Anda di halaman 1dari 5

Full day school

pro

Full day school adalah sistem KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang dicanangkan oleh Kemendikbud RI
pada tahun 2017 silam. Dari sisi arti harfiahnya, full day school berarti sekolah satu hari penuh. Definisi
inilah yang masih sering disalahpahami oleh khalayak ramai.

Meski “pinjam nama” full day, kegiatan belajar mengajar dari sistem ini tidak berlangsung nonstop dari
pagi hingga malam. Pada rilis Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 dijelaskan bahwa full day school
artinya hari sekolah harus berlangsung 8 jam per hari dari Senin sampai Jumat mulai pukul 06.45-15.30
WIB, dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Durasi KBM ini juga sesuai dengan kurikulum tahun
2013.

Meski demikian, menurut Ari Santoso, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM)
Kemendikbud, sistem sekolah seharian tidak diimplementasikan merata di seluruh sekolah. Pemerintah
membebaskan untuk setiap sekolah memulai sendiri penerapan program KBM ini.

Sekolah juga bisa melakukan sistem sekolah full day school ini secara bertahap, tidak harus langsung.
Tidak lupa juga harus disesuaikan dengan kemampuan, fasilitas, dan sumber daya manusia di masing-
masing sekolah.

Apa tujuannya?

Sistem full day school dibuat untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara menunjang proses KBM
secara lebih menyeluruh serta menjangkau setiap aspek dari perkembangan akademis siswa.

Meningat siswa akan menghabiskan waktu yang lebih banyak di sekolah, mereka diharapkan tidak hanya
akan mendapatkan proporsi pendalaman teori yang lebih banyak tapi juga lewat aplikasi ilmu secara
nyata.

Pemerintah mengharapkan bahwa aktivitas sekolah seharian penuh seperti ini dapat menghadirkan cara
belajar yang menyenangkan, interaktif, dan praktis. Sekolah bukan hanya tempat tatap muka sambil
duduk belajar saja.
Jadi selain kegiatan belajar mengajar di kelas, peserta didik juga akan mendapatkan waktu kegiatan
ekstrakurikuler yang dapat mendukung keterampilan emosional, psikologis, serta sosialnya. Contohnya,
ekskul mengaji (jika di sekolah islam), pramuka, palang merah, atau jenis ekskul lainnya terkait minat seni
dan olahraga.

Pemerintah juga menganjurkan kegiatan belajar mengajar diisi dengan kegiatan menyenangkan lain yang
berhubungan dengan pendidikan. Misalnya seperti karyawisata ke museum untuk belajar budaya
bangsa, menghadiri pertunjukan seni budaya, sampai menonton atau terlibat dalam kompetisi sportif.

Selain itu, sistem sekolah satu hari penuh dicanangkan untuk mencegah dan menetralisir kemungkinan
siswa terlibat dalam kegiatan-kegiatan nonakademis yang menjerumus pada hal negatif.

Manfaat bersekolah pakai sistem full day school

1. Siswa memahami materi pelajaran lebih dalam

Belajar satu hari penuh artinya setiap materi ajaran akan dikupas secara lebih mendetil dan menyeluruh.

Jika yang tadinya satu mata pelajaran hanya berlangsung 1-1,5 jam dalam sehari, full day school
memungkinkan adanya penambahan jam pelajaran sampai 2,5 jam sehari.

Hal ini dirasa Kemendikbud akan menguntungkan bagi peserta didik karena mereka bisa mendapatkan
waktu yang lebih banyak untuk memahami materi tersebut. Terutama pada mata pelajaran eksak seperti
matematika, fisika, kimia, atau pun bahasa asing.

Para guru juga bisa punya waktu lebih untuk membuka sesi tanya jawab dengan siswanya demi
memastikan semua betul-betul memahami materi pelajaran.

2. Orangtua tidak perlu cemas


Seperti yang sudah dijelaskan di atas, salah satu tujuan sekolah satu hari penuh adalah untuk menjamin
anak-anak terhindar dari kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang berbau negatif. Terlebih tidak semua
orangtua punya waktu untuk mengawasi anaknya sehabis pulang sekolah.

Setelah jam sekolah usai, kemungkinan anak akan tetap menghabiskan waktunya untuk ikut ekskul di
lingkungan sekolah dan juga tetap di bawah pengawasan guru sehingga ortu tak perlu cemas lagi
anaknya keluyuran sampai malam.

3. Anak bisa berakhir pekan dengan orangtua

Saat anak dan orangtua sama-sama sibuk belajar dan bekerja, di akhir pekan bakal menjadi hari yang
ditunggu-tunggu.

Dengan full day school, jadwal KBM dipadatkan untuk 5 hari saja (Senin-Jumat) sehingga sekolah tidak
perlu lagi mewajibkan siswa masuk sekolah pada hari Sabtu.

Menurut Ari Santoso, anak bisa bisa menjadikan hari Sabtu dan Minggu sebagai hari khusus bersama
keluarga.

kontra

Tapi, ini konsekuensinya

sistem full day school

1. Anak tidak makan dan tidur teratur

Di luar belajar, makan dan tidur adalah kebutuhan utama anak yang tidak bisa diganggu gugat.

Tidur memperkuat proses otak menyimpan informasi baru sebagai memori jangka panjang sehingga
semua materi yang mereka pelajari di sekolah tadi dapat mudah mereka ingat kembali di waktu akan
datang. Sementara itu, makan menyediakan energi bagi otak untuk bekerja menyerap, mengolah, dan
menyimpan informasi.
Ironisnya, sistem sekolah seharian penuh dirasa menomorsekiankan dua kebutuhan utama anak ini.
Waktu masuk sekolah yang kepagian (umumnya mulai 06.30 pagi) riskan membuat anak mau tidak mau
jadi melewatkan sarapan, atau hanya makan seadanya. Akhirnya mereka jadi tidak memiliki cadangan
energi yang cukup untuk memproses materi pelajaran di sekolah. Terlebih, tidak semua sekolah memiliki
fasilitas katering makan siang atau kantin dengan pilihan makanan padat gizi dan bervariasi sehingga
anak cenderung tetap jajan sembarangan.

Di sisi lain, sekolah sampai sore artinya siswa jadi kehilangan waktu berharga untuk istirahat dan tidur.
Tidak sedikit pula siswa sekolah yang lanjut mengikuti les atau bimbel di tempat lain setelah pulang
sekolah sampai malam hari. Anak pun jadi tidak punya waktu untuk tidur malam yang cukup, padahal
esok harinya harus kembali bangun pagi-pagi buta untuk berangkat sekolah.

2. Anak lebih gampang sakit

Jadwal tidur dan makan yang berantakan berbahaya untuk mental dan fisik anak ke depannya. Anak
sekolah yang kurang tidur terbukti cenderung tidak menonjol dalam bidang akademis. Mereka juga lebih
mungkin untuk tertidur di kelas selama pelajaran berlangsung.

Kurang makan dan tidur juga meningkatkan risiko anak lebih gampang sakit maag atau flu sehingga tidak
bisa masuk sekolah, sampai risiko masalah kesehatan serius seperti kolesterol tinggi dan obesitas.

3. Anak rentan stress

Capek belajar sama halnya dengan capek bekerja bagi orang dewasa. Seluruh tenaga habis dikerahkan
untuk bisa memahami “serbuan” informasi baru tanpa henti. Anak juga dipaksa untuk menjalani rutinitas
panjang ditambah beban PR dan ulangan tiap beberapa bulan, sampai adanya ancaman tidak bisa naik
kelas apabila mereka tidak mendapatkan nilai bagus.

Terlebih anak juga jadi mendapatkan waktu istirahat dan bermain yang minim karena diharuskan
mengikuti berbagai kegiatan tambahan di luar sekolah, termasuk ekskul dan les bimbel.

Hal ini lambat laun akan membuat otak kewalahan dan sangat kelelahan sehingga membuat anak rentan
stres. Stres buruk dampaknya untuk anak. Sudah banyak studi ilmiah yang melaporkan bahwa anak
sekolah yang tidur kurang dari enam jam per malam dilaporkan tiga kali lebih mungkin untuk menderita
depresi.
Gangguan psikologis seperti ini dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko masalah perilaku anak
di sekolah, seperti membolos dan coba-coba narkoba atau miras, sampai pemikiran atau upaya bunuh
diri.

4. Belum jaminan prestasi akademis pasti meningkat

Gagasan full day school berpatokan dari teori yang menyatakan bahwa waktu belajar yang paling optimal
buat anak adalah 3-4 jam sehari dalam suasana formal dan 7-8 jam sehari dalam suasana informal.

Meski begitu, data lapangan yang ada justru menyatakan sebaliknya. Durasi KBM di sekolah-sekolah
Indonesia termasuk yang paling panjang di dunia, bahkan setelah dibandingkan dengan negara lain yang
terobsesi dengan pendidikan seperti Singapura atau Jepang. Di Singapura misalnya, lama durasi 1 mata
pelajaran rata-rata hanya 45 menit per sesi sementara di Indonesia bisa sampai 90-120 menit.

Kenyataannya, durasi sekolah yang lama belum tentu mencerminkan hasil akademis yang sejalan lurus
sama baiknya. Nilai rata-rata yang ditunjukkan pelajar Indonesia setelah belajar nonstop 8 jam lebih
tetap lebih rendah daripada pelajar Singapura yang notabene hanya belajar 5 jam.

Jadi harus bagaimana?

Kelebihan dan kekurangan di atas bisa menjadi pertimbangan Anda dalam memilih sekolah untuk anak
Anda. Mungkin Anda bisa membantu mencarikan sekolah full day yang sekaligus mencakup kegiatan
ekstrakurikuler seru sehingga anak masih dapat berkembang dengan bermain dan melakukan hobinya
sekaligus mengurangi stres saat belajar.

Anda mungkin juga menyukai