Anda di halaman 1dari 3

BAB I

RESUME
A. Latar Belakang

Di Amerika, cidera kepala merupakan penyebab kematian terbesar.


Terdapat 100.000-150.000 anak berusia <15 tahun dirawat di rumah sakit
setiap tahunnya karena cidera kepala (Dewanto, 2009 : 12)
Di Indonesia saat ini, cider kepala merupakan penyebab hampir
setengah dari seluruh kematian akibat trauma, mengingat bahwa kepala
merupakan bagian yang tersering dan rentan terlibat dalam suatu
kecelakaan. Distribusi kasus cidera kepala lebih banyak melibatkan
kelompok usia produktif yaitu antara 15-44 tahun (dengan rata-rata usia
sekitar 30 tahun) dan lebih didominasi oleh kaum laki-laki dibandingkan
dengan perempuan. Adapun penyebab yang sering adalah kecelakaan
lalulintas (49%) dan kemudian disusul dengan jatuh (terutama pada
kelompok usia anak-anak)
Di USA kejadian cidera kepala setiap tahun diperkirakan mencapai
500.000 kasus, dan 10% diantaranya meninggal sebelum sampai rumah
sakit. 80% dari penderita yang sampai dirumah sakit dikelompokkan
sebagai cidera kepala ringan 10%, termasuk cidera kepala sedang 10%
sisanya sisanya cidera kepala berat yaitu 80%, lebih dari 100.000 orang
menderita berbagaitingkat kecacatan akibat cidera kepala setiap tahunnya
di USA.
Di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, pada tahun 2011
kejadian cidera kepala 2.509.000 kasus yang terdiri atas 1.856.000 (74%)
cidera kepala ringan, 438 (17%) cidera kepala sedang, dan 215 (9%) cidera
kepala berat.
Cidera kepala dapat melibatkan seluruh struktur lapisan, mulai dari lapisan
bawah kulit, lapisan paling luar, tulang tengkorak duramater, vaskuler otak
sampai jaringan otaknya sendiri baik berupa yang tertutup maupun yang
terbuka (Setyanegara, 2014 : 313)
Menurut Batita (2009 : 96) cidera kepala adalah gangguan fungsi
normal otak karena trauma, baik trauma tumpul maupun trauma tajam.
Defisit neurologis terjadi karena robeknya substansia alba, iskemia dan
pengaruh massa karena hemoragic, serta edema serebral disekitar jaringan
otak.
Factor yang mempengaruhi mortalitas pasien cidera kepala adalah
hiperglikemi. Hiperglikemi merupakan salah satu prediktor pasien cidera
kepala di rumah sakit, kadar gula darah tidak dapat dipertahankan pada
jumlah normal sampai 24 jam pertama.
Pada kasus cidera kepala menunjukkan bahwa peningkatan kadar
gula darah akan meningkatkan angka morbilitas dan mortalitas. Penelitian
ini bertujuan untuk analisis prediktor yang berhubungan dengan mortalitas
pasien cidera kepala berat di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Pusat H. Adam Malik Medan.
Jenis penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain studi
kohort retrosfektif, sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan
cidera kepala berat pengumpulan data menggunakan lembar observasi dari
tabulasi silang menggunakan uji Chi Square disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan kejadian mortalitas antara responden yang memiliki kadar gula
darah >145 mg/dl dengan pasien value 0.00 dan odd ratio 0,148 pasien
dengan cidera kepala berat memiliki kadar gula darah >145 mg/dl, lebih
beresiko 0,148 kali meninggal dari pada pasien yang memiliki kadar gula
darah <145 mg/dl.

B. Tujuan
Bertujuan untuk menganilisis kadar gula darah sebagai prediktor yang
berhubungan dengan mortalitas pasien cedera kepala berat. Serta
menurunkan angka mortalitas pasien cedera kepala berat dengan
dilakukannya pemeriksaan GDS supaya kadar gula dalam darah tetap
dalam batas normal selama pasien menjalani perawatan di Rumah Sakit

C. Respoden
Responden dalam penelitian ini adalah pasien cedera kepala berat.
Pengumpulan data menggunakan lembar observasi.Populasi dalam
penelitian ini adalah semua pasien cedera kepala berat yang ada di IGD
RSU Haji Adam Malik Medan.

D. Teknik Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian bersifat anallitiak observasional dengan
desain studi kohort retrospektif yaitu mengamati faktor resiko dan efek
suatu subyek dalam waktu sesaat di masa lampau dengan menggunakan
data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien cedera
kepala berat yang ada di IGD RSU Haji Adam Malik Medan dari tahun
2016 dan 2017 yaitu 1sebanyak 325 orang. Sampel dalam penelitian ini
adalah pasien yang memenuhi kriteria inklusi memiliki score GCS ≤ 8
sebanyak 170 orang. Penelitian ini dilakukan di IGD dan Rekam Medik
RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Februari - September 2018.
Teknik Distribusi Frekuensi Karakteristik Distribusi Frekuensi Angka
Mortalitas Penderita Cedera Kepala Rumah Sakit Umum Hj.Adam Malik
Mortalitas f Persentase Meningal 42 24,7 pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Tidak
Meninggal 128 75,3 Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah
lembar observasi karakteristik Total 170 100 demografi responden untuk
melihat kadar gula darah dan data mortalitas pasien di IGD. Analisis data
Penelitian ini menggunakan uji Chi Square, dimana uji Chi Square
merupakan analisis data kategorik yang bertujuan untuk melihat apakah
ada hubungan bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat.

E. Hasil Penelitian
Pada penelitian tersebut, terdapat 170 pasien yang mengalami cedera
kepala berat. Diantaranya 42 pasien meninggal pada saat ditangani di IGD
RSUP Hj Adam Malik. Dari 42 pasien yang meninggal mayoritas
mengalami peningkatan kadar gula. Hasil tersebut menunjukan bahwa
dengan mortilitas pasien cedera kepala. Hal ini menunjukan bahwa cedera
kepala akan mengakibatkan disfungsi pengaturan hormon, resisten
terhadap insulin dan kegagalan fungsi sel beta yang dapat menyebabkan
peningkatan kadar gula darah yang mengakibatkan kerusakan cerebral
maupun sistemik yang meningkatkan inflamasi.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya mengenai cedera
kepala yang dapat mengakibatkan disfungsi hormon yang dapat
menyebabkan peningkatan kadar gula darah, sehingga sebagai tenaga
medis dapat mengurangi resiko penyakit lain yang dapat muncul akibat
dari peningkatan kadar gula yang disebabkan oleh disfungsi pengaturan
hormon karena cedera kepala.

Anda mungkin juga menyukai