DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING :
BONIFACIO BAYU S., ST. MSc
NPP.058.1.2018.323
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugrah-
Nya penulis dapat menyelesaikan PROPOSAL Seminar Periode Semester Ganjil
2019/2020 yang berjudul “Studi Tipologi Karakter Fungsi, Ruang dan Bentuk pada
Sekolah Alam”. PROPOSAL ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu
persyaratan tugas mata kuliah Seminar di Fakultas Arsitektur dan Desain Unika
Soegijapranata Semarang.
Dalam penyusunan PROPOSAL ini penulis mengalami hambatan dan rintangan
berkaitan dengan kemampuan penulis yang masih merupakan tahap permulaan. Namun,
penulis juga memperoleh banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu yaitu :
1. Orang tua, sanak saudara, dan teman-teman yang telah mendukung baik secara
spiritual maupun materi
2. Ir Supriyono, MT, selaku Dosen Koordinator Seminar
3. Bonifacio Bayu,ST. Msc pembimbing penulis, yang telah membimbing, memberi
masukan, dan memberikan ilmu selama proses penyusunan hingga
terselesaikannya PROPOSAL ini.
4. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam penyusunan PROPOSAL ini
yang penulis tidak dapat sebutkan satu-persatu
Akhir kata, penulis telah berusaha semaksimalnya dalam penyusunan PROPOSAL
Seminar ini. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL SEMINAR ARSITEKTUR
PERIODE GASAL 2019-2020
JUDUL:
Studi Tipologi Karakter Fungsi, Ruang dan Bentuk pada Sekolah Alam
NIM : 16.A1.0031
Semarang, ………...2019
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.5 Kerangka Teori ............................................................................................... 15
Diagram 2.6 Kerangka Konsep Penelitian........................................................................... 16
Diagram 3.3 Metode Analisis Data ...................................................................................... 18
Abstract
In this modern era some children are getting bored with the methods of learning in public
schools which causes a decrease in the spirit of learning and not optimal delivery of material
from teachers to their students. According to research conducted by Janine K. Coates and
Helena Pimlott-Wilson entitled "Learning while playing: Experiences of Children's Forest Schools
in England" (2018). The results of research on the integration of natural schools with debated
styles of developmental currents contribute to children's social, cognitive, emotional and physical
development through learning experiences while playing, "Coates and Pimlott-Wilson wrote in
their report. nature school especially in Indonesia. From this basis, a typology studio needs
character, function and space in natural schools to look for concepts and characteristics in
natural schools as the basis for designing a natural school, this causes no studies or research
that specifically addresses the typology of natural school buildings. The method used alone is a
descriptive qualitative method that describes a method in questioning the status of human
beings, an object, a set of conditions, a system of thought or a class of events in the present.
The purpose of this descriptive study is to make a systematic, factual and accurate description,
description, or painting of the facts, properties and relationships between the phenomena
investigated. This research method tries to get a general picture through data samples and
journals. Therefore, the phenomenon raised in this study is about the typology of the character
of function, space and form in natural schools.
Abstrak
Pada era modern ini beberapa anak mulai bosan dengan metode pembelajaran disekolah
umum yang menyebabkan menurunnya semangat belajar dan tidak optimalnya penyampaian
materi dari guru kepada anak didiknya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Janine K. Coates
dan Helena Pimlott-Wilson berjudul “Learning while playing: Children’s Forest School
experiences in the UK” ( 2018). Temuan menunjukkan bahwa perpaduan sekolah alam dengan
gaya pengajaran arus utama berkontribusi pada pengembangan keterampilan sosial, kognitif,
emosional, dan fisik anak-anak melalui pengalaman belajar sambil bermain,” tulis Coates dan
Pimlott-Wilson dalam laporannya.Hal tersebut salah satu penyebab perkembangan dan
pertumbuhan sekolah alam terutama di Indonesia. Dari dasar tersebut diperlukannya studi
tipologi karakter fungsi,ruang dan bentuk pada sekolah alam untuk mencari konsep dan ciri khas
pada sekolah alam sebagai dasar mendesain sebuah sekolah alam, hal ini disebabkan tidak
adanya studi atau penelitian yang spesifik membahas tipologi dari bangunan sekolah alam.
Metode yang digunakan sendiri adalah deskriptif kualitatif metode deskriptif merupakan suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif
ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode
penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum melalui sampel data dan jurnal.
Maka dari itu, fenomena yang diangkat pada penelitian ini yaitu mengenai tipologi karakter
fungsi,ruang dan bentuk pada sekolah alam.
1
1.3 Pernyataan Masalah
1. Bagaimana benang merah tipologi karakter fungsi,ruang dan bentuk pada sekolah
alam?
1.4 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah mengetahui data-data tipologi karakter fungsi,ruang dan
bentuk serta konsep dari sekolah alam yang akan dikaji dan menyimpulkan benang merah
konsep sekolah alam secara umum.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui perbedaan tipologi fungsi antara sekolah alam dengan sekolah umum
b. Mengetahui perbedaan tipologi ruang antara sekolah alam dengan sekolah umum
c. Mengetahui perbedaan bentuk fungsi antara sekolah alam dengan sekolah umum
Sebagai pengetahuan tentang tipologi karakter fungsi,ruang dan bentuk pada sekolah
alam dan benang merah konsep pada setiap sekolah alam untuk meningkatkan pengetahuan
Sebagai data dasar dan menambah wawasan berkaitan dengan pengetahuan tentang
tipologi karakter fungsi,ruang dan bentuk pada sekolah alam dan benang merah konsep, ciri
khas pada setiap sekolah alam.
2
Penelitian tentang Tipologi Fungsi, Ruang dan Bentuk telah banyak dilakukan sebelumnya,
tetapi sejauh penelusuran yang telah dilakukan peneliti belum ada penelitian tipologi karakter
fungsi,ruang dan bentuk serta konsep dari sekolah alam. Penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya antara lain:
3
shalat, serta (3) teras
keliling yang berfungsi
sebagai tempat shalat jika
jamaah telah memenuhi
ruang dalam, sekaligus
untuk menghindari tampias
jika hujan.
4 Thomas “Studi Tipologi Mencari ciri khas, -
Arfendo Karakter Fungsi, konsep dan
B.K (2019) Ruang dan Bentuk benang merah dari
pada Sekolah tipologi sekolah
Alam” alam
Sumber : Analisis Pribadi 2019
Berdasarkan tiga kajian penelitian di atas terdapat perbedaan pada objek yang diteliti
maupun hasil yang akan dicapai oleh penulis, pada penelitian ini focus kajian penulis adalah
mencari ciri khas, konsep dan benang merah pada tipologi sekolah alam melalui analisis dari
tiga sampel sekolah alam dengan kriteria yang sudah ditetapkan dengan menganalisis tipologi
karakter fungsi, ruang dan bentuk pada sekolah alam.
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tipologi
Tipologi berasal dari dua suku kata yaitu Tipo yang berarti pengelompokan dan Logos
yang mempunyai arti ilmu atau bidang keilmuan. Jadi Tipologi adalah ilmu yang mempelajari
pengelompokan suatu benda dan makhluk secara umum.
Pengertian Tipologi Bangunan menurut Anthony Vidler Tipologi bangunan adalah sebuah
studi/ penyelidikan tentang penggabungan elemen-elemen yang memungkinkan untuk
mencapai/ mendapatkan klasifikasi organisme arsitektur melalui tipe-tipe. Klasifikasi
mengindikasikan suatu perbuatan meringkas/ mengikhtiarkan, yaitu mengatur penanaman yang
berbeda, yang masing-masing dapat diidentifikasikan, dan menyusun dalam kelas-kelas untuk
mengidentifikasikan data umumnya dan memungkinkan membuat perbandingan-perbandingan
pada kasus-kasus khusus. Klasifikasi tidak memperhatikan suatu tema pada suatu saat tertentu
(rumah, kuil, dsb.) melainkan berurusan dengan contoh-contoh konkrit dari suatu tema tunggal
dalam suatu periode atau masa yang terikat oleh kepermanenan dari karakteristik yang tetap/
konstan.
Tipologi adalah suatu studi yang berkaitan dengan tipe dari beberapa objek yang memiliki
jenis yang sama. Tipologi merupakan sebuah bidang studi yang mengklasifikasikan,
mengkelaskan, mengelompokkan objek dengan ciri khas struktur formal yang sama dan
kesamaan sifat dasar ke dalam tipe-tipe tertentu dengan cara memilah bentuk keragaman dan
kesamaan jenis. Aspek klasifikasi dalam pengenalan tipologi mengarah pada usaha untuk
mengklasifikasikan, mengkelaskan, mengelompokkan objek berdasarkan aspek-aspek/kaidah-
kaidah tertentu. Aspek-aspek yang dapat diklasifikasikan dapat berupa fungsi, bentuk, maupun
gaya. Tipologi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan tipe.
Arti kata ‘tipe’ sendiri berasal dari bahasa Yunani typos yang berarti ‘the root of…’, atau dalam
5
bahasa Indonesia diartikan sebagai ‘akar dari…’(Loekito, 1994). Moneo (1976) dalam Loekito
(1994), secara konsepsional mendefinisikan tipologi sebagai sebuah konsep yang
mendeskripsikan sebuah kelompok obyek atas dasar kesamaan karakter bentuk-bentuk
dasarnya.
Amiuza (2006) dalam kajiannya mengatakan, tipologi merupakan suatu konsep
mendeskripsikan kelompok objek berdasarkan atas kesamaan sifat-sifat dasar yang berusaha
memilah atau mengklasifikasikan bentuk keragaman dan kesamaan jenis. Dalam hal ini, tipologi
merupakan hasil elaborasi karakteristik arsitektur, yang tersusun dari berbagai unsur kultural
lokal dan luar yang spesifik dalam suatu struktur klasifikasi, baik secara klasifikasi fungsi,
geometrik, maupun langgam/gaya.
Secara umum, tipologi berlandaskan pada kemungkinan mengelompokkan beberapa
objek, karena memiliki kesamaan dalam sifat-sifat dasarnya. Tipologi juga dapat diartikan
sebagai sebuah tindakan berpikir dalam rangka pengelompokan (Loekito 1994). Pada awal
mulanya, tipologi sering disalah artikan sebagai sebuh cara melakukan klasifikasi atas dasar
kriteria ‘model’. Kata ‘tipe’ menggambarkan sesuatu yang bersifat spesifik, dan tidak dapat
diulang, sedangkan kata ‘model’ berarti sesuatu yang ada atau hadir karena akan diulang
(Loekito 1994).
Tipologi adalah studi tetang tipe. Tipe adalah kelompok dari objek yang dicirikan oleh
struktur formal yang sama, sehingga tipologi dikatakan sebagai studi tentang pengelompokkan
objek sebagai model melalui kesamaan struktur. Struktur formal yang dimaksud disini tidak
hanya berupa istilah yang berkaitan dengan geometrik fisik semata, tetapi berkaitan dengan apa
yang disebut sebagai ‘deeper geometry’, yaitu geometri yang tidak hanya sebatas pada
perbandingan geometri matematis, akan tetapi berkaitan dengan realita mulai dari aktivitas
sosial sampai dengan konstruksi bangunan. Struktur formal juga diartikan sebagai kaitan atau
inter-relasi antar elemen (Sugini dalam Aplikawati 2006).
Tjahjono (1992) mengatakan bahwa studi tipologi dalam dunia arsitektur berarti studi
dalam usaha pemilahan, klasifikasi, hingga dapat terungkap keragaman dan kesamaan dalam
produk arsitektur yang satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya, tipologi merupakan konsep
yang mendeskripsikan kelompok objek atas dasar kesamaan sifat-sifat dasar. Menurut
Sukada dalam Sulistijowati (1991), ada tiga tahapan yang harus ditempuh untuk menentukan
suatu tipologi, yaitu sebagai berikut:
6
1. Menentukan bentuk-bentuk dasar yang ada dalam setiap objek arsitektural;
2. Menentukan sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh setiap objek arsitektural berdasarkan bentuk
dasar yang ada dan melekat pada objek arsitektural tersebut; dan
3. Mempelajari proses perkembangan bentuk dasar tersebut sampai pada perwujudannya saat
ini.
Habraken (1988) dalam Rusdi (1993) mengidentifikasikan tipologi arsitektur dalam sebuah
parameter pola analisis yang berkaitan dengan Tipologi Galgeon, yang bertolak dari dasar
perancangan arsitektur yang dipelopori oleh Vitruvius, parameter tersebut adalah:
1. Sistem Spasial, sistem ini berhubungan dengan pola ruang, orientasi, dan hierarkinya;
2. Sistem Fisik, sistem fisik dan kualitas figural berhubungan dengan wujud, pembatas ruang,
dan karakter bahannya; dan
3. Sistem Stilistik, berhubungan dengan elemen atap, kolom, bukaan, dan ragam hias
bangunan.
Tiga alasan pentingnya tipologi dalam arsitektur, yaitu antara lain (Aplikawati 2006:13):
1. Membantu proses analisis terhadap objek arsitektur yang sudah ada (dalam hal ini berfungsi
sebagai penggambaran objek);
2. Berfungsi sebagai media komunikasi, dalam hal ini terkait dengan transfer pengetahuan; dan
3. Membantu kepentingan proses mendesain (membantu menciptakan produk baru). Tipologi
arsitektur dibangun dalam bentuk arsip ”given tipes”, yaitu bentuk arsitektural yang
disederhanakan menjadi bentuk geometrik. ”Given tipes” dapat berasal dari sejarah, tetapi dapat
juga bersal dari hasil penemuan yang baru (Palasello dalam Sulistijowati 1991:13). Menurut
Sulistijowati (1991:12), pengenalan tipologi akan mengarah pada upaya untuk ”mengkelaskan”,
mengelompokkan atau mengklasifikasikan berdasar aspek atau kaidah tertentu. Aspek tersebut
antara lain:
1. Fungsi (meliputi penggunaan ruang, struktural, simbolis, dan lain-lain); 2. Geometrik (meliputi
bentuk, prinsip tatanan, dan lain-lain); dan
3. Langgam (meliputi periode, lokasi atau geografi, politik atau kekuasaan, etnik dan budaya,
dan lain-lain).
7
2.2. Teori Bentuk dan Ruang
2.2.1 Definisi Bentuk
Dalam arsitektur, bentuk adalah hal yang cukup penting. Bentuk merupakan output atau
keluaran akhir yang bisa dilihat oleh pengguna bangunan, berikut adalah definisi bentuk
menurut beberapa ahli :
1. Vitruvius mengatakan tidak ada istilah bentuk. bentuk, bagi Vitruvius, bila mau dikaitkan
dengan fungsi/utilitas tentunya merupakan gabungan antara firmistas (technic) dengan
venustas (beauty/delight)(Saliya, 1999).
2. Obyek-obyek dalam persepsi kita memiliki wujud/ujud (shape) (Abecrombie, 1984;37)
3. Wujud/ujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-
sisi bentuk (Ching, 1979;50)
Wujud dasar ruang menurut D.K .ching (1996) terdiri dari 3 buah yaitu:
a. Lingkaran
Merupakan susunan sederetan titik yang mebentuk lengkungan dengan jarak tertentu
Dan seimbangan terhadap sebuah titik tertentu didalam lengkugan.
Petimabangan dalam memilih wujud dasar lingkarang adalah :
1. Kendala dalam penataan bentuk lengkung.
2. Pengembangan bentuk relatif banyak.
3. Orientasi aktivitas cendrung memusat.
4. Fleksibilitas ruang tepat untuk penataan organisasi ruang dengan pola memusat.
5. Karakter dinamis.
b. Bujur sangaka
Merupaka sebuah bidang datar yang mempunyai empat buah sisi panajng dan empat buah
susut siku siku. Pertimbangan dalam memilih wujud dasar bujur sangkar adalah:
1. Penataan dan pengembangan bentuk relatif mudah.
8
2. Kegiatan dengan berbagai orientasi dapat diwadahi
3. Bentuknya yang tegas
4. Karakter bentuk formal dan netral
5. Penataaan perabot relatif mudah karena bentuknya yang sama panjang.
c. Segitiga
Sebuah Bidang datar yang dibatasi oleh tiga sisi dan mempunyai 3buah sudut.
Pertimbangan dalam memlih wujud segtiga adalah:
1. Sulit untuk menata ruangnya karena akan menimbulkan banyak ruang – ruang sisa.
2. Condong berorientasi pada satu sudut.
3. Karakter kaku dan kurang formal
4. Flexibilitasnya kurang serta perlu penataan yang lebih terencana untuk mengatai adanya
ruang sisa.
2.3 Ruang
2.3.1 Definisi Ruang
Ruang merupakan sebuah wadah untuk menampung suatu kegiatan. Ruang memiliki
dimensi untuk dapat difungsikan secara efektif dan efisien.
9
Gambar 2.1. Gambar Skema Organisasi Terpusat
Sumber : Francis D.K. Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan
Tatanan, 1996
b. Organisasi Linear
Suatu urutan dalam satu garus dari ruang – ruang yang berulang. Bentuk organisasi linear
bersifat fleksibel dan dapat menanggapi terhadap berbagai macam kondisi tapak. Bentuk ini
dapat disesuaikan dengan adanya perubahan – perubahan topografi, Mengitari suatu badan air
atau sebatang pohon, ata mengarahkan ruang – ruangnya untuk memperoleh sinar matahari
dan pemandangan. Dapat berbentuk lurus, bersegmen, atau melengkung. Konfigurasunya
dapat berbentuk horizontal sepanjang tapaknya, diagonal menaiki suatu kemiringan atau berdiri
tegak seperti sebuah menara.
Bentuk organisasi linear dapat digunakan untuk:
1. Menghubungkan ruang – ruang yang memiliki ukuran, bentuk dan fungsi yang
sama atau berbeda – beda.
2. Mengarahkan orang untuk menuju ke ruang – ruang tertentu.
10
c. Organisasi Radial
Organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembangkan keluar
lingkupnnya serta memadukan unsur – unsur baik organisasi terpusat maupun linear. Variasi
tertentu dari organisasi radial adalah pola baling – baling dimana lengan – lengan linearnya
berkembang dari sisi sebuah ruang tepusat berbentuk segiempat atau bujur sangkar. Susunan
ini menghasilkan suatu pola dinamis yang secara visual mengarah kepada gerak berputar
mengelilingi pusatnya.
Bentuk organisasi radial dapat digunakan untuk:
1. Membagi ruang yang dapat dipilih melalui entrance
2. Memberi pilihan kepada orang untuk menuju ke ruang – ruang yang diinginkan.
d. Organisasi Cluster
Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama – sama memanfaatkan
satu ciri hubungan visual. Tidak adanya tempat utama didalam pola organisasi berbentuk
kelompok, maka tingkat kepentingan sebuah ruang harus ditegaskan lagi melalui ukuran bentuk
dan orientasi didalam polanya.
Bentuk organisasi cluster dapat digunakan untuk :
1. Membentuk ruang dengan kontur yang berbeda – beda.
2. Mendapatkan view yang sama dari tapak dengan kualitas yang sama bagi masing
– masing ruang
11
3. Membentuk tatanan yang memiliki bentuk, fungsi dan ukuran yang berbeda –
beda.
e. Oraganisasi Grid
Kekuatan yang mengorganisir suatu grid dihasilkan dari keteraturan dan kontinuitas pola
–polanya yang meliputi unsur–unsur ytang diorganisir. Sebuah grid dapat mengalami
perubahan–perubahan bentuk yang lain. Pola grid dapat diputus untuk membentuk ruang utama
yang menampung bentuk – bentuk alami tapaknya. Sebagian Grid dapat dipisahkan dan dapat
diputar terhadap sebuah titil dalam pola dasarnya. Lewat dari daerahnya, Grid dapat mengubah
kesannya dari suatu obyek titik ke garis, Kebidang dan akhirnya ke ruang.
Bentuk organisasi grid dapat digunakan untuk:
1. Mendapatkan kejelasan orientasi dalam sirkulasi
2. Memberi kemudahan dalam penyusunan struktur dan konstruksi bangunan.
3. Elemen Pembentuk Ruang
12
2.3.3 Elemen Pembentuk Ruang
K.W. Smithies (1981) dalam bukinya Principles of design in architecture, menyebutkan
elemen pembentuk ruang dapat dikelompokan menjadi :
a. Tekstur
Tekstur dalam ruang tidak hanya terpusat pada tingkatan halus ke pasar tapi meliputi juga
dekorasi dan pahatan.
b. Warna
Penerapan warna sering hanya menjadi sebatas pada komposisi dan penerapan corak,
satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa warna dalam sebuah komposisi bisa dihasilkan oleh
kilauan textur dan transparansi sebuah permukaan. Grandjean (1973), membuat sebuah riset
yang menggambarkan keterkaitan antara warna dalam sebuah ruang yang dikaitkan dengan
efek psikologis manusia didalamnya yang mendukung interaksi.
c. Irama
Irama diartikan sebagai pergerakan yang bercirikan pada unsur-unsur atau motif berualng
yang terpola dengan interval yang teratur maupun tidak teratur.
d. Orientasi
Pengarah dalam sebuah ruang dapat berupa elemen vertikal dan horizontal yang salah
satunya dapat dibentuk oleh susunan struktur.
e. Proporsi
Dalam proporsi merupakan hubungan antara bidang dengan volume juga perbandingan
antara bagian – bagian sebuah komposisi.
f. Solid and void
Solid and void dihasilkan oleh hubungan antara material padat denga bidang – bidang
bukaan seperti jendela dan pintu.
g. Bentuk dan wujud
Bentuk lebih sering dimaksudkan sebagai pengertian massa atau isi tiga dimensi
sementara wujud secara khusus lebih mengarah pada aspek penting bentuk yang mewujudkan
penampilannya ata perletakan garis kontur yang membatasi suatu gambar atau bentuk.
13
2.4 Sekolah Alam
Sekolah alam adalah suatu bentuk pendidikan alternatif mengenai sistem sekolah dengan
konsep pendidikan berbasis alam. Sekolah alam adalah melihat sekolah yang unik. Lingkungan
ini umumnya sungguh terasa natural dengan bangunan sekolah yang hanya berupa rumah
panggung yang biasa disebut sebagai saung yang dikelilingi oleh berbagai kebun buah, sayur,
bunga bahkan areal peternakan. Bukan suasana gedung bertingkat dan megah sebagai ruang
kelas. Sejak dini anak-anak dikenalkan dengan lingkungan kehidupan nyata.
Sekolah alam menurut ahli:
a. Sekolah Alam menurut Eve Readety, salah seorang peneliti Sekolah Alam Insan Mulia
Surabaya adalah sekolah alternatif yang muncul dari adanya fenomena Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS).
b. Sekolah Alam menurut Efriyani Djuwita, psikolog perkembangan anak dan staf pengajar
fakultas psikologi UI, Sekolah Alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang
menggunakan alam sebagai media utama pembelajaran.
c. Sekolah Alam menurut Maryati dalam Jurdik Kimia FMIPA UNY adalah sekolah dengan
konsep pendidikan berbasis alam semesta dengan bangunan sekolah yang hanya berupa
rumah panggung yang dikelilingi oleh berbagai kebun buah, sayur, bunga, bahkan areal
peternakan.
14
2.5 Kerangka Teori
Teori didasari dari belum adanya data atau hasil penelitian mengenai tipologi,konsep dan
ciri khas sebuah sekolah alam, untuk mendapatkan data tersebut diperlukan sebuah penelitian
untuk digunakan menjadi dasar atau pengetahuan ilmu mengenai sekolah alam.
15
2.6 Kerangka Konsep Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pencarian informasi, teori dan data-data yang diperlukan
untuk mendukung pembahasan tipologi sekolah alam dengan data sekunder menggunakan
metode deskriptif kualitatif dan menentukan sampel untuk kemudian dianalisis dengan
pendekatan tipologi untuk mencari konsep dan ciri khas sekolah alam.
16
BAB 3. METODA
PENELITIAN PENELITIAN
3.1.1 Populasi
Populasi dalam penelitian merupakan merupakan wilayah yang ingin di teliti oleh peneliti.
Seperti menurut Sugiyono (2011 : 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.”
3.1.2 Sample
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti oleh peneliti. Menurut
Sugiyono (2011:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.” Sehingga sampel merupakan bagian dari populasi yang ada, sehingga
untuk pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh
pertimbangan-pertimbangan yang ada.
Dalam teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik sampling purposive.
Sugiyono (2011:84) menjelaskan “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Kriteria dalam pemilihan sekolah alam sebagai sampel adalah
bertaraf internasional, sekolah alam masih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dan memiliki
luas bangunan lebih dari 100m2. Dari kriteria tersebut dipilihlah tiga sekolah alam yang akan
menjadi sampel analisis yaitu Green School Bali, Etania School Sabah, Montessori School
Rionegro.
17
untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
Sedangkan menurut Sugiyono (2005) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah
suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Untuk memperoleh data , maka digunakan dua bentuk penelitian, yaitu:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research )menggunakan data Sekunder, yaitu
penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan, membaca dan menganalisa
buku yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas. Data sekunder adalah
sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data
(Sugiono : 2008 : 402). Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya
mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur
Metode yang digunakan dalam menganalis data yang sudah didapatkan adalah
pendekatan tipologi dengan cara sampel yang sudah disaring menggunakan kriteria
tertentu lalu menganalisisnya dengan kajian teori tipologi bangunan yang sudah
ditemukan dan akan mendapatkan hasil analisis serta konsep dari sekolah alam.
METODE PENETAPAN
DESKRIPTIF KRITERIA SAMPEL
KUALITATIF
18
JADWAL PENELITIAN
Penelitian dengan judul “Studi Tipologi Karakter Fungsi, Ruang dan Bentuk pada Sekolah
Alam” ini akan dilaksanakan empat bulan dan dimulai pada bulan agustus 2019.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TAHAP PROPOSAL
1 Penyusunan Proposal
2 Pengesahan Proposal
3 Jalannya Penelitian
4
Studi Pustaka
5 Pengumpulan Data
6 Sampel
7 Analisis
8 Penulisan Laporan
Akhir
9 Sidang Seminar
19
DAFTAR PUSTAKA