatera Utara


Setyoadi., 2011. Perbedaan tingkat kualitas hidup lansia di komunitas dan panti,
ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/viewfile/621/641ummscent
ific-journal.pdf.

Siregar, S, F., 2013. Perbandingan Kualitas Hidup Lanjut Usia yang Tinggal di Panti
Jompo Dengan yang Tinggal di Rumah di Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun
2013.

Smet, B., 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Grasindo.

Smith, A., 2004. Determinants of quality of life amongst older people in deprived
Neighbourhoods.

Soekanto, Soerjono., 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.

Stenmark., 2013. Osteoporosis Menginti Perempuan Indonesia, Waspadai di Usia 30.


http://www.pdpersi.co.id.

Sutikno, E., 2011. Hubungan Antara Fungsi Keluarga dan Kualitas Hidup Lansia.
Jurnal Kedokteran Indonesia volume 2 Nomor 1. Kediri: Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata

Tamher, S., 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan,
Salemba Medika, Jakarta.

UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. www.m.hukumonline.com/.

Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.


www.m.hukumonline/.

Wardani, Okta., 2013., Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kualitas


Hidup Pada Lansia Dengan Demensia di Kelurahan Magetan Kabupaten
Magetan. http://eprints.ums.ac.id, diakses tanggal 18 September 2016

WHO., 2004. The Word Health Organization Quality Of Life (WHOQOL)-BREF,


www.who.int/substance_abuse/research-tools/en/indonesian-whoqol.pdf.

Yuniati, A., 2013. Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di Komunitas
dengan di Pelayanan sosial Lanjut Usia. Jurnal Pustaka Kesehatan, Volume 2
nomor 1. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

Universitas Sumatera Utara


Yunita, Meliana., Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia di
RW 002 Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat Tahun 2013.
http://digilib.esaunggul.ac.id, diakses tanggal 18 September 2016

Universitas Sumatera Utara


KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian ini, maka saya menyatakan

bersedia berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

saudari Ester Selfia Napitupulu mengenai “Hubungan Tempat Tinggal Dan

Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia di Desa Sukamakmur

Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016 ”.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini sangat bermanfaat bagi

kepentingan ilmiah. Identitas responden digunakan hanya untuk keperluan penelitian

dan akan dijaga kerahasiaannya.

Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa ada paksaan dari

pihak manapun agar dipergunakan sesuai keperluan.

Medan, Agustus 2016

Peneliti Responden

Ester Selfia Napitupulu ----------------------

94
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

Saya bernama Ester Selfia Napitupulu adalah mahasiswi di Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

yang sedang saya jalani, saya melakukan penelitian dengan judul “Hubungan

Tempat Tinggal Dan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia di

Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

”.

Tujuan penelitian saya adalah untuk mengetahui Hubungan Tempat Tinggal

Dan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia di Desa Sukamakmur

Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Untuk itu dibutuhkan kerjasama

yang baik antara peneliti dan lansia. Identitas lansia dan semua informasi yang

diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Apabila lansia bersedia dan menyetujui untuk menjadi responden dalam

penelitian ini, agar kiranya menanda tangani formulir sebagai tanda persetujuan. Atas

kerja sama yang baik dari semua pihak saya ucapkan terima kasih.

95

Universitas Sumatera Utara


Lampiran
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI DESA SUKAMAKMUR
KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2016

Nomor :...........................................
Nama :............................................
Tanggal wawancara :............................................
Petunjuk pengisian
Bapak/Ibu saya haraapkan:
1. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dibawah ini dengan memberikan tanda
silang (X) atau mengisi jawaban pada tempat yang telah diseediakan.
2. semua pertanyaan mohon dijawab.
3. bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti.

I. Karakteristik Lansia
1. Usia : .... tahun
2. Jenis Kelamin : Laki-laki perempuan
3. Agama : Islam Katolik Protestan
Hindu Budha Konghucu
4. Suku : Batak Jawa Minang
Melayu Aceh dan lain-lain.............
5. Pendidikan Terakhir: SD SMP SMA
Diploma Sarjana Tidak sekolah
6. Kerja Sebelumnya: PNS Pegawai Swasta Petani
Buruh/Karyawan Tidak bekerja
7. Status Perkawinan : Menikah Tidak menikah
Janda Duda

96
Universitas Sumatera Utara
8. Masalah Kesehatan yang dialami : Hipertensi Diabetes Melitus
Rematik Gangguan penglihatan
Penyakit jantung dan lain-lain
Tempat tinggal : Panti Di rumah

II. KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

Isilah tanda rumput (V) pada kolom jawaban YA atau TIDAK dari masing-
masing pertanyaan dibawah ini !
Dukungan Informasi
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah lansia mendapatkan informasi tentang kesehatan dari
keluarga?
2. Apakah informasi kesehatan yang diberikan keluarga
bermanfaat?
3. Apakah keluarga menyediakan waktu luang untuk
memberikan pengarahan tentang kesehatan?
4. Apakah keluarga menginformasikan perubahan-perubahan
yang biasanya terjadi pada lansia?
Dukungan Penilaiian
No Pertanyaan Ya Tidak
5. Apakah keluarga menyediakan waktu luang menangani
permasalahan lansia?
6. Apakah keluarga menerima setiap pendapat-pendapat lansia
dan memberi solusi?
7. Apakah keluarga memberikan contoh kepada lansia untuk
mengatasi keluhannya?
8. Apakah keluarga mendukung kegiatan yang dilakukan
lansia?
9. Apakah keluarga memberikan respon positif saat lansia

Universitas Sumatera Utara


memiliki keluhan?
Dukungan Instrumental
No Pertanyaan Ya Tidak
10. Apakah keluarga memenuhi kebutuhan-kebutuhan lansia?
11. Apakah keluarga membawa lansia berobat jika lansia sakit?
12. Apakah keluarga melengkapi fasilitas-fasilitas yang di
butuhkan lansia?
Dukungan Emosional
No Pertanyaan Ya Tidak
13. Apakah keluarga memperhatikan kecemasan atau keadaan
lansia?
14. Apakah keluarga mendengarkan setiap keluhan-keluhan
lansia dan turut membantu pemecahan masalahnya?
15. Apakah keluarga memberikan kebebasan dalam mengambil
keputusan untuk menyelesaikan masalah?

III. Kuesioner Kualitas Hidup


Domain Fisik
Seberapa sering anda mengalami hal-hal berikut ini dalam empat minggu
terakhir.
Sangat Sering Tidak sering Sangat tidak
No Pertanyaan
sering (2) sering

Universitas Sumatera Utara


(4) (3) (1)

1 Seberapa seringkah rasa


sakit fisik anda dalam
mencegah aktivitas sesuai
dengan kebutuhan anda?
2 Seberapa sering anda
membutuhkan terapi medis
untuk dapat berfungsi dalam
kehidupan sehari-hari?
Sangat Memuaskan Tidak Sangat tidak
memuaskan memuaskan memuaskan
No Pertanyaan
(1)
(4) (3) (2)
3 Seberapa puaskah anda
dengan tidur anda?
4 Seberapa puaskah anda
dengan kemampuan untuk
melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari?
5 Seberapa puaskah anda
dengan kemampuan anda
untuk bekerja?

Domain Psikologis

Sangat Menikmati Tidak Sangat tidak


menikmati menikmati menikmati
No Pertanyaan
(1)
(4) (3) (2)
6 Seberapa jauh anda
menikmati hidup anda?
Sangat Mampu Tidak Sangat tidak
mampu mampu mampu
No Pertanyaan
(1)
(4) (3) (2)
7 Seberapa jauhkah anda
dapat mampu

Universitas Sumatera Utara


berkonsentrasi?
Sangat Menerima Tidak Sangat tidak
menerima menerima menerima
No Pertanyaan
(1)
(4) (3) (2)
8 Apakah anda dapat
menerima penampilan tubuh
anda?
Sangat Sering Tidak sering Sangat tidak
No Pertanyaan sering (2) sering
(4) (3) (1)

9 Seberapa sering anda


mengalami perasaan negatif
seperti ”feeling blue”
(kesepian), putus asa, cemas
dan depresi?
Sangat Memuaskan Tidak Sangat tidak
memuaskan memuaskan memuaskan
No Pertanyaan
(1)
(4) (3) (2)
10 Seberapa puaskah anda
terhadap diri anda?
Domain Sosial

Sangat Memuaskan Tidak Sangat tidak


memuaskan memuaskan memuaskan
No Pertanyaan
(1)
(4) (3) (2)
11 Seberapa puaskah anda
dengan hubungan
personal/sosial anda?
12 Seberapa puakah anda
dengan kehidupan seksual
anda?
13 Seberapa puaskah anda
dengan dukungan yang anda
peroleh dari teman anda?

Universitas Sumatera Utara


Sangat baik Baik Tidak baik Sangat tidak
No Pertanyaan baik
(4) (3) (2) (1)

14 Bagaimana hubungan sosial


anda dengan keluarga?
15 Bagaimana sikap
keharmonisan anda dengan
masyarakat?
Domain Lingkungan

Sangat Nyaman Tidak nyaman Sangat tidak


No Pertanyaan nyaman (2) nyaman
(4) (3) (1)

16 Seberapa aman dan


nyaman anda rasakan
dalam kehidupan anda
sehar-hari?
17 Seberapa nyamankah
lingkungan dimana anda
tinggal?
Sangat Cukup Tidak cukup Sangat tidak
No Pertanyaan cukup cukup
(4) (3) (2) (1)

18 Apakah anda memiliki


cukup uang untuk
memenuhi kebutuhan
anda?
Sangat puas Puas Tidak puas Sangat tidak
No Pertanyaan (4) puas
(3) (2) (1)

19 Seberapa puaskah anda


dengan kondisi tempat
anda tinggal saat ini?

Universitas Sumatera Utara


20 Seberapa puaskah anda
dengan akses pada layanan
kesehatan dilingkungan?

Universitas Sumatera Utara


MASTER DATA PENELITIAN

Masa Dukungan Keluarga Kualitas Hidup


lah Te
Jeni Pekerj
U Ag pendidik Status Kese mp
K s Su aan Keteranga To Kate To Kate
No si am an Perka hatan at Dukungan Informasi Dukungan Penilaian Domain Fisik Domain Psikologis Domain Sosial Domain Lingkungan
et Kela ku Sebelu n tal gori tal gori
a a Terakhi winan yang Tin
min mnya
r diala ggal Dukungan Instrumental Dukungan Emosional
mi TO K TO K TO K TO K
TA A TA A 1 1 1 TA A 1 1 1 TA A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 L T 5 6 7 8 9 L T 0 1 2 L T 3 4 5 L T 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

Pilek,
1 70 2 2 3 1 3 1 3 6 Batuk 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 3 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 71 0

Osteoporo
2 80 2 2 3 1 1 3 3 6 sis 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 2 1 1 1 0 2 0 1 1 0 2 0 14 1 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 4 48 1

10
3 0 2 2 3 1 1 3 3 4 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 50 1

4 77 2 1 3 1 4 1 4 4 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 23 1 2 2 2 3 4 4 4 3 2 3 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 64 0

5 70 2 2 3 1 1 3 3 3 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 13 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 60 0

6 70 2 2 3 1 2 5 3 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 59 0

7 89 2 2 3 1 3 1 3 3 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 64 0

8 78 2 1 3 1 2 3 4 4 1 1 1 1 1 4 0 0 1 0 1 1 3 0 1 1 1 3 0 0 1 0 1 1 21 1 2 3 3 1 1 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 46 1

9 80 2 2 3 1 3 3 3 1 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 23 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 4 4 56 0

10 72 2 2 3 1 2 3 1 5 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 67 0

Osteoporo
11 67 1 2 3 1 1 3 3 6 sis 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 23 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 4 55 0

12 77 2 1 3 1 3 2 1 4 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 59 0

Pilek,
13 88 2 1 3 1 4 1 4 6 Batuk 1 1 1 0 1 3 0 0 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 21 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 4 60 0

Osteoporo
14 63 1 2 3 1 2 4 1 6 sis 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 4 3 4 3 4 3 58 0

15 70 2 2 1 2 1 3 3 1 2 1 1 1 0 3 0 1 1 0 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 22 1 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 4 56 0

16 65 1 2 1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 26 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 61 0

17 60 1 2 1 2 3 1 1 1 2 1 1 0 0 2 0 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 0 1 1 1 3 0 21 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 61 0

Osteoporo
18 80 2 2 3 1 2 3 3 6 sis 1 1 1 0 0 2 0 0 1 0 1 0 2 1 0 1 1 2 0 1 0 0 1 1 14 1 2 3 1 3 2 2 1 3 3 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 47 1

19 76 2 2 3 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 4 0 1 0 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 0 0 1 1 23 1 3 3 1 2 2 3 1 1 4 1 2 1 3 2 2 2 3 3 3 3 45 1

20 68 1 2 3 1 2 4 3 2 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 2 1 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 15 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 54 0

penyakit
21 65 1 2 1 1 3 2 1 6 sendi 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 59 0

22 64 1 1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 26 1 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 61 0

penyakit
23 87 2 2 3 1 2 3 3 6 sendi 1 1 1 0 1 3 0 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 20 1 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 4 48 1

24 66 1 2 2 1 1 3 3 1 2 1 1 0 0 2 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 20 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 2 57 0

25 65 1 2 3 1 2 3 1 3 2 1 1 0 0 2 0 0 1 0 1 1 3 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 18 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 60 0

26 70 2 1 3 1 1 3 1 4 2 1 1 0 0 2 0 0 1 0 1 1 3 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 18 1 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 49 1

penyakit
27 77 2 2 3 1 4 1 3 6 sendi 1 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 18 1 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 4 4 2 3 4 3 4 4 58 0

28 65 1 2 2 1 2 5 1 5 2 1 1 0 1 3 0 1 0 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 22 1 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 54 0

29 73 2 1 2 1 2 3 1 4 2 1 1 0 1 3 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 13 1 2 2 1 3 2 3 2 3 2 3 2 1 3 3 3 2 2 2 3 3 47 1

Pilek,

Universitas Sumatera Utara


30 70 2 1 3 1 3 2 1 6 Batuk 1 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 0 0 1 1 25 1 3 4 4 4 3 4 3 3 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 71 0
31 70 2 2 3 1 1 3 3 4 2 1 1 1 0 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 22 1 2 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 4 3 3 3 4 4 3 54 0

32 68 1 2 3 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 0 0 1 1 25 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 57 0

33 72 2 1 3 1 6 3 1 4 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 0 4 0 1 0 1 2 0 1 0 1 2 0 22 1 2 2 1 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 4 3 3 3 3 4 3 54 0

34 76 2 2 3 1 1 3 3 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 10 1 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 4 1 3 2 3 3 3 3 3 3 49 1

Pilek,
35 71 2 2 2 1 3 2 3 6 Batuk 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 2 1 0 1 1 2 0 1 0 0 1 1 13 1 1 2 3 1 1 2 3 2 3 2 2 1 3 2 3 3 4 3 4 4 49 1

Osteoporo
36 87 2 2 2 1 2 3 3 6 sis 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 14 1 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 2 3 3 3 4 50 1

37 79 2 2 3 1 6 4 3 6 strok 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 23 1 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3 55 0

pilek,Batuk
38 65 1 2 3 1 2 3 3 6 ,Mencret 1 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 0 1 1 25 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 56 0

39 70 2 2 2 1 4 1 3 4 2 1 1 0 1 3 0 1 1 1 1 0 4 0 1 1 0 2 0 0 1 0 1 1 19 1 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 4 4 4 4 4 59 0

40 71 2 2 3 1 2 3 3 4 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 1 3 2 3 3 3 2 3 2 1 3 4 3 3 3 2 3 2 50 1

41 68 1 2 3 1 3 4 1 2 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 26 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 55 0

42 74 2 1 3 2 2 3 1 4 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 3 2 1 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 54 0

43 83 2 2 3 1 1 3 3 4 1 1 1 0 0 2 0 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 17 1 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 4 3 3 3 53 0

44 76 2 2 3 1 6 3 3 3 1 1 1 0 0 2 0 0 0 1 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 14 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 50 1

45 76 2 1 3 1 2 2 4 2 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 22 1 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 59 0

46 70 2 2 3 1 1 3 3 4 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 49 1

47 68 1 2 3 1 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 0 1 1 25 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 56 0

48 67 1 2 3 1 3 4 3 5 2 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 60 0

49 70 2 2 3 1 1 3 3 3 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 0 1 2 0 24 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 56 0

Osteoporo
50 71 2 2 2 1 2 3 1 6 sis 2 1 1 1 0 3 0 0 1 1 1 0 3 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 20 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 4 3 3 3 3 4 3 56 0

51 75 2 2 3 3 2 3 3 1 1 1 1 0 0 2 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 20 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 4 4 3 4 4 59 0

52 73 2 2 3 1 3 2 3 5 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 0 1 2 0 26 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 1 3 4 4 3 3 4 4 3 56 0

53 75 2 1 3 1 2 4 4 4 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 1 4 4 3 3 4 3 4 4 59 0

54 80 2 1 3 1 1 3 1 4 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 4 4 3 3 3 3 4 53 0

55 76 2 2 3 1 2 3 1 2 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 58 0

56 76 2 2 3 1 1 3 3 3 1 1 1 0 0 2 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 0 2 0 1 1 1 3 0 19 1 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 2 2 50 1

57 73 2 2 3 1 6 3 3 3 1 1 1 0 0 2 0 0 1 0 1 1 3 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 14 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 62 0

pilek,Batuk
58 68 1 2 3 1 1 4 3 6 ,Mencret 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 58 0

59 68 1 2 3 1 2 3 3 3 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 3 3 4 4 61 0

60 60 1 2 2 1 3 4 1 2 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 61 0

61 65 1 1 2 1 2 3 1 1 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 0 2 0 24 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 4 2 3 3 58 0

62 60 1 2 3 1 6 3 3 1 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 61 0

63 63 1 1 2 1 3 1 4 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 64 0

64 70 2 2 3 1 2 3 2 3 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 3 3 2 3 2 3 3 4 4 2 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 58 0

65 65 1 2 3 1 2 3 2 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 55 0

Universitas Sumatera Utara


Osteoporo
66 66 1 2 3 1 1 3 3 6 sis 1 1 1 0 0 2 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 21 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 57 0

67 65 1 2 3 1 1 3 3 1 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 61 0

68 67 1 1 3 1 2 3 1 1 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 64 0

69 63 1 2 3 1 4 1 1 6 pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 4 4 1 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 63 0

70 79 2 2 3 1 6 3 3 4 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 20 1 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 53 0

71 76 2 2 3 1 6 3 3 4 1 1 0 0 1 2 0 0 1 0 0 1 2 1 1 0 0 1 1 0 1 1 2 0 14 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 61 0

72 75 2 2 3 1 1 4 3 3 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 3 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 13 1 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 60 0

73 80 2 1 3 1 4 1 4 4 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 22 1 2 2 1 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 59 0

74 66 1 2 3 1 5 1 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 64 0

75 67 1 2 3 1 3 3 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 60 0

76 70 2 2 3 1 2 4 3 2 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 22 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 57 0

77 85 2 2 3 1 6 3 3 4 1 1 0 0 1 2 0 0 0 1 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 14 1 3 3 1 3 1 3 2 3 2 3 2 1 3 3 3 4 4 3 3 3 53 0

78 74 2 2 3 1 1 3 3 4 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 0 3 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 20 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 56 0

79 64 1 2 3 1 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 0 1 2 0 26 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 58 0

80 60 1 1 1 2 3 2 1 3 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 65 0

81 60 1 2 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 2 3 3 4 4 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 66 0

82 62 1 2 1 2 2 4 1 6 batuk,pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 66 0

83 62 1 2 1 1 3 4 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 62 0

84 67 1 1 1 2 4 1 1 3 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 2 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 64 0

85 64 1 2 1 1 3 3 1 2 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 2 0 1 0 1 2 0 12 1 2 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 1 3 4 4 3 4 4 4 4 63 0

86 76 2 1 3 1 1 3 1 4 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 0 1 2 0 24 1 2 3 2 3 2 4 3 4 2 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 65 0

87 71 2 2 3 1 2 3 1 4 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 65 0

88 67 1 2 1 1 5 1 1 6 batuk,pilek 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 3 2 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 64 0

89 64 1 2 1 2 3 2 1 6 batuk,pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 66 0

90 69 1 1 3 1 5 1 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 2 2 3 3 3 3 4 2 4 4 1 3 4 4 4 3 4 4 3 63 0

91 72 2 1 1 2 4 2 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 1 1 1 1 1 3 0 24 1 2 2 2 4 3 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 66 0

92 60 1 2 1 2 3 4 1 6 batuk,pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 62 0

93 80 2 1 3 1 1 3 4 4 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 0 0 3 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 16 1 3 1 2 2 1 2 2 3 3 3 2 1 1 3 2 2 3 2 3 3 44 1

94 75 2 2 1 2 6 3 3 2 2 1 1 0 0 2 0 1 1 1 0 0 3 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 14 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 49 1

95 71 2 2 3 1 1 3 3 4 2 1 1 0 0 2 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 20 1 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 4 3 52 0

96 61 1 2 3 1 5 1 1 6 batuk,pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 4 3 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 66 0

97 77 2 1 3 1 1 3 1 4 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 3 0 1 0 1 2 0 22 1 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3 49 1

98 71 2 2 3 1 2 3 1 4 2 1 1 0 0 2 0 0 1 1 0 1 3 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 14 1 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 1 3 3 2 3 2 2 2 2 50 1

99 62 1 1 3 1 3 4 1 6 batuk,pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 2 0 0 1 1 2 0 24 1 2 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 65 0

100 60 1 2 3 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 66 0

Universitas Sumatera Utara


101 65 1 1 3 1 1 3 4 4 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 2 1 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 12 1 3 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 45 1

102 61 1 2 3 1 3 4 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 26 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 57 0

103 63 1 1 3 1 4 1 1 3 2 1 1 0 0 2 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 20 1 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4 3 4 62 0

104 73 2 1 3 1 2 3 4 4 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 3 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 13 1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 55 0

105 68 1 2 3 1 2 4 3 3 2 1 1 0 0 2 0 1 0 0 1 1 3 0 1 1 1 3 0 1 0 0 1 1 17 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 1 3 4 3 4 2 3 3 3 58 0

106 65 1 1 3 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 2 0 1 1 0 2 0 24 1 2 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 59 0

107 62 1 2 3 1 3 3 1 3 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 3 1 2 3 3 4 4 3 4 4 62 0

108 74 2 1 3 1 1 4 4 4 2 0 0 1 1 2 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 0 1 1 1 21 1 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 62 0

109 68 1 2 3 1 3 3 3 6 batuk,pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 1 4 3 3 3 4 3 3 3 63 0

110 73 2 1 3 1 2 4 4 4 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 19 1 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 1 3 3 3 3 4 4 3 3 60 0

1. 0-
2:-
Ket M
Jenis 0. 3-
Kelam 1 = Laki- 4:
in Laki 2 = Perempuan +M
2= 6=
Agam Kato 4= 5= Kongh
a 1 = Islam lik 3 = Protestan Hindu Budha ucu

2= 4= 5=
Suku 1 = Batak Jawa 3 = Minang Melayu Aceh
1 6=
= 3= 5= Tidak
Pendi S 2= SM 4= Sarjan Sekola
dikan D SMP A Diploma a h
2=
Pekerj Pega 5=
aan wai 4= Tidak
Sebelu 1 = PNS/ Swa Buruh/K Bekerj
mnya Pensiunan sta 3= Petani aryawan a
2=
Tida
Status k
Perka 1= Men
winan Menikah ikah 3 = Janda 4 = Duda
Masal
ah
Keseh 4= 5=
atan Ganggua Penya 6=
yang 2= n kit dan
dialam 1= diab Pengliha Jantun lain-
i Hipertensi etes 3 = Rematik tan g lain
Temp
at
Tingga
l 1 = Panti 2 = Rumah

Universitas Sumatera Utara


HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dukungan Keluarga


Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.888 15

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

p1 11.1333 12.809 .429 .887

p2 11.3333 11.402 .625 .878

p3 11.3333 11.609 .549 .882

p4 11.4000 11.697 .467 .886

p5 11.2333 11.771 .638 .878

p6 11.2667 11.857 .537 .882

p7 11.3333 11.747 .499 .884

p8 11.3667 11.068 .713 .874

p9 11.3667 11.275 .638 .878

p10 11.2333 12.254 .425 .886

p11 11.2667 11.926 .509 .883

Universitas Sumatera Utara


p12 11.5000 11.086 .624 .879

p13 11.2333 11.771 .638 .878

p14 11.2333 12.047 .515 .883

p15 11.1667 12.213 .635 .881

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kualitas Hidup


Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.949 20

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00001 59.5667 75.840 .796 .944

VAR00002 59.5333 77.844 .562 .948

VAR00003 59.1333 74.189 .827 .944

VAR00004 59.9000 75.886 .695 .946

VAR00005 60.2000 73.614 .827 .943

VAR00006 59.5667 75.840 .796 .944

VAR00007 59.7667 77.564 .665 .946

Universitas Sumatera Utara


VAR00008 59.3333 76.023 .724 .945

VAR00009 59.4667 78.120 .453 .950

VAR00010 59.3667 74.999 .772 .944

VAR00011 59.3000 74.838 .698 .946

VAR00012 59.8000 78.441 .451 .950

VAR00013 59.6667 76.920 .660 .946

VAR00014 59.1333 74.189 .827 .944

VAR00015 59.1667 74.764 .853 .943

VAR00016 59.2000 76.028 .673 .946

VAR00017 59.1000 78.438 .493 .949

VAR00018 59.2000 76.924 .651 .946

VAR00019 59.0000 78.276 .569 .948

VAR00020 59.3667 77.413 .553 .948

Universitas Sumatera Utara


HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 70 Tahun 49 44.5 44.5 44.5

>= 70 Tahun 61 55.5 55.5 100.0

Total 110 100.0 100.0

Jenis_Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-Laki 31 28.2 28.2 28.2

Perempuan 79 71.8 71.8 100.0

Total 110 100.0 100.0

Agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Islam 15 13.6 13.6 13.6

Katolik 11 10.0 10.0 23.6

Protestan 84 76.4 76.4 100.0

Total 110 100.0 100.0

Suku

Universitas Sumatera Utara


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Batak 98 89.1 89.1 89.1

Jawa 11 10.0 10.0 99.1

Minang 1 .9 .9 100.0

Total 110 100.0 100.0

Pendidikan_Terakhir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 27 24.5 24.5 24.5

SMP 35 31.8 31.8 56.4

SMA 26 23.6 23.6 80.0

Diploma 9 8.2 8.2 88.2

Sarjana 4 3.6 3.6 91.8

Tidak Sekolah 9 8.2 8.2 100.0

Total 110 100.0 100.0

Pekerjaan_Sebelumnya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PNS/Pensiunan 18 16.4 16.4 16.4

Peg. Swasta 11 10.0 10.0 26.4

Petani 59 53.6 53.6 80.0

Buruh/Karyawan 20 18.2 18.2 98.2

Tidak Bekerja 2 1.8 1.8 100.0

Total 110 100.0 100.0

Status_Perkawinan

Universitas Sumatera Utara


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Menikah 47 42.7 42.7 42.7

Tidak Menikah 2 1.8 1.8 44.5

Janda 49 44.5 44.5 89.1

Duda 12 10.9 10.9 100.0

Total 110 100.0 100.0

Masalah_Kesehatan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Hipertensi 25 22.7 22.7 22.7

Diabetes 9 8.2 8.2 30.9

Rematik 17 15.5 15.5 46.4

Gangguan Penglihatan 30 27.3 27.3 73.6

Penyakit Jantung 4 3.6 3.6 77.3

dan Lain-lain 25 22.7 22.7 100.0

Total 110 100.0 100.0

Tempat_Tinggal

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Panti 29 26.4 26.4 26.4

Rumah 81 73.6 73.6 100.0

Total 110 100.0 100.0

Dukungan_Keluarga

Universitas Sumatera Utara


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Mendukung 19 17.3 17.3 17.3

Mendukung 91 82.7 82.7 100.0

Total 110 100.0 100.0

Kualitas_Hidup

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Baik 20 18.2 18.2 18.2

Baik 90 81.8 81.8 100.0

Total 110 100.0 100.0

2. Analisis Bivariat
A. Hubungan Tempat Tinggal Dengan Kualitas Hidup Lansia
Te mpat tinggal * Kualitas Hidup Crosstabulation

Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Tempat Panti Count 19 10 29
tinggal % within Tempat tinggal 65.5% 34.5% 100.0%
% within Kualitas Hidup 21.1% 50.0% 26.4%
% of Total 17.3% 9.1% 26.4%
di Rumah Count 71 10 81
% within Tempat tinggal 87.7% 12.3% 100.0%
% within Kualitas Hidup 78.9% 50.0% 73.6%
% of Total 64.5% 9.1% 73.6%
Total Count 90 20 110
% within Tempat tinggal 81.8% 18.2% 100.0%
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 81.8% 18.2% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 7.035b 1 .008
Continuity Correctiona 5.625 1 .018
Likelihood Ratio 6.399 1 .011
Fisher's Exact Test .012 .011
Linear-by-Linear
6.971 1 .008
Association
N of Valid Cases 110
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.
27.

B. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia


Crosstabs (Lansia tinggal di Panti)

Dukungan Informasi * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Mendukung Count 19 6 25
Informasi % within Dukungan
76.0% 24.0% 100.0%
Informasi
% within Kualitas Hidup 100.0% 60.0% 86.2%
% of Total 65.5% 20.7% 86.2%
Tidak mendukung Count 0 4 4
% within Dukungan
.0% 100.0% 100.0%
Informasi
% within Kualitas Hidup .0% 40.0% 13.8%
% of Total .0% 13.8% 13.8%
Total Count 19 10 29
% within Dukungan
65.5% 34.5% 100.0%
Informasi
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 65.5% 34.5% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 8.816b 1 .003
Continuity Correctiona 5.773 1 .016
Likelihood Ratio 9.809 1 .002
Fisher's Exact Test .009 .009
Linear-by-Linear
8.512 1 .004
Association
N of Valid Cases 29
a. Computed only for a 2x2 table
b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.
38.

Dukungan Penilaian * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Mendukung Count 16 4 20
Penilaian % within Dukungan
80.0% 20.0% 100.0%
Penilaian
% within Kualitas Hidup 84.2% 40.0% 69.0%
% of Total 55.2% 13.8% 69.0%
Tidak mendukung Count 3 6 9
% within Dukungan
33.3% 66.7% 100.0%
Penilaian
% within Kualitas Hidup 15.8% 60.0% 31.0%
% of Total 10.3% 20.7% 31.0%
Total Count 19 10 29
% within Dukungan
65.5% 34.5% 100.0%
Penilaian
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 65.5% 34.5% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 5.983b 1 .014
Continuity Correctiona 4.096 1 .043
Likelihood Ratio 5.889 1 .015
Fisher's Exact Test .032 .022
Linear-by-Linear
5.777 1 .016
Association
N of Valid Cases 29
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.
10.

Dukungan Instrumental * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Instrumental Mendukung Count 16 9 25
% within Dukungan
64.0% 36.0% 100.0%
Instrumental
% within Kualitas Hidup 84.2% 90.0% 86.2%
% of Total 55.2% 31.0% 86.2%
Tidak mendukung Count 3 1 4
% within Dukungan
75.0% 25.0% 100.0%
Instrumental
% within Kualitas Hidup 15.8% 10.0% 13.8%
% of Total 10.3% 3.4% 13.8%
Total Count 19 10 29
% within Dukungan
65.5% 34.5% 100.0%
Instrumental
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 65.5% 34.5% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .185 b 1 .667
Continuity Correctiona .000 1 1.000
Likelihood Ratio .193 1 .660
Fisher's Exact Test 1.000 .571
Linear-by-Linear
.178 1 .673
Association
N of Valid Cases 29
a. Computed only for a 2x2 table
b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.
38.

Dukungan Emosional * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Emosional Mendukung Count 15 5 20
% within Dukungan
75.0% 25.0% 100.0%
Emosional
% within Kualitas Hidup 78.9% 50.0% 69.0%
% of Total 51.7% 17.2% 69.0%
Tidak mendukung Count 4 5 9
% within Dukungan
44.4% 55.6% 100.0%
Emosional
% within Kualitas Hidup 21.1% 50.0% 31.0%
% of Total 13.8% 17.2% 31.0%
Total Count 19 10 29
% within Dukungan
65.5% 34.5% 100.0%
Emosional
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 65.5% 34.5% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 2.565b 1 .109
Continuity Correctiona 1.391 1 .238
Likelihood Ratio 2.504 1 .114
Fisher's Exact Test .205 .120
Linear-by-Linear
2.477 1 .116
Association
N of Valid Cases 29
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.
10.

Crosstabs (Lansia tinggal di Rumah)

Dukungan Informasi * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Mendukung Count 64 8 72
Informasi % within Dukungan
88.9% 11.1% 100.0%
Informasi
% within Kualitas Hidup 90.1% 80.0% 88.9%
% of Total 79.0% 9.9% 88.9%
Tidak mendukung Count 7 2 9
% within Dukungan
77.8% 22.2% 100.0%
Informasi
% within Kualitas Hidup 9.9% 20.0% 11.1%
% of Total 8.6% 2.5% 11.1%
Total Count 71 10 81
% within Dukungan
87.7% 12.3% 100.0%
Informasi
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 87.7% 12.3% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .913 b 1 .339
Continuity Correctiona .175 1 .676
Likelihood Ratio .782 1 .377
Fisher's Exact Test .307 .307
Linear-by-Linear
.901 1 .342
Association
N of Valid Cases 81
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.
11.

Dukungan Penilaian * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Mendukung Count 67 7 74
Penilaian % within Dukungan
90.5% 9.5% 100.0%
Penilaian
% within Kualitas Hidup 94.4% 70.0% 91.4%
% of Total 82.7% 8.6% 91.4%
Tidak mendukung Count 4 3 7
% within Dukungan
57.1% 42.9% 100.0%
Penilaian
% within Kualitas Hidup 5.6% 30.0% 8.6%
% of Total 4.9% 3.7% 8.6%
Total Count 71 10 81
% within Dukungan
87.7% 12.3% 100.0%
Penilaian
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 87.7% 12.3% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.592b 1 .010
Continuity Correctiona 3.867 1 .049
Likelihood Ratio 4.658 1 .031
Fisher's Exact Test .037 .037
Linear-by-Linear
6.510 1 .011
Association
N of Valid Cases 81
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .
86.

Dukungan Instrumental * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Instrumental Mendukung Count 70 9 79
% within Dukungan
88.6% 11.4% 100.0%
Instrumental
% within Kualitas Hidup 98.6% 90.0% 97.5%
% of Total 86.4% 11.1% 97.5%
Tidak mendukung Count 1 1 2
% within Dukungan
50.0% 50.0% 100.0%
Instrumental
% within Kualitas Hidup 1.4% 10.0% 2.5%
% of Total 1.2% 1.2% 2.5%
Total Count 71 10 81
% within Dukungan
87.7% 12.3% 100.0%
Instrumental
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 87.7% 12.3% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 2.687b 1 .101
Continuity Correctiona .303 1 .582
Likelihood Ratio 1.743 1 .187
Fisher's Exact Test .233 .233
Linear-by-Linear
2.654 1 .103
Association
N of Valid Cases 81
a. Computed only for a 2x2 table
b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .
25.

Dukungan Emosional * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Emosional Mendukung Count 66 9 75
% within Dukungan
88.0% 12.0% 100.0%
Emosional
% within Kualitas Hidup 93.0% 90.0% 92.6%
% of Total 81.5% 11.1% 92.6%
Tidak mendukung Count 5 1 6
% within Dukungan
83.3% 16.7% 100.0%
Emosional
% within Kualitas Hidup 7.0% 10.0% 7.4%
% of Total 6.2% 1.2% 7.4%
Total Count 71 10 81
% within Dukungan
87.7% 12.3% 100.0%
Emosional
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 87.7% 12.3% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .112 b 1 .738
Continuity Correctiona .000 1 1.000
Likelihood Ratio .103 1 .748
Fisher's Exact Test .559 .559
Linear-by-Linear
.110 1 .740
Association
N of Valid Cases 81
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .
74.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai