Selengkapnya
0 Following 11 Follower
FOLLOW
Ads by optAd360
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA SMA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI (INQUIRY LEARNING)
Best Practice
NIP. 197503112002122005
HALAMAN PENGESAHAN
Ads by optAd360
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Ads by optAd360
medinasa1975@gmail.com
ABSTRAK
Ads by optAd360
Model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning Model) dapat meningkatkan Keterampilan
Proses Sains dan Hasil belajar sistem pencernaan pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri1
Tambun utara.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembelajaran biologi berkaitan erat dengan penguasaan teknik mencari tahu (inquiry)
tentang alam secara sistematis. Biologi dipelajari bukan hanya sebagai penguasaan fakta,
konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Biologi
menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan Keterampilan
Proses Sains. Keterampilan Proses sains meliputi keterampilan mengamati, mengajukan
hipotesis, menggunakan alat dan bahan dengan efesien, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara
lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji
gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Hasil observasi pendahuluan peneliti di SMA Negeri 1 Tambun Utara kabupaten Bekasi,
menunjukkan bahwa proses pembelajaran Biologi belum optimal. Pembelajaran masih
berpusat pada guru (Teacher centre) dengan Model maupun metode mengajar yang
digunakan masih konvensional. Guru kurang memberdayakan potensi siswa. Pengalaman
pembelajaran yang dilakukan oleh guru biologi pada materi sistem pencernaan selama ini,
terdapat permasalahan bahwa kurang melaksanakan pendekatan saintifik sehingga siswa
kurang terlatih dalam mengamati,menanya, mencoba atau mengumpulkan data,
menkomunikasi, dan membuat jejaring sosial.
Ads by optAd360
Ads by optAd360
2. Perumusan Masalah
2. Apakah penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa
pada materi Sistem Pencernaan?
Ads by optAd360
4. Manfaat Penelitian.
Manfaat hasil Penelitian : a). Untuk meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan hasil
belajar siswa, b). Masukan bagi guru dan calon guru biologi dalam menentukan Model
pembelajaran alternatif, c). Memberi informasi kepada guru dan calon guru Biologi untuk
lebih meningkatkan mutu pendidikan melalui penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri,
d). Sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu proses
pembelajaran biologi, e) Sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan atau referensi
ilmiah untuk penelitian selanjutnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Tambun Utara , Jalan Raya Sriamur Kecamatan
Tambun Utara Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. Waktu
penelitian telah dilaksanakan dari April- sampai dengan Juni 2018.
3. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa SMAN 1 Tambun Utara tahun pelajaran 2017-2018, kelas
XI IPA sebanyak 34 orang yang terdiri dari 23 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.
Penelitian dibantu oleh empat guru yang berperan sebagai kolaborator dan observer.
Metode Penelitian
Ads by optAd360
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau CAR
(Classroom Action Riset) dengan 2 siklus alasan ini karena keterbatasan waktu. Setiap
siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan (Planning), Tindakan (Acting), Pengamatan
(Observating), Refleksi (Reflecting). Tindakan yang dilakukan pada setiap siklus akan
selalu dievaluasi, dikaji, dan direfleksi dengan tujuan meningkatkan efektifitas tindakan
pada siklus selanjutnya.
Tekhnik pengumpulan data adalah dengan Lembar observasi, observasi kelas, tes tertulis
dan angket, catatan lapangan, Wawancara (Interview) dan Reflektif jurnal
Analisa Data
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif hasil tes
hasil belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa berupa angka atau skor yang
diperoleh. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi berupa catatan selama dilakukan
tindakan, berupa lembar observasi keterlaksaan pembelajaran inkuiri, hasil wawancara,
catatan lapangan, dan reflektif jurnal. Analisis data dilakukan secara deskriptif bertujuan
untuk membandingkan kondisi selama diberikan tindakan pada siklus I dan siklus
berikutnya.
PEMBAHASAN MASALAH
Ads by optAd360
Hasil observasi dan catatan lapangan oleh observer dari siklus I disajikan pada tabel
berikut:
Pertemuan ke 1 2 3
Kegiatan awal 4 4 4
Kegiatan Penutup 5 5 7
18Ads
Jumlah 15 19
by optAd360
Cukup
Keterangan Aktif Cukup aktif
aktif
Catatan Observer
Keterangan:
Catatan : Deskriptor aktivitas pembelajaran guru dan siswa seluruhnya 23 indikator untuk
pembelajaran di kelas pada pertemuan 1,2, dan 25 indikator untuk pembelajaran
praktikum di Laboratorium pertemuan ke 3
Ads by optAd360
Tabel 6. Deskripsi Hasil Belajar dan Skor keterampilan proses sains siswa pada Siklus I
Rata-rata Keterampilan
Rata-rata Hasil Belajar
Proses Sains
NO Aspek
4 Σ Siswa 34 34 34 34 Ads
6 Σ Siswa Tuntas 5 11 6 16
Refleksi Siklus I
Setelah merekap semua hasil penelitian, diketahui bahwa penerapan Model pembelajaran
inkuiri pada materi Sistem Pencernaan Manusia dapat meningkatkan Keterampilan Proses
Sains siswa dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN 1 Tambun Utara. Rata-rata
keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah 73,27% cukup aktif.
Berdasarkan hasil diskusi dengan observer, Sintak pembelajaran yang belum terlaksana
secara optimal adalah guru kurang menarik dalam menyajikan fenomena atau kejadian
yang memungkinkan siswa menemukan masalah. Sintak inkuiri lain yang teramati adalah
guru kurang melakukan pembimbingan kepada siswa dalam merumuskan masalah,
Ads by optAd360
menentukan hipotesis. dan merencanakan pemecahan masalah, sehingga berdampak
pada hasil belajar dan skor keterampilan skor siswa yang rendah pada pencapaian siklus
I. Hal ini akan diperbaiki pada siklus II.
Peningkatan Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai post test di Siklus I. Nilai rata-
rata post test siswa yang diperoleh sebesar 69. Prosentase siswa yang tuntas belajar
sebesar 32,24% atau 11 orang dari 34 orang siswa. Pencapaian ini belum memenuhi
indikator yang ditetapkan. Perbaikan pada Siklus II adalah guru membagi kelompok
dengan adil memperhatikan komposisi kecerdasan akademik, sosial sehingga siswa dapat
bekerjasama dalam memecahkan masalah.
Skor rata-rata keterampilan proses sains yang dicapai siswa, meskipun cenderung
mengalami peningkatan sebesar 8,48%, yaitu dari 66,57 menjadi 75,05 belum memenuhi
kriteria yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami cara kerja
yang ada pada LKS, sehingga perbaikan pada siklus II adalah guru memberikan
LKS sebelum praktikum agar dapat dipelajari langkah- langkah kerja praktikum. Hal ini
akan berpengaruh kepada siswa lebih siap melaksanakan praktikum di laboratorium
karena sudah memahami langkah kerja percobaan.
Penelitian ini dikatakan berhasil jika persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal
sudah mencapai 75% yang mencapai KKM. KKM yang ditetapkan adalah 76.
Memperhatikan data-data hasil pembelajaran keseluruhan pada Siklus I ternyata belum
optimal dan belum mencapai kriteria keberhasilan
Pertemuan ke 4 5 6
Kegiatan awal 4 4 4
Jumlah 20 21 23
Keterangan:
Dari hasil observasi dan catatan lapangan terhadap aspek aktivitas siswa dan guru
tentang keterlaksanaan proses pembelajaran inkuiri sesuai sintaknya terjadi peningkatan
pada siklus 2. Rata-rata ketercapaian pembelajaran siklus II 90,07%.
Ads by optAd360
Data hasil analisis Pos test siklus I dibandingkan Siklus II, disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan Nilai tertinggi siswa sebesar 2 poin (dari 93 menjadi 95). Nilai rata – rata
kelas meningkat sebesar 8 poin (dari 69 menjadi 77). Jumlah siswa yang tuntas belajar
sebanyak 11 orang meningkat menjadi 28 orang, dengan prosentase siswa yg tuntas
belajar meningkat sebesar 47,17 % (dari 32,24 % menjadi 79,41 %) di siklus II.
4 å Siswa 34 34 34 34
6 å Siswa Tuntas 11 27 16 26
Hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa pada saat Post test sebagian
besar siswa sudah jauh lebih siap karena guru sebelumnya sudah menyampaikan jadwal
pelaksanaan tes. Siswa juga mengulang pelajaran dirumah. Waktu pelaksanaan
Ads by optAd360
Post test juga efektif, sehingga siswa tidak terburu- buru mengerjakan
soal. Hasil rekapitulasi analisis dari masing-masing aspek Keterampilan Proses Sains dari
siklus I ke siklus II dapat dilihat pada Tabel berikut:
NO ASPEK KPS
Jml
Refleksi Siklus II
Ads by optAd360
Hasil analisis angket tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan Model pembelajaran
Inkuiri, didapat 88,6% menunjukan sikap dan minat positif terhadap pelaksanaan
pembelajaran inkuiri. Untuk angket tanggapan guru didapat 86% guru memberikan
tanggapan positif. Penerapan Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan keterampilan proses sains siswa sesuai indikator yang sudah
ditetapkan.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai Pos test di Siklus II. Nilai rata-
rata Pos test siswa meningkat sebesar 14 poin (dari 62,65 menjadi 76,57). Prosentase
siswa yang tuntas belajar meningkat sebesar 47,17%(dari 32,24% menjadi 79,41%).
Peningkatan ini dianggap telah memenuhi indikator yang ditetapkan sebagai patokan
untuk menetapkan keberhasilan penelitian tindakan kelas.
Untuk Keterampilan Proses Sains aspek yang paling rendah pencapaiannya adalah
menafsirkan (menginterpretasi) data, memprediksi (meramalkan), dan membuat hipotesis,
sehingga perbaikan pada siklus II adalah guru memberikan LKS sebelum praktikum agar
dapat dipelajari langkah-langkah kerja praktikum, Hal ini menyebabkan siswa lebih siap
melaksanakan praktikum di laboratorium karena sudah memahami langkah kerja
percobaan.
Penelitian ini dikatakan berhasil jika pembelajaran inkuiri berjalan optimal sesuai sintaknya
dan adanya pencapaian indikator dari hasil belajar siswa maupun keterampilan proses
sains. Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah mencapai 75%.
Memperhatikan data-data hasil pembelajaran keseluruhan pada siklus II ternyata sudah
mencapai kriteria keberhasilan
tindakan yang sudah ditetapkan sehingga penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil.
KESIMPULAN
SARAN-SARAN
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan materi pelajaran biologi yang lain pada ruang
lingkup dan tingkat sekolah yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.2016. Silabus dan Kompetensi Dasar Kurikulum Nasional (K13) Mata pelajaran
Biologi Kls XI. Jakarta: Depdiknas.
Irnaningtiyas, .et al.2011. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Kurikulum 2013.Jakarta: Erlangga.
Jacinta, Agbarachi Opara. 2011. Inquiry Instructional Method and the school curiculum
Research journal of social Sciences, Max well Sciencific organization. Omoku Nigeria.
Nur, M. (1996). Teori Pembelajaran IPA dan Hakekat Penedekatan Keterampilan Proses.
Jakarta: Dikmenum.
Ottander, C, & Grelsson, G. (2006). Laboratory work: The Teachers’ Prespective. Journal
of Biological Education. 40(3), 113-118.
Ads by optAd360
Jakarta :Raja Grafindo Persada.
Sund, R.B. and Trowbridge, L.W. (1987). Teaching Science by Inquiry in The Secondary
School. Ohio: A Bell & Howell Company.