BPM Gusyeni,Amd.Keb
Jl. Lubuk sarik, kambang utara kec. Lengayang
III. METODE
- Ceramah
- Tanya jawab
IV. MEDIA
- Lembar balik
- Leaflet
V. KEGIATAN PENYULUHAN
IV. EVALUASI
1. Kriteria struktur :
Peserta hadir di tempat yang telah ditentukan
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di tempat yang telah ditentukan dan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan pula.
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan.
Media telah siap
2. Kriteria Proses :
Pasien, keluarga, dan masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan.
Pasien, keluarga, dan masyarakat konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
Pasien, keluarga, dan masyarakat mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara lengkap dan benar.
3. Kriteria Hasil :
Pasien dan keluarga mampu:
a. Menjelaskan pengertian Hyperemesis Gravidarum.
b. Menjelaskan penyebab Hyperemesis Gravidarum.
c. Menyebutkan tanda dan gejala adanya Hyperemesis Gravidarum.
d. Menjelaskan komplikasi Hyperemesis Gravidarum.
e. Menyebutkan penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum
4. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug
jawab sebagai ibu.
C. TANDA DAN GEJALA
2. TingkatnII
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah mengurang, lidah mengering
dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit
ikteris, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi,
oliguria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai
aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. TingkatnIII
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah, muntah henti,
kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat
tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai
ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan perubahan mental,
keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks,
timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
D. KOMPLIKASI
E. PENATALAKSANAAN
1. Obat-obatan
Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan adalah
vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti dramamin, ovamin pada keadaan
lebih kuat diberikan antimetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara
baik. Cacat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke
dalam kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan
makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. TerapinPsikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan
rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan
konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. CairannParenteral
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
5. Penghentiannkehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasiM
komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan
dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
a. Gangguan kejiwaan : Delirium, apatis,nsomnolennsampainkoma, terjadi gangguan jiwa
ensepalopati wernicle
b. Gangguannpenglihatan: Pendarahanbretina, kemunduran penglihatan
c. Gangguan faal : Hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan
pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun
a. Diet Hiperemesis
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat.
Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus,
dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya
Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan
dalam waktu lama.
b. DietbHiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara
berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yangbernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang
tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
c. Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet
diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah : Roti panggang,
biskuit, crackers, buah segar dan sari buah, minuman botol ringan, sirop, kaldu tak
berlemak, teh dan kopi encer. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III
adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam.
Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan
(pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.
DAFTAR PUSTAKA