Anda di halaman 1dari 7

12 SYARAT MENJADI GURU YANG BAIK

:
27-01-2012 23:08:38, pada Artikel

1. Rencanakan dalam seminggu perencanaan mengajar anda


2. selalu update rencana pengajaran anda setelah dan sebelum mengajar
3. tidur yang cukup setiap hari. Hal ini penting agar suasana hati kita
terjaga dan tidak mudah emosi
4. rencanakan pengajaran anda dalam team, jika tidak mungkin
konsultasikan formal dan informal RPP anda pada rekan sesama guru.
5. masuk kelas lebih awal bisa 3 menit atau 5 menit lebih awal.
6. pikirkan 3 strategi atau rencana dalam mengajar, dengan demikian anak
yang cepat selesai tetap punya kegiatan
7. saat mengajar sempatkan memotivasi siswa. memotivasi itu bukan memuji
karena memotivasi anda perlu mendalami karakter anak yang anda ingin
motivasi
8. tebarkan senyum pada seisi kelas
9. ucapkan salam dengan semangat saat akan mengajar
10. berikan soal yang menantang dan bukan sekedar sulit
11. minta siswa untuk ajarkan siswa lainnya jika ia sudah selesai
12. kurangi gaya ‘one man show’ saat mengajar, kurangi semangat untuk
menceramahi siswa. Biarkan siswa juga berbicara di kelas, berbagi
mengenai strateginya dalam mengerjakan soal yang anda
13. Menjadi Guru yang Baik
14. OPINI | 29 July 2011 | 11:19 Dibaca: 328 Komentar: 0 Nihil
15. Sebagai seorang guru/dosen yang baru mengajar selama 16 tahun, pagi ini di madrasah
tiba-tiba terbersit pertanyan yang lima; Apa? Siapa? Bagaimana? Kenapa? Dan Kapan?
Seseorang disebut guru yang baik. Dalam sistem penilaian yang lagi tren sekarang
(penilaian kinerja), yang kemudian akan dijadikan dasar renumerasi, posting kedudukan
dan jabatan dll, dst. Tentu di perlukan Indikator Kinerja Utama yang akan mendasari
Manajemen Kinerja Guru selanjutnya.
16. Jika kita memandang DUPAK sebagai IKU dari guru, maka secara normatif kita akan
paham bagaimana kinerja seorang guru akan dihitung. Proses Belajar Mengajar terdiri
dari; 1) Melaksanakan penyusunan program pengajaran atau praktik selama … Smt, 2)
Melaksanakan penyajian program pengajaran atau praktik selama … Smt, 3)
Melaksanakan evaluasi belajar atau praktik selama … Smt, 4) Melaksanakan analisis
hasil evaluasi belajar atau praktik selama … Smt, 5) Melaksanakan dalam penyusunan
dan pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan selama … Smt, 6) Melaksanakan
dalam penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya (khusus guru kelas) selama ….. Smt, 7) Membimbing siswa
dalam kegiatan ekstra kurikuler selama … Smt, 8) Melaksanakan dengan bimbingan
dalam membimbing guru dalam proses belajar mengajar atau praktik selama ….. Smt, 9)
Melaksanakan dengan bimbingan dalam mengikuti kegiatan Ujian Nasional. Proses
belajar mengajar merupakan syarat perlu dalam IKU berikutnya, sebab jika seorang guru
tidak melakukan proses belajara mengajar dengan alasan tertentu (misalnya tugas belajar)
maka kedudukannya sebagai PNS berubah dari fungsional guru menjadi pegawai
struktural dengan mengikuti ketentuan KNP bagi pegawai struktural. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam sistem kepegawaian fungsional guru, IKU PBM menduduki
posisi yang sangat urgen.
17. Tetapi mengukur prestasi guru, bahwa seseorang disebut guru yang baik atau tidak, tentu
saja tidak bisa menjadikan penilaian PBM sebagai penilaian. Sebab setiap orang sah
disebut guru jika PBM dia laksanakan. Jadi jika dia tidak melakukan PBM maka dia
bukan seorang guru atau dengan kata lain, seseorang yang tidak melakukan prose PBM
maka dia tidak layak disebut guru. Oleh karena itu di perlukan IKU lain untuk merujuk
baik tidaknya seorang guru. Jika kita kembali mengacu pada Dupak maka untuk
sementara kita akan menjadikan indikator Pengembangan Profesi sebagai IKU seseorang
itu Guru yang Baik atau tidak. Indikator pengembangan profesi terdiri dari; 1)
Melaksanakan kegiatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan: a) Karya ilmiah
hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau evaluasi bidang pendidikan yang
dipublikasikan. Dalam bentuk buku yang di terbitkan dan diedarkan secara nasional,
sejumlah …. Karya, dalam majalah ilmiah yang diakui oleh departemen yang
bersangkutan sejumlah …… Karya, b) Karya ilmiah hasil penelitian pengkajian survei
dan atau evaluasi di bidang pendidikan yang tidak di publikasikan, tetapi di
dokumentasikan di perpustakaan sekolah. 1. Dalam bentuk buku sejumlah ….. Karya, 2.
dalam bentuk makalah sejumlah ……. Makalah, c) Karya tulis berupa tinjauan atau
ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan yang di publikasikan. 1.
Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional sejumlah …. Karya,
2. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh departemen yang bersangkutan sejumlah …..
Karya, d) Makalah berupa tinjauan atau ulasan hasil gagasan sendiri dalam bidang
pendidikan yang tidak di publikasikan, tetapi di dokumentasikan pada perpustakaan
sekolah. 1. Dalam bentuk buku, sejumlah ….. Buku, 2. Dalam bentuk makalah, sejumlah
….. Makalah, e) Tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan dan kebudayaan yang
disebarluaskan melalui media massa, sejumlah ….. Tulisan, f) Menyampaikan prasaran
berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah dalam pertemuan ilmiah sejumlah …. Kali,
g) Buku pelajaran atau modul: 1. Bertaraf nasional, sejumlah ….. Buku, 2. Bertaraf
profinsi, sejumlah …. Buku, h) Diktat pelajaran, sejumlah ….. Diktat, i) Mengalih
bahasakan buku pelajaran/ karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan sejumlah ….
Buku/karya ilmiah, 2) Menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan, sejumlah
…. Temuan, 3) Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan, dilakukan oleh a.
Perorangan, sejumlah ….. Kali, b. Tim sebagai; - Ketua, sejumlah …. Kali, - anggota,
sejumlah …. Kali, 4) Menciptakan karya seni karya seni monumental/seni pertunjukkan.
Dilakukan oleh: - Perorangan, sejumlah ….. Karya seni, - Tim, sebagai - Ketua, sejumlah
…. Karya seni, - Anggota, sejumlah …. Karya seni, 5) Mengikuti kegiatan
pengembangan kurikulum, a. Bersifat pembaharuan sebagai - ketua, sejumlah …..
Kegiatan, - Anggota, sejumlah ….. Kegiatan, b. Bersifat penyempurnaan sebagai, - ketua,
sejumlah ….. Kegiatan, - Anggota, sejumlah ….. Kegiatan.
18. Sepintas lalu, jika kita memperhatikan IKU pada paragraf di atas. Maka kita akan
mendapatkan, seakan-akan, begitu berat syarat cukup untuk menjadi guru yang baik.
Padahal anggapan itu tidak cukup benar. Sebab IKU yang memberatkan, seperti taraf
publikasi, sebenarnya telah diakomodir dengan cukup di dokumentasikan di perpustakaan
sekolah dengan bukti dokumentasi. Hal ini dibuktikan dengan skala penilaiannya yang
hanya berselisih satu. Misalnya pada penulisan Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan
ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan yang di publikasikan (bernilai 8)
dengan yang didokumentasikan sekolah (bernilai 7) begitupun yang berbentuk makalah
(4-3). Jadi jika seorang guru menulis dengan cukup maka penilaiannya ternyata sangat
tinggi.
19. Menulis bagi guru juga bukanlah hal yang terlalu menyulitkan seperti yang di bayangkan.
Jika seorang guru melaksanakan PBM dengan baik maka bahan-bahan tulisannya kelak
akan tersedia dengan sendirinya. Misalnya nilai tertinggi dalam tulisan ilmiah bagi guru
itu di dapat dari penelitian. Seorang guru tidak perlu terlalu di ribetkan dengan
perhitungan statistik yang memang belum tentu dikuasai semua guru, toh kemudian
Penelitian Tindakan Kelas bisa dijadikan salah satu alternatif yang bisa diambil guru.
Penelitian ini relatif sederhana, karena isinya hanya menuliskan ulang RPP, Evaluasi dan
Agenda harian guru. Yang ketiganya merupakan hal yang biasa dilakukan seorang guru
sehari-hari. PTK tidak mensyaratkan pembuktian statistik pada hasil penelitiannya,
sehingga pilihan ini cukup menjanjikan bagi guru. Jika dalam satu semester seorang guru
membahas 3-4 pokok bahasan maka dia telah melakukan penelitian tindakan kelas
sebanyak 3-4 pula. Janganlah kata penelitian di kultuskan sehingga timbul anggapan “jika
seorang guru terus menerus meneliti, kapan dia mengajarnya?” hal ini tentu merupakan
angapan yang salah. Karena PTK sejatinya merupakan catatan seorang guru dalam
mengajar, mengantisifasi kesulitan murid-muridnya, mencoba berbagai pendekatan
sehingga kemudian muridnya melampaui KKM sehingga memenuhi kualifikasi belajar
tuntas. Jadi tidak ada waktu khusus yang berlebihan yang harus disediakan guru untuk
penelitian dalam arti yang terlalu kultus! Walau bagaimanapun setiap guru memang harus
membuat administrasi guru! Coba bayangkan, dengan 2-3 penelitian persemester seorang
guru telah mengumpulkan 24-36 point atau setara dengan 2-3 semester point yang di raih
IKU PBM! Kemudian jika hasil PTK tersebut di sarikan dalam sebuah makalah yang
merupakan kesimpulan dari penelitiannya dengan point 4 maka dari makalah yang hanya
di dokumentasikan di perpustakaan sekolah, guru yang bersangkutan mengumpulkan 8-
12 point yang setara dengan 1 semester PBM! Oleh karena itu mentoknya dan lamanya
seorang guru naik pangkat tentu tidak akan ada lagi. Seorang guru senior bisa saja
pensiun dengan pangkat lebih dari IV/a atau IV/b. karena dengan begitu tidak perlu lagi
seorang guru dengan pangkat IV/a tidak naik pangkat lagi padahal telah 7-10 tahun pada
pangkat golongan tersebut.
20. Hal ini yang sangat di sayangkan, sebab ternyata jika diperhatikan pada PAK KNP,
kebanyakan guru hanya mengandalkan dari syarat perlu PBM yang bernilai kurang lebih
50,9 untuk 5 semester yang kira-kira cukuplah untuk seorang guru naik pangkat tepat
waktu setiap 2,5-3th per-kenaikan pangkat. Karena sayangnya jika ada yang terlalu cepat
mengajukan kenaikan pangkat pun tidak selamanya mulus, walau telah memenuhi point
yang di minta. Itulah sayangnya, sepertinya memang semenjak sertifikasi guru, IKU yang
ada dalam manajemen kinerja guru harus di jadikan sebagai landasan reward bagai guru.
Agar kemudian kelak tumbuh lingkungan yang lebih akademis pada level pendidikan
dasar dan menengah. Reformasi manajemen kinerja guru memang harus lebih kuat lagi
diangkat untuk tidak saja meningkatkan profesionalitas guru tapi juga selanjutnya,
kesejahteraan guru!

Syarat untuk Menjadi Guru yang Baik


Posted on 12 Oktober 2008 by Pakde sofa

Syarat untuk Menjadi Guru yang Baik

Untuk menjadi guru yang baik dan dapat melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-
baiknya, seorang guru dituntut untuk memiliki kualitas yang dituntut dari profil seorang
guru, seperti:
1) memiliki kepribadian,
2) memiliki pengetahuan dan pemahaman profesi kependidikan,
3) memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang bidang spesialisasi,
4) memiliki kemampuan dan ketrampilan profesi.

Di samping itu guru juga dituntut untuk memiliki beberapa kemampuan seperti:
a. menguasai materi pembelajaran dan kemampuan untuk memilih, menata, dan mengemas
materi pelajaran ke dalam cakupan dan kedalaman yang sesuai dengan sasaran kurikuler
yang mudah dicerna oleh siswa
b. memiliki penguasaan tentang teori dan ketrampilan mengajar
c. memiliki pengetahuan tentang masa pertumbuhan dan perkembangan siswa serta memiliki
pemahaman tentang bagaimana siswa belajar

1. Penguasaan materi pelajaran sebagai dasar kemampuan guru untuk melakukan proses
pembelajaran. Penguasaan materi pelajaran sebagai dasar kemampuan guru untuk
melakukan proses pembelajaran

Anda mungkin pernah melihat guru yang tidak bisa berbicara jika dia sudah berdiri di muka
kelas, atau berbicara tetapi bersifat mengulang-ulang kata/materi yang sudah diajarkannya,
hal ini tentu saja bukan diakibatkan karena guru tersebut merasa nervous, rendah diri atau
merasa bingung dengan apa yang akan diajarkannya. Hal ini mungkin juga pernah terjadi
pada diri Anda, jika Anda tidak mengetahui topik/bahan pelajaran apa yang akan
dibicarakan, atau bisa juga karena tidak meguasai materi yang akan diajarkan. Jika hal ini
terjadi, bukan saja proses pembelajaran menjadi tidak menarik, tetapi juga bersifat monoton,
siswa tidak tertarik untuk menyimak pelajaran yang sedang diajarkan guru, mereka
cenderung akan asyik dengan dunianya masing-masing seperti mengobrol, bercanda, dan
lain-lain. Jika hal ini terjadi secara terus menerus selama proses pembelajaran berlangsung,
maka pelajaran yang disampaikan menjadi tidak menarik, tidak efektif, sehingga siswa tidak
memahami apa yang telah disampaikan, dan pada akhirnya akan berakibat pada hasil
penilaian siswa yang rendah, hal ini tentu saja dapat menumbuhkan pandangan negatif
terhadap guru tersebut karena dinilai telah gagal dalam mendidik para siswanya. Guru yang
profesional tidak akan mengalami hal seperti ini, sebab sebelum mulai mengajar mereka telah
benar-benar mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik dari segi adminstrasi seperti
membuat persiapan mengajar, membuat program pembelajaran, media pembelajaran,
maupun dari segi edukatif, seperti menguasai materi pelajaran, metode dan teknik
pembelajaran.

Guru juga harus memiliki kemampuan untuk memilih, menata, dan mengemas materi
pelajaran ke dalam cakupan dan kedalaman yang sesuai dengan sasaran kurikuler dan
kemampuan daya tangkap sehingga mudah dicerna oleh siswa, dengan demikian proses
pembelajaran menjadi menarik karena bersifat terarah, apalagi dilengkapi dengan media
pembelajaran yang menarik, disampaikan secara lugas, tidak berbelit-belit, dan banyak
melibatkan siswa.

2. Memiliki Penguasaan Teori dan Ketrampilan Mengajar.


Apakah untuk menjadi guru yang baik dan berhasil harus ada syarat lain selain penguasaan
materi pembelajaran? Ya benar, sebab selain guru harus menguasai materi pelajaran, masih
ada syarat lain yang harus dipenuhi guru yaitu memiliki penguasaan tentang teori dan
ketrampilan mengajar. Ada beberapa ketrampilan yang harus dikuasai guru antara lain:
A. Ketrampilan menjelaskan;
Penjelasan materi pelajaran yang mudah dipahami siswa merupakan bagian penting dalam
proses pembelajaran, oleh sebab itu guru diharapkan mampu mengorganisasikan materi
pelajaran dengan perencanaan yang sistematis, sehingga mudah dipahami oleh siswa.
Ketrampilan ini bertujuan untuk:
• membantu siswa dalam memahami konsep, hukum, prinsip, atau prosedur
• membantu siswa menjawab pertanyaan
• melibatkan siswa untuk berpikir
• mendapatkan balikan dari siswa
• membantu siswa menghayati proses nalar

Ketrampilan menjelaskan terdiri dari:


a. komponen perencanaan, seperti: pokok-pokok materi pelajaran, dan hal-hal yang berkaitan
dengan karakteristik siswa
b. komponen penyajian, seperti: kejelasan bahasa, berbicara, mendefinisikan istilah,
penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting, dan
balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik siswa saat mengajukan
pertanyaan.

Hal-hal apa sajakah yang perlu Anda perhatikan dalam menerapkan ketrampilan
menjelaskan:
• penjelasan diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pembelajaran
• harus relevan dengan tujuan
• materi penjelasan harus bermakna
• penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa.

B .Ketrampilan memberi penguatan;


Ketrampilan memberi penguatan baru akan nampak pada saat guru memberikan respon
terhadap munculnya tingkah laku siswa yang bernilai positif, sehingga dapat meningkatkan
perhatian dan motivasi belajar siswa kearah yang lebih positif. Penguatan dapat diberikan
dalam bentuk verbal (kata-kata/pujian), dan non verbal, seperti: gerakan mendekati, mimik
dan gerakan badan, sentuhan, dan kegiatan yang menyenangkan siswa (audience).

C. Ketrampilan bertanya;
Mengapa guru harus memiliki ketrampilan bertanya?

Hampir semua kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan tanya jawab. Hal ini
dimaksudkan agar pembelajaran yang dilaksanakan guru dapat belangsung secara timbal
balik, tidak membosankan, sekaligus guru dapat memantau siswanya. Kualitas pertanyaan
guru menggambarkan kualitas jawaban siswa, oleh sebab itu guru yang terampil dalam
bertanya, akan mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Bertanya yang
baik diperlukan ketrampilan tersendiri, sehingga pada saat guru bertanya kepada siswa,
mereka tidak merasa seolah-olah sedang diadili. Teknik tersebut antara lain:
a. Mengubah tuntutan tingkat pengetahuan dalam menjawab pertanyaan
b. Memberikan pertanyaan dari yang sederhana ke yang komplek
c. Menggunakan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik
d. Meningkatkan interaksi dengan cara meminta siswa lain memberikan jawaban atas
pertanyaan yang sama.

D. Ketrampilan mengadakan variasi pembelajaran;


Ketrampilan jenis ini harus dimiliki guru dengan tujuan untuk mengadakan variasi guna
melakukan perubahan dalam proses kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk
meningkatkan motivasi siswa, serta mengurangi rasa jenuh dan bosan selama mengikuti
proses pembelajaran.

Ketrampilan mengadakan variasi meliputi:


• variasi dalam gaya mengajar
• variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran, dan
• variasi dalam pola interkasi dan kegiatan

E.Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran;


Kegiatan pembukaan dilakukan guru untuk menciptakan suasana yang dapat menimbulkan
kesiapan mental siswa agar termotivasi terhadap pelajaran yang akan diberikan guru.
Kegiatan ini bisa berbentuk appersepsi, pretes, atau tanyajawab terhadap materi yang lalu
atau materi yang akan diberikan. Sedangkan kegiatan penutup adalah kegiatan terakhir yang
dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.

Tujuan dari ketrampilan membuka dan menutup pelajaran adalah:


a. menumbuhkan semangat, motivasi, dan perhatian siswa
b. agar siswa menyadari batas-batas tugasnya
c. agar siswa memahami hubungan antar materi yang telah disampaikan guru
d. agar siswa menyadari tingkat keberhasilan yang telah dicapainya.

Kegiatan membuka pelajaran terdiri dari aspek:


a. dapat menarik perhatian siswa
b. dapat menimbulkan motivasi
c. memberikan acuan
d. membuat kaitan

Kegiatan menutup pelajaran terdiri dari:


a. membuat rangkuman/ringkasan
b. melaksanakan evaluasi akhir pelajaran
c. memberikan tindaklanjut

F. Ketrampilan mengelola kelas.


Ketrampilan ini harus dimiliki guru dalam rangka menciptakan dan mempertahankan situasi
kelas yang kondusif dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif. Di samping itu ketrampilan ini bermanfaat bagi guru terutama untuk:
a. mendorong siswa agar dapat bertanggungjawab baik secara individu /klasikal terhadap
perilakunya
b. menyadari kebutuhan siswa
c. memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa

3. Memiliki pengetahuan tentang masa pertumbuhan dan perkembangan siswa serta memiliki
pemahaman tentang bagaimana siswa belajar.
Untuk dapat memahami anak didik dengan baik, seorang guru harus dapat memahami
hakikat pertumbuhan dan perkembangan mereka serta memahami karakteristik anak
didiknya. Hal ini disebabkan karena siswa sebagai manusia mengalami perubahan-
perubahan fisik, interaksi sosial, kemampuan mengingat, kemampuan emosional,
kemampuan intelektual, kemampuan kognitif, afektif, dan kemampuan psikomotor. Dengan
dikuasainya pemahaman anak didik oleh guru, akan memudahkan guru tersebut dalam
melaksanakan proses pembelajaran sebab guru akan dapat memberikan materi yang sesuai
dengan masa pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Anda mungkin juga menyukai