Anda di halaman 1dari 16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi
aparatur, pada hakikatnya terkait dengan pembangunan
kesadaran berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan
tingkah laku PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan
selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup
bangsa Indonesia.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran
berbangsa dan bernegara perlu mendapat perhatian dan
tanggung jawab bersama. Sehingga amanat pada UUD 1945
untuk menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah
Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat
diwujudkan. Hal yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa
dan bernegara. Bagi PNS yang perlu di cermati secara
seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan
sosial, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat
yangmembutuhkan peranan PNS dalam setiap pelaksanaan
tugas jabatannya untuk membantu memediasi masyarakat agar
keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi
dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua
lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini
tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi
oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus
disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. Di
situ PNS telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan
bela negara.

14
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga
dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di
dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga
negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh
tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara
merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami
penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
c. Pancasila.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
2. Analisis Isu Kontemporer
Saat ini konsep negara,bangsa dan nasionalisme dalam
konteks Indonesia sedang berhadapan dengan dilema antara
globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai
perubahan lingkungan strategis. Termasuk di dalamnya terjadi
pergeseran pengertian tentang nasionalisme yang berorientasi
kepada pasar atau ekonomi global.
Perlu disadari bahwa PNS sebagai aparatur Negara
dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga
internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa
dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka
Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap

15
PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu
strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham
radikalisme/terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan
komunikasi masal seperti cybercrime, Hate Speech, dan Hoax,
dan lain sebagainya.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Untuk melatih kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS ada
beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah
tanggap dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian
permasalahan yang dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak
mudah terprovokasi, tidak mudah percaya dengan barita gosip
yang belum jelas asal usulnya, tidak terpengaruh dengan
penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan permasalahan
bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada mempersiapkan
jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945
mengamanatkan kepada semua komponen bangsa berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan syarat-
syarat tentang pembelaan negara. Dalam hal ini setiap CPNS
sebagai bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan
kewajiban yang sama untuk melakukan bela Negara
sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945
tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti
pada negara dan kesediaan berkorban membela negara.
Cakupan bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus,
hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman
nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap
dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.

16
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta tanah air
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang
tentu kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai
wajib militer atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih
bagaimana menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air
(dengan menjaga kelestarian hayati), menjaga aset bangsa,
menggunakan produksi dalam negeri, dan tentu ada beberapa
kegiatan yang bersifat fisik dalam rangka menunjang
kesiapsiagaan dan meningkatkan kebugaran sifik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi
CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan (Undang-Undang Aparatur Sipil Negara pasal 1
poin 3). PNS dituntut untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa
dan memiliki aparatur sipil negara yang memiliki integritas dan
profesional tentunya membutuhkan kesungguhan dan kesiapan
sumber daya manusia yang baik melalui penyaringan
penerimaan aparatur sipil negara yang baik dan selektif. Juga

17
tidak bisa diabaikan adalah pentingnya pembinaan, pendidikan
dan pelatihan sumber daya aparatur sipil negara untuk
membentuk dan mengkader aparatur yang berintegritas dan
profesional.
B. Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil

Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam


tugas jabatan PNS secara profesional sebagai pelayan
masyarakat. Nilainilai dasar tersebut meliputi: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
Kelima nilai-nilai dasar ini diakronimkan menjadi “ANEKA” yang
dijabarkan sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai (LAN RI, 2017). Tujuan utama akuntabilitas bagi
PNS adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Seorang PNS yang akuntabel
adalah PNS yang dapat membuat pilihan tepat saat terjadi konflik
kepentingan, tidak terlibat politik praktis, melayani masyarakat
secara adil, serta konsisten menjalankan tugas dan fungsinya.
Nilai-nilai akuntabilitas dibagi menjadi 9, yaitu kepeminpinan,
transparansi, integritas, tanggung jawab (Responsibilitas), keadilan,
kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, konsisten. Indikator dari
nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari
atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan
yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
3) Integritas : konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.

18
4) Tanggung Jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak
di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan : kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau
orang.
6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada
sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran
keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau
aktual bersamasama mencapai, mempertahankan, dan
mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan
bangsa itu; semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nasionalisme

19
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme
yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
3. Etika Publik
Etika dipahami sebagai refleksi atas baik/ buruk, benar
atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan
yang baik dan benar. Etika dapat dipahami sebagai sistem
penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan
perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan
hak-hak individu, mencakup caracara pengambilan keputusan
untuk membantu membedakan halhal yang baik dan buruk
serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-
nilai yang dianut. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika
luhur.

20
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga
mutu kinerja pegawai. Menurut definisi yang dirumuskan
Geotsch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis
berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang sesuai atau melebihi harapan masyarakat.
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan
publik dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan
oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/ buruk.
Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri
sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
Pegawai negeri sipil harus melaksanakan semua
tugasnya secara optimal agar dapat member kepuasan
kepada stakeholders. Aspek utama yang menjadi target
stakeholders adalah layanan yang komitmen pada mutu,

21
melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien dan
inovatif.
Selain efektif, efisien dan inovasi, mutu sekarang
juga menjadi tema sentral yang menjadi target capaian
institusi, baik dilingkungan pemerintahan maupun
perusahaan. Konsep mutu berkembang seiring dengan
berubahnya paradigma organisasi terkait pemenuhan
kebutuhan manusia, yang semula lebih berorientasi pada
terpenuhinya jumlah (kuantitas) produk sesuai permintaan,
sekarang kepuasan customer lebih dititikberatkan pada
aspek mutu (kualitas) produk.
Kepuasan pelanggan/konsumen terhadap mutu
suatu produk/jasa bisa berbeda-beda tergantung paradigm
atau preferensi nilai yang digunakan sebagai acuan.
Sasaran strategis institusi penyelenggara pemerintahan
adalah kepuasan masyarakat. Masyarakat yang merasa
puas atas layanan aparatur termotivasi untuk berpartisipasi
aktif menyukseskan berbagai program pemerintah.
Partisipasi aktif masyarakat akan membuka peluang
terciptanya langkah kreatif dalam menghadapi perubahan
yang mungkin terjadi di tengah ketatnya persaningan yang
semakin ketat dengan melahirkan karya-karya inovatif
untuk menyongsong kemajuan masa depan yang lebih
baik. Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan
layanan prima sekurang-kurangnya mencakup hal-hal
sebagai berikut:
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
customers/clients;
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati untuk
menjaga dan memelihara agar customers/clients tetap
setia;

22
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi;
tanpa cacat, tanpa kesalahan dan tidak ada
pemborosan;
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi baik
berkaitan dengan pergeseran tuntutan kebutuhan
customers/clients maupun perkembangan teknologi.
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan;
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan
melalui berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan
pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Dalam bahasa Yunani
corruptio yang artinya perbuatan yang tidak baik, buruk, curang,
dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian,
melanggar norma agama, material, mental, dan umum (LAN,
2015). Oleh karena itu, anti korupsi adalah pemikiran sikap dan
upaya untuk memberantas korupsi.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah
internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja
dalam lingkungan yang menjalankan integritas dengan baik.
Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilainilai dasar
anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikansi yang tinggi
bagi kita. Nilai–nilai dasar anti korupsi penting untuk mencegah
terjadinya korupsi dan mendukung prinsip–prinsip anti korupsi
yang meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan
dan kontrol kebijakan supaya semua dapat berjalan dengan
baik serta,untuk mencegah faktor eksternal penyebab korupsi.
Dalam sikap anti korupsi terkandung nilai-nilai dasar
yang harus diinternalisasi oleh setiap aparatur pemerintah,

23
yaitu: 1)jujur; 2) peduli; 3) mandiri; 4) disiplin; 5) tanggung
jawab; 6)kesederhanaan; 7) kerja keras; 8) berani; dan 9) adil.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu


1. Pegawai ASN berkedudukan sbg Aparatur Negara.
2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yg ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan Intervensi semua Golongan dan Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri,
namun demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan
tugas umum nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap
kegiatan yang dilakukan PNS pasti terdapat konsekuensi baik
berupa penghargaan maupun sanksi,semestinya sebagai PNS kita
tidak boleh melalaikan kewajiban kita di kantor. Dengan adanya
Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS
dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku PNS sebagai
berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;

24
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada
PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung
jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan
martabat PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau
menurut perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau
merugikannegara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan,dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat
yangberwenang.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik

25
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya ASN yang kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem
birokrasi selama ini belum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang profesional.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem
Merit.Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen
PPPK. Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan; pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan
karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian
dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan
pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.
2. Whole of Government (WoG)
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakn, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan menunjuk sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia
adalah:

26
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakag nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan
Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan
/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Menurut
UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan
perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).

27
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan. Fundamen Pelayanan Publik yaitu:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi.
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga
negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di
masa yang akan datang.
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi.
D. Bank Sampah
1. Pengertian Bank Sampah
Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk
mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari
pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke
tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul
sampah. Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti
perbankkan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan . Penyetor
adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank serta mendapat
buku tabungan seperti menabung di bank.

Bank sampah berdiri karena adanya keprihatinan


masyarakat akan lingkungan hidup yang semakin lama semakin
dipenuhi dengan sampah baik organik maupun anorganik. Sampah
yang semakin banyak tentu akan menimbulkan banyak masalah,
sehingga memerlukan pengolahan seperti membuat sampah
menjadi bahan yang berguna. Pengelolaan sampah dengan sistem
bank sampah ini diharapkan mampu membantu pemerintah dalam
menangani sampah dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

28
2. Tujuan Bank Sampah
Tujuan utama pendirian bank sampah adalah untuk
membantu menangani pengolahan sampah di Indonesia.Tujuan
bank sampah selanjutnya adalah untuk menyadarkan masyarakat
akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih. Bank sampah juga
didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih
berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk
yang memiliki nilai ekonomis.

3. Manfaat Bank Sampah


Bank sampah memiliki beberapa manfaat bagi manusia dan
lingkungan hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih,
menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan
membuat sampah menjadi barang ekonomis. Manfaat bank
sampah untuk masyarakat adalah dapat menambah penghasilan
masyarakat karena saat mereka menukarkan sampah mereka akan
mendapatkan imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam
rekening yang mereka miliki. Masyarakat dapat sewaktu-waktu
mengambil uang pada tabungannya saat tabungannya sudah
terkumpul banyak. Imbalan yang diberikan kepada penabung tidak
hanya berupa uang, tetapi ada pula yang berupa bahan makanan
pokok seperti gula, sabun, minyak dan beras.

29

Anda mungkin juga menyukai