Anda di halaman 1dari 5

KONSEP MANAGEMEN KONFLIK

Disusun oleh :

1. Agung Purwantoro S15048


2. Alga Fitriani S15049
3. Anggi Widiaswati S15050
4. Ari Fitriana S15052
5. Arlina widiyaningrum S15053
6. Axel Azeta Winona S15054

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA


SURAKARTA
2016
Konsep Manajemen Konflik
Kelompok 1

1. Definisi Konflik
Deutsch (1969) dalam La Monica (1986). Mendefinisikan konflik
sebagai suatu perselisihan atau perjuangan yang timbul akibat terjadinya
ancaman keseimbangan antara perasaan,pikiran,hasrat,dan perilaku
seseorang. Douglass dan Bevis (1979) mengartikan konflik sebagai suatu
bentuk perjuangan di antara kekuatan interpenden. Perjuangan tersebut
dapat terjadi baik didalam individu (interpersonalcoflict) ataupun didalam
kelompok (intergroupconflict) (La Monica,1986).
Dan didefinisikan tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik terjadi akibat
adanya pertentangan pada situasi keseimbangan yang terjadi pada diri
individi ataupun pada tatanan yang lebih luas, seperti antar-individu, antar-
kelompok, atau bahkan antar-masyarakat. Konflik dianggap sebagai suatu
bentuk perjuangan maka dalam menyelesaikan konflik seharusnya
diperlukan usaha-usaha yang bersifat konstruktif untuk menghasilkan
pertumbuhan positif individu atau kelompok, peningkatan kesadaran,
pemahaman diri dan orang lain, dan perasaan positif kearah basil inetraksi
atau hubungan dengan orang lain.

2. Katergori Konflik
Menurut James A.F Stoner dan Charles Wankel :
a. Intrapersonal
Konflik yang terjadi pada individu sendiri.
b. Interpersonal
Konflik yang terjadi antar dua orang atau lebih dimana nilai, tujuan
dan keyakinan berbeda.
c. Konflik antar individu – individu dan kelompok – kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi
tekanan – tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan
kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
d. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Tipe konflik yang banyak terjadi didalam organisasi.
e. Konflik antara organisasi

3. Proses Konflik
La Monica (1986) mengutip pendapatnya Filley (1980) membagi
proses konflik dalam 6 tahapan, yaitu kondisi mendahului, konflik yang
dipersepsikan, konflik yang dirasakan, perilaku yang dinyatakan,
penyelsaian atau penekanan konflik, dan penyelesaian akibat konflik.

Kondisi-kondisi pendahuluan

Konsep yang di Konflik yang


persepsi di rasakan

Perilaku yang dinyatakan

Penyelesaian atau
penekanan konflik

Penyelesaian akibat
konflik
4. Cara mengatasi konflik
Konflik :
“ mahasiswa praktikan terjebak dalam konflik internal dibangsal mawar,
bangsal penyakit dalam. Perawat senior bercerita kepada praktikan bahwa
kebanyakan perawat junior kerjanya malas-malasan, tidak disiplin, dan
kurang skillfull. Sedangkan perawat junior bercerita kepada praktikan
bahwa kebanyakan perawat senior bekerja tanpa caring, asal cepat selesai.
Perawat senior dan junior tidak pernah akur. Kalau bertemu tidak saling
sapa, namun ketika dibelakang saling mencibir satu dengan yang lainnya.
Hal itulah yang selalu didengar oleh mahasiswa praktikan. Menurut Anda,
bagaimana cara penyelesaian konflik ini ?
Cara penyelesaian :
Dengan menggunakan strategi komunikasi karena komunikasi yang
merupakan bagian mendasar manusia dapat dimanfaatkan dalam
penyelesaian konflik seperti ini. Komunikasi merupakan suatu seni yang
penting digunakan untuk memelihara suatu lingkungan yang kondusif
terapeutik. Dalam situasi diatas seharusnya perawat senior dan perawat
junior melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya konflik seperti
diatasyaitu dengan pengajaran tentang komunikasi efektif dan peran yang
harus dilakukan, pemberian informasi yang jelas pada setiap personel
secara utuh, pertimbangan matang tentang semua aspek situasi emosi, dan
pengembangan ketrampilan dasar yang menyangku orientasi realitas,
ketenagan emosi, harapan – harapan positif yang dapat membangkitkan
respon positif, cara mendengar aktif, dan kegiatan memberi dan menerima
informasi. Bukan malah mengambil tindakan saling menjelekkan kepada
mahasiswa praktikan. Dapat dilakukan juga dengan cara pendekatan
strategi konflik dengan cara menghindar memungkinkan kedua kelompok
atau pihak yang terlibat konflik menjadi dingin dan berusaha
mengumpulkan informasi. Teknik menghindar dapatdigunakan apabila isu
tidak gawat atau bila kerusakan yang potensial tidak akan terjadi dan lebih
banyak menguntungkan. Selanjutnya baru diatur kembali untuk pertemuan
penyelesaian konflik. Dengan demikian pihak yang terlibat konflik diberi
kesempatan untuk merenungkan dan memikirkan alternatif penyesaiannya.
Strategi akomodasi digunakan untuk memfasilitasi dan memberikan
wadah untuk menampung keinginan pihak yang terlibat konflik. Dengan
cara ini dimungkinkan terjadi peningkatan kerjasama dan pengumpulan
data-data yang akurat dan signifikan untuk pengambilan suatu kesepakatan
bersama sehingga sudah tidak saling mencibir satu dengan yang lainnya
dibelakang.

Anda mungkin juga menyukai