Anda di halaman 1dari 41

perpustakaan.uns.ac.

id 7
digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
W.S. Winkel (1995:53) menyatakan bahwa "belajar adalah suatu aktivitas
menthal/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan
dan nilai sikap. Perubahan ini bersifat relatif konstan dan berbekas".
Sedangkan pengertian belajar menurut Biggs dalam pendahuluan Teaching
for Learning mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan
kuantitatif; rumusan intitusional, dan rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan
ini, kata-kata seperti perubahan dan tingkah laku tidak lagi disebut secara eksplisit
mengingat kedua istilah ini sudah menjadi kebenaran umum yang diketahui semua
orang yang terlibat proses pendidikan.
Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut pandang jumlah), belajar berarti
kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta
sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa
banyak materi yang dikuasai siswa.
Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai
proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi yang
telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat
diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru
mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian
dinyatakan dalam bentuk skor.
Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses
memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan
dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada
tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-
commit
masalah yang kini dan nanti dihadapi to (Muhibbin
siswa user Syah,2005:91-92).
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

Pengertian belajar yang lain yaitu,“ belajar adalah modifikasi /memperteguh


kelakuan melalui pengalaman (learning is difined as the modification a
strengthening of behaviour through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan, belajar
bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan perilaku
(Oemar Hamalik,2003:36).
Jadi dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah usaha sadar yang
dilakukan individu yang menghasilkan perubahan seluruh tingkah laku yang yang
berupa perubahan aktual maupun potensial dan didapatnya kecakapan baru relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungaan.
b. Pengertian Pembelajaran
Oemar Hamalik (2003:57) menyatakan bahwa Pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa,
guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi
buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video
tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan
audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
Beberapa definisi pembelajaran dari para ahli antara lain:
Sementara itu menurut ahli lain, "Pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar" (Dimyati dan
Mudjiono,1999:297).
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan secara
terprogram dalam desain instruksional dimana terdapat beberapa kombinasi yang
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian antara belajar dan pembelajaran merupakan satu
kesatuan dari dua kegiatan yang searah, yakni hubungan antara pihak pengajar
(guru) dan pihak yang diajar (siswa) sehingga terjadi suasana dimana pihak siswa
aktif belajar dan pihak guru aktif commit to atau
mengajar usermemberi pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dalam proses belajar tidak cukup hanya mendengarkan
dan mencatat, siswa dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat menambah
pengalaman siswa dalam belajarnya. Dalam belajar diperlukan aktivitas, karena
menurut Sardiman A.M(2007:95-96) menyatakan bahwa” pada prinsipnya belajar
adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku. Jadi melakukan kegiatan.
Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan
prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar".
Rosseau dalam Sardiman, A.M (2007:96) mengemukakan bahwa segala
pengetahuan itu harus diperoleh dari pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, dan
penyelidikan sendiri, hal ini menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus
aktif sendiri, tanpa aktivitas maka proses belajar mengajar tidak mungkin terjadi.
Lebih lanjut Montessori dalam Sardiman, A.M (2007:96) menegaskan bahwa
anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri,
pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana
perkembangan anak didiknya.
Dapat disimpulkan bahwa, Pendidik harus banyak melibatkan siswa dan
mendorong siswa untuk aktif. Paul B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi
177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Aktivitas melihat (visual activities), antara lain: membaca, memperhatikan
gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Aktivitas berbicara (oral activities), antara lain: menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan diskusi,
wawancara, interupsi.
c. Aktivitas mendengar (listening activities), antara lain : mendengarkan,
uaraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
d. Aktivitas menulis (writing activities), antara lain : menulis cerita, karangan,
laporan, angket, menyalin.
e. Aktivitas menggambar (Drawing activities), antara lain : menggambar,
membuat grafik, peta, diagram.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

f. Aktivitas gerak (Motor activities), antara lain : melakukan percobaan,


membuat kontruksi, model reparasi, bermain, berkebun, beternak.
g. Aktivitas mental (Mental activities), antara lain : menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Aktivitas emosional (Emotional activities), antara lain : menaruh minat,
merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
(Sardiman,2007:101)
Parameter keaktifan yang digunakan pada penelitian sebagai berikut :
a. Aktivitas melihat (visual activities) : keaktifan siswa dalam memperhatikan
guru ketika mengajar.
b. Aktivitas bicara (oral activities):keaktifan siswa dalam bertanya /menanggapi
pendapat, bertanya/menjawab pertanyaan.
c. Aktivitas menulis (writing activities), antara lain : menulis laporan,
mengerjakan soal-soal LKS.
d. Aktivitas gerak (Motor activities), antara lain : melakukan percobaan.

3. Prestasi Belajar
Pengertian prestasi,menurut Purwodarminto (1984:110),”Prestasi adalah
hasil dari sesuatu yang telah dicapai atau dilakukan atau dikerjakan”. Dengan
demikian prstasi merupakan hasil yang telah dicapai dalam suatu kegiatan tertentu
dalam waktu tertentu. Hasil tersebut dapat bersifat memuaskan bagi pelaku
kegiatan.
Mengenai prestasi belajar, ada tiga aspek yang diukur, yaitu:
a. Aspek Kognitif
Evaluasi aspek kognitif, mengukur pemahaman konsep yang terkait pada
percobaan yang dilakukan. Untuk aspek pengetahuan, evaluasi dapat dilakukan
melalui tes lisan maupun tertulis yang relevan dengan Indikator Pencapaian Hasil
Belajar (IPHB) dalam materi pokok tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

Aspek kognitif dapat berupa pengetahuan dan ketrampilan intelektual


yang meliputi produk ilmiah dan proses ilmiah. Produk ilmiah meliputi: fakta-
fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, generalisasi, teori dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. sedangkan proses ilmiah meliputi: pengamatan,
pemahaman, aplikasi, analisis dan evaluasi (Mulyati Arifin,1995:24).
b. Aspek Afektif
Terdapat lima tingkatan dalam ranah afektif, menurut taksonomi
Krathwohl, yaitu: receiving (attending), respondin, valuing, organization, dan
characterization. Dari beberapa tingkatan tersebut, ranah afektif mempunyai
karakteristik, karakteristik tersebut antara lain:
1) Sikap
Sikap menurut Fishbein dan Ajzen adalah suatu predisposisi yang
dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu obyek,
situasi, konsep, atau orang. Objek sekolah adalah sikap peserta didik terhadap
sekolah dan mata pelajaran.
2) Minat
Menurut Getzel, minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui
pengalaman yang mendorong seseorang memperoleh obyek khusus, aktivitas,
pemahaman dan keterampilan untuk tujuan perhatian dan pencapaian. Hal
penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk
karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
3) Konsep diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu
terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya. Konsep diri ini
penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, maka bisa dipilih alternatif
karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diri ini penting
bagi sekolah untuk memotivasi belajar peserta didik dengan tepat.
4) Nilai
Nilai menurut Rokeach adalah suatu keyakinan yang dalam tentang
commit
perbuatan, tindakan atau perilaku yangtodianggap
user baik atau jelek.
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7), yaitu nilai adalah
suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam
mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa
manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini
menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya sekolah
harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang
bermakna dan signifikan bagi peserta didik dalam memperoleh kebahagiaan
personel dan memberi kontribusi positif terhadap masyarakat.
5) Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan
orang lain. Perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Moral juga
sering dikaitkan dengan keyakinan seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan
yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan
keyakinan seseorang.
(Depdiknas,2003:3-6)
c. Aspek Psikomotorik
Pengukuran keberhasilan pada aspek keterampilan ditujukan pada
keterampilan dalam merangkai alat, keterampilan kerja dan ketelitian dalam
mendapat hasil. Evaluasi dari aspek keterampilan yang dimiliki oleh siswa,
bertujuan mengukur sejauh mana siswa dapat menguasai teknik praktikum,
khususnya dalam merangkai alat dan bahan, pengumpulan data, meramalkan, dan
menyimpulkan. Dengan kata lain, ingin diketahui sejauh mana praktikan telah
menguasai keterampilan proses IPA. Penguasaan terhadap aspek keterampilan ini
dapat diukur melalui tes observasi, yang dilakukan guru langsung pada siswa yang
melakukan praktikum, yaitu dengan mengamati cara kerja siswa.
(Mulyati Arifin,1995:197).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena


mempunyai beberapa fungsi utama,antara lain:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini
didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal
ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada
manusia (Abraham H. Moslow,1984), termasuk kebutuhan anak didik dalam
suatu program pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dari suatu intitusi pendidikan.
Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator
tingkat produktivitas suatu intitusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa
kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak
didik. Indikator entern dalam arti bahwa tinggi/rendahnya prestasi belajar
dapat dijadikan dapat dijadikan indikator kesuksesan anak didik di
masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan
juga dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.
5) Prestasi dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam
proses belajar-mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan
pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh
materi pelajaran yang telah terprogram dalam kurikulum.
(Zainal Arifin,1990:3-4).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Depdiknas telah meluncurkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) atau akrab disebut kurikulum 2006. KTSP memberi keluasan penuh
setiap sekolah untuk mengembangkan kurikulum dengan tetap memperhatikan
potensi sekolah dan potensi daerah sekitar.
Menurut Prasetyo Utomo (kompas,24 April 2006), keuntungan yang bisa
diraih dengan kurikulum 2006 ini adalah keleluasaan memilih bahan ajar dan
peserta didik diharapkan dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan
kemampuan, kebutuhan, dan minatnya. Sekolah dipacu untuk dapat menyusun
program pendidikan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang
tersedia. Dalam KTSP hanya dideskripsikan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Guru sendiri yang menentukan indikator dan meteri pokok pelajaran,
disesuaikan dengan situasi daerah dan minat anak didik (Muhammad Joko
Susilo,2007:94-97).
KTSP merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah
untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan
efisiensi pendidikan agar dapat memodifikasikan keinginan masyarakat setempat
serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat, industri, dan
pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik. Tujuan utama KTSP adalah
memandirikan dan memperdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi
yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan.
Sekolah harus mampu mencermati kebutuhan peserta didik yang bervariasi,
keinginan staf yang berbeda, kondisi lingkungan yang beragam, harapan
masyarakat yang menitipkan anaknya pada sekolah agara kelak bisa mandiri, serta
tuntutan dunia kerja untuk memperoleh tenaga yang produktif, potensial,dan
berkualitas. KTSP memberi peluang bagi kepala sekolah dan guru dan peserta
didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan
masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial dan sebagainya yang tumbuh dari
aktivitas, kreativitas dan profesionalisme yang dimiliki.
(Muhammad Joko Susilo,2007:12-17).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

5. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


a. Pengertian PTK
PTK adalah suatu kajian bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan
mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-
tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-
praktek pembelajaran tersebut dilakukan (Tim Pelatih Proyek PGSM,1999:6).
Sarwiji Suwandi dan Madyo E (2007:6-7) mengemukakan bahwa PTK
adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan guru (dan bersama pihak lain)
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
Tindakan ini harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat
keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika program belum dapat
memecahkan yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus
kedua) untuk mencoba tindakan lain sebagai alternatif pemecahan yang lain
sampai permasalahan dapat diatasi.
Jadi PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktek
pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan
tersebut.
Dari beberapa pengertian di atas, telah dijelaskan bahwa PTK hendaknya
dilakukan oleh guru, tetapi menurut Herawati Susilo, Husnul Chotimah & Yuyun
Dwita Sari dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana
Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon guru bahwa PTK dapat juga
dilakukan oleh calon guru. Sebagaimana dijelaskan pada Tabel 1. yaitu perbedaan
penelitian tindakan kleas dengan penelitian formal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

Tabel 1. Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Penelitian Tindakan Kelas


(PTK)

Penelitian Formal Penelitian Tindakan Kelas


· Dilakukan oleh orang luar kelas, · Dilakukan oleh kepala sekolah
misalnya dosen, ilmuwan, mahasiswa atau guru atau calon guru.
yang melakukan eksperimen tertentu.
· Di lingkungan di mana variabel – · Di kelas atau di sekolah.
variabel luar dapat dikendalikan.
· Sampel harus representatif · Kerepresentatifan sampel tidak
menjadi persyaratan penting.
· Mengutamakan validitas internal dan · Lebih mengutamakan validitas
eksternal internal
· Menuntut penggunaan analisis · Tidak menuntut penggunaan
statistik yang rumit, signifikansi analisis statistik yang rumit
statistik, yang ditentukan sejak awal, · Menggunakan metode kualitatif
dan memeriksa hubungan sebab untuk mendiskripsikan apa yang
akibat antarvariabel. terjadi dan memahami dampak
suatu intervensi pendidikan
(tindakan)
· Mempersyaratkan hipotesis · Tidak selalu menggunakan
hipotesis
· Mengembangakan teori · Memperbaiki praktik
· Tidak memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung
pembelajaran secara langsung
· Hasil penelitian merupakan produk · Hasil penelitian merupakan
ilmu yang dapat digeneralisasikan ke peningkatan mutu pembelajaran
populasi yang lebih luas. di lingkungan pembelajaran
tertentu tempat dilakukannya
PTK
· Berlangsung secara linear (bergerak · Berlangsung secara siklis
maju) (berdaur)
· Tidak kolaboratif dan individual · Kolaboratif dan kooperatif
commit to user
(Herawati Susilo, Husnul Chotimah & Yuyun Dwita Sari, 2008: 4-5)
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

b. Model Penelitian Tindakan


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian tindakan
kelas dari Kemmis dan Mc Taggart. Kemmis mengembangkan modelnya
berdasarkan konsep asli Lewin yang kemudian disesuaikan dengan beberapa
pertimbangan. Dalam perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi
diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan
kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah.
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai
berikut:
1) Perencanaan (planning)
Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan pada tahapan pra-PTK,
rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis yang telah
ditentukan. Rencana tindakan tersebut mencakup semua langkah tindakan
secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan tindakan mulai dari materi/bahan
ajar, rencana pelajaran yang mencakup metode/teknik mengajar, secara
teknik dan instrumen observasi/evaluasi dipersiapkan dengan matang pada
tahap perencanaan.
2) Tindakan (acting)
Tahap tindakan merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua
rencana yang telah dibuat. Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru tentu
saja mengacu pada kurikulum yang berlaku dan hasilnya diharapkan berupa
peningkatan keefektifan proses pembelajaran yang bermuara pada
peningkatan mutu hasil belajar peserta didik
3) Pengamatan (observing)
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengna pelaksanaan tindakan.
Pada tahapan ini, data-data tentang pelaksanaan tindakan dari rencana yang
sudah dibuat serta dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran
dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang telah
dikembangkan. Tahap ini juga perlu mempertimbangkan penggunaan
beberapa jenis intrumen demi kepentingan triangulasi data. Dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

menggunakan kegiatan observasi dan evaluasi, guru tidak harus bekerja


sendiri. Guru dapat dibantu oleh teman sejawat atau pengamat dari luar.
4) Refleksi (reflecting)
Refleksi merupakan tahapan untuk memproses data/masukan yang
diperoleh pada saat melakukan pengamatan (observasi). Data yang diperoleh
kemudian diinterpretasi, dicari eksplanasinya, dan dinalisis. Proses
pengkajian data ini mungkin juga melibatkan orang luar, misalnya pada saat
observasi. Keterlibatan kolaborator tersebut sekedar membantu peneliti agar
dapat lebih tajam dalam merefleksi dan mengevaluasi apa yang terjadi di
dalam kelas yang dilaksanakan untuk melaksanakan PTK.
Demikian keempat tahapan dalam PTK ini membentuk satu siklus yang
menyeluruh. Siklus ini kemudian diikuti siklus-siklus yang lain secara
berkesinambungan seperti membentuk spiral. Berakhirnya suatu siklus
bergantung pada peneliti.
(Herawati Susilo dkk, 2008;13-16)

6. Metode Pengajaran Inkuiri Terbimbing


Metode mengajar merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk
menciptakan pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi
kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan
(Mulyani Sunatri dan Johar Permana,2001:114).
Penggunaan metode mengajar ditekankan pada kesesuaian dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan agar proses belajar mengajar menjadi efektif dan
efisien. Bruner dalam Mulyati Arifin (1995:76) menyarankan agar dalam
pengajaran siswa dapat berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan
prinsip dan melakukan eksperimen-eksperimen yang memberi kesempatan siswa
untuk menemukan prinsip-prinsip sendiri.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan besar kecilnya bantuan informasi dari guru kepada siswa,


pendekatan inkuiri dibedakan:
a. Inkuiri terbimbing, yaitu memperoleh petunjuk-petunjuk seperlunya,
biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing. Pada
awalnya banyak diberikan bimbingan, lambat laun dikurangi.
b. Inkuiri bebas, yaitu siswa diberi kebebasan untuk melakukan sendiri tetapi
sangat sulit melakukan inkuiri sebab siswa masih perlu bimbingan.
c. Inkuiri termodifikasi, yaitu guru menyiapkan masalah untuk siswa dan
menyediakan bahan/alat yang diperlukan untuk memecahkan masalah
secara perseorangan/kelompok. Bantuan yang bisa diberikan ke siswa
berupa pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan siswa dapat berfikir
dan menemukan cara penelitian yang tepat.
(Margono,1989:52-53)
Inkuiri terbimbing kegiatan belajar harus dikelola dengan baik oleh guru
dan luaran pembelajaran sudah dapat diprediksikan sejak awal. Inkuiri jenis ini
cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu.
Pada metode inkuiri terbimbing siswa dibimbing untuk sampai pada
penemuan konsep sendiri, tetapi konsep itu tidak mesti telah diketahui oleh guru.
Dalam satu metode Inkuiri yang lebih dipentingkan adalah proses penemuannya
atau cara menemukan, sedangkan hasil itu nomor dua. Pengembangan
kemampuan discovery-inquiry pada diri siswa melalui pengajaran science salah
satunya berupa kegiatan "guided discovery-inquiry laboratory lesson". Guru
menyediakan bimbingan/petunjuk yang cukup luas. Pada umumnya kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi:
a. Pernyataan problem
Problem untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagai
"pertanyaan" atau "pernyatan" biasa.
b. Kelas / semester
Menunjukkan tingkat siswa yang akan diberi penjelasan. Misalnya siswa SMA
kelas XI commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

c. Prinsip atau konsep yang diberikan


Konsep-konsep yang harus ditemukan siswa melalui kegiatan harus ditulis
dengan jelas dan tepat melalui aspek kognitif, psikomotorik,dan afektif.
d. Alat/bahan
Alat/bahan harus disediakan sesuai dengan kebutuhan setiap siswa untuk
melakukan kegiatan.
e. Diskusi pengarahan
Berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa (kelas) untuk
didiskusikan para siswa sebelum siswa melakukan kegiatan discovery-inquiry.
f. Kegiatan metode penemuan oleh siswa.
Berupa kegiatan percobaan atau penelitian oleh siswa untuk menemukan
konsep-konsep dan/atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan guru.
g. Proses berpikir kritis dan ilmiah
Proses berpikir kritis dan ilmiah harus ditulis dan dijelaskan untuk
menunjukkan kepada guru lain tentang "mental operation" siswa yang
diharapkan selama proses pembelajaran.
h. Pertanyaan yang bersifat open-ended.
Pertanyaan yang bersifat open-ended harus berupa pertanyaan yang mengarah
pada pengembangan tambahan kegiatan siswa.
i. Catatan guru
Catatan guru berupa catatan untuk guru lain yang meliputi:
1) Penjelasan tentang hal-hal atau bagian-bagian yang sulit dari kegiatan atau
pelajaran.
2) Isi materi yang relevan dengan kegiatan.
3) Faktor-faktor variabel yang dapat mempengaruhi hasil-hasilnya terutama
penting sekali apabila kegiatan percobaan/penyelidikan tidak berjalan/
gagal.
(Rini Budiharti,2000:54-55).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

Proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing di


laboratorium mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri
dari empat sampai lima orang.
b. Guru membagi LKS yang berisi pernyataan problem kepada siswa,
prinsip-prinsip atau konsep-konsep yang harus ditemukan, diskusi, alat
dan bahan kegiatan penemuan, proses berpikir kritis, pertanyaan yang
bersifat open-ended dan catatan guru.
c. Memberikan pengarahan tentang kegiatan atau praktikum serta memberi
pengarahan sebelum kegiatan penemuan kepada siswa.
d. Siswa melakukan penemuan dengan cara melaksanakan percobaan yang
ada dalam LKS dengan bimbingan guru.
e. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dan tugas yang ada pada LKS.
f. Membuat laporan dari hasil percobaan dan menarik kesimpulan untuk
mencocokkan hasil percobaan dengan teori yang ada.
Metode mengajar inkuiri terbimbing ini sebaiknya dilakukan secara
berkelompok, setelah siswa dirangsang dengan permasalahan lalu hipotesis
ditemukan siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan siswa,
kemudian eksperimen dilakukan siswa untuk menguji hipotesis dengan prosedur
eksperimen yang diberikan guru.
Kebaikan dari metode mengajar inkuiri terbimbing adalah:
a. Dapat membentuk dan mengembangkan sel-consept pada siri siswa ,
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru.
c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
bersikap obyektif, jujur, dan terbuka.
d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri.
e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
commit
f. Situasi proses belajar menjadai to user
lebih terangsang.
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

Kelemahan metode mengajar inkuiri terbimbing adalah:


a. Ada kemungkinan hanya beberapa siswa yang pandai saja yang terlibat
secara aktif dalam eksperimen dan sebagian lagi pasif.
b. Memerlukan waktu, sedangkan waktu disekolahan sudah disesuaikan
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam kurikulun.
c. Tidak mungkin siswa diberi kesempatan sepenuhnya untuk membuktikan
secara bebas semua yang dipermasalahkan
( Rini Budiharti,2000.52-53)

7. Termokimia
Termokimia membahas hubungan antara kalor dengan reaksi-reaksi atau
proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia.
A. Energi dan Entalpi
1. Sistem dan Lingkungan
Dalam termokimia, kita senantiasa berhadapan dengan reaksi kimia,
khususnya tentang energi yang menyertai reaksi tersebut. Reaksi atau proses
yang sedang menjadi perhatian kita disebut sistem. Segala sesuatu yang
berada di sekitar sistem, yaitu dengan apa sistem tersebut berinteraksi, disebut
lingkungan.
Contoh: reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCl dalam suatu tabung
reaksi dan terjadi kenaikan suhu yang menyebabkan suhu tabung reaksi naik,
demikian pula suhu disekitarnya.
Pada contoh tersebut HCl dan NaOH adalah sistem (yang menjadi pusat
perhatian), sedangkan tabung reaksi, suhu udara, tekanan udara merupakan
lingkungan.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

a. Sistem Terbuka
Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi
perpindahan energi dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem.
Contoh:
Reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer yang
dilakukan pada tabung reaksi yang terbuka. Pada peristiwa ini terjadi reaksi:
Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Oleh karena reaksi dilakukan pada tabung terbuka maka gas hidrogen
yang terbentuk akan keluar dari sistem ke lingkungan, dan energi yang
dihasilkan pada reaksi tersebut akan merambat keluar dari sistem ke
lingkungan pula.
b. Sistem Tertutup
Suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi
perpindahan energi, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi disebut sistem
tertutup.
Contoh:
Bila reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer tersebut
dilakukan pada tabung reaksi yang tersumbat dengan rapat, maka gas hidrogen
(materi) di dalam sistem tidak dapat meninggalkan (keluar) dari sistem, tetapi
perpindahan energi keluar dari sistem tetap terjadi melalui dinding tabung
reaksi.
c. Sistem Terisolasi.
Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan terjadinya
perpindahan energi dan materi antara sistem dengan lingkungan.
Contoh :
Bila reaksi antara logam magnesium dan asam klorida encer tersebut
dilakukan di dalam suatu tempat yang tertutup rapat (terisolasi), seperti di
dalam penyimpanan air panas (termos).
Catatan: pada umumnya reaksi kimia banyak dilakukan di dalam sistem yang
terbuka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

2.Tanda Untuk Kalor dan Kerja


Tanda untuk kalor dan kerja, jika energi (kalor dan kerja) meninggalkan
sistem, diberi tanda negatif (-); sebaliknya, jika energi memasuki sistem,
diberi tanda positif (+).
Sistem menerima kalor, q bertanda positif (+)
Sistem membebaskan kalor, q bertanda negatif (-)
Sistem melakukan kerja, w bertanda negatif (-)
Sistem menerima kerja, w bertanda positif (+)
3. Energi-dalam (E)
Materi adalah reservoar energi. Setiap zat atau sistem mempunyai
sejumlah tertentu energi. Minyak tanah, batu baterai, gas hidrogen,
makanan, dan zat lainnya, semuanya menyimpan energi. Energi yang
dimiliki oleh suatu zat atau sistem dapat digolongkan ke dalam energi
kinetik atau energi potensial. Energi kinetik adalah energi yang berkaitan
dengan gerakan molekul-molekul sistem, sedangkan bentuk energi lain yang
tidak berhubungan dengan gerak disebut energi potensial. Jumlah energi
yang dimiliki oleh suatu zat atau sistem disebut energi-dalam (internal
energy) dan dinyatakan dengan lambang E.
Komponen utama dari energi-dalam yang menjadi pusat perhatian kita
adalah energi termal, yaitu energi yang terkait dengan gerakan molekul-
molekul sistem, dan energi kimia, yaitu energi yang terkait dengan ikatan
kimia dan interaksi antarmolekul.
Energi-dalam tergolong fungsi keadaan, yaitu besaran yang harganya
hanya bergantung pada keadaan sistem, tidak pada asal-usulnya. Keadaan
suatu sistem sistem ditentukan oleh jumlah mol (n), suhu (T) dan
tekanannya (P).Oleh karena merupakan fungsi keadaan, maka perubahan
energi-dalam pada suatu proses hanya ditentukan oleh energi-dalam mula-
mula (E1) dan energi-dalam akhir (E2).
∆E = E2 - E1
E1 = energi-dalam mula-mula
E = energi-dalam akhir commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

Untuk suatu reaksi kimia, perubahan energi-dalam sama dengan


energi-dalam produk dikurangi dengan energi-dalam pereaksi.
∆E = Ep – Er
Er = energi-dalam pereaksi
Ep = energi-dalam produk
Energi-dalam tergolong sifat ekstensif, yaitu sifat yang bergantung pada
jumlah zat. Jika energi-dalam dari 1 mol air adalah x kJ, maka energi-dalam
dari 2 mol air, pada suhu dan tekanan yang sama, adalah 2x kJ.
4. Kalor (q)
a. Pengertian kalor
Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau
sebaliknya karena perbedaan suhu, yaitu dari suhu lebih tinggi ke suhu lebih
rendah. Perpindahan kalor akan berlangsung hingga suhu di antara keduanya
menjadi sama.
Kalor adalah energi dalam perubahan. Meskipun kita mengatakan
sistem ”menerima” atau ”membebaskan” kalor, tetapi sistem tidak
mempunyai energi dalam bentuk ”kalor”. Energi yang dimiliki sistem adalah
energi-dalam (E), yaitu dalam bentuk energi kinetik dan energi potensial.
Pada tingkat molekul, perpindahan kalor terjadi ketika molekul dari benda
yang lebih panas bertumbukan dengan molekul dari benda yang lebih
dingin. Jumlah kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal) atau koule (J).
1 kal = 4,184 J
b. Mengukur jumlah kalor
Jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan oleh suatu zat atau
suatu sistem dapat ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan mengukur
perubahan suhu yang terjadi pada zat atau sistem itu. Apabila massa dan
kalor jenis zat atau kapasitas kalor sistem diketahui maka jumlah kalor
dapat dihitung dengan rumus: q = m x c x ∆T atau q = C x ∆T
dengan: q = jumlah kalor (J)
m = maasa zat(g)
c = kalor jenis ( J gcommit
-1 -1 to user -1 o -1
K atau J g C )
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

C = kapasitas kalor ( J k-1 atau J oC-1)


∆T = perubahan suhu ( K atau oC) (Takhir – Tawal)
Adapun jumlah kalor yang menyertai suatu perubahan wujud dapat
ditentukan jika kalor latennya (kalor pelelehan atau kalor penguapan)
diketahui. q=mxL
dengan: m = massa zat (dalam gram)
L = kalor laten (dalam J g -1)
5. Kerja
Kerja adalah perpindahan energi antara sistem dengan lingkungan.
Bentuk kerja sering menyertai proses kimia adalah kerja tekanan-volum yaitu
kerja yang berkaitan dengan perubahan volum sistem. Diketahui bahwa :
Ø Kerja = gaya x jarak
Maka kerja yang dilakukan sistem adalah,
W=-Fxs
Ø Tekanan adalah gaya persatuan luas:
P = F/A atau F = P x A
Jika gaya bergerak sepanjang h, jadi besarnya kerja yang dilakukan
sistem adalah
Kerja (w) = - gaya (F) x jarak (h) = - (P x A) X h
Karena A x h= perubahan volum (∆V), maka persamaan diatas dapat
ditulis sebagai, W = - P x ∆V
Jika tekanan dinyatakan dalam atm, dan volum dalam liter, maka satuan
kerja adalah liter-atm. Dalam satuan SI, kerja dinyatakan dalam joule (J).
Hubungan keduanya adalah L: 1 L atm = 101,32 J
6. Hukum I Termodinamika (Asas Kekekalan Energi)
Hukum termodinamika I menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi dapat dibentuk dari satu bentuk ke
bentuk yang lain. Oleh karena itu, jumlah energi yang diperoleh oleh sistem
akan sama dengan jumlah energi yang dilepaskan oleh lingkungan.
Sebaliknya, jumlah energi yang dilepaskan oleh sistem akan sama dengan
commit to user
jumlah yang diperoleh oleh lilngkungan.
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja (w) atau menghasilkan


panas (kalor= q). Perpindahan energi antara sistem dan lingkungan terjadi
dalam bentuk kerja atau dalam bentuk kalor. Energi yang dipindahkan dalam
bentuk kerja atau dalam bentuk kalor yang mempengaruhi jumlah total energi
yang terdapat dalam sistem disebut energi-dalam (E). Perubahan energi
dalam sistem dituliskan melalui persamaan: ∆E = q + w.
7. Kalor Reaksi : ∆E dan ∆H
Suatu reaksi kimia dapat dipandang sebagai terdiri dari dua sistem
yang berbeda, yaitu pereaksi dengan energi dalam, E1 , dan produk dengan
energi dalam E2.
Pereaksi Produk
(keadaan awal) (keadaan akhir)
E1 E2
Perubahan energi-dalam yang menyertai reaksi adalah ∆E = E2 - E1, Sesuai
dengan hukum I termodinámika, perubahan energi-dalam tersebut akan
muncul sebagai kalor dan/atau sebagai kerja.
∆E = q(kalor) + w (kerja)
Dalam hal ini, q kita sebut kalor reaksi.
Jika reaksi berlangsung pada sistem tertutup dengan volum tetap, volum
tetap (∆V = 0), berarti sistem tidak melakukan kerja (w= 0). Jika kita nyatakan
kalor reaksi pada volum tetap dengan qv, maka hukum I termodinamika diatas
dapat ditulis: ∆E = qv + 0 Atau ∆E = qv
Hal ini berarti bahwa semua perubahan energi-dalam yang menyertai reaksi
yang berlangsung pada sistem tertutup akan muncul sebagai kalor.
Jika reaksi kimia berlangsung dalam sistem terbuka (bertekanan tetap). Pada
kondisi ini, sistem akan menyerap atau melepaskan kalor selama reaksi
berlangsung. Untuk menentukan jumlah kalor yang berpindah dari atau ke
sistem pada tekanan konstan, maka dapat terjadi perpindahan energi dalam
bentuk kalor (qp) dan dalam bentuk kerja yang dinyatakan dengan
∆E = qp + w atau qp = ∆E - w.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

Jadi jelaslah bahwa kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap (volum
dapat berubah) dapat berbeda dari kalor reaksi yang berlangsung pada volum
tetap.
Kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap dikaitkan dengan sifat lain
dari sistem, yaitu entalpi yang dinyatakan dengan H. Entalpi juga menyatakan
sejumlah energi yang dimiliki sistem. Sama halnya dengan energi-dalam, nilai
obsolut dari entalpi tidak dapat diukur, tetapi perubahan entalpi yang
menyertai suatu proses dapat ditentukan. Kalor reaksi yang berlangsung pada
tekanan tetap sama dengan perubahan entalpi (∆H) sistem.
∆H= qreaksi
Sehingga:
Reaksi pada tekanan tetap : qreaksi = ∆H
Reaksi pada volum tetap : qreaksi = ∆E
Entalpi tergolong fungsi keadaan dan merupakan sifat ekstensif. Oleh karena
itu, perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi hanya ditentukan keadaan
awal dan akhir. ∆H = Hp - Hr
8. Reaksi Endoterm dan Reaksi Eksoterm.
Oleh karena energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, maka
dalam suatu reaksi kimia, energi yang dilepaskan oleh sistem dalam bentuk
kalor akan diserap oleh lingkungan. Reaksinya disebut reaksi eksoterm.
Sebaliknya, dalam reaksi di mana energi diserap oleh sistem dalam bentuk
kalor akan sama dengan energi yang dilepaskan oleh lingkungan. Reaksinya
disebut reaksi endoterm.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor
dari sistem ke lingkungan. Dalam hal ini sistem melepaskan kalor ke
lingkungan. Pada reaksi eksoterm umumnya suhunya naik. Adanya kenaikan
suhu mengakibatkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan
kalor dari lingkungan ke sistem. Dalam reaksi ini, kalor diserap oleh sistem
dari lingkungannya. Pada reaksi endoterm terjadi penurunan suhu yang
commit kalor
mengakibatkan terjadinya penurunan to user
oleh sistem.
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

Bila perubahan entalpi sistem dirumuskan:


∆H = H akhir - Hawal
maka pada reaksi eksoterm yang berarti sistem melepas kalor berlaku
Hakhir < Hawal jadi ∆H < 0 (berharga negatif)
Hal yang serupa terjadi pada reaksi endoterm :
Hakhir > Hawal jadi ∆H > 0 (berharga positif)
9. Persamaan Termokimia.
Persamaan termokimia menggambar suatu reaksi yang disertai informasi
tentang perubahan entalpi (kalor) yang menyertai reaksi tersebut. Pada
persamaan termokimia mengikut-sertakan perubahan entalpinya dan
memapaparkan jumlah zat yang terlibat reaksi yang ditunjukkan oleh koefisien
reaksi dan keadaan (fase) zat yang terlibat reaksi. Contoh:
Pada pembentukan 1 mol air dari gas hidrogen dengan oksigen pada 298 K, 1
atm dilepaskan kalor sebesar 285,5 kJ.
Persamaan termokimia dari pernyataan tersebut adalah:
H2(g) + ½ O2 (g) H2O (l) ∆H= - 285,5 kJ
B. Entalpi Molar
Dalam termokimia dikenal berbagai entalpi molar, seperti entalpi
pembentukan, entalpi penguraian, dan entalpi pembakaran. Entalpi
pembentukan standar adalah data termokimia yang sangat penting karena data
tersebut dapat digunakan untuk menentukan berbagai entalpi reaksi.
1. Entalpi pembentukan standar (∆Hfo)
Entalpi pembentukan standar (Standard Enthalpy of Formation)
merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol suatu
senyawa dari unsur-unsurnya yang paling stabil pada keadaan standar.
Satuan entalpi pembentukan standar (∆Hfo) menurut SI adalah kilojoule
per mol (kJ mol-1. Untuk unsur-unsur yang mempunyai bentuk alotropi,
bentuk standarnya ditetapkan berdasarkan pengertian tersebut. Misalnya,
karbon yang dapt berbentuk intan, grafit, atau fulleren, bentuk standarnya
adalah grafit, karena grafit adalah bentuk karbon yang lebih stabil pada 298 K,
1 atm. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

Dua hal yang perlu diperhatikan berkaitan denngan entalpi


pembentukan, yaitu:
· bahwa zat yang dibentuk adalah 1 mol, dan
· dibentuk dari unsurnya dalam bentuk standar.
Dibawah ini tabel 2. Entalpi Pembentukan dari Beberapa Zat.
Rumus ∆Hfo Persamaan termokimia reaksi pembentukan
-1
kimia zat (kJ mol )
H2O(l) -285,85 H2(g)+½ O2(g) H2O(l) ∆H = -285,85kJ
H2O(g) -241,8 H2(g)+½ O2(g) H2O(g) ∆H = -241,8kJ
C(grafit) 0 C(grafit) C(grafit) ∆H = 0
C(intan) + 1,88 C(grafit) C(intan) ∆H = +1,88kJ
C(g) +718,4 C(grafit) C(g) ∆H = +718,4kJ
CO(g) - 110,5 C(grafit) + ½ O2(g) CO(g) ∆H =-110,5kJ
CO2(g) - 393,5 C(grafit)O2(g) CO2(g) ∆H = -393,5kJ
C2H5OH(l) -277,7 2C(grafit) + 3H2(g)+1/2O2(g) C2H5OH(l) ∆H =-277,7kJ
NaCl(s) - 410,9 Na(s) + 1/2Cl(g) NaCl(s) ∆H = -410,9kJ
C2H2(g) +226,7 2C(grafit) + H2(g) C2H2 ∆H = +226,7kJ
(Michael Purba,2006:101)
Harga perubahan entalpi pembentukan standar selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan entalpi pembentukan
antara lain:
1) Pada umumnya, entalpi pembentukan senyawa bertanda negatif. Hal
itu menunjukkan bahwa senyawa yang bersangkutan lebih stabil dari
pad unsur-unsurnya.
2) Entalpi pembentukan unsur dalam bentuk standarnya, misalnya entalpi
pembentukan grafit, ditetapkan sama dengan nol.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

2. Entalpi penguraian standar (∆Hdo)


Entalpi penguraian standar (Standard Enthalpy of Decomposition) adalah
perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol suatu senyawa menjadi
unsur-unsurnya yang paling stabil pada keadaan standar. Pada dasarnya
entalpi penguraian standar merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan
standar, maka pada harganyapun akan berlawanan tandanya.
Contoh :
Jika ∆Hfo H2O (g) = -240 kJ mol-1, maka ∆Hdo H2O = + 240 kJ mol-1 dan
persamaan termokimianya ádalah :
H2O (l) H2(g) + ½ O2 (g) ∆Hdo = + 240 kJ mol-1
3. Entalpi pembakaran standar (∆Hco)
Entalpi pembakaran standar (Standard Enthalpy of Combustion) adalah
perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara
sempurna pada keadaan standar.
Pembakaran merupakan reaksi suatu zat dengan oksigen. Contoh reaksi
pembakaran sempurna suatu zat, antaranya adalah:
1. C(s) + O2(g) CO2(g)
2. H2(g) + ½ O2(g) H2O(g)
3. S(s) + O2(g) SO2(g)
Tabel 3. Entalpi Pembakaran dari Beberapa Zat pada 298 K, 1 atm
Nama zat ∆Hco Persamaan reaksi pembakaran
(kJ mol-1)
Karbon -393,5 C(s) + O2(g) CO2(g)
Hidrogen -285,85 H2(g)+½ O2(g) SO2(g)
Belerang -297 S(s) + O2(g) SO3(g)
Karbon -283 CO(g) + ½ O2(g) CO2(g)
monoksida
Metana -890,39 CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(l)
Asetilena -1.299,58 C2H2(g)+21/2O2 2CO2(g) + H2O(l)
Metanol -726,54 CH3OH(l)+11/2O2(g) CO2(g)+2H2O(l)
Isooktana -5.856,45 C8H18(l)+121/2O2(g) 8CO2(g)+9H2O(l)
commit to user
(Michael Purba,2006:104)
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

C. Penentuan Entalpi Reaksi.


1. Kalorimetri
Cara penentuan kalor reaksi dengan menggunakan kalorimeter disebut
kalorimetri. Data ∆H reaksi yang terdapat pada tabel-tabel umumnya
ditentukan secara kalorimetris. Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi
(tidak ada perpindahan materi maupun energi dengan lingkungan di luar
kalorimeter). Dengan mengukur perubahan suhu di dalam kalorimeter, maka
dapat ditentukan jumlah kalor yang diserap/dibebaskan oleh larutan serta
perangkat kalorimeter berdasarkan rumus: q = m x c x ∆T
qkalorimeter = C x ∆T
dengan, q = jumlah kalor (J)
m = maasa larutan di dalam kalorimeter (g)
c = kalor jenis larutan di dalam kalorimeter ( J g -1 K-1 atau J g -1 oC-1)
C = kapasitas kalor dari bom kalorimeter ( J k-1 atau J oC-1)
∆T = perubahan suhu ( K atau oC)
Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi
sama dengan kalor yang diserap/dibebaskan oleh larutan dan kalorimeter,
tetapi tandanya berbeda. qreaksi = -( qlarutan + qkalorimeter)
a. Kalorimeter Bom
Kalorimeter bom adalah contoh kalorimeter yang biasa digunakan untuk
menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter bom
merupakan suatu kalorimeter yang dirancang khusus, sehingga sistem benar-
benar dalam keadaan terisolasi. Di dalam kalorimeter bom terdapat ruang
khusus yang disebut bom, dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi.
Bom yang dibenamkan dalam kalorimeter yang berisi air digunakan untuk
melangsungkan reaksi pem-bakaran sampel.
Sistem dalam kalorimeter bom adalah segala sesuatu yang ada di dalam
kalorimeter bom, meliputi: tempat reaksi (bom), air, termometer, pengaduk,
dan lainnya.
Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor
commit
yang diserap oleh air dan bom padatosuhu
user sama, yang ditunjukkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

adanya kenaikan suhu air. Oleh karena dianggap tidak ada kalor yang diserap
maupun dilepaskan oleh sistem ke lingkungan selama reaksi pembakaran
berlangsung, maka: qreaksi = -(qbom + qair )
qair = m x c x ∆T
dengan, m = maasa air dalam kalorimeter (g)
c = kalor jenis air dalam kalorimeter ( J g -1 K-1 atau J g -1 oC-1)
∆T = perubahan suhu ( K atau oC)
jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan mengukur
kapasitas kalor bom, qbom = Cbom x ∆T
dengan Cbom = kapasitas kalor bom (JoC-1 atau J K-1)
∆T = perubahan suhu (oC atau oK)
Reaksi yang berhubungan dalam kalorimeter bom merupakan reaksi yang
berlangsung pada volum tetap (∆V=0). Oleh karena itu, perubahan kalor yang
terjadi di dalam sistem akan sama dengan perubahan energi dalamnya.
∆E = q + w, dimana w = -P x ∆V
Jika ∆V = 0, maka w = 0
Perubahan energi dalam pada kalorimeter bom menjadi ∆E = qv
b. Kalorimeter Sederhana
Pengukuran kalor reaksi, selain kalor reaksi pembakaran, dapat
dilakukan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap, misalnya pada
kalorimeter sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam. Plastik merupakan
bahan nonkonduktor, sehingga jumlah ke lingkungan dapat diabaikan. Jika
suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka kalor sepenuhnya akan
diserap oleh larutan di dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi yang berlangsung
tergolong endoterm, maka kalor yang diseerap dari larutan di dalam gelas. Jadi
kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan
larutan, sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.
qreaksi = - qlarutan
kalorimeter jenis ini umumnya dilakukan untuk mengukur kalor reaksi, di
mana reaksinya barlangsung dalam larutan, misalnya untuk mengukur
perubahan kalor yang terjadi commit to user
pada reaksi asam-basa. Pada kalorimeter yang
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

reaksi kimia berlangsung pada tekanan tetap (∆P = 0), maka perubahan kalor
yang terjadi dalam sistem akan sama dengan perubahan entalpinya.
∆H = qp
2. Hukum Hess
Hukum Hess berkaitan dengan reaksi-reaksi yang dapat dilangsungkan
menurut dua atau lebih cara (lintasan). Contohnya, yaitu reaksi antara karbon
(grafit) dengan oksigen membentuk karbon dioksida. Misalkan, kita
mempunyai 1 mol karbon dan 1 mol oksigen. Kedua zat ini dapat bereaksi
membentuk 1 mol karbon dioksida. Reaskinya dapat dilangsungkan menurut
dua cara sebagai berikut.
Cara-1. Reaksi satu tahap
1 mol karbon direaksikan dengan 1 mol oksigen, sehingga membentuk 1 mol
karbon dioksida.
C(s) + O2(g) CO2(g)
Cara-2. Reaksi dua tahap
Tahap -1: satu mol karbon mula-mula direaksikan dengan ½ mol oksigen
(setengah mol oksigen masih tersisa), sehingga terbentuk 1 mol karbon
monoksida.
C(s) + 1/2O2(g) CO(g)
Tahap-2: gas karbon monoksida yang terbentuk pada tahap-1 direaksikan
dengan ½ mol oksigen yang tersisa, sehingga terbentuk 1 mol oksigen
membentuk 1 mol karbon dioksida.
CO(g) + 1/2O2(g) CO2(g)
Jika tahap-1 dan tahap-2 menurut cara yang kedua ini dijumlahkan, ternyata
hasilnya sama dengan cara-1, yaitu reaksi 1 mol karbon dengan 1 mol oksigen
membentuk 1 mol karbon dioksida.
C(s) + 1/2O2(g) CO(g)
CO(g) + 1/2O2(g) CO2(g) +
C(s) + O2(g) CO2(g)
Pada tahun 1940, berdasarkan percobaan-percobaan yang dilakukannya,
commit
Henry Hess menemukan bahwa, to reaksi
kalor user tidak tergantung pada lintasan,
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

tetapi hanya pada keadaan awal dan keadaan akhir. Artinya, jika keadaan awal
dan keadaan akhir sama, maka kalor reaksi adalah sama, meski berlangsung
menurut lintasan yang berbeda. Untuk contoh kita diatas, maka kalor reaksi
cara-1 (reaksi satu tahap) adalah sama dengan kalor reaksi cara-2 (reaksi dua
tahap), karena kedua cara tersebut mempunyai keadaan awal dan keadaan
akhir yang sama.
Perubahan entalpi pada kedua cara tersebut adalah sebagai berikut:
Cara-1:
C(s) + O2(g) CO2(g) ∆H= -394 kJ……..(1)
Cara-2:
Tahap-1: C(s) + 1/2O2(g) CO(g) ∆H= -111 kJ.....….(2)
Tahap-2: CO(g) + 1/2O2(g) CO2(g) ∆H= -283 kJ……..(3) +
C(s) + O2(g) CO2(g) ∆H= -394 kJ

2C(grafit) + 2O2(g) ∆H1 = -788kJ 2CO2(g)


Keadaan awal Lintasan -1 Keadaan akhir
∆H2=- 222kJ ∆H3=- 566kJ
Lintasan-2
2CO(g) + O2(g)

Keadaan awal
2C(grafit) + 2O2(g)
H 0 --------------
∆H2=- 222kJ
∆H1 = -788kJ 2CO(g) + O2(g)
-222 --------------------------------
∆H3=- 566kJ

2CO2(g)
-788 -------------- keadaan akhir

Skema.1. Hukum Hess


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

3. Penentuan Kalor Reaksi Berdasarkan Hukum Hess


Berdasarkan Hukum Hess, kalor reaksi dapat ditentukan secara tidak
langsung, artinya tidak melalui suatu percobaan, tetapi dari kalor reaksi-reaksi
lain yang berhubungan. Caranya dengan menyusun reaksi-reaksi yang telah
diketahui perubahan entalpinya, sehingga penjumlahannya sama dengan reaksi
yang akan ditentukan perubahan entalpinya. Dalam hal ini, ”menyusun” dapat
berarti mengalikan koefisien atau membalik arah reaksi (produk menjadi
pereaksi). Contoh:
Diketahui : (1) H2(g) + F2(g) 2HF(g) ∆H= -537 kJ
(2) C(s) + 2F2(g) CF4(g) ∆H= -680 kJ
(3) 2C(s) + 2H2(g) C2H4(g) ∆H= 52,3 kJ
Tentukan ∆H?.. (4) C2H4(g) + 6F2(g) 2CF4(g) + 4HF(g) ∆H?..
Jawab:Perubahan entalpi reaksi (4) dapat ditentukan dengan menyusun
reaksi (1), (2), dan (3), sehingga penjumlahannya sama dengan reaksi (4).
Ø Reaksi (1): Acuannya adalah HF, oleh karena Koefisien HF pada
reaksi (4) adalah 4, maka koefisien reaksi (1) dikalikan 2
Maka reaksi (1) menjadi
2H2(g) + 2F2(g) 4HF(g) ∆H= -1074 kJ
Ø Reaksi (2), acuannya adalah CF4. Oleh karena koefisien CF4 reaksi
(4) adalah 2, maka koefisien reaksi (2) harus dikali 2.
Reaksi (2) disusun menjadi:
2C(s) + 4F2(g) 2CF4(g) ∆H= -1360 kJ
Ø Reaksi (3), acuannya : C2H4 pada reaksi (3) dan reaksi (4) sudah
sama, tetapi reaksi (3) dibalik, sehingga C2H4 berada diruas kiri.
Ø Reaksi (3) disusun menjadi :
C2H4 (g) 2C(s) + 2H2(g) ∆H= -52,3 kJ

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

Selanjutnya, ketiga reaksi tersebut dijumlahkan`.


2H2(g) + 2F2(g) 4HF(g) ∆H= -1074 kJ
2C(s) + 4F2(g) 2CF4(g) ∆H= -1360 kJ
C2H4 (g) 2C(s) + 2H2(g) ∆H= -52,3 kJ +
C2H4(g) + 6F2(g) 2CF4(g) + 4HF(g) ∆H= - 2486,3 kJ

4. Penentuan Kalor Reaksi Berdasarkan Tabel Entalpi Pembentukan


*Dari perumusan penentuan ∆H berdasarkan hukum Hess,
∆H?
NaOH (s) + HCl(g) NaCl(s) + H2O(l)

I ∆H1+ΔH2 II ∆H3+ΔH4
Na(s) + ½ O2(g) + H2(g) + ½ Cl2(g)
∆H1= enthalpi peruraian NaOH (s) = -∆Hfo NaOH(s)
∆H2= enthalpi peruraian HCl(g) = -∆Hfo HCl(g)
∆H3= enthalpi pembentukan NaCl(s) = ∆Hfo NaCl(s)
∆H 4=enthalpi pembentukan H2O(l) = ∆Hfo H2O(l)
Menurut Hukum Hess:
∆H= ∆H1+ΔH2+∆H3+ΔH4
= -∆Hfo NaOH(s) -∆Hfo HCl(g)+ ∆Hfo NaCl(s)+ ∆Hfo H2O(l)
=( ∆Hfo NaCl(s)+ ∆Hfo H2O(l) ) -∆Hfo NaOH(s) -∆Hfo HCl(g))
∆Ho = Σ∆Hf produk - Σ∆Hf pereaksi
=( ∆Hfo NaCl(s)+ ∆Hfo H2O(l) ) –(∆Hfo NaOH(s) + ∆Hfo HCl(g))
Contoh: Diketahui ∆Hfo dari CH4O(l)= -238,6kJmol-1; CO2(g)=-393,5kJmol-1
;H2O(l)=-286kJmol-1.
a) Tentukan ∆H0c pada pembakaran CH4O membentuk gas CO2(g) dan air?
b) Tentukan jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 8 gram
methanol.(ArH=1;C=12;O=16)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

jawab: Reaksi pembakaran methanol (CH4O)


CH4O(l)+ 3/2O2(g) CO2(g)+ 2H2O(l)
a) ∆Ho = Σ∆Hf produk - Σ∆Hf pereaksi
=(2 ∆Hf o H2O(l)+ ∆Hf o CO2(g))-( ∆Hf o CH4O(l)+ 3/2 (∆Hf o O2(g)))
=( 2x-286kJmol-1+ -393,5kJmol)-( -238,6kJmol-1+0)
=-726,9kJmol-1
b) 8 gram CH4O= 8/32 mol = 0,25 mol
jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 8 gram CH4O
= 0,25 mol x 726,9kJmol-1 = 181,725kJ
Besarnya kalor bernilai positif karena sudah ada kata dibebaskan jadi
telah mewakili reaksi tersebut berlangsung secara eksotrem.
5. Energi Ikatan
1) Pengertian Energi Ikatan (D).
Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari dua proses, yaitu pemutusan
ikatan-ikatan antaratom dari senyawa yang bereaksi dan proses
penggabungan ikatan kembali dari atom-atom yang terlibat reaksi sehingga
membentuk susunan baru. Proses pemutusan ikatan merupakan proses yang
memerlukan energi (kalor), sedangkan proses penggabungan ikatan adalah
proses yang membebaskan energi (kalor). Energi ikatan didefinisikan
sebagai energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari suatu
molekul dalam wujud gas. Energi ikatan dinyatakan dalam kilojoule per mol
(kJ mol-1) dengan lambang D. Untuk molekul dwi atom, energi ikatannya
sama dengan perubahan entalphi pada pemutusan 1 mol ikatan dalam
molekul dwi atom.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. Energi Berbagai Jenis Ikatan (dalam KJ mol-1)


Ikatan tunggal
C-H 413 N-H 391 O-H 463 F-F 155
C-C 348 N-N 163 O-O 146
C-N 293 N-O 201 O-F 190 Cl-F 253
C-O 358 N-F 272 O-Cl 203 Cl-Cl 242
C-F 485 N-Cl 200 O-I 234
C-Cl 328 N-Br 243 Br-F 237
C-Br 276 S-H 339 Br-Cl 218
C-I 240 H-H 436 S-F 327 Br-Br 193
C-S 259 H-F 567 S-Cl 253
H-Cl 431 S-Br 218 I-Cl 208
Si-H 323 H-Br 366 S-S 266 I-Br 175
Si-Si 226 H-I 299 I-I 151
Si-C 301
Si-O 368
Ikatan ganda
C=C 614 N=N 418 O=O 495
O=C 839 N=N 941
C=N 615 S=O 323
O=N 891 S=S 418
C=O 799
O=O 1072
(Michael Purba,2006:116)
2) Energi Ikatan Rata-Rata
Molekul biner yang terdiri dari tiga atua lebih atom mempunyai dua atau
lebih ikatan. Untuk molekul seperti itu digunakan pengertian enegi ikatan
rata-rata. Metana(CH4),sebagai contoh mengandung 4 ikatan C-H.
Pemutusan ikatan C-H satu per satu dari molekul CH4 memerlukan energi
yang berbeda.
CH4(g) CH3 (g) + H(g) ∆H = p kJ
CH3(g) CH2 (g) + H(g) ∆H = q kJ
CH2(g) CH (g) + H(g) ∆H = r kJ
CH (g) C(g) commit to user ∆H = s kJ
+ H(g)
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

Jadi p≠q ≠r ≠ s
Energi ikatan C-H dalam CH4 , merupakan rata-rata dari 4 ikatan C-H
tersebut, yaitu sama dengan ( p + q + r + s ) /4. Untuk memutuskan
keempat ikatan dalam CH4 diperlukan 1.664 kJ, maka energi ikatan rata-
rata C-H dalam CH4 adalah 1.664 kJ/4 mol = 416 kJ mol-1
H

H C H (g) C(g) + 4H (g) ∆H= 1.664 kJ

H
Selain itu, ikatan C-H juga terdapat dalam berbagai molekul, misalnya
C2H6,CH3OH,dan CH3COOH. Kekuatan ikatan C-H dalam berbagai
macamsenyawa tersebut tentu berbeda satu dengan yang lainnya. Adapun
energi ikatan C-H yang tercantum dalam tabel merupakan rata-rata dari
energi ikatan C-H.
6. Penentuan ∆H Reaksi Berdasarkan Data Energi Ikatan
Reaksi kimia antar molekul dapat dianggap berlangsung dalam dua tahap,
yaitu:
I. Pemutusan ikatan pada pereaksi
II. Pembentukan ikatan pada produk
∆H?
H2 (g) + Cl2(g) 2HCl(g)

I II
2H(g) +2Cl(g)
∆HI-------àenergi ikatan (pemutusan) H2
energi ikatan (pemutusan )Cl2
∆H II-----à energi pembentukan pruduk = -Energi ikatan (pemutusan)
produk.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

Menurut Hukum Hess:


∆H = Σ energi ikatan yang putus + Σ energi pembentukan produk
∆H = Σ energi ikatan pereaksi – Σ energi ikatan yang terbentuk
= Σ energi ikatan reaktan − Σ energi ikatan produk
7. Bahan Bakar dan Perubahan Entalpi
Bahan bakar yang banyak dikenal adalah jenis bahan bakar fosil, misalnya
gas alam, minyak bumi atau batu bara. Gas alam terdiri dari alkana suku
rendah terutama metana dan sedikit etana, propana, dan butana. Seluruh
senyawa yang merupakan gas tidak berbau. Oleh karena itu, kedalam gas alam
ditambahkan suatu zat yang berbau tidak sedap (merkaptan) agar diketahui
jika terjadi kebocoran. Gas alam dari beberapa sumber mengandung hidrogen
(H2S), suatu kontaminan yang harus disingkirkan sebelum gas digunakan
sebagai bahan bakar karena dapat mencemari udara.
Minyak bumi adalah cairan yang mengandung ratusan jenis senyawa,
terutama alkana dari metana hingga yang memiliki ato karbon mencapai lima
puluhan. Dari minyak bumi diperoleh bahan bakar LPG (liquified petroleum
gas), bensin, minyak tanah, kerosin, solar, dan lain-lain. Bahan bakar fosil,
terutama minyak bumi, telah digunakan dengan laju yang jauh lebih cepat
daripada proses pembentukannya. Oleh karena itu, dalam waktu yang tidak
terlalu lama lagi, bahan bakar fosil akan segera habis.
Selain bahan bakar fosil dikembangkan pula bahan bakar jenis lain
misalnya gas sintesis (sin-gas), alkohol dan hidrogen. Gas sintesis diperoleh
dari grafikasi batu bara. Batu bara sebenarnya merupakan bahan fosil yang
paling melimpah, yaitu sekitar 90% dari cadangan bahan bakar fosil. Akan
tetapi penggunaan batu bara menimbulkan berbagai masalah, antara lain
karena pembakaran batu bara menimbulkan polusi udara yang lebih hebat
daripada bahan bakar apapun. Di samping itu juga ada keterbatasan dalam
penggunaannnya karena bentuknya padat. Oleh karena itu, para ahli
mengubahnya menjadi gas, sehingga penggunaannnya lebih luwes dan lebih
bersih.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

Grafikasi batu bara dilakukan dengan mereaksikan batu bara panas dengan
uap air panas. Hasil proses itu berupa campuran gas CO, H2, dan CH4. Proses
selanjutnya memperbanyak kadar gas metana (CH4).
Bahan bakar sintesis lainnya adalah hidrogen. Hidrogen cair bersama-sama
dengan oksigen cair telah digunakan pada pesawat ulang-alik sebagai bahan
bakar roket pendorongnya. Pembakaran hidrogen sama sekali tidak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan karena pembakarannnya adalah
air. Hidrogen dibuat dari air melalui proses endoterm berikut:
2H2O (l) 2H2(g) + O2(g) ∆Ho= 575 kJ
Apabila energi yang digunakan untuk menguraikan air tersebut berasal
dari bahan bakar fosil, maka hidrogen bukanlah bahan bakar yang komersial.
Akan tetapi, saaat ini sedang dikembangkan penggunaan energi nuklir atau
energi surya. Jika proyek itu berhasil, maka dunia tidak perlu khawatir akan
kekurangan energi.
Matahari sebenarnya adalah sumber energi terbesar bumi, tetapi
teknologi penggunaan energi surya belumlah komersial. Salah satu
kemungkinan penggunaan energi surya adalah penggunaan tanaman yang
dapat tumbuh cepat. Energinya kemudian diperoleh dengan membakar
tumbuhan itu. Dewasa ini, penggunaan energi surya yang cukup komersial
adalah untuk pemanas air runah tangga (solar water heater).
Gas nilai kalor bakar dari bahan bakar umumnya dinyatakan dalam satuan
kJ/mol, yang menyatakan berapa kJ kalor yang dapat dihasilkan dari
pembakaran 1 gram bahan bakar tersebut, misalnya nilai kalor bakar bensin
48kJ g-1, artinya setiap pembakaran sempurna 1 gram bensin akan dihasilkan
kalor sebesar 48kJ. Berikut ini nilai kalor bakar beberapa bahan bakar yang
umum dikenal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

Tabel 5. Nilai kalor bakar


Bahan bakar Nilai kalor bakar (kJ g-1)
Gas alam (LNG) 49
Batu bara (antrasit) 31
Batu bara ( bituminos) 32
Minyak mentah 45
Bensin 48
Arang 34
Kayu 18
Hidrogen 142
(Michael Purba,2006:124)

(Michael Purba,2006:83-125)
(Unggul Sudarmo,2007:44-67)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian oleh Peggy Brickman, Cara Gormally,


Norris Armstrong, dan Brittan Hallar yang berjudul Effects of Inquiry-based
Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence, Penerapan metode
inkuiri terbimbing menunjukkan peningkatan yang lebih besar dalam prestasi
siswa dan keterampilan keaksaraan menggunakan instruksi pemeriksaan
laboratorium. Dengan metode ini siswa juga mengalami peningkatan kepercayaan
diri dalam kemampuan ilmiah.
(Peggy Brickman, Cara Gormally, Norris Armstrong, &Brittan Hallar.2009)

Dalam Jurnal penelitian yang lain, yaitu oleh Irfan Naufal Umar dan Sajap
Maswan dari Malaysia dalam penelitiannya yang berjudul The effects of a Web-
based Guided Inquiry Approach on Students’ Achievement, menyatakan bahwa,
secara keseluruhan, penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
pendekatan yang berfokus pada masalah melalui eksplorasi, konsep pembangunan
dan aplikasi, memiliki potensi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di
lingkungan WBL. Karena itu, berdasarkan materi pembelajaran yang sesuai
dengan petunjuk penyelidikan pendekatan yang harus dikembangkan. Juga,
perbedaan individu dalam hal gaya kognitif juga harus lebih diperhatian dalam
merancang materi seperti itu karena mungkin mempengaruhi pembelajaran siswa.
(Irfan Naufal Umar dan Sajap Maswan.2007)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

C. Kerangka Pemikiran

Sesuai dengan permasalahan di SMA N I Teras Boyolali, antara lain


Aktivitas siswa di dalam KBM rendah. Siswa jarang bertanya dan berpendapat di
dalam kelas serta prestasi belajar siswa rendah. Hal ini dikarenakan oleh sebagian
besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi kimia baik yang berupa
konsep maupun prinsip. Khususnya pada materi pokok termokimia.
Berdasarkan kurikulum pendidikan 2006 atau KTSP. KTSP memberi
peluang bagi kepala sekolah , guru serta peserta didik untuk melakukan inovasi
dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran,
manajerial dan sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas dan
profesionalisme yang dimiliki. Sehingga peneliti melakukan penelitian tindakan
kelas untuk memecahkan permasalahan di SMA N I Teras dengan penerapan
metode inkuiri terbimbing.
Metode inkuiri terbimbing yaitu metode pembelajaran dengan penemuan
konsep dan prinsip oleh siswa sendiri dengan bimbingan guru serta diskusi materi
pelajaran dan hasil praktikum. Metode inkuiri terbimbing membutuhkan aktivitas
dan keterlibatan siswa dalam KBM. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat
mengembangkan konsep sains yang telah mereka kuasai dengan memecahkan
permasalahan yang memerlukan cara untuk berpikir ilmiah dan kerja ilmiah.
Dengan penerapan metode inkiri terbimbing siswa menjadi lebih aktif dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat terlibat langsung dalam KBM dan mudah dalam
memahami konsep dan prinsip
Pada penelitian ini, dengan penerapan metode inkuiri terbimbing
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

Penjelasan kerangka berpikir di atas dapat dibuatkan skema. 2 sebagai beikut:

- Penemuan konsep dan


prinsip oleh siswa
sendiri dengan
bimbingan guru
Tuntutan - Diskusi materi pelajaran
KTSP dan hasil praktikum.

Input Out Put


- aktivitas Ø Aktivitas
Pembelajaran
siswa siswa
menggunakan
rendah. meningkat
metode inkuiri
- Prestasi Ø Prestasi
terbimbing belajar
belajar
rendah. meningkat

- Siswa menjadi
lebih aktif dalam
kegiatan belajar
- Siswa mengalami mengajar
kesulitan dalam - Siswa terlibat
memahami konsep langsung dalam
kimia. KBM.
- Siswa jarang - Mudah dalam
bertanya, memahami
berpendapat di konsep dan
kelas. prinsip
-

Skema.2 Kerangka
commit Berpikir
to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, dapat disusun hipotesis
sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam KBM pada materi pokok termokimia.
2. Pembelajaran dengan penerapan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada materi pokok termokimia.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai