2016
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/732
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
HUBUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI DESA SUKAMAKMUR
KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2016
TESIS
Oleh
TESIS
Oleh
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si) (Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si)
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Proses penuaan merupakan proses fisiologis yang pasti dialami individu dan
proses ini akan diikuti oleh kemunduran fisik, psikososial dan spiritual. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan tempat tinggal dan dukungan keluarga dengan
kualitas hidup lansia di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2016.
Jenis penelitian bersifat suvei analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di Desa Sukamakmur Kecamatan
Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016 baik yang tinggal di
komunitas/bersama keluarga maupun di panti werdha dengan jumlah populasi
sebanyak 110 orang, dengan pengambilan sampel adalah total sampling. Alat ukur
menggunakan kuesioner, dan data diolah serta dianalisis menggunakan uji chi square.
Hasil univariat diperoleh lansia yang tinggal di rumah sebesar 73,6%, dan
26,4% tinggal di panti, keluarga mendukung sebesar 82,7%, kualitas hidup lansia
baik sebesar 81,8 %. Hasil bivariat dengan uji chi square menunjukkan terdapat
hubungan tempat tinggal dengan kualitas hidup lansia (p = 0,008), terdapat hubungan
dukungan keluarga (dukungan instrumental, dan dukungan emosional) dengan
kualitas hidup lansia yang tinggal dipanti (p =0,009, p =0,032) dan terdapat hubungan
dukungan keluarga (dukungan penilaian) dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di
rumah (p =0,037).
Disarankan Bagi keluarga untuk meningkatkan dukungan kepada lansia
dengan memberikan waktu untuk berkumpul dengan lansia mendengarkan keluhan-
keluhan yang dirasakan oleh lansia, dan pemenuhan kebutuhan pada lansia. Bagi
Panti Werdha yaitu Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera (YAPOS GBKP)
Sukamakmur disarankan perlu meningkatkan kegiatan pelayanan kepada lanjut usia
khususnya bimbingan fisik dan kesehatan.
ABSTRACT
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis
ini dengan judul “Hubungan Tempat Tinggal dan Dukungan Keluarga dengan
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terlaksana dengan baik
tanpa bantuan, dukungan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan yang baik ini izinkanlah penulis untuk mengucapkan terima
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan dan Ketua Program Studi S2 Ilmu
Utara.
3. Prof. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2
Sumatera Utara.
4. Dr. Asfriyati, S.K.M, M.Kes selaku pembimbing pertama yang penuh kesabaran
6. Namora Lumongga Lubis, M.Sc, Ph.D selaku penguji pertama yang telah
7. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes selaku penguji kedua yang telah memberikan
8. Bapak dan Ibu Dosen FKM Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan
10. Ayahanda dan Ibunda tercinta Sabar H. Napitupulu dan Nelly L. Siagian dan
calon suami Fernando Sitorus, serta seluruh keluarga yang telah banyak memberi
11. Sahabat serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis untuk berkonsultasi dalam penyusunan tesis ini hingga selesai.
kebaikan yang telah diperbuat. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
Ester Selfia Napitupulu, lahir pada tanggal 13 Mei 1991 di Tanjung Ampalu,
anak dari pasangan Ayahanda Sabar H. Napitupulu dan Ibunda Nelly L. Siagian.
Pendidikan formal penulis dimulai dari sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri
019 Teluk Kuantan tamat Tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 1
Teluk Kuantan tamat Tahun 2006, Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 2 Teluk
Kuantan tamat Tahun 2009, D-III Kebidanan Senior Medan tamat Tahun 2012, D-IV
Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2014 dan menyelesaikan pendidikan tahun
2016.
Halaman
ABSTRAK................................................................................................. i
ABSTRACT................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia, Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan, Proses
penduduk menua (aging population) merupakan sebuah gejala yang akan dialami
usia menyatakan lanjut usia adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahunn
keatas. Pada tahun 2000 penduduk usia lanjut di seluruh dunia sebanyak 426 juta atau
sekitar 6,8%. Jumlah ini akan meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2025, yaitu
sekitar 828 juta jiwa atau sekitar 9,7% dri total penduduk dunia. Di negara-negara
maju, jumlah lansia juga ternyata mengalami peningkatan, antara lain: Jepang
(17,2%), Singapura (8,7%), Hongkong (12,9%), dan Korea Selatan (7,5%) sudah
cukup besar sejak dekade 1990_an. Sementara negara-negara Belanda, Jerman, dan
Perancis sudah lebih dulu menghadapi masalah serupa (Depsos RI, 2008).
Usia harapan hidup di Indonesia tahun 1990 mencapai 64,7 tahun untuk
perempuan dan untuk laki-laki 61 tahun, sedangkan pada tahun 1995 meningkat
menjadi 66,7 tahun untuk perempuan dan 62,9 tahun untuk laki-laki. Usia harapan
perempuan dan 64,3 tahun untuk laki-laki, dan tahun 2009, rata-rata usia harapan
hidup sudah mencapai 70,6 tahun dan diperkirakan tahun 2014 usia harapan hidup
penduduk berusia 60 tahun ke atas sebesar 8 juta atau 5,5% dari jumlah penduduk dan
11,3 juta atau 6,4% pada tahun 1990. Indonesia memasuki era penduduk berstruktur
tua pada tahun 2000 dengan proporsi lanjut usia mencapai 14,4 juta jiwa atau 7,18%
dari total jumlah penduduk dan pada tahun 2011 proporsi penduduk lanjut usia
meningkat menjadi 7,85% dari total penduduk Indonesia (BPS, Sensus Penduduk
oleh Bureau of Cencus Amerika Serikat, Indonesia dalam kurun waktu 1990-2025
akan memiliki kenaikan jumah penduduk lansia sekitar 414% artinya, ini yang paling
tinggi di dunia. Diduga pada tahun 2015, jumlah lansia di Indonesia akan mencapai
24,4 juta orang, atau 10% dari seluruh penduduk Indonesia saat itu, dan pada tahun
2020 akan mencapai sekitar 30 juta orang atau 11,4% dari jumlah penduduk,
sedangkan balita menyusut menjadi 17.595.986 atau tinggal 6,8% (Hutapea, 2005).
631.604 jiwa. Tahun 2013 jumlah penduduk 13.042.317 dimana jumlah lansia sekitar
6,3% yaitu 820.990. Tahun 2014 jumlah penduduk lanjut usia di sumatera utara
mencapai 1,2 juta jiwa dari 20,8 juta jiwa total lansia di Indonesia (BPS, 2014).
tahun 2005 sebesar 48,94% dan pada tahun 2007 menjadi 54,25%, jenis gangguan
kesehatan yang paling banyak dialami lanjut usia meliputi: asam urat, darah tinggi,
rematik, darah rendah dan diabetes. Jenis keluhan yang juga banyak dialami lansia
adalah batuk, pilek, dan panas (Komosi Nasional Lanjut Usia, 2010).
bertambahnya persentase penduduk usia lanjut. Hasil Riset Kesehatan dasar tahun
hipertensi 41,70%, gangguan gigi dan mulut 24,5%, gangguan mental 23,55%,
serta Diabetes Melitus 3,4%. Prevalensi penyakit tidak menular pada usia lanjut di
Indonesia antara lain anemia 46,3%, penyakit hipertensi 42,9%, penyakit sendi
dapat dipakai secara nasional dan antar budaya. Instrumen ini terdiri dari 4 domain
penelitian yang telah menggunakan instrumen ini antara lain adalah: hasil penelitian
Siti Fatimah Siregar (2013) di Kabupaten Tapanuli Selatan ditemukan bahwa ada
lingkungan antara lansia yang tinggal di panti jompo dan yang tinggal di rumah.
Secara keseluruhan disimpulkan bahwa kualitas hidup lansia yang tinggal di rumah
lebih baik dari pada lansia yang yang tinggal di panti, hasil penelitian Setyoadi (2011)
ditemukan bahwa tidak ada perbedaan kualitas hidup berdasarkan tingkat kesehatan
fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan pada wanita lansia di komunitas
dan di panti, hasil penelitian Amalia Yuliati (2013) ditemukan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kualitas hidup lansia yang tinggal di komunitas dan
Pelayanan sosial lanjut usia. Kualitas hidup lansia yang baik diperlukan lansia untuk
sisa hidupnya dengan sejahtera, sehat dan bermartabat. Perbedaan jenis pelayanan
yang diterima lansia cenderung akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
Proses penuaan merupakan proses fisiologis yang pasti dialami individu dan
proses ini akan diikuti oleh kemunduran fisik, psikososial dan spiritual. Perubahan
dari segi biologis pada lansia yang umum terjadi seperti perubahan sistem imun yang
memperberat kerja jantung, penurunan kemampuan metabolisme oleh hati dan ginjal
tersebut ditandai dengan ketidak mampuan lansia untuk beraktivitas atau melakukan
kegiatan yang tergolong berat. Perubahan fisik yang cenderung mengalami penurunan
psikologis yang umum dialami lansia adalah mudah tersinggung, sukar tidur,
kesepian, tertekan, cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri
karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan
perubahan fisik, lingkungan tempat tinggal dan hubungan sosial dengan masyarakat.
Sebagian besar lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi
lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat.
kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang berakibat bahwa lansia menjadi
menarik diri dalam interaksi dengan orang lain dan kehidupan sosialnya. Stressor
psikososial yang berat, misalnya kematian pasangan hidup, kematian keluarga dekat,
dan terlihat dalam pola berfikir dan bertindak sehari-hari (Nugroho, 2008).
kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan, maupun merumuskan arti dan tujuan
yang memengaruhi kuallitas hidup lansia (WHO, 2004). Pengaruh yang muncul
akibat berbagai perubahan pada lansia tersebut jika tidak teratasi dengan baik
suatu pelayanan untuk mengatasi masalah kesehatan pada lansia dan meningkatkan
kesehatan lanjut usia, dan Keputusan Presidan Republik Indonesia nomor 52 tahun
pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat hidup
mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis. Pelayanan lansia meliputi
sehingga terdapat pengelompokkan secara umum terhadap lansia, yaitu lansia dengan
pelayanan komunitas (non panti) dan lansia dengan pelayanan panti. Kebanyakan
lansia tinggal dalam masyarakat, kurang dari 1% hidup dalam lingkungan lembaga.
Seiring dengan lanjutnya usia, statistik meningkat sampai kira-kira 22% lansia yang
lemah, yaitu berusia 85 tahun keatas, hidup dalam lingkungan lembaga. Pelayanan
berbasis komunitas merupakan jenis pelayanan yang paling banyak diperoleh lansia
masyarakat dimana seorang anak dan keturunan merupakan pengurus dan sumber
potensi untuk mencapai kebutuhan orang tua. Dasar pelayanan komunitas adalah
lansia tidak dapat ditangani melalui keluarga karena membutuhkan pelayanan intensif
dan jangka panjang dan hanya dapat disediakan melalui pelayanan profesional dalam
Pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan
kartu menuju sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau
sosial bagi lansia atau yang biasa disebut panti werdha. Pelayanan ini dapat
sosial, direktorat pelayanan sosial lanjut usia jumlah panti sosial tresna werdha yang
dikelola oleh pemerintah pusat dan daerah berjumlah 235 unit dengan jumlah lansia
yang mampu ditangani sebanyak 11.397 orang lansia. Pada umumnya panti werdha
memberikan akomodasi dan pelayanan jangka panjang bagi lansia yang tidak
mempunyai keluarga dan tidak mampu menyewa rumah sendiri serta lansia yang
keluarganya. Kegiatan yang dilakukan lansia di panti tidak jauh berbeda dengan
lansia ditinjau dari aspek biologis, psikologis, sosial dan lingkungannya. Kesehatan
mendapatkan kebutuhan psikologis yang lebih baik dari pada lansia yang berada di
panti. Pemenuhan kebutuhan sosial lansia di komunitas cenderung lebih baik dari
pada di panti karena interkasi lansia di komunitas pada dasarnya lebih luas dari pada
lansia di panti. Lansia di komunitas dapat berinteraksi dengan keluarga, teman dan
masyarakat, sedangkan interaksi lansia di panti terbatas pada penghuni panti dan
pengurus panti saja. Aspek lingkungan yang dipengaruhi kualitas dan keterjangkauan
sarana kesehatan, keadaan tempat tinggal, dukungan sosial keluarga, sumber finansial
serta kesempatan rekreasi pada lansia panti dan komunitas juga akan mempengaruhi
kesehatan lansia.
sangat penting bagi lansia, karena keluarga merupakan sistem pendukung utama yang
Parson (2002), family support system (sistem dukungan keluarga) merupakan suatu
anggota keluarga dalam membuat kontak sosial baru dengan masyarakat. Keluarga
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sabri (2002), tentang dukungan sosial
pada psikososial lansia di daerah Cakung Jakarta, didapatkan hasil bahwa dukungan
dalam kelompok lansia juga memberikan makna yang signifikan, dimana dukungan
lansia yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup penduduk lansia yang tinggal
jenis pelayanan yang didapatkan oleh lansia, tentunya akan mempengaruhi kesehatan
biologis, psikologis, sosial dan lingkungan. Dampak yang menyeluruh tersebut akan
terhadap posisinya di dalam kehidupan dalam konteks budaya sebuah sistem nilai
dimana mereka tinggal dan dalam hubungannya dengan tujuan mereka, harapan,
Sibolangit Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu unit pelaksanaan kegiatannya
lansia binaan berusia 60 tahun keatas yang terdiri dari 22 perempuan dan 7 laki-laki.
Yapos Sukamakmur tersebut tidak hanya memberikan tempat tinggal, tetapi juga
melakukan pembinaan fisik, mental dan spiritual secara kontinu diberikan melalui
program keseharian, mulai dari olah raga pagi, dan ibadha pagi bersama setiap hari,
berjemur, fisoteraphy, pembinaan rohani (PA) setiap sore serta gotong royong
membersihkan halaman menjadi kegiatan rutin selama sepekan. Bagi yang mampu
yaitu 5 yang tinggal bersama keluarga dan 5 dari panti werdha dari desa tersebut. Dari
5 lansia yang di panti werdha 2 orang (40%) menyatakan senang tinggal di panti
werdha karena ada yang merawat serta memperhatikan mereka, makan teratur,
lagi (60%) yang mengatakan bahwa mereka merasa sedih karena jauh dari keluarga,
jarang atau bahkan tidak pernah dikunjung, Lansia juga menganggap di buang oleh
keluarga, sehingga mereka sering merenung, bahkan melarikan dari panti. Sementara
itu 5 lansia yang peneliti kunjungi di Desa Sukamakmur lansia yang tinggal bersama
keluarga 1 orang (20%) menyatakan lebih bahagia tinggal bersama keluarga, karena
lebih sering di luar rumah karena kesibukan masing-masing ada yang bekerja,
sekolah dan lain-lain. Ada juga lansia yang merasa tidak dihormati oleh menantunya,
kondisi ini menyebabkan lansia khawatir siapa yang akan merawatnya bila kondisi
tersebut tentunya akan berdampak pada keadaan kejiwaan lansia yang dapat
Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Tempat Tinggal dan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia
adalah “Apakah ada hubungan tempat tinggal dan dukungan keluarga dengan kualitas
Tahun 2016”.
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan tempat tinggal
Tahun 2016.
1.5.Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi pihak keluarga lansia dalam pembinaan lansia di
Desa Sukamakmur dan bagi pihak pengelola Yayasan Pelayanan Orang Tua
tinggal dan dukungan keluarga sebagai suatu realitas sosial yang perlu
TINJAUAN PUSTAKA
Lanjut usia (lansia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang
di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui,
melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan
fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia
yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap
(Darmojo, 2011).
menggolongkan lanjut usia menjadi 4 kategori yaitu : Usia pertengahan (middle age)
yaitu 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) yaitu 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) yaitu
75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) yaitu di atas umur 90 tahun (Bangun,
2012).
Nomor 43 Tahun 2004 mencantumkan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Berdasarkan beberapa batasan lansia di
penelitian ini adalah usia 60 tahun atau lebih sesuai dengan batasan yang ditetapkan
Menurut Nugroho (2014), teori penuaan dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
Teori ini merupakan teori intrinsik yang menjelaskan bahwa di dalam tubuh
terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses penuaan.
Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi somatik akibat
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh karena
bebas yang terdapat di lingkungan seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, zat
(Darmojo, 2011).
karbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan
yang mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya
e. Teori fisiologis
Teori ini merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik. Terdiri atas teori oksidasi
stress, dan teori dipakai-aus (wear dan tear theory). Disini terjadi kelebihan usaha
dan stress menyebabkan sel tubuh lelah terpakai (regenerasi jaringan tidak dapat
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu
situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Kemampuan lanjut
usia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status
Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang
aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan sosial, lanjut usia akan merasakan
selama mungkin, ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lanjut
usia, mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu atar tetap stabil
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang lanjut usia
sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan
pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada
saat ia menjadi lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup, perilaku, dan harapan
dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Teori ini menyatakan bahwa
dengan bertambahnya lanjut usia, apalagi ditambah dengan adanya kemiskinan, lanjut
usia secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau
menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial
lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering lanjut
usia mengalami kehilangan ganda (triple loss) yaitu : Kehilangan peran (loss of role),
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
perkembangan spiritual.
Menurut Fatimah (2010) perubahan fisik yang terjadi pada lansia meliputi :
a. Perubahan sel
dan fungsi fisik. Lansia menjadi lebih pendek akibat adanya pengurangan lebar bahu
dan pelebaran lingkar dada dan perut, dan diameter pelvis. Kulit menjadi tipis dan
b. Perubahan kardiovaskular
kemampuan untuk berfungsi secara efisien. Katup jantung menjadi lebih tebal dan
mempengaruhi kapasitas dan fungsi paru. Peningkatan volume residu paru dan
penurunan kapasitas vital paru dan penurunan luas permukaan alveoli. Penurunan
efisiensi batuk, berkurangnya aktifitas silia dan peningkatan ruang rugae pernapasan
d. Perubahan kulit
epidermis dan dermis menjadi lebih tipis, jumlah serat elastik berkurang dan kolagen
menjadi beruban, distribusi pigmen kulit tidak rata dan tidak beraturan terutama pada
bagian yang selalu terpajan sinar matahari. Kulit menjadi lebih kering dan rentan
terhadap iritasi karena penurunan aktivitas kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
membuat toleransi terhadap suhu dan pajanan sinar matahari yang ekstrim menurun.
Pada lansia terjadi perubahan struktur dan fungsi saraf. Massa otak
berkurang secara progresif akibat dari berkurangnya sel saraf yang rusak dan tidak
waktu yang lebih lama untuk merespon dan bereaksi. Kinerja sistem saraf otonom
kontraktur dan mengecil, ovarium menciut, uterus mengalami atrofi, atrofi payudara,
atrofi vulva. Penurunan kadar estrogen, menyebabkan periode menstruasi yang tidak
teratur, dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada tiga periode
menopause yaitu: 1). Fase pra menopause (Klimakterium), yaitu merupakan masa
peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Fase klimakterium biasanya
dialami wanita pada usia 48-55 tahun dan dapat terjadi selama 4-5 tahun. Keluhan
yang biasa dialami pada fase ini berupa perubahan psikologis dikarenakan perubahan
fisik dan perubahan pola menstruasi yang tidak sesuai lagi. 2). Fase menopause
adalah saat haid terakhir, biasanya berlangsung 3-4 tahun dengan gejala berupa
perubahan pada fisik dan kejiwaan semakin terlihat. 3). Fase pasca menopause
(senium), pada fase ini individu telah mempu menyesuaikan diri dengan kondisinya,
sehingga tidak mengalami gangguan fisik dan keluhan mulai berkurang. Fase ini
Perubahan pada sistem reproduksi lansia pria pada umumnya testis masih
Terjadi kehilangan gigi, daya indra pengecap menurun, rasa lapar menurun,
waktu pengosongan lambung menurun, fungsi absorbsi dan peristaltik melemah dan
osteoporosis dan fraktur meningkat pada area tulang tersebut, gerakan pinggang, lutut
dan jari-jari pergelangan terbatas, gangguan gaya berjalan, persendian membesar dan
menjadi kaku, atrofi serabut otot, serabut otot mengecil sehingga gerakan menjadi
lamban, otot kram dan menjadi tremor, aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan
proses menua.
Pada lansia yang dulunya bekerja dan mengalami pensiun akan mengalami
kehilangan finansial, status, teman dan kegiatan. Seorang lansia juga merasakan atau
rangakaian dari kehilangan, serta hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (Nugroho,
2014).
waktu muda. Beberapa tipe yang dikenal adalah sebagai berikut (Darmojo, 2011) :
Orang lansia ini masih dapat diterima ditengah masyarakat, tetapi selalu
pasif, tak berambisi, masih tau diri, tak mempunyai inisiatif dan bertindak tidak
praktis. Biasanya orang ini dikuasai istrinya. Ia senang mengalami pensiun, malahan
biasanya banyak makan dan minum, tidak suka bekerja dan senang untuk berlibur.
c. Tipe Defensif
selalu menolak bantuan, seringkali emosinya tak dapat dikontrol, memegang teguh
mengeluh, bersifat agresif, curiga. Biasanya pekerjaan waktu dulunya tidak stabil.
Menjadi tua dianggapnya tidak ada hal-hal yang baik, takut mati, iri hati, pada orang
Orang ini bersifat kritis terhadap dan menyalahkan diri sendiri, tak
mempunyai perkawinan yang tak bahagia, mempunyai sedikit hobi, merasa menjadi
pada yang berusia muda, merasa sudah cukup mempunyai apa yang ada. Mereka
penderitaan. Statistik kasus bunuh diri menunjukkan angka yang lebih tinggi
persentasenya pada golongan lansia ini, apalagi pada mereka yang hidup sendirian.
Orangtua sering mengalami depresi atau rasa tertekan karena merasa kesepian,
kurang berharga, atau karena berkurangnya penghasilan, yang sering disertai dengan
hilangnya nafsu makan dan motivasi untuk menyiapkan makanan. Depresi seperti ini
lebih banyak terjadi pada orang usia lanjut yang hidup sendiri atau tinggal di Institusi
siklus yang terjadi tidak dalam urutan teratur atau urutan waktu dalam hidup
melalui cara yang ganjil : paruh pertama hidup terdiri dari dari perkembangan ego,
dalam tengah umur orang itu merasa bahwa ego sangatlah dangkal dan mulai
mengubah identitas diri pada “diri” sejati (yakni: bagian dari pribadi manusia yang
tidak tergantung pada sejarah hidup tertentu dan pilihan yang dibuat). Diri pribadi ini
merupakan cerminan psikologis dari spiritual, dan pada periode hidup inilah rupanya
yang religius ternyata usianya lebih panjang dibandingkan para lansia yang tidak
menjalankan ibadah. Bahkan pada mereka yang tidak religius ternyata angka
kematiannya dua kali lebih besar dibandingkan dengan mereka (lansia) yang rajin
beribadah.
Salah satu bentuk institusi pelayanan sosial lansia di Indonesia adalah Panti
Wredha. Panti Wredha adalah suatu lembaga yang dapat menggantikan keluarga
untuk merawat dengan sebaik-baiknya hingga lansia dapat menikmati hari tuanya
dengan senang dan tenang. Tujuan lembaga ini adalah untuk mengurus dan merawat
lansia agar mereka terjamin keselamatan dan kesehatannya. Dengan demikian Panti
Wredha bagi lansia merupakan sebuah tempat untuk mendapatkan layanan perawatan
sosial. Faktor yang menjadi alasan meningkatnya peminat tinggal di panti werdha
meluas pada kualitas hidup lansia Hal yang menjadi kualitas hidup penghuni panti
antara lain; keamanan, kenyamanan, aktivitas yang bermakna, terbina hubungan baik
Sistem pelayanan kesejahteraan sosial bagi para lansia melalui kegiatan asistensi
yaitu membantu para lansia hidup wajar tanpa diliputi rasa khawatir dan gelisah,
kegiatan rehabilitasi, yaitu mengembalikan fungsi sosial lansia seperti waktu dulu
minat dan keterampilan sesuai dengan keterampilan dan bakatnya, termasuk kegiatan
dalam kehidupan masyarakat. Pada dasarnya sistem pelayanan Panti Wredha adalah
membantu para lansia untuk hidup wajar sebagaimana orang dewasa lainnya yang
sehat, mandiri dan tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain (Demartoto,
2007).
bagi lansia yang dapat menerima keadaan Panti Wredha akan memiliki perasaan lebih
menyenangkan karena ada yang melayani dan mengurus segala kebutuhannya serta
mendapat teman senasib. Tetapi bagi yang tidak dapat menerima kenyataan harus
berada di Panti Wredha akan merasa berat dan berpengaruh terhadap psikisnya,
menyebabkan lansia suka melamun, murung, memberontak dan bertingkah laku yang
perasaan kehangatan yang terdapat dalam keluarga, apalagi lansia yang masih punya
Walaupun memiliki fasilitas yang baik di Panti namun banyak lansia yang
umunya tidak melakukan aktivitas, melamun dan kesendirian yang dapat menurunkan
harga diri, suntuk, stres dan depresi. Disamping ditemukan banyak lansia yang
Menurut Nugroho (2014), pelayanan yang diberikan pada sistem ini adalah:
1. Pemenuhan kebutuhan setiap hari, kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal
2. Bimbingan keagamaan.
4. Pembinaan fisik guna menjaga kesehatan seperti senam yang bermanfaat untuk
sosial.
7. Konseling.
yang tinggal di rumah, namun banyak juga permasalahan yang terjadi dalam keluarga
banyak lansia yang tinggal di komunitas. Selain itu ada tradisi masyarakat dimana
seorang anak dan keturunan merupakan pengurus dan sumber potensi untuk mencapai
keluarga karena membutuhkan pelayanan intensif dan jangka panjang dan hanya
misalnya pemeriksaan kesehatan dan senam lansia. Pemeriksaan kesehatan fisik dan
mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan kartu menuju sehat (KMS) untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang
dihadapi.
lansia yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup penduduk lansia yang tinggal
jenis pelayanan yang didapatkan oleh lansia, tentunya akan mempengaruhi kesehatan
biologis, psikologis, sosial dan lingkungan. Dampak yang menyeluruh tersebut akan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
berikut :
Keberhasilan fungsi ini tampak melalui keluarga yang gembira dan bahagia.
Komponen yang perlu dipenuhi keluarga untuk fungsi afektif antara lain: Memelihara
saling asuh (mutual nurturance), Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling
menghargai.
dimana tiap anggota diakui serta dihargai keberadaan dan haknya sebagai orang tua
kebutuhan, dan tanggung jawab anggota keluarga lain. Pertalian dan identifikasi,
dimana anak meniru perilaku orang tua melalui hubungan interaksi mereka.
Anggota keluarga berpadu dan berpisah satu sama lain. Setiap keluarga
menghadapi isu-isu keterpisahan dan keterpaduan dengan cara yang unik, beberapa
tahap perkembangan keluarga dan individu dicapai melalui interaksi atau hubungan
yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar tentang disiplin, norma-
norma, budaya, dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga,
daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit
terkontrol. Disisi lain, banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan
memenuhi kebutuhan keluarga seperti makan, pakaian, dan rumah. Fungsi ini sukar
Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perhatian dari anggota keluarga lain
dapat berupa adanya kenyamanan, penghargaan atau menolong orang dengan sikap
1) Dukungan Informasional
Dukungan yang bersifat informasi dapat berupa sarana pengarahan dan umpan
masalah / penyakit yang biasa terjadi pada orang usia lanjut, keluarga
2) Dukungan Penilaian
3) Dukungan Instrumental
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan
yang mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang
wanita dalam hidup, ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka
tinggal, dan berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian
mereka. Hal ini merupakan konsep tingkatan, terangkum secara kompleks mencakup
hidup dalam enam domain yaitu fisik, psikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial,
oleh WHO, domain 1 dan 3 serta 2 dan 6 digabungkan menjadi satu, sehingga hanya
4 domain yang dinilai, yaitu: kesehatan fisik (physical health), kesehatan psikologis
Aspek ini mengeksplor sensasi fisik yang tidak menyenangkan yang dialami
kekakuan, sakit, nyeri dengan durasi lama atau pendek, bahkan penyakit gatal juga
termasuk. Diputuskan nyeri bila individu mengatakan nyeri, walaupun tidak ada
selalu dapat melakukan aktivitas sehari-hari, sebaik aktivitas lain seperti rekreasi.
Kelelahan membuat individu tidak mampu mencapai kekuatan yang cukup untuk
Aspek ini fokus pada seberapa banyak tidur dan istirahat. Masalah tidur
termasuk kesulitan untuk pergi tidur, bangun tengah malam, bangun di pagi hari dan
tidak dapat kembali tidur dan kurang segar saat bangun di pagi hari.
a. Perasaan positif
kenikmatan dari hal-hal baik dalam hidup. Pandangan individu, dan perasaan pada
Hal ini juga termasuk kecepatan dan kejelasan individu memberikan gagasan.
c. Harga diri
Aspek ini menguji apa yang individu rasakan tentang diri mereka sendiri.
Hal ini bisa saja memiliki jarak dari perasaan positif sampai perasaan yang ekstrim
negatif tentang diri mereka sendiri. Perasaan seseorang dari harga diri sebagai
penampilan tubuh kelihatan positif atau negatif. Fokus pada kepuasan individu
dengan penampilan dan akibat yang dimilikinya pada konsep diri. Hal ini termasuk
perluasan dimana apabila ada bagian tubuh yang cacat akan bisa dikoreksi misalnya
e. Perasaan negatif
kegelisahan, kecemasan, dan kurang bahagia dalam hidup. Segi ini termasuk
pertimbangan dari seberapa menyedihkan perasaan negatif dan akibatnya pada fungsi
keseharian individu.
a. Pergerakan
berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bergerak di sekitar rumah, bergerak di
sehari-hari. Hal ini termasuk perawatan diri dan perhatian yang tepat pada
alternatif (seperti akupuntur dan obat herbal) untuk mendukung fisik dan
pada kualitas hidup individu (seperti efek samping dari kemoterapi) di saat yang sama
pada kasus lain menambah kualitas hidup individu (seperti pasien kanker yang
d. Kapasitas pekerjaan
termasuk pekerjaan dengan upah, pekerjaan tanpa upah, pekerjaan sukarela untuk
masyarakat, belajar dengan waktu penuh, merawat anak dan tugas rumah tangga.
a. Hubungan perorangan
Aspek ini menguji tingkatan perasaan individu pada persahabatan, cinta, dan
kemampuan dan kesempatan untuk mencintai, dicintai dan lebih dekat dengan orang
lain secara emosi dan fisik. Tingkatan dimana individu merasa mereka bisa berbagi
b. Dukungan sosial
Aspek ini menguji apa yang individu rasakan pada tanggung jawab,
dukungan, dan tersedianya bantuan dari keluarga dan teman. Aspek ini fokus pada
seberapa banyak yang individu rasakan pada dukungan keluarga dan teman, faktanya
c. Aktivitas seksual
Aspek ini fokus pada dorongan dan hasrat pada seks, dan tingkatan dimana
individu dapat mengekspresikan dan senang dengan hasrat seksual yang tepat.
a. Keamanan fisik
Aspek ini menguji perasaan individu pada keamanan dari kejahatan fisik.
Ancaman pada keamanan bisa timbul dari beberapa sumber seperti tekanan orang lain
atau politik. Aspek ini berhubungan langsung dengan perasaan kebebasan individu.
b. Lingkungan rumah
Aspek ini menguji tempat yang terpenting dimana individu tinggal (tempat
berlindung dan menjaga barang-barang). Kualitas sebuah rumah dapat dinilai pada
sumber penghasilan dari tempat lain). Fokusnya pada apakah individu dapat
Aspek ini menguji pandangan individu pada kesehatan dan perhatian sosial
di kedekatan sekitar. Dekat berarti berapa lama waktu yang diperlukan untuk
mendapatkan bantuan.
keterampilan baru, mendapatkan pengetahuan baru, dan peka pada apa yang terjadi.
Termasuk program pendidikan formal, atau pembelajaran orang dewasa atau aktivitas
mencakup kebisingan, polusi, iklim dan estetika lingkungan dimana pelayanan ini
kualitas hidup. Hal ini bisa membantu individu untuk mengkoping kesulitan
hidupnya, memberi kekuatan pada pengalaman, aspek ini ditujukan pada individu
dengan perbedaan agama (Buddha, Kristen, Hindu, dan Islam), sebaik individu
dengan kepercayaan individu dan kepercayaan spiritual yang tidak sesuai dengan
orientasi agama.
lansia yang tinggal dikota dengan yang tinggal di pinggiran kota, kualitas hidup
lansia yang tinggal di pinggiran kota lebih rendah dari yang tinggal dikota,
menurutnya ada 3 hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup pada
a. Sosiodemografi
terhadap kualitas hidup lansia. Di Kanada dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa
Hubungan dengan keluarga atau kerabat adalah hal yang sangat penting.
Sutikno (2011) melaporkan bahwa sebagian besar hal yang memengaruhi kualitas
hidup lansia adalah hubungan dengan keluarga, kontak sosial dengan orang lain,
c. Kesehatan
Menjalani masa lanjut usia dalam keadaan sehat dan bahagia adalah
dambaan setiap orang. Dengan sehat lansia dapat menikmati hidup dan tidak menjadi
kualitas hidup lansia itu sendiri tetapi juga lansia tersebut (Hutapea, 2005).
d. Keuangan
Mereka yang hidup dalam kemiskinan dua kali lebih mungkin kualitas
hidupnya lebih rendah daripada mereka yang hidup tidak dalam kemiskinan yang
berarti terdapat hubungan yang memadai antara keuangan dan kualitas hidup lansia.
e. Kejahatan
mereka, lansia yang hidup di komunitas yang keamanannya kurang (takut kejahatan
g. Tempat tinggal
Tempat tinggal menjadi ukuran yang penting dalam menentukan kualitas hidup
lansia, mereka merasa lebih puas tinggal dirumah sendiri, mereka merasa lebih
kehidupan yang penting baginya. Dari defenisi kualitas hidup yang dikemukakan
WHO (2004) yaitu: “persepsi individu sebagai laki-laki atau wanita dalam hidup,
ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal, dan
Jadi lansia mempersepsikan posisi hidupnya saat ini dengan melihat jarak antara
posisi kehidupannya saat ini dengan kehidupan yang ia inginkan dan persepsi yang
dimiliki lansia tersebut dipengaruhi oleh sistem nilai di lingkungan tempat tinggal
membagi kualitas hidup dalam enam domain yaitu fisik, psikologis, tingkat
domain yang diusulkan oleh WHO, domain 1 dan 3 serta 2 dan 6 digabungkan
Menurut Johnson dan Jhonson (1991 dalam Saputri, 2011) dukungan sosial
merupakan keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk memberi bantuan,
hidup bagi individu yang bersangkutan. Sarafino (1998) yang menyatakan bahwa
penghargaan dan pertolongan yang diterima dari orang lain atau suatu kelompok.
anggota masyarakat.
Kekuatan dukungan sosial yang berasal dari relasi yang terdekat merupakan
salah satu proses psikologis yang dapat menjaga perilaku sehat dalam diri seseorang.
mengungkapkan bahwa dukungan sosial yang terpenting adalah yang berasal dari
Tempat Tinggal :
1.Panti
2.di Rumah Kualitas Hidup Lansia
1. Domain Fisik
Dukungan Keluarga 2. Domain Psikologis
1. Dukungan Informasional 3. Domain Sosial
2. Dukungan Penilaian 4. Domain Lingkungan
3. Dukungan Instrumental
4. Dukungan Emosional
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan bersifat suvei analitik dengan pendekatan cross
menjelaskan faktor pendukung (enabling factor) yaitu tempat tinggal dan dukungan
perwujudan pelayanan sosial terhadap lansia milik Swastas Yapos GBKP. Kategori
lansia yang dibina antara lain adalah lansia yang terlantar atau tidak mempunyai
keluarga maupun lansia dari keluarga yang tidak mampu untuk memberikan
bimbingan mental, spiritual sehingga lansia dapat merasa aman dan senang dalam
Sukamakmur karena dari survey awal menunjukkan jumlah sampel yang memadai
untuk diseleksi menjadi responden dan lingkup wilayah satu Kecamatan dengan
Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2016 sampai bulan Oktober
2016. Tahap dilaksanakan mulai pra survei, pembuatan proposal penelitian, dan
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di Desa
Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016 baik yang
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling atau seluruh lansia yang
ada di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang tahun 2016
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua) jenis,
Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui
wawancara dengan panduan kuesioner. Adapun data primer yang diambil dari lansia
Kabupaten Deli Serdang yaitu data tentang tempat tinggal dan dukungan keluarga
umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, dan
Data sekunder yaitu diperoleh dari data yang tercatat di Puskesmas Bandar
Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang tentang jumlah lansia, data dari
Panti werdha Yapos GBKP dan data-data lainnya yang berkaitan dengan penelitian
ini.
tentang dukungan keluarga dan kualitas hidup ditambah dengan data karakteristik
lansia tersebut (nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan,
status pernikahan, dan masalah kesehatan yang dialami) untuk pengumpulan data
primer. Sebelum digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas
dan reliabilitas terhadap 30 lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah
Binjai dan dengan di komunitas Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
setelah itu diuji dengan mengguanakan uji t dan lalu baru dilihat penafsiran dari
b. Jika t-hitung < t-tabel maka pertanyaan tidak valid (Hidayat, 2011).
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo, 2010).
criteria jika cronbach’s alpha >0,60 maka dinyatakan reliabel, dan Jika nilai uji
cronbach’s alpha yang diperoleh <0,60 maka dinyatakan tidak reliabel (Sunyoto,
2012). Hasil uji validitas dan Reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
dukungan keluarga mempunyai nilai corrected item total correlation lebih besar dari
nilai tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60 yang
kualitas hidup mempunyai nilai corrected item total correlation lebih besar dari nilai
tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60 yang berarti
3.6.1. Variabel
Variabel penelitian ini terdiri dari variable independen dan variabel dependen
2. Variabel dependen adalah variabel yang diamati dan diukur yang disebabkan oleh
pengaruh variabel independen yaitu Kualitas hidup lansia ( domain fisik, domain
3. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perhatian dari anggota keluarga lain
4. Kualitas hidup lansia adalah kondisi fungsional lansia terkait dengan kondisi
a. Tempat tinggal
Pengukuran variabel tempat tinggal yaitu status dimana lansia tinggal yang
dikategorikan :
1.Panti
2.diRumah
Skala Nominal.
diajukan dengan menggunakan skala Guttman, pilihan jawaban „ya‟ dan „tidak‟,
apabila jawaban „ya‟ diberi skor 1 dan jika jawaban „tidak‟ diberi skor 0.
seluruh jawaban pilihan responden pada tiap item pertanyaan, seperti dibawah ini
Kualitas hidup lansia terdiri dari empat domain yaitu domain fisik, psikologi,
sosial dan lingkungan. Pengukuran kualitas hidup lansia diukur dengan 20 item
pertanyaan kuesioner, responden diminta untuk memberi tanda cheklist (√) pada
skala Likert empat poin (1-4). Untuk menentukan kriteria digunakan perhitungan
sebagai berikut:
Skor terbesar : 80
Skor terkecil : 20
3.8.1. Editing
ulang.
3.8.2. Coding
3.8.3. Scoring
pengujian hipotesis.
3.8.4. Tabulating
distribusi frekuensi.
dengan variabel terikat, dengan uji statistik yang disesuaikan dengan skala data yang
ada. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini digunakan uji chi square.
HASIL PENELITIAN
penelitian Desa Sukamakmur, dan Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera (Yapos
GBKP Sukamakmur.
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Rumah Pil-pil dan Desa Betimus
Mbaru
Luas wilayah Desa Sukamakmur ± 525 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 2010
Jiwa, Jumlah laki-laki sebanyak 635 Jiwa, dan Perempuan sebanyak 1375 Jiwa
perusahaan.
GBKP lahir dari Jubelium 100 tahun GBKP April 1990. Keputusan rapat panitia
Kabanjahe dengan akte notaris Pagit Maria Tarigan, SH tanggal 05 Agustus 1991 no.
36.
Fasilitas ruangan yang ada di PPOS adalah 34 unit kamar tidur, dengan daya
tampung 50 sampai 60 orang penghuni (satu kamar untuk 2 orang). Fasilitas lainnya
yaitu :
4. 1 unit chapel
5. 1 unit aula
6. 1 unit dapur
8. 1 unit kantor
12. Ruang jenazah (duka), ruang setrika, kamar mandi 4 kamar sumbangan dari
lansia antara lain umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan
Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang tahun 2016 sebanyak 110 orang.
≥ 70 tahun yaitu 61 orang (55,5%) dan paling sedikit berumur < 70 tahun yaitu 49
orang (44,5%).
kelamin perempuan yaitu 79 orang (71,8%) dan paling sedikit jenis kelamin laki-laki
protestan yaitu 84 orang (76,4%) dan paling sedikit agama katolik yaitu 11 orang
(10,0%).
batak yaitu 98 orang (89,1%) dan paling sedikit agama minang yaitu 1 orang (0,9%).
responden SMP yaitu 35 orang (31,8%) dan paling sedikit pendidikan sarjana yaitu 4
orang (3,6%).
responden petani yaitu 59 orang (53,6%) dan paling sedikit tidak bekerja yaitu 2
orang (1,8%).
responden Janda yaitu 49 orang (44,5%) dan paling sedikit tidak menikah yaitu 2
orang (1,8%).
yang dialami responden yaitu gangguan penglihatan sebanyak 30 orang (27,3%) dan
rumah yaitu 81 orang (73,6%) dan paling sedikit tinggal di panti yaitu 29 orang
(26,4%).
yaitu 91 orang (82,7%) dan paling sedikit keluarga tidak mendukung yaitu 19 orang
(17,3%).
Jawaban
No Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
Dukungan Informasi
1 Apakah lansia mendapatkan informasi tentang 97 88,2 13 11,8
kesehatan dari keluarga?
2 Apakah informasi kesehatan yang diberikan 95 86,4 15 13,6
keluarga bermanfaat?
Jawaban
No Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
3 Apakah keluarga menyediakan waktu luang 65 59,1 45 40,9
untuk memberikan pengarahan tentang
kesehatan?
4 Apakah keluarga menginformasikan perubahan- 60 54,5 50 45,5
perubahan yang biasanya terjadi pada lansia?
Dukungan Penilaian
5 Apakah keluarga menyediakan waktu luang 67 60,9 43 39,1
menangani permasalahan lansia?
6 Apakah keluarga menerima setiap pendapat- 92 83,6 18 16,4
pendapat lansia dan memberi solusi?
7 Apakah keluarga memberikan contoh kepada 89 80,9 21 19,1
lansia untuk mengatasi keluhannya?
8 Apakah keluarga mendukung kegiatan yang 97 88,2 13 11,8
dilakukan lansia?
9 Apakah keluarga memberikan respon positif saat 95 86,4 15 13,6
lansia memiliki keluhan?
Dukungan Instrumental
10 Apakah keluarga memenuhi kebutuhan- 100 90,9 10 9,1
kebutuhan lansia?
11 Apakah keluarga membawa lansia berobat jika 99 90,0 11 10,0
lansia sakit?
12 Apakah keluarga melengkapi fasilitas-fasilitas 97 88,2 13 11,8
yang di butuhkan lansia?
Dukungan Emosional
13 Apakah keluarga memperhatikan kecemasan atau 60 54,5 50 45,5
keadaan lansia?
14 Apakah keluarga mendengarkan setiap keluhan- 80 72,7 30 27,3
keluhan lansia dan turut membantu pemecahan
masalahnya?
15 Apakah keluarga memberikan kebebasan dalam 84 76,4 26 23,6
mengambil keputusan untuk menyelesaikan
masalah?
Kualitas hidup meliputi domain fisik, domain psikologis, domain sosial, dan
sebagai berikut :
responden baik yaitu 90 orang (81,8%) dan paling sedikit kualitas hidup responden
Bobot Nilai
No Pertanyaan
4 3 2 1
Domain Fisik
1 Seberapa seringkah rasa sakit fisik anda - 40 (36,4) 69 (62,7) 1 (0,9)
dalam mencegah aktivitas sesuai dengan
kebutuhan anda?
2 Seberapa sering anda membutuhkan terapi 2 (1,8) 35 (31,8) 72 (65,5) 1 (0,9)
medis untuk dapat berfungsi dalam
kehidupan sehari-hari?
3 Seberapa puaskah anda dengan tidur anda? 2 (1,8) 36 (32,7) 59 (53,6) 13 (11,8)
Bobot Nilai
No Pertanyaan
4 3 2 1
Domain Sosial
11 Seberapa puaskah anda dengan hubungan 30 (27,3) 61 (55,5) 19 (17,3) -
personal/sosial anda?
12 Seberapa puakah anda dengan kehidupan - 1 (0,9) 61 (55,5) 48 (43,6)
seksual anda?
13 Seberapa puaskah anda dengan dukungan 21 (19,1) 69 (62,7) 19 (17,3) 1 (0,9)
yang anda peroleh dari teman anda?
14 Bagaimana hubungan sosial anda dengan 52 (47,3) 53 (48,2) 5 (4,5) -
keluarga?
15 Bagaimana sikap keharmonisan anda 47 (42,7) 55 (50,0) 8 (7,3)
dengan masyarakat?
Domain Lingkungan
16 Seberapa aman dan nyaman anda rasakan 32 (29,1) 68 (61,8) 10 (9,1) -
dalam kehidupan anda sehar-hari?
17 Seberapa nyamankah lingkungan dimana 39 (35,5) 63 (57,3) 8 (7,3) -
anda tinggal?
variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengolahan data disajikan pada
tempat tinggal dengan kualitas hidup lansia seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.14 Hubungan Tempat Tinggal dengan Kualitas Hidup Lansia di Desa
Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2016
Kualitas Hidup
Total Nilai
No Tempat Tinggal Baik Tidak Baik
p
n % n % n %
1 Panti 19 65,5 10 34,5 29 100,0
0,008
2 Rumah 71 87,7 10 12,3 81 100,0
Total 20 18,2 90 81,8 110 100,0
menunjukkan bahwa dari 29 responden tinggal di panti sebagian besar kualitas hidup
baik yaitu 19 responden (65,5%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik yaitu 10
responden (34,5%). Dari 81 responden yang tinggal di rumah sebagian besar kualitas
hidup baik yaitu 71 responden (87,7%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik
yaitu 10 responden (12,3%). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan
ada hubungan tempat tinggal dengan kualitas hidup lansia, nilai p = 0,008 (< 0,05).
dukungan instrumental, dan dukungan emosional dengan kualitas hidup lansia baik
yang tinggal di panti atau di rumah dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
A. Panti
Hasil hubungan dukungan informasi dengan kualitas hidup lansia dapat dilihat
Kualitas Hidup
Dukungan Total Nilai
No Baik Tidak Baik
Informasi p
n % n % n %
1 Mendukung 19 76,0 6 24,0 25 100,0
0,009
2 Tidak Mendukung 0 0 4 100,0 4 100,0
Total 19 65,5 10 34,5 29 100,0
hidup baik yaitu 19 responden (76,0%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik
besar kualitas hidup tidak baik yaitu 4 responden (100,0%). Hasil uji statistik dengan
Kualitas Hidup
Total Nilai
No Dukungan Penilaian Baik Tidak Baik
p
n % n % n %
1 Mendukung 16 80,0 4 20,0 20 100,0
0,032
2 Tidak Mendukung 3 33,3 6 66,7 9 100,0
Total 19 65,5 10 34,5 29 100,0
hidup baik yaitu 16 responden (80,0%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik
besar kualitas hidup tidak baik yaitu 6 responden (66,7%), dan paling sedikit kualitas
hidup bayi yaitu 3 responden (33,3%). Hasil uji statistik dengan uji chi square
menunjukkan ada hubungan dukungan penilaian dengan kualitas hidup lansia yang
Kualitas Hidup
Dukungan Total Nilai
No Baik Tidak Baik
Instrumental p
n % n % n %
1 Mendukung 16 64,0 9 36,0 25 100,0
1,000
2 Tidak Mendukung 3 75,0 1 25,0 4 100,0
hidup baik yaitu 16 responden (64,0%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik
besar kualitas hidup baik yaitu 3 responden (64,0%), dan paling sedikit kualitas hidup
tidak baik yaitu 1 responden (25,0%). Hasil uji statistik dengan uji chi square
Kualitas Hidup
Dukungan Total Nilai
No Baik Tidak Baik
Emosional p
n % n % n %
1 Mendukung 15 75,0 5 25,0 20 100,0
0,205
2 Tidak Mendukung 4 44,4 5 55,6 9 100,0
Total 19 65,5 10 34,5 29 100,0
hidup baik yaitu 15 responden (75,0%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik
besar kualitas hidup tidak baik yaitu 5 responden (55,6%), dan paling sedikit kualitas
hidup baik yaitu 4 responden (44.4%). Hasil uji statistik dengan uji chi square
A. Rumah
Hasil hubungan dukungan informasi dengan kualitas hidup lansia dapat dilihat
Kualitas Hidup
Dukungan Total Nilai
No Baik Tidak Baik
Informasi p
n % n % n %
1 Mendukung 64 88,9 8 11,1 72 100,0
0,307
2 Tidak Mendukung 7 77,8 2 22,2 9 100,0
Total 71 87,7 10 12,3 81 100,0
hidup baik yaitu 64 responden (88,9%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik
besar kualitas hidup baik yaitu 7 responden (77,8%), dan paling sedikit kualitas hidup
tidak baik yaitu 2 responden (22,2%). Hasil uji statistik dengan uji chi square
menunjukkan tidak ada hubungan dukungan informasi dengan kualitas hidup lansia
Kualitas Hidup
Total Nilai
No Dukungan Penilaian Baik Tidak Baik
p
n % n % n %
1 Mendukung 67 90,5 7 9,5 74 100,0
0,037
2 Tidak Mendukung 4 57,1 3 42,9 7 100,0
Total 71 87,7 10 12,3 81 100,0
hidup baik yaitu 67 responden (90,5%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik
besar kualitas hidup baik yaitu 4 responden (57,1%), dan paling sedikit kualitas hidup
tidak baik yaitu 3 responden (42,9%). Hasil uji statistik dengan uji chi square
menunjukkan ada hubungan dukungan penilaian dengan kualitas hidup lansia yang
Kualitas Hidup
Dukungan Total Nilai
No Baik Tidak Baik
Instrumental p
n % n % n %
1 Mendukung 70 88,6 9 11,1 79 100,0
0,233
2 Tidak Mendukung 1 50,0 1 50,0 2 100,0
Total 71 87,7 10 12,3 81 100,0
hidup baik yaitu 70 responden (88,6%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik
besar kualitas hidup baik yaitu 1 responden (50,0%), dan paling sedikit kualitas hidup
tidak baik yaitu 1 responden (50,0%). Hasil uji statistik dengan uji chi square
Kualitas Hidup
Dukungan Total Nilai
No Baik Tidak Baik
Emosional p
n % n % n %
1 Mendukung 66 88,0 9 12,0 75 100,0
0,559
2 Tidak Mendukung 5 83,3 1 16,7 6 100,0
Total 71 87,7 10 12,3 81 100,0
hidup baik yaitu 66 responden (88,0%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik
besar kualitas hidup baik yaitu 5 responden (83,3,6%), dan paling sedikit kualitas
hidup tidak baik yaitu 1 responden (16,7%). Hasil uji statistik dengan uji chi square
yaitu sebanyak 81 orang (73,6%) dan sebagian lainnya tinggal di panti yaitu 29 orang
(26,4%). Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan ada
hubungan tempat tinggal dengan kualitas hidup lansia, nilai p = 0,008 (< 0,05).
seorang lansia untuk tetap bisa berguna dimasa tuanya, yakni kemampuan
menyesuaikan diri dan menerima segala perubahan dan kemundurun yang dialami,
adanya penghargaan dan perlakuan yang wajar dari lingkungan lansia tersebut. Lansia
yang tinggal panti akan merasakan hal yang berbeda ketika lansia tersebut tinggal
kualitas hidup. Beberapa hal yang menjadi kualitas hidup penghuni panti antara lain :
(Demartoto, 2007).
Penuaan adalah suatu proses alamiah dan harus diterima dengan suka hati.
Dan banyak yang dapat dilakukan oleh seseorang agar dapat tetap hidup aktif dan
dikeluhkan oleh lansia dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari dan kesehatan ini
juga merupakan salah satu bagian yang menjadi domain kualitas hidup selain doamin
Berdasarkan domain fisik, lansia yang hidup di panti dalam penelitian ini
adalah panti Werdha Yapos GBKP Sukamakmur berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan sebagian besar merasa senang tinggal dipanti, walau sebagian lagi merasa
tidak nyaman tinggal dipanti, hal ini dapat diketahui dari beberapa jawaban dari
sekali dalam seminggu, dan dilakukan pengukuran tekanan darah pada waktu pagi
hari. Dengan adanya pemeriksaan tersebut kesehatan lansia dapat terkontrol dan
apabila lansia mengalami sakit dapat segera diobati, hal ini juga sesuai dengan
jawaban responden dari kuesioner domain fisik yang diajukan, dimana dapat
dilakukan dengan baik. Namun dilihat juga dari jawaban kuesioner dalam hal
kenyamanan saat tidur sebagian besar menjawab tidak memuaskan, keadaan ini
dikarenakan faktor fisik dan faktor psikologis pada lansia, dan juga disebabkan
Lansia yang dipanti lebih banyak mengalami kecemasan, selain kecemasan dengan
apakah keluarga akan rutin berkunjung untuk menjenguk mereka, bagaimana keadaan
keluarga yang tempat tinggalnya jauh dari mereka. Penelitian yang dilakukan oleh
kecemasan pada lansia di panti werdha Pucang Gading Semarang menyatakan bahwa
ada hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia. Kecemasan
Begitu juga dengan lansia yang tinggal dirumah, berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan dilihat dari domain fisik lansia merasa puas dengan kemampuan yang
Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui
tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahapan ini berbeda baik
secara biologis maupun psikologis. Berdasarkan dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwa hampir keseluruhan responden yang tinggal dipanti berstatus sebagai janda
atau duda. Keputusan untuk tinggal dipanti dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai
dari faktor kemiskinan, keinginan sendiri, keterbatasan tempat tinggal, ataupun dari
keinginan keluarga.
hidup lansia. Faktor psikologis merupakan faktor yang penting bagi individu untuk
apa yang orang lain katakan, tekanan darah yang tinggi atau penurunan fungsi
dan perasaan rendah diri apabila dibandingkan dengan orang yang lebih muda,
kekuatan, kecepatan, dan keterampilan. Pada tahap perkembangan lanjut usia, tugas
fisik maupun psikologis yang dialaminya, dan dapat menyesuaikan diri terhadap
perubahan-perubahan tersebut. Dalam penelitian ini kualitas hidup lansia dilihat dari
domain psikologis baik yang tinggal di panti ataupun yang tinggal dirumah dapat
dikatakan dapat menerima dirinya sebagai individu dalam proses menua. Namun
demikian, masih terdapat lansia yang tinggal dipanti sering mengalami perasaan
negatif, dan cemas. Hal ini dikarenakan karena mereka jauh dari kehidupan keluarga
Ditinjau dari domain sosial pada kualitas hidup responden yang tinggal
dipanti dapat dikatakan baik. Responden yang tinggal di panti memiliki kedekatan
umur yang tidak jauh berbeda, hal ini akan memudahkan lansia dalam melakukan
keakraban dan rasa kekeluargaan. Selain itu dapat dilihat dari hasil penelitian
hubungan lansia yang tinggal dipanti dengan keluarga juga baik dan keharmonisan
dengan keluarga juga baik. Keadaan yang sama juga ditunjukkan lansia yang tinggal
juga hubungan lansia dan masyarakat juga dapat dikatakan sangat baik. Keluarga dan
kehidupan sekitar lansia yang baik, keharmonisan dan keakraban yang tetap terjaga
Perubahan status sosial lanjut usia pasti akan membawa akibat yang
tersebut. kemunduran status sosial di suatu bidang dapat diimbangi dengan kemajuan
bidang lain, misalnya perubahan status menjadi kakek atau nenek atau status baru
yang sesuai dengan lanjut usia. Aspek sosial tidak dapat diabaikan dan sebaiknya
diketahui oleh lanjut usia sedini mungkin, sehingga dapat mempersiapkan diri sedini
hidupnya. Kualitas hidup yang baik dipengaruhi oleh lingkungan yang baik pula. Dari
hasil penelitian berdasarkan jawaban responden diperoleh bahwa lansia yang tinggal
di panti atau dirumah dapat dikatakan kualitas hidupnya baik. Ketersediaan fasilitas
yang memadai, keadaan lingkungan yang aman membuat lansia nyaman untuk
tinggal dipanti. Disamping itu kegiatan yang sudah terjadwal di panti membuat lansia
terlatih melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri dan memiliki hubungan yang
baik dengan lingkungannya. Sama halnya dengan lansia yang tinggal di rumah, lansia
yang sudah lama berdomisili dimana tempat ia tinggal sekarang merasa lebih nyaman
Lansia yang tinggal dikeluarga merasa lebih aman karena aktivitasnya dapat dipantau
ketergantungan yang tinggi kepada anggota keluarga sehingga apabila lansia akan
menghadiri undangan ataupun posyandu yang jarak dari rumah cukup jauh maka akan
diantar oleh anggota keluarganya. Keadaan ini akan membuat lansia merasa aman
dan lansia merasa keluarga perhatian dengan dirinya, hal ini akan membuat lansia
Dari hasil penelitian dapat dilihat secara keseluruhan bahwa kualitas hidup
lansia yang tinggal dipanti ataupun dirumah dapat dikatakan baik. Namun demikian
terdapat juga lansia yang kualitas hidup tidak baik, jika dapat dibandingkan dari hasil
jawaban kuesioner kualitas hidup lansia yang tinggal dirumah lebih baik dari lansia
yang tinggal dipanti. Hal ini dapat dilihat dari tabel silang hubungan tempat tinggal
dengan kualitas hidup lansia, dari 29 lansia yang tinggal dipanti terdapat 10 lansia
(34,5%) kualitas hidup tidak baik. sedangkan dari 81 lansia yang tinggal di rumah
hanya 10 lansia (12,3%) yang kualitas hidup tidak baik. Keadaan jauh dari keluarga,
keadaan fisik, suasana dan sarana prasarana di panti yang berbeda dengan lansia yang
tinggal dirumah dapat memengaruhi keadaan ini. Lansia yang tinggal di panti
informasi, dan dapat melakukan aktifitas yang sering lansia lakukan. Misalnya lansia
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniati (2013)
mengenai perbedaan lansia yang tinggal di komunitas yaitu wilayah kerja Puskesmas
Kasiyan dengan di pelayanan sosial lanjut usia Jember yang menyatakan tidak
terdapat perbedaan kualitas hidup lansia yang tinggal di komunitas dan di pelayanan
sosial lanjut usia. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2015) tentang studi
komparatif lansia yang tinggal bersama keluarga dan tinggal di panti. Penelitian
tersebut dilakukan di panti Senja Rawi Bandung dan kecamatan Sukasari Bandung
dan menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan makna antara tempat tinggal lansia
yang dikeluarga dan dipanti. Banyak faktor yang memengaruhi perbedaan tersebut,
diantaranya kurang beradaptasi lansia dengan lingkungan dan dengan teman lansia
hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang
darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya (Soekanto, 2004).
dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional. Hal ini sejalan
sebagian besar hal yang memengaruhi kualitas hidup lansia adalah hubungan dengan
hidup lansia yang tinggal dipanti menunjukkan bahwa dari 25 responden keluarga
mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 19 responden (76,0%). Dari 4
responden keluarga tidak mendukung sebagian besar kualitas hidup tidak baik yaitu 4
responden (100,0%). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan ada
hubungan dukungan informasi dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti,
nilai p = 0,009 (< 0,05). Dukungan keluarga dilihat dari dukungan informasi, lansia
yang tinggal dipanti juga mendapatkan informasi dari keluarga, keluarga tetap
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh lansia walaupun keluarga dan lansia
tidak tinggal dalam satu atap. Informasi-informasi yang diterima oleh lansia dari
keluarga ternyata dapat membuat kualitas hidup lansia menjadi lebih baik. lansia
yang tidak mendapat dukungan dari keluarga dari aspek dukungan informasi dapat
dilihat kualitas hidupnya juga tidak baik. Keluarga yang tidak mendukung dari aspek
informasi dapat dikarenakan keluarga yang jarang berkunjung untuk bertemu dengan
lansia. Keluarga yang berkunjung tidak memiliki waktu yang banyak untuk bertemu
dengan lansia karena terbatasan waktu yang dimiliki keluarga akibat kesibukannya,
mengenai kesehatan dari petugas kesehatan yang berada di panti dan pada saat
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sekali seminggu. Selain itu di panti juga
sudah terdapat fasilitas kesehatan seperti balai pengobatan (poliklinik), dan klinik
fisioterapi sehingga lansia yang berada di panti dapat segera mendapat pengobatan
apabila lansia sedang mengalami sakit. Ketersediaan fasilitas yang dipanti juga dapat
Hasil penelitian dukungan informasi dengan kualitas hidup lansia yang tinggal
kualitas hidup baik yaitu 64 responden (88,9%). Dari 9 responden keluarga tidak
mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 7 responden (77,8%). Hasil uji
statistik dengan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan dukungan informasi
dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di rumah, nilai p = 0,307 (> 0,05). Tidak
adanya hubungan dukungan informasi dengan kualitas hidup lansia yang tinggal
dipanti dapat dilihat dari hasil penelitian walapun keluarga tidak mendukung dari
aspek dukungan informasi namun kualitas hidup lansia dapat dikatakan baik. Lansia
yang kurang mendapatkan informasi dari keluarga hal ini dikarenakan keterbatasan
oleh lansia. lansia hanya mendapatkan informasi dari petugas kesehatan yang ada
dilingkungan tempat tinggal mereka seperti pada saat mereka melakukan posyandu.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dani, dkk (2012) di Nagari Tanjung Banai Aur,
berupa saran untuk memecahan masalah pada lansia, maka akan membuat keadaan
fisik usia tua akan tambah berat karena disertai dengan gangguan mental.
hidup lansia yang tinggal dipanti menunjukkan bahwa dari 20 responden keluarga
mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 16 responden (80,0%). Dari 9
responden keluarga tidak mendukung sebagian besar kualitas hidup tidak baik yaitu 6
responden (66,7%). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan ada
hubungan dukungan penilaian dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti, nilai
p = 0,032 (< 0,05). Dukungan keluarga dilihat dari dukungan penilaian dapat
diketahui bahwa lansia yang tinggal dipanti tetap mendapat dukungan dari keluarga
terutama dilihat dari aspek penilaian. Setiap orang pasti menginginkan untuk didengar
ketika bercerita mengenai keluhan dan apa yang mereka rasakan, dan lansia juga
mengharapkan seperti itu. Ketika lansia bercerita mengenai apa yang mereka rasakan,
mereka juga mengharapkan respon yang baik dari keluarga, dan dapat menerima
pendapat mereka. Lansia yang tinggal dipanti tidak merasa terasing, karena mereka
tinggal jauh dari keluarga, lansia akan menganggap bahwa pendapat dan cerita
mereka masih didengar oleh keluarga, dengan demikian kualitas hidupnya juga akan
baik. Lansia yang tidak mendapat dukungan keluarga dari aspek dukungan penilaian
membuat lansia akan berfikir mereka tidak diperhatikan oleh keluarga, keluarga tidak
mau mendengar pendapat mereka dan tidak memberi solusi dari permasalahan
mereka. Lansia yang tinggal dipanti hanya mendapat kunjungan oleh keluarga jika
dilihat dari aspek penilain yang kurang pada lansia yang tinggal dipanti, maka lansia
teman-temannya yang hidup dan tinggal dipanti. Panti menjadi rumah kedua bagi
mereka, walaupun awalnya lansia merasa enggan untuk tinggal di panti, namun
setelah mereka jalani mereka merasa senang dan mulai menerima untuk tinggal di
panti, karena mereka mendapatkan teman yang seusia dengan mereka dan mereka
Hasil penelitian dukungan penilaian dengan kualitas hidup lansia yang tinggal
sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 67 responden (90,5%). Dari 7 responden
keluarga tidak mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 4 responden
(57,1%). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan ada hubungan
dukungan penilaian dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di rumah, nilai p =
0,037 (< 0,05). Lansia yang tinggal dirumah memungkinkan lebih banyak waktu
untuk bersama keluarga, dan lansia akan lebih banyak menerima dukungan dari
keluarga mereka. Ketika lansia mengalami keluhan orang terdekat bersama mereka
adalah keluarga. Dukungan keluarga yang diberikan memberikan hal yang positif
untuk kualitas hidup lansia. Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk perhatian
dari anggota keluarga lain dapat berupa adanya kenyamanan, penghargaan atau
kualitas hidup lansia yang tinggal dipanti dari 25 responden keluarga mendukung
sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 16 responden (64,0%). Dari 4 responden
keluarga tidak mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 3 responden
(64,0%). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan
dukungan instrumental dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti, nilai p =
1,000 (> 0,05). Dari hasil tersebut dapat dilihat keluarga yang tidak mendukung dari
aspek instrumental namun kualitas hidup lansia dipanti dapat dikatakan baik, keadaan
ini dapat dikarenakan walaupun lansia tidak memperoleh dukungan instrumental dari
Walaupun demikian, lansia yang tinggal dipanti hendaknya tetap mendapat dukungan
berbeda satu sama lain. Fungsi organ fisik yang semakin lama semakin berkurang
sehari-hari. Keluarga bagian yang paling dekat dengan lansia diharapkan dapat
mengerti hal ini dan dapat memenuhi segala keperluan yang lansia butuhkan. Dengan
terpenuhinya keperluan yang dibutuhkan lansia maka akan memudahkan lansia dalam
menjalani aktivitasnya. Hal ini merupakan suatu bentuk dukungan instrumental dalam
dukungan keluarga yang dimana dukungan ini juga dapat membantu lansia memiliki
keluarga disebabkan oleh beberapa hal diantaranya terkendala dalam hal keterbatasan
ekonomi keluarga. Keluarga tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan lansia yang
berada dipanti, dan apabila lansia sakit dan memerlukan pengobatan lansia hanya
sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 70 responden (88,6%). Dari 2 responden
keluarga tidak mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 1 responden
(50,0%), dan paling sedikit kualitas hidup tidak baik yaitu 1 responden (50,0%). Hasil
uji statistik dengan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan dukungan
instrumental dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di rumah, nilai p = 0,233 (>
0,05). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar keluarga mendukung dari aspek
dilihat dari aspek dukungan instrumental. Keluarga sebagian besar dapat dikatakan
sudah memenuhi kebutuhan lansia sehingga kualitas hidup lansia menjadi baik.
namun dapat dilihat juga walaupun kebutuhan lansia dalam aspek dukungan
instrumental dikatakan mendukung, namun ada juga lansia yang kualitas hidup tidak
baik. Hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa hal, salah satu diantaranya karena
dukungan emosional dengan kualitas hidup pada lansia yang tinggal dipanti
hidup baik yaitu 15 responden (75,0%). Dari 9 responden keluarga tidak mendukung
sebagian besar kualitas hidup tidak baik yaitu 5 responden (55,6%). Hasil uji statistik
dengan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan dukungan emosional dengan
kualitas hidup lansia yang tinggal di panti, nilai p = 0,205 (> 0,05). Masih terdapat
lansia yang tinggal dipanti tidak mendapat dukungan emosional dari keluarga
lansia dipengaruhi oleh penurunan fungsi fisik, lansia merasa cemas, depresi,
menyalahkan diri sendiri dikarenakan mereka belum siap menerima penurunan fungsi
keluarga dapat mendengar keluhan dan kecemasan yang mereka rasakan dan akhirnya
dapat membantu pemecahan masalahnya dan dapat mengetahui tindakan apa yang
emosional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres. Arah hubungan pada
variabel dukungan emosional dengan stres ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi
sebesar -0,548. Hubungan ini menyatakan, dimana kenaikan atau penurunan variabel
terikat stres. Sehingga apabila dukungan emosional naik satu tingkatan maka stres
jika dukungan emosional mengalami penurunan satu tingkatan maka stres diprediksi
mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 66 responden (88,0%). Dari 6
responden keluarga tidak mendukung sebagian besar kualitas hidup baik yaitu 5
responden (83,3%). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan tidak ada
hubungan dukungan emosional dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di rumah,
nilai p = 0,559 (> 0,05). Tidak adanya hubungan dukungan emosional keluarga
dengan kualitas hidup lansia dikarenakan karena keterbatasan waktu keluarga dalam
kurang diperhatikan. Dapat dilihat juga dari hasil penelitian bahwa keluarga tidak
mendukung namun kualitas hidup dapat dikatakan baik, hal ini disebabkan lansia
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dimana tempat ia tinggal seperti pada saat
ada pengajian, ada acara-acara kebaktian ataupun pesta. Disana mereka akan bertemu
dengan orang-orang yang dapat mereka ajak untuk bercerita, mencurahkan keluhan-
keluhan mereka dan mendapatkan solusi terhadap keluhan yang mereka rasakan. Hal
ini lah yang dapat membuat kualiatas hidup mereka menjadi baik, mereka merasa
Penelitian yang dilakukan oleh Parasari (2015) yang dilakukan pada lansia di
Kelurahan Sading yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara hubungan
dukungan sosial keluarga dengan tingkat depresi, dan menyimpulkan bahwa semakin
tinggi dukungan sosial keluarga yang diterima, maka tingkat depresi pada lansia di
yang tinggal dipanti atau tinggal dirumah dukungan keluarga dapat dikatakan baik.
Jika dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian dukungan keluarga baik lebih banyak
didapatkan oleh lansia yang tinggal dirumah. Lansia yang tinggal dirumah memiliki
kedekatan dengan keluarga, frekuensi bertemu yang sering, komunikasi yang sering
dilakukan, hal ini memberikan kemudahan kepada lansia mendapat dukungan yang
baik dari keluarga. Lain halnya dengan lansia yang tinggal dipanti, lansia yang
menyebabkan lansia kurang mendapat perhatian dari keluarga. Namun jika lansia
yang ia rasakan. Peranan dan tanggung jawab keluarga tidak terlepas kepada lansia
walaupun lansia tinggal dipanti. Sebagian lansia yang tinggal dipanti mengatakan jika
ia yang menginginkan sendiri untuk berada dipanti dengan berbagai alasan, salah
satunya mereka tidak ingin merepotkan anak mereka dalam hal mengurus mereka.
hubungan dukungan sosial dengan depresi lanjut usia pada lansia yang tinggal di
panti Wreda Wening Wardoyo Jawa Tengah. Dukungan sosial dapat memberikan arti
dalam mengatasi depesi. Adanya dukungan sosial yang baik dapat meningkatkan
kesehatan fisik dan kesehatan mental bagi para lanjut usia. Dukungan sosial didapat
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yunita
(2013) di RW 002 Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat yang menyimpulkan ada
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia.
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Wardani (2011) yang menyatakan bahwa ada
hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada lansia dengan Demensia di
6.1 Kesimpulan
1. Kualitas hidup lansia 81,8% menunjukkan kualitas hidup baik.
penilaian) dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti, dan tidak
dukungan emosional) dengan kualitas hidup lansia yang tinggal dipanti Desa
kualitas hidup lansia yang tinggal di rumah, dan tidak terdapat hubungan
2016.
6.2 Saran
kepada lansia baik yang tinggal dipanti atau dirumah dengan memberikan
2. Bagi Panti Werdha yaitu Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera (YAPOS
kepada lanjut usia khususnya bimbingan fisik dan kesehatan seperti senam
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara., 2014. Sumatera Utara dalam angka
2014, Badan Pusat Statistik Provinsi sumatera Utara, Medan.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara., 2012. Sumatera Utara Dalam Angka,
2012, Medan.
Bangun,A.P., 2012. Sehat dan Bugar Pada Usia Lanjut .EdisiI,Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Caroline, Y., 2007. Spiritualitas, Kesehatan, dan Penyembuhan, Bina Media Perintis,
Medan.
Dani., 2012. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Depresi Pada Usia Tua
di Nagari Tanjung Banai Aur, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten
Sijunjung. http://jurnal.fk.unand.ac.id, diakses tanggal 29 September 2016
Demartoto, A., 2007. Pelayanan sosial Non panti Bagi Lansia (Suatu Kajian
Sosiologis), UNS Press, Surakarta.
Depsos., 2008. Sambutan Menteri Sosial Republik Indonesia Pada Peringatan Hari
Lanjut Usia Nasional Tahun 2008 di Seluruh Indonesia.
http://www.depsos.go.id.
Fatimah., 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia, Trans Info Media, Jakarta.
Fitrah, Vina Dwi., 2010. Memahami Kesehatan Pada Lansia, TIM, Jakarta.
Friedman, Marilyn M., 2008. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan
Praktek. Jakarta : EGC.
Hutapea, Ronald., 2005. Sehat dan Ceria di Usia senja. Suatu Awal Yang Baru,
Rineka cipta, Jakarta
Komisi Nasional Lanjut Usia., 2010. Profil Penduduk Usia Lanjut. Jakarta.
Parasari., 2015., Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan tingkat Depresi Pada
Lansia di Kelurahan Sading. http://ojs.unud.ac.id. diakses tanggal 29
September 2016.
Pender, N. J., Murdaugh, C. L., & Parsons, M. A. 2002. Health Promotion in Nursing
Practice (4th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.
Putri, Tuty., Studi Komparatif : Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal Bersama
Keluarga dan Panti. http://ejournal.upi.edu, diakses tanggal 15 September
2016.
Sabri., 2002. Hubungan Dukungan Sosial dengan Respon Psikososial pada Lansia,
Laporan Tesis. Program Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
Saputri., 2011. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Depresi Pada Lanjut
Usia Yang Tinggal di Panti Wreda Wening Wardoyo Jawa Tengah.
http://ejournal.undip.ac.id, diakses tanggal 29 September 2016.
Siregar, S, F., 2013. Perbandingan Kualitas Hidup Lanjut Usia yang Tinggal di Panti
Jompo Dengan yang Tinggal di Rumah di Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun
2013.
Smith, A., 2004. Determinants of quality of life amongst older people in deprived
Neighbourhoods.
Sutikno, E., 2011. Hubungan Antara Fungsi Keluarga dan Kualitas Hidup Lansia.
Jurnal Kedokteran Indonesia volume 2 Nomor 1. Kediri: Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata
Tamher, S., 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan,
Salemba Medika, Jakarta.
Yuniati, A., 2013. Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di Komunitas
dengan di Pelayanan sosial Lanjut Usia. Jurnal Pustaka Kesehatan, Volume 2
nomor 1. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
Nama :
Umur :
Alamat :
bersedia berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa ada paksaan dari
Peneliti Responden
94
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN
Saya bernama Ester Selfia Napitupulu adalah mahasiswi di Program Studi S2 Ilmu
yang sedang saya jalani, saya melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
”.
yang baik antara peneliti dan lansia. Identitas lansia dan semua informasi yang
diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.
penelitian ini, agar kiranya menanda tangani formulir sebagai tanda persetujuan. Atas
kerja sama yang baik dari semua pihak saya ucapkan terima kasih.
95
Nomor :...........................................
Nama :............................................
Tanggal wawancara :............................................
Petunjuk pengisian
Bapak/Ibu saya haraapkan:
1. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dibawah ini dengan memberikan tanda
silang (X) atau mengisi jawaban pada tempat yang telah diseediakan.
2. semua pertanyaan mohon dijawab.
3. bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti.
I. Karakteristik Lansia
1. Usia : .... tahun
2. Jenis Kelamin : Laki-laki perempuan
3. Agama : Islam Katolik Protestan
Hindu Budha Konghucu
4. Suku : Batak Jawa Minang
Melayu Aceh dan lain-lain.............
5. Pendidikan Terakhir: SD SMP SMA
Diploma Sarjana Tidak sekolah
6. Kerja Sebelumnya: PNS Pegawai Swasta Petani
Buruh/Karyawan Tidak bekerja
7. Status Perkawinan : Menikah Tidak menikah
Janda Duda
96
Universitas Sumatera Utara
8. Masalah Kesehatan yang dialami : Hipertensi Diabetes Melitus
Rematik Gangguan penglihatan
Penyakit jantung dan lain-lain
Tempat tinggal : Panti Di rumah
Isilah tanda rumput (V) pada kolom jawaban YA atau TIDAK dari masing-
masing pertanyaan dibawah ini !
Dukungan Informasi
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah lansia mendapatkan informasi tentang kesehatan dari
keluarga?
2. Apakah informasi kesehatan yang diberikan keluarga
bermanfaat?
3. Apakah keluarga menyediakan waktu luang untuk
memberikan pengarahan tentang kesehatan?
4. Apakah keluarga menginformasikan perubahan-perubahan
yang biasanya terjadi pada lansia?
Dukungan Penilaiian
No Pertanyaan Ya Tidak
5. Apakah keluarga menyediakan waktu luang menangani
permasalahan lansia?
6. Apakah keluarga menerima setiap pendapat-pendapat lansia
dan memberi solusi?
7. Apakah keluarga memberikan contoh kepada lansia untuk
mengatasi keluhannya?
8. Apakah keluarga mendukung kegiatan yang dilakukan
lansia?
9. Apakah keluarga memberikan respon positif saat lansia
Domain Psikologis
Pilek,
1 70 2 2 3 1 3 1 3 6 Batuk 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 3 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 71 0
Osteoporo
2 80 2 2 3 1 1 3 3 6 sis 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 2 1 1 1 0 2 0 1 1 0 2 0 14 1 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 4 48 1
10
3 0 2 2 3 1 1 3 3 4 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 50 1
4 77 2 1 3 1 4 1 4 4 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 23 1 2 2 2 3 4 4 4 3 2 3 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 64 0
5 70 2 2 3 1 1 3 3 3 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 13 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 60 0
6 70 2 2 3 1 2 5 3 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 59 0
7 89 2 2 3 1 3 1 3 3 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 64 0
8 78 2 1 3 1 2 3 4 4 1 1 1 1 1 4 0 0 1 0 1 1 3 0 1 1 1 3 0 0 1 0 1 1 21 1 2 3 3 1 1 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 46 1
9 80 2 2 3 1 3 3 3 1 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 23 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 4 4 56 0
10 72 2 2 3 1 2 3 1 5 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 67 0
Osteoporo
11 67 1 2 3 1 1 3 3 6 sis 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 23 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 4 55 0
12 77 2 1 3 1 3 2 1 4 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 59 0
Pilek,
13 88 2 1 3 1 4 1 4 6 Batuk 1 1 1 0 1 3 0 0 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 21 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 4 60 0
Osteoporo
14 63 1 2 3 1 2 4 1 6 sis 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 4 3 4 3 4 3 58 0
15 70 2 2 1 2 1 3 3 1 2 1 1 1 0 3 0 1 1 0 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 22 1 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 4 56 0
16 65 1 2 1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 26 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 61 0
17 60 1 2 1 2 3 1 1 1 2 1 1 0 0 2 0 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 0 1 1 1 3 0 21 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 61 0
Osteoporo
18 80 2 2 3 1 2 3 3 6 sis 1 1 1 0 0 2 0 0 1 0 1 0 2 1 0 1 1 2 0 1 0 0 1 1 14 1 2 3 1 3 2 2 1 3 3 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 47 1
19 76 2 2 3 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 4 0 1 0 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 0 0 1 1 23 1 3 3 1 2 2 3 1 1 4 1 2 1 3 2 2 2 3 3 3 3 45 1
20 68 1 2 3 1 2 4 3 2 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 2 1 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 15 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 54 0
penyakit
21 65 1 2 1 1 3 2 1 6 sendi 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 59 0
22 64 1 1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 26 1 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 61 0
penyakit
23 87 2 2 3 1 2 3 3 6 sendi 1 1 1 0 1 3 0 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 20 1 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 4 48 1
24 66 1 2 2 1 1 3 3 1 2 1 1 0 0 2 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 20 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 2 57 0
25 65 1 2 3 1 2 3 1 3 2 1 1 0 0 2 0 0 1 0 1 1 3 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 18 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 60 0
26 70 2 1 3 1 1 3 1 4 2 1 1 0 0 2 0 0 1 0 1 1 3 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 18 1 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 49 1
penyakit
27 77 2 2 3 1 4 1 3 6 sendi 1 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 18 1 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 4 4 2 3 4 3 4 4 58 0
28 65 1 2 2 1 2 5 1 5 2 1 1 0 1 3 0 1 0 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 22 1 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 54 0
29 73 2 1 2 1 2 3 1 4 2 1 1 0 1 3 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 13 1 2 2 1 3 2 3 2 3 2 3 2 1 3 3 3 2 2 2 3 3 47 1
Pilek,
32 68 1 2 3 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 0 0 1 1 25 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 57 0
33 72 2 1 3 1 6 3 1 4 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 0 4 0 1 0 1 2 0 1 0 1 2 0 22 1 2 2 1 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 4 3 3 3 3 4 3 54 0
34 76 2 2 3 1 1 3 3 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 10 1 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 4 1 3 2 3 3 3 3 3 3 49 1
Pilek,
35 71 2 2 2 1 3 2 3 6 Batuk 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 2 1 0 1 1 2 0 1 0 0 1 1 13 1 1 2 3 1 1 2 3 2 3 2 2 1 3 2 3 3 4 3 4 4 49 1
Osteoporo
36 87 2 2 2 1 2 3 3 6 sis 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 14 1 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 2 3 3 3 4 50 1
37 79 2 2 3 1 6 4 3 6 strok 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 23 1 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3 55 0
pilek,Batuk
38 65 1 2 3 1 2 3 3 6 ,Mencret 1 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 0 1 1 25 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 56 0
39 70 2 2 2 1 4 1 3 4 2 1 1 0 1 3 0 1 1 1 1 0 4 0 1 1 0 2 0 0 1 0 1 1 19 1 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 4 4 4 4 4 59 0
40 71 2 2 3 1 2 3 3 4 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 1 3 2 3 3 3 2 3 2 1 3 4 3 3 3 2 3 2 50 1
41 68 1 2 3 1 3 4 1 2 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 26 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 55 0
42 74 2 1 3 2 2 3 1 4 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 3 2 1 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 54 0
43 83 2 2 3 1 1 3 3 4 1 1 1 0 0 2 0 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 17 1 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 4 3 3 3 53 0
44 76 2 2 3 1 6 3 3 3 1 1 1 0 0 2 0 0 0 1 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 14 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 50 1
45 76 2 1 3 1 2 2 4 2 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 22 1 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 59 0
46 70 2 2 3 1 1 3 3 4 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 49 1
47 68 1 2 3 1 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 0 1 1 25 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 56 0
48 67 1 2 3 1 3 4 3 5 2 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 60 0
49 70 2 2 3 1 1 3 3 3 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 0 1 2 0 24 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 56 0
Osteoporo
50 71 2 2 2 1 2 3 1 6 sis 2 1 1 1 0 3 0 0 1 1 1 0 3 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 20 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 4 3 3 3 3 4 3 56 0
51 75 2 2 3 3 2 3 3 1 1 1 1 0 0 2 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 20 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 4 4 3 4 4 59 0
52 73 2 2 3 1 3 2 3 5 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 0 1 2 0 26 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 1 3 4 4 3 3 4 4 3 56 0
53 75 2 1 3 1 2 4 4 4 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 1 4 4 3 3 4 3 4 4 59 0
54 80 2 1 3 1 1 3 1 4 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 4 4 3 3 3 3 4 53 0
55 76 2 2 3 1 2 3 1 2 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 58 0
56 76 2 2 3 1 1 3 3 3 1 1 1 0 0 2 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 0 2 0 1 1 1 3 0 19 1 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 2 2 50 1
57 73 2 2 3 1 6 3 3 3 1 1 1 0 0 2 0 0 1 0 1 1 3 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 14 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 62 0
pilek,Batuk
58 68 1 2 3 1 1 4 3 6 ,Mencret 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 58 0
59 68 1 2 3 1 2 3 3 3 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 3 3 4 4 61 0
60 60 1 2 2 1 3 4 1 2 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 61 0
61 65 1 1 2 1 2 3 1 1 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 0 2 0 24 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 4 2 3 3 58 0
62 60 1 2 3 1 6 3 3 1 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 61 0
63 63 1 1 2 1 3 1 4 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 64 0
64 70 2 2 3 1 2 3 2 3 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 3 3 2 3 2 3 3 4 4 2 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 58 0
65 65 1 2 3 1 2 3 2 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 55 0
67 65 1 2 3 1 1 3 3 1 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 61 0
68 67 1 1 3 1 2 3 1 1 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 25 1 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 64 0
69 63 1 2 3 1 4 1 1 6 pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 4 4 1 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 63 0
70 79 2 2 3 1 6 3 3 4 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 20 1 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 53 0
71 76 2 2 3 1 6 3 3 4 1 1 0 0 1 2 0 0 1 0 0 1 2 1 1 0 0 1 1 0 1 1 2 0 14 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 61 0
72 75 2 2 3 1 1 4 3 3 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 3 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 13 1 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 60 0
73 80 2 1 3 1 4 1 4 4 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 22 1 2 2 1 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 59 0
74 66 1 2 3 1 5 1 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 64 0
75 67 1 2 3 1 3 3 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 60 0
76 70 2 2 3 1 2 4 3 2 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 22 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 57 0
77 85 2 2 3 1 6 3 3 4 1 1 0 0 1 2 0 0 0 1 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 14 1 3 3 1 3 1 3 2 3 2 3 2 1 3 3 3 4 4 3 3 3 53 0
78 74 2 2 3 1 1 3 3 4 1 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 0 3 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 20 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 56 0
79 64 1 2 3 1 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 0 1 2 0 26 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 58 0
80 60 1 1 1 2 3 2 1 3 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 65 0
81 60 1 2 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 2 3 3 4 4 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 66 0
82 62 1 2 1 2 2 4 1 6 batuk,pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 66 0
83 62 1 2 1 1 3 4 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 62 0
84 67 1 1 1 2 4 1 1 3 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 2 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 64 0
85 64 1 2 1 1 3 3 1 2 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 2 0 1 0 1 2 0 12 1 2 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 1 3 4 4 3 4 4 4 4 63 0
86 76 2 1 3 1 1 3 1 4 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 0 1 2 0 24 1 2 3 2 3 2 4 3 4 2 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 65 0
87 71 2 2 3 1 2 3 1 4 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 65 0
88 67 1 2 1 1 5 1 1 6 batuk,pilek 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 24 1 3 2 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 64 0
89 64 1 2 1 2 3 2 1 6 batuk,pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 66 0
90 69 1 1 3 1 5 1 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 2 2 3 3 3 3 4 2 4 4 1 3 4 4 4 3 4 4 3 63 0
91 72 2 1 1 2 4 2 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 1 1 1 1 1 3 0 24 1 2 2 2 4 3 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 66 0
92 60 1 2 1 2 3 4 1 6 batuk,pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 62 0
93 80 2 1 3 1 1 3 4 4 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 0 0 3 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 16 1 3 1 2 2 1 2 2 3 3 3 2 1 1 3 2 2 3 2 3 3 44 1
94 75 2 2 1 2 6 3 3 2 2 1 1 0 0 2 0 1 1 1 0 0 3 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 14 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 49 1
95 71 2 2 3 1 1 3 3 4 2 1 1 0 0 2 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 20 1 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 4 3 52 0
96 61 1 2 3 1 5 1 1 6 batuk,pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 4 3 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 66 0
97 77 2 1 3 1 1 3 1 4 2 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 3 0 1 0 1 2 0 22 1 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3 49 1
98 71 2 2 3 1 2 3 1 4 2 1 1 0 0 2 0 0 1 1 0 1 3 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 14 1 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 1 3 3 2 3 2 2 2 2 50 1
99 62 1 1 3 1 3 4 1 6 batuk,pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 2 0 0 1 1 2 0 24 1 2 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 65 0
100 60 1 2 3 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 66 0
102 61 1 2 3 1 3 4 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 26 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 57 0
103 63 1 1 3 1 4 1 1 3 2 1 1 0 0 2 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 0 20 1 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4 3 4 62 0
104 73 2 1 3 1 2 3 4 4 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 3 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 13 1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 55 0
105 68 1 2 3 1 2 4 3 3 2 1 1 0 0 2 0 1 0 0 1 1 3 0 1 1 1 3 0 1 0 0 1 1 17 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 1 3 4 3 4 2 3 3 3 58 0
106 65 1 1 3 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 2 0 1 1 0 2 0 24 1 2 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 59 0
107 62 1 2 3 1 3 3 1 3 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 3 1 2 3 3 4 4 3 4 4 62 0
108 74 2 1 3 1 1 4 4 4 2 0 0 1 1 2 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 0 1 1 1 21 1 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 62 0
109 68 1 2 3 1 3 3 3 6 batuk,pilek 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 1 1 1 3 0 27 1 2 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 1 4 3 3 3 4 3 3 3 63 0
110 73 2 1 3 1 2 4 4 4 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 19 1 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 1 3 3 3 3 4 4 3 3 60 0
1. 0-
2:-
Ket M
Jenis 0. 3-
Kelam 1 = Laki- 4:
in Laki 2 = Perempuan +M
2= 6=
Agam Kato 4= 5= Kongh
a 1 = Islam lik 3 = Protestan Hindu Budha ucu
2= 4= 5=
Suku 1 = Batak Jawa 3 = Minang Melayu Aceh
1 6=
= 3= 5= Tidak
Pendi S 2= SM 4= Sarjan Sekola
dikan D SMP A Diploma a h
2=
Pekerj Pega 5=
aan wai 4= Tidak
Sebelu 1 = PNS/ Swa Buruh/K Bekerj
mnya Pensiunan sta 3= Petani aryawan a
2=
Tida
Status k
Perka 1= Men
winan Menikah ikah 3 = Janda 4 = Duda
Masal
ah
Keseh 4= 5=
atan Ganggua Penya 6=
yang 2= n kit dan
dialam 1= diab Pengliha Jantun lain-
i Hipertensi etes 3 = Rematik tan g lain
Temp
at
Tingga
l 1 = Panti 2 = Rumah
N %
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.888 15
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
N %
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.949 20
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Suku
Minang 1 .9 .9 100.0
Pendidikan_Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan_Sebelumnya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Status_Perkawinan
Masalah_Kesehatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tempat_Tinggal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Dukungan_Keluarga
Kualitas_Hidup
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2. Analisis Bivariat
A. Hubungan Tempat Tinggal Dengan Kualitas Hidup Lansia
Te mpat tinggal * Kualitas Hidup Crosstabulation
Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Tempat Panti Count 19 10 29
tinggal % within Tempat tinggal 65.5% 34.5% 100.0%
% within Kualitas Hidup 21.1% 50.0% 26.4%
% of Total 17.3% 9.1% 26.4%
di Rumah Count 71 10 81
% within Tempat tinggal 87.7% 12.3% 100.0%
% within Kualitas Hidup 78.9% 50.0% 73.6%
% of Total 64.5% 9.1% 73.6%
Total Count 90 20 110
% within Tempat tinggal 81.8% 18.2% 100.0%
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 81.8% 18.2% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Mendukung Count 19 6 25
Informasi % within Dukungan
76.0% 24.0% 100.0%
Informasi
% within Kualitas Hidup 100.0% 60.0% 86.2%
% of Total 65.5% 20.7% 86.2%
Tidak mendukung Count 0 4 4
% within Dukungan
.0% 100.0% 100.0%
Informasi
% within Kualitas Hidup .0% 40.0% 13.8%
% of Total .0% 13.8% 13.8%
Total Count 19 10 29
% within Dukungan
65.5% 34.5% 100.0%
Informasi
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 65.5% 34.5% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Mendukung Count 16 4 20
Penilaian % within Dukungan
80.0% 20.0% 100.0%
Penilaian
% within Kualitas Hidup 84.2% 40.0% 69.0%
% of Total 55.2% 13.8% 69.0%
Tidak mendukung Count 3 6 9
% within Dukungan
33.3% 66.7% 100.0%
Penilaian
% within Kualitas Hidup 15.8% 60.0% 31.0%
% of Total 10.3% 20.7% 31.0%
Total Count 19 10 29
% within Dukungan
65.5% 34.5% 100.0%
Penilaian
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 65.5% 34.5% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Instrumental Mendukung Count 16 9 25
% within Dukungan
64.0% 36.0% 100.0%
Instrumental
% within Kualitas Hidup 84.2% 90.0% 86.2%
% of Total 55.2% 31.0% 86.2%
Tidak mendukung Count 3 1 4
% within Dukungan
75.0% 25.0% 100.0%
Instrumental
% within Kualitas Hidup 15.8% 10.0% 13.8%
% of Total 10.3% 3.4% 13.8%
Total Count 19 10 29
% within Dukungan
65.5% 34.5% 100.0%
Instrumental
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 65.5% 34.5% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Emosional Mendukung Count 15 5 20
% within Dukungan
75.0% 25.0% 100.0%
Emosional
% within Kualitas Hidup 78.9% 50.0% 69.0%
% of Total 51.7% 17.2% 69.0%
Tidak mendukung Count 4 5 9
% within Dukungan
44.4% 55.6% 100.0%
Emosional
% within Kualitas Hidup 21.1% 50.0% 31.0%
% of Total 13.8% 17.2% 31.0%
Total Count 19 10 29
% within Dukungan
65.5% 34.5% 100.0%
Emosional
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 65.5% 34.5% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Mendukung Count 64 8 72
Informasi % within Dukungan
88.9% 11.1% 100.0%
Informasi
% within Kualitas Hidup 90.1% 80.0% 88.9%
% of Total 79.0% 9.9% 88.9%
Tidak mendukung Count 7 2 9
% within Dukungan
77.8% 22.2% 100.0%
Informasi
% within Kualitas Hidup 9.9% 20.0% 11.1%
% of Total 8.6% 2.5% 11.1%
Total Count 71 10 81
% within Dukungan
87.7% 12.3% 100.0%
Informasi
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 87.7% 12.3% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Mendukung Count 67 7 74
Penilaian % within Dukungan
90.5% 9.5% 100.0%
Penilaian
% within Kualitas Hidup 94.4% 70.0% 91.4%
% of Total 82.7% 8.6% 91.4%
Tidak mendukung Count 4 3 7
% within Dukungan
57.1% 42.9% 100.0%
Penilaian
% within Kualitas Hidup 5.6% 30.0% 8.6%
% of Total 4.9% 3.7% 8.6%
Total Count 71 10 81
% within Dukungan
87.7% 12.3% 100.0%
Penilaian
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 87.7% 12.3% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Instrumental Mendukung Count 70 9 79
% within Dukungan
88.6% 11.4% 100.0%
Instrumental
% within Kualitas Hidup 98.6% 90.0% 97.5%
% of Total 86.4% 11.1% 97.5%
Tidak mendukung Count 1 1 2
% within Dukungan
50.0% 50.0% 100.0%
Instrumental
% within Kualitas Hidup 1.4% 10.0% 2.5%
% of Total 1.2% 1.2% 2.5%
Total Count 71 10 81
% within Dukungan
87.7% 12.3% 100.0%
Instrumental
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 87.7% 12.3% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup
Baik Tidak baik Total
Dukungan Emosional Mendukung Count 66 9 75
% within Dukungan
88.0% 12.0% 100.0%
Emosional
% within Kualitas Hidup 93.0% 90.0% 92.6%
% of Total 81.5% 11.1% 92.6%
Tidak mendukung Count 5 1 6
% within Dukungan
83.3% 16.7% 100.0%
Emosional
% within Kualitas Hidup 7.0% 10.0% 7.4%
% of Total 6.2% 1.2% 7.4%
Total Count 71 10 81
% within Dukungan
87.7% 12.3% 100.0%
Emosional
% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 87.7% 12.3% 100.0%