Anda di halaman 1dari 7

JOURNAL READING

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Tugas Kelompok


Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

1. Eni Ernawati N420174019


2. Faridha Alfiatur R N420174025
3. Rika Setiawati N420174059

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat tepat waktu menyelesaikan laporan kasus ini.
Dalam journal reading ini tentunya terdapat banyak kekurangan. Namun dengan
kerendahan hati, kami memohon kritik dan saran apabila terdapat sesuatu hal dalam journal
reading ini yang dirasa kurang tepat.
Terima kasih.

Jepara, Desember 2017

(Penyusun)
ANALISA JURNAL
A. Judul
Pengaruh pelaksanaan kangaroo mother care ( KMC) selama 1 jam terhadap suhu tubuh
bayi berat berat badan lahir rendah (BBLR) di ruang perintologi RSUD Padang Arang
Boyolali.
Oleh : Wahyu Deda Rajani, setiawan, Wahyu Dwi Agus Safiti
B. Komponen Riset Yang di Kritisi
1. Peneliti
Wahyu Deda Rajani, setiawan, Wahyu Dwi Agus Safiti
2. Abstrak
Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR) merupakan penyumbang tertinggi angka
kematian neonatal. Salah satu komlikasi BBLR ketidakstabilan suhu tubuh, untuk
mempertahankan kestabilannya digunakan metode KMC. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan KMC. Selam 1 jam terhadap suhu tubuh
bayi beraat badan lahir rendah ( BBLR) diruang perinatalogi RSUD Pandang
Boyolali.
Metode penelitian quasi eksperimen, dilakukan pada bulan oktober sampai noember
2016. Jumlah sampel 22 bayi dengan tehnik acidendal sempling. Alat anlisa dengan
uji wilcoxon, signed rangks test.
Hasil penelitian menunjukkan rata – rata suhu tubuh sebelum dan sesudah
pelaksanaaan KMC selama 1 jam hari pertama, kedua dan ketiga 36,6oC dan 37 oC
serta terdapat pengaruh pelaksanaan KMC selama 1 jam terhadap suhu tubuh bayi
BBLR diruang perinotologi (<0,05).
Kesimpulan penelitian ada pengaruh Pengaruh pelaksanaan kangaroo mother care
( KMC) selama 1 jam terhadap suhu tubuh bayi berat berat badan lahir rendah
(BBLR) di ruang perintologi RSUD Padang Arang Boyolali. Saran untuk peneliti
selanjutnya dapat pengembangkan penelitian dengan menambah beberapa variabel
yang dapat mempengaruhi kestabilan suhu tubuh BBLR selama KMC 1 jam.
3. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Prefelansi bayi dengan berat badab lahir rendaah (BBLR) diperkirakan 15% dari
seluruh kelahiran didunia dengan batasan 33% s-38% lebih sering terjadi
dinegara berkembang/ sosial ekonomi rendah. Data menunjukkan 90% kejadian
BBLR terjadi di negara berkembaang dan angka kematiannya 35X lebih tinggi
dibanding pada bayi dengan berat ahir lebih dari 2500 gram. Hasil riset
kesehatan dasar (riskesdar) tahun 2013, prevalansi bayi BBLR di Indonesia
diperkirakan mencapai 2103 bayi dan 18948 bayi (11,1%) yang ditimbang
dalam kurun waktu 4-8 jam setelah melahirkan . berdasarkan profil kesehatan
Jawa Tengah jumlah bayi BBLR di Jawa Tengah tahun 2013 sebanyak 16303
(2,81%) meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 11865 (2,08%). Menurut
profil kesehatan kabupaten boyolali 2013 dikabupaten boyolali ditemukan
angka kejadian BBLR sebanyak 139 (0,84%) kasus dari 17.296 bayi lahir hidup
dan jumlah ini meningkat dibandingkan tahun2007 yaitu 94 (0,65%) kasus dari
16.981 bayi lahir hidup. Di ruang perinatalogi boyolali, data bayi BBLR tahu
2015 sebanyak 97 (18,51%) kasus dari 524 bayi lahir hidup. Hasil studi
pendahuluan yang dilakukan, data rekam medis RSUD boyolali pada bulan mei
sampai bulan juli 2016 didapatkan data bayi BBLR diruang perinataalogi
sebanyak 96 bayi dengan rincian hipertermi sebanyak 9 bayi (13%). Hipotermi
senyak 38 bayi (55,1%) dan suhu normal sebanyak 22 bayi (31,9%) hasil
observasi yang dilakukan peneliti dari data kelharian bayi BBLR sebanyak 69
bayi, baru 19 bayi (27,5%) yang dilakukan KMC, 10 ibu bayi(14,5%)
melakukan perawatan bayi dengan metode KMC kurang dari 1 jam dan 9 ibu
bayi (13%) melakukan KMC pada bayinya sekitar 1 jam. Berdasarkan adapatasi
pesikologi ibu post partum dimana hari pertama hingga hari ke 10 ibu bayi
masih tergantung pada keluarga maka diambil durasi minimal 1 jam serta
ketidakstabilan suhu tubuh pada bayi BBLR dimana angka normotermi lebih
kecil dibanding hipotermi dan adanya hipertermi pada BBLR diruanga
perinatalogi Boyolali.
b. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pelaksanaan KMC selam 1 jam terhadap suhu tubuh bayi
BBLR di ruang periatalogi rsud pandan Boyolali ?
c. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan KMC selam 1 jam terhadap suhu
tubuh bayi BBLR di ruang periatalogi rsud pandan Boyolali
d. Manfaat
Dengan adanya jurnal reading ini diharapakan dapat dijadikan referensi
terhadap penurunan hipotermi pada bayi BBLR
4. Metode Penelitian
a. Metode penelitian
Jenis penelitian ini adalah quasy eksperimen dengan rancangan one grup pre
and post test design.
b. Populasi dan sampel
Populasi semua bayi BBLR yang dirawat di ruang perinatalogi rsud Boyolali.
Sampel 22 bayi.
c. Kriteria inklusi dan eksklusi
1) Inklusi
BBLR yang dirawat di ruang perinatalogi rsud Boyolali, BBLR yang
mengalami hipertermi dan hipotermi, ibu bayi BBLR bersedia dilakukan
KMC selama 3 hari, keadaan umum bayi BBLR bayi baik.
2) Eksklusi
Bayi BBLR dengan suhu tubuh normal, bayi BBLR dengan kelainan
konginetal mayor, dan ibu bayi menolak dilakukan KMC.
d. Etika penelitian
Peneliti berusaha memperhatikan hak dan partisipan dengan selalu
memperhatikan prinsip – prinsip etika yang baru dierhatikan dalam melakukan
penelitian. Peneliti ini dengan menggunakan etika penelitian justice. Yaitu
prinsip memberikan keadilan dan kesetaraan dalam penelitian. Setiap partisipan
diberikan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, prosedur penelitian. Peneliti
menghhormati dan menghargai partisipan.
5. Hasil penelitian
Distribusi responden menunjukkan sebagian responden mempunyai jenis kelamin
perempuan yaitu 13 orang (59,1%). Berat badan bayi terbanyak antara 1500-2500
gram yaitu 17 orang (77,3%). Usia bayi antara 0-28 hari adalah yang terbesar yaitu
21 orang (95,5%). Hasil penelitian diperoleh rata – rata suhu tubuh BBLR pada hari
pertama hingga ketiga sebelum pelaksanaan KMC selama 1 jam ( pre test) sebesar
36,60C. Nilai rata – rata suhu tubuh BBLR pada hari pertama hingga ketiga setelah
pelaksanaan KMC selama 1 jam ( post test) sebesar 37,70C. Sehingga 3 hari berturut
– turut terdapat kenaikan suhu rata – rata sebesar 0,410C. Penelitian ini
menunjukkan hari pertama, kedua, dan ketiga semua suhu badan BBLR mengalami
peningkatan, baik terhadap bayi yang engalami hipotermi maupun hipertermi.
6. Diskusi / pembahasan
Berat badan bayi antara 1500-2500 gram merupakan terbanyak yaitu 17 orang
(77,3%). (Suhermi 2009) menyatakan bahwa perubahan kondisi suhu terjadi pada
neonatus yang baru lahir, didalam tubuh ibunya, begitu lahir maka hubungan
dengan ibunya sudah terputus dan neonatus harus mempertahankan suhu tubuhnya
sendiri melalui aktivitas metabolismenya. Semakin kecil tubuh neonatus, ssemakin
tinggi rasio permukaan tubuh dengan masanya dan semakin sedikit cadangan
lemaknya sehingga meningkatkan kehilangan panas. Semakin meningkat berat
badab bayi, semakin meningkat pula metabolisme basalnya, dimana metabolisme
basal berperan penting untuk mempertahankan suhu tubuh, jadi berat badan dapat
mmpengaruhi suhu tubuh bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia
responden terbesar antar 0-8 hari, yitu 21 orang. (Tamsuri, 2006) mengemukakan
bahwa usia mempengaruhi metabolisme tubuh akibat mekanisme hormonal
sehingga memberi efek tidak langsung terhadap suhu tubuh pada neonatus dan bayi
terdapat mekanisme pembentukan panas melalui metabolisme lemak coklat
sehingga terjadi proses thermogenesis tanpa menggigil/non shiverring. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh hartini 2011 menyatakan bahwa bayi berumur
kurang dari 2 bulan lebih sering menunjukkan demam sebagai respon terhadap
infeksi yang bersifat self limited dan berlangsung tidak lebih dari 3 hari.
7. Kesimpulan
a. Rata- rata suhu tubuh sebelum pelaksanaan KMC selama 1 jam hari
pertama,kedua dan ketiga 36,66 c pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
diruang perinatologi RSUD Pandan Arang Boyolali.
b. Rata –rata suhu tubuh sesudah pelaksanaan KMC selam satu jam pertama,
kedua dan ketiga 37,07 C pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR) Pandan
Arang Boyolali.
c. Terdapat pengaruh pelaksaan Kangoroo Mother Care selama satu jam terhadap
suhu tubuh Bayi Badan Berat Lahir Rendah (BBLR) diruang perinatologi
RSUD Pandan Arang Boyolali (p < 0,005).
8. Implikasi Keperawatan.
Penerapan Hasil Penelitian Rencana Tindak Lanjut ini dapat dijadikan sebagai
bahan evaluasi untuk meningkatkan penangganan bayi BBLR di rumah, hasil
penelitian ini bisa menjadi bahan masukan dalam penelitian yang akan datang.
9. Daftar Pustaka
Arifah S dan Kartinah. (2008). Peran lemak coklat dalam mekanisme produksi
panas pada bayi. Surakarta: Berita Ilmu Keperawatan vol.1 No.4 ISSN 1979-2697
Bahiyatun (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal Jakarta : Rineka
Cipta
Dahlan ,S . (2010) . Metode Penelitian untuk Kesehatan . Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai