Anda di halaman 1dari 14

Medina Siti Almunawaroh, M.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
0 Following 11 Follower

FOLLOW

Upaya meningkatkan Keterampilan


Proses Sains dan hasil belajar biologi
siswa SMA pada materi Sistem
Pencernaan melalui model Pembelajaran
Inquiry ( Inquiry Learning)
03 Jan @PTK

Ads by optAd360
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA SMA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI (INQUIRY LEARNING)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Best Practice

MEDINA SITI ALMUNAWAROH

NIP. 197503112002122005

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN

CABANG DINAS WILAYAH III

SMAN 1 TAMBUN UTARA

JL. RAYA SRIAMUR ,TELP.(021) 2214 5000

Webste :sman 1 tamara.sch.id, email :smantambunutara1@gmail.com

TAHUN PELAJaRAN 2017/2018

HALAMAN PENGESAHAN

Ads by optAd360
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

: Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar


Biologi Siswa Pada Materi Sistem pencernaan Makanan Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri ( Inquiri Learning)
Judul Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tambun
Utara Kabupaten Bekasi

: MEDINA SITI ALMUNAWAROH, M.Pd.

Ketua Peneliti : Wanita

a.Nama Lengkap : 19750311 200212 2 005

b.Jenis Kelamin : Pembina / IV.a

c. NIP : SMAN 1 Tambun Utara

d.Pangkat dan Sekolah : Jl. Raya Sriamur, Kec.Tambun Utara

Golongan Telp. 021-89132127 Kab. Bekasi,

e. Unit Kerja Jawa Barat

Ads by optAd360 Rumah : Perum Taman Alamanda Blok A12 No :31

f.Alamat RT.004/RW 11 kel.Karang Satria Tambun

Utara Kab.Beakasi Telp.085814414242/081585154344

Lama Penelitian : 3 bulan

Bekasi , November 2018

Mengetahui Ketua Peneliti


Kepala SMA Negeri 1 Tambun Utara MEDINA S.A, M.Pd

Drs.H .MAMAT, M.Pd. NIP.19750311 200212 2 005

NIP. 19610520 199203 1 004

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL


BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN
MAKANAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI (INQUIRY
LEARNING)

Ads by optAd360

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas XI IPA SMA)

Medina S. Almunawaroh, M.Pd

Guru SMAN 1 TAMBUN UTARA kab. Bekasi

medinasa1975@gmail.com

ABSTRAK

Pembelajaran Biologi diarahkan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan


Keterampilan Proses Sains. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa
keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa masih rendah. Oleh karena itu,
penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus ini bertujuan mendapatkan data empiris potensi
penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan Keterampilan Proses Sains
dan Hasil belajar materi sistem pencernaan pada siswa SMA Negeri 1 Tambun Utara.
Penelitian dilaksanakan Bulan April-Juni tahun pelajaran 2017/2018 dengan
menggunakan teknik analisa data kuantitatif dan kwalitatif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Penerapan model pembelajaran Inkuiri (Inquiri Learning Model) dapat
meningkatkan Hasil belajar siswa dan Keterampilan Proses Sains siswa SMA. Nilai rata-
rata peningkatan hasil belajar dari siklus I ke Siklus II sebesar 14 point (62,65 menjadi
76,57), nilai persentase siswa yang tuntas belajar dari siklus I ke Siklus II adalah sebesar
47,06% (32,35% menjadi 79,41%) dan nilai rata-rata peningkatan Keterampilan Proses
Sains dari siklus I ke Siklus II adalah sebesar 5,6 point (75,25 menjadi 80,83). Kesimpulan
penelitian bahwa Penerapan

Ads by optAd360
Model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning Model) dapat meningkatkan Keterampilan
Proses Sains dan Hasil belajar sistem pencernaan pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri1
Tambun utara.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Inkuiri, Hasil Belajar,

Keterampilan Proses Sains, Sistem Pencernaan

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembelajaran biologi berkaitan erat dengan penguasaan teknik mencari tahu (inquiry)
tentang alam secara sistematis. Biologi dipelajari bukan hanya sebagai penguasaan fakta,
konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Biologi
menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan Keterampilan
Proses Sains. Keterampilan Proses sains meliputi keterampilan mengamati, mengajukan
hipotesis, menggunakan alat dan bahan dengan efesien, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara
lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji
gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.

Hasil observasi pendahuluan peneliti di SMA Negeri 1 Tambun Utara kabupaten Bekasi,
menunjukkan bahwa proses pembelajaran Biologi belum optimal. Pembelajaran masih
berpusat pada guru (Teacher centre) dengan Model maupun metode mengajar yang
digunakan masih konvensional. Guru kurang memberdayakan potensi siswa. Pengalaman
pembelajaran yang dilakukan oleh guru biologi pada materi sistem pencernaan selama ini,
terdapat permasalahan bahwa kurang melaksanakan pendekatan saintifik sehingga siswa
kurang terlatih dalam mengamati,menanya, mencoba atau mengumpulkan data,
menkomunikasi, dan membuat jejaring sosial.

Ads by optAd360

Akibatnya berdampak terhadap Keterampilan Proses Sains siswa belum optimal.


Pemahaman siswa juga kurang sistematis dan cenderung kesulitan untuk menyelesaikan
soal-soal yang membutuhkan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan siswa untuk
menyelesaikan soal pada tingkat menerapkan (C3), menganalisis (C4), dan mengevaluasi
(C5) masih rendah. Pencapaian KKM belum tuntas karena jumlah siswa yang tuntas
hanya 50%. Karakteristik materi Sistem Pencernaan antara lain memiliki konsep sangat
kongkrit dan dekat dengan kehidupan nyata siswa. Kesulitan yang dialami siswa selama
ini adalah materi yang terlalu banyak. Oleh sebab itu perlu dipelajari hanya hapalan saja
tetapi manfaat mempelajarinya perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Model pembelajaran yang akan dikembangkan untuk memecahkan permasalahan di atas


adalah Model Pembelajaran Inkuiri melalui pendekatan saitifik. Model pembelajaran ini
berbasis penemuan dan sangat erat dengan pendekatan pembelajaran saintifik yang
memungkinkan siswa membangun konsep melalui proses belajar mandiri dan
menemukan sendiri. Model ini melatih siswa secara fisik dan mental untuk
mengembangkan keterampilan proses sains melalui percobaan maupun eksperimen
dengan bimbingan guru, sehingga siswa dapat mengkostruk pengetahuannya. Oleh
karena itu dilakukan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menerapkan
Model Pembelajaran Inkuiri dalam upaya untuk meningkatkan keterampilan proses sains
dan hasil belajar siswa.

Ads by optAd360

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan Keterampilan


Proses Sains siswa pada materi Sistem Pencernaan?

2. Apakah penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa
pada materi Sistem Pencernaan?

3. Apakah keterlaksanaan pembelajaran pada materi sistem pencernaan dengan


menerapkan Model pembelajaran inkuiri mempengaruhi peningkatan keterampilan proses
sains dan hasil belajar siswa XI IPA pada SMAN 1 Tambun Utara ?
3. Tujuan Penelitian

tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Pihak sekolah mendapatkan data empiris tentang potensi penerapan Model


Pembelajaran Inkuiri dalam meningkatkan Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Hasil
belajar siswa pada konsep Sistem Pencernaan manusia.

2. Menjadi informasi dasar sekolah dalam memilih, mengembangkan, dan


mengimplementasikan Model pembelajaran Biologi yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran di jenjang SMA.

Ads by optAd360

4. Manfaat Penelitian.

Manfaat hasil Penelitian : a). Untuk meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan hasil
belajar siswa, b). Masukan bagi guru dan calon guru biologi dalam menentukan Model
pembelajaran alternatif, c). Memberi informasi kepada guru dan calon guru Biologi untuk
lebih meningkatkan mutu pendidikan melalui penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri,
d). Sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu proses
pembelajaran biologi, e) Sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan atau referensi
ilmiah untuk penelitian selanjutnya.

METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Tambun Utara , Jalan Raya Sriamur Kecamatan
Tambun Utara Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. Waktu
penelitian telah dilaksanakan dari April- sampai dengan Juni 2018.

3. Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa SMAN 1 Tambun Utara tahun pelajaran 2017-2018, kelas
XI IPA sebanyak 34 orang yang terdiri dari 23 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.
Penelitian dibantu oleh empat guru yang berperan sebagai kolaborator dan observer.

Metode Penelitian

Ads by optAd360

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau CAR
(Classroom Action Riset) dengan 2 siklus alasan ini karena keterbatasan waktu. Setiap
siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan (Planning), Tindakan (Acting), Pengamatan
(Observating), Refleksi (Reflecting). Tindakan yang dilakukan pada setiap siklus akan
selalu dievaluasi, dikaji, dan direfleksi dengan tujuan meningkatkan efektifitas tindakan
pada siklus selanjutnya.

Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data adalah dengan Lembar observasi, observasi kelas, tes tertulis
dan angket, catatan lapangan, Wawancara (Interview) dan Reflektif jurnal

Analisa Data
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif hasil tes
hasil belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa berupa angka atau skor yang
diperoleh. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi berupa catatan selama dilakukan
tindakan, berupa lembar observasi keterlaksaan pembelajaran inkuiri, hasil wawancara,
catatan lapangan, dan reflektif jurnal. Analisis data dilakukan secara deskriptif bertujuan
untuk membandingkan kondisi selama diberikan tindakan pada siklus I dan siklus
berikutnya.

PEMBAHASAN MASALAH

Hasil Pelaksanaan Tindakan dan observasi Siklus I

Ads by optAd360

Hasil observasi dan catatan lapangan oleh observer dari siklus I disajikan pada tabel
berikut:

Tabel 6. Data hasil observasi Keterlaksanaan pembelajaran inkuiri pada siklus I

Aktivitas Pembelajaran Indikator Pembelajaran Siklus I

Pertemuan ke 1 2 3

Kegiatan awal 4 4 4

Kegiatan Inti Fase Pembelajaran Inkuiri 6 10 9

Kegiatan Penutup 5 5 7

18Ads
Jumlah 15 19
by optAd360

Prosestase ketercapaian 65,2% 82,6% 72%

% rata-rata ketercapaian pembelajaran siklus 73.27%

Cukup
Keterangan Aktif Cukup aktif
aktif

Catatan Observer

Keterangan:

65% - 79% = Kategori cukup aktif


80% - 89% = Kategori aktif

90% - 100% = Sangat aktif

(Menurut: Arikunto, 2010)

Catatan : Deskriptor aktivitas pembelajaran guru dan siswa seluruhnya 23 indikator untuk
pembelajaran di kelas pada pertemuan 1,2, dan 25 indikator untuk pembelajaran
praktikum di Laboratorium pertemuan ke 3

Ads by optAd360

Tabel 6. Deskripsi Hasil Belajar dan Skor keterampilan proses sains siswa pada Siklus I

Rata-rata Keterampilan
Rata-rata Hasil Belajar
Proses Sains
NO Aspek

Pre Test Post Test Pre Test Post Test

1 Nilai Terendah 42.98 45.42 46.67 60

2 Nilai Tertinggi 88.75 90.42 83.33 90

3 Nilai Rata-rata Kelas 56.8 62.65 66.52 75.05

4 Σ Siswa 34 34 34 34 Ads

5 Σ Siswa Di Bawah KKM 29 23 28 18

6 Σ Siswa Tuntas 5 11 6 16

7 % Σ Siswa Tuntas 14.70% 32.35% 17.64% 47.00%

8 % Σ Siswa Tidak Tuntas 85.30% 67.65% 82.36% 53.00%

Refleksi Siklus I
Setelah merekap semua hasil penelitian, diketahui bahwa penerapan Model pembelajaran
inkuiri pada materi Sistem Pencernaan Manusia dapat meningkatkan Keterampilan Proses
Sains siswa dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN 1 Tambun Utara. Rata-rata
keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah 73,27% cukup aktif.

Berdasarkan hasil diskusi dengan observer, Sintak pembelajaran yang belum terlaksana
secara optimal adalah guru kurang menarik dalam menyajikan fenomena atau kejadian
yang memungkinkan siswa menemukan masalah. Sintak inkuiri lain yang teramati adalah
guru kurang melakukan pembimbingan kepada siswa dalam merumuskan masalah,

Ads by optAd360
menentukan hipotesis. dan merencanakan pemecahan masalah, sehingga berdampak
pada hasil belajar dan skor keterampilan skor siswa yang rendah pada pencapaian siklus
I. Hal ini akan diperbaiki pada siklus II.

Peningkatan Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai post test di Siklus I. Nilai rata-
rata post test siswa yang diperoleh sebesar 69. Prosentase siswa yang tuntas belajar
sebesar 32,24% atau 11 orang dari 34 orang siswa. Pencapaian ini belum memenuhi
indikator yang ditetapkan. Perbaikan pada Siklus II adalah guru membagi kelompok
dengan adil memperhatikan komposisi kecerdasan akademik, sosial sehingga siswa dapat
bekerjasama dalam memecahkan masalah.

Skor rata-rata keterampilan proses sains yang dicapai siswa, meskipun cenderung
mengalami peningkatan sebesar 8,48%, yaitu dari 66,57 menjadi 75,05 belum memenuhi
kriteria yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami cara kerja
yang ada pada LKS, sehingga perbaikan pada siklus II adalah guru memberikan
LKS sebelum praktikum agar dapat dipelajari langkah- langkah kerja praktikum. Hal ini
akan berpengaruh kepada siswa lebih siap melaksanakan praktikum di laboratorium
karena sudah memahami langkah kerja percobaan.

Penelitian ini dikatakan berhasil jika persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal
sudah mencapai 75% yang mencapai KKM. KKM yang ditetapkan adalah 76.
Memperhatikan data-data hasil pembelajaran keseluruhan pada Siklus I ternyata belum
optimal dan belum mencapai kriteria keberhasilan

tindakan yang sudah ditetapkan sehingga penelitian dilanjutkan ke Siklus 2 berpatokan


kepada hasil refleksi dari Siklus I.

Hasil Pelaksanaan Tindakan dan observasi pada siklus II

Tabel 7. Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Inkuiri siklus II

Aktivitas Pembelajaran Indikator Pembelajaran Siklus II

Pertemuan ke 4 5 6

Kegiatan awal 4 4 4

Kegiatan Inti fase pembelajaran Inkuiri 11 12 13


Kegiatan Penutup 5 5 6

Jumlah 20 21 23

Prosestase ketercapaian 86,9% 91,3% 92%

% rata-rata ketercapaian pembelajaran siklus 90.07%

Keterangan Aktif Sangat aktif Sangat aktif

Keterangan:

65% - 79% = Kategori cukup aktif

80% - 89% = Kategori aktif

90% - 100% = Sangat aktif

Dari hasil observasi dan catatan lapangan terhadap aspek aktivitas siswa dan guru
tentang keterlaksanaan proses pembelajaran inkuiri sesuai sintaknya terjadi peningkatan
pada siklus 2. Rata-rata ketercapaian pembelajaran siklus II 90,07%.

Hasil Pos test Siklus II

Ads by optAd360
Data hasil analisis Pos test siklus I dibandingkan Siklus II, disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan Nilai tertinggi siswa sebesar 2 poin (dari 93 menjadi 95). Nilai rata – rata
kelas meningkat sebesar 8 poin (dari 69 menjadi 77). Jumlah siswa yang tuntas belajar
sebanyak 11 orang meningkat menjadi 28 orang, dengan prosentase siswa yg tuntas
belajar meningkat sebesar 47,17 % (dari 32,24 % menjadi 79,41 %) di siklus II.

Tabel 8. Rata-rata hasil belajar dan Skors Keterampilan Proses

Sains Siswa Pada Siklus II

Rata-rata Keterampilan Proses


Rata-rata Hasil Belajar
Sains
NO ASPEK

PRE TEST POST TEST PRE TEST POST TEST

1 Nilai Terendah 45.42 53.75 60 70


2 Nilai Tertinggi 90.42 94.58 90 97

3 Nilai Rata-rata Kelas 62.65 76.57 75.25 80.83

4 å Siswa 34 34 34 34

5 å Siswa Di Bawah KKM 23 7 18 8

6 å Siswa Tuntas 11 27 16 26

7 % å Siswa Tuntas 32.35% 79.41% 47.00% 76.47%

8 % å Siswa Tidak Tuntas 67.65% 20.59% 53.00% 23.50%

Hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa pada saat Post test sebagian
besar siswa sudah jauh lebih siap karena guru sebelumnya sudah menyampaikan jadwal
pelaksanaan tes. Siswa juga mengulang pelajaran dirumah. Waktu pelaksanaan

Ads by optAd360
Post test juga efektif, sehingga siswa tidak terburu- buru mengerjakan
soal. Hasil rekapitulasi analisis dari masing-masing aspek Keterampilan Proses Sains dari
siklus I ke siklus II dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 9.Hasil rekapitulasi analisis aspek KPS dari siklus I ke siklus II

HASIL OBSERVASI KPS

NO ASPEK KPS

PRA SIKLUS I (%) SIKLUS I (%) SI

1 Mengamati (Observasi) 74,43 78,50 82

2 Mengelompokan (Klasifikasi) 61,33 78,00 84

3 Menafsirkan (Interpretasi) 61,33 62,88 73

Ads by optAd360 Meramalkan(Memprediksi) 53,33 66,70 75


4
5 Mengajukan pertanyaan 74,33 77,00 84

6 Berhipotesis 63,00 65,70 78

7 Merencanakan percobaan/Penelitian 42,11 90,20 91

8 Menggunakan alat/bahan 42,11 90,20 91

9 Menerapkan Konsep 42,11 90,20 91

10 Berkomunikasi 45,43 62,80 80

11 Melaksakan percobaan/eksperimen 42,11 90,20

Jml

MAX 74,33 90,20 9I

MIN 42,11 62,88 73

RATA2 66,57 75,25 80

% KPS 66,57 75,25 80

Refleksi Siklus II

Hasil penelitian tindakan pada siklus II diperoleh data, rata-rata keterlaksanaan


pembelajaran inkuiri pada siklus II adalah 90,07% sangat aktif. (Tabel 8). Hasil diskusi
dengan observer, Sintak pembelajaran Inkuiri yang belum terlaksana yaitu guru kurang
membantu siswa dalam menganalisis data supaya menemukan suatu konsep. Penyebab
lain guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa bertanya dalam menganalisa
data agar seluruh pertanyaan pada lembar kerja dapat dikerjakan siswa dengan benar.
Guru diharapkan lebih meningkatkan pembimbingan kepada siswa dalam menganalisa
data sehingga siswa dapat menemukan sendiri suatu konsep yang telah dipelajari.

Ads by optAd360
Hasil analisis angket tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan Model pembelajaran
Inkuiri, didapat 88,6% menunjukan sikap dan minat positif terhadap pelaksanaan
pembelajaran inkuiri. Untuk angket tanggapan guru didapat 86% guru memberikan
tanggapan positif. Penerapan Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan keterampilan proses sains siswa sesuai indikator yang sudah
ditetapkan.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai Pos test di Siklus II. Nilai rata-
rata Pos test siswa meningkat sebesar 14 poin (dari 62,65 menjadi 76,57). Prosentase
siswa yang tuntas belajar meningkat sebesar 47,17%(dari 32,24% menjadi 79,41%).
Peningkatan ini dianggap telah memenuhi indikator yang ditetapkan sebagai patokan
untuk menetapkan keberhasilan penelitian tindakan kelas.

Untuk Keterampilan Proses Sains aspek yang paling rendah pencapaiannya adalah
menafsirkan (menginterpretasi) data, memprediksi (meramalkan), dan membuat hipotesis,
sehingga perbaikan pada siklus II adalah guru memberikan LKS sebelum praktikum agar
dapat dipelajari langkah-langkah kerja praktikum, Hal ini menyebabkan siswa lebih siap
melaksanakan praktikum di laboratorium karena sudah memahami langkah kerja
percobaan.

Penelitian ini dikatakan berhasil jika pembelajaran inkuiri berjalan optimal sesuai sintaknya
dan adanya pencapaian indikator dari hasil belajar siswa maupun keterampilan proses
sains. Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah mencapai 75%.
Memperhatikan data-data hasil pembelajaran keseluruhan pada siklus II ternyata sudah
mencapai kriteria keberhasilan

tindakan yang sudah ditetapkan sehingga penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil.

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri sangat memungkinkan siswa membangun konsep


melalui proses belajar mandiri dan menemukan sendiri. Model ini dapat mengaktifkan
siswa secara fisik dan mental untuk mengembangkan keterampilan proses sains dengan
bimbingan guru, sehingga siswa dapat mengkostruk pengetahuannya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Bruner (1960), Suchmen (1992), Schleker (1976), ketika siswa diberikan
masalah maka siswa melakukan observasi untuk menemukan dan merumuskan masalah
Tahap 1 dari inkuiri. Pada tahap ini siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan
mengamati, menganalisis, memprediksi, agar dapat mengajukan suatu hipotesis terhadap
permasalahan yang dihadapinya.

Keberhasilan Penelitian Tindakan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tambun Utara


ini, disebabkan karena sudah terpenuhinya persyaratan dalam melaksanakan
pembelajaran inkuiri. Hal ini terlihat dari perilaku guru yang diamati observer bahwa guru
sudah melaksanakan sintak pembelajaran inkuiri dengan Optimal. Fakta ini sesuai dengan
pendapat Hamalik yang menyatakan dalam menerapkan Model pembelajaran
inkuiri terdapat 4 persyaratan yang harus terpenuhi yaitu 1)Merumuskan topik
pembelajaran dengan jelas dan bermanfaat bagi siswa, 2) Membentuk kelompok yang
seimbang dan homogen, baik akademik maupun sosial, 3) Menjelaskan tugas dan
menyediakan umpan balik pada kelompok-kelompok dengan cara yang responsif dan
tepat, 4) Melaksanakan penilaian terhadap kelompok, baik terhadap kemajuan kelompok
maupun terhadap hasil yang

dicapai (Hamalik, 2004).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:


1. Penerapan Model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
Keterampilan proses Sain kelas XI SMA Negeri 1 Tambun utara kabupaten Bekasi tahun
pelajaran 2017/2018 pada materi Sistem Pencernaan.

2. Hsil analisis data menunjukan peningkatan rata-rata skor Keterampilan Proses


Sains dari siklus I ke Siklus II. Hal ini disebabkan karena sebagian besar sintaks
pembelajaran Inkuiri sudah dilaksanakn oleh guru.

3. Tingkat keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan Model pembelajaran inkuiri


mempengaruhi besarnya peningkatan keterampilan Proses Sains dan hasil belajar siswa.
Hasil analisis data diperoleh persentase siswa yang tuntas belajar dari siklus I ke Siklus
II terjadi peningkatan.

SARAN-SARAN

Setelah memperhatikan hasil penelitian, kesimpulan, dan implikasi maka disarankan:

1. Pembelajaran dengan menerapkan Model pembelajaran Inkuiri dapat dijadikan salah


satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru Biologi untuk memperbaiki proses
pengajaran pada

materi Sistem Pencernaan.

2. Pembelajaran dengan menerapkan Model pembelajaran Inkuiri dapat digunakan oleh


guru Biologi untuk meningkatkan Keterampilan Proses Sains siswa dan Hasil belajar
berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa SMA

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan materi pelajaran biologi yang lain pada ruang
lingkup dan tingkat sekolah yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Setiawan, Ari Widodo, Liliasari. 2007.Pembelajaran berbasis TI


untuk mengembangkan keterampilan generik sains dan berpikir tingkat tinggi pembelajar,
Laporan Penelitian Hibah Pascasarjana, Jakarta DIKTI

Arikunto,Suharsimi dan cepi S. Abdul jabar.2008.Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman


teoritis dan Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Edisi kedua. Jakarta: Bumi
Aksara.

Dadang Yudistira,Drs.,S.H.,M.Pd. 2013.Menulis Penelitian Tindakan Kelas yang APIK


(Asli perlu ilmiah konsisten). Jakarta: Grasindo.

Depdiknas.2016. Silabus dan Kompetensi Dasar Kurikulum Nasional (K13) Mata pelajaran
Biologi Kls XI. Jakarta: Depdiknas.

Ennis, R.H. (1991) An Elaboration of a cardinal goal of science instruction,


Educational Phillosophy and Theory, 1991

Ergul and Simsekli et al.2011.”The effect of Inquiry Based Science Teaching on


Elementary School students’ Science Process Skills and Science Attitudes”Bulgarian
Journal of Science and Education policy (BJSEP). vol 5 no.1,Uludag Univ,Turkey.

Hamalik, O. 2008.Proses Belajar Mengajar,Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Irnaningtiyas, .et al.2011. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Kurikulum 2013.Jakarta: Erlangga.
Jacinta, Agbarachi Opara. 2011. Inquiry Instructional Method and the school curiculum
Research journal of social Sciences, Max well Sciencific organization. Omoku Nigeria.

Malik Adam. 2010. “Model Pembelajaran inkuiri dengan menggunakan virtuallaboratory


dan real laboratory untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir
kritis siswa pada topilk Listrik Dinamis.

Majid abdul, M.Pd. 2013.Model Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya .

Nur, M. (1996). Teori Pembelajaran IPA dan Hakekat Penedekatan Keterampilan Proses.
Jakarta: Dikmenum.

Ottander, C, & Grelsson, G. (2006). Laboratory work: The Teachers’ Prespective. Journal
of Biological Education. 40(3), 113-118.

Rusman. 2012.Model – Model Pembelajaran . Mengembangkan Profesionalime Guru.

Ads by optAd360
Jakarta :Raja Grafindo Persada.

Rustaman dkk.2005. Model Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press.

Sanjaya, Wina.2011. Model Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana, cetakan ke 8.

Sund, R.B. and Trowbridge, L.W. (1987). Teaching Science by Inquiry in The Secondary
School. Ohio: A Bell & Howell Company.

Anda mungkin juga menyukai