Anda di halaman 1dari 12

Laporan

KEANEKARAGAMAN HEWAN II

Judul : Identifikasi Amphibi


KELOMPOK : III
: Moh Sapitri Bantali
: Nurfadhillah Ma’ruf
: Silpian Mohamad
Semester/ Prodi : III / Pendidikan Biologi
Kelas/Kelompok : A/3

Koordinator : Regina Valentine Aydalina S.Pd, M.Sc

Asisten : 1. Windi oktaviani pakune

2.Moh. Iqbal R. Danial

Nilai Paraf

LABORATORIUM JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
PRAKTIKUM II

A. Judul
Identifikasi Amphibi
B. Tujuan
1. Untuk mengamati morfologi Rana sp. Dan Bufo sp.
2. Menyatakan hasil pengamatan (observasi) melalui gambar dan deskripsinya.
C. Dasar Teori
Amphibi merupakan salah satu kelompok fauna yang kurang dikenal
dalam keanekaragaman hayati. Di dalam ekosistem, amfibi memiliki peranan
yang penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan memiliki peranan
yang penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan memiliki nilai
ekologis yang cukup tinggi (Stuart dkk, 2004).
Amphibi adalah vertebrata yang memiliki dua fase kehidupan pada dua
lingkungan yang berbeda. Ketika menetas hidup di air dan bernafas dengan insang,
kemudian pada saat dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru (Das I,
2010).

Amphibi terdiri dari 3 ordo yang pertama adalah caudata atau


salamander, cecilia atau Gymnopiona dan Anura. Anura terdiri dari katak dan
kodok yang memiliki jumlah ordo yang cukup banyak, dengan jumlah spesies
5.208 spesies. Katak dan kodok memiliki perbedaan, dimana katak mudah dikenal
dari tubuhnya yang khas dengan memiliki empat kaki, leher yang tidak jelas, mata
cenderung besar, permukaaan kulit licin dan berlendir. Sedangkan kodok tekstur
kulit kasar dan berbenjol yang diliputi bintil-bintil berduri, tangan dan kaki
cenderung lebih pendek dibandingkan dengan kaki katak lebih panjang (Stuarte
dkk, 2008:).

Katak seperti hewan lainnya memiliki kisaran kebutuhan akan faktor-


faktor lingkungan yg spesifik setiap jenisnya. Keberadaan jenis-jenis katak yang

2
umum dijumpai pada habitat yang terganggu merupakan indikasi awal bahwa
suatu habitat mulai mengalami gangguan. Anura (katak) memiliki wilayah
penyebaran yang luas seperti pada semua habitat daratan dan air tawar,
pemukiman penduduk, pepohonan, daerah sepanjang aliran sungai atai air yang
mengalir, serta primer dan sekunder (Ario, 2010).

Kodok dan katak mengawali hidupnya sebagai telur di letakan


induknya di air. Sekali bertelur katak akan menghasilkan 5000-20000 telur,
tergantung dari kualitas induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun.
Telur katak dan kodok menetas menjadi berudu atau kecebong yang bertubuh
mirip ikan, bernafas dengan insang. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang,
yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan
bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan melompat
ke darat sebagai kodok atau katak kecil. Pada kodok hanya mengandung satu
pimen yaitu melanophora, permukaan tubuhnya ditutupi oleh kulit yang kasar dan
tidak mengandung kelenjar lendir. Sedangkan pada katak mengandung pigmen
melanophora, lipophora dan glanopjora (Brotowijoyo, 2010).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a) Jarum jahit
b) Sterofom
c) Milimeter blok

3
d) Mistar
e) kamera
2. Bahan
a) Rana sp.
b) Bufo sp .
c) Benang Jahit

E. Prosedur Kerja
Mengamati morfologi Katak dan Kodok

1. Menyiapkan katak dan kodok yang masih hidup.


2. Membersihkan tubuh katak dan kodok dengan menggunakan tisu.
3. Meletakkan katak dan kodok di atas sterofom dan milimeter blok.
4. Menancapkan jarum pada tungkai depan dan tungkai belakang hingga terbuka
lebar agar mempermudah dalam pengukuran lebar dan panjang.
5. Mengukur panjang tungkai depan dan tungkai belakang
6. Membuat Klasifikasi mengenai katak dan kodok yang di amati.

4
F. Kunci Identifikasi

1b). Tungkai...............................................................................................2
2)b.Terdapat gigi maxilla............................................................................3
3)b.Jari-jari dengan tuberculum subarticularis...........................................4
4)b.Tanpa tulang rawan...............................................................................5
5)a.Terdapat gigi vomer...............................................................................6
6)a.Ujung lida terbelah, gelang bahu firmisternal........................................6
7)a. Ujung jari kaki belakang tumpul atau runcing, tidak melebar, tidak lebih luas
dari pada ruas daripada kedua jari...............................................7

Kodok
1)b. Bertungkai...............................................................................................2
2)b.Tanpa gigi maxilla....................................................................................9
3)b. Ujung jari kaki belakang depan tumpul, membulat atau membengkak tidak y
melebar menjadi discus yang tumpul..............................................5
5)a. Kelenjar paratiroid biasanya ada, kulit berbintil-bintil runcing.......................6

5
G. Hasil dan Pembahasan

1. Morfologi Bufo sp
2 3
1

7
4

9
6

Keterangan:

1. Mulut
2. Kepala
3. Tungkai depan
4. Mata

6
5. Tungkai Belakang
6. Kloaka
7. Perut
8. Membrane Timpani
9. Jari-jari
2. Pengukuran
a) Panjang Total : 7,9 cm
b) Panjang Mocong: 2 cm
c) Panjang Badan : 8 cm
d) Panjang Paha : 2 cm
e) Panjang Tungkai: 3,5 cm
f) Panjang Kaki Belakang : 8,5 cm
g) Panjang Kepala : 2 cm
h) Lebar Kepala: 3 cm

3. Morfologi Rana sp.

7
1

6
4
5

Keterangan:

1. Mulut
2. Mata
3. Tungkai depan
4. Tungkai belakang
5. Kloaka
6. Jari-jari

8
4. Pengukuran
a). Panjang Total: 11 cm
b). Panjang Moncong: 2 cm
c). Panjang Badan: 5,6 cm
d). Panjang Paha: 2 cm
e). Panjang Tungkai Depan: 7 cm
f). Panjang Kaki Belakang: 10 cm
g). Panjang Kepala: 2,5 cm
h). Lebar Kepala: 3 cm

Berdasarkan hasil pengamatan Bufo sp. yang klasifikasinya yaitu,


Kinggdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Amphibi
Ordo: Anura
Famili: Bufonidae
Genus: Bufo
Spesies: Bufo sp. (Zug, 2008).

Memilki panjang badan 8 cm, kulit yang kasar dan berbintil, kulit tidak
berlendir, mempunyai mulut yang lebar terdapat di bagian anterior tubuh, dan tidak
ada gigi, pada mata terdapat pelupuk mata atas dan pelupuk mata bawah. Pada
pelupuk mata bawah terdapat selaput tidur (membrane niktitans) yang berfungsi
untuk menjaga mata dari gesekan ketika verada di dalam air. Tungkai belakang lebih
panjang dari tungkai depan, memiliki 5 buah jari-jari yang tidak mempunyai selaput,

9
hidup di daerah tropis dan mendiami berbagai lingkungan dari daerah kering ke
hutan(Rahayu, 2008).

Dan Rana sp. Yang klasifikasinya yaitu,

Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Amphibi
Ordo: Anura
Famili: Ranidae
Genus: Rana
Spesies: Rana sp. (Moment, 1967).
Memilki kaki yang kuat dan paha berotot, panjang badan 5,4 cm, warna
tubuh cokelat terang hingga kehitam-hitaman, kulit pungung yang halus, kulit
berlendir,sisi bawah selaput renang berwarna hitam, memilki 5 buah jari-jari , hidup
di bebatuan.
Karakter morfologi yang diukur panjang badan, panjang kepala, lebar kepala,
panjang moncong, panjang paha, panjang tungkai. Hidup pada dataran tinggi
memiliki kaki lebih panjang. Hal ini mengidikasikan bahwa suhu merupakan salah
satu faktor penting pada perbedaan karakter morfologi. Faktor lain yang
mempengaruhi variasi morfologi suatu spesies katak adalah dengan adamya barrer
ekologi seperti adanya barrier berupa laut atau penggunungan. Menurut Futuyama
(1986), jarak suatu wilayah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi variasi
morfologi suatu spises.

10
I. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
Bufo sp dan Rana sp memilki persamaan yaitu memiliki tungkai, dan juga memiliki
perbedaan yaitu tubuh Bufo sp. Tidak berlendir, kulit berbintil-bintil, tubuh relative
besar sedangjan Rana sp. Memilki tubuh yang berlendir dan ukuran tubuh realtif
kecil atau ramping.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ario, A. 2010. Panduan Lapangan Satwa Taman Nasional Gunung Gede pangrango.
Jakarta : Consevation Internasional Indonesia.

Addaha, Hadi. 2014. Variasi morfologi katak. Vol 4(3). ISSN 2338-0950

Brotowijoyo, djarubito. 2000. Zoologi dasar. Jakarta : Erlangga.

Moment, G.B.1967. General zoology.vol 1.14-19. Bentley Glass.Boston.

Rahayu, Salamah. Sistematika Keanekaragaman Amphibi.Fakultas Biologi UGM :


Bandung

Stuart dkk, 2004. Status and trends of Amphibian declines and extinctions worldwide

science.

Stuarte dkk, 2008. Threanted Amphibians Of The World. USA : Conversation

Internasional.

Zug, Hughes. 2008. Identify And Analysis Of Morfologycal Amphibi. Liberty: Brazil.

12

Anda mungkin juga menyukai