Disusun oleh :
BAYU HASTORO - 15065180
NOVIANI MASSAYU AFIANA - 1506518056
10. Tegangan izin tendon prategang Tegangan izin baja Di SNI 2002 malah
Tegangan tarik pada tendon prategang ada peraturan
prategang tidak boleh melampaui Tegangan tarik pada baja sesaat setelah
nilai berikut: prategang tidak boleh penyaluran gaya
1) Akibat gaya pengangkuran melebihi prategang.
tendon berikut ini: Sedangkan di SNI
............................................0,94fpy (a) Akibat gaya penarikan 2013 tidak ada.
tetapi tidak lebih besar dari nilai (jacking) baja
terkecil dari 0,80fpu dan nilai prategang...........................
maksimum yang 0,94fpy
direkomendasikan oleh pabrik tetapi tidak lebih besar dari
pembuat tendon prategang atau yang lebih kecil dari
perangkat angkur. 0,80fpu dan nilai
2) Sesaat setelah penyaluran gaya maksimum yang
prategang direkomendasikan oleh
............................................0,82fpy pembuat baja prategang
tetapi tidak lebih besar dari atau perangkat
0,74fpu.
3) Tendon pasca tarik, pada angkur.
daerah angkur dan sambungan, (b) Tendon pasca tarik,
segera setelah penyaluran gaya pada perangkat angkur dan
............................................0,70fpu kopler (couplers), sesaat
setelah
transfer
gaya
…...........................0,70fpu
11. Kehilangan prategang Kehilangan prategang Kehilangan
1) Untuk menentukan nilai Untuk menentukan prategang tidak ada
tegangan prategang efektif fse, tegangan perbedaan
harus diperhitungkan kehilangan efektif dalam baja
tegangan prategang akibat prategang, fse,
beberapa hal berikut: pembolehan untuk
(1) Dudukan angkur pada saat sumber-sumber
penyaluran gaya. kehilangan prategang
(2) Perpendekan elastis beton. berikut harus ditinjau:
(3) Rangkak beton. (a) Dudukan baja
(4) Susut beton. prategang saat penyaluran;
(5) Relaksasi tegangan tendon. (b) Perpendekan elastis
(6) Friksi akibat kelengkungan beton;
yang disengaja atau tidak (c) Rangkak beton;
Disengaja dalam tendon (d) Susut beton;
pascatarik. (e)Relaksasi tegangan baja
2) Kehilangan akibat friksi pada prategang;
tendon pasca-tarik: (f) Kehilangan friksi
(1) Pengaruh kehilangan akibat akibat kurvatur sengaja
friksi pada tendon pasca-tarik atau tak sengaja pada
harus dihitung dari tendon pasca-tarik.
Ps = Px e(K lx + µα)
(107)
bila (Klx + µα) tidak lebih besar
dari 0,30, maka pengaruh
kehilangan akibat friksi boleh
dihitung sebagai berikut,
Ps = Px (1+ Klx + µα)
(108)
12.(1) Kehilangan akibat friksi harus Kehilangan friksi pada Di SNI 2002
didasarkan pada koefisien friksi tendon pasca tarik dicantumkan rumus
akibat wobble K dan untuk menghitung
kelengkungan µ yang Gaya prategang efektif kehilangan friksi
ditentukan yang disyaratkan harus pada tendon pasca
secara eksperimental, dan harus dicantumkan dalam tarik. Sedangkan di
dibuktikan pada saat dokumen kontrak.
pelaksanaan penarikan tendon SNI 2013 rumus
dilakukan. perhitungannya
Kehilangan friksi yang
(3) Nilai koefisien friksi akibat tidak dicantumkan.
dihitung harus didasarkan
wobble dan kelengkungan yang pada koefisien friksi
dipakai dalam perhitungan wobble dan kurvatur yang
perencanaan harus dicantumkan ditentukan secara
dalam gambarperencanaan eksperimental.
3) Bila kehilangan prategang
dalam suatu komponen struktur Gaya prategang dan
terjadi akibat komponen struktur kehilangan friksi harus
tersebut menyatu dengan dibuktikan selama operasi
komponen struktur lain penegangan tendon seperti
disekitarnya, maka kehilangan ditetapkan dalam 18.20.
gaya prategang tersebut harus
diperhitungkan dalam
perencanaan.
13. Tidak ada
Bila kehilangan prategang dalam Bila kehilangan prategang
suatu komponen struktur terjadi pada komponen struktur perbedaan.
akibat komponen struktur terjadi akibat sambungan
tersebut menyatu dengan komponen struktur ke
komponen struktur lain konstruksi yang terhubung,
disekitarnya, maka kehilangan kehilangan prategang
gaya prategang tersebut harus tersebut
diperhitungkan dalam diperbolehkan dalam
perencanaan. desain.
14. Kuat Lentur 2) Kekuatan Lentur Terdapat
b)Untuk komponen struktur 18.7.2 perbedaan di dalam
yang menggunakan tendon (b) Untuk komponen menentukan fps
prategang tanpa lekatan dan struktur dengan tendon
dengan rasio perbandingan tanpa lekatan dan
antara bentang terhadap tinggi dengan rasio bentang
komponen struktur tidak lebih terhadap tinggi sebesar
dari 35: 35 atau kurang:
18.10.3 Momen-
momen yang
digunakan untuk
menghitung
Redistribusi momen kekuatan perlu harus
negatif hanya boleh merupakan jumlah
dilakukan bila penampang momen akibat reaksi
yang momennya direduksi yang ditimbulkan oleh
direncanakan sedemikian prategang (dengan suatu
hingga ωp, [ωp + (d/dp faktor beban sebesar
)(ω−ω')], atau [(ωpw + 1,0) dan momen-
(d/dp)(ωw − ωw')], yang momen akibat beban
manapun yang berlaku, terfaktor.
tidak lebih besar dari
0,24β1.. Penyesuaian
jumlah momen-
momen ini
diizinkan seperti
diperbolehkan
dalam 18.10.4.
18.10.4 Redistribusi
momen pada komponen
struktur lentur prategang
menerus
18.10.4.1 Bila tulangan
dengan lekatan disediakan
pada tumpuan sesuai
dengan 18.9, diizinkan
untuk mengurangi momen
negatif atau positif yang
dihitung dengan teori
elastis untuk sebarang
pembebanan yang
diasumsikan, sesuai
dengan 8.4.
18.10.4.2 Momen yang
tereduksi harus
digunakan untuk
menghitung momen
teredistribusi pada semua
penampang lainnya
dalam bentang.
Kesetimbangan statis
harus dipertahankan
setelah redistribusi
momen untuk
setiap penempatan
pembebanan.
19. Terdapat
20.11 18.11 Komponen struktur
2) Batasan untuk tulangan pada tekan - Kombinasi beban perbedaan syarat
komponen struktur prategang lentur dan aksial tegangan rata-rata
yang mengalami tekan. 18.11.2.1 Komponen fpc kurang dari 1,5
(1) Komponen struktur dengan struktur dengan MPa (SNI 2002).
tegangan rata-rata fpc kurang tegangan tekan rata-rata Sedangkan
dari 1,5 MPa harus mempunyai dalam beton kurang dari tegangan rata-rata
tulangan minimum sesuai 1,6 MPa, akibat gaya fpc kurang dari 1,6
dengan 12.9(1), 12.9(2) dan 9.10 prategang efektif saja, MPa (SNI 2013).
untuk kolom atau harus mempunyai
16.3 untuk dinding. tulangan minimum
(2) Kecuali untuk dinding, sesuai dengan 7.10,
semua tendon prategang dari 10.9.1, dan 10.9.2 untuk
komponen struktur yang kolom, atau 14.3 untuk
mempunyai tegangan prategang dinding.
rata-rata fpc tidak kurang dari 18.11.2.2 Kecuali untuk
1,5 MPa harus dilingkupi dinding, komponen
dengan tulangan spiral atau struktur dengan
pengikat lateral berdasarkan tegangan tekan rata-
ketentuan berikut: rata
(3) Untuk dinding dengan dalam beton, akibat gaya
tegangan prategang rata-rata fpc prategang efektif saja,
sama dengan atau lebih besar sama dengan atau lebih
dari 1,5 MPa, ketentuan besar dari 1,6 MPa, harus
tulangan minimum dalam mempunyai semua tendon
16.3 boleh diabaikan bila dapat yang dilingkupi oleh
ditunjukkan dengan analisis spiral atau pengikat
struktur bahwa dinding tersebut transversal sesuai dengan
mempunyai kekuatan dan (a)
stabilitas yang
sampai (d):
memadai. 18.11.2.3 Untuk dinding
dengan tegangan tekan
rata-rata dalam beton
akibat gaya prategang
efektif saja sama dengan
atau lebih besar dari 1,6
MPa, tulangan minimum
yang disyaratkan oleh
14.3 tidak berlaku bila
analisis struktur
menunjukkan
kekuatan dan
stabilitas yang
cukup.
20. SNI 03-2847-2002 SNI 2847:2013 Di SNI 2002
20.13 18.13 Daerah paling sedikit 17,5
20.13.2 Kuat material nominal pengangkuran tendon pasca MPa untuk
(3) Kuat tekan beton pada saat tarik tendon atau
penarikan tendon pasca tarik 18.13.4 Kekuatan bahan batang tunggal,
harus dicantumkan pada nominal sedangkan
gambar rencana. Tendon pasca 18.13.4.3 Kekuatan tekan SNI2013 paling
tarik tidak boleh beton pada waktu pasca sedikit 17 MPa
ditegangkan sampai nilai f ' yang penarikan harus untuk strand
didapat dari pengujian tekan ditetapkan dalam tunggal atau
contoh silinder yang dirawat dokumen kontrak. batang tulangan.
sesuai dengan komponen Kecuali bilamana
strukturnya mencapai 28 MPa perangkat angkur yang
untuk tendon majemuk atau berukuran lebih
paling sedikit 17,5 MPa untuk disesuaikan ukurannya
tendon atau batang tunggal. Hal untuk menggantikan
di atas dapat diabaikan bilamana kekuatan tekan yang lebih
digunakan angkur yang rendah atau baja prategang
ukurannya lebih besar untuk ditegangkan sampai tidak
mengkompensasi nilai kuat tekan lebih dari 50 persen gaya
yang lebih rendah atau bilamana prategang akhir, baja
penegangan tendon pascatarik prategang tidak boleh
dibatasi maksimum 50 % gaya ditegangkan sampai
tendon akhir kekuatan tekan beton
seperti ditunjukkan oleh
pengujian yang konsisten
dengan perawatan
komponen struktur, adalah
paling sedikit 28 MPa
untuk tendon strand
majemuk atau paling
sedikit 17 MPa untuk
strand tunggal atau
batang tulangan.
21. SNI 03-2847-2002 SNI 2847:2013 Di SNI 2002
20.14 Perencanaan daerah 18.14 Desain daerah perangkat angkur
pengangkuran untuk strand pengangkuran untuk untuk strand
tunggal atau batang tunggal tendon strand tunggal berdiameter 12,5
diameter 16 mm atau mm, sedangkan
2) Perencanaan daerah batang tulangan diameter SNI 2013
pengangkuran global untuk 16 mm tunggal perangkat angkur
tendon pelat lantai 18.14.2 Desain daerah untuk strand
umum untuk tendon slab
diameter 12,7 mm
22. Di SNI 2002 kuat
20.18 18.18 Grouting
tekan minimum
4) Pengadukan dan untuk tendon
pemompaan grout sebesar 6 MPa,
dengan lekatan
(2) Suhu komponen struktur pada 18.18.4 sedangkan SNI
saat pelaksanaan grout harus di Pencampuran 2013 mencapai
atas 2°C dan harus dijaga agar dan pemompaan kekuatan tekan
tetap diatas 2°C hingga kubus grouting minimum sebesar
grout ukuran 50 mm yang 18.18.4.2 Suhu komponen 5,5 MPa.
dirawat di lapangan mencapai struktur pada saat
suatu kuat tekan minimum pelaksanaan grouting Di SNI 2002 suhu
sebesar 6 MPa. harus di atas 2°C dan grout tidak lebih
(3) Selama pengadukan dan harus dijaga di atas 2°C dari 30°C,
pemompaan, suhu grout tidak hingga kubus grouting 50
boleh lebih tinggi dari 30°C. sedangkan SNI
mm yang dirawat di 2013 suhu grout
lapangan mencapai tidak
kekuatan tekan minimum lebih dari 32°C.
sebesar 5,5 MPa.
18.18.4.3 Suhu grouting
tidak boleh di atas 32°C
selama pencampuran dan
pemompaan.