Anda di halaman 1dari 3

Dampak Penerapan PHT Terhadap Intensitas Kerusakan Tanaman Kelapa

Perubahan intensitas kerusakan tanaman kelapa diamati berdasarkan status kerusakan


awal, kemudian diikuti perkembangannya selama sepuluh bulan. Intensitas kerusakan sangat
berat (SB) dan berat (B) menunjukkan penurunan cukup tajam sedangkan kerusakan sedang
(S) dan ringan (R) menunjukkan penurunan yang melandai. Kemampuan tanaman kelapa
untuk pulih terhadap kerusakan yang terjadi akibat serangan hama T. monoloncha dapat
diterangkan lebih jelas berdasarkan perubahan warna kotak seperti pada Tabel 2. Tanaman
kelapa dengan intensitas kerusakan sangat berat, saat pengamatan ketiga dan keempat
statusnya berubah menjadi berat, dan saat pengamatan kelima dan keenam status kerusakan
turun menjadi sedang. Tanaman kelapa dengan status kerusakan berat berubah menjadi
sedang dan ringan pada pengamatan ketiga dan keenam. Tanaman kelapa dengan status
kerusakan sedang, berubah menjadi ringan saat pengamatan keenam sedangkan tanaman
terserang ringan statusnya tetap tetapi dengan nilai intensitas kerusakan yang semakin
menurun.

Gambar Perkembangan intensitas kerusakan tanaman kelapa pada awal sampai sepuluh bulan
berikutnya.
Tingginya penurunan tingkat kerusakan pada tanaman kelapa yang terserang berat dan
sangat berat (berarti terjadi pemulihan), antara lain disebabkan karena tanaman masih
berumur muda dan belum menghasilkan (TBM) sehingga energi yang diperoleh dari
pemupukan lebih terfokus pada pertumbuhan dan perkembangan vegetatif tanaman.
Sebaliknya, pada tanaman dengan kerusakan sedang sampai ringan yang adalah tanaman
sudah menghasilkan (TM), penggunaan energi yang diperoleh terbagi yaitu selain untuk
pertumbuhan vegetatif tanaman juga untuk pembentukan bunga dan buah kelapa. Itulah
sebabnya penurunan tingkat kerusakan menjadi lebih lambat karena terbaginya hasil
fotosintesa.
Dampak Bagi Pertumbuhan Tanaman
Pertambahan jumlah pelepah tanaman berdasarkan status kerusakan (ringan, sedang,
berat, sangat berat) dalam waktu pengamatan yang sama (per 2 bulan) menunjukkan pola
yang sama. Bertambahnya jumlah pelepah kelapa merupakan respon tanaman untuk pulih
kembali setelah diserang hama. Kemampuan dan kecepatan tanaman untuk pulih kembali
bergantung pada tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh hama T. monoloncha.

Gambar Pertambahan jumlah pelepah kelapa berdasarkan status kerusakan tanaman akibat
hama T. monoloncha.
Pertambahan pelepah setiap tanaman kelapa adalah satu pelepah per bulan. Upaya
pemupukan (recovery) yang diikuti dengan sanitasi pada tanaman dengan populasi hama T.
monoloncha semakin menurun menunjukkan pemulihan tanaman yang lebih cepat. Produksi
buah kelapa hanya diamati pada tanaman yang telah menghasilkan. Petani Desa Tolonuo
melakukan panen kelapa empat bulan sekali. Banyak sedikitnya jumlah buah kelapa yang
dipanen sangat tergantung pada kondisi tanaman. dengan kemampuan tanaman
berfotosintesis, dimana tanaman yang berdaun banyak tentunya memiliki keunggulan karena
permukaan daunnya lebih luas. Tanaman dengan intensitas kerusakan ringan memiliki
permukaan daun yang lebih luas dibandingkan dengan tanaman dengan intensitas kerusakan
sedang.
Pada awal pengamatan, jumlah buah kelapa yang dipanen hanya sekitar 15 butir per
pohon sedangkan pada akhir pengamatan 45 butir per pohon. Ini menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan produksi sebesar 30 butir per pohon. Kombinasi pengendalian populasi hama T.
monoloncha, pemberian pupuk, dan sanitasi merupakan upaya untuk mengembalikan
tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangan yang normal sedangkan meningkatnya
produksi adalah output dari kemampuan tanaman untuk berproduksi setelah diberikan
treatment.

Gambar Produksi rata-rata buah kelapa per pohon di Desa Tolonuo, Kec. Tobelo Utara, Kab.
Halmahera Utara

Anda mungkin juga menyukai