Anda di halaman 1dari 20

TEORI ETIK KEPERAWATAN :

UTILITARIANISME
Retno Ambarwati
[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the
document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the
contents of the document.]
TEORI ETIK
KEPERAWATAN :
UTILITARIANISME
Latar Belakang
Utilitarianisme berasal
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME

Retno Ambarwati
dari kata
Latin utilis, kemudian TEORI ETIK
menjadi kata
KEPERAWATAN :
Inggris utility yang
berarti bermanfaat
UTILITARIANISME
(Bertens, 2000).
Menurut teori ini, BAB I
suatu tindakan dapat PENDAHULUAN
dikatakan baik jika
membawa manfaat 1.1 LATAR BELAKANG
bagi sebanyak Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu
mungkin anggota struktur multidisipliner yang bertujuan
masyarakat, atau mencapai derajat kesehatan yang optimal.
dengan istilah yang Keperawatan merupakan bagian integral dari
sangat terkenal “the sistem pelayanan kesehatan yang mempunyai
greatest happiness of tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
the greatest manusia dengan cara memberikan asuhan
numbers”(Bertens, keperawatan kepada individu, keluarga dan
2000). masyarakat.
Sebagai profesi yang bergerak dalam pelayanan
kesehatan, perawat sering dihadapkan pada
20
berbagai pengambilan keputusan etik, oleh
karena itu perawat harus dapat memahami cara
pengambilan keputusan yang baik. Pengambilan keputusan etik dalam keperawatan
memerlukan keahlian dalam beberapa komponen, yang antara lain adalah hubungan
manusia yang baik, etika, dan situasi kontekstual (Rustiyanto, 2009).
Salah satu aturan yang mengatur hubungan antara perawat dan pasien adalah etika.
Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga profesi keperawatan, yang
mendasari prinsip-prinsip dan tercermin dalam standar praktik profesi (Doheny,
Cook, Stoper, 1982). Etika merupakan terminologidengan berbagai makna, etika
berhubungan dengna bagaimana seseorang harus bertindak dan bagaimana mereka
melakukan hubungan dengan orang lain (Potter dan Perry, 1997).

TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME


Salah satu bagian dari teori etika yaitu teori utilitarianisme. Utilitarianisme berasal
dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat
(Bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatakan baik jika membawa
manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat
terkenal “the greatest happiness of the greatest numbers”(Bertens, 2000).
Dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien seringkali kita dihadapkan pada
berbagai masalah etis, khususnya yang berkaitan dengan etika utilitarianisme. Oleh
karena itu penulis ingin melakukan penelusuran, telaah serta melakukan analisa
terkait penerapan teori utilitarianisme di dalam praktek pemberian asuhan.

1.2 TUJUAN PENULISAN


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menelaah dan menganalisa teori etik utilitarianisme.
2. Menelaah dan menganalisa contoh kasus dalam pelayanan kesehatan berdasarkan
teori etik utilitarianisme.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1 PENGERTIAN UTILITARIANISME
Utilitarianisme berasal dari dua suku kata yakni utilitarianism dan isme. Jadi
utilitarianisme secara harfiah berasal dari bahasa Inggris utilitarisnism dari kata
dasar utility yang di adopsi dari bahasa Latin utilis yang berarti kegunaan / manfaat
dan isme artinya paham / aliran. Utilitarianisme dapat diartikan sebagai suatu paham
mengenai kegunaan (Savitri, 2012).
Jeremy Bentham dalam bukunya Introduction to the Principles of Moral and
Legislation mengartikan utilitarianisme sebagai perilaku yang sesuai moral dan tidak
akan merugikan orang lain untuk meningkatkan kebahagiaan dimana utilitarianisme
sebagai paham yang memaksimalkan kesenangan dan menghindari penderitaan
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME

(Bentham, 1781). Menurutnya manusia mencari kesenangan dan menghindari rasa


sakit agar mencapai kebahagiaan yang bisa diraih sebagai akibat (konsekuensi)
tindakan dan hukum adalah instrumen yang berperan dalam menggapai tujuan
kemanfaatan tersebut. Menurut Bentham bahwa hukum harus mampu memberikan
kemanfaatan (utilitas) bagi setiap individu.
Sedangkan menurut Hayry (1994) utilitarianisme berasal dari beberapa bentuk, pada
umumnya menitikberatkan pada konsekuensi, menempatkan konsep baik dan buruk
sebelum ide benar dan salah, mengadvokasi kejujuran dari setiap kebaikan dan
konsentrasi pada maksimisasi faktor kuantitatif daripada menganalisa perbedaan
kualitatif. Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa tindakan atau tidak bertindak,
merupakan pilihan dan kebijakan memiliki konsekuensi bagi diri kita sendiri dan
orang yang terlibat. Standar utilitarian menolak mengutuk tindakan yang
digambarkan sebagai hal yang keji atau melanggar hak tetapi konsekuensi tindakan
tersebut tidak menghasilkan hal yang merugikan. Ketika mau mengetahui status
moral suatu tindakan maka harus mempelajari konsekuensi.
Hayry (1994) mengenalkan sebuah aliran utilitarianisme dalam dunia kesehatan
yang dinamakan bioutilitarianisme. Hal ini dikarenakan adanya kasus spesifik
dalam dunia kesehatan yang sulit dijelaskan oleh teori utilitarian secara umum.
Menurutnya dunia kesehatan tidak hanya berfokus pada soal menghasilkan
kebaikan dan juga kebahagiaan tetapi juga mempromosikan bentuk kulitas
hidup.
20 Pemikiran Hayry sejalan dengan Shidarta (2007) yang menyatakan bahwa
utilitarianisme sebagai teori etika yang melihat kebenaran dan
kesalahan suatu tindakan berdasarkan faktaatau hasil dari sebuah tindakan dan bahwa
utilitarian adalah etik dengan frasa kebaikan terbesar untukjumlah terbesar.
Utilitarianisme sering juga disebut consequentialism (konsekuensialisme) adalah teori
etik yang menilai tindakan berdasarkan konsekuensi dari tindakan tersebut dimana
hasil daripada tindakan lebih penting daripada tindakan itu sendiri (Mason.W.E. et
all., 2008). Menurut Purba (2009) utilitarianisme merupakan suatu doktrin yang
menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan /konsekuensi yang dapat
terjadi. Utilitarianisme juga diartikan oleh Enggleston (2014) sebagai dasar teori
moral tentang memaksimalkan seluruh kebaikan. Utilitarianisme mengklaim mampu

TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME


memberikan aturan untuk menentukan apakah suatu tindakan itu benar / salah
(Simon,2000).
Berdasarkan dari pengertian utilitarianisme yang telah dijabarkan oleh beberapa ahli,
dapat disimpulkan bahwa utilitarianisme adalah suatu paham moral yang menilai
bahwa tindakan yang dilakukan dinilai baik apabila bisa memberikan kebahagiaan
dan mengandung asas kegunaan. Utilitarianisme adalah paham konsekuensi artinya
tindakan yang tepat dipahami sepenuhnya berdasarkan konsekuensi yang
dihasilkan dimana konsekuensi tersebut dapat dikumulatifkan sehingga tindakan
dengan kebaikan terbesar adalah kebaikan yang memberikan manfaat dengan jumlah
terbesar.

2.2 SIAPA, DIMANA DAN KAPAN UTILITARIANISME MULAI


BERKEMBANG

Utilitarianisme dikenal luas pada abad ke-18.Tokoh pengemuka utilitarianisme adalah


Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873), kedua filsuf tersebut
berasal dari Inggris. Namun sekalipun utilitarianisme sering dikaitkan dengan filsuf
Skotlandia bernama David Hume. Akan tetapi Utilitarianisme dalam bentuk paling
klasik diwakili oleh pemikiran Bentham.

2.2.1 Perkembangan utilitarinisme serta filsufnya, sebagai berikut (Shidarta, 2007):

2.2.1.1 Masa Yunani Kuno sampai abad Pertengahan 1


Landasan pemikiran yang merintis dan mengilhami utilitarianisme dari hedonisme,
epikurisme, dan empirisme yang bersama dengan rasionalisme mendorong kelahiran
positivisme. Hedonisme berasal dari kata Yunani, yaitu hedone (kesenangan atau
kenikmatan). Filsuf hedonism terpenting adalah Aristippus (435-366 SM), salah
seorang pengikut Sokrates (470-399 SM). Filsafatnya mengajarkan agar setiap orang
mengejar kepentingan dirinya sendiri (egoistis). Aristippus menekankan bahwa ajaran
moral Sokrates antara lain bertujuan untuk menggapai kebahagiaan. Untuk sampai ke
taraf ini, Aristippus tidak segan-segan menganjurkan agar manusia memuaskan nafsu
ragawi semaksimal mungkin. Salah seorang tokoh hedonisme adalah Epikuros (314-
270 SM) yang mengajarkan bukan kenikmatan duniawi.
Epikurisme atau epikurianisme mementingkan kebahagiaan rohani, yaitu jiwa yang
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME

tenteram (ataraxia). Untuk mencapai kebahagiaan rohani manusia harus hidup tenang,
jauh dari godaan duniawi. Hal yang menyamakan utilitarianisme dengan epikurisme
adalah pemahaman tentang arti penting prinsip manfaat.
Aliran hedonism dan epikurisme tidak mendapatkan tempat setelah Helenisme dan
tatkala masuk abad pertengahan. Kekuatan pengaruh agama yang mengajarkan tidak
perlu penonjolan diri sendiri demi alasan-alasan yang dianggap tidak bermoral.
Setelah abad pertengahan berakhir, tatkala empirisme menguasai pemikiran zaman
modern dan utilitarianisme mulai berkembang.
2.2.1.2 Perkembangan pada masa empirisme dimana munculnya filsafat Barat, yakni:

a. John Locke (1632-1704) menyatakan bahwa setiap manusia memiliki tujuan rasional
untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan masing-masing sehingga
kesempatan untuk mengejar kebahagiaan dan kesenangan ini tidak berbenturan,
masyarakat mengikatkan diri dalam kontrak sosial

b. Bentham (1748-1832) menyatakan utilisme individual dimana tiap individual


memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan penderitaan guna mencapai
kebahagiaan.

c. Mill (1806-1873) menyatakan utilisme sosial dimana memaksimalkan kesenangan


sosial dan meminimalkan penderitaan social guna mencapai kebahagiaan.

d. Sidgwick (1838-1900) menyatakan utilisme negatif dimana memaksimalkan


20 pengejaran terhadap hal-hal yang bernilai instrinsik guna mencapai kebahagiaan.
e. Singer (1946-….) menyatakan utilisme evolusioner dimana memaksimalkan
kemanfaatan lebih tinggi kepada spesies manusia sehingga memungkinkan rekayasa
genetika dan euthanasia bagi manusia cacat yang tidak berguna dan menjadi beban
bagi orang lain.

2.3 BAGAIMANA UTILITARIANISME


Karakteristik utilitarianisme menurut John (Scott, 2017)
a. Konsekuensi positif atau negatif adalah gambaran yang paling penting untuk menilai
kualitas moral suatu situasi (konsekuensalisme).

TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME


b. Efek pada pengalaman individu,minat dan kesejahteran individu adalah jenis
konsekuensi yang diperhitungkan terutama menghindri rasa sakit dan penderitaan dan
peningkatan kesenangan dan kebahagiaan (welfarisme)
c. Setiap individu yang mampu memiliki berbagaai jenis pengalaman dan kepentingan
positifdan negative harus diperhitungkan sama/adil (persamaan status moral dan
ketidakberpihakan)
d. Adanya kewajiban moral untuk memaksimalkan keuntungan secara keseluruhan
dengan menghitung keseluruhan konsekuensinya dan memilih pilihan yang secara
keseluruhan memberikan manfaat tertinggi (maksimalisasi).
e. Kualitas moral ditentukan oleh gabungan (konsekuensi) di semua individu yang
terpengaruh yang dapat mengalami pengalamanpositifdan negatif.
Bentuk Utilitarianisme terdiri dari tindakan dan peraturan (act and rule
utilitarianisme). Menurut Donagan (1979) dan Simon (2000) utilitarianisme dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Act utilitarianisme
Berpendapat bahwa prinsip dasar utiltarianisme ditetapkan dalam perbuatan. Prinsip
dasar tersebut dipakai untuk menilai kualitas moral suatu perbuatan. Utilitarianisme
tindakan berfokus pada tindakan yang dilarang di masyarakat, misalnya tidak boleh
membunuh, mencuri, menipu, dan lain-lain serta diukur dalam konsekuensi.
b. Rule utilitarianisme
Rule utilitarianisme merupakan suatu aturan moral umum lebih layak digunakan
1
untuk menilai suatu tindakan, artinya yang utama bukanlah untuk menilai suatu
tindakan mendatangkan manfaat terbesar bagi banyak orang melainkan harus
ditanyakan apakah tindakan sesuai dengan aturan moral yang harus diikuti olah
semua orang. Perbuatan adalah baik secara moral bila sesuai dengan aturan moral
yang paling berguna bagi suatu masyrakat. Kesulitan utama timbul dalam
utilitarianisme aturan jika terjadi konflik aturan antara dua aturan moral. Contohnya
seorang bapak yang tidak memiliki uang lalu mencuri uang untuk dapat membeli obat
anaknya yang sakit keras dan wajib meminum obat tersebut. Konflik utilitarianisme
antara bapak (orang tua) yang mau menyelamatkan anaknya tetapi bapak yang
mencuri uang (aturannya orang tidak boleh mencuri). Utilitarianisme peraturan lebih
memegang prinsip aturan norma dan moral yang ada dimasyarakat mengenai apa
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME

yang baik dan benar dan apa yang dilarang dan tidak termasuk peraturan didalam
agama serta diukur dalam kegunaannya.

Utilitarianismedirancang dengan mempertimbangkan konsekuensi suatu tindakan,


bagaimana jika tidak dilakukan dan bagaimana jika dilakukan. Pertimbangan
konsekuensi berisikan dampak, hasil, kemungkinan, cara lain, dan biaya yang
dikeluarkan (Cranmer & Nhemachena, 2013). Konsekuensi sendiri memiliki beberapa
tipe yaitu actual. Probable,Possiblesebagai berikut (Hayry, 1994):
a. Aktual

Konsekuensi aktual merupakan akibat dari tindakan yang sudah dilakukan.


Konsekuensi adalah status sebagai hasil dari tindakan. Apa yang kita lakukan
mempunyai efek pada kita dan orang lain.
b. Probable

Konsekuensi probable adalah kemungkinan yang akan terjadi jika tindakan


dilakukan. Karena kita pada umumnya mengetahui tentang dampak menengah dari
pilihan kita pada kejadian masa depan dimana alamlah yang akan mengarahkan
pilihan kita pada beberapa tingkatan, walaupun tidak ada kebutuhan prioritas
theoretikal yang diberikan bagi prospek yang serba cepat.
c. Possible

Konsekuensi possible adalah mungkin dapat terjadi akibat dari suatu tindakan.Status
20
yang akan datang sebagai hasil konsekuensi tindakan kita. Pesimis yang kuat atau
optimis dan aversi risiko yang ekstrim atau mengambil risiko dapat memilih pilihan
ini.
Prinsip dasar filsafat utilitarianisme yaitu prinsip asosiasi dan prinsip kebahagiaan
terbesar. Prinsip asosiasi berakar pada psikologi tentang adanya refleks yang
dikondisikan. Bentham menyatakan bahwa hukum memiliki kemampuan sebagai
stimulus untuk mengkondisikan ide-ide tentang kebaikan. Prinsip kebahagiaan
terbesar menjelaskan bahwa setiap orang pada dasarnya menyukai kesenangan
(pleasure) dan membenci penderitaan (pain). Tindakan yang baik adalah
memperbanyak kesenangan dan tindakan yang buruk adalah berbuat sebaliknya.

TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME


Bentham (1781) menyebutkan 14 kesenangan dan 12 penderitaaan.
Empat belas kesenangan tersebut adalah kesenangan indera, kekayaan, ketrampilan,
persahabatan, nama baik, kekuasaan, kesenangan piety, kesenangan benevolence,
kesenanganmalevolence, kesenangan memori, kesenangan imajinasi, harapan,
asosiasi, relief. Dua belas penderitaan adalah privasi, penderitaan indera, kelemahan,
musuh, nama buruk, penderitaan piety, penderitaanbenevolence,
penderitaan malevolence, penderitaan memori, penderitaan imajinasi, harapan,
ketergantungan asosiasi.
Terminologi kesenangan disinonimkan sebagai kebahagiaan (happiness). Jadi hukum
yang baik adalah yang bisa mendatangkan kesenangan. Makin banyak kesenangan
atau kebahagiaan bisa didatangkan, makin baik kualitas hukum itu.Tugas individu
hanya mengejar sebanyak mungkin kesenangan bagi diri dan jangan berbenturan
dengan hukum karena hukum memang berfungsi utnuk menyesuaikan antara
kepentingan individu dan kepentingan publik. Mill mengoreksi pendekatan Bentham
tentang rasa simpati (feeling of sympathy) harus ditumbuhkan agar individu tidak
sampai melukai kepentingan sosial.

2.4 MENGAPA UTILITARIANISME

Moralitas utilitarianisme mengajarkan agar kepentingan keseluruhan wajib


diprioritaskan di atas kepentingan pribadi. Hal inilah yang membedakan
utilitarianisme dengan cara berpikir egoism atau altruism. Ukuran kebaikan adalah
1
apa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kemanfaatan merupakan sesuatu yang
mutlak dan dikejar oleh semua orang karena mereka semua berkenyakinan bahwa
kemanfaatan akan menjamin tercapainya kebahagiaan.
Pengkajian kebaikan dan keburukan konsekuensi, semua komponen dalam moral
seharusnya seimbang, diperhitungkan dan lebih baik konsekuensi moral tindakan
tersebut dikumulatifkan. Tindakan dengan konsekuensi terbaik adalah hak dan setiap
individu seharusnya menampilkannya. Konsekuensi permasalahan secara moral
mempromosikan kategori baik atau buruk yang didefinisikan secara eksplisit atau
implisit oleh penganut teori utilitarian. Hasil yang dikatakan baik atau buruk
cenderung melakukan tindakan yang hakekatnya benar atau salah. Hasil dari
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME

mempromosikan baik atau buruk cenderung melakukan benar atau salah secara
instrumental. Tidak ada perbedaan yang kaku antara keduanya karena semua efek
yang kita lakukan, atau kegagalan untuk melakukan, seharusnya menjadi bagian dari
analisa.
2.4.1 Penerapan utilitarianisme dalam bidang kesehatan
Pelayanan kesehatan tidak selalu mudah menentukan konsekuensi dari tindakan
individu, dan siapa yang dapat menentukan apa yang menjadi hasil terbaik tindakan
tersebut. Terkadang pendekatan dentologi dan consequentialist berlawanan satu sama
lain dimana yang satu berpusat pada hal-hal individu, namun yang lainnya
menyatakan hak komunitas yang lebih besar (Mason.W.et all.,2008).
Pendekatan utiliatarianisme digunakan cukup umum dalam bioetika dan
beberapa bioethicists yang paling terkenal secara internasional. Utilitarian sangat
berpengaruh dalam refleksi penggunaan teknologi baru atau masa depan yang
seringkali mendukung pandangan ramah teknologi dan lebih optimis tentang potensi
mereka untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik (Scott, 2017).
Scott (2017),dalam bukunya menuliskan beberapa diskusi tentang aplikasi aliran
utilitarianisme yaitu sebagai berikut:
a. Pengambilan keputusan dalam akhir hidup (end of life decision making)

Utilitarian telah berdebat mengenai perbedaan antara membunuh dan membiarkan


kematian sehubungan dengan pertanyaan tentang euthanasia dan membantu bunuh
diri (Glover,1990). Mereka berpendapat pentingnya mempertimbangkan penderitaan
20
yang dialami orang-orang dalam situasi akhir kehidupan dimana keputusan medis
untuk membiarkan kematian tanpa menyebabkan (peran aktif) kematian dapat
memyebabkan penderitaan yang jauh lebih tinggi daripada intervensi aktif
(Rachel,1975). Utilitarianisme menilai pentingnya penilaian kualitas hidup didalam
memutuskan pengobatan termasuk argument bahawa jika janin atau bahkan dalam
beberapa kasus, bayi baru lahir memiliki kapasitas dan kualitas hidup yang memadai
maka hal itu secara etis diperbolehkan untuk mengakhiri hidup mereka (Kuhse dan
Singer,1985; Siner 1993).
b. Perbuatan keputusan untuk system reproduksi

Utilitarian berpendapat bahwa diperbolehkan berbagai intervensi reproduksi; mulai


dari tindakan abrsi hingga penggunaan teknologi baru. Mereka telah mendukung

TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME


berbagai penggunaan intervensi untuk memungkinkan orang tua untuk memilih
embrio merek termasuk mengijinkan adanya kembaran penyelamat(Alghrani dan
Harris,2006). Mereka juga mendukung penggunaan diagnosis genetik pra implantasi
(PGD) untuk menghindari penanaman embrio dengan penyakit genetik atau bahkan
lebih kontroversial lagi, pemilihan anak-anak berdasarkan karakteristik non penyakit
selama IVF (Savvlescv,2001)
c. Peningkatan manusia

Utilitarian telah banyak mendukung perangkat tambahan yaitu penggunaan intervensi


perawatan kesehatan bukan untuk perawatan tetapi untuk perbaikan orang-orang
dalam rentang normal untuk memperbaiki karakteristik spesisfik tentang diri merek
sendiri (Harris,2010; Sarlescu da Bastrom, 2009). Perangkat tambahan yang
menggunakan intervensi perawatan kesehatan yang ada meliputi antara lain: doping
(Foddy dan Sarulescu,2007) atau peningkatan kognitif,misalnya dengan cara Ritalin
(Greely et all,2008).
d. Penelitian yang melibatkan embrio.

Utilitarian telah mengemukakan pentingnya memajukan penelitian untuk


menyembuhkan penyakit. Merka telah mendukung penggunaan sel induk embrionik
dalam penelitian. Berdasarkan argument bahwa penelitian ini tampaknya memilki
kesempatan terbaik untuk mendapatkan positif (Harris, 2004). Merek juga
mendukung penggunaan cloning dalam penelitian embrio dalam keadaan terbatas.
1
e. Partisipasi penelitian.
Utilitarian telah meperdebtakna kewajiban semua pasien untuk berpartisipasi dalam
penelitian guna memperluas bias bukti untuk pengobatan berbasis bukti dan
memperbaiki basis pengetahuan yang ada (Harris,2005).

f. Alokasi Sumber daya

Utilitarian berpendapat bahwa penerapan prinsip utilitas berarti bahwa sumber daya
dalam system kesehatan harus dialokasikan berdasarkan penggunaan utilitas paling
banyak untuk biaya yang dikeluarkan. Analisis manfaat biaya adalah teknik ekonomi
kesehatan dasar dn didasarkan pada penalaran utilatari (Torrance, 1987).Ini bisa
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME

diterapkan ke semua bidang dimana peran prinsip utilitarian untuk keputusan alokasi
telah dibahas secara luas dalam wilayah tranplantasi organ (Persad et all, 2009).
Masalah khusus juga diangkat oleh asumsi beberapa utilitarian bahwa kehidupan
individu dengan cacat kognitif kurang berharga daripada individu kognitif
normal(Vehmas, 1999).

2.4.2 Kelebihan teori utilitarianisme


Pandangan yang mendukung teori ini menyatakan bahawa daya tarik pendekatan
utilitarianisme terutama didasarkan pada nilai positif dari etika ini (Smith, 2000):
a. Rasionalitas

Prinsip moral dari utiliatarianisme yang didasarkan pada kriteria yang rasional
memungkinkan dasar yang jelas dan langsung untuk formulasi maupun menguji
kebijakan / tindakan. Dalam hal ini, utilitarianisme tidak meminta kita untuk
menerima aturan kebijakan/prinsip tanpa alasan tetapi meminta kita untuk menguji
nilainya rasional terhadap standar manfaat.
b. Kebebasan

Utilitarianisme mengasumsikan kebebasan setiap orang dalam berperilaku dan


bertindak. Kebebasan yang dimaksud dalam hal ini kebebasan memilih alternatif
tindakan yang dirasa memberi manfaat sesuai dengan konsep the greastest happiness
of the greatest number.Setiap orang bebas dalam berperilaku dan bertindak
20 sesuai dengan pemikirannya sendiri, yang dilandasi dengan kriteria yang rasional
dalam hal ini satndar manfaat.
c. Universalitas
Etika utilitarianisme mengutamakan manfaat / akibat dari suatu tindakan bagi banyak
orang dan kriteria ini dapat diterima dimana saja dan kapan saja.

2.4.2 Kelemahan utilitarianisme


Menurut Smith (2000), ada beberapa kelemahan paham utilitarianisme, yaitu:
a. Bagaimana dapat menaksirkan jumlah kebahagiaan yang mungkin muncul dari
tindakan khusus/ aturan umum.

b. Dapat menjadi tidak adil dalam kasus bila kebahagiaan mayoritas mungkin menuntut
pengorbanan dari pihak tidak bersalah/ sistem yang tidak adil. Contohnya

TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME


perbudakan.

c. Apakah cukup untuk menyatakan bahwa moralitas diputuskan hanya oleh tindakan
dan tidak pernah melalui maksud/motif.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 KASUS
Anak M, usia 13 tahun, laki-laki masuk ke ruangan IGD dengan keadaan umum sakit
berat, nilai GCS 3, kesadaran coma dengan diagnosa medis: penurunan kesadaran e.c
epilepsi dd. Susp. SOL. Pada pasien ini langsung dilakukan tindakan intubasi di IGD
karena kondisi pasien tersebut. Pasien tersebut tidak dapat dilakukan CT Scan karena
fasilitas CT Scan sedang rusak dan tidak ada dokter spesialis bedah saraf sehingga
1
oleh dokter IGD pasien dianjurkan untuk dirujuk ke RS lain yang memiliki fasilitas
CT Scan dan dokter spesialis bedah saraf, namun keluarga menolak dengan alasan
biaya dan jarak tempuh yang lumayan jauh dari rumah (ada surat penolakan resmi).
Sehingga akhirnya pasien kemudian dirawat di ruang ICU. Pada hari perawatan ke
tujuh (7), tim dokter (dokter spesialis anak, dokter spesialis anastesi dan dokter
spesialis saraf) menyatakan kondisi anak tersebut MBO (Mati batang otak). Kondisi
ini sudah dijelaskan di depan seluruh keluarga bahwa prognosis penyakitnya tidak
baik (tidak ada harapan). Selain itu, dokter juga memberikan pilihan atau alternatif
tindakan selanjutnya, apakah pasien mau dibawa pulang saja atau mau diteruskan
perawatannya. Tim kerohanian RS sudah beberapa kali mengunjungi pasien dan
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME

keluarga untuk melakukan doa bersama, dan melakukan pendekatan kepada keluarga
untuk menerima kondisi anaknya dengan ikhlas dan sabar.
Dengan penjelasan tersebut, diharapkan keluarga dapat memberikan tanggapan atau
keputusan sehingga tim medis dapat melakukan intervensi selanjutnya, namun
keluarga hanya meminta untuk tetap dilakukan perawatan yang terbaik (dilanjutkan
untuk perawatan di ICU). Setelah dirawat selama 10 hari, kondisi pasien semakin
memburuk dan akhirnya meninggal.

3.2 ANALISA KASUS


Kasus di atas dapat dilakukan analisa berdasarkan berbagai dimensi, yaitu:
3.2.1 Analisa dari sisi keluarga, perawat, dan rumah sakit
a. Keluarga
Salah satu fungsi keluarga menurut Friedman (1998) adalah fungsi perawatan atau
pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function). Fungsi perawatan dan
pemeliharaan kesehatan yang dimaksud adalah untuk mempertahankan keadaan
kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
Dalam kasus di atas menurut paham utilitarianisme, keluarga membawa pasien ke
RS, karena keluarga berharap akan ada manfaat dari perawatan terhadap kondisi
kesehatan anaknya. Akan tetapi dalam proses perawatannya, diperlukan tindak lanjut
20 untuk merujuk pasien ke RS lain. Keluarga pasien kembali dihadapkan membuat
keputusan apakah bersedia di rujuk atau tidak. Dan akhirnya keluarga memilih tidak
bersedia di rujuk, dimana pertimbangan keluarga adalah manfaat untuk tidak merujuk
lebih besar daripada merujuk karena jika pasien dirujuk, maka keluarga akan
mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk kebutuhan sehari-hari diluar dari biaya
perawatan pasien dan mengganggu fungsi ekonomi keluarga. Hal ini menurut
kelompok sesuai jika dikaitkan dengan teori utilitarianisme yaitu keluarga
mementingkan kebutuhan anggota keluarga yang lain dibandingkan pasien.
Sementara jika dipandang dari subyek pasien bahwa keputusan untuk tidak merujuk
tidak memberikan manfaat bagi pasien dan menyebabkan kematian sehingga ini
dipandang sebagai tindakan yang tidak tepat bagi beberapa orang terutama dari segi
agama.

TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME


b. Perawat
Salah satu peran perawat adalah sebagai advokator. Peran ini dilakukan perawat
dalam membantu pasien dan keluarganya dalam menginterpretasikan berbagai
informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Juga dapat
berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya dan hak atas
privasi (Hidayat, 2008). Dalam kasus di atas, perawat memastikan informasi yang
disampaikan oleh dokter benar-benar dipahami oleh keluarga, terutama mengenai
resiko yang terburuk. Perawat kembali menjelaskan pilihan-pilihan dari segi medis
tentang prognosis penyakit pasien dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti.
Dengan memberikan informasi secara terperinci sehingga keluarga memahami maka
diharapkan keluarga dapat memutuskan pilihan yang tepat dan membawa banyak
manfaat terhadap perawatan pasien yang akan dilakukan selanjutnya.
c. Rumah Sakit
Pada kasus ini keputusan tim IGD untuk menganjurkan pasien dirujuk merupakan
tindakan yang benar karena prasarana dan sarana yang dimiliki oleh RS tidak
mendukung untuk diberikan pelayanan kepada pasien ini (sesuai diagnosanya). Tim
IGD menghargai keputusan keluarga untuk tidak mau dirujuk dengan memberikan
pilihan pasien dirawat di ICU. Indikator pasien dirawat di ICU pada kasus ini adalah
dengan diagnosa medis : penurunan kesadaran e.c epilepsi dd Susp. SOL dan
diintubasi. 1
Perjalanan penyakit pasien ini di hari rawatan 1-7 menunjukkan perburukan, yang
secara klinis dinyatakan adanya MBO (mati batang otak). Tindakan tim RS yang
dilakukan oleh tiga dokter (dokter sepesialis anak, dokter spesialis anestesi, dokter
spesialis saraf) adalah menginformasikan tentang kondisi penyakit pasien ini kepada
keluarga. Pada hari rawatan 7-10 pasien masih dirawat di ICU dengan pertimbangan
bahwa keluarga meminta supaya pasien tetap dirawat di ICU. Pertimbangan dari
keluarga tersebut dihargai oleh pihak RS sebagai hak otonomi pasien. Walaupun
menurut prognosanya penyakit pasien ini buruk, yaitu berujung kepada kematian.
Sesuai dengan teori utilitarianisme, tindakan pihak RS untuk menyetujui keputusan
keluarga atas dasar pemanfaatan bagi keluarga dan pasien adalah baik. Walaupun dari
segi fungsi manajemen RS tidak memberikan sikap yang tegas terkait kriteria pasien
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME

yang dirawat di ICU untuk kasus ini yaitu kondisi mati batang otak. Hal ini dianggap
merugikan RS secara menyeluruh karena pemanfaatan ruang ICU yang tidak sesuai
dengan kriteria rawat pasien ICU. Sementara tempat tidur yang dipakai oleh pasien
tersebut seharusnya bisa digunakan untuk pasien lain yang sesuai dengan kriteria
prioritas rawatan ICU. Berdasarkan PMK No.1778/Menkes/SK/XII/2010 seharusnya
pasien tersebut dipindahkan ke ruangan perawatan biasa kecuali organ tubuh pasien
tersebut nantinya akan digunakan donor organ,

3.2.2 Analisa Berdasarkan Prinsip Etik Keperawatan


a. Otonomi
Otonomi adalah hak untuk menentukan nasib sendiri, kemerdekaan dan kebebasan.
Pemberi pelayanan kesehatan menghormati hak pasien dalam membuat keputusan,
walaupun pemberi pelayanan (perawat) tidak setuju dengan keputusan
pasien. Perawat sudah melakukan prinsip otonomi karena sudah menjelaskan
prognosa penyakit dan pilihan perawatan dan menyerahkan sepenuhnya keputusan
pada keluarga.
b. Justice (Keadilan)
Justice adalah kewajiban untuk bersikap adil terhadap semua orang tidak memandang
ras, jenis kelamin, status perkawinan, diagnosa medis, tingkat sosial, tingkat ekonomi,
dan agama (keadilan distributif) dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dalam
kasus ini perawat menjalankan prinsip justice ketika memutuskan untuk segera
20 menangani pasien saat di IGD, bahkan ketika pasien menolak untuk dirujuk, dengan
tidak melakukan pembedaan.
c. Fidelity (Kesetiaan)
Fidelitydalam pelayanan kesehatanmeliputi kesetiaan profesional atau kesetiaan pada
kesepakatan dan bertanggung jawab sebagai bagian dari praktik profesi. Kesetiaan
adalah pendukung utama dalam tanggung jawab, walaupun konflik dalam kesetiaan
mungkin timbul karena kewajiban yang harus diberikan kepada individu yang
berbeda atau kelompok. Pada kasus di atas, perawat juga menjalankan
prinsip fidelity ini yaitu dengan tetap melakukan asuhan keperawatan secara
profesional (kode etik perawat) sekalipun tidak sesuai dengan harapan perawat agar
pasien dirujuk agar mendapatkan perawatan terbaik.
d. Beneficence (kemurahan hati)

TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME


Beneficence adalah memberikan pelayanan yang baik pada pasien secara holistik
termasuk keyakinan, perasaan, dan keinginan pasien. Dalam kasus ini perawat juga
mematuhi prinsip beneficience yaitu memberikan pelayanan terbaik secara
profesional kepada pasien.
e. Nonmaleficence
Nonmaleficence adalah memberikan pelayanan tidak akan membahayakan pasiennya
baik di sengaja atau tidak. Dalam kasus ini perawat juga melakukan tindakan yang
tidak membahayakan bagi keselamatan pasien karena tetap melakukan asuhan
keperawatan secara profesional saat keluarga menolak untuk dirujuk.
f. Veracity (kejujuran)
Veracity adalah pemberi pelayanan kesehatan mengatakan yang sebenarnya (jujur).
Pasien harus tahu mengenai penyakit yang dideritanya, pengobatan, dan
prognosisnya. Tindakan tim dokter dan perawat untuk memberikan penjelasan secara
jujur (baik ketika di IGD, maupun di ICU) juga memenuhi prinsip veracity.

3.2.3 Dari kasus diatas dapat dianalisa menggunakaan teori etik utilitarianisme, tindakan
dikatakan benar jika membawa manfaat atau hasil akhir yang besar.
a. Utilitarianisme individual oleh Bentham
Pada kasus ini keputusan yang diambil oleh keluarga tidak membawa manfaat yang
besar bagi pasien karena keluarga memutuskan untuk tetap dirawat di RS dengan
keterbatasan fasilitas (CT Scan) dan dokter spesialis bedah saraf. Hal ini dibuktikan
dari sejak masuk IGD sampai hari perawatan ke 10 keluarga masih tetap memilih 1
untuk dirawat di ICU.
Sedangkan dari sisi medis untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar, pasien
sebaiknya dirujuk ke RS lain yang memiliki fasilitas lebih lengkap sesuai kebutuhan
pasien. Akan tetapi berdasarkan kode etik, perawat dan dokter harus menghormati
otonomi pasien yang saat ini diwakili oleh keluarga, yaitu menolak untuk dirujuk. Hal
ini membawa konsekwensi yang buruk yaitu pasien meninggal pada hari ke 10.
b. Utilitarianisme evolusioner oleh Singer
Menurut teori ini, memaksimalkan pemanfaatan yang lebih tinggi kepada manusia
sehingga memungkinkan tindakan- tindakan medis guna mencegah adanya kecacatan
yang permanen dimana kecacatan tersebut mengakibatkan manusia tersebut menjadi
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME

beban bagi manusia lainnya. Sehingga dalam kasus diatas keputusan keluarga untuk
tetap melanjutkan perawatan di ICU yang seharusnya dirujuk dapat menimbulkan
kecacatan yang permanen bahkan kematian. Bahkan sebelum pasien tersebut
meninggal, berdasarkan fungsinya An.M secara nyata memberikan beban bagi
keluarganya.

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Utilitarianisme sering juga disebut consequentialism (konsekuensialisme) yaitu suatu
pemahaman moral yang menilai bahwa semua tindakan dinilai benar/baik atau
salah/jelek semata-mata berdasarkan konsekuensi atau akibat yang ditimbulkan oleh
tindakan tersebut. Konsekuensi dinilai baik apabila bisa memberikan kebahagiaan dan
mengandung asas kegunaan.Konsekuensi tersebut dapat dikumulatifkan sehingga
tindakan dengan kebaikan terbesar adalah kebaikan yang memberikan manfaat
dengan jumlah terbesar. Atau dengan kata lain tindakan yang benar adalah yang
menghasilkan surplus kebahagian terbesar. Moralitas utilitarianisme mengajarkan
agar kepentingan keseluruhan wajib diprioritaskan di atas kepentingan pribadi. Hal
inilah yang membedakan utilitarianisme dengan cara berpikir egoism atau altruism.
20 Kemanfaatan merupakan sesuatu yang mutlak dan dikejar oleh semua orang karena
mereka semua berkenyakinan bahwa kemanfaatan akan menjamin tercapainya
kebahagiaan.
Di dalam dunia kesehatan utilitarianisme lebih berfokus pada mempromosikan bentuk
kualitas hidup. Pelayanan kesehatan tidak selalu mudah menentukan konsekuensi dari
tindakan individu dan siapa yang dapat menentukan apa yang menjadi hasil terbaik
tindakan tersebut. Terkadang pendekatan dentologi dan consequentialist berlawanan
satu sama lain dimana yang satu berpusat pada hal-hal individu, namun yang lainnya
menyatakan hak komunitas yang lebih besar. Inilah yang menjadi kelemahan dari
utilitarianisme bahwa dapat menjadi tidak adil bila kebahagiaan mayoritas (membawa
manfaat terbanyak) menuntut pengorbanan dari pihak yang kebahagiaannya lebih
sedikit (membawa manfaat lebih sedikit), seperti studi kasus dalam bab sebelumnya.

TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME


4. 2 SARAN
Perawat didalam menjalankan fungsinya sebaiknya memperhatikan dan memegang
berbagai teori dan landasan berpikir. Paham etik utilitarianisme adalah salah satu
paham yang dapat memperkaya perawat dalam menganalisa kasus dan berpikir secara
kritis tindakan apa yang tepat untuk dilakukan yang tentunya tidak melanggar
berbagai aturan/norma yang berlaku. Sehingga kiranya perawat perlu memiliki paham
ini sebagai salah satu acuan yang dapat digunakan didalam melakukan pelayanan
asuhan keperawatan secara profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Aiken, T. (2004).Legal,ethical and politicalissues in nursing (2nd ed.).USA:FA Davis


Company
Bentham, J. (1781). An introduction to the principles of morals and
legislation.Batoche Books 1
Bertens, K. (2013). Etika. Edisi Revisi. Yogyakarta: Kanisius
Cranmer & Nhemachena. (2013). Ethics for nurses theory and practise. England:
Open University
Donagan,A. (1979). The concept of a theory of morality. Chicago and London: The
University of Chicago
Eggleston,B & Miller,D.E.(2014). The cambridge companion to utilitarianism.UK:
Cambridge University Press
Hayry,M.(1994).Utilitarianisme. In Ashcroft,R., Dawson,A., Draper,H.,
(Editors). Principles of health care ethics(2nd Ed). UK: John Wiley & Sons, Ltd
Kemenkes (2010). Pedoman penyelenggaraan pelayanan ICU di RS.PMK
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME

NO.1778/MENKES/SK/XII/2010
Mason.W.et all., (2008). Key concepts in nursing (p.148). California: SAGE
Potter, P.A.,& Perry, A.G., (2007). Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC

Potter, Patricia A, Perry, Anne Griffin. (2005). Fundamental keperawatan. Jakarta:


EGC

Purba (2009). Dilema etik dan pengambilan keputusan etis dalam praktek
keperawatan jiwa.Jakarta: EGC

Rustiyanto, Ery. (2009). Etika Profesi. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Scott.P.A., (2017). Key concept andissues in nursing ethics (p.29-40).
California:Springer International Publishing
Shidarta. (2007). Utilitarianisme. Edisi ke-1. Jakarta: UPT Universitas Tarumanegara
Simon.(2000). Masalah-masalah lmoral sosial actual dalam perspektif iman
Krsiten.Yogyakarta:Kanisius
Smith.(2000). Ide-ide filsafat dan agama dulu dan sekarang.Yogyakarta: Kanisius
Re-Post : http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2018/02/teori-etik-keperawatan-
utilitarianisme.html

20

Anda mungkin juga menyukai