Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TUGAS KOMUNIKASI

KELOMPOK E

Komunikasi Terapeutik

Oleh :

Dosen Pengampun Sitti Aminah, SKM, S.Kep, M.Kes

Tingkat I.C Keperawatan

Nama Kelompok :

1) BJ. Andini Fadiyah Putri : PO713201191101


2) Musvira Mustava : PO713201191102

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2019/2020
Pengertian Komunikasi Terapeutik

Berikut pengertian komunikasi terapeutik dalam keperawatan menurut beberapa ahli:

 Northouse (1998): Komunikasi terapeutik adalah kemampuan perawat dalam membantu


klien untuk dapat beradaptasi dengan stress yang dialaminya. Serta mengatasi gangguan
psikologis, dan belajar untuk berhubungan baik dengan orang lain. Stuart G.W
(1998): komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan
pasiennya. Dimana dalam hubungan ini, perawat dan klien bersama-sama belajar untuk
memperbaiki pengalaman emosional klien. Sundeen (1990): hubungan terapeutik merupakan
sebuah hubungan kerjasama. Hubungan ini ditandai dengan tukar menukar perilaku,
perasaan, pikiran dan pengalaman antara perawat dan pasien untuk membina hubungan intim
yang terapeutik.
 Mahmud Machfoedz (2009): Komunikasi Terapeurik merupakan pengalaman interaktif antara
perawat dan pasien ya ng didapatkan secara bersama melalui komunikasi. Komunikasi disini
bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang pasien hadapi. Wahyu Purwaningsih dan Ina
Karlina (2010): komunikasi terapeutik berfokus pada klien dalam memenuhi kebutuhan
klien, serta memiliki tujuan spesifik, dan batas waktu yang ditetapkan bersama. Merupakan
hubungan timbal balik saling berbagi perasaan yang berorientasi pada masa sekarang.

Tujuan Komunikasi Terapeutik


Seperti telah dijelaskan sebelumnya, fokus komunikasi terapeutik dalam keperawatan adalah
penyembuhan pasien. Berikut rincian tujuan dilakukannya komunikasi terapeutik:

 Terjadinya perubahan dalam diri pasien dalam bentuk kesadaran diri serta penerimaan diri
yang diikuti peningkatan akan penghormatan diri, sehingga pasien terhindar dari rasa stress
dan depresi akibat penyakit kronis yang dideritanya.
 Pasien belajar bagaimana menerima dan diterima orang lain, sehingga memiliki kemampuan
dalam membina hubungan intrapersonal yang tidak superficial serta saling bergantung.
 Meningkatkan fungsi dan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan dan penetapan tujuan
yang realistis, sesuai dengan kemampuan pasien. Tidak terlalu tinggi (ideal) atau terlalu
rendah (rendah diri).
 Meningkatnya integritas diri pasien, dan kejelasan akan identitas dirinya. Biasanya pasien
menggalami gangguan identitas personal, dan rendah diri.

Prinsip Komunikasi Terapeutik


Menurut Suryani (2005), komunikasi terapeutik dalam keperawatan mengandung prinsip-
prinsip sebagai berikut:

A. Melihat permasalahan dari sudut pandang pasien


Untuk dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi pasien, perawat harus
memandang masalah tersebu dari sudut pandang klien. Perawat hendaknya mendengarkan
secara aktif dan sabar apa yang dikomunikasikan oleh pasien, sehingga perawat menyimak
keseluruhan masalah dan dapat merumuskan diagnosa yang sesuai dengan masalah klien
dengan baik. Karna diagnose yang salah, bukannya memperbaiki, malah akan bisa merusak
pasien.

B. Tidak mudah dipengaruhi masa lalu pasien dan masalalu perawat sendiri
Seseorang tidak akan mampu berbuat yang terbaik saat ini, jika dia masih dihantui oleh
penyesalan masa lalunya. Perawat yang memiliki segudang masalah dan ketidakpuasan
dalam hidupnya, akan sulit untuk dapat membantu pasien, sebelum dia sendiri menyelesaikan
masalah pribadinya tersebut.

C. Empati bukan simpati


dengan sikap empati, perawat akan mampu merasakan dan memikirkan masalah yang dialami
pasien dari sudut pandang klien. Namun perawat tidak larut dalam masalah tersebut, sehingga
dapat melihat masalah secara objektif dan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah.

D. Menerima apa adanya


Penerimaan yang tulus dari perawat akan membuat pasien merasa aman dan nyaman,
sehingga hubungan terapeutik dapat berjalan dengan baik. Perawat hendaknya tidak
memberikan penilaian atau kritik terhadap pasien, karna itu menunjukkan bahwa perawat
tidak menerima pasien apa adanya.

Prinsip Lainnya:

 Kejujuran: untuk dapat membina hubungan saling percaya, diperlukan kejujuran. Pasien
akan jujur dan terbuka hanya jika dia yakin perawat juga jujur sehingga dapat dipercaya.
 Ekspresif, tidak membingungkan: perawat sebaiknya menggunakan kata-kata yang mudah
dimengerti dan didukung oleh komunikasi nonverbal. Bersikap positif: perawat hendaknya
bersikap hangat, penuh pernghargaan dan perhatian yang tulus terhadap pasien. Sensitif
terhadap perasaan pasien: perawat harus mampu untuk peka akan perasaan yang dialami
pasien,. Ini sangat penting agar perawat tidak melakukan pelanggaran batas, privasi, atau
menyinggung perasaan pasien.

Metode Komunikasi Terapeutik


Stuart dan Sundeen dalam buku ‘Buku Saku Keperawatan Jiwa’ (1998 ) menyebutkan
metode atau teknik yang digunakan dalam komunikasi terapeutik dalam bidang keperawatan
antara lain:
 Mendengarkan dengan penuh perhatian: perawat harus menjadi pendengar yang aktif, beri
kesempatan pasien untuk lebih banyak berbicara. Dengan begitu perawat dapat mengetahui
perasaan pasien.
 Menunjukkan penerimaan: menerima bukan berarti menyetujui, namun kesediaan untuk
mendengarkan tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan akan apa yang dikatakan
pasien.
 Menanyakan pertanyaan yang berkaitan: ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
spesifik mengenai hal yang diampaikan pasien. (baca: Analisis Framing)
 Mengulangi ucapan klien menggunakan kata-kata sendiri: ini dilakukan untuk
mendapatkan umpan balik. Bahwa perawat mengerti pesan pasien, dan berharap komunikasi
dilanjutkan kembali.
 Mengklasifikasi: usaha perawat untuk menjelaskan kata-kata ide atau pikiran yang kurang
jelas dari pasien.
 Memfokuskan: Bahan pembicaraan dibatasi agar pembicaraan lebih spesifik.
 Menyatakan hasil observasi: perawat menguraikan kesan yang didapatnya dari isyarat
nonverbal yang dilakukan pasien.
 Menawarkan informasi: memberikan tambahan informasi yang bertujuan untuk
memfasilitasi klien dalam mengambil keputusan.
 Diam: dengan diam, pasien dan perawat memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan
dirinya sendiri. Mengorganisir pikiran dan memproses informasi yang didapatkan.
 Meringkas: pengulangan ide utama secara singkat.
 Memberi penghargaan kepada pasien.
 Memberi pasien kesempatan untuk memulai pembicaraan, memberi inisiatif dalam memilih
topic pembicaraan.
 Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan, dalam metoda ini perawat memberikan
pasien kesempatan untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan yang berlangsung.
 Menempatkan kejadian secara berurutan, untuk membantu perawat juga pasien melihatnya
dalam suatu perspektif.
 Memberikan pasien kesempatan untuk menguraikan persepsinya.
 Refleksi: memberikan pasien kesempatan untuk mengemukakan dan menerima ide dan
perasaannya sebagai bagian dari dirinya.

Tahap-Tahap Komunikasi Terapeutik


Berikut tahapan komunikasi terapeutik dalam keperawatan, diantaranya:

 Tahap Persiapan/ Pra-interaksi:

Pada tahap ini perawat mengeksplorasi perasaannya, menganalisis kelebihan dan


kekurangan dirinya, dan mengumpulkan informasi mengenai pasiennya. Kemudian
merencanakan pertemuan pertama dengan pasien. Ini dilakukan untuk mengurangi rasa
cemas yang mungkin dialami perawat ketika pertamakali melakukan komunikasi terapeutik
dengan pasien. (baca: Paradigma Komunikasi)

 Tahap Perkenalan/ Orientasi:


Tahap ini selalu dilakukan ketika dikalukan pertemuan dengan pasien. Tujuannya untuk
memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat. Dalam tahap ini mperawat
membina rasa saling percaya, menggali pikiran dan perasaan pasien,meindentifikasi masalah,
dan merumuskan tujuan interaksi.

 Tahap Kerja:

Tahap ini merupakan inti proses komunikasi terapeutik. Dalam tahap ini perawat dituntut
untuk dapat membantu klien menyampaikan perasaan dan pikirannya, lalu menganalisis
pesan yang disampaikan serta respon pasien dan mendefinisikan masalah yang dihadapi
pasien serta mencari pemecahan masalahnya.

 Tahap Terminasi:

Tahap ini dibagi dua, yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir. Terminasi sementara
merupakan akhir sesi pertemuan dimana perawat dan pasien masih akan bertemu kembali di
sesi pertemuan lain. Terminasi akhir dilakukan perawat setelah semua proses keperawatan
telah selesai dilaksanakan. Dalam tahap ini perawat mengevaluasi pencapaian tujuan
interaksi, serta tindak lanjutnya (untuk terminasi sementara).
DAFTAR PUSTAKA

https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-terapeutik-dalam-keperawatan

Anda mungkin juga menyukai