Anda di halaman 1dari 3

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel di seluruh bagian tubuh yang

secara kuantitatif dapat diukur, seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.
Perkembangan adalah perubahan psikologis dan biologis pada anak yaitu transisi dari anak
yang bergantung kepada orang lain sampai pada remaja otonom. Pertumbuhan dan
perkembangan anak yang optimum dipengaruhi oleh pemberian ASI ekslusif, konsumsi
makanan yang kaya gizi, pemberian makanan secara rutin, kurangnya penyakit infeksi dan
stimulasi mental antara lain pola asuh makan yang baik. Asupan gizi yang cukup dan
stimulasi mental diperlukan untuk perkembangan otak yang normal. Pemenuhan kebutuhan
zat gizi dan stimulasi mental sangat penting selama kehamilan dan bayi, yang merupakan
periode penting untuk dasar pembentukan perkembangan kognitif, motorik, dan sosio-
emosional, keterampilan sepanjang masa dan dewasa. Kekurangan zat gizi selama kehamilan
dan minimnya stimulasi mental kepada bayi akan memengaruhi kognisi, perilaku, dan
produktivitas pada usia sekolah dan dewasa.

Berbagai penelitian menunjukkan anak dengan asupan makanan yang kurang mempunyai
berat badan yang lebih rendah dan status sosial ekonomi dikategorikan menjadi rendah serta
tinggi. Metode penelitian data yang diolah berasal dari data penelitian, SEANUTS adalah
survei dengan desain potong lintang (cross-sectional. Analisis ini menggunakan data anak
usia 0,5 sampai 1,9 tahun, dengan total jumlah sampel adalah 247 anak yang tercakup dalam
SEANUTS (East Asian Nutrition Surveys )(SEANUTS) yang dilaksanakan pada tahun 2011.
Perkembangan mental dan penilaian status gizi anak. Pengukuran berat badan anak dilakukan
dengan menggunakan timbangan digital, Status gizi dihitung dari nilai z-score tinggi badan
menurut umur (TB/U) dibandingkan dengan WHO Child Growth Standards 2005.12 Anak
dikategorikan menjadi stunting jika TB/U < -2 SD dan tinggi badan normal jika TB/U ≥ -2
SD.13. Pengukuran perkembangan adalah dengan menggunakan Denver Development
Screening Test (DDST) II. Umur anak dikategorikan menjadi dua yaitu umur 0,5 - < 1 tahun
dan 1,0 – 1,9 tahun. Pola pengasuhan mempunyai banyak definisi, namun pada intinya adalah
corak atau cara kerja dalam mendidik, merawat, membantu, melatih fisik, emosi dan sosial
anak serta melindunginya agar tumbuh berkembang.

Sebagai variabel terikat adalah pertumbuhan dan perkembangan (empat kategori) dan
variabel bebas adalah asupan energi dan protein, IDDS, lama anak digendong, umur, tempat
tinggal dan status sosial ekonomi.
0,5 – 0,9 tahun lebih berisiko mengalami gangguan perkembangan dibanding anak yang
berusia 1,0 – 1,9 tahun. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
konsumsi protein dan interaksi status sosial ekonomi (SES) dan digendong > 2 jam sehari.
Anak dengan konsumsi protein < 80% AKG berisiko 3,1 kali untuk menjadi stunting dan
terganggu perkembangannya dibanding anak dengan konsumsi protein ≥ 80%. Anak dari SES
rendah dan digendong > 2 jam sehari berisiko mengalami stunting dan gangguan
perkembangan 6,9 kali dibanding anak dari SES tinggi dan digendong < 2 jam sehari. Jadi
risiko terjadinya stunting adalah konsumsi protein yang tidak mencukupi kebutuhan anak
mulai umur 0,5 tahun (6 bulan) dalam lingkungan kemiskinan dan diperberat ketika
pengasuhan yang tidak tepat. Pemantauan perkembangan anak perlu dilaksanakan secara
rutin terutama pada anak yang berumur satu tahun ke bawah. Asupan protein, sosial ekonomi
status dan pengasuhan anak merupakan faktor risiko untuk terjadinya pertumbuhan dan
hambatan perkembangan pada anak.
ABSTRACK

Growth is the increase in size and number of cells in all parts of the body which can be
quantitatively measured, such as height, weight, and head circumference. Development is a
psychological and biological change in children, namely the transition from children who
depend on others to autonomous adolescents. Optimum child growth and development is
influenced by exclusive breastfeeding, consumption of nutrient-rich foods, regular feeding,
lack of infectious diseases and mental stimulation, including good parenting. Adequate
nutritional intake and mental stimulation are needed for normal brain development.
Fulfillment of nutritional needs and mental stimulation is very important during pregnancy
and baby, which is an important period for the foundation of the formation of cognitive,
motoric, and socio-emotional development, skills throughout time and adulthood. Nutritional
deficiency during pregnancy and lack of mental stimulation to the baby will affect cognition,
behavior, and productivity at school and adult age.

Various studies show children with food intake who have less weight and socioeconomic
status are categorized as low and high. The research method of the processed data comes
from research data, SEANUTS is a cross-sectional survey. This analysis uses data from
children aged 0.5 to 1.9 years, with a total sample of 247 children included in SEANUTS
(East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) which was carried out in 2011. Mental
development and assessment of children's nutritional status Measuring a child's body weight
using a digital scale, nutritional status is calculated from the z-score of height according to
age (TB / U) compared to WHO Child Growth Standards 2005.12 Children are categorized as
stunting if TB / U <-2 SD and normal height if TB / U ≥ -2 SD. 13 Measurement of progress
is to use the Denver Development Screening Test (DDST) II. two, namely age 0.5 - <1 year
and 1.0 - 1.9 years, parenting has many definitions, but in essence is the pattern or way of
working in educating, caring, help, train children physically, emotionally and socially and
protect them to grow.

As the dependent variable is growth and development (four categories) and the independent
variables are energy and protein intake, IDDS, length of children being held, age, place of
residence and socioeconomic status.

0.5 - 0.9 years more at risk of developing developmental disorders than children aged 1.0 -
1.9 years. Disruption of growth and development is related to protein consumption and
interaction of socioeconomic status (SES) and carried> 2 hours a day. Children with protein
consumption <80% of RDA are 3.1 times more likely to become stunted and progressively
disrupted than children with protein consumption ≥ 80%. Children from low SES and held> 2
hours a day are at risk of developing stunting and developmental disorders 6.9 times
compared to children from high SES and held <2 hours a day. So the risk of stunting is the
consumption of protein that does not meet the needs of children starting at the age of 0.5
years (6 months) in a poverty environment and aggravated when improper care. Child
development monitoring needs to be carried out routinely, especially for children aged one
year and under. Protein intake, socio-economic status and parenting are risk factors for
growth and developmental obstacles in children.

Anda mungkin juga menyukai