OLEH :
II. TUJUAN :
1. Untuk mengidentifikasi karakteristik bakteri melalui uji katalase
2. Untuk mengetahui karakteristik uji gelatin
3. Umtuk mengetahui reaksi yang terjadi pada uji katalase
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakkukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui
sifat-sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme, yakni selama
reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang
menggunakan energi untuk sintesiskomponen-komponen sel dan untuk kegiatan seluler,
seperti pergerakan. Ciri fisisologi ataupun biokimia merupakan kretika yang amat penting
didalam identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan
ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis
yang memadai mengenai kandungan organik yang diperiksa muka penentuan spesiesnya
tidak mungkin dilakukan. Karakterisasi dan klasifikasi sebagian mikoorganime seperti
bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun biokimia. Mikroorganisme dapat
tumbuh pada beberapa tipe media yang memperoduksi tipe metabolit yang dapat
dideteksi degan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yang dapat
menghasilkan perubahan warna reagen (Cowan, 2004).
Enzim pada mikroorganism terbagi atas dua yaitu yang bekerja diluar tubuh
mikoorgansme (eksoenzim) dan yang bekerja didalam tubuh mikroorganisme
(endoenzim). Eksoenzim berfungsi untuk memecah molekul besar sehingga dapat masuk
kedalam tubuh mikoorganisme. Endoenzim berfungsi untuk melakukan sintesis pada sel
sehingga sel mampu memperoleh energi dari sumber nutrisi yang didapat.
Adapun uji kimia dalam biokimia mikroorganisme dapat dilihat dengan uji seebagai
berikut:
1. Hidrolisis Pati, pati dapat dihidrolisis oleh mikroorganisme tertentu degan hasil akhir
dekstrin. Hidrolisis terjadi dikarenakan adanya enzim amilase yang dihasilkan
mikroorganisme tertentu. Kemampuan mikroorganisme dalam meghidrolisis pati
dapat diuji dengan menetaskan larutan iodium diatas koloni pada media starch Agar
dimana jika terbentuk daerah bening disekitar koloni menandakan terjadinya
hidrolisis pati oleh enzim amilase.
2. Hidrolisis Lipid, lipid merupakan senyawa yang mempunyai berat molekul yang
tinggi. Beberapa mikroorhanisme dapat menghidrolisis lipid menghasilkan gliserol
dan asam lemak. Hasil hidrolisis lipid selanjutnya dioksidasi dalam kondisis aerob
menghasilkan energi untuk sel. Kemampuan mikroorganisme untuk menghidrolisis
lipid dengan bantuan enzim lipase dapat digunakan medium lipid
agar.mikroorganisme yang mampu menghasilkan lipase akan memperlihatkan zona
lipolisis, ditunjukkan dengan adanya daerah-daerah terang disekitar pertumbuhan
koloni. Perubahan daerah suram pada medium lipid menjadi daerah terang disekitar
pertumbuhan koloni diakibatkan oleh reaksi hidrolisis menghasilkan asam lemak dan
gliserol yang terlarut.
3. Hidrolisis Kasein, kasein merupakan protein utama dalam susu, merupakan
mikromolekul yang terdiri dari asam amino yang diikat oleh ikatan peptida. Kasein
merupakan suspensi koloid sehingga menyebabkan susu terlihat putih dan mengkilap.
4. Hidrolisis gelatin, beberapa mikroorgaisme mampu menghidrolisis gelatin, karena
daat menghasilkan eksoenzim proteolitik yang disebut gelatinase. Gelatin yang telah
dihidrolisis akan tetap cair meskipun dsimpan pada suhu 4 derakat celcius, sebaliknya
medium yang tidak dihidrolisis akan membeku.
5. Uji katalase, selama respirasi aerobik mikroorganisme menghasilkan H2O2 yang
bersifat toksik. Akumulasi senyawa ini dapat menyebabkan kematian jika tidak enzim
yang dapat menguraikannya. Hidrogen peroksida dihasilkan oleh mikroaerofilik yang
menggunakan respirasi aerobik, dimana oksigen bertindak sebagai aseptor elektron
selama penguraian karbohidrat untu menghasilkan energi. Uji positif ditandai dengan
terbentuknya gelembung oksigen yang menunjukkan mikroorganisme tersebut
menghasilkan enzim katalase (Tim Dosen, 2019).
Uji Katalase
a. Bakteri Basillus Terdapat gelembung gas
Pada uji hidrolisis gelatin yang dilakukan terbukti bahwa bakteri Basillus dan
bakteri E. coli mengandung gelatin, hal ini terbukti bahwa pada saat dilakukan uji
hidrolisis bakteri Basillus dan bakteri E. coli tetap mencair. Karena gelatin yang
telah dohidrolisis akan tetap cair meskipun disimpan pada suhu 4 derajat. Pada saat
dilakukan uji katalase, kedua bakteri tersebut yaitu bakteri E. Coli dan bakteri
Basillus terbukti mengandung enzim katalase karena pada saat dilakukan uji, kedua
bakteri tersebut menghasilkan gelembung oksigen.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil pengamatan dapat disimpukan bahwa:
1. Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk
mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri anaerob fakultatif atau
anaerob obligat. Hasil uji positif dalam ercobaan yang dilakukan adalah
timbulnya gelembung-gelembung oksigen beberapa saat setelah ditetesi oleh
H2O2.
2. Pada uji gelatin yang menjadi penanda ada tidaknya enzim gelatin pada bakteri
yaitu jika media memadat atau membeku setelah dihidrolisis maka menunjukkan
negatif ( bakteri tidak dapat mencerna gelatin). Jika media tetap cair setelah
dihidrolisis maka menunjukkan positif ( bakteri dapat mencerna gelatin).
3. Reaksi yag terdapat pada uji katalase adalah enzim katalase yang dapat
mengubah hidrogen oetoksida menjadi air dan oksigen dengan reaksi sebagai
berikut : 2H2O 2H2O + O2
Radji, Maksum. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi. Buku Kedokteran EGC: Jakarta