PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng
Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, yang
berarti ”kesempurnaan”. Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee
memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang
terbengkalai di Surabaya yang kemudian direnovasi olehnya. Bangunan tersebut
kemudian juga dijadikan tempat tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang
dikenal sebagai Taman Sampoerna tersebut masih memproduksi kretek linting tangan.
Bangunan tersebut kini juga meliputi sebuah museum yang mencatat sejarah keluarga
Sampoerna dan usahanya, serta merupakan salah satu tujuan wisata utama di Surabaya.
Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi
perusahaan pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, Sampoerna berkembang pesat dan
menjadi perseroan publik pada tahun 1990 dengan struktur usaha modern, dan memulai
masa investasi dan ekspansi. Selanjutnya Sampoerna berhasil memperkuat posisinya
sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia.
Market Driven Strategy secara garis besar adalah strategi yang diaplikasikan
dengan cara memahami pasar, customers dan pesaing. Memahami pasar dapat diartikan
bahwa produk yang kita berikan harus sesuai apa yang diinginkan pasar tersebut melalui.
Memahami customer dapat diartikan selain membuat produk yang diinginkan pasar,
sebagai businessman kita juga harus dapat memberikan nilai tambah (value) kepada
customer,value yang diberikan harus lebih dari pengorbanan yang telah dilakukan.
Setelah kita memahami pasar, memahami customer kita juga harus memahami pesaing,
kita harus memahami kondisi pesaing, value apa yang diberikan pesaing kepada
customer, teknologi apa yang pesaing pakai dll.
Blue Ocean Strategy yang digunakan PT. HM Sampoerna dalam bisnisnya dapat
dilihat dengan diluncurkannya produk A Mild. Peluncuran ini cukup mengagetkan banyak
pihak, terutama industri rokok saat itu. Hal ini disebabkan karena produk A-Mild
merupakan produk yang unik, yang tidak tergolong dalam kategori manapun, dari tiga
kategori besar rokok yang ada saat itu, yaitu sigaret keretek tangan (SKT), sigaret keretek
mesin (SKM) reguler, dan sigaret putih mesin (SPM). Melalui A-Mild PT Sampoerna
Tbk mengambil langkah berani untuk membuat sebuah kategori baru, yakni SKM mild.
Sejak awal A-Mild memang sudah dirancang untuk menjadi produk yang tidak ada
duanya di pasar domestik saat itu.
A-Mild merupakan rokok rendah nikotin (Low Tar Low Nicotine) pertama di
Indonesia dengan komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg. Tidak hanya pada komposisi,
Sampoerna juga melakukan perubahan pada kemasan A-Mild dengan mengurangi isi 20
batang menjadi 16 batang. Untuk inovasi produk A Mild dibutuhkan waktu 2 tahun untuk
mempersiapkannya. Hal ini dikarenakan pada saat itu tidak ada benchmark produk yang
dapat dijadikan acuan, termasuk di pasar internasional. Yang ada hanya berbagai survey
dan riset yang melibatkan konsumen, termasuk di antaranya uji buta yang tidak hanya
dilakukan sekali, tapi beberapa kali di beberapa kota.
Tahun 1994 A-Mild mengganti motto kampanye Taste of the future dan
menggantinya dengan How low can you go. Dengan motto ini Sampoerna seolah-olah
menantang konsumen untuk berpikir ulang mengenai jenis rokok yang mereka konsumsi.
Cara ini terbukti efektif karena penjualan A-Mild naik tiga kali lipat, dari sebelumnya
hanya 18 juta batang per bulan menjadi 54 juta batang per bulan. Dan seiring dengan
berjalannya waktu, penjualan A-Mild pun terus naik. Tahun 1996, A-Mild sudah
menembus penjualan sebanyak 9,8 miliar batang, atau 4,59% total penjualan rokok
nasional. Di tahun 2005, rokok SKM mild sudah mengambil porsi 16,97% total rokok
nasional. Hingga kini A-Mild telah menjadi salah satu produk unggulan dari Sampoerna
dengan penguasaan pasar sekitar 50%.
Berkat fokus dan investasi pada portofolio merek, pada tahun 2011, kelompok
merek inti Perseroan berhasil mempertahankan posisi pada 15 merek rokok teratas di
Indonesia, dan kami berhasil mendongkrak pangsa pasar hingga mencapai 31,1%.
Kelompok merek inti tersebut adalah A Mild, Dji Sam Soe, Marlboro, Sampoerna Kretek
dan U Mild.
1. A Mild
A Mild diluncurkan oleh Sampoerna pada tahun 1989. A Mild merupakan pionir produk
rokok kategori LTLN (rendah tar rendah nikotin) di Indonesia. Saat ini, A Mild
diproduksi di pabrik Karawang dan Sukorejo. Pada tahun 2011, A Mild mempertahankan
posisi sebagai merek rokok dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia*.
Dji Sam Soe merupakan sigaret kretek tangan pertama yang diproduksi oleh
Handel Maatstchapijj Liem Seeng Tee, yang di kemudian hari menjadi Sampoerna. Dji
Sam Soehingga saat ini diproduksi dengan tangan di fasilitas produksi Sampoerna di 3
pabrik di Surabaya dan 1 pabrik di Malang. Kemasannya juga tak pernah berubah selama
hampir 100 tahun. Dji Sam Soe diposisikan sebagai kretek premium di Indonesia dan
sampai saat ini tetap memimpin untuk segmen SKT*.
Varian Dji Sam Soe meliputi Dji Sam Soe Filter dan Dji Sam Soe Magnum Filter
yang merupakan sigaret kretek mesin. Dji Sam Soe Kretek dan Dji Sam Soe Super
Premium merupakan sigaret kretek tangan.
3. Sampoerna Kretek
Sampoerna Kretek adalah sigaret kretek tangan yang diproduksi pertama kali pada
tahun 1968 di Denpasar, Bali, oleh Aga Sampoerna, kepala keluarga Sampoerna generasi
kedua.
- PT. Djarum.
- PT. Bentoel.
Rapat umum pemegang saham berada paling atas struktur organisasi perusahaan,
yang biasanya diadakan setiap setahun sekali pada akhir juni. Didalam rapat tersebut
Direksi berkewajiban memberikan laporan perihal jalannya perusahaan dari tata usaha
keuangan dari tahun buku yang lalu yang harus ditentukan dan disetujui, dan juga dalam
RUPS ini dilakukan penunjukan akuntan publik yang terdaftar.
2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris terdiri dari seorang Presiden Komisaris dan dua orang anggota
komisaris. Tugas utama dari Dewan Komisaris yaitu mempunyai wewenang untuk
memberhentikan Direksi Apabila terdapat suatu tibdakan dari direksi yang bertentangan
dengan anggaran dasar dan tujuan dari perusahaan.
3. Direksi
Direksi terdiri dari Presiden Direktur dan 2 orang direktur yang secara bersama-sama
mempunyai hak dan wewenang mewakili dan bertindak atas nama Direksi.
Divisi ini terdiri dari bagian Personalia, Rencana Pengembangan dan Kesejahteraan.
- Personalia
- Rencana Pengembangan
- Kesejahteraan
Divisi ini terdiri dari Bagian Umum, Hukum, dan Hubungan Masyarakat.Bagian
umum bertugas menyelesaikan pendokumentasian atas dokumen-dokumen penting
perusahaan serta penyusunan daftar hadir. Bagian Hukum bertugas membuat serta
mengontrol terhadap pelaksanaan hukum yan berlaku di perusahaan. Dan bagian
Hubungan Masyarakat bertugas memberikan keterangan mengenai perusahaan pada
masyarakat.
a. Divisi Pemasaran
b. Divisi Manufacturing
Divisi ini terdiri dari bagian Bahan Baku, Produksi, Engineering. Bertugas menyediakan
dan mengontrol bahan baku yang akan diproses sehingga menghasilkan produk yang
diinginkan, mengontrol atas produk yang bsedang diracik sampai produk tersebut selesai
serta mengecek jalannya proses perakitan.
c. Divisi Litbang
Divisi ini terdiri dari bagian Laboratorium, Pengembangan Produk, Pengontrolan mutu
dan penelitian dasar.
d. Divisi Keuangan
Divisi ini terdiri dari bagian Bendahara, Akuntansi dan EDP. Bagian bendahara bertugas
menangani masalah dana. Bagian akuntansi bertugas menangani pemuatan laporan
keuangan dan aktualisasi. Bagian EDP bertugas memproses data-data yang berhubungan
dengan kegiatan perusahaan, mulai dari menginput data baru, mengolah dan meyeleksi
data yang sudah ada.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT HM Sampoerna Tbk. Memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi pada sekitar.
Hal ini tunjukkan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan ini seperti
penanggulangan bencana dengan membentuk Tim Sampoerna Rescue (SAR), kemudian
dalam bidang pendidikan perusahaan ini mendirikan sekolah bisnis yaitu Sampoerna
School of Business dan Akademi Putera Sampoerna Foundation yang bertujuan untuk
peningkatan pendidikan nasional di Indonesia. Selain itu sampoerna juga melakukan
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dengan mendirikan Pusat Pelatihan Kewirausahaan
Sampoerna (PPK Sampoerna) dan dalam bidang lingkungan sampoerna memberi
dukungan terhadap Program Pelestarian Mangrove di Surabaya dan penanaman kembali
hutan di Pasuruan dan Lombok untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan
B. Saran