UTILITARIANISME
Retno Ambarwati
[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the
document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the
contents of the document.]
TEORI ETIK
KEPERAWATAN :
UTILITARIANISME
Latar Belakang
Utilitarianisme berasal
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME
Retno Ambarwati
dari kata
Latin utilis, kemudian TEORI ETIK
menjadi kata
KEPERAWATAN :
Inggris utility yang
berarti bermanfaat
UTILITARIANISME
(Bertens, 2000).
Menurut teori ini, BAB I
suatu tindakan dapat PENDAHULUAN
dikatakan baik jika
membawa manfaat 1.1 LATAR BELAKANG
bagi sebanyak Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu
mungkin anggota struktur multidisipliner yang bertujuan
masyarakat, atau mencapai derajat kesehatan yang optimal.
dengan istilah yang Keperawatan merupakan bagian integral dari
sangat terkenal “the sistem pelayanan kesehatan yang mempunyai
greatest happiness of tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
the greatest manusia dengan cara memberikan asuhan
numbers”(Bertens, keperawatan kepada individu, keluarga dan
2000). masyarakat.
Sebagai profesi yang bergerak dalam pelayanan
kesehatan, perawat sering dihadapkan pada
20
berbagai pengambilan keputusan etik, oleh
karena itu perawat harus dapat memahami cara
pengambilan keputusan yang baik. Pengambilan keputusan etik dalam keperawatan
memerlukan keahlian dalam beberapa komponen, yang antara lain adalah hubungan
manusia yang baik, etika, dan situasi kontekstual (Rustiyanto, 2009).
Salah satu aturan yang mengatur hubungan antara perawat dan pasien adalah etika.
Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga profesi keperawatan, yang
mendasari prinsip-prinsip dan tercermin dalam standar praktik profesi (Doheny,
Cook, Stoper, 1982). Etika merupakan terminologidengan berbagai makna, etika
berhubungan dengna bagaimana seseorang harus bertindak dan bagaimana mereka
melakukan hubungan dengan orang lain (Potter dan Perry, 1997).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1 PENGERTIAN UTILITARIANISME
Utilitarianisme berasal dari dua suku kata yakni utilitarianism dan isme. Jadi
utilitarianisme secara harfiah berasal dari bahasa Inggris utilitarisnism dari kata
dasar utility yang di adopsi dari bahasa Latin utilis yang berarti kegunaan / manfaat
dan isme artinya paham / aliran. Utilitarianisme dapat diartikan sebagai suatu paham
mengenai kegunaan (Savitri, 2012).
Jeremy Bentham dalam bukunya Introduction to the Principles of Moral and
Legislation mengartikan utilitarianisme sebagai perilaku yang sesuai moral dan tidak
akan merugikan orang lain untuk meningkatkan kebahagiaan dimana utilitarianisme
sebagai paham yang memaksimalkan kesenangan dan menghindari penderitaan
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME
tenteram (ataraxia). Untuk mencapai kebahagiaan rohani manusia harus hidup tenang,
jauh dari godaan duniawi. Hal yang menyamakan utilitarianisme dengan epikurisme
adalah pemahaman tentang arti penting prinsip manfaat.
Aliran hedonism dan epikurisme tidak mendapatkan tempat setelah Helenisme dan
tatkala masuk abad pertengahan. Kekuatan pengaruh agama yang mengajarkan tidak
perlu penonjolan diri sendiri demi alasan-alasan yang dianggap tidak bermoral.
Setelah abad pertengahan berakhir, tatkala empirisme menguasai pemikiran zaman
modern dan utilitarianisme mulai berkembang.
2.2.1.2 Perkembangan pada masa empirisme dimana munculnya filsafat Barat, yakni:
a. John Locke (1632-1704) menyatakan bahwa setiap manusia memiliki tujuan rasional
untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan masing-masing sehingga
kesempatan untuk mengejar kebahagiaan dan kesenangan ini tidak berbenturan,
masyarakat mengikatkan diri dalam kontrak sosial
yang baik dan benar dan apa yang dilarang dan tidak termasuk peraturan didalam
agama serta diukur dalam kegunaannya.
Konsekuensi possible adalah mungkin dapat terjadi akibat dari suatu tindakan.Status
20
yang akan datang sebagai hasil konsekuensi tindakan kita. Pesimis yang kuat atau
optimis dan aversi risiko yang ekstrim atau mengambil risiko dapat memilih pilihan
ini.
Prinsip dasar filsafat utilitarianisme yaitu prinsip asosiasi dan prinsip kebahagiaan
terbesar. Prinsip asosiasi berakar pada psikologi tentang adanya refleks yang
dikondisikan. Bentham menyatakan bahwa hukum memiliki kemampuan sebagai
stimulus untuk mengkondisikan ide-ide tentang kebaikan. Prinsip kebahagiaan
terbesar menjelaskan bahwa setiap orang pada dasarnya menyukai kesenangan
(pleasure) dan membenci penderitaan (pain). Tindakan yang baik adalah
memperbanyak kesenangan dan tindakan yang buruk adalah berbuat sebaliknya.
mempromosikan baik atau buruk cenderung melakukan benar atau salah secara
instrumental. Tidak ada perbedaan yang kaku antara keduanya karena semua efek
yang kita lakukan, atau kegagalan untuk melakukan, seharusnya menjadi bagian dari
analisa.
2.4.1 Penerapan utilitarianisme dalam bidang kesehatan
Pelayanan kesehatan tidak selalu mudah menentukan konsekuensi dari tindakan
individu, dan siapa yang dapat menentukan apa yang menjadi hasil terbaik tindakan
tersebut. Terkadang pendekatan dentologi dan consequentialist berlawanan satu sama
lain dimana yang satu berpusat pada hal-hal individu, namun yang lainnya
menyatakan hak komunitas yang lebih besar (Mason.W.et all.,2008).
Pendekatan utiliatarianisme digunakan cukup umum dalam bioetika dan
beberapa bioethicists yang paling terkenal secara internasional. Utilitarian sangat
berpengaruh dalam refleksi penggunaan teknologi baru atau masa depan yang
seringkali mendukung pandangan ramah teknologi dan lebih optimis tentang potensi
mereka untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik (Scott, 2017).
Scott (2017),dalam bukunya menuliskan beberapa diskusi tentang aplikasi aliran
utilitarianisme yaitu sebagai berikut:
a. Pengambilan keputusan dalam akhir hidup (end of life decision making)
Utilitarian berpendapat bahwa penerapan prinsip utilitas berarti bahwa sumber daya
dalam system kesehatan harus dialokasikan berdasarkan penggunaan utilitas paling
banyak untuk biaya yang dikeluarkan. Analisis manfaat biaya adalah teknik ekonomi
kesehatan dasar dn didasarkan pada penalaran utilatari (Torrance, 1987).Ini bisa
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME
diterapkan ke semua bidang dimana peran prinsip utilitarian untuk keputusan alokasi
telah dibahas secara luas dalam wilayah tranplantasi organ (Persad et all, 2009).
Masalah khusus juga diangkat oleh asumsi beberapa utilitarian bahwa kehidupan
individu dengan cacat kognitif kurang berharga daripada individu kognitif
normal(Vehmas, 1999).
Prinsip moral dari utiliatarianisme yang didasarkan pada kriteria yang rasional
memungkinkan dasar yang jelas dan langsung untuk formulasi maupun menguji
kebijakan / tindakan. Dalam hal ini, utilitarianisme tidak meminta kita untuk
menerima aturan kebijakan/prinsip tanpa alasan tetapi meminta kita untuk menguji
nilainya rasional terhadap standar manfaat.
b. Kebebasan
b. Dapat menjadi tidak adil dalam kasus bila kebahagiaan mayoritas mungkin menuntut
pengorbanan dari pihak tidak bersalah/ sistem yang tidak adil. Contohnya
c. Apakah cukup untuk menyatakan bahwa moralitas diputuskan hanya oleh tindakan
dan tidak pernah melalui maksud/motif.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KASUS
Anak M, usia 13 tahun, laki-laki masuk ke ruangan IGD dengan keadaan umum sakit
berat, nilai GCS 3, kesadaran coma dengan diagnosa medis: penurunan kesadaran e.c
epilepsi dd. Susp. SOL. Pada pasien ini langsung dilakukan tindakan intubasi di IGD
karena kondisi pasien tersebut. Pasien tersebut tidak dapat dilakukan CT Scan karena
fasilitas CT Scan sedang rusak dan tidak ada dokter spesialis bedah saraf sehingga
1
oleh dokter IGD pasien dianjurkan untuk dirujuk ke RS lain yang memiliki fasilitas
CT Scan dan dokter spesialis bedah saraf, namun keluarga menolak dengan alasan
biaya dan jarak tempuh yang lumayan jauh dari rumah (ada surat penolakan resmi).
Sehingga akhirnya pasien kemudian dirawat di ruang ICU. Pada hari perawatan ke
tujuh (7), tim dokter (dokter spesialis anak, dokter spesialis anastesi dan dokter
spesialis saraf) menyatakan kondisi anak tersebut MBO (Mati batang otak). Kondisi
ini sudah dijelaskan di depan seluruh keluarga bahwa prognosis penyakitnya tidak
baik (tidak ada harapan). Selain itu, dokter juga memberikan pilihan atau alternatif
tindakan selanjutnya, apakah pasien mau dibawa pulang saja atau mau diteruskan
perawatannya. Tim kerohanian RS sudah beberapa kali mengunjungi pasien dan
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME
keluarga untuk melakukan doa bersama, dan melakukan pendekatan kepada keluarga
untuk menerima kondisi anaknya dengan ikhlas dan sabar.
Dengan penjelasan tersebut, diharapkan keluarga dapat memberikan tanggapan atau
keputusan sehingga tim medis dapat melakukan intervensi selanjutnya, namun
keluarga hanya meminta untuk tetap dilakukan perawatan yang terbaik (dilanjutkan
untuk perawatan di ICU). Setelah dirawat selama 10 hari, kondisi pasien semakin
memburuk dan akhirnya meninggal.
yang dirawat di ICU untuk kasus ini yaitu kondisi mati batang otak. Hal ini dianggap
merugikan RS secara menyeluruh karena pemanfaatan ruang ICU yang tidak sesuai
dengan kriteria rawat pasien ICU. Sementara tempat tidur yang dipakai oleh pasien
tersebut seharusnya bisa digunakan untuk pasien lain yang sesuai dengan kriteria
prioritas rawatan ICU. Berdasarkan PMK No.1778/Menkes/SK/XII/2010 seharusnya
pasien tersebut dipindahkan ke ruangan perawatan biasa kecuali organ tubuh pasien
tersebut nantinya akan digunakan donor organ,
3.2.3 Dari kasus diatas dapat dianalisa menggunakaan teori etik utilitarianisme, tindakan
dikatakan benar jika membawa manfaat atau hasil akhir yang besar.
a. Utilitarianisme individual oleh Bentham
Pada kasus ini keputusan yang diambil oleh keluarga tidak membawa manfaat yang
besar bagi pasien karena keluarga memutuskan untuk tetap dirawat di RS dengan
keterbatasan fasilitas (CT Scan) dan dokter spesialis bedah saraf. Hal ini dibuktikan
dari sejak masuk IGD sampai hari perawatan ke 10 keluarga masih tetap memilih 1
untuk dirawat di ICU.
Sedangkan dari sisi medis untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar, pasien
sebaiknya dirujuk ke RS lain yang memiliki fasilitas lebih lengkap sesuai kebutuhan
pasien. Akan tetapi berdasarkan kode etik, perawat dan dokter harus menghormati
otonomi pasien yang saat ini diwakili oleh keluarga, yaitu menolak untuk dirujuk. Hal
ini membawa konsekwensi yang buruk yaitu pasien meninggal pada hari ke 10.
b. Utilitarianisme evolusioner oleh Singer
Menurut teori ini, memaksimalkan pemanfaatan yang lebih tinggi kepada manusia
sehingga memungkinkan tindakan- tindakan medis guna mencegah adanya kecacatan
yang permanen dimana kecacatan tersebut mengakibatkan manusia tersebut menjadi
TEORI ETIK KEPERAWATAN : UTILITARIANISME
beban bagi manusia lainnya. Sehingga dalam kasus diatas keputusan keluarga untuk
tetap melanjutkan perawatan di ICU yang seharusnya dirujuk dapat menimbulkan
kecacatan yang permanen bahkan kematian. Bahkan sebelum pasien tersebut
meninggal, berdasarkan fungsinya An.M secara nyata memberikan beban bagi
keluarganya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Utilitarianisme sering juga disebut consequentialism (konsekuensialisme) yaitu suatu
pemahaman moral yang menilai bahwa semua tindakan dinilai benar/baik atau
salah/jelek semata-mata berdasarkan konsekuensi atau akibat yang ditimbulkan oleh
tindakan tersebut. Konsekuensi dinilai baik apabila bisa memberikan kebahagiaan dan
mengandung asas kegunaan.Konsekuensi tersebut dapat dikumulatifkan sehingga
tindakan dengan kebaikan terbesar adalah kebaikan yang memberikan manfaat
dengan jumlah terbesar. Atau dengan kata lain tindakan yang benar adalah yang
menghasilkan surplus kebahagian terbesar. Moralitas utilitarianisme mengajarkan
agar kepentingan keseluruhan wajib diprioritaskan di atas kepentingan pribadi. Hal
inilah yang membedakan utilitarianisme dengan cara berpikir egoism atau altruism.
20 Kemanfaatan merupakan sesuatu yang mutlak dan dikejar oleh semua orang karena
mereka semua berkenyakinan bahwa kemanfaatan akan menjamin tercapainya
kebahagiaan.
Di dalam dunia kesehatan utilitarianisme lebih berfokus pada mempromosikan bentuk
kualitas hidup. Pelayanan kesehatan tidak selalu mudah menentukan konsekuensi dari
tindakan individu dan siapa yang dapat menentukan apa yang menjadi hasil terbaik
tindakan tersebut. Terkadang pendekatan dentologi dan consequentialist berlawanan
satu sama lain dimana yang satu berpusat pada hal-hal individu, namun yang lainnya
menyatakan hak komunitas yang lebih besar. Inilah yang menjadi kelemahan dari
utilitarianisme bahwa dapat menjadi tidak adil bila kebahagiaan mayoritas (membawa
manfaat terbanyak) menuntut pengorbanan dari pihak yang kebahagiaannya lebih
sedikit (membawa manfaat lebih sedikit), seperti studi kasus dalam bab sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
NO.1778/MENKES/SK/XII/2010
Mason.W.et all., (2008). Key concepts in nursing (p.148). California: SAGE
Potter, P.A.,& Perry, A.G., (2007). Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC
Purba (2009). Dilema etik dan pengambilan keputusan etis dalam praktek
keperawatan jiwa.Jakarta: EGC
20