Anda di halaman 1dari 3

PENDELEGASIAN WEWENANG

No. Dokumen : 440/(Nomor Surat).SOP/(Kode Puskesmas)436.7.2.51/Tahun


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD
dr. Dwi Astuti S.P..M.Kes.
Puskesmas Jemursari Tanda Tangan :
NIP. 19610125 198712 2 001
Surabaya

1. Pengertian Pemberian antibiotik adalah cara pemberian anti bakteri (bakteriostatik maupun bakterisid) yang
sesuai dengan kemungkinan jenis bakteri penyebab penyakit.

2. Tujuan Menurunkan angka kesakitan

3. Kebijakan Sesuai SK Kepala Puskesmas No. ...

4. Referensi Hardjasaputra, S.L.P., Dr., dkk., 2002, Data Obat di Indonesia, Grafidian Medipress, Jakarta.
Ganiswarna, S.G., dkk., 2002, Farmakologi dan Terapi, Gaya Baru, Jakarta.

5. Prosedur / Antibiotik diberikan sesuai dengan Drug of Choice dari tiap-tiap jenis penyakit (sesuai
Langkah-langkah diagnosa).
Cara pemberian antibiotik untuk Poli Gigi
Golongan Peniccilin dan derivatnya
 Diberikan dalam dosis terbagi tiap 8 jam selama 5 hari (kecuali belum sembuh/ada kasus
baru).
Kotrimoxksazol diberikan dalam dosis terbagi tiap 12 jam minimal 5 hari. Kloramfenikol
diberikan dalam dosis terbagi tiap 6 – 8 jam selama 10 – 14 hari.
Metronidazole diberikan dalam dosis terbagi tiap 8 jam selama 5 hari.
Golongan Quinolon
 Ciprofloxacin diberikan dalam dosis terbagi tiap 12 jam selama 5 hari.
Amoxicillin
Indikasi :
 Infeksi telinga, hidung dan tenggorok seperti otitis media yang disebabkan oleh
Streptococcus pneumoniae, Stafilokokus yang tidak memproduksi penisilinase dan
Haemophillus Influenza.
 Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh Escherichia coli, Proteus mirabilis dan
Streptococcus faecalis.
 Infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh Streptokokus, Stafilokokus dan
Escherichia coli.
 Infeksi saluran napas dan bronchitis kronis yang disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae, Stafilokokus yang tidak memproduksi penisilinase dan Haemophillus
Influenzae.
 Gonorhea, infeksi akut saluran kencing yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
 Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh Shigella, Salmonella (termasuk S.
typhosa).
 Profilaksis terhadap infeksi pada tindakan pencabutan gigi, contoh: endokarditis.
Dosis :
1. Oral
 Dewasa : 250 – 500 mg tiap 8 jam
 Bayi BB < 6 kg : 25 – 50 mg tiap 8 jam.
 Bayi BB 6 – 8 kg : 50 – 100 mg tiap 8 jam.
 Anak BB < 20 kg : 20 – 40 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam.
 Anak BB > 20 kg : sama dengan dewasa.
2. Suntikan IM :
 Dewasa : 500mg tiap 8 jam
 Anak : 50 – 100 mg/kg/hari
3. Suntikan IV atau infus :
 Dewasa : 1 gr tiap 6 jam
 Anak : 50 – 100 mg/kg/hari
Cara Pemberian :
 Lama Pengobatan : pengobatan diteruskan paling sedikit 48 – 72 jam setelah gejala
hilang atau setelah bakteri terberantas. Untuk infeksi betastreptokokus haemolitik perlu
diobati paling sedikit 10 hari untuk mencegah demam rematik dan glomerulonefritis.
 Amoxicillin cukup aman diberikan pada wanita hamil atau menyusui.

Phenoximethyl Penicillin
Indikasi :
 Faringitis, Skarlatina.
 Demam reumatik.
 Profilaksis sebelum tonsilektomi atau ekstraksi gigi pada kasus demam reumatik.
 Otitis media akut dan mastoiditis.
 Endokarditis : yang disebabkan Streptococcus viridans yang sensitif terhadap penisillin.
 Fuso – Spirochaeta : infeksi ringan, misalnya gingivo stomatitis.
 Profilaksi terhadap infeksi karena Streptococcus pyogenes group A.
 Profilaksis terhadap kambuhnya demam reumatik.
 Profilaksis terhadap pembedahan pada pasien dengan kelainan katup jantung.
cth. Terhadap tindakan pencabutan gigi → pencegahan komplikasi endokaeditis
bacterial subakut karena bakteremia selintas.
Dosis :
1. Oral
 Dewasa : 250 – 500 mg tiap 6-8 jam, dosis dapat dinaikkan
sampai 750 mg tiap 6-8 jam pada infeksi berat.
 Anak sampai 1 tahun : 62,5 mg tiap 6-8 jam
 Anak 1 – 5 tahun : 125 mg tiap 6-8 jam
 Anak 6 – 12 tahun : 250 mg tiap 6-8 jam

Chloramfenicol
Indikasi :
 Infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi
 Infeksi berat yang disebabkan oleh Salmonella, Haemophilus influenzae (terutama
infeksi meningeal)
 Infeksi mata konjungtivitis bacterial.

Dosis :
 50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam.
 Bayi (<2 minggu) : 25 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam

Cara Pemberian :
 Bayi dan anak dengan gangguan proses metabolic : kurangi dosis oral dan IV sampai
25 mg/kg/hari, diikuti dengan pemeriksaan kadar kloramfenikol dalam darah. Kadar
terapeutik : 15 – 25 µg/ml.
 Infeksi mata superficial yang mengenai konjungtifa dan /atau kornea : oleskan sedikit
salep mata pada konjungtifa bagian bawah, lebih sering bila perlu, teruskan pengobatan
siang dan malam dalam 24 jam pertama, sesudah itu interval pemberian dapat
dijarangkan. Pengobatan diteruskan paling sedikit 48 jam setelah mata tampak normal.
 Keamanan pada wanita hamil belum terbukti dan hati – hati bila diberikan pada ibu
menyusui.

Ciprofloxacin
Ciprofloxasin merupakan anti infeksi yang efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap
antibiotika lain misalnya Aminoglikosida, Penisilina, Sefalosporin dan Tetrasiklina, serta efektif
terhadap bakteri gram negative dan gram positif.
Indikasi :
 Infeksi saluran kemih termasuk prostatitis.
 Infeksi saluran pernafasan kecuali pneumonia oleh Streptococcus
 Infeksi kulit dan jaringan lunak
 Infeksi tulang dan sendi
 Infeksi saluran pencernaan termasuk demam tifoid dan paratifoid.
 Uretritis dan servisitis gonoroe.

Dosis dan Cara Pemberian :


 Infeksi ringan/sedang saluran kemih : sehari 2 X 250 mg
 Infeksi berat saluran kemih : sehari 2 X 500 mg
 Infeksi ringan / sedang saluran nafas : sehari 2 X 500 mg
 Infeksi berat saluran nafas : sehari 2 X 750 mg
 Infeksi saluran pencernaan : sehari 2 X 500 mg
 Pada gonoroe akut, cukup pemberian dosis tunggal sehari 250 mg.
 Dosis untuk pasien dengan fungsi ginjal yang terganggu bila Creatinine Clearance
kurang dari 20 ml/menit maka dosis normal yang dianjurkan harus diberikan sehari
sekali atau dikurangi separuh bila diberikan sehari 2X
Cotrimoxazole
Indikasi :
 Infeksi saluran pernafasan, saluran kemih dan ginjal,saluran pencernaan dan jaringan
kulit serta jaringan lunak yang disebabkan oleh Streptokokus, Stafilokokus,
Pneumokokus, Haemophillus Influenzae, Neisseriae, Eschericia coli, Proteus mirabilis,
P. vulgaris, Bordetella, Salmonella, Klebsiela-Aerobacter, Shigella, Vibrio cholerae,
Brucella, Pseudomonas pseudomallei, P.cepacia, Serratia marcescens, Pneumocystis
carinii, Yersinia dan Nocardia
 Uretritis gonorkokal
 Tipus dan paratipus, serta keadaan karier
 Disentri basiler
 Kolera (sebagai pengobatan tambahan terhadap perbaikan cairan dan elektrolit)
 Osteomielitis akut dan kronik
 “South American” blastomycosis

Dosis :
1. Oral
 Dewasa : 160 mg Trimethoprim + 800 mg Sulfamethoxazole, 2 X sehari ( pagi dan
sore ), pada kasus yang lebih berat dosis dapat dinaikkan 50% lebih tinggi
 Anak (6 – 12 tahun) : 80 mg Trimethoprim + 400 mg
Sulfamethoxazole, 2 X sehari ( pagi dan sore )
 Anak (6 bulan – 5 tahun) : 40 mg Trimethoprim + 200 mg
Sulfamethoxazole, 2 X sehari ( pagi dan sore )
 Bayi ( 2 – 6 bulan) : 20 mg Trimethoprim + 100 mg
Sulfamethoxazole

Cara Pemberian dan penyesuaian dosis


 Dosis anak – anak tersebut setara dengan dosis Trimethoprim 6 mg dan
Sulfamethoxazole 30 mg/kg BB.
 Pada infeksi yang berat pada anak-anak, dosis dapat dinaikkan 50% lebih tinggi.
 Pada infeksi akut, Kotrimoksazol harus diberikan sekurang-kurangnya 5 hari atau
sampai penderita 2 hari bebas gejala.
 Kontraindikasi untuk ibu hamil dan menyusui.

Metronidazole
Indikasi :
 Trichomoniasis simptomatik, setelah trichomonas dipastikan oleh pemeriksaan
laboratorium
 Trichomoniasis asimptomatik, disertai endoservisitis, servisitis atau erosi servikal.
 Pengobatan untuk pasangan (asimptomayik) dari penderita yang sedang diobati.
 Amoebiasis dan giardiasis intestinal.
 Abses hati amebic.

Dosis :
1. Oral
 Untuk kasus Trichomoniasis simptomatik dan asimptomatik :
Dewasa : 250 mg 3X sehari selama 7 hari.
Bila penderita tidak hamil 2 gr dosis tunggal, atau terbagi dalam 2
dosis dari masing – masing 1 gr, selama 1 hari
 Untuk amoebiasis intestinal dan abses hati :
Dewasa : 750 mg 3X sehari selama 8 – 10 hari.
Anak : 30 – 50 mg/kg/24 jam , dalam dosis terbagi 3 selama 10 hari
 Untuk giardiasis intestinal :
Dewasa dan anak 15 mg/kg BB/24 jam dalam dosis terbagi selama 5 hari.

Cara Pemberian :
 Pengobatan ulang : tunggu sampai 4 – 6 minggu dan pastikan kembali diagnosis
dengan pembiakan sebelum pengobatan ulang diberikan.
 Kontra indikadi untuk ibu hamil dan menyusui.
6. Unit Terkait Ruang obat

Anda mungkin juga menyukai