Anda di halaman 1dari 3

Homeopati

Pengertian Homeopati
Homeopati adalah pengobatan alternatif yang diciptakan oleh Samuel
Hahnemann pada abad ke-18. Teori dasar di balik homeopati adalah bahwa orang
sakit dapat disembuhkan dengan menggunakan efek pantulan substansi yang
menghasilkan gejala sakit pada orang sehat. Istilah homeopati berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “homeo” yang berarti serupa dan “pathos” yang berarti penderitaan
atau penyakit. Homeopati bertujuan untuk merangsang kemampuan tubuh untuk
menyembuhkan dirinya sendiri dengan memberikan dosis yang sangat kecil dari
suatu senyawa. Homeopati dipersiapkan dengan menambahkan banyak air dalam
suatu substansi, mengocoknya, lalu mengambil sedikit air, menambahkannya ke
banyak air, mengocoknya, dan proses ini diulang-ulang hingga 200 kali dalam
beberapa pengobatan. Hahnmemann mengatakan ini akan mengeluarkan
"kekuatan penyembuh yang ada pada obat".

Sejarah Homeopati
Pada tahun 1790 seorang dokter asal Jerman, Samuel Hahnemann (1755-1843)
menutup praktek bedah medisnya setelah 11 tahun berpraktek apabila dia menjadi
kecewa dengan metode medis sewaktu itu. Dia beralih melakukan riset dan
menterjemahkan berbagai buku dan perjanjian. Salah satu di antaranya adalah
pekerjaan seorang dokter Skotlandia, William Cullen, mengenai kulit kayu
cinchona (pohon kina), tumbuhan Latin Amerika yang belum lama diperkenalkan
sebagai obat untuk menangani 'demam yang sebentar-sebentar' dan malaria.

Pada waktu itu Hahnemann ragu terhadap pernyataan tersebut dan memutuskan
untuk mencoba keefektifan kulit pohon kina sewaktu dia dalam keadaan sehat dan
tidak dalam keadaan demam. Dia menemukan bahwa pohon kina menimbulkan
gejala mirip dengan penyakit malaria dan demam sebentar-sebentar: gemetaran,
sakit kepala berdenyut dan kelemahan di tangan dan kaki. Seperti semua dokter
waktu itu, Hahnemann telah mempelajari Hukum Serupa (Law of Similar), ditulis
pada abad ke 5 SM, oleh seorang dokter Yunani Hippokrates, dan percaya bahwa
dalam uji-cobanya, dia telah menemukan bukti untuk prinsip kuno "seperti
mengobati seperti" (like curing like).

Setelah 13 tahun meneliti zat-zat beracun dan tidak beracun, Hahnemann


mengambil langkah selanjutnya untuk homeopati. Dia sadar bahwa zat-zat
beracun bisa diencerkan untuk membuang efek racunnya dan mulai
bereksperimen dengan racun yang dikenali, diencerkan sampai titik dimana zat-
zat tersebut tidak lagi beracun dan menguji zat-zat tersebut secara ekstensif pada
orang-orang dari segala usia dan dari semua latar belakang. Dia menemukan
bahwa zat yang sangat diencerkan dan dikocok antara pengencerannya masing-
masing memiliki efek penyembuhan lebih kuat daripada yang kurang diencerkan
dan, karenanya, dikocok lebih sedikit. Tes-tes ini membentuk dasar-nya
homoeopati Materia Medica, daftar lengkap gejala dan obat. Dia menyebut sistem
pengobatan barunya "homeopati" dari bahasa Yunani kuno homoios (serupa) dan
pathos (keluhan). Dia juga menulis edisi pertama The Organon of Medicine, yang
menjelaskan teori dan filosofi homeopati.

Penggunaan Homeopati
Homeopati mengobati seseorang berdasarkan riwayat kesehatan genetik, gejala
fisik, emosional, dan mental saat ini. Sistem pengobatan ini bersifat individual
atau disesuaikan pada masing-masing orang, sehingga tidak jarang ditemukan
orang lain dengan kondisi yang sama tetapi menerima perlakuan yang berbeda.
Obat homeopati berasal dari bahan alami yang berasal dari tanaman, mineral, atau
hewan. Obat-obat ini digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan
mulai dari pencegahan hingga pengobatan seperti alergi, sindrom asma, kelelahan
kronis, depresi, gangguan pencernaan, infeksi telinga, sakit kepala, dan ruam
kulit.

Penggunaan obat homeopati dalam klinik diatur sesuai dengan pedoman


Pharmacopeia Homeopathic Amerika Serikat (HPUS). Obat homeopati diatur
dengan peraturan yang sama seperti obat OTC. Namun, karena obat homeopati
mengandung zat aktif yang sangat sedikit atau hampir tidak ada, maka obat
homeopati tidak harus menjalani pengujian khasiat dan keamanan seperti obat
OTC baru. FDA tidak mengharuskan obat homeopati memenuhi standar formal
tertentu untuk kekuatan, kemurnian, dan kemasan. Label pada obat harus
menyertakan setidaknya satu indikasi utama, daftar bahan, pengenceran, dan
petunjuk keselamatan. Obat homeopati yang dapat digunakan untuk mengobati
penyakit serius seperti kanker maka penjualannya memerlukan resep dokter,
sedangkan obat homeopati yang digunakan untuk mengobati masalah kesehatan
yang ringan seperti flu atau sakit kepala dapat dijual tanpa resep dokter. Beberapa
uji perbandingan efektivitas penggunaan obat homeopati dan obat konvensional
memberikan hasil yang menarik. Beberapa di antaranya adalah:
1. Pengobatan homeopati dapat memberikan efek yang lebih baik daripada
pengobatan konvensional (Friese, dkk., 1997)
2. Obat homeopati mungkin lebih unggul daripada analgesik standar untuk
menghilangkan nyeri pada osteoarthritis (Shealy, dkk., 1998)
3. Pengobatan homeopati memiliki efektivitas yang sama dengan fluoxetine untuk
mengobati depresi akut sedang-berat (Adler, dkk., 2009)
Obat homeopati dibuat dengan cara yang bervariasi. Tumbuhan dan bahan hewani
dapat digunakan seluruhnya atau sebagian, tergantung dari ukuran dan
kepadatannya. Logam yang tidak larut dalam bentuk aslinya dikombinasikan
dengan laktosa dan dihaluskan berulang kalu untuk membentuk serbuk yang
cukup larut dalam air, proses ini disebut trituratio. Senyawa kristal, benih, dan biji
dapat dihaluskan bila ukurannya besar, keras dan tidak larut dalam air. Secara
umum, sediaan homeopati dibuat dengan melakukan preparasi terhadap bahan,
merendamnya dalam pelarut campuran air dan alkohol dalam jangka waktu yang
lama (maserasi) dan kemudian disaring. Larutan yang terbentuk disebut “mother
tincture”. Penggunaan obat dilakukan dengan mengencerkan mother tincture
hingga tingkat pengenceran tertentu menggunakan pelarut yang sama atau
memformulasikannya ke dalam bentuk tablet, pil, granul, atau serbuk.

Obat-obat yang digunakan dalam homeopati 60% berasal dari tumbuh-tumbuhan,


20% berasal dari mineral (logam dan non logam), dan sebagian lainnya berasal
dari hewan. Tumbuhan yang digunakan dapat diambil secara utuh ataupun
sebagian, baik itu daunnya saja, akarnya saja, bunganya, biji atau benihnya.
Homeopati yang berasal dari hewan, sebagian diambil tanpa menyakiti hewan
tersebut seperti racun ular, racun laba-laba, dan lain sebagainya. Seluruh obat-obat
homeopati yang digunakan tersebut sudah dipotentisasikan, sehingga daya
racunnya sudah hilang dan hanya tersisa daya obatnya sebagai penyembuh.

Sumber

 https://id.wikipedia.org/wiki/Homeopati
 http://homeopati.webstarts.com/Sejarah.html . klinik homeopati
dr.M.simanjuntak
 https://www.scribd.com/doc/78289500/HOMEOPATI-1
 Adler, U. C., Paiva, N. M. P., Cesar, A. T., Adler, M. S., Molina, A.,
Padula, A.E., dan Calil, H. M. 2009. Homeopathic Individualized Q-
potencies versus Fluoxetine for Moderate to Severe Depression: Double-
blind, Randomized Non-inferiority Trial. eCAM
doi:10.1093/ecam/nep114
 Friese, K. H., Kruse, S., Ludtke, R., dan Moeller, H. 1997.
Homeopathictreatment of otitis media in children: comparisons with
conventional therapy. Int J Clin Pharmacol Ther . 35: 296-301
 Shealy, C. N., Thomlinson, R. P., dan Borgmeyer, V. 1998. Osteoarthritic
Pain: A Comparison of Homeopathy and Acetaminophen. American
Journal of Pain Management , 1998;8:89-91.

Anda mungkin juga menyukai