Kelompok 4 MKD - Analisis Potensi Pendapatan
Kelompok 4 MKD - Analisis Potensi Pendapatan
KELOMPOK 4:
Dosen Pengampu :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2019
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Potensi adalah sesuatu yang sebenarnya sudah ada, hanya belum didapat
atau diperoleh ditangan. Untuk mendapat ataummeperolehya diperlukan
upaya-upaya tertentu, misalnya untuk potensi sumber daya alam tambang perlu
upaya eksplorasi dan eksploitasi, untuk potensi pajak perlu dilakukan upaya pajak
(tax export). Karena potensi tersebut sifatnya masih tersembunyi, maka perlu
diteliti besarnya potensi pendapatan yang ada. Bagi manajer public, kemampuan
mengenali potensi pendapatan dan memamfaatkan secara optimal merupakan hal
paling penting yang menunjukan kapasitas entrepreneunership mereka dalam
menglola organisasi sector public. Osborne dan Gaebler (1992) menyatakan
pentingnya menmbuhkan pemerintah wirausaha (entrepreneunership government)
serta pemeritahan yang mampu menciptakan pendapatan tidak sekedar
membelanjakan anggaran (earning rather and spending).
Jika dilihat dari kepemilikan potensi dan kemampuan mengelola potensi yang ada,
suatu daerah dapat dikategorika menjadi empat, yaitu:
1)intensifikasi pendapatan
ada.
Kuadran III adalah kondisi pemerintahan yang memiliki potensi yang rendah
tetapi pada dasarnya mempunyai kapasitas untuk mengelola yang tinggi.pada
kondisi ini strategi yang dapat dilakukan adalah ekstensifikasi atau ekspansi.
Misalnya , suatu pemerintahan tidak memiliki potensi hutan, tetapi dengan daya
dukung sumber daya manusia dan sarana prasarana yang memiliki mampu
mengelola hasil hutan menjadi produk yang bekualitas tinggi , misalnya furniture
kualitas ekspor.
Kuadran IV adalah kondisi paling buruk yang perlu dihindari yaitu potensi
yang dimiliki rendah dan kemampuan pengelola pendapatan juga rendah. Pada
kondisi kuadran IV ini perlu dilakukan strategi peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui progra pendidikan dan kepelatihan ( edukasi ) sehingga memiliki
kapasitas mengelola potensi pendapatan secara lebih baik.
a. Industri Migas
a. Listrik
b. Gas
c. Air Bersih
5. Sector Konstruksi (Bangunan)
a. Pengangkutan:
1. Angkutan Rel
2. Angkutan Jalan Raya
3. Angktan Laut
4. Angkutan Sungai, Danau Dan Penyebrangan
5. Angkutan Udara
6. Jasa Penunjang Angkutan
8. Sector Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan
a. Bank
b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank
c. Jasa Penunjang Keuangan
d. Sewa Bangunan
e. Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa
a. Pemerintahan Umum
b. Swasta:
1. Sosial Kemasyarakatan
2. Hiburan & Rekreasi
3. Perorangan & Rumah Tangga
Sektor prima adalah sektor yang paling dominan kontribusi nya terhadap
perekonomian daerah. Suatu sektor dikategorikan kedalam sektor prima apabila
sektor tersebut pertumbuhan nya tinggi dan kontribusinya terhadap PDRB besar,
sedangkan sektor potensial adalah sektor yang juga meberikan kotribusi tinggi
bagi perekonomian daerah tetapi pertumbuhan sektor tersebut lambat dan
cenderung menurun. Sektor berkembang adalah sektor yang sedang mengalami
peningkatan, yang diindikasikan dengan pertumbuhan tinggi tetapi kontibusi nya
masih rendah. Sektor terbelakang adalah sektor yang menjadi kelemahan daerah
yang diindikasikan dengan pertumbuhan lambat dan kontribusi terhadar PDRB
rendah.
Rata-rata Kontribusi
Sektoral
ŶSEKTOR ≥ ŶPDRB ŶSEKTOR <ŶPDRB
terhadap
Rata-rata PDRB
Keterangan:
1. Basis Makro
2. Basis Mikro
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
a. Pajak Daerah
i. Pajak Hotel
ii. Pajak Restoran
iii. Pajak Hiburan
iv. Pajak Reklame
v. Pajak Penerangan Jalan
vi. Pajak Pengambilan Bahan Galian C
vii. Pajak Parkir
viii. Pajak Air Bawah Tanah
ix. Pajak Sarang Burung Walet
x. Pajak Lingkungan
b. Retribusi Daerah
i. Retribusi Jasa Umum
ii. Retribusi Jasa Usaha
iii. Retribusi Perizinan Tertentu
c. Dana Alokasi Umum
d. Lain-lain PAD yang Sah
V. DANA PERIMBANGAN