Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Manusia
secara hakikat adalah makhluk ciptaan tuhan yang maha esa. Pada diri manusia terdapat
perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan. Sebagai makhluk ciptaan tuhan
yang maha esa manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalan kan suatu kehidupan di dunia
ini. Untuk menjalankan suatu tugas, manusia di karuniakan akal dan pikiran. Akal dan pikiran
tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan suatu peran di dunia ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian filsafat ?
2. Apa pengertian jiwa raga dan tubuh manusia ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian filsafat
2. Mengetahui pengertian jiwa raga dan tubuh manusia
BAB II
PEMBAHASAN

MENGETAHUI DAN MEMAHAMI MANUSIA DALAM KAJIAN


FILSAFAT

A. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat adalah metode pemikiran yang membahas tentang sifat dasar dan hakikat
kebenaran yang ada di dunia ini. Filsafat manusia adalah bagian filsafat bagian filsafat yang
membahas apa arti manusia sendiri secara mendetil.

B. KONSEP JIWA RAGA DAN TUBUH MANUSIA DALAM FILSAFAT


kata “jiwa” dan “Badan” (jasad) sudah tidak asing lagi ditelinga kita, kata-kata itu
sudah menjadi bahasa sehari-hari. Kata badan sering pula diganti dengan kata “raga” seperti
yang nampak dalam kalimat “berkorban jiwa dan raga demi membela tanah air dan bangsa”.
Dalam kalimat tersebut tersimpul adanya konsep kesatuan antara jiwa dan badan atau raga.
Jika seseorang mati maka badan akan dikubur dan hancur berkalang tanah. Tapi bersamaan
itu pula jiwanya melayang atau lenyap, karena orang tidak akan melihatnya lagi. Dia
berkorban jiwa dan raga, tapi dibalik pengertian formal itu sebenarnya tersembunyi suatu
pengertian lain yang diyakini oleh orang yang bersedia berkorban itu yaitu bahwa
sungguhpun raga dan nyawanya lenyap, jiwa dipercayai tetap “hidup”, terutama bagi yang
beragama. Jiwa itu (berharap) akan kembali kepada Tuhan dan hidup bahagia di sisi-Nya.
Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT surat al-Baqarah ayat 154,

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur dijalan Allah (bahwa
mereka itu) telah mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu tetap hidup, tetapi kamu tidak
menyadari”.

Pembicaraan tentang jiwa memang masih sedikit karena banyak dari ilmuwan yang terjebak
ayat al-Qur’an yang menerangkan bahwa ruh itu adalah urusan Allah dan Kita hanya diberi
sedikit sekali pengetahuan tentangnya (QS. al-Isra: 85) padahal ayat itu mengisyaratkan
bahwa masalah tentang ruh atau jiwa (ruh yang telah mempribadi) itu adalah sesuatu yang
dapat dipelajari.

Plato dapat disebut orang yang pertama yang memulai studinya dengan obyek yang khusus
ini. Ia mulai dengan membedakan antara jiwa dan raga (badan) itu sedemikian rupa sehingga
orang memperoleh pengertian mengenai adanya konsep dualisme jiwa-raga ini.

Dia mengatakan bahwa jiwa merupakan satu substansi yang eksistensinya mendahului badan
yang untuk sementara waktu tertutup di dalam badan seperti dalam sebuah penjara,dan yang
dapat menjadi dirinya secara sempurna hanya setelah ia keluar dari badan itu. Ia adalah “ada”
dan badan adalah sesuatu yang lain dari “ada” sehingga bisa dikatakan bahwa Plato
mengajarkan tentang jiwa dan badan suatu ajaran yang dinamakan dualisme.

Dualisme itu ditolak oleh Aristoteles,seorang murid Plato. Dia berpendapat bahwa setiap
makhluk hidup adalah sesuatu yang satu yang merupakan satu substansi saja, akibatnya jiwa
bukanlah suatu substansi dia tidak bisa bereksistensi terpisah dari badan.

Pada masa menjelang abad modern, dalam kurun pencerahan Eropa Barat tokoh yang tampil
dalam pembahasan dualisme jiwa-badan adalah Rene Descartes (1596-1660 M) yang terkenal
dengan perkataannya “Cogito Ergo Sum” (Saya berfikir, karena itu saya ada). Descarter
melihat kesaling-terkaitan jiwa–badan, dimana jiwa pada hakekatnya mengarah kepada
badan. Kalau badan sakit, jiwa turut merasakannya, tapi jiwalah yang memberi kesadaran dan
arti pada badan dan menunjukkan adanya “aku”. Keduanya berbeda, namun saling berkaitan.
Dari pendapat Descartes ini melahirkan dampak pada penilaiaan filosof-filosof sesudahnya,
seperti Ludwig Feuerbach (1804-1872) dan George Berkeley (1685-1753).

Ludwig Feuerbach, filosof Jerman pada pokoknya mengatakan bahwa manusia itu pada
hakekatnya adalah badan tubuh raga yang merupakan bagian dari materi yang lebih luas.
Dalam pandangan materialisme ini yang rohani tidak ada, termasuk jiwa. Kalaupun terdapat
gejala-gejala yang disebut dan dianggap sebagai rohaniah, termasuk persepsitentang Tuhan,
maka hal itu adalah efek-efek saja dari materi, sebagaimana halnya banyak gejala timbul
karena proses kimiawi. Jiwa menurutnyahanyalah ekspresi dari tubuh.

Pendapat ini berlawanan dengan pandangan filosof Irlandia, George Berkeley (1685-1753 M)
yang justru mengingkari adanya materi sebagai yang hakiki, tentu saja kehadiran materi itu
tidak bisa diingkari, tetapi materi itu ada karena dipersepsikan oleh jiwa yang berisikan akal
(Being is Being perceived). Semua yang hadir hanyalah pengalaman jiwa. Ia sebenarnya
tidak menyangkal adanya tubuh, tapi tubuh itu sendiri pada hakekatnya adalah manifestasi
dari kehadiran ruh. Ruh adalah pusat segala sesuatu dalam kehidupan yang bertindak sebagai
subyek dan menempatkan yang lain sebagai obyek. Badan hanyalah cerminan dari yang
rahani. Yang hakekatnya adalah jiwa.

Kedua pandangan ekstrem yang diwakili oleh Feuerback di satu kutub dan Berkeley di lain
kutub yang berlawanan itu mungkin saja cenderung untuk tidak diterima oleh masyarakat
ramai. Setidaknya tidak sepenuhnya dianggap benar. Namun, pandangan itu tetap bermanfaat
bagi pemahaman tentang jiwa maupun badan. Karena dengan mendasarkan diri dan bertolak
dari salah satu aspek manusia, yaitu badan atau jiwa, maka pengetahuan mengenai tiap-tiap
hal itu akan cenderung semakin mendalam.

Menurut al-Ghazali, seorang pemikir Islam, bahwa jiwa yang bersih akan membawa dampak
yang positif bagi perbuatan-perbuatan anggota badan, karena jiwa dan badan itu dipandang
memiliki hubungan saling menerima kesan, seperti yang pernah diungkapkan dalam kitabnya
bahwa jiwa itu apabila telah menjadi sempurna dan telah bersih, maka perbuatan-perbuatan
anggota badan akan menjadi baik. Begitu juga badan, jika kesan-kesan yang telah
ditimbulkan itu baik, maka akan tumbuhlah dalam jiwa, tingkah laku yang baik dan akhlak
yang diridhai oleh Allah.

Dari ungkapan ini selain mengandung teori psikologi tentang hubungan jiwa dan tingkah laku
jasmani, juga memuat sebuah konsep, bahwa bahwa tingkah laku manusia itu sangat
ditentukan oleh keadaan jiwanya dalam relasi horisontalnya dengan alam atau lingkungan
dan relasi transendentalnya dengan Tuhan. Ini berarti bahwa unsur rohaniah (kejiwaan)
manusia dipandang sangat menentukan terhadap keadaan perbuatan jasmaninya sendiri.

Teori Psikologi al-Ghazali tentang hubungan antara jiwa dan tingkah laku lahiriah adalah
sejalan dengan teori psikologi modern. Menurut Psikologi modern, hubungan jiwa dan
perbuatan lahiriah hampir tak bisa dipisahkan, karena tingkah laku lahiriah ditentukan oleh
keadaan psikologis yang ada dalam pikiran dan perasaan.
Simpulan
Tubuh bukanlah wadah atau penjara bagi jiwa seperti yang digambarkan plato, tubuh
adalah bagian dari kesatuan subtansial manusia. Ia merupakan bagian dari ekstensi manusia.
Karena tubuhlah manusia bisa berada di dunia.
Jika kita menembus materi pada tubuh manusia tampaklah struktur tubuh manusia
seperti sel , atom, proton, dan neutron membentuk suatu tarian penciptaan yang luar biasa dan
tak pernah berhenti. Setiap saat sel-sel memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan
menciptakan bagian-bagian yang baru. Tubuh itu mempunyai daya cipta yang luar biasa.
Dibalik tarian penciptaan itu ada sebuah daya yang mengendalikan. Kekuatan itu adalah
pikiran kita sendiri. Pikiran itu dapat mengendalikan dan mengatur tarian penciptaan itu.
Namun, perlu diketahui bahwa pikiran itu muncul melalui jiwa kita sendiri sehingga
muncullah perasaan cinta, peduli dan lain-lain.
Daftar Pustaka

William J. Morgan & Klaus V. Meier .(1988).Philosophic Inquiry in Sport. USA. Human
Kinetics Publishers.
Naraha.P.D.P.J(……….). Konsep Jiwa Manusia Menurut Aristoteles dan Sigmund Freud,
Suatu Telaah Filosofis. Jakarta. Perputakaan Universitas Indonesia. [online]:
http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=20291567&lokasi =local .
Diakses 2 Oktober 2017.
Mary Midgley. 2014. Soul, Mind, Bodies &Planet. Artikel [online]:
https://muhsinpamungkas.wordpress.com/2012/06/04/jiwa-pikiran-tubuh-dan-
planet-bagian-1/. Diakses 2 Oktober 2017.
Saputra A. (2015). Esensi Jiwa Dalam Kehidupan Manusia.
[online]:https://www.academia.edu
/16460818/MAKALAH_HAKEKAT_MANUSIA_DALAM_PANDANGAN_FILS
AFAT. Diakses 2 Oktober 2017.
Bremmer, Jan. 1993. The Early Greek Concept of the Soul (PDF). Princeton: Princeton
University Press.
Utama, I Gusti Bagus Rai. 2013.Filsafat Ilmu Dan Logika. Universitas Dhyana Pura Badung.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i


DAFTAR ISI ...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1


A. LATAR BELAKANG ...................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ...............................................................................1
C. TUJUAN ........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. PENGERTIAN FILSAFAT ............................................................................ 2
B. PENGERTIAN JIWA RAGA DAN TUBUH MANUSIA ............................ 2
..................................................................................................................................................
Mata Kuliah : Dosen Pengampu
Sejarah dan filsafat olahraga Loli Manurizal,M.Pd

MENGETAHUI DAN MEMAHAMI MANUSIA DALAM KAJIAN


FILSAFAT

Disusun Oeh:

ARI YOULANDRA ( 1934031 )


KRISNA GILANG RAMADHAN ( 1934043 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASIR PANGARAIAN

Anda mungkin juga menyukai