Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
id 7
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
W.S. Winkel (1995:53) menyatakan bahwa "belajar adalah suatu aktivitas
menthal/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan
dan nilai sikap. Perubahan ini bersifat relatif konstan dan berbekas".
Sedangkan pengertian belajar menurut Biggs dalam pendahuluan Teaching
for Learning mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan
kuantitatif; rumusan intitusional, dan rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan
ini, kata-kata seperti perubahan dan tingkah laku tidak lagi disebut secara eksplisit
mengingat kedua istilah ini sudah menjadi kebenaran umum yang diketahui semua
orang yang terlibat proses pendidikan.
Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut pandang jumlah), belajar berarti
kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta
sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa
banyak materi yang dikuasai siswa.
Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai
proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi yang
telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat
diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru
mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian
dinyatakan dalam bentuk skor.
Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses
memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan
dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada
tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-
commit
masalah yang kini dan nanti dihadapi to (Muhibbin
siswa user Syah,2005:91-92).
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dalam proses belajar tidak cukup hanya mendengarkan
dan mencatat, siswa dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat menambah
pengalaman siswa dalam belajarnya. Dalam belajar diperlukan aktivitas, karena
menurut Sardiman A.M(2007:95-96) menyatakan bahwa” pada prinsipnya belajar
adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku. Jadi melakukan kegiatan.
Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan
prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar".
Rosseau dalam Sardiman, A.M (2007:96) mengemukakan bahwa segala
pengetahuan itu harus diperoleh dari pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, dan
penyelidikan sendiri, hal ini menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus
aktif sendiri, tanpa aktivitas maka proses belajar mengajar tidak mungkin terjadi.
Lebih lanjut Montessori dalam Sardiman, A.M (2007:96) menegaskan bahwa
anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri,
pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana
perkembangan anak didiknya.
Dapat disimpulkan bahwa, Pendidik harus banyak melibatkan siswa dan
mendorong siswa untuk aktif. Paul B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi
177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Aktivitas melihat (visual activities), antara lain: membaca, memperhatikan
gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Aktivitas berbicara (oral activities), antara lain: menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan diskusi,
wawancara, interupsi.
c. Aktivitas mendengar (listening activities), antara lain : mendengarkan,
uaraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
d. Aktivitas menulis (writing activities), antara lain : menulis cerita, karangan,
laporan, angket, menyalin.
e. Aktivitas menggambar (Drawing activities), antara lain : menggambar,
membuat grafik, peta, diagram.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
3. Prestasi Belajar
Pengertian prestasi,menurut Purwodarminto (1984:110),”Prestasi adalah
hasil dari sesuatu yang telah dicapai atau dilakukan atau dikerjakan”. Dengan
demikian prstasi merupakan hasil yang telah dicapai dalam suatu kegiatan tertentu
dalam waktu tertentu. Hasil tersebut dapat bersifat memuaskan bagi pelaku
kegiatan.
Mengenai prestasi belajar, ada tiga aspek yang diukur, yaitu:
a. Aspek Kognitif
Evaluasi aspek kognitif, mengukur pemahaman konsep yang terkait pada
percobaan yang dilakukan. Untuk aspek pengetahuan, evaluasi dapat dilakukan
melalui tes lisan maupun tertulis yang relevan dengan Indikator Pencapaian Hasil
Belajar (IPHB) dalam materi pokok tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7), yaitu nilai adalah
suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam
mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa
manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini
menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya sekolah
harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang
bermakna dan signifikan bagi peserta didik dalam memperoleh kebahagiaan
personel dan memberi kontribusi positif terhadap masyarakat.
5) Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan
orang lain. Perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Moral juga
sering dikaitkan dengan keyakinan seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan
yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan
keyakinan seseorang.
(Depdiknas,2003:3-6)
c. Aspek Psikomotorik
Pengukuran keberhasilan pada aspek keterampilan ditujukan pada
keterampilan dalam merangkai alat, keterampilan kerja dan ketelitian dalam
mendapat hasil. Evaluasi dari aspek keterampilan yang dimiliki oleh siswa,
bertujuan mengukur sejauh mana siswa dapat menguasai teknik praktikum,
khususnya dalam merangkai alat dan bahan, pengumpulan data, meramalkan, dan
menyimpulkan. Dengan kata lain, ingin diketahui sejauh mana praktikan telah
menguasai keterampilan proses IPA. Penguasaan terhadap aspek keterampilan ini
dapat diukur melalui tes observasi, yang dilakukan guru langsung pada siswa yang
melakukan praktikum, yaitu dengan mengamati cara kerja siswa.
(Mulyati Arifin,1995:197).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
7. Termokimia
Termokimia membahas hubungan antara kalor dengan reaksi-reaksi atau
proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia.
A. Energi dan Entalpi
1. Sistem dan Lingkungan
Dalam termokimia, kita senantiasa berhadapan dengan reaksi kimia,
khususnya tentang energi yang menyertai reaksi tersebut. Reaksi atau proses
yang sedang menjadi perhatian kita disebut sistem. Segala sesuatu yang
berada di sekitar sistem, yaitu dengan apa sistem tersebut berinteraksi, disebut
lingkungan.
Contoh: reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCl dalam suatu tabung
reaksi dan terjadi kenaikan suhu yang menyebabkan suhu tabung reaksi naik,
demikian pula suhu disekitarnya.
Pada contoh tersebut HCl dan NaOH adalah sistem (yang menjadi pusat
perhatian), sedangkan tabung reaksi, suhu udara, tekanan udara merupakan
lingkungan.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
a. Sistem Terbuka
Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi
perpindahan energi dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem.
Contoh:
Reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer yang
dilakukan pada tabung reaksi yang terbuka. Pada peristiwa ini terjadi reaksi:
Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Oleh karena reaksi dilakukan pada tabung terbuka maka gas hidrogen
yang terbentuk akan keluar dari sistem ke lingkungan, dan energi yang
dihasilkan pada reaksi tersebut akan merambat keluar dari sistem ke
lingkungan pula.
b. Sistem Tertutup
Suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi
perpindahan energi, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi disebut sistem
tertutup.
Contoh:
Bila reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer tersebut
dilakukan pada tabung reaksi yang tersumbat dengan rapat, maka gas hidrogen
(materi) di dalam sistem tidak dapat meninggalkan (keluar) dari sistem, tetapi
perpindahan energi keluar dari sistem tetap terjadi melalui dinding tabung
reaksi.
c. Sistem Terisolasi.
Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan terjadinya
perpindahan energi dan materi antara sistem dengan lingkungan.
Contoh :
Bila reaksi antara logam magnesium dan asam klorida encer tersebut
dilakukan di dalam suatu tempat yang tertutup rapat (terisolasi), seperti di
dalam penyimpanan air panas (termos).
Catatan: pada umumnya reaksi kimia banyak dilakukan di dalam sistem yang
terbuka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
Jadi jelaslah bahwa kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap (volum
dapat berubah) dapat berbeda dari kalor reaksi yang berlangsung pada volum
tetap.
Kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap dikaitkan dengan sifat lain
dari sistem, yaitu entalpi yang dinyatakan dengan H. Entalpi juga menyatakan
sejumlah energi yang dimiliki sistem. Sama halnya dengan energi-dalam, nilai
obsolut dari entalpi tidak dapat diukur, tetapi perubahan entalpi yang
menyertai suatu proses dapat ditentukan. Kalor reaksi yang berlangsung pada
tekanan tetap sama dengan perubahan entalpi (∆H) sistem.
∆H= qreaksi
Sehingga:
Reaksi pada tekanan tetap : qreaksi = ∆H
Reaksi pada volum tetap : qreaksi = ∆E
Entalpi tergolong fungsi keadaan dan merupakan sifat ekstensif. Oleh karena
itu, perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi hanya ditentukan keadaan
awal dan akhir. ∆H = Hp - Hr
8. Reaksi Endoterm dan Reaksi Eksoterm.
Oleh karena energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, maka
dalam suatu reaksi kimia, energi yang dilepaskan oleh sistem dalam bentuk
kalor akan diserap oleh lingkungan. Reaksinya disebut reaksi eksoterm.
Sebaliknya, dalam reaksi di mana energi diserap oleh sistem dalam bentuk
kalor akan sama dengan energi yang dilepaskan oleh lingkungan. Reaksinya
disebut reaksi endoterm.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor
dari sistem ke lingkungan. Dalam hal ini sistem melepaskan kalor ke
lingkungan. Pada reaksi eksoterm umumnya suhunya naik. Adanya kenaikan
suhu mengakibatkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan
kalor dari lingkungan ke sistem. Dalam reaksi ini, kalor diserap oleh sistem
dari lingkungannya. Pada reaksi endoterm terjadi penurunan suhu yang
commit kalor
mengakibatkan terjadinya penurunan to user
oleh sistem.
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
adanya kenaikan suhu air. Oleh karena dianggap tidak ada kalor yang diserap
maupun dilepaskan oleh sistem ke lingkungan selama reaksi pembakaran
berlangsung, maka: qreaksi = -(qbom + qair )
qair = m x c x ∆T
dengan, m = maasa air dalam kalorimeter (g)
c = kalor jenis air dalam kalorimeter ( J g -1 K-1 atau J g -1 oC-1)
∆T = perubahan suhu ( K atau oC)
jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan mengukur
kapasitas kalor bom, qbom = Cbom x ∆T
dengan Cbom = kapasitas kalor bom (JoC-1 atau J K-1)
∆T = perubahan suhu (oC atau oK)
Reaksi yang berhubungan dalam kalorimeter bom merupakan reaksi yang
berlangsung pada volum tetap (∆V=0). Oleh karena itu, perubahan kalor yang
terjadi di dalam sistem akan sama dengan perubahan energi dalamnya.
∆E = q + w, dimana w = -P x ∆V
Jika ∆V = 0, maka w = 0
Perubahan energi dalam pada kalorimeter bom menjadi ∆E = qv
b. Kalorimeter Sederhana
Pengukuran kalor reaksi, selain kalor reaksi pembakaran, dapat
dilakukan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap, misalnya pada
kalorimeter sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam. Plastik merupakan
bahan nonkonduktor, sehingga jumlah ke lingkungan dapat diabaikan. Jika
suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka kalor sepenuhnya akan
diserap oleh larutan di dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi yang berlangsung
tergolong endoterm, maka kalor yang diseerap dari larutan di dalam gelas. Jadi
kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan
larutan, sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.
qreaksi = - qlarutan
kalorimeter jenis ini umumnya dilakukan untuk mengukur kalor reaksi, di
mana reaksinya barlangsung dalam larutan, misalnya untuk mengukur
perubahan kalor yang terjadi commit to user
pada reaksi asam-basa. Pada kalorimeter yang
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
reaksi kimia berlangsung pada tekanan tetap (∆P = 0), maka perubahan kalor
yang terjadi dalam sistem akan sama dengan perubahan entalpinya.
∆H = qp
2. Hukum Hess
Hukum Hess berkaitan dengan reaksi-reaksi yang dapat dilangsungkan
menurut dua atau lebih cara (lintasan). Contohnya, yaitu reaksi antara karbon
(grafit) dengan oksigen membentuk karbon dioksida. Misalkan, kita
mempunyai 1 mol karbon dan 1 mol oksigen. Kedua zat ini dapat bereaksi
membentuk 1 mol karbon dioksida. Reaskinya dapat dilangsungkan menurut
dua cara sebagai berikut.
Cara-1. Reaksi satu tahap
1 mol karbon direaksikan dengan 1 mol oksigen, sehingga membentuk 1 mol
karbon dioksida.
C(s) + O2(g) CO2(g)
Cara-2. Reaksi dua tahap
Tahap -1: satu mol karbon mula-mula direaksikan dengan ½ mol oksigen
(setengah mol oksigen masih tersisa), sehingga terbentuk 1 mol karbon
monoksida.
C(s) + 1/2O2(g) CO(g)
Tahap-2: gas karbon monoksida yang terbentuk pada tahap-1 direaksikan
dengan ½ mol oksigen yang tersisa, sehingga terbentuk 1 mol oksigen
membentuk 1 mol karbon dioksida.
CO(g) + 1/2O2(g) CO2(g)
Jika tahap-1 dan tahap-2 menurut cara yang kedua ini dijumlahkan, ternyata
hasilnya sama dengan cara-1, yaitu reaksi 1 mol karbon dengan 1 mol oksigen
membentuk 1 mol karbon dioksida.
C(s) + 1/2O2(g) CO(g)
CO(g) + 1/2O2(g) CO2(g) +
C(s) + O2(g) CO2(g)
Pada tahun 1940, berdasarkan percobaan-percobaan yang dilakukannya,
commit
Henry Hess menemukan bahwa, to reaksi
kalor user tidak tergantung pada lintasan,
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
tetapi hanya pada keadaan awal dan keadaan akhir. Artinya, jika keadaan awal
dan keadaan akhir sama, maka kalor reaksi adalah sama, meski berlangsung
menurut lintasan yang berbeda. Untuk contoh kita diatas, maka kalor reaksi
cara-1 (reaksi satu tahap) adalah sama dengan kalor reaksi cara-2 (reaksi dua
tahap), karena kedua cara tersebut mempunyai keadaan awal dan keadaan
akhir yang sama.
Perubahan entalpi pada kedua cara tersebut adalah sebagai berikut:
Cara-1:
C(s) + O2(g) CO2(g) ∆H= -394 kJ……..(1)
Cara-2:
Tahap-1: C(s) + 1/2O2(g) CO(g) ∆H= -111 kJ.....….(2)
Tahap-2: CO(g) + 1/2O2(g) CO2(g) ∆H= -283 kJ……..(3) +
C(s) + O2(g) CO2(g) ∆H= -394 kJ
Keadaan awal
2C(grafit) + 2O2(g)
H 0 --------------
∆H2=- 222kJ
∆H1 = -788kJ 2CO(g) + O2(g)
-222 --------------------------------
∆H3=- 566kJ
2CO2(g)
-788 -------------- keadaan akhir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
I ∆H1+ΔH2 II ∆H3+ΔH4
Na(s) + ½ O2(g) + H2(g) + ½ Cl2(g)
∆H1= enthalpi peruraian NaOH (s) = -∆Hfo NaOH(s)
∆H2= enthalpi peruraian HCl(g) = -∆Hfo HCl(g)
∆H3= enthalpi pembentukan NaCl(s) = ∆Hfo NaCl(s)
∆H 4=enthalpi pembentukan H2O(l) = ∆Hfo H2O(l)
Menurut Hukum Hess:
∆H= ∆H1+ΔH2+∆H3+ΔH4
= -∆Hfo NaOH(s) -∆Hfo HCl(g)+ ∆Hfo NaCl(s)+ ∆Hfo H2O(l)
=( ∆Hfo NaCl(s)+ ∆Hfo H2O(l) ) -∆Hfo NaOH(s) -∆Hfo HCl(g))
∆Ho = Σ∆Hf produk - Σ∆Hf pereaksi
=( ∆Hfo NaCl(s)+ ∆Hfo H2O(l) ) –(∆Hfo NaOH(s) + ∆Hfo HCl(g))
Contoh: Diketahui ∆Hfo dari CH4O(l)= -238,6kJmol-1; CO2(g)=-393,5kJmol-1
;H2O(l)=-286kJmol-1.
a) Tentukan ∆H0c pada pembakaran CH4O membentuk gas CO2(g) dan air?
b) Tentukan jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 8 gram
methanol.(ArH=1;C=12;O=16)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
Jadi p≠q ≠r ≠ s
Energi ikatan C-H dalam CH4 , merupakan rata-rata dari 4 ikatan C-H
tersebut, yaitu sama dengan ( p + q + r + s ) /4. Untuk memutuskan
keempat ikatan dalam CH4 diperlukan 1.664 kJ, maka energi ikatan rata-
rata C-H dalam CH4 adalah 1.664 kJ/4 mol = 416 kJ mol-1
H
H
Selain itu, ikatan C-H juga terdapat dalam berbagai molekul, misalnya
C2H6,CH3OH,dan CH3COOH. Kekuatan ikatan C-H dalam berbagai
macamsenyawa tersebut tentu berbeda satu dengan yang lainnya. Adapun
energi ikatan C-H yang tercantum dalam tabel merupakan rata-rata dari
energi ikatan C-H.
6. Penentuan ∆H Reaksi Berdasarkan Data Energi Ikatan
Reaksi kimia antar molekul dapat dianggap berlangsung dalam dua tahap,
yaitu:
I. Pemutusan ikatan pada pereaksi
II. Pembentukan ikatan pada produk
∆H?
H2 (g) + Cl2(g) 2HCl(g)
I II
2H(g) +2Cl(g)
∆HI-------àenergi ikatan (pemutusan) H2
energi ikatan (pemutusan )Cl2
∆H II-----à energi pembentukan pruduk = -Energi ikatan (pemutusan)
produk.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
Grafikasi batu bara dilakukan dengan mereaksikan batu bara panas dengan
uap air panas. Hasil proses itu berupa campuran gas CO, H2, dan CH4. Proses
selanjutnya memperbanyak kadar gas metana (CH4).
Bahan bakar sintesis lainnya adalah hidrogen. Hidrogen cair bersama-sama
dengan oksigen cair telah digunakan pada pesawat ulang-alik sebagai bahan
bakar roket pendorongnya. Pembakaran hidrogen sama sekali tidak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan karena pembakarannnya adalah
air. Hidrogen dibuat dari air melalui proses endoterm berikut:
2H2O (l) 2H2(g) + O2(g) ∆Ho= 575 kJ
Apabila energi yang digunakan untuk menguraikan air tersebut berasal
dari bahan bakar fosil, maka hidrogen bukanlah bahan bakar yang komersial.
Akan tetapi, saaat ini sedang dikembangkan penggunaan energi nuklir atau
energi surya. Jika proyek itu berhasil, maka dunia tidak perlu khawatir akan
kekurangan energi.
Matahari sebenarnya adalah sumber energi terbesar bumi, tetapi
teknologi penggunaan energi surya belumlah komersial. Salah satu
kemungkinan penggunaan energi surya adalah penggunaan tanaman yang
dapat tumbuh cepat. Energinya kemudian diperoleh dengan membakar
tumbuhan itu. Dewasa ini, penggunaan energi surya yang cukup komersial
adalah untuk pemanas air runah tangga (solar water heater).
Gas nilai kalor bakar dari bahan bakar umumnya dinyatakan dalam satuan
kJ/mol, yang menyatakan berapa kJ kalor yang dapat dihasilkan dari
pembakaran 1 gram bahan bakar tersebut, misalnya nilai kalor bakar bensin
48kJ g-1, artinya setiap pembakaran sempurna 1 gram bensin akan dihasilkan
kalor sebesar 48kJ. Berikut ini nilai kalor bakar beberapa bahan bakar yang
umum dikenal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
(Michael Purba,2006:83-125)
(Unggul Sudarmo,2007:44-67)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
Dalam Jurnal penelitian yang lain, yaitu oleh Irfan Naufal Umar dan Sajap
Maswan dari Malaysia dalam penelitiannya yang berjudul The effects of a Web-
based Guided Inquiry Approach on Students’ Achievement, menyatakan bahwa,
secara keseluruhan, penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
pendekatan yang berfokus pada masalah melalui eksplorasi, konsep pembangunan
dan aplikasi, memiliki potensi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di
lingkungan WBL. Karena itu, berdasarkan materi pembelajaran yang sesuai
dengan petunjuk penyelidikan pendekatan yang harus dikembangkan. Juga,
perbedaan individu dalam hal gaya kognitif juga harus lebih diperhatian dalam
merancang materi seperti itu karena mungkin mempengaruhi pembelajaran siswa.
(Irfan Naufal Umar dan Sajap Maswan.2007)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
- Siswa menjadi
lebih aktif dalam
kegiatan belajar
- Siswa mengalami mengajar
kesulitan dalam - Siswa terlibat
memahami konsep langsung dalam
kimia. KBM.
- Siswa jarang - Mudah dalam
bertanya, memahami
berpendapat di konsep dan
kelas. prinsip
-
Skema.2 Kerangka
commit Berpikir
to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, dapat disusun hipotesis
sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam KBM pada materi pokok termokimia.
2. Pembelajaran dengan penerapan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada materi pokok termokimia.
commit to user