LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR PROFESI PNS
CALON GURU
Telah Disetujui
Pada hari, Tanggal Oktober 2019
Mentor Coach/Pembimbing
Mengetahui
Kepala Balai Diklat dan Pelatihan Keagamaan Denpasar
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR PROFESI PNS
Penguji
Mengetahui
Kepala Balai Diklat dan Pelatihan Keagamaan Denpasar
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan dengan baik Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi
PNS Calon Guru dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika
Siswa Menggunakan Aplikasi Flipbook Maker Kelas X Agama Di Madrasah Aliyah
Negeri 1 Kabupaten Alor ” sebagai salah satu syarat kelulusan Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III tahun 2019 Kementerian Agama.
Proposal rancangan aktualisasi ini merupakan salah satu tugas yang menjadi
persyaratan utama dalam Pelatihan Dasar (LATSAR) yaitu implementasi nilai – nilai dasar
PNS (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi disingkat
ANEKA). Nilai – nilai dasar yang dipelajari oleh peserta LATSAR akan diimplementasikan
pada unit kerjanya masing – masing. Rancangan aktualisasi ini dibuat bertujuan untuk
mencapai sasaran dan menghasilkan output yang baik bagi instansi kerja selama proses
habituasi. Selain output yang dihasilkan, diharapkan menghasilkan outcome yang bagus
sebagai cerminan keberhasilan rancangan aktualisasi ini.
Dalam menyusun pelaksanaan aktualisasi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,
bantuan, dan dukungan dari banyak pihak sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepala Balai Diklat Keagamaan Denpasar, Bapak Dr. H. Japar, M.Pd yang telah dengan
bijaksana memberikan bimbingan dan dukungan moral.
2. Mansur Bakri Samah, S.Pd, M.Pdselaku mentor yang telah memberikan bimbingan,
dukungandan motivasi kepada penulis selama penyusunan rancangan.
3. Drs. I Made Winarta, M.Pd selaku Coach (pembimbing) yang telah memberikan
bimbingan dan dukungan berharga dalam pelaksanaan aktualisasi ini.
4. Ahmad Zaeni, S.Ag, MABselaku penguji yang telah memberikan Kkritik,masukan dan
sarandalam rancangan aktualisasi ini.
5. Golongan III Kementerian Agama RIyang sejak awal mendampingi setiap kegiatan.
6. Bapak Iwan, Pak Komang, dan Ibu Nur panitia Pelatihan Dasar (LATSAR)
CPNS .angkatan XV CPNS Golongan III Kementerian Agama RI yang sejak awal
mendampingi dan membantu peserta LATSAR di setiap kegiatan.
iii
iv
Denpasar,Oktober 2019
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
v
vi
DAFTAR TABEL
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASN (Aparatur Sipil Negara) merupakan bagian dari pemerintah yang bertugas
melayani masyarakat baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, keuangan, dan lainnya.
Karena ASN menjadi pelayan masyarakat, maka perlu adanya undang – undang yang
mengatur gerak gerik ASN. Undang – undang yang mengatur ketentuan tentang ASN
adalah Undang – Undang No.5 Tahun 2014. Selain UU No. 5 tahun 2014, ASN juga
harus melaksanakan kode etik ASN yang mengatur perilaku ASN agar melaksanakan
tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, berintegritas tinggi, cermat, dan disiplin.
Sejalan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, khususnya pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) bahwa Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) wajib menjalani masa percobaan selama satu tahun. Masa
percobaan tersebut dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi
untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme,
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, serta
memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang. Pelaksanaan kegiatan pelatihan
dasar ini pun diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 25 yang terkait
dengan peran Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai lembaga yang berwenang
untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi ASN. Oleh karena itu,
LANmengeluarkan kebijakan berupa perubahan pola pendidikan dan pelatihan untuk
CPNS. Polapendidikan dan pelatihan di-desain dan dirancang lebih komprehensif dan
atraktif dalam membentuk karakter PNS profesional sesuai bidang tugasnya. Pola
pelatihan baru tersebut diharapkan mampu menjadi bekal dan pondasi awal untuk
berperan aktif dan bertanggungjawab dalam menjalankan setiap tugas, fungsi, dan peran
ASN sebagai pelayan publik.
Selama ini, penilaian masyarakat tentang ASN lebih banyak sisi negatifnya
dibanding positifnya diakibatkan perilaku ASN yang tidak disiplin sehingga
memperlambat proses administrasi. Pemerintah sudah berupaya untuk mengembalikan
nama baik ASN, namun sedikit sekali ASN yang sadar akan tugas dan tanggung
jawabnya. Untuk menghilangkan perilaku – perilaku yang buruk, maka ASN perlu
1
2
mempelajari ANEKA (Aktualisasi, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi). ASN harus bisa menerapkan nilai – nilai ANEKA dalam lingkup kerjanya.
CPNS adalah bagian dari ASN, dimana perlu proses orientasi selama 1 tahun dan
mendapatkan sertifikat kelulusan mengikuti LATSAR sehingga resmi menjadi PNS
dimana tertulis pada UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pada
pasal 63 – 65. Dalam mengikuti LATSAR, CPNS mempelajari tentang bela negara,
ANEKA (Akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi),
manajemen ASN, dan pelayanan publik. Diharapkan CPNS yang menjadi PNS akan
menerapkan ilmu – ilmunya yang didapatkan pada instansi tempatnya bekerja.
Sesuai dengan peraturan Lambaga Administrasi Negara No 25 Tahun 2017 tentang
penyelengaraan pelatihan dasar CPNS Golongan III dilaksanakan pelatihan yang inovatif
dan terintegrasi , yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pelajaran klasikal
dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan
peserta mampu menginternalisasi, menerapkan dan mengaktualisasi serta membuat
menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya sehingga terpatri dalam
dirinya sebagai karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas. Melalui pelatihan
tersebut diharapkan meghasilkan PNS professional yang berkarakter dalam
melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik
dan perekat dan pemersatu bangsa.
Kementerian Agama merupakan salah satu dari kementerian yang ada di Indonesia.
Kementerian Agama memiliki 5 nilai budaya kerja yaitu Integritas, Profesionalitas, Inovasi,
Tanggung Jawab, dan keteladanan dimana seluruh ASN maupun PTT di Kementerian
Agama harus menjalankan nilai budaya kerja tersebut. Ada juga visi dan misi dari
Kementerian Agama, dimana visinya adalah “Terwujudnya Masyarakat Indonesia yang
Taat Beragama, Rukun, Cerdas, dan Sejahtera Lahir Batin dalam rangka Mewujudkan
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”(Keputusan Menteri Agama Nomor 39 tahun 2015).
Kementerian Agama bertugas untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan
dibidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara. Salah satu bidang yang ditangani oleh Kementerian Agama adalah pendidikan
agama. Pendidikan Agama yang ada yaitu pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah
Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Di beberapa madrasah terdapat permasalahan
internal maupun eksternal. Sebagai ASN yang ditempatkan pada instansi pendidikan
3
harus dapat menerapkan nilai – nilai dasar dan kode etik ASN sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Masalah – masalah yang ada di instansi tempat ASN ditempatkan harus
dapat dicari solusinya agar tidak menghambat tugas lainnya.
Berdasarkan masalah yang ada maka peserta Diklat Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan XV Kementerian Agama Tahun 2019 ditugaskan untuk
merancang aktualisasi nilai dasar ANEKA. Rancangan aktualisasi tersebut akan
dilaksanakan di instansi tempat penyusun bertugas yakni di MAN 1 Alor sebagai bentuk
penerapan ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti Diklat Pelatihan Dasar dalam
kurun waktu 3 pekan (18 hari).
Tujuan dan manfaat dari penulisan laporan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
a. Mampu mengidentifikasi nilai – nilai dasar profesi PNS
b. Mempu berperan aktif dalam melakukan tugas dan fungsi sebagai ASN
c. Meningkatkan kemampuan peserta dalam menyelesaikan isu yang terjadi di
instansinya.
d. Meningkatkan kemampuan ASN dalam melayani masyarakat secara profesional.
2. Manfaat
a. Manfaat bagi peserta latihan dasar
Peserta LATSAR dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama mengikuti
diklat on campus di Balai Diklat Keagamaan Denpasar sehingga teori – teori
tersebut dapat digunakan dengan sebaik – baiknya.
b. Manfaat bagi unit kerja
Bertambahnya media pembelajaran yang digunakan dan dapat digunakan juga
untuk guru – guru lainnya. Minat belajar peserta didik menjadi meningkat
sehingga pembelajaran di sekolah menjadi efektif dan mutu sekolah dapat
diwujudkan.
c. Manfaat bagi organisasi
Dengan adanya laporan aktualisasi ini menjadi tambahan referensi bagi BDK
Denpasar. Selain itu juga menjadi referensi bagi angkatan – angkatan
4
C. Ruang Lingkup
Aktualisasi ini difokuskan pada MAN 1 Alor karena dilihat dari hasil belajar peserta
didik yang minim pada pelajaran matematika dan hasil ujian nasional tahun ajaran
2018/2019 yang sangat rendah sehingga perlu dicarikan solusi untuk hal ini.
Waktu pelaksanaan aktualisasi ini dilaksanakan sesuai dengan peraturan kepala
LAN Nomor 25 tahun 2017 tentang penyelenggaraan LATSAR CPNS Golongan III, pada
tahap habituasi. Habituasi adalah mengaktualisasikan rancangan aktualisasi yang
dijadwalkan tanggal 21 Oktober 2019 sampai dengan 23November 2019.
5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
B. Deskripsi Isu
Isu adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi.dalam menetapkan isu
ditetapkan menggunakan landasan teoritik dari agenda kedudukan dan peran PNS
dalam kerangka NKRI dengan ditambah pada tentang pemahaman tentang substansi
tuntutan pekerjaan.
Isu yang diangkat dalam agenda habituasi adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Rendahnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
3. Siswa sering tidak hadir di sekolah tanpa keterangan.
4. Kurangnya penggunaan dan pemanfaatan teknologi IT dalam melaksanakan proses
pembelajaran oleh guru khususnya pada materi matematika.
5. Perilaku tidak sopannya siswa kepada guru.
7
Isu – isu ini yang didapatkan selama dua bulan berada di instansi. Isu – isu tersebut
menjadi tolak ukur ketidakberhasilan instansi dalam menjalankan misinya. Dilihat dari
keterbatasan sarana dan prasarana dari instansi dalam memenuhi kebutuhan warga
madrasah tidak mencukupi dan ketiadaan komunikasi yang baik dari setiap pegawai.
Dari kelima isu yang diambil, berikut ini adalah penjelasan mengapa isu ini yang
diambil dalam pelaksanaan habituasi :
1. Kurangnya kedisiplinan siswa datang ke sekolah dan mengikuti pembelajaran di
sekolah menyebabkan ketidak efektifan proses pembelajaran di sekolah.
Ketidakdisiplinan siswa mengakibatkan guru lebih fokus untuk memberikan sanksi
kepada siswa yang tidak disiplin dan terkadang mengganggu proses belajar mengajar
di kelas.
2. Rendahnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah
menyebabkan lingkungan sekolah menjadi tidak sehat. Lingkungan yang bersih
merupakan cerminan dari kebersihan warga sekolah tersebut. Siswa yang terbiasa
dengan membuang sampah sembarangan membuat lingkungan menjadi kotor dan
tidak sehat baik bagi siswa maupun bagi guru dan pegawai.Siswa sering tidak hadir di
sekolah menyebabkan lambatnya proses pembalajaran. Ketertinggalan siswa dalam
penyampaian materi menyebabkan siswa kesulitan dalam mempelajari materi
selanjutnya.
3. Kurangnya penggunaan dan pemanfaatan teknologi IT di sekolah sebagai media
pembelajaran oleh gurudimana metode yang digunakan guru hanya menggunakan
metode ceramah dengan media pembelajaran hanya sebatas papan tulis. Sehingga
anak menjadi kurang bersemangat dan kurang aktif dalam hal pembelajaran dan
akibatnya hasil belajar siswa menurun.
4. Perilaku tidak sopannya siswa terhadap guru mengakibatkan jatuhnya kewibawaan
guru.. Akibatnya apabila guru memberikan nasihat atau teguran akan dianggap tidak
penting oleh siswa.
Seluruh isu yang diambil merupakan isu – isu yang juga mungkin dialami oleh instansi
pendidikan lainnya. Sehingga pengambilan isu aktualisasi ini dapat dijadikan acuan dan
dapat dicari solusi dari permasalahan – permasalahan tersebut.
8
C. Analisis Isu
Terkait isu tersebut dilakukan analisis AKPK (aktual, kekhalayakan, problematik dan
Kelayakan). Actual adalah benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan,
kekhalayakan adalah isu menyangkut hajat hidup orang banyak, problematic adalah isu
memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan solusi sesegera
mungkin, kelayakan adalah masuk akal, realitis, relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalah. Pembobotan terkait analisis AKPK adalah sebagai berikut :
Dari Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis AKPK tersebut diatas lalu diambil tiga
nilai tertinggi yaitu:
1. Rendahnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah Siswa
sering tidak hadir di sekolah tanpa keterangan.
2. Kurangnya penggunaan dan pemanfaatan teknologi IT dalam melaksanakan proses
pembelajaran oleh guru khususnya pada materi matematika.
Dari ketiga kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut kemudian dilakukan
analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG.
Kualitas isu dibedah dengan menggunakan analisis USG yang memuat:
1. Urgency: seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti
2. Seriousness: seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan
3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan rentang nilai 1
sampai dengan 5. Semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan
sangat serius untuk segera ditangani.
Skills Safety
11
Berdasarkan core issue yang didapat, dapat disusun solusi dan kegiatan yang akan
dilakukan selama habiruasi untuk menyelesaikan isu yang ada sehingga dapat mencapai
target kinerja yang diharapkan. Berikut ini adalah susunan kegiatan yang akan
dilakukan :
yang harus dijunjung tinggi oleh ASN sebagai aparatur negara yang selalu melayani
masyarakat.
a) Akuntabilitas
Nilai dasar pertama yang harus dimiliki oleh ASN adalah akuntabilitas.
Akuntabilitas mengacu pada harapan implisit atau eksplisit bahwa keputusan
atau tindakan seseorang akandi evaluasi oleh pihak lain dan hasil evaluasinya
dapat berupa reward atau punishment. Nilai dasar ini merupakan sikap
tanggung jawab sebagai seorang ASN dalam menjalankan tugas-tugas sesuai
dengan target yang sudah ditentukan. Akuntabilitas merupakan nilai yang
sangat penting karena dapat mencegah korupsi, penyelahgunaan kekuasaan,
dan menigkatkan efektivitas dan efisiensi dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Bovens tentang fungsi akuntabilitas publik adalah:
untuk menyediakan kontrol demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan, dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas (Modul Latsar
Akuntabilitas, 2018: 10).
Akuntabilitas memiliki lima tingkatan yang berbeda. Tingkatan-tingkatan
tersebut mulai dari tingkatan terkecil, yaitu akuntabilitas terhadap diri sendiri
sampai dengan tingkatan tertinggi, yaitu akuntabilitas dalam sebuah organisasi
maupun stakeholders. Seorang ASN harus mampu menjadi pelayan masyarakat
yang memiliki akuntabilitas secara personal yang menajadi modal utama untuk
memiliki akuntabilitas dalam lingkup organisasi dan stakeholders.
Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk mengukur capaian-
capaian sehingga seorang ASN dapat disebut sebagai ASN yang akuntabel,
antara lain: 1) perencanaan strategis berupa rencana pembangunan jangka
panjang, rencana pembangunan jangka menengah, rencana kerja pemerintah,
rencana strategis, dan sasaran kerja pegawai. 2) kontrak kinerja yaitu
kesepakatan antara ASN dengan atasan langsung yang bertujuan untuk
mengetahui apa saja capaian kinerja yang diharapkan oleh pimpinan. 3) laporan
kinerja bertujuan untuk mengetahui sejauh mana capai-capaian kinerja sesuai
dengan perencanaan yang sudah disepakati.
b) Nasionalisme
Nilai yang sangat penting juga adalah Nasionalisme.Nilai nasionalisme
berkaitan erat dengan kesetiaan warga negara, khususnya penyelenggara
14
c) Etika Publik
Selain nasionalisme, ASN juga harus menjunjung tinggi etika publik karena
tugas ASN selalu berkaitan dengan pelayanan publik. Menurut Catalano, Etika
sebenarnya dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan
hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk
membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan
apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut (Modul Latsar
Etika Publik, 2018: 8).
Nilai-nilai dasar etika publik yang dapat dijadikan acuan oleh ASN dalam
menjalankan tugasnya, yaitu: 1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi
Negara Pancasila. 2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945. 3) Menjalankan tugas secara
profesional dan tidak berpihak. 4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian. 5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif. 6) Memelihara
dan menjunjung tinggi standar etika luhur. 7) Mempertanggungjawabkan
tindakan dan kinerjanya kepada publik. 8) Memiliki kemampuan dalam
melaksanakan kebijakan dan program pemerintah. 9) Memberikan layanan
kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun. 10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi. 11)
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama. 12) Mengutamakan
15
d) Komitmen Mutu
Dalam pelayanan publik, instansi pemerintah maupun ASN harus
mengutamakan mutu pelayanan.Hal ini juga merupakan salah satu nilai-nilai
dasar ASN, yaitu kometmen mutu.Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch
dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen atau pengguna (Modul Latsar Komitmen Mutu, 2018: 14).
Mutu pelayanan yang baik terhadapat masyarakat akan berimplikasi pada
kepercayaan masyarakat terhadap ASN atau aparatur negara. Peningkatan
mutu pelayanan masyarakat harus mengacu pada konsep efektivitas, efisiensi,
dan inovasi.Efektivitas mengacu pada sejauh mana organisasi dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.Efisiensi mengacu pada jumlah sumber daya yang
digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.Sedangkan inovasi muncul karena
adanya dorongan kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan tuntutan
perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Terdapat dua metode dalam perbaikan mutu, yaitu: 1) plan do check act
yaitu metode yang digunakan untuk memperbaiki organisasi secara terus
menerus. Kita dapat menggunakan empat langkah dalam mengaplikasikan
metode ini, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengecekan, dan tindakan yang
harus diambil. Dalam upaua meningkatkan mutu organisasi, ASN harus dapat
merencanakan program yang ingin dilakukan untuk memperbaiki mutu
16
e) Anti Korupsi
Nilai dasar yang terakhir adalah anti korupsi.Korupsi adalah tindakan yang
merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan tujuan
mengambil keuntungan untuk diri sendiri atau kelompok-kelompok tertentu.ASN
yang baik harus memiliki komitmen untuk mengatakan anti terhadap perilaku
korupsi, baik berupa suap-menyuap, kolusi, nepotisme, menggunakan asset
negara, mengambil yang bukan haknya, dan penyalahgunaan wewenang.
Terdapat 7 jenis korupsi menurut Syed Husein Alatas sebagai berikut: 1)
Korupsi transaktif adalah korupsi yang menunjukkan kesepakatan timbal balik
antara pemberi dan penerima demi keuntungan bersama. 2) Korupsi ekstroaktif
17
masyarakat yang kurang baik, politisasi birokrasi terutama terjadi semenjak era
desentralisasi dan otonomi daerah, karena birokrasi belum profesional untuk dapat
menjalankan tugas dan fungsinya. Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
a) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan
c) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peran dari Pegawai ASN antara lain: sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional,
bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Untuk itu, ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. ASN berfungsi, bertugas dan berperan
untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah.
4. Whole of Government
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di lapangan maka WoG
didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang
digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi
karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Faktor-Faktor Pendorong (Drivers) WoG Kemunculan WoG didorong oleh
sejumlah faktor-faktor pendorong (drivers) internal maupun eksternal
Model pendekatan WoG memiliki sejumlah tantangan yang meliputi kekurangan
dan hambatan (barrier) sehingga menyebabkan WoG tidak dapat dilanjutkan atau
terhenti ditengah jalan dan pada akhirnya kembali ke cara lama. Kekurangan-
kekurangan WoG adalah memerlukan waktu lama, relatif mahal (costly), tidak selalu
cocok dengan wicked problems yang akan ditangani, dan hasilnya sulit diukur.
Kekurangan-kekurangan ini pada akhirnya dapat menjadi dorongan untuk kembali ke
cara lama.
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-Government.
Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara lain:
19
terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), efisien dan
efektif; hemat anggaran dan tepat waktu; transparan sehingga peluang terjadinya
kecurangan (fraud), suap dan korupsi akan banyak berkurang; tingkat akurasi
(ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat kesalahan berkurang; dan
kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan publik
juga meningkat. Pada konteks pemberantasan korupsi, e-government dapat
mengintegrasikan 4 fungsi strategis, yaitu:
a) Fungsi pencegahan: melakukan reformasi prosedur administrasi online di
bidang perijinan, transaksi keuangan dan pelaksanaan lelang pengadaan
barang dan jasa (e-budgeting dan eprocurement).
b) Penegakan hukum: setiap instansi melakukan membuat sistem pencatatan dan
pelaporan online sehingga dapat dilakukan prosedur pengawasan dan
penegakan hukum terhadap urusan pelayanan publik. Penerpan e-goverment
akan menungkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah terhadap publik,
karena kemudahan dalam mengakses informasi dapat menjadi alat kontrol
sosial masyarakat terhadap kinerja pemerintah.
c) Pemberdayaan akses informasi: setiap instansi pemerintah membuat sistem
informasi terpadu satu pintu sehingga semua instansi pemerintah yang ada di
Indonesia dapat diakses publik dengan hanya memasukkan satu nomor
identifikasi tertentu (contoh kasus Singapura, informasi mengenai semua
instansi pemerintah dapat diakses publik dengan memasukkan satu nomor
identifikasi unik yang disebut Unique Entity Number/ EUN).
d) Peningkatan kapasitas: meningkatkan kapasitas pemerintah dan sumber daya
manusia untuk menyelenggarakan good and clean governance berdasarkan
asas-asas umum pemerintahan yang baik.
5. Pelayanan Publik
Pelayanan pada masyarakat dimasa datang itu hendaknya: makin lama makin
baik (better), makin lama makin cepat (faster), makin lama makin diperbaharui
(newer), makin lama makin murah (cheaper), dan makin lama makin sederhana
(moresimple). W. Edwards Derning telah mengembangkan apa yang disebut “Total
Quality Management” (Manajemen Mutu Terpadu) (Gespersz, 1970. Total Quality
Managemen (TQM)) telah berhasil mengatasi berbagai permasalahan diperusahaan,
sehingga dapat meningkatkan mutu dan sekaligus menekan biaya serta mengatasi
20
permasalah lainnya. TQM hanya dapat dicapai dengan memperhatikan hal-hal berikut
(Tjiptono, 1997):
a) Berfokus pada pelanggan
Yang menentukan mutu barang dan jasa adalah pelanggan eksternal. Pelanggan
internal berperan dalam menentukan mutu manusia, proses dan lingkungan yang
berhubungan dengan barang atau jasa.
b) Obsesi terhadap mutu
Penentu akhir mutu adalah pelanggan internal dan eksternal. Dengan mutu yang
ditentukan tersebut, organisasi harus berusaha memenuhi atau melebihi yang
telah ditentukan.
c) Pendekatan ilmiah
Terutama untuk merancang pekerjaan dan proses pembuatan keputusan dan
pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang dirancang tersebut.
d) Komitmen jangka panjang
Agar penerapan TQM dapat berhasil, dibutuhkan budaya organisasi yang baru.
Untuk itu perlu ada komitmen jangka panjang guna mengadakan perubahan
budaya.
e) Kerjasama tim
Untuk menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan dan hubungan perlu terus
menerus dijalin dan dibina, baik antar aparatur dalam organisasi maupun dengan
pihak luar.
f) Perbaikan sistem secara berkesinambungan
Setiap barang dan jasa dihasilkan melalui proses di dalam suatu sistem/
lingkungan. Oleh karena itu sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus menerus
agar mutu yang dihasilkan meningkat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan agar prima,
yakni:
1) Konsep Mendahulukan Kepentingan Pelanggan.
2) Budaya pelayanan prima.
3) Sikap pelayanan prima.
4) Sentuhan Pribadi Pelayanan Prima.
5) Pelayanan prima sesuai dengan Pribadi Prima.
21
F. Matrix Rancangan
Anti korupsi
22
Kontribusi Kontribusi
Keterkaitan Time
kegiatan pencapaian
N substansi schedule
Kegiatan Tahapan Output pencapaian penguatan
O mata (penjadwala
visi dan misi nilai – nilai
pelatihan n)
organisasi organisasi
Kerja keras,
kejujuran.
2 Menyiapkan 1. Menyampaikan Daftar Akuntabilitas Membantu Mewujudkan 25 – 28
RPP sesuai ke atasan konsultasi Transparansi, mencapai visi harapan dan Oktober 2019
dengan rencana dan RPP, jelas. dan misi cita – cita
materi yang pembuatan foto kegiatan madrasah organisasi
akan RPP. Nasionalisme dalam berdasarkan
diajarkan. 2. Konsultasi dan Menghargai mengoptimal 5 nilai budaya
meminta masukan dari kan kerja
masukan atasan. pembelajaran kementerian
kepada atasan dan agama yaitu :
tentang RPP Etika publik bimbingan. Integritas,
yang akan Sopan dan profesionalita
dibuat. santun saat s, inovasi,
3. Merancang RPP berkomunikasi tanggung
dengan dengan jawab,
menggunakan atasan. keteladanan
metode diskusi dengan
kelompok. Komitmen berlandaskan
4. Membuat daftar mutu misi
nilai peserta Memberikan meningkatkan
didik. ide – ide baru citra sebagai
dalam sekolah
penggunaan pilihan yang
metode berkualitas.
pembelajaran
yang terdapat
pada RPP.
Anti korupsi
23
Kontribusi Kontribusi
Keterkaitan Time
kegiatan pencapaian
N substansi schedule
Kegiatan Tahapan Output pencapaian penguatan
O mata (penjadwala
visi dan misi nilai – nilai
pelatihan n)
organisasi organisasi
Sikap jujur
dalam
pembuatan
RPP.
3 Membuat 1. Mencari Bahan ajar Akuntabilitas Membantu Mewujudkan 29–
bahan ajar beberapa matematika Bertanggung mencapai visi harapan dan 31Oktober
sumber buku jawab dalam dan misi cita – cita 2019
yang relevan pembuatan madrasah organisasi
dengan materi bahan ajar dalam berdasarkan
yang diajarkan. yang sesuai mengoptimal 5 nilai budaya
2. Menyesuaikan dengan K-13 kan kerja
materi dengan pembelajaran kementerian
kompetensi Komitmen dan agama yaitu :
dasar materi mutu bimbingan. Integritas,
yang diajarkan. Membuat profesionalita
3. Menyusun bahan ajar s, inovasi,
modul sesuai sesuai tanggung
dengan materi kompetensi jawab,
dan sub materi dasar pada K- keteladanan
yang diajarkan 13 dengan
(SPLTV). berlandaskan
Anti korupsi misi
Jujur dan kerja meningkatkan
keras citra sebagai
sekolah
pilihan yang
berkualitas.
4 Membuat 1. Menyiapkan Media Akuntabilitas Membantu Mewujudkan 1 -5
media RPP modul yang pembelajaran Bertanggung mencapai visi harapan dan November
pembelajaran akan digunakan berupa jawab dan dan misi cita – cita 2019
24
Kontribusi Kontribusi
Keterkaitan Time
kegiatan pencapaian
N substansi schedule
Kegiatan Tahapan Output pencapaian penguatan
O mata (penjadwala
visi dan misi nilai – nilai
pelatihan n)
organisasi organisasi
berbasis dalam power konsisten madrasah organisasi
Flipbookmak pembelajaran. point ,Flipboo dalam berdasarkan
er 2. Menyesuaikan kmakerdan, Komitmen meningkatka 5 nilai budaya
aplikasi foto kegiatan mutu n kualitas kerja
flipbookmaker Inovasi, dan hasil kementerian
sesuai dengan efektivitas pembelajaran agama yaitu :
indikator malalui Integritas,
pembelajaran. Anti korupsi pembelajaran profesionalita
3. Membuat Jujur dan kerja PAKEM s, inovasi,
rangkuman keras tanggung
materi pada jawab,
power point dan keteladanan
Flipbookmaker. dengan
4. Membuat berlandaskan
pengembangana misi
plikasi meningkatkan
Flipbookmaker citra sebagai
dengan sekolah
memasukan pilihan yang
materi yang berkualitas.
akan diajarakan.
5. Mengonsultasika
n kepada atasan
tentang rencana
pembuatan
aplikasi Flipbook
maker.
6. Menyiapkan alat
dan bahan untuk
pembuatan
25
Kontribusi Kontribusi
Keterkaitan Time
kegiatan pencapaian
N substansi schedule
Kegiatan Tahapan Output pencapaian penguatan
O mata (penjadwala
visi dan misi nilai – nilai
pelatihan n)
organisasi organisasi
media
Flipbookmaker
5 Pembuatan 1. Menyesuaikan LKS Akuntabilitas Membantu Mewujudkan 6–
LKS materi dengan Bertanggung mencapai visi harapan dan 7November
soal yang akan jawab, dan misi cita – cita 2019
diberikan konsisten madrasah organisasi
kepada siswa. dalam berdasarkan
2. Pembuatan LKS Komitmen meningkatka 5 nilai budaya
dimana mutu n kualitas kerja
pengerjaan LKS Inovasi, dan hasil kementerian
dilakukan siswa efektifitas pembelajaran agama yaitu :
secara malalui Integritas,
berkelompok. Anti korupsi pembelajaran profesionalita
3. Membuat format Jujur dan kerja PAKEM s, inovasi,
penilaian. keras tanggung
jawab,
keteladanan
dengan
berlandaskan
misi
meningkatkan
citra sebagai
sekolah
pilihan yang
berkualitas.
6 Menyusun 1. Menyiapkan Soal pre test Akuntabilitas Membantu Mewujudkan 8 –9
soal pre test RPP dan post test, Bertanggung mencapai visi harapan dan November
dan post test 2. Menyiapkan soal daftar nilai jawab, dan misi cita – cita 2019
– soal materi konsisten madrasah organisasi
SPLTV sesuai dalam berdasarkan
26
Kontribusi Kontribusi
Keterkaitan Time
kegiatan pencapaian
N substansi schedule
Kegiatan Tahapan Output pencapaian penguatan
O mata (penjadwala
visi dan misi nilai – nilai
pelatihan n)
organisasi organisasi
dengan materi Komitmen meningkatka 5 nilai budaya
yang diajarkan mutu n kualitas kerja
(pre test). Efektivitas, dan hasil kementerian
3. Menyiapkan soal efisien pembelajaran agama yaitu :
sesuai dengan malalui Integritas,
materi yang Anti korupsi pembelajaran profesionalita
telah diajarkan Jujur dan kerja PAKEM s, inovasi,
(post test) keras tanggung
4. Membuat daftar jawab,
nilai keteladanan
dengan
berlandaskan
misi
meningkatkan
citra sebagai
sekolah
pilihan yang
berkualitas.
7 Melaksanaka 1. Menyiapkan Daftar hadir Akuntabilitas Membantu Mewujudkan 11-16
n kegiatan seluruh siswa, hasil bertanggung mencapai visi harapan dan november
pembelajaran perangkat kerja siswa, jawab, dan misi cita – cita 2019
. pembelajaran foto kegiatan konsisen madrasah organisasi
yang telah dalam berdasarkan
dibuat. Nasionalisme meningkatka 5 nilai budaya
2. Masuk ke dalam Saling n kualitas kerja
kelas tepat menghargai, dan hasil kementerian
waktu. kerjasama pembelajaran agama yaitu :
3. Menyapa siswa malalui Integritas,
dan melakukan Etika publik pembelajaran profesionalita
absen. sopan, disiplin, PAKEM, s, inovasi,
27
Kontribusi Kontribusi
Keterkaitan Time
kegiatan pencapaian
N substansi schedule
Kegiatan Tahapan Output pencapaian penguatan
O mata (penjadwala
visi dan misi nilai – nilai
pelatihan n)
organisasi organisasi
4. Membuat hormat membentuk tanggung
kelompok perilaku yang jawab,
diskusi. Komitmen berprestasi, keteladanan
5. Memberikan mutu pola pikir dengan
bahan ajar Efektivitas, yang kritis berlandaskan
kepada siswa inovasi dan kreatif misi
untuk dipelajari . pada peserta meningkatkan
6. Memberikan Anti korupsi didik citra sebagai
LKS dan Jujur, disiplin sekolah
menginstruksika pilihan yang
n siswa berkualitas.
mengerjakan
secara
berkelompok.
7. Melakukan
pretest awal
Tahap II :
8. Membuat
kelompok
diskusi.
9. Mulai
Mengunakan
aplikasi
Flipbookmaker
dalam
menjelaskan
materi SPLTV
dalamkegiatan
pembelajaran .
10. Menginstruksika
28
Kontribusi Kontribusi
Keterkaitan Time
kegiatan pencapaian
N substansi schedule
Kegiatan Tahapan Output pencapaian penguatan
O mata (penjadwala
visi dan misi nilai – nilai
pelatihan n)
organisasi organisasi
n siswa untuk
mengerjakan
LKS yang
terdapat di
dalam apliikasi
Flipbookmaker
11. Melakukan post
tes pertama.
12. Melakukan post
test ke-dua
untuk
memastikan
peningktannya
8 Menyusun 1. Menyusun Laporan Akuntabilitas Membantu Mewujudkan 17– 23
laporan dan laporan aktualisasi,S Transparan, mencapai visi harapan dan November
melakukan berdasarkan urat tanggung dan misi cita – cita 2019
konsultasi data yang pengesahan jawab, madrasah organisasi
laporan diperoleh. laporan dan konsisten dalam berdasarkan
aktualisasi 2. Melakukan foto kegiatan mengoptimal 5 nilai budaya
yang telah konsultasi Nasionalisme kan kerja
disusun laporan kepada Tidak pembelajaran kementerian
selama atasan diskriminatif, dan agama yaitu :
proses langsung. menghormati bimbingan. Integritas,
habituasi 3. Melakukan keputusan profesionalita
konsultasi s, inovasi,
laporan kepada Etika publik tanggung
mentor Sopan, jawab,
4. Mencatat kritik hormat, taat keteladanan
dan saran dari dengan
mentor dan Komitmen berlandaskan
29
Kontribusi Kontribusi
Keterkaitan Time
kegiatan pencapaian
N substansi schedule
Kegiatan Tahapan Output pencapaian penguatan
O mata (penjadwala
visi dan misi nilai – nilai
pelatihan n)
organisasi organisasi
atasan mutu misi
langsung. Efektivitas, meningkatkan
efisiensi citra sebagai
sekolah
Anti korupsi pilihan yang
Jujur, kerja berkualitas.
keras
G. Jadwal Kegiatan
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, maka jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan selama habituasi adalah sebagai
berikut :
Tabel 2. 7 Jadwal Habituasi
N OKTOBER 2019 NOVEMBER 2019
Kegiatan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3
√
1 Melakukan √ √ √
koordinasi
dan
konsultasi
mengenai
aktualisasi
habituasi
2 Menyiapkan √ √ √
RPP sesuai
dengan
materi yang
akan
diajarkan.
30
3 Membuat √ √ √
bahan ajar
pembelajara
n
4 Membuat √ √ √ √
media
pembelajara
n berbasis
Flipbook
Maker
5 Pembuatan √ √
LKS
6 Menyusun √ √
soal pre test
dan post test
7 Melaksanak √ √ √ √ √ √
an kegiatan
pembelajara
n.
8 Menyusun √ √ √ √ √ √
laporan dan
melakukan
konsultasi
laporan
aktualisasi
yang telah
disusun
selama
proses
habituasi
31
BAB III
PENUTUP
CPNS wajib mengikuti Pelatihan Dasar agar memiliki memiliki kompetensi sebagai PNS
yang profesional, mampu menjadi pelayan masyarakat yang baik dan menjadi contoh yang
baik bagi masyarakat. Setelah melaksanakan Diklat Pelatihan Dasar dan aktualisasi nilai –
nilai dasar PNS, maka peserta LATSAR CPNS harus mampu :
1. Menerapkan nilai aktualisasi, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
(ANEKA) di lingkungan kerjanya.
2. Diharapkan menjadi contoh yang baik untuk masyarakat.
3. Mampu bekerja maksimal dan sesuai dengan target untuk melayani masyarakat dengan
baik dan sepenuh hati.
4. Sebagai seorang guru harus mampu memberikan makna dalam setiap pemberian materi
pelajaran, guru dituntut untuk selalu berinovasi untuk menciptakan suasana belajar yang
aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa lebih bersemangat dalam mengikuti
seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran.
5. Sebagai seorang guru harus bisa memberikan pembelajaran yang kreatif dan inovatif
dan memasukkan nilai – nilai ANEKA dalam pembelajaran agar menjadi lebih bermakna.
Dengan demikian diharapkan siswa dapat menanamkan nilai tersebut dalam lingkungan
sekolah, keluarga, dan masyarakat.
6. Dari isu – isu yang diambil, diharapkan rancangan yang dipakai dalam pemecahan isu
dapat benar – benar menyelesaikan masalah yang ada pada instansi tempat CPNS
bekerja.
7. Diharapkan seluruh kegiatan dapat berjalan lancar dan tidak mengalami kendala yang
besar.
Dalam penyusunan rancangan ini penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
perbaikan perancangan ini kedepannya.
32
33
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2014. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil.Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara RI.
Tim Penyusun. 2014. Akuntabilitas PNS. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.
Tim Penyusun. 2014. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.
Tim Penyusun. 2014. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.
Tim Penyusun. 2014. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.
Tim Penyusun. 2014. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.
33